Anda di halaman 1dari 7

Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi p-ISSN 1907-3089, e-ISSN2651-5869

Volume 14, Nomor 1, Januari 2022, pp.88-94 https://journal.uniku.ac.id/index.php/quagga

Keanekaragaman Moluska Dan Vegetasi Perairan Danau Sentani

Roma Meriana Manalu1), Suriani Br. Surbakti 2) dan Puguh Sujarta3)


1
Program Studi Magister Biologi, FMIPA, Universitas Cenderawasih
email: romamariantamanalu@gmail.com
2
Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Cenderawasih
email: anisurbakti1106@yahoo.com
3
Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Cenderawasih
email: cakpuguh69@gmail.com

APA Citation: Manalu, R.M., Surbakti, Br.S., Sujarta, P. (2022). Keanekaragaman Moluska dan
Vegetasi Perairan Danau Sentani. Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi,
14(1), 88-94. doi: 10.25134/quagga.v14i1.5002.

Received: 09-11-2021 Accepted: 25-12-2022 Published: 10-01-2022

Abstrak: Moluska merupakan kelompok hewan invertebrata yang berdistribusi secara luas dan
mampu hidup di beberapa tipe habitat. Moluska merupakan hewan lunak yang mempunyai cangkang,
termasuk kelas gastropoda dan bivalvia pada umumnya berhasil menyesuaikan diri dan berasosiasi
di beberapa tempat. Tujuan penelitian meliputi (1) untuk mengetahui keanekaragaman Moluska dan
(2) untuk mengetahui keanekaragaman vegetasi perairan. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode transek dikombinasi dengan metode plot (1x1m) untuk sampling moluska dan metode
purposive sampling untuk kajian tipe substrat dan keanekaragaman vegetasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) dijumpai 7 famili, 8 genus dan 8 spesies moluska meliputi Tarebia granifera,
Pomacea canalicula L., Melanoides tuberculate, Thiara scabra, Pilsbryoconcha exilis, Bellamya
javanica, Faunus ater, dan Gyraulus convexiusculus. (2) dijumpai 5 famili, 7 genus dan 7 sepsies
vegetasi perairan meliputi Eichhornia crassipes, Nymphaea lotus L., Vallisneria americana, Hydrilla
verticillate, Ottelia alismoides L., Pistia stratiotes L., dan Spirogyra sp.
Keywords: moluska; gastropoda; bivalvia; vegetasi; danau sentani

Abstract: Mollusca bellongs to gastropods and bivalvia in general, they are group of Invertebrate
animals living in several types of habitat. This research aims to understand: (1) the variety of
Mollusca, and (2) the variety of sea vegetation. Plot sampling were use as method with 1MX 1M plot
for mollusca samplinh, while for its substrate and sea vegetation purposive sampling were use. The
results shows that there were 7 families, 8 genus and 8 spescies of mollusca. They were Tarebia
granifera, Pomacea canalicula L., Melanoides tuberculate, Thiara scabra, Pilsbryoconcha exilis,
Bellamya javanica, Faunus ater, and Gyraulus convexiusculus. For sea vegetation there were 5
families, 7 genera and 7 sepecies and they were Eichhornia crassipes, Nymphaea lotus L., Vallisneria
americana, Hydrilla verticillate, Ottelia alismoides L., Pistia stratiotes L., dan Spirogyra
Keywords: mollusca; gastropod; bivalvia; vegetation; sentani lake

PENDAHULUAN mempengaruhi kepadatan moluska (Triwiyanto


Moluska merupakan salah satu hewan et al., 2015).
jenis makrozoobentos yang hidupnya berada di Pada filum moluska kelas terbesarnya
dasar perairan. Moluska mempunyai sifat adalah kelas gastropoda dan bivalvia.
kosmopolit, yang memiliki daerah persebaran Gastropoda dikenal dengan siput dan bekicot
yang sangat luas. dapat hidup di darat, air yang hidup di laut, air tawar dan banyak yang
tawar, dan air laut (Isdrajad, 2010). Moluska hidup di darat (Suwignyo, 2005). Sedangkan
dapat hidup pada berbagai substrat, baik kelas bivalvia mencakup berbagai jenis seperti
substrat berpasir, berbatu dan berlumpur, kerang, remis, dan kijing (Rhomimohtarto,
memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap 2009). Bivalvia umumnya hidup pada substrat
lingkungan yang ekstrim sehingga dapat berpasir, lumpur dan sebagian melekat pada
benda lain seperti batu karang. Kemampuan

88
Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi p-ISSN 1907-3089, e-ISSN2651-5869
Volume 14, Nomor 1, Januari 2022, pp.88-94 https://journal.uniku.ac.id/index.php/quagga

hidup gastropoda dan bivalvia tergantung Berdasarkan uraian sebelumnya maka


terhadap semua yang terjadi pada faktor tujuan penelitiannya meliputi: (1) untuk menge-
abiotik. Adanya hubungan saling tahui keanekaragaman Moluska dan (2) untuk
ketergantungan antara organisme-organisme mengetahui keanekaragaman vegetasi perairan.
dengan faktor abiotik sehingga dapat
menentukan kualitas suatu perairan (Sitorus, METODOLOGI PENELITIAN
2008). Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli
Moluska memegang peranan penting bagi hingga Desember 2020. Kawasan penelitian
kehidupan manusia dan salah satu jenis hewan terletak di Danau Sentani meliputi wilayah inlet
yang sering ditemukan serta dimanfaatkan. yaitu Yahim, wilayah outlet yaitu Puay,
Bentuk pemanfaatannya juga beragam, ada wilayah yang sedikit pemukiman yaitu
yang digunakan sebagai sumber bahan Babarongko dan Kensio, Dondai, Abar, Anele,
makanan (Szabo dan Amesbury, 2011), atau Khameyaka, Putali serta wilayah yang banyak
bahkan sebagai simbol kebudayaan tertentu dan pemukiman yaitu Yoka. Berikut gambar titik
status sosial (Claassen, 1998). Selain itu juga kawasan penelitian.
moluska diantaranya gastropoda dan bivalvia
dapat dijadikan sebagai bioindikator pada
ekosistem perairan (Macintosh et al., 2002).
Kelompok moluska beberapa diantaranya
memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat, yang
dapat dijadikan sebagai pendapatan keluarga.
Sebagai bahan pangan karena sebagai sumber
protein hewani penting bagi masyarakat sekitar
Danau Sentani (Surbakti et al., 2008).
Danau Sentani merupakan danau terbesar
di Provinsi Papua, yang memiliki luas 93,6 km2
dengan kedalaman maksimum 140 m. Danau
Sentani memiliki banyak fungsi yaitu sebagai
penyedia kebutuhan air, irigasi, perikanan, Gambar 1. Peta lokasi penelitian
pariwisata, dan transportasi air (KLH, 2014).
Dengan luas demikian Danau Sentani Populasi dalam penelitian ini adalah
menyimpan berbagai ekosistem yang cocok seluruh jenis moluska (gastropoda dan bivalvia)
untuk berbagai organisme di dalamnya yang dan vegetasi perairan yang terdapat di Danau
Sentani. Sampel dalam penelitian ini adalah
dapat memberi nilai tambah baik secara
ekologi, sosial, dan ekonomi masyarakat. jenis-jenis moluska dan vegetasi perairan yang
Komponen biotik yang ditemukan di terdapat dalam petak atau plot.
danau salah satunya adalah kelompok moluska Alat dan Bahan yang digunakan seperti
(gastropoda dan bivalvia), memiliki fungsi plot kuadrat, alat pencuplik moluska, roll
penting dalam rantai makanan adalah detritus. meter, GPS, DO meter, pH meter, saringan
Sumber pokok detritus berasal dari dedaunan bentos, coolbox, kantong sampel, kamera,
yang mengalami pelapukan di dasar perairan alkohol 70% dan 90%, alat tulis, buku
danau yang selanjutnya dimanfaatkan oleh identifikasi moluska.
gastropoda dan bivalvia sebagai dekompositor Teknik pengambilan sampel secara
awal. Gastropoda dan bivalvia merupakan purposive sampling menggunakan metode
organisme yang sukses berasosiasi di beberapa transek dikombinasi metode plot. Garis transek
tempat seperti di danau. Kedua organisme diletakkan tegak lurus mengikuti tepi Danau.
tersebut dapat hidup di serasah, pasir, lumpur Setiap transek tersebut dilakukan kajian tipe
dan bebatuan serta campuran beberapa tipe substrat, jenis vegetasi, jenis moluska yang
terdapat pada setiap plot, jenis moluska yang
substrat (Surbakti et al., 2014). Bentuk asosiasi
moluska dengan vegetasi perairan sangat menempel pada vegetasi kemudian diambil dan
menarik untuk diteliti, khususnya di perairan disaring dengan menggunakan saringan setelah
Danau Sentani. itu dihitung berapa jumlah jenis moluska yang
ditemukan di setiap plot serta jenis vegetasi
yang terdapat dalam setiap plot kajian.

89
Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi p-ISSN 1907-3089, e-ISSN2651-5869
Volume 14, Nomor 1, Januari 2022, pp.88-94 https://journal.uniku.ac.id/index.php/quagga

Tabel 2. Keanekaragaman Moluska di Danau


Sentani
Kategori Penunjuk Cacah individu
Kelas Gastropoda
Familia Thiaridae
Genus Tarebia
Gambar 2. Transek kombinasi metode plot
Spesies Tarebia granifera 2237
Genus Melanoides
Analisis data bersifat kualitatif. Analisis
Spesies Melanoides tuberculate 1447
kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan
Genus Thiara
jenis-jenis moluska dan jenis vegetasi perairan
Spesies Thiara scabra 182
berdasarkan ciri morfologi yang diamati.
Familia Ampullariidae
Kehadiran moluska dalam plot kuadrat
Genus Pomacea
diidentifikasi dan dihitung jumlah individunya,
Spesies Pomacea canalicula L. 766
kemudian ditabulasikan dalam tabel. Analisis
Familia Liymnacidae
data menghitung indeks keanekaragaman
Genus Bellamya
Shanon (H’) dalam Odum (1993) dengan
Spesies Bellamya javanica 13
formula sebagai berikut:
Familia Pachychilidae
ni ni
Genus Faunus
H’ = -∑ ( ) ln ( N ) atau -∑ 𝑃i In 𝑃i Spesies Faunus ater 1
N
Familia Planorbidae
Keterangan : Genus Gyraulus
ni =Jumlah individu setiap jenis Spesies Gyraulus convexiusculus 17
Ni = Jumlah individu seluruhnya Kelas Bivalvia
Menurut Ludwig dan Reynold (1988) Familia Unionidae
Penentuan kriteria indeks keanekaragaman Genus Pilsbryoconcha
sebagai berikut: Spesies Pilsbryoconcha exilis 109
H’<2 artinya keanekaragaman rendah
2<H’<4 artinya keanekaragaman sedang Menurut tabel 1. menunjukkan bahwa
H’>4 artinya keanekaragaman tinggi keanekaragaman moluska terbanyak pada kelas
Gastropoda sebanyak 7 spesies dengan jumlah
HASIL DAN PEMBAHASAN individu 4.663, dan kelas Bivalvia hanya 1
Danau Sentani memiliki batas-batas spesies dengan jumlah individu 109 individu.
wilayah diantaranya wilayah sebelah utara Penelitian sebelumnya oleh Surbakti (2010)
berbatasan dengan Pegunungan Cycloop dan menemukan 9 spesies moluska. Triwiyanto et
Distrik Sentani, wilayah sebelah selatan al., (2015) mengatakan hal ini karena
berbatasan dengan Distrik Kemtuk Gresi, gastropoda memiliki kemampuan untuk
wilayah sebelah timur berbatasan dengan melekat kuat pada substrat bebatuan, selain itu
Distrik Abepura dan wilayah sebelah barat gastropoda memiliki kemampuan adaptasi yang
berbatasan dengan Kampung Boroway. lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang
Kabupaten Jayapura terdiri dari beberapa lain.
Distrik (Lukman dan Fauzi, 1991). Indeks keanekaragaman spesies merupa-
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli kan suatu gambaran tentang keadaan populasi
hingga Desember 2020. Kawasan penelitian organisme secara matematis untuk memper-
terletak di Danau Sentani meliputi wilayah mudah dalam menganalisa informasi-informasi
Yahim, Puay, Babarongko, Kensio, Dondai, jumlah individu masing-masing spesies yang
Abar, Anele, Khameyaka, Putali dan Yoka. Menyusun suatu komunitas. Indeks keaneka-
ragaman memiliki nilai tertinggi jika semua
Hasil sampling moluska di Danau Sentani
individu berasal dari genus atau spesies yang
didapatkan 4772 individu dengan rincian 2
berbeda-beda, sedangkan nilai terendah didapat
kelas, 7 famili, 8 genus dan 8 species. Lebih
jika semua individu berasal dari satu genus atau
jelasnya tentang keanekaragaman moluska di
satu spesies saja (Odum, 1971). Hasil
Danau Sentani dapat dilihat pada tabel 2.
perhitungan indeks keanekaragaman moluska

90
Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi p-ISSN 1907-3089, e-ISSN2651-5869
Volume 14, Nomor 1, Januari 2022, pp.88-94 https://journal.uniku.ac.id/index.php/quagga

di perairan Danau Sentani dapat dilihat pada Keanekaragaman moluska jika bandingkan
gambar 3. dengan hasil sampling faktor kimiafisika
perairan yang ditampilkan pada tabel 3 di
bawah ini.
Tabel 3. Faktor Kimiafisika perairan Danau
Sentani
Faktor Hasil Baku mutu
kimiafisika pengukuran lingkungan
Temperatur 30-34oC 29oC
pH 5-9 7,5
DO 2,4-7 ppm >6 ppm
COD 2,9-40 ppm 25 ppm
BOD 2,5-13 ppm 3 ppm
Nitrit < 0,01 ppm 0,06 ppm
Gambar 3. Indeks keanekaragaman moluska
Faktor temperatur perairan dalam tabel 3
menunjukkan bervariasi, namun di atas baku
Berdasarkan gambar 3 diketahui bahwa
mutu lingkungan. Organisme perairan
hasil analisis keanekaragaman moluska di
mempunyai toleransi yang berbeda-beda
Danau Sentani dengan tingkat keanekaragaman
terhadap suhu. Menurut Burhanuddin (2011)
yang paling tinggi berada pada Kampung
mengatakan bahwa proses kehidupan dan
Kensio yaitu 0.77 (859 individu), Kampung
penyebaran organisme. Pendapat Dewiyanti
Anele 0.66 (153 individu), Kampung
(2004) keberadaan moluska dan seluruh
Kameyaka 0.69 (184 individu), Kampung
komunitas cenderung bervariasi dengan
Babrongko 0.63 (284 individu) , Kampung
berubahnya suhu.
Abar 0.61 (1136 individu) Kampung Dondai
Faktor derajad keasaman perairan juga
0.61 (124 individu), Kampung Puay 0.31 (108
menunjukkan bervariasi, Menurut Wijayanti
individu), Kampung Yoka 0.48 (770 individu),
(2007) pH yang mendukung kehidupan
Kampung Yahim 0.36 (840 individu) dan yang
moluska berkisar antara 5,7-8,4. Sedangkan
memiliki tingkat keanekaragaman yang rendah
untuk bivalvia hidup pada batas kisaran pH 5,8-
yaitu Kampung Putali 0.31 (314 individu).
8,3. Nilai pH <5 dan >9 menciptakan kondisi
Dapat dijelaskan bahwa kisaran indeks
yang tidak menguntungkan bagi kebanyakan
keanekaragaman moluska di Danau Sentani
organisme seperti moluska.
saat sampling antara 0,31-0,77, berdasarkan
Faktor oksigen terlarut perairan juga
ketentuan kriteria indeks keanekaragaman oleh
menunjukkan bervariasi. Effendi (2003)
Ludwig dan Reynold (1988) dikatakan bahwa
mengatakan perubahan kandungan oksigen
indeks keanekaragamannya rendah (H’ < 2)
sangat berpengaruh terhadap kelangsungan
artinya kondisi perairan kurang baik atau
hidup bagi biota air. Sehingga semakin tinggi
terganggu yang mengindikasikan bahwa di
kadar oksigen di perairan maka akan semakin
dalam perairan itu kondisinya berubah-ubah.
banyak organisme yang bisa bertahan hidup.
Kondisi demikian dapat dipengaruhi oleh
McNeely et al. (1979) berpendapat di perairan
beberapa faktor yang sangat berkaitan dengan
air tawar, kadar oksigen terlarut berkisar antara
kehidupan bagi moluska. Keanekaragaman
15 mg/liter pada suhu 0o C dan 8 mg/liter pada
moluska di perairan danau dipengaruhi oleh
suhu 25oC.
beberapa faktor diantaranya faktor habitat
Faktor kebutuhan oksigen kimia (COD)
(substrat) dan faktor kimiafisika perairan.
perairan juga menunjukkan bervariasi. Effendi
Menurut Lihawa (2013) Keanekaragamanan
(2003) mengatakan COD menggambarkan
moluska di alam dipengaruhi oleh beberapa
jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk
faktor abiotik dan biotik seperti kondisi
mengoksidasi bahan organik secara kimiawi.
lingkungan, ketersediaan makanan,
Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar
pemangsaan oleh predator dan kompetisi. pada
biasanya kurang dari 20 mg/L, sedangkan
kondisi lingkungan ekosistem yang tercemar
perairan yang tercemar dapat lebih dari 200
keanekaragaman cenderung rendah.

91
Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi p-ISSN 1907-3089, e-ISSN2651-5869
Volume 14, Nomor 1, Januari 2022, pp.88-94 https://journal.uniku.ac.id/index.php/quagga

mg/L, dan limbah industri dapat mencapai Genus Ottelia


60.000 mg/L. Spesies Ottelia alismoides L 0,18
Faktor kebutuhan oksigen biologi (BOD) Familia Araceae
perairan juga menunjukkan bervariasi. Effendi Genus Pistia
(2003) mengatakan BOD merupakan jumlah Spesies Pistia stratiotes L 1,88
bahan organik yang dapat didekomposisi secara Kelas Chlorophyceae
biologi berupa bahan organik yang berasal dari Familia Zygnemataceae
pembusukan tumbuhan dan hewan yang telah Genus Spirogyra
mati atau hasil pembuangan limbah domestik Spesies Spirogyra sp. 1,24
dan industri. Perairan yang belum tercemar
memiliki kadar BOD 0,5-7,0 mg/L. Sedangkan Persentase tutupan vegetasi sangat
perairan yang telah mengalami pencemaran berhubungan dengan populasi moluska, selain
kadar BOD lebih dari 10 mg/L. sebagai sumber makanan juga sebagai tempat
Pengukuran nitrit juga menunjukkan hidup bagi moluska. Hubungan ini dapat
bervariasi. Effendi (2003) mengatakan Nitrit disebut sebagai asosiasi. Asosiasi moluska
adalah ion-ion anorganik alami yang diketahui berdasarkan kehadiran
merupakan bagian dari siklus nitrogen. keanekaragaman moluska dalam
Keberadaan nitrit di perairan menggambarkan keaneakaragaman vegetasi dalam bentuk
berlangsungnya suatu proses biologis yang prosentase tutupannya.
merombak bahan organik dengan kadar oksigen Hubungan antara keanekaragaman
terlarut sangat rendah. Kadar nitrit di perairan moluska dengan kenaekaragaman vegetasi
jarang melebihi 1 mg/liter, Kadar nitrit yang perairan menunjukkan bahwa antara populasi
lebih dari 0,05 mg/liter sangat berbahaya bagi moluska dan vegetasi perairan berasosiasi
kehidupan suatu organisme perairan. positif bagi vegetasi yang mempunyai
Selain faktor abiotik yang telah dijelaskan persentase tutupan yang tinggi. Kovaks (1992)
(Tabel 3), keanekaragaman moluska juga menyatakan bahwa tingginya kehadiran
dipengaruhi oleh faktor biotik yaitu vegetasi tumbuhan air di dalam suatu perairan baik yang
yang ada di danau. Menurut Sunanisari et.al. sejenis ataupun berbeda jenis menandakan
(2008) mengatakan vegetasi perairan daerah tersebut memiliki tingkat kesuburan
merupakan salah satu komponen biologi dalam tinggi. Perbedaan jumlah spesies dan jumlah
ekosistem danau yang sangat sensitif terhadap individu tumbuhan air yang ditemukan di tiap
perubahan kondisi lingkungan yang memiliki kawasan kajian berhubungan dengan tipe
peranan penting dalam menjaga keseimbangan substrat dan tipe arus, dan aktivitas masyarakat.
perairan. Ketiga komponen perairan saling ber-
Berdasarkan hasil sampling ditemukan 7 hubungan erat yaitu komponen
jenis tumbuhan air yang terdapat di sekitar keanekaragaman moluska, keanekaragaman
kawasan Danau Sentani (Tabel 4). vegetasi dan faktor fisika kimia perairan.
Menurut Lihawa (2013) bahwa
Tabel 4. Keanekaragaman vegetasi perairan keanekaragamanan moluska di alam
Kategori Penunjuk % penutupan dipengaruhi oleh beberapa faktor abiotik dan
Kelas Magnoliopsida biotik seperti kondisi lingkungan, ketersediaan
Familia Pontederiaceae makanan, pemangsaan oleh predator dan
Genus Eichhornia kompetisi.
Spesies Eichhornia crassipes 3,49
Familia Nymphaeacea SIMPULAN
Genus Nymphaea Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
Spesies Nymphaea lotus L. 4,82 bahwa (1) dijumpai 7 famili, 8 genus dan 8
Kelas Liliopsida spesies moluska meliputi Tarebia granifera,
Familia Hydrocharitaceae Pomacea canalicula L., Melanoides tuberculate,
Genus Vallisneria Thiara scabra, Pilsbryoconcha exilis, Bellamya
Spesies Vallisneria americana 0,89 javanica, Faunus ater, dan Gyraulus
Genus Hydrilla convexiusculus. (2) dijumpai 5 famili, 7 genus
Spesies Hydrilla verticillata 30,45 dan 7 sepsies vegetasi perairan meliputi

92
Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi p-ISSN 1907-3089, e-ISSN2651-5869
Volume 14, Nomor 1, Januari 2022, pp.88-94 https://journal.uniku.ac.id/index.php/quagga

Eichhornia crassipes, Nymphaea lotus L., intertidal biodiversity: a study in the


Vallisneria americana, Hydrilla verticillate, ranong Mangrove Ecosystem, Thailand.
Ottelia alismoides L., Pistia stratiotes L., dan Estuarine, Coastal and Shelf Science.
Spirogyra sp. (55):331–345.
McNeely, R.N., Nelmanis, V.P., and Dwyer, L.
UCAPAN TERIMA KASIH 1979. Water quality source book, a guide
Ucapan terima kasih kami tujukan kepada to water quality parameter. Inland
bapak ibu pembimbing tesis di Program Studi waters directorate, water quality branch,
Magister Biologi FMIPA Universitas Ottawa. Canada.89 p.
Cenderawasih Papua. Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar ekologi. Edisi
ketiga Gajah mada University Press.
REFERENSI Jogjakarta. H. 134-162.
Burhanuddin., dan E.A. Hendrajat. 2011. Rhomimohtarto, K. dan S. Juwana. 2009. Ilmu
Pertumbuhan ikan nila merah gift F1 dan pengetahuan tentang biota laut. Biologi
nila merah gift F2 di Tambak. Prosiding laut. Djambatan. Jakarta.
Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. Sitorus, D.B.R. 2008. Keanekaragaman dan
1(1):1193-1200. distribusi bivalvia serta kaitannya dengan
Claassen, C. 1998. Shells. Cambridge: faktor fisika kimia di perairan Pantai
Cambridge University Press. Labu Kabupaten Deli Serdang. Tesis.
Dewiyanti, I. 2004. Struktur komunitas Universitas Sumatera Utara. Medan.
moluska (gastropoda dan bivalvia) serta Sunanisari, S., A.B. Santoso, E. Mulyana, S.
asosiasinya pada ekosistem mangrove di Nomosatryo, dan Y. Mardiyati. 2008.
Kawasan Pantai Ulee-Lheue, Banda Penyebaran populasi tumbuhan air di
Aceh, NAD. Skripsi. Institut Pertanian Danau Singkarak. LIMNOTEK.
Bogor. 15(2):112–119.
Effendi, H., 2003. Telaah kualitas air bagi Surbakti, S. Br., A. Basukriadi., dan M.P.
pengelolaan sumberdaya dan lingkungan Patria. 2008. Studi biologi dan ekologi
perairan. Kanisius. Yogyakarta. thiaridae (moluska: gastropoda) di Danau
Isdrajad, Setyobudiandi. 2010. Seri biota laut Sentani, Papua serta kelestariannya.
gastropoda dan bivalvia. Biota laut Seminar Nasional Sains dan Teknologi
Indonesia. Bogor. STP Hatta-Sjahrir II. Universitas Lampung.608–619.
Banda Naira. Surbakti, S.Br, dan E.R.P.F. Ramandey. 2010.
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). 2014. Eksplorasi dan identifikasi jenis-jenis
Indonesian Lake management. The mollusca di Cagar Alam Cyclop serta
Indonesian movement for Lake ecoystem pemanfaatannya oleh masyarakat yang
conservation and rehabilitation, ministry bermukim di sekitar Danau Sentani dan
of environment of the Republic of daerah-daerah aliran sungai (DAS)
Indonesia. Jakarta. Jayapura. Universitas Cenderawasih.
Lihawa, Y. 2013. Keanekaragaman dan Jayapura.
kelimpahan gastropoda di ekosistem Surbakti, S.Br., E.L. Warikar., V. Purnamasari.
mangrove Desa Lamu Kecamatan 2014. Keanekaragaman jenis dan potensi
Tilamuta Kabupaten Boalemo. Skripsi. siputair (molluska dan gastropoda) serta
Jurusan Teknologi Perikanan. kelestariannya di Danau Sentani.
Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo. Jayapura Papua. Prosiding Seminar
Ludwig and Reynold. 1988. Statistical ecology. Biologi XXII Jayapura.
John Wiley and Sons. New York. Suwignyo, Sugiarti. 2005. Avertebrata Air.
Lukman, dan H. Fauzi. 1991. Laporan pra Jakarta: Penebar Swadaya.
survai Danau Sentani Irian Jaya dan Szabo, K., dan J.R. Amesbury. 2011. Mollucs
wilayah sekitarnya. Pusat Penelitian dan in a world od island: the use of shellfish
Pengembangan Limnologi. Lembaga as a food resourse in the tropical Island
Ilmu Pengetahuan Indonesia. Asia-Pacific region. The Journal of The
Macintosh, D.J., Ashton, E.C. and Havanon, S. International Union for Quaternary
2002. Mangrove rehabilitation and Research. (239).8-18.

93
Quagga: Jurnal Pendidikan dan Biologi p-ISSN 1907-3089, e-ISSN2651-5869
Volume 14, Nomor 1, Januari 2022, pp.88-94 https://journal.uniku.ac.id/index.php/quagga

Triwiyanto, K., N.M. Suartini, dan J.N. Wijayanti, M.H. 2007. Kajian kualitas perairan
Subagio. 2015. Keanekaragaman di pantai Kota Bandar Lampung
moluska di Pantai Serangan. Desa berdasarkan komunitas hewan
Serangan. Kecamatan Denpasar Selatan. makrobenthos. Tesis. Universitas
Bali. Jurnal Biologi. 19(2):63-68. Diponegoro.

94

Anda mungkin juga menyukai