Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS ALAT MEKANIS UNTUK MENCAPAI TARGER PRODUKSI

DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT


EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. JHONLIN BARATAMA KABUPATEN TANAH
BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN”

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Penyusunan Tugas Akhir Pada Fakultas
Teknik Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Cenderawasih

Oleh :
CHEVIER ETGHAR DANIEL TAMBUNAN
20180611044052

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2022
LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL

“ANALISIS ALAT MEKANIS UNTUK MENCAPAI TARGER PRODUKSI


DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT
EFFECTIVENESS (OEE) DI PT. JHONLIN BARATAMA KABUPATEN TANAH
BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN”

Disusun Oleh :

CHEVIER ETGHAR DANIEL TAMBUNAN

20180611044052

Menyetujui/Mengetahui

Ketua Program Studi Teknik Pertambangan

BEVIE M. NAHUMURY ST.MT

198104212008121003
KATA PENGANTAR

3
DAFTAR ISI

4
DAFTAR GAMBAR

5
DAFTAR TABEL

6
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alat mekanis dalam suatu kegiatan pertambangan merupakan alat
yang digunakan untuk mempermudah jalannya suatu proses
pertambangan dan meningkatkan produksi dalam jumlah yang besar.
Menurut Pratama (2014) pemilihan alat mekanis terbagi menjadi dua jenis
yaitu alat gali muat dan alat angkut, alat gali muat berfungsi untuk
menggali bahan galian lunak maupun kasar serta hasil dari peledakan
sekaligus memuat material ke dalam alat angkut contohnya seperti
excavator. Sedangkan alat angkut merupakan alat yang digunakan untuk
mengangkat bahan galian dari lokasi front penambangan ke stockpile atau
proses selanjutnya lansung ke konsumen contohnya seperti dumptruck
Keberhasilan dalam suatu proses produksi dapat dilihat dari
kemampuan alat gali muat dan alat angkut dalam bekerja. Adanya faktor-
faktor hambatan yang tidak terduga juga dapat menghambat kegiatan di
lapangan, faktor pertama ditemukannya ketidakserasian antara alat gali
muat dan alat angkut menyebabkan timbulnya waktu tunggu alat angkut
pada saat proses pemuatan. Faktor kedua rendahnya waktu kerja efektif
aktual alat yang diakibatkan terjadinya hambatan yang tidak terencana, hal
ini tentu dapat merugikan perusahaan karena tidak tercapainya target
produksi yang telah direncanakan dan juga seringkali yang terjadi adalah
kelalaian dalam pemeliharaan mesin, pemeliharaan baru dilakukan apabila
kerusakan telah terjadi ketika produksi yang menyebabkan pemborosan.
Oleh karena itu perlu adanya analisa keefektivisan mesin dengan
menggunakan metode Overall Equoment Effectiveness (OEE) sebagai alat
untuk mengukur kinerja sistem produksi. Metode OEE adalah suatu
perhitungan yang dilakukan guna menentukan nilai efektivitas mesin atau
peralatan yang tersedia agar tercapainya proses produksi.

7
Pentingnya alat mekanis dalam produksi di suatu kegiatan
pertambangan guna mencapai target produksi yang maksimal melalui
peningkatan efisiensi kerja dan juga keserasian kerja dari alat mekanis
yang berpengaruh terhadap pencapaian target produksi. Dalam hal ini
proses dari kinerja alat mekanis untuk mencapai target produksi ditangani
langsung oleh PT.Jhonlin Baratama.
PT Jhonlin Baratama merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang pertambangan Batubara, perusahaan ini melakukan
aktivitas pertambangan dengan sistem tambang terbuka di daerah
Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan.
Kegiatan pertambangan yang dilakukan, meliputi kegiatan
eksplorasi, kegiatan penambangan, hingga pasca tambang, yaitu reklamasi.
Dalam kegiatan penambangan perlu adanya analisis terhadap alat mekanis
pada kebutuhan alat gali muat dan alat angkut pada kegiatan produksi di
front penambangan PT. Jhonlin Baratama. Hal ini dikarenakan
berdasarkan kenyataan di lapangan masih sering terjadi tidak adanya
keserasian kerja antara alat gali muat dan alat angkut dalam kegiatan
poduksi, dimana alat muat sering menunggu bahkan tidak bekerja sama
sekali dalam proses kegiatan penambangan sehingga tidak tercapainya
target produksi yang disebabkan oleh beberapa factor, antara lain delay
alat muat serta kondisi jalan yang kurang baik serta sistem kerja alat-alat
mekanis yang tidak efisien dan masih rendahnya kemampuan produksi
pada alat-alat mekanis saat ini.
Masalah yang dihadapi pada saat sekarang ini adalah bagaimana
cara mengupayakan penggunaan alat muat dan alat angkut yang dapat
diserasikan guna mencapai target produksi sehingga penggunaannya dapat
didasarkan pada jam kerja efektif yang tersedia saat sekarang.
Pada penelitian tugas akhir ini, Berdasarkan uraian diatas maka
penelitian ini diambil dengan judul berjudul “Analisis Alat Gali Muat Dan
Alat Angkut Untuk Mencapai Target Produksi Dengan Menggunakan

8
Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di PT Jhonlin Baratama
Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan”
1.2 Permasalahan
1.2.1 Rumusan Masalah
Dalam melakukan penelitian ini, penulis merumuskan
permasalahan yang ada yaitu :
1.) Apakah kinerja dari keserasian alat mekanis sesuai target produksi
dengan menggunakan perhitungan metode Match Factor
2.) Bagaimana cara menghitung kualitas kinerja sistem pemeliharaan alat
mekanis dengan metode OEE (overall equipment effectiveness) ?
1.2.2 Batasan Masalah
Untuk lebih terarah dalam kesesuaian permasalahan terhadap analisis
alat gali muat dan alat angkut di PT. Jhonlin Baratama,maka permasalahan
ini penulis pada hal-hal berikut:
1.) Penelitian ini dilakukan dengan perhitungan metode Overall
Equipment Effectiveness (OEE)
2.) Proses produksi menggunakan alat mekanis berupa alat gali muat dan
alat angkut.
3.) Penelitian ini hanya dilakukan di PT. Jhonlin Baratama Provinsi
Kalimantan Selatan
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.) Untuk menghitung produksi dari alat mekanis
2.) Untuk menghitung keserasian alat mekanis menggunakan metode
Match Factor
3.) Untuk menghitung kinerja sistem pemeliharaan alat mekanis
mengunakan metode Overall Equipment Effectiveness
1.3.2 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini dilakukan diharapkan dapat memberi manfaat
bagi perusahaan maupun bagi penulis sendiri dan juga terhadap
masyarakat maupun dalam lingkungan area kampus Universitas

9
Cenderawasih Papua antara lain sebagai berikut :

1. Untuk peneliti, Manfaat dari penelitian ini yaitu menambah


pengetahuan dan wawasan khusunya tentang lebih mengetahui
kinerja dari peralatan tambang.
2. Untuk Akademisi, Diharapkan dari penelitian ini berdampak baik
dan dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti – peneliti
selanjutnya serta menjadi bahan ajar di dalam perkuliahan.
3. Untuk Perusahaan, Diharapkan dari penelitian ini dapat terjalin
hubungan yang baik serta membuka kemungkinan untuk dapat
menerima penelitian tugas akhir atau magang terkait dengan judul
Peralatan Tambang
4. Untuk Masyarakat, Diharapkan agar lebih mengenal berbagai
macam alat-alat tambang serta kegunaannya masing-masing guna
lebih mengenal dunia pertambangan.

1.4 Keadaan Umum Daerah Penelitian

Pulau Kalimantan merupakan daerah yang mempunyai sumber


daya yang melimpah salah satunya Batubara, dimana batubara menjadi
komoditas yang penting bagi pemerintah Indonesia untuk mendukung
perekonomian maupun dalam bidang industri yang Indonesia punya. Salah
satunya tempat penulis melakukan penelitian di daerah Provinsi Kalimantan
Selatan Kabupaten Tanah Bumbu merupakan daerah yang menyimpan
sumberdaya batubara melimpah, sehingga dikelola oleh banyaknya
perusahaan ternama di Indonesia salah satunya yang kelola batubara tersebut
adalah PT.Jhonlin Baratama. Secara administrasi lokasi penambangan
batubara berada di daerah Provinsi Kalimantan Selatan Kabupaten Tanah
Bumbu Dimana lokasi penelitian terletak pada koordinat, 115 0 59’32”E -
3024’13” S. (Peta lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 1.1 ). Lokasi
penelitian merupakan daerah operasi penambangan batubara PT Jhonlin
Baratama Terletak di daerah kalimantan selatan, kabupaten tanah bumbu.

10
Lokasi penelitian ini dapat di tempuh dari Jayapura melalui jalur sebagai
berikut :

1.) Jayapura – jakarta dapat ditempuh melalui jalur udara dalam waktu 4
jam.
2.) Jakarta – Bandara udara bersujud batulicin kalimantan dapat ditempuh
melalui jalur udara ± 2-3 jam.
3.) Bandara udara bersujud batulicin – site penambangan dapat ditempuh
melalui jalur darat selama ± 15 menit mengunakan kendaraan roda dua
dan empat.
Kabupaten batu licin berbatasan langsung dengan wilayah yaitu:
 Utara : Berbatasan dengan selat makasar
 Selatan : Berbatasan dengan laut lampung
 Timur : Berbatasan dengan pulau bima (laut flores)
 Barat : Berbatasan dengan hutang kalimantan.

Gambar 1.1 Peta administrasi Povinsi Kalimantan Selatan

11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alat Mekanis


Alat mekanis merupakan alat yang digunakan untuk mempermudah
dalam proses pertambangan dan guna meningkatkan produksi dalam jumlah
besar. Menurut Pratama (2014), menyebutkan bahwa penggunaan peralatan
mekanisdisesuaikan dengan komponen lapangan kerja yang perlu diperhatikan,
yaitu :
a. Jalan-jalan dan sarana pengangkutan yang ada (accessibility and
transportation).
b. Tumbuh-tumbuhan (vegetation).
c. Macam material dan perubahan volumenya (kind of material and its
change ofvolume).
d. Daya dukung material (bearing capacity).
e. Iklim (climate).
f. Ketinggian dari permukaan air laut (altitude).
g. Kemiringan, jarak dan keadaan jalan (haul road conditions).
h. Effisiensi kerja (operating efficiency).
i. Syarat-syarat penyelesaian pekerjaan (finishing spesifications).
j. Syarat-syarat penimbunan (fill spesifications)
k. Waktu (time element).
l. Ongkos-ongkos produksi (production costs).

Pemilihan alat mekanis dilakukan melalui dua pertimbangan yaitu dari segi
mekanis dan segi ekonomi. Pertimbangan segi mekanis, yaitu dapat berhadapan
dengan bahan galian yang alamiahnya memiliki sifat fisik dan mekanis relatif
keras, tenaga mekanis (mesin) dilapangan dirancang mampu untuk menghadapi
kondisi batuan, sehingga dapat meningkatkan laju produksi tinggi dibandingkan
dengan konvensional, dan dapat digunakan untuk produksi yang besar.
Sedangkan dari segi ekonomi meliputi Investasi dan biaya kepemilikinya cukup
besar, suku cadang terbatas (hanya terdapat pada agen tertentu), biaya operasi
yang mencakup perawatan dan lain-lain cukup tinggi, dan pemilihan alat

12
mekanis terbagi menjadi dua jenis yaitu alat gali muat dan alat angkut:

2.1.1 Alat Gali Muat


Alat berat ini digunakan pada lokasi pertambangan, pertambangan tidak
hanya sekedar mengenal sekop dan cangkul namun dengan semakin
majunya teknologi dan semakin luasnya lahan pertambangan, tentu
peralatan yang digunakan semakin modern dan canggih.
Menurut Pratama, (2014) mengemukakan bahwa alat gali mempunyai
bagian-bagan utama, antara lain:
a. Bagian atas yang dapat berputar (revolving unit)
b. Bagian bawah untuk berpindah tempat (travelling unit)
c. Bagian-bagian tambahan (attachment) yang dapat diganti sesuai
pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Alat gali muat berfungsi untuk menggali bahan galian lunak atau hasil
peledakan sekaligus memuat material kedalam alat angkut. Alat gali muat
yang digunakan di PT. Trie Mukty Pertama Putra antara lain:
a. Excavator
Excavator adalah salah satu alat gali muat yang arah
galiannya ke belakang (backhoe). Excavator di gunakan pada saat
melakukan penggalian tanah yang permukaannya barada di bawahnya
(Anisari, Rezky 2012). Sedangkan menurut Burt, Christina et.al.,
(2013) mengemukakan bahwa alat pengendali excavator dapat berupa
pengendalian dengan kabel (cable controller) serta hidrolik
(hydraulic controller). Pada saat ini banyak yang di gunakan adalah
pengendalian hidrolik (hydraulic controller).
Berdasarkan para ahli dapat disimpulkan bahwa Excavator
(ekskavator) adalah alat berat yang terdiri dari lengan (arm), boom
(bahu) serta bucket (alat keruk) dan digerakkan oleh tenaga hidrolis
yang dimotori dengan mesin diesel dan berada di atas roda rantai
(trackshoe). Excavator merupakan alat berat paling serbaguna karena
bisa menangani berbagai macam pekerjaan alat berat lain s esuai
dengan namanya (excavation), alat berat ini memiliki fungsi utama
untuk pekerjaan penggalian dapat dilihat pada gambar 2.1

13
Gambar 2.1 Excavator

2.1.2 Alat Angkut

Alat yang digunakan untuk mengangkut bahan galian dari lokasi


front kerja tambang ke stockpile atau proses selanjutnya atau langsung ke
konsumen. Dalam bidang pertambangan alat angkut adalah suatu alat
yang digunakan untuk mengangkut material-material tambang baik itu
material yang bernilai ekonomis ataupun tidak dari satu tempat ke tempat
yang lain (tempat penimbunan atau pengolahan). Adapun menurut Rezky
(2012), Alat Angkut adalah alat yang digunakan untuk memindahkan
material hasil penambangan ke tempat penimbunan atau pengolahan. Alat
angkut sangat bermacam-macam antara lain dump truck, wheel loader
dan lain-lain. Alat angkut yang digunakan di area pertambangan PT. Trie
Mukty Pertama Putra antara lain :
a. Dump Truck

Dump Truck merupakan alat angkut yang paling umum


digunakan di tambang terbuka, dump truck dirancang untuk
kondisi jalan tambang. Alat angkut ini dipakai untuk mengangkut
pasir, endapan, bijih, batuan untuk bangunan, dan lain-lain.
Kecepatan dan produksinya tinggi serta bersifat fleksibel, artinya
dapat dipakai untuk mengangkut bermacam-macam material yang

14
mempunyai bentuk dan jumlah yang beraneka ragam pula dan
tidak terlalutergantung pada jalur jalan.

Menurut Setiawati (2013), menyatakan bahwa dump truck


adalah alat angkut jarak jauh, sehingga jalan angkut yang dilalui
dapat berupa jalan datar, tanjakan dan turunan. Sedangkan
menurut Saefudin, mengungkapkan dump truck berguna untuk
pekerjaan konstruksi sipil umumnya dump truk dapat membuang
muatan dari bak secara otomatis. Truk semacam ini disebut
dengan dump truck atau tipping truck. Penumpahan muatan
(dumping) dilakukan dengan cara hidrolis yang menyebabkan bak
terangkat pada satu sisi, sedang sisi lain yang berhadapan berputar
sebagai engsel.
Menurut Prasmoro (2014), Penumpahan muatan
(dumping) dilakukan dengan cara hidrolis yang menyebabkan bak
terangkat pada satu sisi, sedang sisi lain yang berhadapan berputar
sebagai engsel. Dengan membedakan arah muatan ditumpahkan
dump truck dibedakan dalam tiga macam yaitu rear dump truck
yang membuang muatan ke belakang, side dump truck yang
membuang muatan ke samping dan bottom dump truck yang
membuang muatan melalui bawah bak.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
dump truck merupakan alat berat yang isinya (muatan) dapat
dikosongkan tanpa penanganan. Dump Truck biasa digunakan
untuk mengangkut material alam seperti tanah, pasir, batu split,
dan juga material olahan seperti beton kering pada proyek
konstruksi. Umumnya material yang dimuat pada dump truck oleh
alat pemuat seperti excavator, backhoe atau loader. Membedakan
arah muatan ditumpahkan dump truck dibedakan dalam tiga
macam yaitu rear dump truck yang membuang muatan ke
belakang, side dump truck yang membuang muatan ke samping
dan bottom dump truck yang membuang muatan melalui bawah

15
bak Untuk membongkar muatan material bak dump truck dapat
terbuka dengan bantuan sistem hidrolik.

Gambar 2.2 Dump Truck

2.1.3 Kemampuan Produktivitas Alat Gali Muat (Excavator)


Menurut Pratama (2014), mengemukakan bahwa kemampuan
produksiper siklus alat gali muat excavator dapat menggunakan
persamaan dibawah ini:

q = q1 x K................................................................ (3.3)
Keterangan :

q : Produksi alat gali muat per

siklus (m3)q1 : Kapasitas Munjung

Bucket (m3)

K : Bucket Fill Factor

Menurut Prasmoro (2014), menyebutkan untuk perhitungan


Produktivitas Per Jam alat gali muat dapat menggunakan persamaan
dibawah ini:

16
Dimana :
Q : Produktivitas alat gali muat
(m3/Jam)q : Produksi per Siklus
(m3)
E : Efisiensi
Kerja CT : Cycle
time (detik)

2.1.4 Kemampuan Produksi Alat Angkut (Dump Truck)


Menurut Pratama (2014), mengemukakan bahwa produktivitas
dari truk dipengaruhi oleh waktu siklusnya. Waktu siklus dump truck
terdiri dari waktu pemuatan, waktu pengangkutan, waktu
pembongkaran muatan, waktu perjalanan kembali dan waktu antri.
Menurut Pratama (2014), Untuk perhitungan produksi per siklus
alat angkut dapat menggunakan persamaan dibawah ini:

q = n x q1 x K ..................................................... (3.5)
Keterangan:

q : Produksi per siklus alat

angkutq1 : Kapasitas

Munjung Bucket

K : Bucket Fill Factor

n : Jumlah Pengisian oleh Bucket

Menurut Putra (1987), mengemukakan bahwa kemampuan


produksi per jam alat angkut (dump truck) dapat dihitung dengan
mengguanakan rumus sebagai berikut:
60 ...................................................
Q= (3.6)
Keterangan :

Q : Produksi per jam

17
(m3/Jam)q : Produksi
3
per siklus (m ) Cm :
Cycle Time (detik)
E : Efisiensi kerja

2.1.5 Faktor Keserasian Alat (Match Faktor)


Untuk mendapatkan hubungan kerja yang serasi antara alat gali-
muat dan alat angkut, maka produksi alat gali- muat harus sesuai dengan
produksi alat angkut. Faktor keserasian alat gali-muat dan alat angkut
didasarkan pada produksi alat gali- muat dan alat angkut, yang dinyatakan
dalam match factor (MF) berdasarkan penelitian Asri, dkk., (2019).
Faktor keserasian biasanya digunakan untuk mengetahui jumlah
dump truck yang sesuai (serasi) untuk melayani satu unit excavator.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menghitung keserasian
excavator dan angkut : jumlah excavator dan angkut yang dipakai, waktu
siklus (cycle time) dari excavator, jumlah pemuatan excavator ke dalam
dump truck, waktu siklus (cycle time) dari dump truck. Menurut Anisari
(2012), keserasian excavator dan angkut dapat dirumuskansebagai berikut

𝑁𝑎( 𝑡𝑚 𝑛) ....................................................
MF = (3.7)
𝑁𝑚 𝑡𝑎

Keterangan :
Na : Jumlah alat
angkut Nm :
Jumlah alat gali muat
Cta : Waktu siklus alat angkut
(detik) Ctm : Waktu siklus alat
gali muat (detik)
Menurut Suryaputra, August menyatakan adapun cara menilainya adalah :
a. MF < 1 , artinya alat muat bekerja kurang dari 100%, sedang alat angkut
bekerja 100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat muat karena

18
menunggu alat angkut yang belum datang.
b. MF = 1 , artinya alat muat dan angkut bekerja 100%, sehigga tidak
terjadi waktutunggu dari kedua jenis alat tersebut.
c. MF > 1 , artinya alat muat bekerja 100%, sedangkan alat angkut
bekerja kurang dari 100%, sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat
angkut.

2.1.6 Metode Overall Equipment Effectiveness (OEE)

Overall equipment effectiveness (OEE) sebagai statistik


pengukuran efisiensi mesin, itu adalah metrik kunci dari TPM. Persentase
OEE yang benar biasanya menunjukkan apakah mesin berjalan pada
kapasitas optimal dan menghasilkan kualitas output atau mengalami
downtime yang tidak perlu. Ini adalah sebuah indikator komprehensif dari
kondisi tanaman yang digunakan waktu operasi akun, kinerja dan kualitas.
Itu bisa digunakan untuk menilai efisiensi yang digunakan pabrik untuk
menambah nilai. Sebagian besar perusahaan memiliki semacam sistem
pengukur pada mereka peralatan yang mengukur jumlah seperti waktu,
unit diproduksi, dan kadang-kadang bahkan kecepatan produksi. Ini adalah
parameter yang tepat untuk dipantau jika fokusnya hanya pada apa yang
keluar dari mesin. TPM mengambil sedikit pendekatan yang berbeda.
Selain apa yang keluar dari mesin, fokusnya juga pada apa yang bisa
keluar, dan di mana hilangnya efektivitas terjadi. Overall equipment
effectiveness (OEE) menawarkan pengukuran yang sederhana namun kuat
alat untuk menggali informasi tentang apa yang sebenarnya terjadi.

19
Gambar 2.3 Overall Equipment Effectiveness

OEE merupakan ukuran menyeluruh yang mengindentifikasikan tingkat


produktifitas mesin / peralatan dan kinerjanya secara teori. Pengukuran ini sangat
penting untuk mengetahui area mana yang perlu untuk ditingkatkan produktivitas
ataupun efisiensi mesin / peralatan dan juga dapat menunjukkan area bottleneck
yang terdapat pada lintasan produksi. OEE juga merupakan alat ukur untuk
mengevaluasi dan memperbaiki cara yang tepat untuk jaminan peningkatan
produktivitas penggunaan mesin / peralatan. Formula matematis dari OEE
(overall equipment effectiveness) dirumuskan sebagai berikut: OEE = Avaibility
x Performance effeciency x Rate of quality product x 100% [1] Kondisi operasi
mesin / peralatan produksi tidak akan akurat ditunjukkan jika hanya didasari oleh
perhitungan satu faktor saja, misalnya performance efficiency.

Formula matematis dari OEE (overall equipment effectiveness)


dirumuskan sebagai berikut:

OEE = Avaibility x Performance effeciency x Rate of quality product x 100% [1]

Kondisi operasi mesin / peralatan produksi tidak akan akurat ditunjukkan


jika hanya didasari oleh perhitungan satu faktor saja, misalnya performance
efficiency saja. Dari enam yang ada pada six big losses harus diikutkan dalam
perhitungan OEE kemudian kondisi aktual dari mesin / peralatan dapat dilihat
secara akurat.

1. Availability Ratio Availability


merupakan rasio operation time terdapat waktu loading time-nya.
Sehingga dapat menghitung availability mesin dibutuhkan nilai dari:
a. Operation time

20
b. Loading time
c. Downtime
Nilai availability dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Availabitity Ratio x100%
Loading time adalah waktu yang tersedia (availability) per hari atau
per bulan dikurang dengan waktu downtime mesin direncanakan
(planned downtime).
Loading time = Total availability – Planned Downtime
Planned downtime adalah jumlah waktu downtime mesin untuk
pemeliharaan (scheduled maintenance) atau kegiatan manajemen
lainnya. Operation time merupakan hasil pengurangan loading time
dengan waktu downtime mesin (nonoperation time) dengan kata lain
operation time adalah waktu operasi tersedia (availability time) setelah
waktu downtime mesin dikeluarkan dari total availability yang
direncanakan. Downtime mesin adalah waktu proses seharusnya
digunakan mesin akan tetapi karena adanya gangguan pada mesin /
peralatan (equipment failures) mengakibatkan tidak ada output yang
dihasilkan. Downtime meliputi mesin berhenti beroperasi akibat
kerusakan mesin / peralatan, penggantian cetakan (dies), pelaksanaan
prosedur setup dan adjesment dan lain– lainnya.

2. Performance Efficiency

Performance Effeciency Ratio merupakan suatu ratio yang


menggambarkan kemampuan dari peralatan dalam menghasilkan barang.
Terdapat tiga faktor yang dibutuhkan untuk menghitung Performance
Effeciency Ratio yaitu:

a. Ideal cycle time


b. Processed amount
c. Operation time Formula pengukuran rasio ini adalah:
)
Performance Ratio=

3. Rate Of Quality Product


Rate of quality product adalah rasio jumlah produk yang lebih baik
terhadap jumlah total produk yang diproses. Jadi rate of quality product
adalah hasil perhitungan dengan menggunakan dua faktor berikut:
a. Processed amount (jumlah produk yang diproses).
b. Defect amount (jumlah produk cacat).

21
Rate of quality product dapat dihitung sebagai berikut :
)
Quality Ratio =

2.1.5 Total Productive maintenance

Total Productive Maintenance (TPM) Merupakan suatu sistem


pemeliharaan mesin yang melibatkan semua element, dimulai dari
manajemen puncak sampai karyawan di lini depan, dari operator produksi,
pengembang, pemasaran dan administrasi. Operator tidak hanya
menjalankan mesin, tetapi juga merawat mesin. Total Productive
Maintenance sebagai suatu pendekatan yang inovatif dalam maintenance
dengan cara mengoptimasi keefektifan peralatan, mengurangi bahkan
menghilangkan kerusakan mendadak (breakdown) dan melakukan
pemeliharaan mandiri oleh operator. (Prabowo, 2015)

Total Productive Maintenance berfungsi untuk memelihara mesin


dan peralatannya agar selalu dalam kondisi prima. Untuk memenuhi tujuan
ini, diperlukan maintenance yang prefentif dan prediktif. Dengan
mengaplikasikan prinsip TPM dapat meminimalisir kerusakan pada mesin.
Masalah yang umum terjadi pada mesin misalnya kotor, mur dan baut
hilang, oli jarang diganti, kebocoran, bunyi-bunyi tak normal, getaran
berlebihan.

Untuk pernerapan TPM di PT. Jhonlin Baratama unit produksi dan


maintenance harus bekerja bersamaan. Penerapannya melibatkan seluruh
karyawan dalam melakukan pemeliharaan mesin dan peralatan bertujuan
meningkatkan produktifitas. Indikator kesuksesan implementasi TPM
diukur dengan OEE (Overall Equipment Effectiveness) dan parameternya
mencakup berbagai jenis kerugian (losses) yang terjadi seperti downtime,
changeover, speed loss (perlambatan mesin), idle (mesin menganggur),
stoppages (mesin berhenti), startup (mesin dinyalakan/diaktifkan), defect
(cacat) dan rework (pengerjaan ulang).

22
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rencana Penelitian


Adapun rencana penelitian yang akan dilakukan mengenai
“Analisis alat gali muat dan alat angkut untuk mencapai target produksi
dengan menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) di
PT. Jhonlin Baratama Provinsi Kalimantan Selatan”. Estimasi waktu
dalam penelitian di PT. Jhonlin Baratama berlangsung selama 2 sampai 3
bulan, dengan data yang diteliti berupa data primer ( data yang diambil
secara langsung di lapangan ) dan data sekunder ( data pendukung yang
diperoleh dari perusahaan maupun sumber-sumber atau referensi dari
luar).

3.2 Alat Dan Bahan


Dalam kegiatan penelitian alat dan bahan yang akan digunakan
penulis di lokasi penelitian yang berada di PT. Jhonlin Baratama yang
berada di provinsi Kalimantan Selatan. Sebagai berikut :

3.2.1 Alat
1. Global positioning system ( GPS )
2. Laptop
3. Kamera
4. Papan Data
5. Perlengkapan safety
6. Stopwatch

3.2.2 Bahan
1. Kertas A4
2. Alat tulis ( pena,pensil dan lainnya)\

3.3 Tahap Penelitian


Tahapan atau kegiatan serta hasil dari penelitian selama proses
pengambilan data di mulai dari awal dimana persiapan, studi
pustaka,metode peneltian, penelitian di lapangan dan pengolahan data.
Berikut tabel penjelasan alir penelitian.

23
Tabel 3.1 Tahap Penelitian
No Kegiatan Keterangan Hasil
1. Mencari, mengumpulkan pustaka dan 1. Proposal
1 Persiapan melakukan studi literatur tentang Alat
2. Surat izin
Mekanis Tambang.
permohonan
2. Konsultasi dan ujian proposal
penelitian
penelitian
3. Surat izin
3. Surat izin penelitian yang dikeluarkan
melaksanaka
oleh Fakultas yang ditujukan kepada
n
Pimpinan PT. Jhonlin Baratama
pengambilan
4. Meminta ijin kepada pihak perusahan
data yang
dalam hal ini PT. Jhonlin Baratama
dikeluarkan
untuk sedianya menerima dalam
oleh pihak PT.
permohonan izin praktek lapangan dan
Jhonlin
pengambilan data untuk keperluan
Baratama
Tugas akhir
1. Membaca dan mencari referensi – 1. Buku, jurnal
referensi serta mengambil keputusan terkait judul
terkait judul yang akan menjadi bagian yang akan
2 Studi
penting sebelum dan sesudah diteliti.
Pustaka
penelitian.
1. Observasi atau pengamatan langsung di 1. Memahami
lapangan metode yang
2. Dokumentasi kegiatan lapangan dipakai serta
Metode
selama proses pengambilan data serta alir penelitian.
3 Peneliti
interview kepada pihak PT. Jhonlin
an
Baratama

24
1. Data Primer : 1. Memahami
data yang
 Data Operator alat gali muat dan alat
akan diteliti
angkut
2. Mengambil
 Target Produksi data secara
 Waktu Edar langsung
dilapangan.
 Waktu Kerja Efektif

 Data Maintanance Alat

2. Data Sekunder
4 Data
 Kondisi Tempat Kerja
Penelitian
 Jarak Antar Lokasi

 Volume OB

 Peta IUP Perusahaan

 Data Produksi Lapangan

 Dokumentasi Lapangan

1. Analisa data yang digunakan adalah 1.menganalisis


analisa data kualitatif yaitu data yang kinerja dari alat
telah diperoleh berdasarkan indikator mekanis untuk
penelitian disusun dalam kategori mencapai target
tertentu kemudian direduksi dan di produksi
display dan akhirnya dianalisa dengan Berdasarkan
Pengolah
5 melakukan pemaparan serta interpretasi data yang terlah
an data
secara komprehensif dan mendalam. dikumpulkan
.

25
3.4 Diagram Penelitian

Studi Literatur

Orientasi Lapangan

Orbservasi Lapangan

Pengambilan Data Lapangan

Data Primer Data Sekunder

1.) Target Produksi 1.) Kondisi Tempat Kerja


2.) Waktu Edar 2.) Jarak Antar Lokasi
3.) Waktu Kerja Efektif 3.) Voume OB
4.) Data Operator Alat Gali Muat Dan 4.) Peta IUP Perusahaan
Angkut 5.) Data Produksi Perusahaan
5.) Data maintenance alat 6.) Dokumentasi Lapangan

Pengolahan Data

1.) Mengetahui nilai cycle time dari alat gali muat dan alat angkut
2.) Mengetahui produksi alat gali muat dan alat angkut
3.) Kemampuan produktivitas alat gali muat dan alat angkut di PT
Jhonlin Baratama

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

26
3.5 Jadwal Penelitian
Berikut adalah jadwal kegiatan selama proses pengerjaan tugas
akhir.Dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3 2 Jadwal Kegiatan

Tahun
2021
No Kegiatan
Juni Juli Agustus September

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan

2 pengambilan
data

3 Pengolahan data
Penyusunan
4
Laporan

27
DAFTAR PUSTAKA

28
BAB IV PENUTUP

29

Anda mungkin juga menyukai