Anda di halaman 1dari 7

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Universitas Bangka Belitung: Open Journal Systems

Promine Journal, June 2016, Vol. 4 (1), page 1 - 7

Geologi dan Potensi Batubara di Daerah Bonggo dan Sekitarnya


Kabupaten Jayapura, Propinsi Papua
(Geology and Coal Potential in Bonggo Area and Surrounding,
Sehubungan Jayapura
dengan Regency,
hal tersebut diatas
maka diperlukan sebuah kegiatan penelitian
Papua Province)
terhadap potensi batubara di Distrik Unurum
Guay, 1Kabupaten Jayapura, Propinsi Papua
Marcelino N.guna
Yonas
mengetahui potensi secara ekonomis dari
1
Jurusan Teknik Geologi dan Pertambangan Universitas Cenderawasih
keterdapatan endapan batubara di daerah
Jl. Kamp Wolker-Kampus Baru Waena
tersebut

Abstract
.Geographically, the study area is in the region and surrounding Bonggo, Jayapura Regency. Now a
days, the energy needs requires a continuous exploration in energy commodities (oil and coal).
Geologically, Jayapura Residence has considerable potential for coal commodity. The research itself
is located at coordinates 139025'51 "- 139039'37" BT and 2038'20 "- 2027'46" LS. The method used in
this research are geological mapping, SRTM image interpretation and analysis of the gravity anomaly.
From the results of research have encountered the presence of local coal on the river wiruway but has
untapped potential to be mined economically. From the analysis of satellite imagery and SRTM data
processing gravity so, alleged anomalies while the potential presence of a carrier lithology of coal is
relatively in eastern and widespread to the north as indicated by the value anomaly contour growing
eastward. This is supported by existing of coal deposits in the east outside the study area.
Keywords : coal, geology, image satellite, bouguer anomaly

1. Pendahuluan untuk melakukan kegiatan pemetaan geologi dan


bahan galian batubara secara terpadu guna
Semenjak tiga dasawarsa terakhir mendapatkan spot-spot singkapan batubara di
pemerintah sedang meningkatkan pembangunan lokasi penelitian.Sedangkan tujuan yang ingin
di segala bidang, khususnya dalam bidang dicapai dari penelitian ini adalah untuk membuat
industri. Energi sebagai penggerak sebuah peta penyebaran dan potensi bahan
pembangunan tersebut terutama minyak dan gas galian batubara secara ekonomis di lokasi
bumi memiliki cadangan yang terbatas dan penelitian.
menjadi prioritas pemerintah untuk komoditi
ekspor. Hal ini mendorong untuk melakukan Lokasi Penelitian
kebijakan efisiensi dan diversifikasi energi Secara administratif, lokasi penelitian terletak
dengan mencari energi lain sebagai pengganti pada wilayah administrasi Kabupaten Jayapura.
minyak bumi. Batubara sebagai salah satu Secara astronomis, lokasi penelitian terletak
pilihan energi pengganti minyak bumi terdapat pada koordinat 139025’50.99” - 139039’38.99”
hampir di seluruh kawasan Indonesia. Kondisi bujur timur dan 2038’20” - 2027’46” lintang
geologi dari Cekungan sedimenter di tiap daerah selatan dan dengan luas areal penelitian lebih
di indonesia mengakibatkan karakteristik, kurang 50.000 hektar (Gambar 1). Kesampaian
ketebalan, kualitas dan proses pengendapan daerah penelitian adalah dapat ditempuh dengan
batubara juga berbeda-beda. Cekungan kendaraan beroda dua dan beroda empat selama
sedimenter yang lebih kurang enam jam ke arah barat dari Kota
berpotensi mengandung batubara di Pulau Jayapura.
Papua sebagian besar dipengaruhi oleh proses
tektonik. Distrik Unurum Guay di Kabupaten Tinjauan Pustaka
Jayapura, sebagai bagian dari Cekungan
Jayapura diindikasikan mengandung Formasi Endapan Batubara adalah endapan yang
pembawa batubara yang diwakili oleh Formasi mengandung hasil akumulasi material organic
Unk dan Formasi Aurimi. yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang telah
Maksud dari kegiatan penelitian ini adalah melalui proses litifikasi untuk membentuk lapisan
untuk batubara. Material tersebut telah mengalami
*Korespondensi Penulis : (Marcelino N Yonas) Jurusan kompaksi, ubahan kimia dan proses
Teknik Geologi dan Pertambangan, Jl.Kamp Wolker – metamorphosis oleh peningkatan panas dan
Kampus Baru Waena tekanan selama periode geologis (SNI 13-6011-
E-mail : marcnov78@gmail.co.id 1999, BSN). Secara umum batubara merupakan
HP : bahan bakar padat organik yang berwarna coklat

1
Promine Journal, June 2016, Vol. 4 (1), page 1 - 7

Gambar 1. Lokasi Daerah Penelitian


sampai hitam, mengalami proses fisika dan kimia tempat terbentuknya batubara dan proses-proses
sejak pengendapanya dan mengalami proses geologi yang berlangsung bersamaan atau
pengayaan kandungan karbon. Batubara dapat setelah batubara terbentuk (Kuncoro, 1996).
pula dikatakan sebagai batuan sedimen
Lingkungan pengendapan batubara merupakan
organoklastik yang berasal dari tumbuhan yang
pada kondisi tertentu tidak mengalami proses salah satu kendali utama yang mempengaruhi
pembusukan dan penghancuran sempurna. pola sebaran, ketebalan, kemenerusan, kondisi
Batubara dan gambut merupakan produk dari roof, kandungan abu dan sulfur pada lapisan
suatu proses yang berurutan terhadap bahan batubara (Horne dkk, 1979 dalam Larry Thomas,
dasar yang sama yaitu tumbuhan. Menurut Wolf 2002). Pada umumnya proses pembentukan
(1984), Gambut merupakan batuan sedimen batubara terjadi pada jaman Karbon yaitu sekitar
organik dengan ciri-ciri sebagai berikut:
270–350 juta tahun yang lalu. Di Indonesia
a. Mudah terbakar.
b. Berasal dari tumpukan hancuran tumbuhan batubara yang ditemukan dan ditambang
yang terhumifikasi dan dalam kondisi tertutup umumnya berumur jauh lebih muda, yaitu
udara ( di bawah air ). terbentuk pada jaman Tersier. Walaupun
c. Tidak padat. batubara tertua yang ditambang di Indonesia
d. Kandungan air > 75 % berat. berumur Eosen (40–60 juta tahun yang lalu)
e. Kandungan mineral < 50 % dalam kondisi namun sumber daya batubara di Indonesia
kering.
Pembatubaraan (coalification) terjadi karena umumnya berumur antara Miosen dan Pliosen
adanya tekanan dan temperatur yang tinggi dan (2–15 juta tahun yang lalu).
berlangsung dalam selang waktu yang sangat Tumbuhan yang tumbang atau mati di
lama. Perbedaan sifat batubara disebabkan permukaan tanah pada umumnya akan
adanya perbedaan : mengalami proses pembusukan dan
a. Sumber material (jenis tumbuhan purba penghancuran yang sempurna sehingga setelah
pembentuknya). beberapa waktu kemudian tidak terlihat lagi
b. Lingkungan pengendapan. bentuk asalnya. Pembusukan dan penghancuran
c. Keadaan ,kondisi dan derajat perubahan tersebut pada dasarnya merupakan proses
dalam jenis, jumlah serta distribusi pengotor oksidasi yang disebabkan oleh adanya oksigen
(impurities). dan aktivitas bakteri atau jasad renik lainnya
Di alam kondisi kualitas batubara dijumpai (fungi). Jika tumbuhan tumbang di suatu rawa,
sangat bervariasi, baik secara vertikal maupun yang dicirikan dengan kandungan oksigen yang
sangat rendah sehingga tidak memungkinkan
lateral, antara lain bervariasinya kandungan
bakteri aerob (bakteri yang memerlukan oksigen)
sulfur dan sodium, kondisi roof dan floor, hidup, maka sisa tumbuhan tersebut tidak
kehadiran parting dan pengotor, proses leaching. mengalami proses pembusukan dan
Kondisi tersebut antara lain dipengaruhi oleh penghancuran yang sempurna sehingga tidak
pembentukan batubara yang kompleks, akan terjadi proses oksidasi yang sempurna.
lingkungan pengendapan yang khas sebagai

© Mining Engineering, Univ. of Bangka Belitung 2


Promine Journal, June 2016, Vol. 4 (1), page 1 - 7

Menurut Sukandarrumidi (1995) terdapat dua Menurut Jeremic (1985), parameter geometri
teori tentang akumulasi gambut baik mengenai lapisan batubara berdasarkan hubungan dengan
ketebalannya maupun mengenai penyebarannya, dapatnya suatu lapisan batubara ditambang dan
yang kemudian memungkinkan terjadinya lapisan kestabilan lapisannya meliputi :
batubara yang ditemukan dan ditambang saat ini,
1. Ketebalan lapisan batubara :
yaitu:
a) Tipis, 0,5-1,5 meter
a) Teori in situ yang menyatakan bahwa
b) Sedang, 1,5-3,5 meter
lapisan gambut terbentuk dari tumbuhan
c) Tebal, 3,5-25 meter
yang tumbang di tempat tumbuhnya;
2. Kemiringan lapisan batubara :
batubara yang terbentuk disebut batubara
a) Lapisan horizontal
autochtone.
b) Lapisan landai, bila kemiringannya < 25º
b) Teori drift yang menyatakan bahwa lapisan
c) Lapisan miring, kemiringannya berkisar
gambut yang terbentuk berasal dari bagian-
25º – 45º
bagian tumbuhan yang terbawa oleh aliran
d) Lapisan miring curam, kemiringannya
air (sungai) dan terendapkan di daerah hilir
berkisar 45º – 75º
(delta); batubara yang terbentuk disebut
3. Kemenerusan lapisan batubara :
batubara allochtone.
a) Ratusan meter
Walaupun batubara awalnya terbentuk
b) Ribuan meter 5-10 km
secara mendatar, pada kenyataannya jarang
c) Menerus sampai lebih dari 200 km.
sekali ditemukan lapisan batubara yang datar
dan rata, hal ini disebabkan pada saat
pembentukannya tidak hanya tekanan dan suhu 2. Metode Penelitian
raja yang mempengaruhi struktur lapisan
batubara, banyak faktor geologi lainnya yang Metode penelitian yang digunakan adalah
mempengaruhi pembentukan lapisan batubara. dengan menggunakan metode pemetaan
Faktor-faktor itu di antaranya adalah perlipatan langsung di lapangan berupa pemetaan geologi
(folding) dan sesar (fault). dan perekaman data struktur geologi di lapangan
Lapisan batuan yang sering berasosiasi yang kemudian dikombinasikan dengan data
dengan lapisan batubara adalah lempung, lanau gravitasi untuk memprediksi model cekungan
dan pasir yang masih bersifat lepas pengendapan sedimen.
(unconsolidated) maupun batulempung,
batulanau dan batupasir yang bersifat kompak Alat dan Bahan
(consolidated). Kadang-kadang juga ditemukan Alat dan Bahan yang digunakan dalam
konglomerat atau batugamping. Lapisan batuan
penelitian ini antara lain:
yang bersifat lepas umumnya berasosiasi 1. Peta Topografi Daerah Penelitian pada skala
dengan lignit dan kadang-kadang sub-bituminous
1:50.000
karena pengaruh tekanan dan temperatur masih
2. Peta Geologi Regional Lembar Jayapura dan
rendah bila dibandingkan dengan batubara Lembar Sarmi-Bufareh.
dengan rank yang lebih tinggi di mana lapisan 3. Citra Satelit SRTM resolusi 30 m, daerah
sedimen bersifat batuan akibat pengaruh tekanan penelitian
dan suhu yang kuat.Lapisan batubara di suatu 4. Bag Sample.
tempat selalu bervariasi ketebalannya yang 5. Kompas Geologi Tipe Brunton.
kadang-kadang hanya pada jarak yang relatif 6. Palu Geologi, Merk Estwing (Chissel Point).
pendek. Menurut Thomas (2002), faktor-faktor 7. GPS Handheld Merk Garmin 76CSx
yang menyebabkan variasi tersebut adalah : 8. Mini Shovel
1. Kondisi Cekungan tempat terbentuknya 9. Dan beberapa peralatan pendukung lainnya.
batubara. Pada Cekungan yang luas, variasi
ketebalan lebih sedikit bila dibandingkan
Kelurusan/Lineament
dengan Cekungan yang lebih kecil, misalnya
di daerah delta sungai. Penentuan arah kelurusan didasarkan
2. Bentuk dasar Cekungan pada awal sebelum ekstraksi data citra landsat 7 +ETM dan citra
lapisan batubara terbentuk dapat SRTM 90 m dengan menggunakan Software PCI
mempengaruhi variasi ketebalan lapisan Geomatica. Berdasarkan distribusi kelurusan,
batubara. maka dapat dibagi atas 4 kelas kelurusan,
3. Faktor kerapatan tumpukan tumbuhan dimana penentuan arah kelurusan dilakukan
pembentuk gambut. dengan metode statistik untuk membantu
4. Perbedaan tekanan lapisan sedimen di atas menganalisis periode tektonik yang terjadi di
lapisan batubara daerah penelitian (Prost, 2014).
5. Perbedaan aktivitas tektonik.
Parameter Geometri Lapisan Batubara

© Mining Engineering, Univ. of Bangka Belitung 3


Promine Journal, June 2016, Vol. 4 (1), page 1 - 7

Anomali Gravitasi penelitian dan mempunyai luas pelamparan 20%


dari daerah penelitian.
Merupakan salah satu metode geofisika yang 3. Satuan Batuan Campur Aduk Sedimenter
digunakan dalam memprediksi keberadaan Satuan ini tersingkap dibagian tengah
cekungan sedimen. Teknik “Upward sebelah barat dan bagian selatan lembar peta,
Continuation” yang digunakan dalam penelitian menempati sekitar 10 % dari luaspeta. Pada
ini guna memisahkan anomali Regional dan citra SRTM, Batuan Campur Aduk dicirikan
Residual yang sangat efektif dalam oleh rona warna hijau – hijau tosca dengan
mengestimasi perubahan kedalaman dan model tekstur kasar – sangat kasar dan bentuk
cekungan bawah permukaan. (Blakely and topografi yang tidak teratur, dimana
Simpsons, 1986). Data anomali gravitasi dan punggungan-punggungan bukit dan lembahnya
data posisi geografis diakses dari website yang telah banyak mengalami pergeseran yang
disediakan oleh Scripps Institution of disebabkan patahan-patahan akibat tektonik.
Oceanography, University of California San Jejak-jejak perlapisan di beberapa tempat masih
Diego USA, yaitu pada laman sangat jelas dideliniasi terutama yang dibagian
http://topex.ucsd.edu/cgi-bin/get_data.cgi. timurlaut lembar peta. Kemiringan bidang
Selanjutnya data anomali gravitasi tersebut perlapisan dapat dikenal dari bentuk-bentuk
diolah menggunakan perangkat lunak Golden segitiga (flat iron). Hubungan stratigrafi Batuan
Software Surfer 12.0. Pengolahan data dimulai Campur Aduk dengan batuan yang dibawah
dengan melakukan koreksi Bouger sehingga (Formasi Unk) dan diatasnya (Endapan
menghasilkan data Anomali Bouger Sederhana Alluvial) adalah tidak selaras. Litologi yang
(ABS) (Lampiran 2). menyusun satuan ini adalah batuan sedimen
tektonik (melange sedimenter) yang terdiri
3. Hasil dan Pembahasan dari batulempung dengan bongkah-bongkah
dan kepingan batuan yang berasal dari
Geologi Daerah Penelitian Formasi-Formasi yang lebih tua. Satuan batuan
Stratigrafi ini terbentuk secara tektonik (melange
sedimenter) pada kala Plistosen – Holosen.
Menurut Noya dan Suwarna, 1995 (Geologi 4. Satuan Batulempung Konsolidasi
Regional Lembar Sarmi) dan berdasarkan hasil Satuan ini tersebar di bagian tengah dan
survey di lapangan maka, keterdapatan endapan timurlaut daerah penelitian. Tekstur sedang
batubara di daerah penelitian dapat dijelaskan hingga kasar. Di bagian timur menunjukkan
melalui urut-urutan stratigrafinya sebagai berikut : batuan berlapis dengan dipslope kearah barat
1. Endapan Alluvial daya. Relief rendah hingga tinggi, akibat tersayat
Terdiri dari Aluvium dan Endapan Pantai lemah hingga kuat. Formasi ini dipotong oleh
yang terdiri dari kerakal, kerikil, pasir, lanau dan sungai antecedent yang berpola trellis –
lumpur di lingkungan rawa dan pantai. Endapan angulate, terkontrol oleh jurus lapisan batuan dan
pantai mengandung pecahan batugamping koral kekar. Batuan berupa batupasir dan batulempung
Resen. Satuan ini mempunyai pelamparan di dengan sisipan berupa batugamping dan napal.
bagian tengah daerah penelitian dengan sebaran Batupasir halus-sedang, terpilah kurang baik,
kurang lebih 5 % . setempat gampingan, urat kalsit mengandung
2. Satuan Batulempung Unkonsolidasi moluska, berlapis baik, tebal lapisan 5-125 cm,
Satuan ini terdiri dari: Greywake berselingan silang siur, setempat berselingan dengan
batulempung, batulanau, napal, konglomerat dan batulempung. Batugamping setempat menyerpih,
sisipan batupasir dan batubara. Greywake, karbonan dan gampingan, pejal –berlapis halus.
berlapis 10cm – 1m, kepingan kuarsa, batuan Setempat terdapat lapisan batubara dan lensa
beku, sedimen malih dan batuan karbonan, batupasir gampingan. Batugamping kalkarenit
sisipan batupasir kelabu tua – hiaju muda bersisipan batugamping napalan dengan tebal 1-
gampingan, berlapis baik. Batulempung, 5 cm, berfosil moluska. Batulanau lempungan
batulanau dan napal; pejal – berlapis baik, berlapis baik, perlapisan sejajar. Konglomerat
setempat menyerpih, mengandung lempengan aneka bahan setempat pada bagian bawah
batubara dan sisa tumbuhan. Kesamaan satuan, dengan komponen basalt, diabas,
karakteristik fisik dari satuan ini, maka dapat batupasir gampingan, gabro dan batupasir halus
disebandingkan dengan Formasi Unk (Qtu). dengan matriks batupasir gampingan.
Formasi Unk ini diindikasikan sebagai Formasi Berdasarkan karakteristik dari satuan ini,
Pembawa batubara :”Coal Bearing Formation” di makadapat disebandingkan dengan Formasi
daerah penelitian pada satuan ini ditemukan Aurimi (Tmpa) yang diperkirakan berumur
sisipan dan fragmen lignit dan sub bituminous Miosen Akhir – Pliosen.
dari ketebalan 1 hingga 2 cm. Satuan ini 5. Satuan Perselingan Batupasir dan
mempunyai pelamparan di bagian tengah daerah Batulempung.

© Mining Engineering, Univ. of Bangka Belitung 4


Promine Journal, June 2016, Vol. 4 (1), page 1 - 7

Satuan ini pada Citra SRTM berada di 2. Sesar Geser Dekstral dijumpai dibagian
bagian timur peta. Penyebaran Formasi ini tengah daerah project yang relatif berarah
berarah barat - timur. Pada citra SRTM, satuan barat laut-tenggara.
ini dicirikan oleh rona warna hijau hingga 3. Unsur Sesar Normal diperkirakan berada
hijau tosca, bertekstur sedang sampai kasar. dibagian selatan daerah project yang relatif
Pada Citra SRTM, jejak-jejak perlapisan berarah timur-barat.
batuan satuan ini terlihat dengan jelas, dimana
Kelurusan/Lineament
jurus atau bidang perlapisan diekspresikan
oleh bentuk perulangan dari penjajaran antara Berikut distribusi sebaran kelurusan di
punggungan bukit dan lembahnya yang daerah penelitian:
berarah baratlaut – tenggara. Hubungan 1. Kelas I, menempati bagian Barat Daya
sratigrafi dengan batuan diatasnya yaitu Formasi
Daerah Penelitian.
Unk adalah selaras. Keselarasan ini
didasarkan atas kesamaan pola sebaran yang
simetri dimana jejak-jejak bidang perlapisan
kedua Formasi juga memperlihatkan pola yang
simetri. Litologi yang menyusun satuan ini
adalah perselingan Greywake, Batulanau,
Batulempung, Serpih, dan Napal sisipan
Konglomerat dan Batugamping. Umur Formasi
Makat adalah Miosen Tengah hingga awal dari
Miosen Akhir. Formasi ini diendapkan pada 2. Kelas II, menempati bagian Barat Daerah
lingkungan Neritik. Penelitian.

Struktur Geologi
Merupakan unsur yang sangat penting dalam
penyebaran suatu lapisan batuan. Struktur
geologi yang ditemukan di daerah inventarisasi
terdiri atas perlipatan dan patahan yang
merupakan hasil dari kegiatan tektonik yang
terjadi di daerah penelitian ini.
Perlipatan (Fold) 3. Kelas III, menempati bagian Tenggara
Daerah Penelitian.
Hasil identifikasi terhadap struktur geologi
lipatan meliputi:
1. Perlipatan yang terjadi berupa sinklin pada
bagian tengah dari daerah Penelitian.
2. Arah perlipatan relatif timur laut – barat daya
3. Perlipatan ini diperkirakan merupakan sinklin
yang simetris dengan kemiringan di kedua
0
sayap yang relatif sama sekitar 25 sampai
dengan 45 .
0 4. Kelas IV, menempati bagian Timur Daerah
4. Panjang sumbu perlipatan lebih kurang 10 Penelitian.
km yang memanjang pada arah tenggara –
barat laut.
Patahan/Sesar (Fault)
Berikut ini patahan yang berkembang:
1. Jenis sesar yang dijumpai di daerah
penelitian di dominasi oleh indikasi
keberadaan Sesar Geser Sinistral yang Endapan Batubara
dijumpai pada bagian utara daerah project,
Berdasarkan penelitian lapangan, potensi
yang relatif berarah timur laut-barat
daya.Kompleksitas unsur sesar pada daerah Batubara di daerah penelitian dapat
penelitian ini menyebabkan dipslope yang dikelompokkan dalam dua jenis, yakni :
dijumpai secara umum memiliki kemiringan 1. Material Batubara sebagai hasil
0 0 transportasi/float (exsitu), yang
yang cukup besar yakni antara 11 - 36 .
pembentukannya tidak secara langsung di
daerah penelitian, namun berasal dari tempat

© Mining Engineering, Univ. of Bangka Belitung 5


Promine Journal, June 2016, Vol. 4 (1), page 1 - 7

lain di luar daerah penelitian. Sebagian besar 1. Ketebalan endapan lempung sangat besar,
dijumpai pada bagian utara dan bagian serta keberadaan endapan lempung tersebut
selatan daerah penelitian dan juga di umumnya berada pada badan sungai.
sepanjang aliran sungai Wiruwai. 2. Kondisi tektonik dan struktur geologi yang
2. Sisipan Batubara dalam bentuk Lignit dan dominan bekerja di daerah penelitian
Subbituminous yang tersisipkan dalam menyebabkan litologi dan Formasi batuan
singkapan batulempung. Sisipan batubara ini
pembawa batubara memiliki kemiringan yang
dijumpai pada bagian timur daerah penelitian
secara setempat-setempat (Gambar 2 dan 3). curam dan beberapa sisipan dan endapan
batubara yang dijumpai dalam kondisi pecah-
pecah atau terpisah-pisah menjadi bagian
yang lebih kecil.

4. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik:


1. Berdasarkan data lapangan tipikal
pembentukan gambut di daerah penelitian
mengacu kepada teori drift, dimana lapisan
gambut yang terbentuk berasal dari bagian-
bagian tumbuhan yang terbawa oleh aliran air
Gambar 2. Sisipan Batubara Bituminus (sungai) dan terendapkan di daerah hilir
pada litologi Batulempung (delta); batubara yang terbentuk disebut
batubara allochtone.
2. Daerah penelitian diperkirakan bagian dari tepi
Cekungan (pocket basin) dimana bagian
depocenter di sebelah timur daerah penelitian
berada di daerah Genyem dan depocenter
Cekungan disebelah selatan berada di daerah
Mamberamo, sehingga akumulasi gambut
tidak dapat berkembang dengan sempurna
akibat temperatur dan tekanan yang rendah
(Formasi Unk).
3. Berdasarkan anomali gaya berat Bouguer,
dugaan sementara potensi keberadaan litologi
Gambar 3. Float Batubara pada anak pembawa batubara adalah relatif di bagian
Sungai Wiruway. timur dan melampar ke utara seperti
ditunjukkan nilai kontur anomali yang semakin
Berdasarkan data lapangan di atas, maka besar ke arah timur. Hal ini diperkuat
dapat dianalisis, bahwa ketiadaan singkapan dijumpainya endapan batubara di sebelah
batubara yang signifikan di daerah penelitian, timur di luar daerah penelitian.
disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
Daftar Pustaka SNI 13-6011-1999, Klasifikasi Sumberdaya
dan Cadangan Batubara, Badan
Blakely R. and Simpson R., 1986. Standardisasi Nasional.
Approximating edges of sources bodies Sukandarrumidi, 1995, Batubara dan Gambut,
from magnetic or gravity anomalies. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Geophysics, vol. 51, p.1494–1498. Suwarna dan Noya, 1995, Peta Geologi Lembar
Jeremic, M.L., 1985, Strata Mechanics in Coal Jayapura, Pusat Penelitian dan
Mining, A.A. Balkema Rotterdam. Pengembangan Geologi.
Kuncoro, P. B, 1996. Perencanaan Eksplorasi Thomas, L., 2002. Coal Geology. John Wiley &
Batubara, Program Pasca Sarjana Institut Sons, inc., Chicester-England.
Teknologi Bandung. Bandung. Wolfe, M., 1984. Coal-Bearing Depositional
Prost, Gary, 2014, Remote Sensing for Systems, Springer, Houston-USA.
Geoscientists, Third Edition, Taylor and http://topex.ucsd.edu/cgi-bin/get_data.cgi,
Francis Group, New York. diunduh pada Tanggal 5 Mei 2013

© Mining Engineering, Univ. of Bangka Belitung 6


Promine Journal, June 2016, Vol. 4 (1), page 1 - 7

(a) (b)

APeta Anomali Gravity Bouguer Daerah Penelitian (b). Model 3 Dimensi Anomali Gravity
Daerah Penelitian

© Mining Engineering, Univ. of Bangka Belitung 7

Anda mungkin juga menyukai