Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Mineral, Maret 2017, Vol. II (1), hal.

8 - 15

Optimalisasi dan Produktivitas Alat Gali-Muat dan Alat Angkut pada Tambang
Batu Granit PT Vitrama Properti di Desa Air Mesu, Kecamatan Pangkalan Baru,
Kabupaten Bangka Tengah
(Optimization and Productivity of Excavator and Dump Truck in Granite Mining
Activity of PT Vitrama Properti at Air Mesu Village, Pangkalan Baru Subdistrict,
Central Bangka Regency)

Muhamad Nasuhi1, E.P.S.B Taman Tono2, Guskarnali2


1Mahasiswa Program Sarjana, Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Bangka Belitung
2Staf Pengajar, Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Bangka Belitung

Abstract
Granite mining activity of PT Vitrama Properti is done by blasting system followed by work combination
of one unit Excavator serve four units Dump Truck with a production target of 60.000 tonnes/month.
The method of this research is quantitative descriptive to know achieving optimization and productivity
Excavator-Dump Truck and efforts are needed to achieve the production target. The results of this
research that digging and transport activities not run optimally seen from the low efficiency of work,
which only reached 46,57% for digging activity and 40,51% material transport activities of the actual
productivity of 29503,44 tons / month for Exacavator and 20754,72 tons / month for Dump Truck.
Efforts are needed to achieve the production target is to make improvements circulation time of Dump
Truck, increase the work efficiency of digging-transport activity and adding charging frequency to
vessel Dump Truck.
Keyword : Excavator, dump truck, work efficiency, production.

1. Pendahuluan aktual alat angkut, didapat hasil sebesar


20.754,72 ton/bulan artinya ketercapaian
PT Vitrama Properti merupakan perusahaan produksi hanya mencapai 34,59 % dari target
swasta nasional yang bergerak di bidang yang telah ditetapkan. Jauhnya selisih
pembangunan, perdagangan dan jasa konstruksi, pencapaian target yang ditetapkan dengan
bertempat di Desa Air Mesu Timur, Kecamatan produksi aktual tentunya dapat merugikan
Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah. perusahaan. Hal tersebut mendorong
Perusahaan ini melakukan usaha kegiatan dilakukannya penelitian berkenaan optimalisasi
penambangan batu granit dengan metode dan produktivitas alat gali-muat dan angkut yang
tambang terbuka (Quarry) dengan menerapkan digunakan dalam aktivitas penambangan batu
sistem peledakan dilanjutkan dengan kombinasi granit PT Vitrama Properti.
satu unit Excavator Kobelco SK 200-8 terhadap Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui
empat unit Dump Truck Hino FM 260 JD dalam pencapaian optimalisasi dan produktivitas alat
melakukan kegiatan penambangan untuk gali-muat dan alat angkut yang digunakan dan
mencapai target produksi sebesar 60.000 mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
ton/bulan. tidak tercapainya target produksi serta
Peralatan mekanis pada operasi menentukan penyelesaian yang tepat dari setiap
penambangan merupakan sarana produksi yang permasalahan yang ada, sehingga target
penting untuk menunjang tercapainya target produksi sebesar 60.000 ton/bulan dapat
produksi. Tidak efisiennya penggunaan alat tercapai.
mekanis dapat disebabkan oleh beberapa faktor Lokasi Penelitian
diantaranya faktor cuaca dan iklim tidak
menguntungkan, adanya keperluan operator Penelitian ini berada di lokasi IUP PT Vitrama
peralatan mekanis serta reparasi alat mekanis Properti bagian produksi batu granit. Secara
saat jam operasi. Hal tersebut berdampak administratif PT Vitrama Properti terletak di Desa
terhadap menurunnya tingkat ketercapaian Air Mesu, Kecamatan Pangkalan Baru,
produksi. Berdasarkan hasil perhitungan produksi Kabupaten Bangka Tengah, Propinsi Kepulauan
Bangka Belitung dengan letak geografis berada
* Korespondensi Penulis : (Muhamad Nasuhi) di titik koordinat antara 106° 08’ 57,62” - 106° 09’
Jurusan Teknik Pertambangan, Universitas Bangka 52,14” Bujur Timur dan 02° 12’ 55,79” - 02° 13’
Belitung 54,43” Lintang Selatan dengan jarak ± 30 km dari
Email : muhamad_nasuhi@yahoo.com pusat kota Pangkal Pinang (Gambar 1).

8
Jurnal Mineral, Maret 2017, Vol. II (1), hal. 8 - 15

Gambar 1. Peta lokasi penelitian

Tinjauan Pustaka Faktor-faktor yang Mempengaruhi Optimalisasi


Alat Mekanis
Optimalisasi Usaha Penambangan
1. Kondisi tempat kerja
Menurut Batubara (1985), tiga hal yang
Tempat kerja harus memenuhi syarat bagi
menyebabkan pentingnya optimalisasi dalam
pencapaian target produksi dan juga aman bagi
usaha penambangan yaitu :
penempatan alat beserta mobilitas pekerja yang
a. Aktivitas penambangan yang tidak optimal
berada disekitarnya (Suryaputra, 2009).
akan berdampak sepanjang usaha
2. Pola pemuatan
penambangan.
Menurut Indonesianto (2007), untuk
b. Keadaan yang tidak optimal hanya dikoreksi
memperoleh hasil yang sesuai dengan target
secara tidak langsung, karena kondisi yang
produksi, maka pola pemuatan merupakan salah
dihadapi di kemudian hampir tidak sama
satu faktor yang mempengaruhi waktu edar alat.
dengan kondisi yang ditemui sebelumnya.
3. Faktor pengisian bucket (Fp)
c. Kondisi yang tidak optimal akan
Menurut Pfleider (1972), faktor pengisian
menyebabkan rendahnya tingkat ketercapaian
bucket dapat dihitung dengan persamaan berikut:
produksi dan menurunnya tingkat Vb
keselamatan kerja. Fp = × %
Vd
Peralatan Mekanis Tambang Terbuka Keterangan :
Vb = Kapasitas aktual mangkuk alat gali-
Peralatan mekanis yang sering digunakan
muat (m3).
pada tambang terbuka adalah alat-alat mekanis
Vd = Kapasitas teoritis mangkuk alat gali-
yang diperuntukkan pada kegiatan penggalian,
muat (m3).
pemuatan dan pengangkutan. Menurut
4. Faktor pengembagan material (Swell factor)
Rochmanhadi (1982), Excavator dapat
Menurut Peurifoy dan Better (1998), faktor
digunakan pada aktivitas penggalian dan
pengembangan material dapat dihitung
pemuatan sedangkan alat yang digunakan untuk
menggunakan persamaan berikut :
pengangkutan dapat menggunakan Dump Truck.
�� �
Optimalisasi Kerja Alat SF = ×100% (2)
�� �
Optimalisasi kerja alat untuk meningkatkan Keterangan :
produksi dapat dilakukan dengan SF = Swell factor (%)
mengoptimalkan efisiensi kerja alat yang Dloose = Densitas dalam keadaan lepas
berhubungan dengan kondisi mekanis alat. (ton/m3).
(Sundari, 2012). Dinsitu = Densitas dalam keadaan asli (ton/m 3).

9
Jurnal Mineral, Maret 2017, Vol. II (1), hal. 8 - 15

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas c. Ketersediaan pemakaian (UA)


Alat Mekanis W
UA = × %
1. Waktu edar (Cycle time) W+S
Perhitungan waktu edar dapat dilakukan d. Efisiensi Alat (EU)
menggunakan persamaan sebagai berikut W
(Prodjosumarto, 1993) : EU = × %
W+R+S
a. Waktu edar alat gali-muat (Ctgm) : Keterangan :
Ctgm = Tg + Tsi + Tt + Tsk (3) ST = Scheduled Time (W+R+S) atau jumlah
Keterangan : seluruh jam kerja, dimana alat
Tg = waktu menggali material (detik). dijadwalkan beroperasi.
Tsi = waktu putar dengan bucket terisi/swing isi
(detik). 5. Efisiensi kerja (EK)
Tt = waktu menumpahkan muatan (detik). Efisiensi dapat ditentukan dengan perkalian
Tsk = waktu dengan bucket kosong/swing antara efisiensi alat dengan efisiensi operator
kosong (detik). yang dinyatakan dalam persen (%).
b. Waktu edar alat angkut (Cta) : EK = EU × EO (10)
Cta = Tl + Tas + Tmd + Td + Tkk + TWt +
Tml (4) Produktivitas Alat Mekanis
Keterangan : Perhitungan produktivitas dapat digunakan
Tl = waktu diisi muatan/loading (detik). untuk menilai kinerja dari alat mekanis yang
Tas = waktu mengangkut muatan/angkut isi digunakan. Produktivitas tergantung pada
(detik). kapasitas dan waktu siklus alat mekanis.
Tmd = waktu mengambil posisi penumpahan Semakin baik penggunaan alat mekanis maka
(detik). semakin besar produksi yang dihasilkan alat
Td = waktu pengosongan muatan (detik) tersebut.
Tkk = waktu kembali kosong/kembali kosong 1. Produktivitas alat gali-muat
(detik). Menurut Indonesianto (2005), produktivitas
Twt = waktu antrian (detik). alat gali-muat dapat dihitung menggunakan
Tml = waktu mengambil posisi persamaan berikut :
pengisian/manuver loading (detik). � × × × �×
2. Waktu kerja efektif (Wke) �=
Perhitungan waktu kerja efektif dapat Keterangan :
dilakukan menggunakan persamaaan berikut : P = Produksi alat gali-muat (bcm/jam)
Wke = Wkt – (Whd + Whtd) (5) KB = Kapasitas teoritis bucket alat gali-muat
Keterangan : (m3).
Wkt = Waktu kerja tersedia (menit). BF = Bucket factor (%)
Whd = Waktu hambatan dapat dihindari (menit) SF = Swell factor (%)
Whtd = Waktu hambatan tidak dapat dihindari EK = Efisiensi kerja.
(menit) CT = Waktu edar alat gali-muat (detik).
3. Efsiensi operator (EO) 2. Produktivitas alat angkut
Efisiensi operator dapat dihitung Menurut Indonesianto (2005), produktivitas
menggunakan persamaan berikut : alat angkut dapat dihitung menggunakan
Wke persamaan berikut :
EO = ×100% (6)
Wkt �×� × × × �×
4. Faktor ketersediaan alat �=
Menurut Prodjosumarto (1993), perhitungan Keterangan :
faktor ketersediaan alat mekanis terdiri dari P = Produksi alat angkut (bcm/jam)
empat bagian diantaranya : n = Jumlah pengisian bak alat angkut.
a. Ketersediaan mekanis (AI) CT = Waktu edar alat angkut (detik).
W Faktor Keserasian Kerja (Match Factor)
AI = × %
W+R
Keterangan : Idealnya perbandingan volume bak alat
W = Waktu kerja (jam). angkut adalah 4 sampai 5 kali kapasitas bucket
R = Waktu rawatan (jam). alat gali-muat (Tenriajeng, 2003). Nilai
b. Ketersediaan fisik (PA) keserasian kerja antara alat gali-muat dan alat
angkut dapat dihitung menggunakan persamaan
W+S
PA = × % berikut :
W+R+S
Keterangan : Na × CTm × n
�=
S = Waktu standby (jam). Nm × CTa

10
Jurnal Mineral, Maret 2017, Vol. II (1), hal. 8 - 15

Keterangan : granit PT Vitrama Properti yang meliputi kondisi


MF = Faktor keserasian kerja (Match factor). lapangan, pola pemuatan, faktor pengisian
Na = Jumlah alat angkut. bucket, swell factor, kapasitas pengisian alat
Nm = Jumlah alat gali-muat. angkut, waktu edar alat mekanis, efisiensi kerja,
n = Banyak pemuatan. faktor ketersediaan alat mekanis, produktivitas
CTm = Waktu edar alat gali-muat. alat mekanis dan match factor alat mekanis.
CTa = Waktu edar alat angkut.
Tahapan Penelitian
MF < 1, ada waktu tunggu untuk alat gali-muat
MF = 1, tidak ada waktu tunggu untuk alat gali- Metode yang digunakan dalam penelitian ini
muat dan alat angkut adalah metode deskriptif kuantitatif. Penelitian ini
dilakukan melalui bebapa tahapan diantaranya :
MF > 1, ada waktu tunggu untuk alat angkut 1. Persiapan
1. Perhitungan waktu tunggu alat gali-muat Tahap ini terbagi menjadi dua bagian yaitu
menggunakan persamaan berikut : mengidentifikasi masalah dan merumuskan
Nm × Cta masalah yang akan dikaji dalam penelitian
Wtm = − Ctm × n 2. Pengamatan dan pengumpulan data
Na
2. Perhitungan waktu tunggu alat angkut Tahap ini bertujuan untuk mengumpulkan
menggunakan persamaan berikut : data primer maupun data sekunder dalam
mendukung tercapaianya tujuan penelitian.
Na × Ctm × n 3. Pengolahan dan analisis data
Wta = − Cta
Nm Pada tahap ini data diolah secara matematis
Keterangan : menggunakan persamaan 1 – 15 kemudian
Wtm = Waktu tunggu alat gali-muat. dianalisis untuk mengetahui perbandingan antara
Wta = Waktu tunggu alat angkut kesesuaian kondisi aktual dengan kondisi yang
diinginkan, sehinga dapat menentukan solusi
3. Metodologi Penelitian yang tepat dari setiap permasalahan yang ada.
Objek Penelitian Tahapan penelitian secara rinci dapat dilihat
pada diagram alir penelitian pada Gambar 2 di
Objek penelitian dibatasi mulai dari area bawah ini.
tambang Blok E menuju lokasi dumping batu

Mulai

Identifikasi Masalah Studi Literatur

Rumusan Masalah

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


1. Kondisi daerah penelitian. 1. Spesifikasi alat mekanis
2. Waktu hambatan kerja 2. Target produksi batu granit
3. Geometri alat angkut
4. Parameter CT

Pengolahan Data
1. Menghitung cycle time alat mekanis
2. Menghitung faktor koreksi bucket
3. Menghitung swell factor
4. Menghitung efektifitas kerja
5. Menghitung faktor ketersediaan alat
6. Menghitung efisiensi kerja
7. Menghitung produktivitas alat mekanis
8. Menghitung match factor

Hasil dan Pembahasan


1. Pencapaian optimalisasi dan produktivitas alat gali-muat dan alat angkut
2. Perbaikan yang dapat dilakukan untuk optimalisasi produksi agar target produksi tercapai

Kesimpulan

Selesai

Gambar 2. Diagram alir penelitian

11
Jurnal Mineral, Maret 2017, Vol. II (1), hal. 8 - 15

3. Hasil dan Pembahasan Standar Swell Factor material granit pecah-pecah


memiliki nilai swell 56 % – 67 %, sehingga
Penelitian ini dilakukan di front penambangan diketahui perhitungan swell factor saat ini sesuai
Blok E sampai ke lokasi dumping batu granit di kondisi standar yang ditetapkan.
unit crusher PT Vitrama Properti. Penelitian ini Banyaknya Pengisian Bak Alat Angkut
terkait pencapaian optimalisasi dan produktivitas
alat gali-muat dan alat angkut pada kegiatan Kapasitas bak Dump Truck Hino FM 260 JD
penambangan batu granit dalam mencapai target yaitu 21,32 m 3 dan kapasitas pengisian bucket
produksi 60.000 ton/bulan. Alat gali-muat, angkut aktual Excavator Kobelco SK 200-8 rata-rata
pada aktivitas penambangan batu granit di PT sebesar 0,8 m3. Berdasarkan pengamatan di
Vitrama Properti yaitu satu unit Excavator lapangan, rata-rata pengisian muatan ke bak alat
Kobelco SK 200-8 melayani empat unit Dump angkut dilakukan sebanyak 22 kali, artinya
Truck Hino FM 260 JD. volume muatan aktual untuk mengisi bak alat
angkut sebesar 17,60 m 3 atau 82,55 % dari
Pencapaian Optimalisasi Penggunaan Alat kapasitas desain alat angkut. Hal tersebut
Gali-Muat dan Alat Angkut menunjukkan pengisian bak alat angkut angkut
Kondisi Loading Point dan Dumping Area masih belum optimal karena masih ada 17,45 %
ruang bak alat angkut yang belum terisi, selain itu
Berdasarkan hasil pengukuran di lapangan, ketidaksesuain kapasitas antara alat gali-muat
luas loading point dan tempat dumping batu dan alat angkut yang menyebabkan tingginya
granit masing-masing sebesar 554,4 m 2 dan 440 cycle time alat angkut saat loading material yang
m2. Hal tersebut menunjukkan keadaan loading mencapai ± 6 menit dikarenakan kondisi yang
point dan lokasi dumping tidak perlu dilakukan sesuai untuk banyaknya pengisian bucket alat
perluasan area karena alat angkut masih mudah muat ke bak alat angkut yaitu 4 – 5 kali.
bermanuver.
Produktivitas Alat Gal-Muat dan Alat Angkut
Posisi dan Pola Pemuatan
Produktivitas aktual alat gali-muat dan alat
Pola pemuatan yang diterapkan di front angkut dapat diketahui dengan menghitung
penambangan yaitu top loading, sedangkan beberapa paramater yang mempengaruhi
penempatan alat angkut saat loading produktivitas diantaranya :
menerapkan posisi single back up. Tujuan
diterapkannya pola top loading adalah agar Waktu Edar Alat Gali-muat dan Alat Angkut
operator lebih leluasa mengatur dan Perhitungan waktu edar alat gali-muat dan
menuangkan muatan ke dalam bak alat angkut, alat angkut di lapangan dilakukan menggunakan
sedangkan penerapan posisi single back up Persamaan 3 - 4. Waktur edar rata-rata untuk
dikarenakan ruang antar Truck saat loading yang alat gali-muat sebesar 18,98 detik, sedangkan
sempit, sehingga tidak memungkinkan waktu edar rata-rata alat angkut sebesar 2063,84
diterapkannya posisi double back up.
detik. Tingginya waktu edar alat angkut
Faktor Pengisian Bucket (Bucket Fill Factor) disebabkan karena macetnya penggilingan batu
granit di unit crusher, sehingga alat angkut harus
Berdasarkan spesifikasi Excavator Kobelco menunggu dumping batu granit sampai proses
SK 200-8, kapasitas teoritis bucket Excavator penggilingan kembali lancar.
yaitu 1,3 m3, sedangkan perhitungan aktual
kapasitas rata-rata pengisian bucket yaitu 0,8 m3, Waktu Kerja Tersedia dan Efisiensi Kerja
maka dengan menggunakan Persamaan 1 Waktu kerja tersedia PT Vitrama Properti
didapat nilai faktor koreksi bucket gali-muat untuk melakukan kegiatan penambangan adalah
sebesar 61,53 %. Standar faktor pengisian bucket 540 menit/hari atau 9 jam/hari dengan satu shift
untuk kondisi material batuan hasil peledakan kerja mulai dari jam 07.00 - 17.00 dan total hari
yaitu 60% – 70% yang berarti faktor pengisian kerja pada bulan September 2016 yaitu 29 hari
bucket aktual sudah sesuai dengan kondisi
kerja. Berdasarkan kondisi aktual di lapangan,
lapangan, sehingga tidak perlu dilakukan waktu kerja tersedia yang ditetapkan tidak dapat
perbaikan terhadap kapasitas pengisian bucket digunakan sepenuhnya karena adanya
aktual di lapangan. hambatan-hambatan kerja yang berasal dari alat
Faktor Pengembangan Material (Swell Factor) maupun operator alat mekanis. Waktu hambatan
rata-rata alat mekanis maupun operator pada
Berdasarkan data yang diperoleh dari PT kegiatan gali-muat dan pengangkutan serta
Vitrama Properti, density insitu batu granit yaitu waktu kerja efektif dapat dilihat secara rinci pada
2,67 ton/m3 dan density loosenya 1,6 ton/m3. Tabel 1.
Perhitungan swell factor dapat dilakukan dengan
menggunakan Persamaan 2 dan didapat nilai
swell factor batu granit di lapangan sebesar 60%.

12
Jurnal Mineral, Maret 2017, Vol. II (1), hal. 8 - 15

Tabel 1. Waktu hambatan kerja kegiatan gali-muat dan pengangkutan


Kegiatan Kegiatan
Waktu dan Hambatan kerja gali-muat pengangkutan
(menit/hari) (menit/hari)
Waktu kerja tersedia (Wkt) 540 540
Terlambat mulai kerja 3,90 4,20
Istirahat terlalu awal 10,10 11,90
Hambatan Terlambat setelah istirahat 3,30 3,70
operator Berhenti sebelum kerja selesai 6,90 8,30
(Who) Keperluan operator 6,20 10
Shalat Jum’at 8,30 8,30
Peledakan 3,10 3,10
Waktu Perjalanan ke front 8,50 2,60
stand by Hujan 7,20 7,20
Hambatan (S) Perbaikan crusher 165,50 165,50
alat
Waktu Perbaikan alat 5,50 36,40
(Wha)
rawatan Pemeriksaan harian 30 30
(R) Pelumasan dan pengisian BBM 30 30
Total waktu hambatan 288,50 321,20
Waktu kerja efektif (Wke) 251,50 218,80

Efsiensi kerja terdiri dari perkalian efisiensi mengenai faktor ketersediaan alat, efisiensi
alat dengan efisiensi operator yang dapat operator dan efisiensi kerja pada kegiatan gali-
dihitung secara matematis menggunakan muat dan pengangkutan ditunjukkan pada Tabel
Persamaan 6 – 10. Adapun hasil perhitungan 2 di bawah ini.
Tabel 2. Hasil perhitungan efisiensi kerja kegiatan gali-muat dan pengangkutan
Faktor ketersediaan alat
Waktu (menit/hari) Efisiensi Efisiensi
mekanis
Aktivitas operator kerja
AI PA UA EU (%) (%)
Wke R S Who
(%) (%) (%) (%)

Gali-muat 251,50 65,50 181,20 41,80 79,33 86,85 58,12 50,48 92,26 46,57

Pengangkutan 218,80 96,40 175,30 49,50 69,41 80,34 55,51 44,60 90,83 40,51

Produktivitas Aktual Alat Gali-muat dan Alat


Berdasarkan Tabel 2, efisiensi kerja kegiatan
Angkut
gali-muat dan pengangkutan di lapangan masing-
masing hanya mencapai 46,57% dan 40,51%. Perhitungan produktivitas aktual alat gali-muat
Hal tersebut menunjukkan efisiensi kerja yang dan alat angkut dilakukan dengan menggunakan
sangat buruk disebabkan karena tingginya waktu Persamaan 11 – 12. Berikut hasil perhitungan
hambatan yang terjadi di lapangan terutama nilai produktivitas aktual alat gali-muat dan alat
hambatan saat perbaikan crusher yang mencapai angkut di lapangan yang ditunjukkan pada Tabel
165,50 menit/hari. 3 di bawah ini.

Tabel 3. Hasil perhitungan produktivitas aktual


Jenis Jumlah KB BF EK CT n Densitas Wkt P P P
Alat unit (m3) (%) (%) (detik) (kali) (ton/m3) (jam/hari) (ton/jam) (ton/hari) (ton/bulan)

Excavator 1 1,3 61,53 46,57 18,98 - 1,6 9 113,04 1.017,36 29.503,44


Dump
4 1,3 61,53 40,51 2063,84 22 1,6 9 19,88 178,92 20.754,72
Truck

Berdasarkan Tabel 3, nilai produktivitas aktual dan perbaikan kondisi kerja yang sesuai untuk
alat gali-muat dan alat angkut bulan September mencapai target produksi yang diinginkan.
2016 masing-masing hanya mencapai 29.503,44
Keserasian Kerja (Match Factor)
ton/bulan dan 20.754,72 ton/bulan, sedangkan
target produksi yang ditetapkan perusahaan Perhitungan nilai match factor dilakukan
sebesar 60.000 ton/bulan. Hal tersebut menggunakan Persamaan 13, maka didapat nilai
disebabkan oleh beberapa faktor seperti efisiensi match factor yang dihasilkan dari kombinasi
kerja yang rendah, tingginya waktu edar alat satu unit Excavator Kobelco SK 200-8 dengan
angkut, kombinasi alat gali-muat dan alat angkut empat unit Dump Truck Hino FM 260 JD adalah
yang tidak sesuai serta pengisian bak alat angkut 0,81. Hal tersebut menunjukkan MF < 1 yang
yang belum optimal, sehingga perlunya analisis berarti adanya waktu tunggu bagi alat gali-muat

13
Jurnal Mineral, Maret 2017, Vol. II (1), hal. 8 - 15

sebesar 1,64 menit. Berdasarkan hasil menjadi 1463,84 detik dengan cara menekan
perhitungan tersebut, diketahui adanya waktu tunggu alat angkut saat dumping di unit
ketidakserasian antara kombinasi alat gali-muat crusher.
dengan alat angkut yang digunakan saat ini,
Peningkatan Efisiensi Kerja
sehingga perlunya usaha perbaikan untuk
mengatasi kondisi tersebut. Rendahnya waktu kerja efektif disebabkan
karena besarnya waktu hambatan kerja yang
Usaha-usaha Peningkatan Produksi
terjadi di lapangan, sehingga menyebabkan
Pencapaian produktivitas aktual alat gali-muat kecilnya nilai efisiensi kerja kegiatan
dan alat angkut masih jauh dari target produksi penambangan. Usaha-usaha yang dapat
yang ditetapkan, sehingga perlunya analisis dan dilakukan untuk mengatasi hal tersebut yaitu
perbaikan kondisi kerja diantaranya : dengan cara menekan waktu hambatan kerja
terutama hambatan kerja yang dapat dihindari
Perbaikan Waktu Edar
serta memperbaiki manajeman produksi guna
Perbaikan waktu edar dilakukan dengan cara meminimalisir terjadinya kerusakan alat pada jam
mengatasi masalah penyebab tingginya waktu kerja. Usaha-usaha perbaikan waktu kerja efektif
edar. Perbaikan waktu edar hanya dilakukan dapat dilihat secara rinci pada Tabel 4.
pada alat angkut yang semula 2063,84 detik
Tabel 4. Rekomendasi peningkatan waktu kerja efektif
Kegiatan
Kegiatan gali-muat
pengangkutan
(menit/hari)
Waktu hambatan kerja (menit/hari)
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
perbaikan perbaikan perbaikan perbaikan
Terlambat mulai kerja 3,90 0 4,20 0
Istirahat terlalu awal 10,10 0 11,90 0
Terlambat setelah istirahat 3,30 0 3,70 0
Hambatan
Berhenti sebelum kerja
operator 6,90 0 8,30 0
selesai
(Who)
Keperluan operator 6,20 6,20 10 10
Shalat Jum’at 8,30 8,30 8,30 8,30
Peledakan 3,10 3,10 3,10 3,10
Perjalanan ke
8,50 8,50 2,60 2,60
Waktu front
stand by Hujan 7,20 7,20 7,20 7,20
(S) Perbaikan
Hambatan 165,50 80 165,50 80
crusher
alat
Perbaikan alat 5,50 5,50 36,40 36,40
(Wha)
Waktu Pemeriksaan
30 30 30 30
rawatan harian
(R) Pelumasan dan
30 30 30 30
pengisian BBM
Total waktu hambatan 288,50 178,80 321,20 207,60
Waktu kerja efektif (Wke) 251,50 361,20 218,80 332,40

Berdasarkan Tabel 4, setelah dilakukan Pengisian bak alat angkut dapat ditingkatkan dari
perbaikan kondisi kerja terlihat waktu kerja efektif 22 kali pengisian menjadi 24 kali.
meningkat dari 251,50 menit/hari menjadi 361,20
menit/hari pada kegiatan gali-muat, sedangkan Produktivitas Setelah Perbaikan Kondisi Kerja
pada kegiatan pengangkutan mengalami
Setelah dilakukan perbaikan kondisi kerja,
kenaikan dari 218,80 menit/hari menjadi 332,40
terjadi perubahan produktivitas alat gali-muat dan
menit/hari, sehingga efisiensi kerja produksi
alat angkut yaitu masing-masing sebesar
meningkat dari 46,57% menjadi 66,88 % untuk
42.957,99 ton/bulan dan 46.437,12 ton/bulan. Hal
kegiatan gali-muat, sedangkan pada kegiatan
tersebut menunjukkan pencapaian produksi
pengangkutan efisiensi kerja meningkat dari
masih belum mampu mencapai target produksi
40,51 % menjadi 61,55 %. Hal tersebut
60.000 ton/bulan, karena itu perlu penambahan
menunjukkan efisiensi kerja kegiatan
unit alat gali-muat yang semula satu unit menjadi
penambangan setelah perbaikan kondisi kerja
dua unit dan alat angkut dari empat unit menjadi
sudah cukup baik.
enam unit, sehingga produktivitas alat gali-muat
Penambahan Pengisian Bak Alat Angkut dan alat angkut masing-masing menjadi
84.736,26 ton/bulan dan 72.787,68 ton/bulan
Berdasarkan perhitungan geometri bak alat
dengan nilai keserasian kerja yaitu 0,93 atau
angkut, kapasitas bak alat angkut yaitu 21,32 m 3.

14
Jurnal Mineral, Maret 2017, Vol. II (1), hal. 8 - 15

MF<1 yang berarti terdapat waktu tunggu bagi kondisi kerja dapat dilihat pada Tabel 5 dibawah
alat gali-muat sebesar 0,54 menit. Peningkatan ini.
produktivitas sebelum dan setelah perbaikan
Tabel 5. Produktivitas sebelum dan setelah perbaikan kondisi kerja
Ketercapaian
Produktivitas Jam kerja Produksi
Alat mekanis Unit produksi
(ton/jam) (jam/hari) (ton/bln)
(%)
Sebelum Perbaikan
Kobelco SK 200-8 113,04 9 1 29.503,44 49,17
DT Hino FM 260 JD 19,88 9 4 20.754,72 34,59
Setelah Perbaikan
Kobelco SK 200-8 162,33 9 2 84.736,26 141,22
DT Hino FM 260 JD 46,48 9 6 72.787,68 121,31

Berdasarkan Tabel 5, tingkat ketercapain E.P. Pfleider, 1972, “Surface Mining”, 1st Edition.
produksi meningkat setelah dilakukan perbaikan USA :. The American Institute of Mining,
kondisi kerja dan penambahan unit alat gali-muat Metallurgical, and Petroleum Engineers, Inc.,
dan alat angkut, yang semula 49,17 % menjadi New York.
141,22 % untuk alat gali-muat dan 34,59 % Indonesianto, Y., 2005, “Pemindahan Tanah
menjadi 121,31 % untuk alat angkut, sehingga Mekanis”, Diktat, Jurusan Teknik
target produksi tercapai. Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral,
Universitas Pembangunan Nasional
4. Kesimpulan “Veteran”: Yogyakarta.
, 2007, “Pemindahan Tanah
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, Mekanis”, Diktat, Jurusan Teknik
maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut : Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral,
1. Penggunaan alat gali-muat dan alat angkut Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
belum sepenuhnya optimal terlihat dari : Yogyakarta.
rendahnya efisiensi kerja kegiatan gali-muat Peurifoy, R. L., 1998, “Construction Planning,
dan pengangkutan yang masing-masing Equipment and Method”. New York: Mc.
hanya mencapai 46,57 % dan 40,51 %. Graw-Hill Book Company.
2. Produktivitas aktual alat gali-muat dan alat Prodjosumarto, P., 1993, “Pemindahan Tanah
angkut pada bulan September 2016 di PT Mekanis”, Institut Teknologi Bandung :
Vitrama Properti yaitu sebesar 29.503,44 Bandung.
ton/bulan untuk alat gali muat dan 20.574,72 Rochmanhadi, 1982, “Alat-Alat Berat dan
ton/bulan untuk alat angkut. Penggunaannya”, Badan Pekerjaan Umum :
3. Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk Jakarta.
mencapai target produksi 60.000 ton/bulan Sundari, W., 2012, “Optimalisasi Kerja Alat Gali
yaitu dengan melakukan perbaikan waktu Muat dan Alat Angkut Untuk Peningkatan
edar alat angkut yang semula 2063,84 detik Produksi Nikel Studi Kasus pada PT Timah
menjadi 1463,84 detik, peningkatan efisiensi Eksploimin Desa Baliara, Kecamatan
kerja kegiatan gali-muat yang semula 46,57 % Kabaena Barat, Kabupaten Bombana,
menjadi 66,88 % dan peningkatan efisiensi Provinsi Sulawesi Tenggara”, Jurnal Lontar,
kerja kegiatan pengangkutan yang semula Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas
40,51 % menjadi 61,55 %, penambahan Teknik, Universitas Nusa Cendana: Kupang.
banyaknya pengisian bak alat angkut dari 22 Suryaputra, A., 2009, “Kajian Teknis Produksi
kali menjadi 24 kali serta penambahan alat Alat Muat dan Alat Angkut pada Kegiatan
gali-muat dari satu unit menjadi dua unit dan Pengupasan Tanah Penutup PT Marunda
alat angkut dari empat unit menjadi enam unit, Graha Mineral di Kecamatan Laung Tuhup,
sehingga produksi meningkat menjadi Kabupaten Murung Raya, Kalimantan
84.736,26 ton/bulan untuk alat gali-muat dan Tengah”, Skripsi, Jurusan Teknik
72.787,68 ton/bulan untuk alat angkut. Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral,
Universitas Pembangunan Nasional
Daftar Pustaka “Veteran”: Yogyakarta.
Tenriajeng, A. T., 2003, “Pemindahan Tanah
Anonim, 2008, “Caterpillar Perfomance Mekanis”. Penerbit Gunadarman : Jakarta.
Handbook”, Edition 38, Caterpillar, USA.
Batubara, a. e. a., 1985, “Ekonomi Dan
Manajemen Pertambangan Alluvial Serta
Peranannya Dalam Pengembangan
Lingkungan, Jakarta”, Yayasan Pembina
Perguruan Stannia (YP2S).

15

Anda mungkin juga menyukai