Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS WORKING GEOMETRY

TERHADAP PRODUKTIFITAS UNIT PC 2000


DI PT TRUBAINDO COAL MINING
KABUPATEN KUTAI BARAT, KALIMANTAN TIMUR
Yoga Pramana Ningrom 1, Muhammad Dahlan Balfas 2 , Tommy Trides 2
1) Mahasiswa Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Mulawarman
2) Dosen Fakultas Teknik Universitas Mulawarman

Abstrak
Alat gali muat bertujuan untuk membongkar/memindahkan material ketempat lain. Alat gali dalam
pertambangan batubara adalah salah satu alat utama untuk mencapai target produksi, terutama untuk
pemindahan lapisan tanah penutup atau over burden. PT PAMA sebagai kontraktor tambang
PT.Trubaindo Coal Mining, menginginkan working geometry fleet PC2000 seluas 4 Ha. Dengan teori dan
perbandingan aktual nantinya akan di dapatkan produktifitas teori per jam PC 2000, minimal front kerja
aktual PC 2000, working geometry standar PC 2000 di lapangan, dan Menentukan pengaruh working
geometry terhadap produksi.
Metodologi yang di gunakan adalah dari tahapan persiapan, tahapan pengumpulan data,dan tahap
pengolahan dan analisa data.
Dari penelitian yang dilakukan di PT. Trubaindo Coal Mining diperoleh Produktifitas teori untuk PC 2000
adalah 596.30 Bcm/Jam, Minimal front kerja dari aktual berdasarkan produktifitas PC 2000 adalah 0.06
Ha, front kerja standar berdasarkan teori dan dimensi PC 2000 adalah 0.1 Ha, dan Maksimal produktifitas
PC 2000 adalah 869.17 Bcm/jam dengan working geometry 0.53 Ha

Abstract
Trencher unloading aims to dismantle / remove material elsewhere. Excavator in coal mining is one of
the main tools to achieve production targets, especially for overburden removal or over-burden. PAMA as
mine contractor PT.Trubaindo Coal Mining, wants geometry fleet PC 2000 working area of 4 ha. With
theory and actual comparison will in theory get hourly productivity PC 2000, the minimum front actual
work PC 2000, PC 2000 standard geometry working in the field, and determining the influence of
geometry working towards production.
The methodology used was from the preparation stage, the stages of data collection, and data processing
and analysis stage.
From research conducted at PT. Trubaindo Coal Mining acquired Productivity theory for PC 2000 is
596,30 Bcm / Hour Minimum front of the actual labor productivity based PC 2000 is 0,06 Ha, front work
theory and dimensional standards as PC 2000 is 0,1 ha, and maximum productivity PC 2000 is 869,17
Bcm / hours by working geometry 0,53ha.

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Trubaindo Coal Mining menggunakan
metode penambangan open pit dengan

pengoperasian peralatan mekanis seperti


excavator untuk pemuatan dan dump truck
untuk pengangkutan. Salah satu penentu
keberhasilan metode penambangan ini adalah
seberapa besar produksi peralatan mekanis
tersebut dapat dimanfaatkan seefektif dan

seefisien
mungkin
dalam
melakukan
pekerjaannya agar hasil yang diperoleh
maksimal.
PT PAMA sebagai kontraktor tambang
PT.Trubaindo Coal Mining, menginginkan
working geometri fleet PC2000 seluas 4 Ha.
Dengan teori dan perbandingan aktual nantinya
akan di dapatkan luasan yang sebenarnya untuk
alokasi fleet PC 2000 tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara menentukan working
geometry ideal.
b. Bagaiamana cara memperoleh data
working geometry aktual.
c. Berapa hasil perhitungan working
geometry ideal berdasarkan dari data
aktual.
1.3 Tujuan
a.
b.
c.
d.

Mengetahui produktifitas teori per jam PC


2000.
Mengetahui minimal front kerja aktual PC
2000.
Menentukan working geometry standar PC
2000 di lapangan
Menentukan pengaruh working geometry
terhadap produksi.

1.4 Batasan Masalah


a.
b.
c.

Menentukan luasan area yang ideal untuk


pekerjaan penambangan oleh alat gali
muat.
Tahapan penambangan hanya difokuskan
pada kriteria teknis, tidak membahas nilai
ekonomis.
Penelitiaan hanya dilakukan di pit PT
PAMA dengan unit loader PC2000

1.5 Manfaat
a.

b.
c.

Apabila analisa luasan area kerja PC 2000


sudah diketahui selesai, diharapkan PT
Trubaindo Coal Mining akan mendapatkan
standar luasan kerja PC 2000 untuk
pembuatan perencanaan berikutnya dari
faktor dimensi unit dalam satu fleet
pekerjaan.
Memperkecil luasan bukaan tambang dari
perhitungan standar sebenarnya luasan
kerja PC 2000.
Memperkecil area tangkapan air hutan
(cathment)

2. LANDASAN TEORI

Menurut Arif dkk. (2000), tambang terbuka


adalah
segala
kegiatan
dan
aktivitas
penambangannya dilakukan atau relative dekat
dengan permukaan bumi, dan tempat kerjanya
berhubungan langsung dengan udara luar.
faktor yang berpengaruh terhadap produksi alat
tersebut, antara lain:
2.1 Sifat Fisik Material
Setiap macam material pada dasarnya memiliki
sifat fisik yang berbeda-beda. Oleh karena itu
jenis material yang terdapat di suatu daerah
tertentu dengan sifat fisik tertentu harus
diperhatikan agar tidak terjadi ketidaksesuaian
dalam penggunaan alat mekanis.
2.2 Daya Dukung Material
Menurut Prodjosurnarto (2000) daya dukung
material adalah kemampuan material untuk
mendukung alat yang ada diatasnya. Apabila
suatu alat berada diatas tanah atau batuan, maka
alat tersebut akan menyebabkan terjadinya daya
tekan (ground pressure) sedangkan tanah atau
batuan itu akan memberikan reaksi atau
perlawanan yang di sebut (load capacity)
2.3 Koefisien Traksi (coefficient of traction)
Adalah suatu faktor yang menunjukan berapa
bgian dari seluruh berat kendaraan itu pada ban
atau trackyang dapat untuk menarik dan
mendorong (Prodjosurnarto 2000).
2.4 Iklim dan Ketinggian Lokasi Kerja
Ketinggian letak suatu daerah ternyata juga
berpengaruh terhadap hasil kerja mesin-mesin,
karena mesin-mesin tersebut saat bekerja
dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur udara
luar. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa
semakin rendah tekanan udara maka akan
semakin sedikit jumlah oksigen, hal ini dapat
mengakibatkan mesin-mesin tersebut tidak
bekerja
secara
optimal.
Berdasarkan
pengalaman,
mesin
akan
mengalami
kemerosotan tenaga akibat berkurangnya
tekanan, rata-rata adalah 3% dari HP di atas
permukaan laut untuk setiap kenaikan tinggi
1000 ft, kecuali 1000 ft yang pertama
(Prodjosurnarto,2000).
2.5 Kondisi Permukaan Kerja
Kondisi permukaan kerja akan sangat
berpengaruh pada unjuk kerja alat. Kondisi
permukaan kerja yang baik akan menyebabkan
alat muat dan alat angkut bekerja secara
maksimal, sehingga akan diperoleh cycle time
yang cukup efektif.

Faktor pengisian mangkuk alat muat (F) dapat


dinyatakan sebagai perbandingan volume nyata
(Vn) dengan volume munjung teoritis (Vt),
seperti yang dinyatakan dalam persamaan:

2.6 Pola Pemuatan


Pola pemuatan yang digunakan tergantung pada
kondisi lapangan operasi pengupasan serta alat
mekanis yang digunakan dengan asumsi bahwa
setiap alat angkut yang datang, mangkuk
(bucket) alat gali muat sudah terisi penuh dan
siap ditumpahkan. Setelah alat angkut terisi
penuh segera keluar dan dilanjutkan dengan alat
angkut lainnya sehingga tidak terjadi waktu
tunggu pada alat angkut maupun alat galimuatnya.
Pola pemuatan dapat dilihat dari beberapa
keadaan yang ditunjukkan alat gali-muat dan
alat angkut, yaitu :
1. Pola
pemuatan
berdasarkan
jumlah
penempatan posisi alat angkut untuk dimuati
terhadap posisi alat gali muat.
2. Pola pemuatan yang didasarkan pada
keadaan alat gali muat yang berada di atas
atau di bawah jenjang.
3. Pola pemuatan Berdasarkan Cara Manuver.
4. Berdasarkan Posisi penggalian alat muat.

( VnVt ) x 100

F=

dimana :
F
= Faktor pengisian mangkuk (%)
Vn =Volume nyata atau kapasitas nyata
mangkuk (m3)
Vt =Volume munjung teoritis mangkuk (m3)
2.7.3 Faktor Pengembangan (Swell Factor)

2.7 Produksi
Untuk mencari productivity ada beberapabeberapa faktor yang menjadi acuan dalam
perhitungan seperti penjabaran dibawah:
2.7.1 Waktu Edar Alat Gali Muat
Waktu daur merupakan salah satu parameter
produksi. Dengan asumsi kapasitas bucket tetap,
semakin kecil waktu daur maka produksi alat
tersebut semakin tinggi sedangkan semakin
besar waktu daur maka produksi alat semakin
rendah. Waktu daur alat muat terdiri dari empat
bagian, yaitu: waktu mengisi bucket (digging
time), waktu ayunan bermuatan (swing loaded),
waktu membuang isi bucket (dumping time),
waktu ayunan kosong (empty swing), dan waktu
tunda (delay time) (Rochmanhadi ,2000).
CT(m) = Digging + Swing Loaded + Dumping
+ Empty Swing + Delay
2.7.2 Faktor Pengisian Bucket (Bucket Fill
Factor)
Karakteristik ukuran material memiliki peranan
penting dalam menentukan proses pemuatan.
Produksi dari alat muat sangat dipengaruhi oleh
material yang dimuatnya. Disini dikenal istilah
faktor pengisian bucket (bucket fill factor) yaitu
perbandingan antara volume material nyata
yang dimuat bucket dengan kapasitas munjung
bucket yang dinyatakan dalam persen (%).

1.

Menurut Rochmanhadi (1992) material tanah


(soil) tidak mempunyai sifat yang benar-benar
khas, berbeda sekali dengan beton dan baja.
Material tanah di alam terdiri dari dari dua
bagian yaitu bagian padat terdiri dari partikelpartikel material tanah yang padat, sedangkan
bagian pori berisi air dan udara.
Rochmanhadi (1992), menyebutkan bahwa
pengembangan dan penyusutan tanah dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Pengembangan (swell).
Bila tanah mengalami perubahan atau diusik
dari kondisi aslinya, bagian pori tanah akan
dimasuki udara sehingga volumenya lebih
besar dari keadaan asli atau bank volume.

Sw=

2.

x 100
( BL
L )

Penyusutan (shrinkage).
Bila tanah dipadatkan, bagian udara dipaksa
keluar dari pori tanah sehingga volumenya
lebih kecil dari pada keadaan loose volume
maupun bank volume.

x 100
( CB
C )

Sh=

dimana :
Sw = Swell = % pengembangan
Sh = Shinkage = % penyusutan
B = Berat jenis tanah keadaan asli
L = Berat jenis tanah keadaan lepas
C = berat jenis tanah keadaan padat
2.7.4 Efisiensi Kerja

Menurut Prodjosumarto( 2000 ) efisiensi kerja


adalah penilaian terhadap pelaksanaan suatu
pekerjaan atau merupakan perbandingan antara
waktu yang dipakai untuk bekerja dengan waktu
yang tersedia. Waktu kerja efektif adalah waktu
yang benar-benar digunakan oleh operator
bersama alat mekanis yang digunakan untuk
kegiatan produksi. Besarnya waktu yang telah
terjadwalkan ini dalam kenyataannya belum
dapat digunakan seluruhnya untuk produksi
(kurang dari 100%).
Terdapat beberapa parameter yang dapat
digunakan untuk mengetahui ketersediaan alat
dan penggunaannya di lapangan, yang secara
umum dapat dibedakan menjadi :

S =

Standby hours atau jumlah jam kerja


suatu
alat
yang
tidak
dapat
dipergunakan ketika alat tersebut tidak
rusak (siap beroperasi), meliputi hujan
deras, tempat kerja belum siap,
kerusakan pada crusher, dll.

W+R+S = Jumlah jam kerja alat yang telah


dijadwalkan.
2.7.5 Produksi Alat Gali Muat
Salah satu tolak ukur yang dapat dipakai untuk
mengetahui

Mechanical Availability (MA)

MA=

W
x 100
W +R

b. Physical Availability (PA)

W +S
PA=
x 100
W + R+ S
c. Use of Availability (UA)

EU =

W
x 100
W + R+ S

dimana :
W = Waktu yang dibebankan kepada operator
suatu alat yang dalam kondisi dapat
dioperasikan, artinya tidak rusak. Waktu
ini meliputi pula tiap hambatan yang
ada, seperti waktu istirahat yang terlalu
lama, pindah loading point, pelumasan,
pengisian bahan bakar, keadaan
cuaca,dll.
R = Waktu untuk melakukan perbaikan dan
waktu yang hilang karena menunggu
saat perbaikan, termasuk juga waktu
untuk penyediaan suku cadang dan
perawatan preventif (pelumasan servis
berkala).

hasil

kerja

termasuk

alat-alat

muat

adalah

besarnya produksi yang dapat dicapaioleh alat


tersebut. Oleh sebab itu usaha dan upaya untuk
dapat mencapai produksi yang tinggi selalu
mennjadi perhatian yang kusus (Prodjosumarto,
2000).
Produksi alat gali muat dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan berikut

Pm=

W
A=
x 100
W +S
d. Effective Utilization (EU)

buruknya

(keberhasilan) suatu alat pemindahan tanah


mekanis

a.

baik

3600
x Kb x Ff x Sf x Eu
Ctm

dimana :
Pm = Produksi alat gali muat (bcm/jam)
Ctm= Waktu edar alat gali muat (sekon)
Kb = Kapasitas munjung bucket alat muat (m3)
Ff = Bucket Fill factor (%)
Sf = Swell factor
EU = Effective Utilization
2.8

Front Kerja Alat

Front kerja alat merupakan area alat akan


bekerja. Front kerja alat ini harus memenuhi
dimensi yang sesuai dengan alat yang bekerja.
Jika tidak sesuai akan mempengaruhi mobilitas
alat dan produktivitas alat
Lebar minimum front kerja lat dapat dihitung
dengan persamaan :

Wmin=2 ( 0,5 Rs ) +a+ Mt


keterangan:
Wt = Lebar minimum front penambangan (m)

= Swing Radius dari Excavator Komatsu


1900 (m)
a
= Jarak tambahan (m)
Mt = Lebar truck pada saat membentuk sudut
(m)

Rs

Pengkuran dimensi alat gali, muat dan


support aktual (jika ada).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.4 Front Kerja Alat

3. METEDOLOGI PENELITIAN
3.1 Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan
yang meliputi tahap persiapan, tahap
pengumpulan data, serta tahap pengolahan dan
analisis data.
3.1.1 Tahap Persiapan
Minimal WG
0,06 Ha
Tahap
Rata-rata WG
0,24 Ha
persiapan
Maksimal WG
0,53 Ha
yang
dilakukan untuk penelitian ini meliputi:
a. Studi literatur
Bertujuan untuk mencari literatur mengenai
populasi unit, dan kombinasi unit
b.

Pengamatan lapangan
Pengamatan lapangan yang dilakukan disini
adalah pengamatan terhadap lokasi
pelaksanaan kegiatan penelitian di all pit
PT PAMA South Block.
3.1.2 Tahap Pengumpulan Data

Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan datadata yang akan , meliputi:


a.

Pengambilan data litelatur


Pengambilan data litelatur dilakukan
dengan cara :

Populasi unit yang akan bekerja di area


tersebut.
Ketersediaan alat gali, angkut dan
support
Efesiensi kerja

b.

Pengambilan data lapangan


Pengambilan data lapanga dilakukan
bertujua untuk mengetahui aktual area yang
di butuhkan untuk kombinasi satu fleet
kupasan overburden.
Adapun langkah-langkah dalam kegiatan
pengambilan data lapangan adalah sebagai
berikut :

Pengambilan koordinat alat gali dan


muat.

Pemuatan material hasil pengupasan yang


dilakukan oleh excavator, sedangkan
penimbunan dilakukan dengan dua cara yaitu
out pit dan in pit (back filling).
4.4.1

Front Kerja Aktual

Front kerja aktual di dapat dari data dilapangan


yang dilakukan dengan mengambil data
koordinate PC 2000 dan HD 789 di tempat front
loading
4.4.2 Front Kerja Teoritis
Front kerja alat merupakan area alat akan
bekerja. Front kerja alat ini harus memenuhi
dimensi yang sesuai dengan alat yang bekerja,
jika tidak sesuai akan mempengaruhi mobilitas
alat dan produktivitas alat. Lebar minimum
front kerja dan luasan teoritis dapat diketahui
dari perhiyungan berikut:
Wmin = 2(0,5Rs) + a + MT
((2 x (0,5 x 15,780)+3000+12,969))
= 31,749 mm
Wmin = 32 m
Luasan area kerja
Luas = S x S
= 31,749 x 31,749
= 1,008,015,193 mm
= 1,008 m2
= 0,10 Ha
4.5 Produksi
Perhitungan produksi ini disesuaikan dengan
kapasitas alat dan pasangan alat (fleet).
4.5.1 Produksi Aktual
Dari hasil penelitian yang di lakukan di
lapangan dengan 4 kali PC 2000 di dapat
produksi aktual untuk setiap PC 2000 adalah
Maksimal di 869,17 Bcm/jam untuk luasan 0.53

Ha dan minimum di 272,84 Bcm/jam luasan


0.06 Ha
4.5.2 Produksi Teoritis
produksi alat gali muat dapat dicari dengan

2.

Minimal front kerja aktual berdasarkan

3.

produktifitas PC 2000 adalah 0.06 Ha.


Front kerja standar berdarkan teori dan

4.

dimensi PC 2000 adalah 0.1 Ha.


Maksimal produktifitas PC 2000 adalah

menggunakan Teori persamaan berikut:

Pm=

869.17 Bcm/jam dengan working geometry

3600
x Kb x Ff x Sf x Eu
Ctm

0.53 Ha
5.2 Saran
Dari penelitian yang dilakukan di PT. Trubaindo
Coal Mining diperoleh Saran sebagai berikut:
1.

Pm=

3600
x 13,7 x 0,75 x 0,85 x 0,55
29

Dilakukan pengukuran dan pengamatan


untuk

beberapa

unit

lainnya

untuk

menentukan berapa besar area bukaan


tambang dengan populasi unit yang ada di

= 596,30 Bcm/Jam

sekitar area pit.


2.

Membuat standar dimensi untuk satu fleet


PC 2000.

4.6 Analisis Working Geometri


Dari hasil perhitungan front kerja teoritis dan
produksi teoritis didapat data sesuai table
dibawah:
Table 4.1 Perbandingan antara front kerja
toeritis dengan produksi teoritis

DAFTAR PUSTAKA
1.

TEORI
AKTUAL
(Min)
AKTUAL
(Mak)

GEOMETRI
(Ha)

PRODUKSI
(Bcm/Jam)

0,10

596,30

0,06
0,53

272,83

5.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang dilakukan di PT. Trubaindo
Coal Mining diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
Produktifitas teori untuk PC 2000 adalah
596.30 Bcm/Jam.

3.

869,17

5. KESIMPULAN DAN SARAN

1.

2.

4.
5.

6.

Anonim, 2010, Komatsu Specification


and Performen Handbook, Edisi 43,
Tokyo, Japan
Arif, I., 2000, Tambang
Terbuka, Jurusan Teknik Pertambangan
ITB, Bandung
Arif, I., & Adisoma,
G.S., 2005, Perencanaan Tambang,
Jurusan Teknik Pertambangan ITB,
Bandung
Bangun, F.T.A., 2009, Pengembangan
Tanah Mekanik dan Alat Berat, Jurusan
Teknik Sipil USU, Medan
Indonesianto, Y., 2010,
Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan
Teknik Pertambangan, UPN Veteran
Yogyakarta, Yogyakarta.
Lowrie, R.L., (Ed),
2002, Mining Reference Handbook,
Society For Mining, Metallurgy, and
Exploration. Inc. USA

7.

Nurhakim,
2004,
Kuliah Lapangan II, Jurusan Teknik
Pertambangan UNLAM, Banjarbaru
8.
Prodjosumarto, P., 2000,
Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan
Teknik Pertambangan ITB, Bandung
9.
Rochmanhadi,
1992,
Alat Alat Berat dan Penggunaannya,
YBPPU, Dunia Grafika Indonesia,
Jakarta.
10.
Sulistyana, W., 2013,
Perencanaan Tambang, Jurusan Teknik
Pertambangan,
UPN
Veteran
Yogyakarta, Yogyakarta.
11. Wesley, L.D., 2010, Mekanika Tanah,
ANDI, Yogyakarta.

LEMBAR PENGESAHAN

Samarinda, 19 Juni 2015

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Muhammad Dahlan Balfas, S.T., M.T.


NIP. 19710102 199512 1 001

Tommy Trides, S.T., M.T.


NIP. 19851213 201212 1 005

Anda mungkin juga menyukai