Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS EFEKTIVITAS UNIT ALAT PEREMUK PADA TAMBANG

BATUAN ANDESIT PT. HARMAK INDONESIA DESA HARGOWILIS


KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO PROVINSI
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Dylan Ray Pasulu1, Supandi2, Erry Sumarjono3


1Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
2,3Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

dylanpasulu98@gmail.com

ABSTRAK
PT. Harmak Indonesia merupakan salah satu perusahaan pertambangan yang mengelola kekayaan alam berupa batuan
andesit. Sistem penambangan yang dilakukan adalah sistem tambang terbuka (Surface Mining) dengan metode quarry
yang terletak di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Produksi yang dilakukan tidak terlepas dari masalah-masalah yang berkaitan dengan efektivitas mesin dan peralatan.
Sistem perawatan yang diterapkan oleh perusahaan ini bersifat perawatan reaktif. Sistem perawatan ini berorientasi
pada perbaikan kerusakan yang telah terjadi, hal ini menyebabkan banyaknya waktu delay karena sistem yang
diterapkan tidak seharusnya diterapkan pada mesin yang rentan terhadap kerusakan. Berdasarkan hasil penelitian,
factor-faktor yang mempengaruhi penyebab kurangnya efektivitas unit alat peremuk adalah waktu jam kerja efektif
yang kurang baik, nilai persentase kesediaan dan penggunaan alat yang kurang baik serta banyaknya waktu hambatan
kerja baik yang dapat dihindari seperti waktu persiapan, gangguan atau perbaikan pada alat maupun waktu hambatan
yang tidak dapat dihindari seperti waktu-waktu yang hilang contohnya kehilangan waktu akibat dari keterlambatan
masuk kerja, kehilangan waktu akibat istirahat, pulang kerja lebih awal. Penyelesaian masalah yang dapat dilakukan
yaitu dengan menggunakan alternatif perbaikan, antara lain, mengupayakan pengurangan atau penekanan waktu
hambatan kerja pada rangkaian unit alat peremuk yang awalnya 90,7 menit menjadi 47,7 menit, melakukan perbaiakan
waktu kerja efektif dari yang awalnya hanya 329,25 menit atau 5,4875 jam menjadi 432,3 menit atau 7,21 jam dan
memiliki persentase awal sebesar 78,39% yang menjadi 90,6%, dan melakukan perbaikan perhitungan kesediaan dan
penggunaan alat untuk memperoleh nilai kesediaan dan penggunaan alat yang baik.

Kata Kunci: Efektivitas, Batuandesit, Crusher.

ABSTRACT
PT. Harmak Indonesia is one of the mining companies that manage natural wealth in the form of andesite rock. The
mining system used is an open-pit mining system (Surface Mining) with the quarry method located in Hargowilis
Village, Kokap District, Kulon Progo Regency, Special Region of Yogyakarta. The production carried out cannot be
separated from problems related to the effectiveness of machines and equipment. The maintenance system
implemented by this company is reactive maintenance. This maintenance system is oriented towards repairing the
damage that has occurred, this causes a lot of delay time because the system that is applied should not be applied to
machines that are prone to damage. Based on the results of the study, the factors that influence the cause of the lack
of effectiveness of the crusher unit are the effective working hours that are not good, the percentage value of the
willingness and use of the tool is not good and the number of good work barriers that can be avoided such as
preparation time, interference or repairs on tools and time constraints that cannot be avoided, such as lost time, for
example lost time due to being late for work, lost time due to rest, leaving work early. Problem solving that can be
done is by using alternative repairs, among others, seeking to reduce or suppress the work resistance time on a series
of crusher units from 90.7 minutes to 47.7 minutes, improving the effective working time from the initial 329.25
minutes or 5.4875 hours to 432.3 minutes or 7.21 hours and has an initial percentage of 78.39% which becomes
90.6%, and improves the calculation of willingness and use of tools to obtain good values of willingness and use of
tools.

Keywords: Effectiveness, Andesite, Crusher.


I Pendahuluan 3. Apa saja usulan perbaikan pada perusahaan
1.1 Latar Belakang Masalah mengenai kinerja rangkaian unit alat peremuk?
Dalam era globalisasi, perindustrian dituntut untuk
semakin produktif dengan kualitas yang bagus untuk 1.3 Batasan Masalah
setiap produk yang dihasilkannya. Kualitas produk Agar penelitian ini dapat lebih fokus dan terarah
akan sangat menentukan daya saing suatu perusahaan. maka ditetapkan pembatasan masalah sebagai berikut:
Penurunan kualitas produk dapat menimbulkan 1. Penelitian hanya dilakukan pada rangkaian unit
kerugian dan menurunkan daya saing suatu alat peremuk yang ada di lokasi crushing plant.
perusahaan. Untuk tetap menjaga kualitas suatu
2. Pembahasan hanya dilakukan pada perhitungan
produk diperlukan sumber daya manusia yang
dan analisis hasil pengukuran nilai efektvitas unit
kompeten dan kinerja mesin yang optimal.
alat peremuk berdasarkan parameter unjuk kerja
Penggunaan mesin secara terus menerus menyebabkan
alat.
penurunan kinerja mesin dan untuk tetap menjaga
kondisi mesin agar bekerja lebih optimal diperlukan 1.4 Tujuan Penelitian
perawatan yang baik. Perawatan mesin bertujuan Tujuan penelitian ini adalah:
untuk tetap menjaga kualitas dan produktivitas serta
untuk meminimalkan kerusakan pada mesin. 1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
PT. Harmak Indonesia merupakan salah satu mempengaruhi tingkat efektivitas rangkaian unit
perusahaan pertambangan yang mengelola kekayaan alat peremuk pada lokasi crushing plant.
alam berupa batuan andesit. Sistem penambangan 2. Untuk mengetahui berapa besar tingkat efektivitas
yang dilakukan adalah sistem tambang terbuka rangkaian unit alat peremuk dengan melakukan
(Surface Mining) dengan metode quarry yang terletak perhitungan standar nilai efektivitas alat.
di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten
Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Produksi 3. Mampu memberikan usulan perbaikan pada
yang dilakukan tidak terlepas dari masalah-masalah perusahaan mengenai kinerja mesin rangkaian alat
yang berkaitan dengan efektivitas mesin dan peralatan. peremuk setelah mengetahui nilai-nilai efektivitas
Sistem perawatan yang diterapkan oleh perusahaan ini alat.
bersifat perawatan reaktif. Sistem perawatan ini
1.5 Manfaat Penelitian
berorientasi pada perbaikan kerusakan yang telah
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:
terjadi, hal ini menyebabkan banyaknya waktu delay
1. Bagi perusahaan dari hasil penelitian yang telah
karena sistem yang diterapkan tidak seharusnya
dilakukan diharapakan dapat meningkatakan
diterapkan pada mesin yang rentan terhadap
efektifitas mesin yang digunakan dalam proses
kerusakan.
produksi, serta dapat memberikan masukan atau
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, peneliti
saran bagi perusahaan di masa yang akan datang.
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
2. Bagi mahasiswa penelitian ini dapat memberikan
“Analisis Efektivitas Unit Alat Peremuk Pada
manfaat sebagai referensi belajar, serta dapat
Tambang Batuan Andesit PT. Harmak Indonesia Desa
memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan
Hargowilis Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon
wawasan yang luas.
Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”.
2.1 Metode Penelitian
1.2 Rumusan Masalah
Dalam memecahkan permasalahan ini, dengan
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat
menggabungkan antara teori dan data-data lapangan,
efektivitas rangkaian unit alat peremuk pada
terutama data-data primer yang diperoleh dari
lokasi crushing plant?
perusahaan (PT. Harmak Indonesia), sehingga dari
2. Berapa besar tingkat efektivitas rangkaian unit alat keduanya diperoleh suatu pendekatan. Adapun urutan
peremuk dengan melakukan perhitungan standar pengerjaan penelitian sebagai berikut:
nilai efektivitas alat? 1. Studi literatur, laporan penelitian terdahulu dan
Jurnal.
2. Observasi lapangan. 2.1.3. Feeder
3. Pengumpulan data, antara lain: Feeder adalah alat yang digunakan sebagai alat
a. Data primer pengumpan yang berfungsi membantu atau mengatur
1) Data jam kerja. keluarnya material umpan dari hopper yang akan
2) Data hambatan kerja. masuk kedalam alat peremuk. Feeder sendiri terdiri
3) Data spesifikasi alat. dari beberapa jenis: Vibrating Grizzly Feeder adalah
4) Data jumlah produksi. feeder yang disusun oleh batanganbatangan baja yang
b. Data sekunder disusun parallel dengan jarak tertentu. Ukuran jarak
1) Data lokasi penelitian. tersebut juga menjadi celah untuk lewatnya material
2) Data profil perusahaan. yang lebih kecil. Penggunaan batangan baja dipilih
3) Data curah hujan. karena memiliki ketahanan lebih dan biaya lebih
4) Data diagram alir crushing plant. murah dibandingkan dengan material lainnya dengan
4. Pengolahan data ketahanan yang kurang lebih sama. Feeder jenis ini
Tahapan pengolahan data yang dilakukan bekerja dengan menerima gerakan berupa getaran.
dalam penelitian ini adalah: Material berukuran lebih kecil dari jarak bukaan
a. Perhitungan Jam Kerja Efektif. antara batangan baja akan jatuh dan berukuran lebih
b. Perhitungan Ketersediaan Alat. besar akan tertahan di atas batangan baja.
5. Analisis dan pembahasan
Dilakukan dengan cara mengkorelasikan hasil 2.1.4 Jaw crusher
pengolahan data dengan masalah yang diteliti. Peremuk rahang merupakan peremuk yang
6. Kesimpulan terdiri dari dua rahang. Saat bekerja salah satu rahang
Kesimpulan dan saran diperoleh setelah tetap diam (fixed jaw) sedangkan rahang satunya akan
dilakukan koreksi antara hasil pengolahan data bergerak maju dan mundur (swing jaw). Gerakan ini
yang telah dilakukan dengan pembahasan hasil akan menghasilkan suatu tekanan pada batuan yang
penelitian. Kesimpulan dan saran ini merupakan berdiameter lebih besar dari closed setting yang
hasil akhir dari semua aspek yang telah dibahas. mengakibatkan pecahnya batuan.
Fungsi bagian-bagian jaw crusher:
II. Tinjauan Pustaka 1. Gape adalah jarak horizontal pada mouth (lubang
penerimaan).
2.1 Peralatan Unit Peremuk Batu Andesit
2. Fix jaw adalah bagian dari alat yang tidak bergerak
Macam peralatan yang digunakan pada proses
sebagai pemberi gaya penahan pada material
peremukan batu andesit adalah jaw crusher,
umpan.
hopper, vibrating grizzly feeder, vibrating screen,
3. Moving jaw adalah bagian dari alat yang dapat
cone crusher dan belt conveyor.
bergerak berfungsi sebagai pemberi gaya tekan
2.1.1 Alat Pengumpanan ke Hopper pada material.
4. Toggle adalah bagian dari alat peremuk yang
Alat pengumpanan berfungsi untuk mengumpan berfungsi sebagai pengubah gerakan naik-turun
material ke hopper dari stock yard (tempat menjadi gerakan horisontal.
penimbunan bahan baku). Alat yang biasa digunakan 5. Setting Jaw adalah bagian alat yang digunakan
yaitu dumptruck dan whell loader. untuk mengatur closed setting.
6. Pitman adalah bagian dari alat peremuk yang
2.1.2 Hopper berfungsi untuk mengubah gerakan berputar dari
Hopper adalah alat yang digunakan untuk eccentric rotation menjadi gerakan naik-turun.
menampung sementara bahan galian yang akan 7. Throat adalah bagian paling bawah dari alat
dilakukan proses peremukan. Hopper terbuat dari baja peremuk yang berfungsi sebagai lubang
yang tahan terhadap korosi. Ada beberapa aspek yang pengeluaran hasil peremukan.
perlu diperhatikan ketika mendesain hopper yang
akan digunakan bersama dengan feeder.
2.1.5 Cone Crusher 4. Kandungan Air
Cone crusher merupakan salah satu jenis mesin Semakin kecil kandungan air pada material maka
pemecah batu yang digunakan pada stone crushing material tersebut akan semakin mudah lolos.
plant untuk menghancurkan batu-batuan. Biasanya
mesin cone crusher akan digunakan di secondary, 2.1.7 Ban Berjalan (Belt Conveyor)
tertiary, dan quaternary. Cone crusher adalah jenis Conveyor adalah alat angkut material secara
mesin stone crusher yang mengandalkan gaya tekanan kesinambungan baik pada keadaan miring, tegak
untuk menghancurkan batu dengan cara menekan atau maupun mendatar. Modifikasinya tergantung dari
mengompres batu yang masuk di antara mantel cone penggunaannya dan dapat terbuat dari karet atau
crusher dan poros cone crusher. logam. Belt-conveyor dapat digunakan untuk
Batuan agregat dapat dimasukkan ke dalam feed mengangkut material baik berupa unit load atau bulk
cone crusher, dimana batu-batuan tersebut akan material. Unit load adalah benda yang biasanya dapat
ditekan antara mantel cone crusher dengan poros dari dihitung jumlahnya satu per satu, misal kotak-kotak,
cone crusher. Untuk mesin cone crusher yang lebih kantong, balok dan lain-lain, sedangkan “bulk
sering digunakan pada secondary crushing, maka material” adalah material berupa butir-butir atau
batuan yang dimasukkan akan lebih kecil karena serbuk seperti pasir, batubara, semen dan lain-lain.
sebelumnya sudah dihancurkan terlebih dahulu Bagian-bagian belt conveyor yaitu:
dengan mesin jaw crusher. Biasanya ukuran batuan 1. Sabuk / Belt, untuk membawa material yang
agregat yang dihancurkan dengan mesin cone crusher diangkut.
berkisar antara 35 mm hingga 350 mm.
2. Idler, untuk menahan atau menyangga sabuk.

2.1.6 Ayakan Getar (Vibrating Screen) 3. Centering device, untuk mencegah agar sabuk tidak
meleset dari rollers.
Vibrating Screen memiliki penampang
berbentuk persegi panjang sehingga oversize umpan 4. Drive units, alat penggerak pulley belt conveyor.
akan menuju ke sisi pinggir. Vibrating Screen dapat 5. Take ups, untuk mengatur tegangan sabuk dan
melakukan pemisahan ukuran material. Vibrating mencegah selip antara sabuk dengan pulley
Screen dapat memproduksi dengan lebih dari satu penggerak karena bertambah panjangnya sabuk.
deck screen. Pada sistem multi-deck, umpan masuk 6. Kerangka / frame, sebagai tempat belt conveyor.
permukaan atas, kemudian ukuran material yang lebih
kecil dari ukuran lubang bukaan deck akan jatuh 7. Motor penggerak, untuk menggerakkan drive
menuju deck screen yang lebih rendah, sehingga pulley.
menghasilkan berbagai fraksi ukuran pada satu layar 2.2 Efisiensi Kerja
(Nathan Menair, 2003). Efisiensi kerja merupakan penilaian terhadap
Faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan pelaksanaan suatu pekerjaan atau merupakan
material untuk menerobos lubang ayakan adalah: perbandingan antara waktu yang dipakai untuk
1. Ukuran bukaan ayakan bekerja dengan waktu yang tersedia. Dalam
Semakin besar diameter lubang bukaan, semakin perhitungannya digunakan pengertian persentase kerja
banyak material yang lolos. efektif (%). Beberapa faktor yang mempengaruhi
2. Ukuran Partikel efisiensi kerja adalah:
Material yang mempunyai diameter sama akan 1. Kondisi tempat kerja
memiliki kecepatan dan kesempatan masuk yang Kondisi tempat kerja dalam hal ini adalah lokasi
berbeda bila posisinya berbeda, yaitu satu daerah penambangan dan kondisi jalan angkut sangat
melintang dan satu membujur. berpengaruh pada efisiensi kerja peralatan mekanis
3. Pantulan dari material dalam kegiatan penambangan. Dengan kondisi tempat
Pada waktu material jatuh ke screen maka material kerja yang baik maka alat mekanis dapat bekerja
akan membentur kisi-kisi screen sehingga akan dengan optimal, lain halnya dengan kondisi tempat
terpental ke atas dan jatuh pada posisi yang tidak kerja yang buruk akan mengakibatkan alat tidak dapat
teratur. bekerja secara optimal.
2. Kondisi cuaca 2) Berhenti kerja sebelum jam istirahat dan jam
Dalam keadaan cuaca yang panas dan banyak debu kerja selesai
sangat mengganggu kerja dari operator, sehingga 3) Keterlambatan kerja setelah istirahat
dapat mempengaruhi kelincahan gerak peralatannya. Sedangkan hambatan yang disebabkan karena
Pada waktu musim hujan, kondisi tempat kerja dan faktor alat (teknis) adalah waktu hambatan yang
jalan angkut yang tidak diperkeras akan menjadi terjadi karena kerusakan alat sehingga alat berhenti
berlumpur, sehingga peralatan mekanis yang beroperasi dan membutuhkan waktu perbaikan.
dioperasikan tidak dapat bekerja secara optimal. Terjadinya hambatan ini menyebabkan pengurangan
3. Faktor manusia dalam waktu kerja sehingga menurunkan waktu
Faktor manusia sangat mempengaruhi effisiensi produksi efektif alat yang menyebabkan efesiensi
kerja penambangan, dalam hal ini adalah kedisiplinan kerja alat rendah
dalam kegiatan pekerjaan. Dengan bekerja pada waktu b. Hambatan yang tidak dapat dihindari
yang telah ditentukan sesuai dengan jadwal yang telah Hambatan ini umumnya terjadi pada saat
ditentukan sesuai dengan jadwal yang diharapkan rangkaian peralatan beroperasi yang menyebabkan
efisiensi akan semakin meningkat. Sebaliknya dengan tidak dapat beroperasinya unit peremuk meskipun
pekerja yang tidak disiplin maka efisiensi sangat kondisi alat dalam keadaan baik dan siap beroperasi.
berkurang sehingga sasaran produksi tidak tercapai. Hambatan ini disebabkan karena proses pemeliharaan
Selain itu operator yang terampil dan terlatih akan alat (preventive maintenance), Faktor alam (cuaca dan
lebih pandai mengoperasikan dan menempatkan alat bencana) atau dihentikannya operasi karena
pada posisi yang benar, sehingga alat yang pertimbangan faktor keselamatan kerja.
dioperasikan dapat leluasa bergerak dan tidak Adapun rumus persamaannya adalah sebagai berikut:
menggangu alat lain yang sedang dioperasikan. We = Wt – (Wtd + Whd)
Peralatan mekanis akan menghasilkan efisiensi yang Keterangan:
tinggi apabila alat tersebut dioperasikan oleh operator We = Waktu kerja efektif, menit
yang terampil dan berpengalaman. Wt = Waktu kerja tersedia, menit
4. Waktu Tunda Wtd = Waktu hambatan yang tidak dapat
dihindari, menit
Waktu tunda dapat meliputi hambatan yang terjadi
Whd = Waktu hambatan yang dapat dihindari,
selama dilakukan kegiatan penambangan. Hal tersebut
menit
dapat mempengaruhi waktu kerja efektif. Waktu kerja
Efisiensi kerja adalah penilaian terhadap pelaksanaan
efektif adalah waktu kerja yang digunakan untuk
suatu pekerjaan atau merupakan perbandingan antara
melakukan kerja atau waktu kerja yang tersedia yang
waktu yang dipakai untuk bekerja (waktu kerja efektif)
sudah dikurangai dengan hambatan kerja. Sedangkan
dengan waktu kerja yang tersedia dan dinyatakan
waktu kerja tersedia adalah waktu yang di berikan
dalam persen.
dalam satu shift kerja secara keseluruhan tanpa We
memperhitungkan hambatan yang terjadi. Efisiensi kerja (Ek) = x100%...........................(3-1)
Wt
Hambatan kerja yang terjadi pada perusahaan Keterangan:
peremuk terbagi menjadi dua yaitu hambatan yang Ek = Efisiensi kerjai, %.
dapat dihindari dan hambatan yang tidak dapat We = Waktu kerja efektif, menit.
dihindari. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu Wt = Waktu Kerja yang tersedia, menit.
hambatan yang dapat dihindari dan tidak dapat
dihindari yaitu: (Apriyanto,2016) 2.3 Ketersediaan Alat Mekanis
a.Hambatan yang dapat dihindari Ketersediaan alat mekanis juga sering disebut
Hambatan ini disebabkan karena faktor dengan availability suatu alat mekanis. Beberapa jenis
kerusakan alat (faktor teknis) dan beberapa faktor availability alat yang dapat menunjukkan keadaan alat
manusia yang dilakukan oleh operator terhadap waktu mekanis dan keefektifan penggunaannya antara lain
kerja yang telah dijadwalkan. Faktor-faktor yang seperti pada table dibawah ini:
disebabkan oleh manusia (operator) diantaranya: Tabel 2.1 Standar Nilai Unjuk Kerja Peralatan
1) Keterlambatan pada awal kerja Utama Pengolahan
Faktor Standar Nilai % Delay time juga dianggap sebagai bagian dari
Physical Availability (PA) 90% operating cost dan digunakan dalam menghitung
Mechanical Availability (MA) 90% produktivitas alat, masuknya delay time ini kedalam
Utilization of Availability (UA) 90% hours worked mempermudah pencatatan.
Jika Delay time tidak diperhitungkan pada hours
Effective Utilization (EU) 80%
worked, akan menyebabkan percent availability
(Sumber:KeputusanESDM, No 1827K/30/MEME/2018)
menjadi naik.
S = Stand by hours, waktu dimana alat siap pakai
2.3.1 Physical Availability (PA)
(tidak rusak), tetapi karena suatu hal tidak
Ketersediaan alat mekanik Physical Availability
dipergunakan ketika operasi sedang
merupakan variabel untuk mengetahui ketersediaan
berlangsung. Perlu diingat bahwa of shift tidak
keadaan atau kondisi fisik dari sebuah alat yang
diperhitungkan dalam stanby time.
sedang di pergunakan. Nilai kesediaan fisik ini
R = Repairs hours, jumlah jam untuk perbaikan
menunjukkan persentase kesediaan alat untuk
actual, waktu yang hilang karena menunggu
berproduksi tanpa hilangnya waktu akibat selain
saat perbaikan, waktu untuk penyediaan suku
kerusakan mekanis.
cadang serta waktu untuk
Ketersediaan fisik atau physical availability (PA)
maintenance/perawatan.
peralatan tambang paling kurang 90%
W + S + R = Merupakan total waktu tersedia untuk
W+S beroperasi.
PA = x 100%..............................................(1)
W+S+R
2.3.4 Mechanical Availability (MA)
Dimana: Ketersediaan mekanis Ketersediaan Mekanis
W = Working hours, total jam aktual kerja alat merupakan waktu efektif crusher yang digunakan
beroperasi, yaitu waktu yang dibebankan untuk beroperasi. Nilai kesediaan mekanis ini
kepada suatu alat yang dalam kondisi yang menunjukkan persentase kesediaan alat pada saaat
dapat dioperasikan (mesin dan bagian-bagian menjalankan pekerjaan tanpa kerusaknan mekanis.
lain siap dipakai operasi). Hours worked ini Mechanical availability berguna dalam mendapatkan
termasuk delay time. kondisi real alat yang sedang digunakan dari alat yang
Delay time meliputi: kita pakai.
- Kehilangan waktu saat dari dan menuju tempat kerja Ketersediaan mekanik atau mechanical
- Moving time availability (MA) peralatan tambang paling kurang
- Waktu untuk lubrikasi, pengisian bensin dan 90%
pemeliharaan alat
- Kehilangan waktu dikarenakan kondisi cuaca W
MA= x 100%..................................................(2)
- Waktu-waktu untuk safety meeting W+R

Delay time dimasukan dalam hours worked,


Dimana:
sebab delay time merupakan suatu kesatuan dari
W = Working hours, total jam aktual kerja alat
operasi itu sendiri. Dalam hal-hal tertentu, delay time
beroperasi, yaitu waktu yang dibebankan
terjadi relatif singkat dan alat siap dipekerjakan.
kepada suatu alat yang dalam kondisi yang
Hours worked atau operating hours diketahui dari:
dapat dioperasikan (mesin dan bagian-bagian
- Pencatatan dari operator time card
lain siap dipakai operasi). Hours worked ini
- Hour meter dari alat
termasuk delay time.
Alternatif ini dipilih sebab lebih dapat
Delay time meliputi:
diandalkan, sehingga alat siap bekerja sampai waktu
- Kehilangan waktu saat dari dan menuju tempat kerja
istirahat makan siang atau kebalikannya. Hours meter
- Moving time
sebagai acuan terhadap RPM mesin dan hanya
- Waktu untuk lubrikasi, pengisian bensin dan
mencatat keseluruhan operating time pada kecepatan
pemeliharaan alat
mesin yang sudah diatur.
- Kehilangan waktu dikarenakan kondisi cuaca
- Waktu-waktu untuk safety meeting W = Working hours, total jam aktual kerja alat
Delay time dimasukan dalam hours worked, sebab beroperasi, yaitu waktu yang dibebankan
delay time merupakan suatu kesatuan dari operasi itu kepada suatu alat yang dalam kondisi yang
sendiri. Dalam hal-hal tertentu, delay time terjadi dapat dioperasikan (mesin dan bagian-bagian
relatif singkat dan alat siap dipekerjakan. lain siap dipakai operasi). Hours worked ini
Hours worked atau operating hours diketahui dari: termasuk delay time.
- Pencatatan dari operator time card Delay time meliputi:
- Hour meter dari alat - Kehilangan waktu saat dari dan menuju tempat kerja
Alternatif ini dipilih sebab lebih dapat diandalkan, - Moving time
sehingga alat siap bekerja sampai waktu istirahat - Waktu untuk lubrikasi, pengisian bensin dan
makan siang atau kebalikannya. Hours meter sebagai pemeliharaan alat
acuan terhadap RPM mesin dan hanya mencatat - Kehilangan waktu dikarenakan kondisi cuaca
keseluruhan operating time pada kecepatan mesin - Waktu-waktu untuk safety meeting
yang sudah diatur. Delay time dimasukan dalam hours worked,
Delay time juga dianggap sebagai bagian dari sebab delay time merupakan suatu kesatuan dari
operating cost dan digunakan dalam menghitung operasi itu sendiri. Dalam hal-hal tertentu, delay time
produktivitas alat, masuknya delay time ini kedalam terjadi relatif singkat dan alat siap dipekerjakan.
hours worked mempermudah pencatatan. Hours worked atau operating hours diketahui dari:
Jika Delay time tidak diperhitungkan pada hours - Pencatatan dari operator time card
worked, akan menyebabkan percent availability - Hour meter dari alat
menjadi naik. Alternatif ini dipilih sebab lebih dapat
R = Repairs hours, jumlah jam untuk perbaikan diandalkan, sehingga alat siap bekerja sampai waktu
aktual, waktu yang hilang karena menunggu istirahat makan siang atau kebalikannya. Hours meter
saat perbaikan, waktu untuk penyediaan suku sebagai acuan terhadap RPM mesin dan hanya
cadang serta waktu untuk mencatat keseluruhan operating time pada kecepatan
maintenance/perawatan. mesin yang sudah diatur.
Delay time juga dianggap sebagai bagian dari
2.3.5 Utilization of Availability (UA) operating cost dan digunakan dalam menghitung
Ketersediaan penggunaan mekanik Use of produktivitas alat, masuknya delay time ini kedalam
availability merupakan suatu catatan yang dapat hours worked mempermudah pencatatan.
menunjukkan keefektifan peralatan yang berada pada Jika Delay time tidak diperhitungkan pada hours
kondisi baik untuk dapat dipergunakan, sehingga worked, akan menyebabkan percent availability
dapat digunakan sebagai pedoman seberapa baik menjadi naik.
pengelolaan dan pemakaian suatu alat. Kesediaan S = Stand by hours, waktu dimana alat siap pakai
penggunaan dapat dihitung dengan menghitung (tidak rusak), tetapi karena suatu hal tidak
banyaknya waktu yang digunakan crusher untuk dipergunakan ketika operasi sedang
menghancurkan material dibagi waktu crusher yang berlangsung. Perlu diingat bahwa of shift tidak
berkurang akibat hambatan non mekanis. Manfaat diperhitungkan dalam stanby time.
mengetahui kesediaan penggunaan adalah dapat
mengetahui seberapa efektif alat dapat digunakan 2.3.6 Effective Utilization (EU)
dalam kondisi baik. Efektivitas penggunaan mekanik merupakan
Ketersediaan penggunaan atau utilization of cara untuk menunjukkan berapa persen dari seluruh
availability (UA) peralatan tambang paling kurang waktu kerja yang tersedia dapat dimanfaatkan untuk
90% kerja produktif.
Efektivitas penggunaan atau effective
W
UA= x 100%....................................................(3) utilization (EU) peralatan tambang sekurang-
W+S
kurangnya 80%
Dimana:
W III. Hasil Dan Pembahsan
EU = x 100%..............................................(4)
W+R+S
3.1 Hasil Penelitian
Dimana: 3.1.1 Hambatan Kerja
W = Working hours, total jam aktual kerja alat Hambatan kerja yang terjadi pada pabrik
beroperasi, yaitu waktu yang dibebankan peremuk terbagi menjadi dua yaitu hambatan yang
kepada suatu alat yang dalam kondisi yang dapat dihindari dan hambatan yang tidak dapat
dapat dioperasikan (mesin dan bagian-bagian dihindari. Hambatan yang dapat dihindari berupa
lain siap dipakai operasi). Hours worked ini kehilangan waktu akibat dari keterlambatan masuk
termasuk delay time. kerja, kehilangan waktu akibat istirahat, pulang kerja
Delay time meliputi: lebih awal dan jumlah mekanik serta peraturan shift
- Kehilangan waktu saat dari dan menuju tempat kerja yang belum maksimal sehngga perlu penambahan
- Moving time mekanik unit peremuk. Sedangkan hambatan yang
- Waktu untuk lubrikasi, pengisian bensin dan tidak dapat dihindari berupa waktu hilang akibat
pemeliharaan alat perbaikan alat dan waktu menunggu alat karena
- Kehilangan waktu dikarenakan kondisi cuaca adanya perbaikan peralatan lain. Waktu rata-rata
- Waktu-waktu untuk safety meeting hambatan dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Delay time dimasukan dalam hours worked, Tabel 3.1 Waktu Hambatan Crushing Plant
sebab delay time merupakan suatu kesatuan dari
operasi itu sendiri. Dalam hal-hal tertentu, delay time
terjadi relatif singkat dan alat siap dipekerjakan.
Hours worked atau operating hours diketahui dari:
- Pencatatan dari operator time card
- Hour meter dari alat
Alternatif ini dipilih sebab lebih dapat
diandalkan, sehingga alat siap bekerja sampai waktu
istirahat makan siang atau kebalikannya. Hours meter
sebagai acuan terhadap RPM mesin dan hanya
mencatat keseluruhan operating time pada kecepatan
mesin yang sudah diatur. 3.1.2 Nilai Kesediaan dan Penggunaan Alat
Delay time juga dianggap sebagai bagian dari Nilai-nilai kesediaan dan penggunaan alat
operating cost dan digunakan dalam menghitung menunjukkan keadaan peralatan yang sesungguhnya
produktivitas alat, masuknya delay time ini kedalam dari alat-alat tersebut. Nilai ini juga didapatkan
hours worked mempermudah pencatatan. berdasarkan hasil perhitungan waktu kerja crushing
Jika Delay time tidak diperhitungkan pada hours plant PT. Harmak Indonesia. Nilai mechanical
worked, akan menyebabkan percent availability availability, physical availability, used of availability,
menjadi naik. dan effective utilization tersebut dapat dilihat pada
S = Stand by hours, waktu dimana alat siap pakai Tabel 3.2.
(tidak rusak), tetapi karena suatu hal tidak Tabel 3.2 Nilai Kesediaan dan Penggunaan Alat
dipergunakan ketika operasi sedang Rangkaian Peremuk
berlangsung. Perlu diingat bahwa of shift tidak Alat MA % PA % UA % EU %
diperhitungkan dalam stanby time. Feeder 98,70 98,95 80,76 79,91
R = Repairs hours, jumlah jam untuk perbaikan
Primary Jaw Crusher 98,37 98,67 80,98 79,91
actual, waktu yang hilang karena menunggu
Secondary Jaw Crusher 98,45 98,75 80,92 79,91
saat perbaikan, waktu untuk penyediaan suku
cadang serta waktu untuk Tertier Cone Crusher 98,67 98,68 80,97 79,91
maintenance/perawatan. Vibrating Screen Triple Deck 98,43 98,72 80,94 79,91
W + S + R = Merupakan total waktu tersedia untuk Belt Conveyor 98,75 98,97 80,74 79,91
beroperasi.
3.1.3 Mekanik Peralatan Pada pengurangan waktu hambatan kerja tidak
Mekanik dan Helper diperlukan untuk dilakukan penekanan terhadap waktu persiapan awal,
melakukan perawatan dan perbaikan peralatan jika agar pekerja bisa memaksimalkan waktu persiapan
terjadi kerusakan pada alat. Jumlah mekanik dan seperti yang dilakukan sebelum perbaikan.
helper juga sangat menentukan efisiensi dari proses
pengolahan batu andesit pada crushing plant. Jumlah
mekanik dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Jumlah Pekerja Pada Unit
Crushing Plant
NO Pekerjaan Jumlah
1 Mekanik 4
2 Helper 7
Total 11

3.2 Pembahasan
3.2.1 Mengupayakan Pengurangan Waktu
Hambatan Kerja
Gambar 3.1 Perbandingan Waktu Hambatan Kerja
Penyebab dari kurangnya efektivitas unit alat
Sebelum dan Setelah Perbaikan
peremuk adalah banyaknya waktu hambatan kerja
baik yang dapat dihindari seperti waktu persiapan,
3.2.2 Penambahan Mekanik dan Helper
gangguan atau perbaikan pada alat maupun hambatan
Penambahan mekanik dan helper Tabel 3.6
yang tidak dapat dihindari seperti waktu-waktu yang
diperlukan untuk memaksimalkan waktu keja efektif
hilang contohnya kehilangan waktu akibat dari
dan memnimalisir waktu hilang yang ada. Sebelum
keterlambatan masuk kerja, kehilangan waktu akibat
perbaikan jumlah mekanik adalah 4 orang dan helper
istirahat, pulang kerja lebih awal. Sebelum dilakukan
berjumlah 7 orang. Dengan jumlah pekerja yang ada
perbaikan, hambatan kerja yang tidak dapat dihindari
tersebut diketahui belum dapat memaksimalkan maktu
pada rangkaiaan unit alat peremuk yaitu 42,75 menit
keja efektif yang ada terbukti dengan julmah waktu
sedangkan hambatan kerja yang dapat dihindari pada
hilang yang masih sangat berpengaruh terhadap waktu
rangkaiaan unit alat peremuk yaitu 48 menit Jika
hambatan kerja, oleh sebab itu untuk mengatasinya
dilihat dari banyaknya waktu standby dari alat dan
dibuat 2 tim kerja dan tambahan 2 mekanik dan 1
kondisi alat yang masih sangat baik, maka dapat
helper untuk memkasimalkan waktu kerja efektif yang
dilakukan penambahan jam kerja agar lebih efektif.
ada dan diharapkan dapat mengurangi waktu hilang
Waktu rata-rata hambatan kerja setelah ditekan dapat
yang sangat berpengaruh terhadap hambatan kerja.
dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.6 Jumlah Mekanik Setelah Perbaikan
Tabel 3.5 Waktu Hambatan Kerja Crushing plant Jumlah
Setelah Ditekan No Pekerjaan Waktu Waktu
Kerja 1 Kerja 2
1 Mekanik 3 3
2 Helper 4 4
7 7
Total
14

3.2.3 Mengoptimalkan waktu jam kerja efektif


Sarana yang ada pada PT. Harmak Indonesia saat
ini belum bisa mendukung untuk adanya shift malam,
oleh sabab itu dibuat shift dengan waktu kerja yang
dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB Tabel 3.9 Nilai kesediaan penggunaan alat rangkaian
sehingga waktu kerja yang awalya dimulai pukul 08 peremuk setelah perbaikan
WIB – 16.00 WIB dapat bertambah tanpa adanya shift Alat MA % PA % UA % EU %
malam. Dengan waktu kerja yang awalnya 7 jam Feeder 98,98 99,08 90,12 89,30
dalam satu hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu Primary Jaw Crusher 98,72 98,84 90,34 89,30
untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu, diubah menjadi 8 Secondary Jaw Crusher 98,79 98,90 90,28 89,30
jam dalam satu hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu Tertier Cone Crusher 98,96 99,06 90,14 89,30
untuk 5 hari kerja dalam 1 minggu untuk mendukung Vibrating Screen Triple Deck 98,76 98,88 90,30 89,30
perbaikan waktu kerja efektif. Perubahan waktu kerja Belt Conveyor 99,00 99,19 90,02 89,30
ini juga telah disesuaikan dengan berdasarkan (Pasal
77 UU Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003) yang
mengatur tentang ketentuan jam kerja suatu
perusahaan.
Dari hasil perhitungan waktu kerja crushing
plant PT. Harmak Indonesia waktu yang tersedia 420
menit atau 7 jam dan didapatkan waktu kerja efektif
alat adalah 335,65 menit atau 5,594 jam dan persentase
sebesar 79,91%. Setelah dilakukan perbaikan waktu
tersedia menjadi 480 menit atau 8 jam maka
didapatkan waktu kerja efektif sebesar 428,65 menit
atau 7,144 jam dengan persentase sebesar 89,30%.
Waktu kerja sebelum dan setelah perubahan shift
dapat dilihat pada Tabel 3.7 dan Tabel 3.8.
Tabel 3.7 Waktu kerja sebelum perbaikan Gambar 3.2 Nilai kesediaan alat rangkaian peremuk
No Kegiatan Waktu Durasi (menit) setelah perbaikan
1 Masuk awal 08:00 -
2 Awal Kerja 1 08:00 - 12:00 240 IV Kesimpulan Dan Saran
3 Istirahat 12:00 - 13:00 - 4.1 Kesimpulan
4 Waktu Kerja 2 13:00 - 16:00 180 Berdasrkan uraian pada bab-bab sebelumnya,
5 Selesai 16:00 - maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Waktu Kerja Tersedia 420 1. Berdasarkan hasil penelitian, maka factor-faktor
yang mempengaruhi Penyebab dari kurangnya
Tabel 3.8 Waktu kerja setelah perbaikan efektivitas unit alat peremuk adalah sebagai
berikut:
No Kegiatan Waktu Durasi (menit)
a. Banyaknya waktu hambatan kerja baik yang
1 Masuk awal 08:00 -
dapat dihindari seperti waktu persiapan,
2 Awal Kerja 1 08:00 - 12:00 240
gangguan atau perbaikan pada alat maupun
3 Istirahat 12:00 - 13:00 -
waktu hambatan yang tidak dapat dihindari
4 Waktu Kerja 2 13:00 - 17:00 240
seperti waktu-waktu yang hilang contohnya
5 Selesai 17:00 -
kehilangan waktu akibat dari keterlambatan
Waktu Kerja Tersedia 480
masuk kerja, kehilangan waktu akibat istirahat,
3.2.4 Kesediaan dan Penggunaan Alat Setelah pulang kerja lebih awal.
Perbaikan b. Waktu jam kerja efektif yang kurang baik.
Nilai mechanical availability, physical c. Terbatasnya jumlah mekanik dan helper yang
availability, used of availability, dan effective mengakibatkan adanya waktu hilang diantara
utilization setelah dilakukan perbaikan dengan waktu awal masuk kerja, waktu istirahaat atau
pengupayaan waktu efektif kerja dapat dilihat pada pergantiaan waktu kerja.
Tabel 3.9.
d. Nilai persentase kesediaan dan penggunaan alat DAFTAR PUSTAKA
yang kurang baik. Darana, A. R. & Muslim, D. (2015) Karakteristik
2. Penyelesaian masalah yang dapat dilakukan yaitu Dan Kualitas Potensi Andesit. Buletin Sumber
dengan menggunakan alternatif perbaikan, antara Daya Geologi Vol 10, No 2, 129-140.
lain: Gaspersz, V., (2001). Total Quality Management.
a. Mengupayakan pengurangan atau penekanan Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
waktu hambatan kerja pada rangkaian unit alat Hulthen, E., (2010). Real-Time Optimization of Cone
peremuk yang awalnya 90,75 menit menjadi Crusher (Thesis). Goteberg, Sweden: Department
57,75 menit. of Product and Production Development
b. Menambahkan tenaga pekerja 2 mekanik dan 1 Chalmers, University of Technology.
helper yang awalnya total pekerja sebanyak 11 Malau, R., (2012). Kajian Teknis Produksi Alat
pekerja yang kemudian menjadi 14 pekerja dan Peremuk pada Peremukan Batu Andesit Untuk
dibuat 2 tim keja yang mana di jam kerja Mencapai Target Produksi 200.000 ton/bulan di
pertama dari jam 08.00 – 12.00 jumlah pekerja PT. Wira Penta Kencana Tanjung Balai
yang bekerja sebanyak 7 pekerja dan di waktu Kabupaten Karimun-Kepulauan Riau. Skripsi.
kerja kedua dari jam 13.00 – 17.00 jumlah Fakultas Teknik: Universitas Sriwijaya.
pekerja yang bekerja sebanyak 7 orang, Rahmadani, B., (2017). Evaluasi Kinerjaunit
masing-masing tim kerja tersebut terdiri dari 3 Crushing Plant Pada Tambang Andesit Untuk
mekanik dan 4 helper. Mencapai Target Produksi 8000 Ton/Bulan Pada
c. Melakukan perbaikan waktu kerja efektif dari Bulan Mei 2016 Di Pt. Ansar Terang
yang awalnya hanya 335,65 menit atau 5,594 Crushindokabupaten Limapuluh. Sumatra Barat.
jam menjadi 428,65 menit atau 7,144 jam dan Universitas Sriwijaya.
memiliki persentase awal sebesar 79,91% yang Republik Indonesia, Keputusan Mentri Energi dan
menjadi 89,30%. Sumber Daya Mineral Nomor 1827
d. Melakukan perbaikan perhitungan kesediaan K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan
dan penggunaan alat untuk memperoleh nilai Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik.
kesediaan dan penggunaan alat yang baik. Sari, A. S., Rhamadhan, R., dan Budiarto., (2018).
Analisis Kinerja Alat Crushing Plant Pada
4.2 Saran Tambang Andesit Untuk Mencapai Target
Dengan memperhatikan beberapa permasalahan Produksi 23000 Ton/Bulan di PT. Panghegar
yang terkait dalam meningkatkan efektivitas dari Mitra Abadi Kabupaten Bandung Provinsi Jawa
rangkaiaan unit alat peremuk PT. Harmak Indonesia, Barat. Seminar Nasional Sains dan Teknologi
maka saran-saran yang dapat diberikan adalah: Terapan V, Institut Teknologi Adhi Tama
1. Perawatan dan pengawasan rutin terhadap Surabaya.
rangkaian unit alat peremuk agar dilakukan dengan Sisjono (2004), Teknik Pemeliharaan dan Perbaikan
baik untuk mencegah terjadinya kerusakan yang Alat Industri. BSDC0305. Penerbit Direktorat
menyebabkan kurangnya efektivitas dari Departemen Pendidikan Nasional.
rangkaian unit alat peremuk pada lokasi crushing Triantoro, A., (2017). Evaluasi Crushing Plant dan
plant. Alat Support Untuk Pengoptimalan Hasil
2. Mengurangi waktu hambatan kerja yang dapat Produksi di PT Binuang Mitra Bersama, Desa
dihindari akibat keterlambatan masuk kerja, Pualam Sari, Kecamatan Binuang. Jurnal
kehilangan waktu akibat istirahat dan pulang kerja Himasapta, Vol. 2, No. 2, Hal. 21-26.
lebih awal yang mengakibatkan banyaknya Yosomulyono, S., (2017). Analisis Efektivitas
kehilangan waktu. Penggunaan Crusher Shan Bao Pe-400 & Pex-
3. Menambahkan mekanik dan helper untuk (250x 1000) Pada Pabrik Peremukan Andesit
memaksimalkan waktu kerja efektif yang ada. Untuk Mencapai Target Produksi Sebesar 225
4. Memaksimalkan waktu kerja efektif yang ada. Ton Per Hari Di Lapangan X Pt. Bukit Labu
Mining Kabupaten Sintang. Pontianak.
Universitas Tanjung Pura.

Anda mungkin juga menyukai