Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mesin dapat bekerja secara efektif jika mampu melakukan suatu proses
produksi selama masa kerja mesin yang telah disediakan berjalan dengan baik dan
sesuai dengan jadwal tanpa masalah yang berarti, sesuai dengan standard kecepatan
yang telah ditentukan dan dapat menghasilkan produk yang baik (sesuai dengan
standar yang telah ditentukan). Namun, jika mesin tersebut mengalami penurunan
seperti didapati adanya downtime, speed losses, dan menghasilkan produk yang cacat
atau tidak sesuai dengan standar hal ini menunjukan bahwa mesin tidak dapat bekerja
secara efektif (Nakajima, 1988).
Menurut Effendi,et.al.(2014), kinerja (performance) dari suatu mesin tergantung
pada reliability dan availability peralatan yang digunakan, lingkungan operasi,
efisiensi pemeliharaan, proses operasi keahlian operator, dan lain-lain. Jika reliability
dan availability suatu sistem rendah, maka usaha untuk meningkatkannya kembali
adalah dengan menurunkan laju kegagalan atau meningkatkan efektifitas perbaikan
terhadap tiap-tiap komponen atau sistem. Ukuran reliability dan availability dapat
dinyatakan sebagai seberapa besar kemungkinan suatu sistem tidak akan mengalami
kegagalan dalam waktu tertentu, berapa suatu sitem akan beroperasi dalam waktu
tertentu, dan berapa cepat waktu yang dibutuhkan untuk memulihkan kondisi sistem
dari kegagalan yang terjadi.
Ada beberapa cara dalam menyelesaikan permasalahan yang ada dalam
departemen produksi dan juga untuk meningkatkan produktivitas yaitu harus
dilakukannya evaluasi dan pemeliharan mesin dan alat kerja penunjang lainnya secara
intensif dan berkala. Sehingga dapat digunakan dengan optimal. Tetapi di lapangan
sering dijumpai tindakan perbaikan ataupun pemeliharaan yang dilakukan secara
tepat sasaran sesuai dengan permasalahan yang didapati sebenarnya, semisal baru

1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2

dilakukan perbaikan atau perawatan pada mesin setelah didapati masalah atau mesin
berjalan dengan tidak normal. Dalam hal ini berakibat banyaknya ditemukan
permasalahan pada perusahaan bahwa dari total biaya produksi kontribusi terbesar
berasal dari biaya pelaksanaan dan pemeliharaan, baik yang secara langsung maupun
tidak langsung (Blanchard, 1997).
PT Sanpak Unggul adalah perusahaan manufakturing yang memproduksi
kemasan plastik skala industri. PT Sanpak Unggul memproduksi kemasan botol
plastik berbahan baku PET (Polyethylene Terephthalate) dan juga yang berbahan
baku HDPE (High Density Polyethylene). Untuk menunjang kegiatan proses produksi
skala besar perusahaan memiliki mesin injection stretch blow moulding (untuk
mengolah yang berbahan baku PET) dan juga mesin extrusion blow moulding
sebanyak 28 mesin, mesin crusher (untuk melakukan proses recycle pada material
reject), dan mesin mixing (digunakan dalam mengaduk material dan master batch).
Barang yang dihasilkan dari hasil proses produksi beragam seperti tutup botol, tutup
dalam botol (inner plug), jerrycan, thinwall (tempat makan plastik) dan botol-botol
kemasan plastik untuk dipakai dalam keperluan sehari-hari.
Untuk mempertahankan perkembangan produksinya PT Sanpak Unggul harus
konsisten dalam menjaga performa dan kualitas produknya dan juga tingkat
efektivitas seluruh komponen dalam perusahaan baik aset yang berbentuk fisik
maupun SDM yang ada. Oleh sebab itu, mesin dan alat pendukung lainnya yang ada
harus dipergunakan dan dijawa juga dirawat sebaik mungkin agar mesin dan alat-alat
lainnya tersebut mempunyai life time yang panjang dan dapat bekerja sesuai dengan
standar operasional perusahaan yang sudah ada. Salah satu contoh mesin yang
dipakai dalam produksi kemasan botol plastik di PT Sanpak Unggul adalah mesin
yang berjenis Extrusion Blow Moulding jenis tipe SABMANN yang memiliki
kapasitas produksi yang cukup banyak yaitu 18 cavity per 1 kali cycle
Pada tabel 1.1 dibawah adalah data pengolahan produksi pada produk botol plastik
selama periode Januari – Juni 2022 pada mesin SABMANN

http://digilib.mercubuana.ac.id/
3

Tabel 1.1 Data Hasil Produksi


Target
Actual Output Total Reject Waste Material (kg)
Bulan Output
(unit) (unit)
(unit)
Januari 1,474,974 1,356,396 80,414 739.87
Februari 1,032,685 946,662 60,978 434.94
Maret 1,624,113 1,488,588 131,898 1,531.10
April 1,122,174 996,336 92,200 585.60
Mei 1,061,941 889,990 60,002 488.09
Juni 1,404,001 1,187,790 85,538 1,513.82
(Sumber: PT Sanpak Unggul, 2022)

Berdasarkan data pada tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa dari 6 bulan terakhir
(Januari – Juni) jumlah waste material yang terbuang sangat tinggi yaitu rata-rata
sebesar 882 kg. Sedangkan waste material pada produksi botol plastik yaitu berupa
lelehan biji plastik yang tidak tercetak dengan baik saat mesin sedang berjalan
ataupun memang sengaja dibuang saat sedang membersihkan saluran dimana biji
plastik diolah maupun saat sedang trial produk botol masuk ke tahap produksi
dilakukan. Oleh sebab itu dampak dari tingginya jumlah waste material yang
terbuang, akan membuat mesin tidak dapat menghasilkan produk sesuai dengan target
yang telah ditentukan oleh perusahaan. Hal inilah yang menyebabkan nilai efektivitas
dari mesin tersebut yang tidak dapat meraih target yang sudah ditentukan oleh
perusahaan yaitu sebesar 89.5%. Karna mesin masih mempunyai tingkat waste
material yang sangat tinggi, jadi mesin harus menggunakan bahan baku material
lebih banyak dari yang sudah direncanakan sesuai dengan Bill Of Material yang
sudah ada.
Salah satu bentuk metode pendeketan yang bisa digunakan dalam hal ini adalah
metode OEE (Overall Equipment Effectiveness) dan RCA (Root Cause Analysis)
sebagai salah satu bentuk untuk mengetahui kegagalan pada saat proses produksi
berlangsung dan juga mengetahui nilai efisiensi dari mesin tersebut dan diharapkan
masalah yang didapati tersebut nantinya bisa diatasi dengan baik. Usaha perbaikan

http://digilib.mercubuana.ac.id/
4

pada industri manufaktur, dilihat dari segi peralatan adalah dengan meningkatkan
efektivitas mesin/peralatan yang ada seoptimal mungkin. Efektifitas merupakan
suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu)
yang telah dicapai. Semakin besar presentase target yang dicapai, maka semakin
tinggi efektifitasnya (Andras, 2007). Untuk memastikan mesin produksi dapat bekerja
dengan baik dapat dilakukan melalui evaluasi kondisi mesin dengan penilaian overall
equipment effectiveness (OEE) yang merupakan alat ukur (matric) yang sering
digunakan dalam mengukur efektifitas peralatan produksi, yang dapat memberikan
informasi kepada perusahaan untuk membantu dalam menentukan kebijakan
perawatan (maintenance) yang akan dilakukan (Betrianis dan Suhendra, 2006).
Keunggulan dari analisis OEE yaitu, penilaiannya terfokus pada availability,
performance dan quality. Oleh karena itu perlu untuk dilakukan pengukuran
efektifitas mesin dengan penilaian overall equipment effectiveness (OEE).
Penelitian yang dilakukan oleh Dwiaji (2016) mengenai Pengukuran Keefektifan
Keseluruhan Peralatan (OEE) Sebagai Upaya Meningkatkan Nilai Efektivitas Mesin
Blowing, menunjukan bahwa penggunaan metode OEE untuk mencari tingkat
keefektivitasan mesin sangat bermanfaat sehingga dapat mengetahui apakah mesin
tersebut sudah bekerja secara efektif sesuai dengan harapan yang dimiliki oleh
perusahaan atau belum, jika hal ini bisa diketahui lebih awal maka perusahaan perlu
melakukan perbaikan untuk meningkatkan nilai keefektivitasannya terhadap mesin
tersebut.
Berdasarkan latar belakang permasalahan itu diperlukan adanya penelitian
mengenai Analisis Nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) Untuk
Meningkatkan Efektivitas Mesin Blow Moulding Menggunakan Metode Root Cause
Analysis Di PT Sanpak Unggul.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
5

1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang sudah diuraikan diatas, maka yang menjadi pokok
masalah dalam penelitian adalah:
1. Berapa nilai OEE dari mesin extrusion blow moulding?
2. Apa yang menghambat nilai OEE pada mesin tersebut dan membuat
terjadinya material yang tidak terproses?
3. Bagaimana cara meningkatkan produktivitas pada mesin extrusion blow
moulding tersebut?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada pokok permasalahan yang disusun, maka pada laporan
Tugas Akhir ini memiliki maksud dan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Menghitung nilai OEE dari mesin extrusion blow moulding tersebut.
2. Menganalisis sumber masalah yang terjadi pada mesin yang menyebabkan
tidak terprosesnya material pada mesin tersebut.
3. Membuat usulan perbaikan untuk meningkatkan produktivitas mesin
extrusion blow moulding.

1.4. Batasan Masalah Penelitian


Pada penulisan laporan Tugas Akhir ini, perlu adanya pembatasan agar
pembahasan dapat dibahas secara lebih rinci dan terfokus dan akan sesuai dengan
tujuan akhir penulisan laporan ini. Adapun pembatasan masalah pada laporan Tugas
Akhir ini sebagai berikut:
1. Observasi ini dilakukan pada PT Sanpak Unggul.
2. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder selama periode
Januari – Juni 2022 di PT Sanpak Unggul
3. Metode yang digunakan adalah RCA (Root Cause Analysis) dan OEE
(Overall Equipment Effectiveness)

http://digilib.mercubuana.ac.id/
6

4. Data yang akan digunakan berasal dari mesin extrusion blow moulding tipe
Sabmann
1.5. Sistematika Penulisan

Penelitian tugas akhir yang akan dilaksanakan oleh penulis menggunakan


sistematika sebagai berikut :

1. BAB I PENDAHULUAN

Berisikan oleh uraian mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah,


tujuan penelitian, batasan penelitian dan sistematika penulisan Laporan Tugas
Akhir.

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab ini berisikan tentang konsep dan teori RCA (Root Cause Analysis)
dan OEE (Overall Equipment Effectiveness) yang dipergunakan untuk
mencari suatu titik permasalahan yang dihadapi selama masa produksi botol
plastik dan juga menjadi landasan saat penelitian ini berlangsung dan juga
berisikan tentang konsep produksi botol plastik menggunakan mesin blow
moulding.

3. BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan penjelasan mengenai jenis penelitian, data yang digunakan,
metode dalam pengumpulan dan pengolahan data dan analisis data, serta
langkah-langkah dalam penelitian.

4. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada bab ini berisikan data yang dikumpulkan dan diperoleh selama peneliti
melakukan penelitian beserta pengolahannya dengan metode yang telah
ditentukan. Pengolahan data yang dimaksud termasuk analisis yang dilakukan
terhadap hasil yang diperoleh.

http://digilib.mercubuana.ac.id/
7

5. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan hasil analisis dari hasil pengolahan data dengan metode.

6. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan yang diambil berdasarkan dari hasil analisis
penyelesaian masalah maupun hasil pengumpulan data di perusahaan serta
saran strandarisasi bagi perusahaan agar dapat meningkatkan kinerjanya.

http://digilib.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai