Anda di halaman 1dari 95

LAPORAN KAJIAN ASPEK UMUM

MEMPELAJARI ASPEK PERANCANGAN, PERENCANAAN,


DAN PENGENDALIAN PRODUKSI DI PT BUKAKA
TEKNIK UTAMA TBK UNIT USAHA STEEL
TOWER CILEUNGSI BOGOR

POPI FIRDA RUBAI’AH


SYIFA FAUZIAH
ARFILIA DEWI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
2
PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN KAJIAN ASPEK UMUM DAN
SUMBER INFORMASI

1. Kami menyatakan Laporan Kajian Aspek Umum Mempelajari Aspek


Perancangan, Perencanaan, dan Pengendalian Produksi di PT Bukaka Teknik
Utama Tbk Unit Usaha Steel Tower di Cileungsi Bogor adalah benar karya kami
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun.
2. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir laporan ini.

Bogor, April 2019

Popi Firda Rubai’ah (J3K116105)


Syifa Fauziah (J3K116129)
Arfilia Dewi (J3K216204)
4
RINGKASAN
POPI FIRDA RUBAI’AH, SYIFA FAUZIAH dan ARFILIA DEWI, Mempelajari
Aspek Perancangan, Perencanaan, dan Pengendalian Produksi di PT Bukaka
Teknik Utama Tbk Unit Usaha Steel Tower Cileungsi Bogor. Dibimbing oleh
ELANG ILIK MARTAWIJAYA.
Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di PT Bukaka Teknik Utama (BTU)
Tbk Unit Usaha Steel Tower, yang bergerak dibidang industri dan konstruksi tower.
Tujuan Praktik Kerja Lapangan adalah mempelajari aspek perancangan,
perencanan, dan pengendalian di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower.
Aspek perancangan yang dipelajari pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel
Tower meliputi teknik tata cara kerja, tata letak dan penanganan bahan.
Perancangan teknik tata cara kerja membahas tentang peta proses operasi, peta
aliran proses, diagram alir dan display. Teknik tata cara kerja pada PT BTU Tbk
Unit Usaha Steel Tower dirancang untuk meningkatkan produktivitas pekerja
dengan memperhatikan faktor kondisi kerja seperti suhu atau temperatur, sirkulasi
udara, kebisingan, pencahayaan, bau-bauan, warna, dan kebersihan. Perusahaan
menerapkan tipe tata letak yang berorientasi pada process layout. Process layout
menempatkan fungsi mesin dan peralatan dengan sifat atau fungsi yang sama
ditempatkan dalam satu departemen, sedangkan pola aliran bahan yang diterapkan
adalah pola aliran bahan bentuk U dengan produk jadinya mengakhiri proses pada
tempat yang relatif yang sama dengan awal proses. Alat penanganan bahan yang
terdapat di perusahaan berfungsi sebagai alat pendukung kelancaran proses
produksi diantaranya forklift, overhead crane, lori, pallet besi, truck trailer, drum
handler, dan lain sebagainya.
Aspek perencanaan yang dipelajari di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
meliputi perencanaan produksi, perencanaan sumber daya manusia, dan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3). Perencanaan produksi di PT BTU Tbk Unit Usaha
Steel Tower menerapkan sistem make to order dengan aktivitas standar bahan baku
dan desain produk sesuai dengan keinginan konsumen. Perencanaan produksi
direncanakan oleh bagian Production Planning Inventory Control (PPIC) yang
saling berkoordinasi dengan bagian engineering, produksi, dan purchasing. Proses
produksi didukung dengan adanya perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM).
Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) meliputi recruitment, penempatan,
pengembangan, kompensasi, dan pemeliharaan karyawan. PT BTU Tbk Unit
Usaha Steel Tower dalam melindungi kesehatan dan keselamatan karyawan
menerapkan K3 meliputi display K3, alat pelindung diri, inspeksi, pelatihan K3,
pemeriksaan kesehatan, dan simulasi keadaan darurat.
Aspek Pengendalian yang dipelajari meliputi pengendalian persediaan, total
productive maintenance, manajemen mutu, Supply Chain Mangement (SCM), dan
pengendaliaan limbah. Pengendaliaan persediaan PT BTU Tbk Unit Usaha Steel
Tower oleh bagian purchasing, PPIC, dan bagian gudang. Persediaan yang
dikendalikan, yaitu raw material, bahan baku pendukung, dan bahan baku
consumable. PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower menerapkan total productive
maintenance seperti kegiatan preventive maintenance dan corrective maintenance,
prosedur perawatan dan perbaikan mesin serta penerapan budaya kerja 5S di PT
BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower. Kegiatan perawatan dan perbaikan mesin
dilakukan dengan jadwal harian, bulanan, serta jadwal conditional. Perusahaan
6

dalam menjamin kualitas melakukan pengendalian mutu dari mulai pengendalian


input saat raw material datang di bagian incoming, pengendalian proses dengan
menggunakan alat-alat inspeksi, pengendalian output saat produk telah selesai
diproduksi, pengendalian mutu saat pengiriman barang, serta pengendalian mutu
pada saat pendirian tower atau trial tower. Perusahaan juga menerapkan standar-
standar mutu meliputi ISO 9001:2015, ISO 14001:2015, dan OHSAS 18001:2007.
Pengendalian Supply Chain Management (SCM) yaitu pada aliran barang, aliran
informasi, dan aliran uang. Aliran barang yang dikelola meliputi aliran material
utama, material pendukung, dan aliran bahan consumable. PT BTU Tbk Unit Usaha
Steel Tower mengelola aliran barang menuju customer dilakukan menggunakan
jasa 3PL atau diambil langsung oleh customer. Penerapan strategi rantai pasok
yaitu strategi efisien dan saling terintegrasi dengan pihak supplier maupun
customer. Pengendalian limbah yang dilakukan yaitu mulai dari pengendalian
limbah padat, cair, B3, dan limbah consumable.

Kata kunci : aspek perancangan, aspek perencanaan, aspek pengendalian, PT


Bukaka Teknik Utama Tbk Unit Usaha Steel Tower.
MEMPELAJARI ASPEK PERANCANGAN, PERENCANAAN,
DAN PENGENDALIAN PRODUKSI DI PT BUKAKA
TEKNIK UTAMA TBK UNIT USAHA STEEL
TOWER CILEUNGSI BOGOR

POPI FIRDA RUBAI’AH


SYIFA FAUZIAH
ARFILIA DEWI

Laporan Kajian Aspek Umum


sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Ahli Madya
pada
Program Studi Manajemen Industri

PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
8
Judul Laporan Akhir : Mempelajari Aspek Perancangan, Perencanaan, dan
Pengendalian Produksi di PT Bukaka Teknik Utama Tbk
Unit Usaha Steel Tower Cileungsi Bogor.
Nama : Popi Firda Rubai’ah (J3K116105)
Syifa Fauziah (J3K116129)
Arfilia Dewi (J3K216204)

Disetujui oleh,

Dr Ir Elang Ilik Martawijaya, MM


Pembimbing

Diketahui oleh,

Ir Pramono D Fewidarto, MS
Ketua Program Studi

Tanggal lulus:
10
PRAKATA
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah
memberikan rahmat serta nikmat-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan kajian aspek umum. Adapun judul aspek kajian umum
Mempelajari Aspek Perancangan, Perencanaan, dan Pengendalian Produksi di PT
BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower Cileungsi Bogor dengan tepat waktu. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr Ir Elang Ilik Martawijaya, MM sebagai dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan
laporan kajian aspek umum.
2. Ir Pramono D Fewidarto, MS selaku Ketua Program Studi dan tim dosen atas
waktu dan ilmu yang telah diberikan.
3. Rezqi Auliya Malano selaku pembimbing lapang dan seluruh staf yang telah
memberikan pengalaman serta pengetahuan selama Praktik Kerja Lapangan.
4. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan do’a serta dukungan dalam
penulisan Laporan Akhir Praktik Kerja Lapangan.
5. Seluruh teman-teman Manajemen Industri angkatan 53 Sekolah Vokasi IPB
yang selalu memberikan dukungan dalam penyusunan Laporan Akhir.
6. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam membantu penulis
untuk menyelesaian laporan tugas akhir.
Penulis menyadari bahwa laporan kajian aspek umum ini masih belum
sempurna. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
untuk memperbaiki Laporan Akhir. Semoga Laporan Akhir ini dapat berguna bagi
penulis dan para pembaca.

Bogor, April 2019

Popi Firda Rubai’ah (J3K116105)


Syifa Fauziah (J3K116129)
Arfilia Dewi (J3K216204)
12
xiii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xiv


DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xiv
1 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 1
1.1 Sejarah Perusahaan 1
1.2 Struktur Organisasi 2
1.3 Jenis Hasil Produksi 3
1.4 Proses Produksi 4
1.4.1 Pengambilan Raw Material 5
1.4.2 Proses Umum 5
1.4.3 Proses Khusus 6
1.4.4 Proses Galvanize 9
1.4.5 Packing dan Delivery 10
2 ASPEK PERANCANGAN 10
2.1 Deskripsi Lingkungan Perancangan 10
2.1.1 Teknik Tata Cara Kerja 10
2.1.2 Display 14
2.1.3 Tata Letak 14
2.1.4 Penanganan Bahan 15
2.2 Identifikasi Permasalahan dan Alternatif Solusi Aspek Perancangan 15
3 ASPEK PERENCANAAN 15
3.1 Deskripsi Lingkup Aspek Perencanaan 16
3.1.1 Perencanaan Produksi 16
3.1.2 Perencanaan Sumber Daya Manusia 17
3.1.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja 20
3.2 Identifikasi Permasalahan dan Alternatif Solusi Aspek Perencanaan 21
4 ASPEK PENGENDALIAN 22
4.1 Deskripsi Lingkup Aspek Pengendalian 22
4.1.1 Pengendalian Persediaan 22
4.1.2 Total Productive Maintenance (TPM) 23
4.1.3 Pengendalian Mutu 27
4.1.4 Supply Chain Management 31
4.2 Identifikasi Permasalahan dan Alternatif Solusi Aspek Pengendalian 35
5 SIMPULAN DAN SARAN 36
5.1 SIMPULAN 36
5.2 SARAN 37
DAFTAR PUSTAKA 39
LAMPIRAN 40
xiv

DAFTAR TABEL

1 Hasil Pengukuran Temperatur di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower 12


2 Hasil Pengukuran Kebisingan di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower 12
3 Hasil Pengukuran Pencahayaan di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower 13
4 Identifikasi Permasalahan dan Alternatif Solusi Aspek Perancangan 15
5 Jam Kerja PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower 18
6 Identifikasi Permasalahan dan Alternatif Solusi Aspek Perencanaan 21
7 Toleransi Proses Cutting 29
8 Toleransi Proses Holing 30
9 Identifikasi Permasalahan dan Alternatif Solusi Aspek Pengendalian 35

DAFTAR GAMBAR

1 Tower Telekomunikasi 4
2 Tower Transmisi 4
3 Proses Stamping 6
4 Bentuk dasar proses bending 7
5 Komponen hasil proses sisipan 7
6 Komponen hasil proses flange 7
7 Komponen hasil proses clipping 8
8 Komponen hasil proses backcut 8
9 Skema Material Proses cut from 9
10 Alur Bukti Serah Terima 9
11 Alur Produksi PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower 17
12 Penerapan Seiketsu 26
13 Alat Ukur Kekerasan Raw Material 29
14 Alat Ukur Sudut 30
15 Skema Jaringan Rantai Pasok PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower 32

DAFTAR LAMPIRAN

1 Struktur Organisasi PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower 43


2 Flowchart Proses Produksi Komponen Plate 44
3 Peta Proses Operasi Common Body Part I Tower Transmisi 500KV 45
4 Peta Aliran Proses Komponen Common Body Tower Transmisi 500KV 46
5 Diagram Alir Proses Komponen Common Body Tower Transmisi 500KV 47
6 Display PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower 48
xv

7 Tata Letak PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower 51


8 Alat Penanganan Bahan PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower 52
9 Why-why anlysis identifikasi masalah aspek perancangan 55
10 Perencanaan Produksi PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower 57
11 Bon Pemakaian Bahan (BPB) 59
12 Penerimaan Karyawan 60
13 Alat Pelindung Diri PT BTU Tbk Unit Steel Tower 61
14 Why-why analysis identifikasi masalah aspek perencanaan 63
15 Daftar Kebutuhan Material (DKM) 64
16 Flowchart Pengadaan Material 65
17 Jadwal Preventive Maintenance 66
18 Lembar Pengecekan Mesin CNC 67
19 SOP Perbaikan Mesin 68
20 ISO 9001:2015 69
21 ISO 14001:2015 70
22 OHSAS 18001:2007 71
23 Standar Ketebalan Lapisan Galvanize 72
24 Strategi Rantai Pasok PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower 73
25 Why-why analysis identifikasi masalah aspek pengendalian 74
26 Biodata Pelaksana Praktik Kerja Lapangan 75
xvi
xvii
1

1 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

1.1 Sejarah Perusahaan

PT Bukaka Teknik Utama Tbk didirikan tanggal 25 Oktober 1978 dan mulai
beroperasi komersial pada tahun 1981. Kantor pusat PT Bukaka dan fasilitas
pabriknya beralamat di Bukaka Industrial Estate, Jl. Raya Bekasi Narogong, KM
19,5, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat 16820 – Indonesia. PT Bukaka Teknik Utama
TBk bergerak di bidang pembuatan dan penyediaan peralatan khusus dan bisnis lain
yang termasuk di dalam industri konstruksi. Kegiatan usaha utama yang dijalankan
Bukaka, antara lain:
1. Unit Usaha Steel Tower (pembangunan transmisi tegangan listik hingga menara
komunikasi)
2. Unit Usaha Steel Bridge (produsen jembatan rangka)
3. Unit Usaha Power Generation (pembangkit listrik)
4. Unit Usaha Boarding Bridge (produksi garbarata)
5. Unit Usaha Plant System, Road Construction Equipment (memproduksi
beragam peralatan jalan, seperti Asphalt Mixing Plant, Asphalt Patch Mixer,
Tandem Vibration Roller, Slurry Seal, Asphalt Sprayer, Road Roller dan Stone
Crusher, Vibratory Roller, serta Road Maintenance Truck)
6. Unit Usaha Offshore Maintenance & Services (menangani kebutuhan konstruksi
serta pemeliharaan pada industri minyak dan gas bumi)
7. Unit Usaha Oil & Gas Equipment (memproduksi alat-alat minyak dan gas
seperti Beam Balance, Conventional Crank Balance, Mark II, Mud Separator
Tank, High Pressure Tank, dan Sucker Road)
8. Unit Usaha Special Purpose Vehicles (memproduksi di antaranya adalah Fire
Fighting Truck, Aerial Telescopic Ladder, Vacuum Road Sweeper, Aerial
Plateform Articulating, Compactor Truck, dll)
9. Unit Usaha Galvanize.
PT Bukaka Teknik Utama Tbk Unit Usaha Steel Tower merupakan pionir
dalam membuat dan membangun transmisi tegangan tinggi. Perseroan
memproduksi transmisi pertamanya dengan kapasitas 70kV dan 150 kV pada tahun
1981, dan double circuit tower dengan kapasitas 500 kV pada tahun 1984. Hingga
tahun 2010, perseroan telah menyelesaikan sejumlah proyek turn-key dengan
kapasitas antara 70kV sampai dengan 500 kV untuk PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero). Di samping itu, Perseroan merupakan satu-satunya perusahaan di Asia
Tenggara yang memiliki fasilitas uji coba tower berkapasitas hingga 500 kV.
Perseroan juga berkontribusi dalam proyek turn-key tower telekomunikasi
dan pembangunan shelter untuk memenuhi kebutuhan beberapa operator dan
provider telekomunikasi di Indonesia, baik untuk tipe tower curve dan pipe, serta
pembangunan proyek turn-key untuk tower broadcast dengan ketinggian 220 m di
Surabaya dan Semarang. PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower melakukan proses
produksi dengan sistem sesuai jumlah pesanan yang dibutuhkan dengan kapasitas
produksi 60.000 ton pertahun dan jumlah tenaga kerja 472 orang.
PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower menghasilkan produk yang memenuhi
persyaratan pelanggan dengan melakukan perbaikan terus menerus terhadap sistem
2

manajemen mutu (ISO 9001:2008), sistem manajemen K3 (OHSAS 18001:2007),


dan sistem manajemen lingkungan (ISO 14001:2004).
PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower memiliki visi menjadi perusahaan steel
tower kelas dunia tanpa kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja maupun tanpa
pencemaran lingkungan. Untuk mencapai visi tersebut didukung dengan misi
memenuhi kebutuhan steel tower untuk pasar lokal dan ekspor dan melakukan
hubungan yang baik dengan pelanggan dan pemasok.

1.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi dalam sebuah perusahaan dibuat dengan masksud untuk


memudahkan pengendalian dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan perusahaan
serta pembagian tugas terorganisir dengan baik. Struktur organisasi juga berfungsi
untuk menjelaskan wewenang dan tanggung jawab pada bagian unit pekerjaan. PT
BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower dipimpin oleh Kepala Unit Usaha yaitu Bapak
Heru Cheryana. Kepala Unit Usaha membawahi seluruh departemen yang dipimpin
oleh seorang koordinator departemen. Struktur organisasi di PT BTU Tbk Unit
Usaha Steel Tower dapat dilihat pada Lampiran 1.
Tugas dan wewenang dari setiap jabatan yang terdapat pada struktur
organisasi PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower adalah sebagai berikut:
1. Kepala Unit Usaha berfungsi sebagai pimpinan teratas di Unit Usaha Steel
Tower serta penanggung jawab atas berlangsungnya kegiatan perusahaan.
2. Quality Assurance (QA) dan Quality Control (QC) bertanggung jawab untuk
memastikan produk atau jasa memenuhi standar yang ditetapkan termasuk
keandalan, kegunaan, kinerja dan standar kualitas umum yang ditetapkan oleh
perusahaan.
3. Safety, Healty and Environment (SHE) merupakan bagian yang bertanggung
jawab atas kesehatan dan keselamatan para tenaga kerja di perusahaan.
4. Project Management bertanggung jawab dalam membuat rencana kerja dan
anggaran konstruksi dan mengendalikan seluruh kegiatan konstruksi.
5. Manajemen Representative bertanggung jawab atas pelaksanaan prosedur
wajib yang meliputi prosedur pengendalian dokumen, prosedur pengendalian
rekaman mutu, prosedur pengendalian produk tidak sesuai, prosedur tindakan
perbaikan, prosedur tindakan pencegahan, dan prosedur audit internal
6. Finance and Cost Control bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan,
mengarahkan dan mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan keuangan
perusahaan.
7. Human Resource and Development (HRD) bertanggung jawab dalam hal
ketenagakerjaan, mulai dari perekrutan sampai dengan masalah kompensasi
seluruh tenaga kerja pada perusahaan.
8. Departemen Marketing bertanggung jawab terhadap penjualan, pemasaran
kepada customer, serta membuat penawaran harga ke customer sampai
persetujuan purchase order dari customer.
9. Departemen Engineering bertanggung jawab menerima permintaan customer
untuk project baru (otomasi, custom part, dan lain-lain). Membuat konsep
desain berdasarkan requirement yang diperoleh dari customer, serta membuat
desain detail dari desain konsep pada saat project turun purchase order.
3

10. Departemen Procurement bertanggung jawab terhadap pengadaan material,


meliputi pembelian material, tool, barang-barang consumable, dan material
utama.
11. Departemen Maintenance bertanggung jawab terhadap perbaikan dan
perawatan mesin-mesin yang berada di workshop.
12. Departemen Fasilititas bertanggung jawab terhadap pengadaan, perbaikan,
dan perawatan sarana dan pra-sarana yang berada di workshop.
13. Departemen Production Planning Inventory Control (PPIC) bertanggung
jawab terhadap perencanaan produksi, meliputi pengecekan stock material,
penjadwalan produksi, sampai dengan barang siap terkirim.
14. Departemen Production bertanggung jawab untuk mengatur kegiatan
produksi secara keseluruhan, melakukan proses produksi berdasarkan
requirement yang ditentukan, memastikan produk yang dihasilkan atau yang
diproduksi sesuai atau memenuhi kebutuhan standar kualitas yang
diinginkan.
15. Departemen Construction bertangung jawab atas pelaksanaan pekerjaan
kontruksi pendirian tower ataupun non tower di lapangan atau di tempat yang
diinginkan customer.
16. Packing and Delivery (P&D) bertanggung jawab terhadap pengemasan
barang yang telah selesai di proses, dan bertanggung jawab pada proses
pengiriman barang ke customer.

1.3 Jenis Hasil Produksi

Tower adalah menara yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi
empat atau segi tiga, atau berupa pipa panjang (tongkat) yang bertujuan untuk
menempatkan antena dan radio pemancar maupun penerima gelombang
telekomunikasi dan informasi. Tower sendiri salah satunya diproduksi oleh PT
Bukaka Teknik Utama Tbk Unit Usaha Steel Tower. PT Bukaka Teknik Utama
Tbk Unit Usaha Steel Tower memproduksi dua jenis tower dengan spesifikasi
berbeda-beda sesuai dengan permintaan konsumen. Produk yang dihasilkan oleh
PT Bukaka Teknik Utama Tbk Unit Usaha Steel Tower adalah sebagai berikut:
1. Tower Telekomunikasi
Tower telekomunikasi adalah tower yang terbuat dari raw material baja, besi
maupun pipa. Tower telekomunikasi berfungsi sebagai sarana komunikasi
dan informasi, selain itu tower telekomunikasi memilki derajat keamanan
tinggi terhadap manusia dan makhluk hidup dibawahnya karena memiliki
radiasi yang sangat kecil sehingga aman bagi masyarakat di bawah dan
sekitarnya. Tower telekomunikasi yang diproduksi di PT BTU Tbk Unit
Usaha Steel Tower terdiri menjadi dua jenis, yaitu tower pipa dan tower siku
besi dan plate baja. Produk yang dihasilkan tentu berdasarkan pesanan
konsumen baik dari spesifikasi, raw material yang digunakan sampai tinggi
tower yang diinginkan. Customer tower telekomunikasi yang diproduksi di
PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower sebagian besar berasal dari provider
yang ada di Indonesia seperti PT. SMART, PT. Telkom Indonesia Tbk.,
(Persero), PT. XL Axiata, PT. Indosat Tbk dan lain-lain. Tower
telekomunikasi dapat dilihat pada Gambar 1.
4

Gambar 1 Tower Telekomunikasi


2. Tower Tranmisi
Tower transmisi berfungsi sebagai sebagai tower yang mendistribusikan
tegangan dari pembangkit ke gardu induk, serta gardu induk serta gardu-
gardu yang memiliki tegangan lebih rendah agar dapat disalurkan ke
masyarakat . Bahan baku pembuatan Tower Transmisi memerlukan besi siku
dan plate baja. Besi dan plate tersebut digunakan untuk membuat berbagai
bentuk dan ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan struktur pola tower
transmisi yang diinginkan. Tower transmisi mempunyai 2 jenis, yaitu menara
transmisi SUTT bisa mengaliri listrik bertegangan 150kV dan SUT-ET bisa
mengaliri 500kV. Tower transmisi dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Tower Transmisi

1.4 Proses Produksi

Tower adalah menara yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa yang
bertujuan untuk menempatkan antena dan radio pemancar maupun penerima
gelombang telekomunikasi dan informasi. Bahan baku utama pembuatan tower
5

terbagi menjadi 2 yaitu besi siku dan besi plate. Pembuatan komponen tower dari
bahan baku plate membutuhkan alat bantu dalam proses produksi yaitu biasa
disebut patron. Patron merupakan gambar atau pola yang digunakan sebagai acuan
dalam proses produksi. Struktur tower sendiri terbagi atas 3 bagian utama yaitu leg
extention, body extention, dan arm. Proses produksi tower terbagi menjadi beberapa
proses yaitu proses pengambilan raw material, proses umum, proses khusus, proses
galvanize hingga proses packing material, namun pada proses umum maupun
khusus masih tebagi lagi atas beberapa proses lanjutan. Flowchart produksi proses
pembuatan komponen tower dapat dilihat pada Lampiran 2. Proses umum yang
dilalui bahan baku untuk pembuatan komponen tower yaitu proses cutting, holing,
dan stamping, sedangkan proses khusus terbagi atas proses bending, clipping.
chamfering, welding, dan cut from. Penjelasan masing-masing proses sebagai
berikut:

1.4.1 Pengambilan Raw Material

Proses produksi diawali dengan datangnya raw material dari supplier, lalu
akan diletakan pada storage yard. Raw material tersebut disusun berdasarkan jenis
dan ukurannya. Penyususan tersebut dilakukan agar memudahkan dalam proses
pencarian dan pendataan pada gudang. Raw material yang berpindah dari storage
yard ke workshop harus berdasarkan permintaan bagian produksi yang telah
mengisi dan menyerahkan Bon Pemakaian Bahan (BPB) kepada gudang, lalu
bagian gudang akan mengantarkan bahan baku yang dibutuhkan menggunakan
forklift sampai ke incoming workshop, selanjutnya dari incoming workshop tersebut
raw material akan dipindahkan menggunakan overhead crane sampai ke mesin.

1.4.2 Proses Umum

Proses umum adalah proses yang dilalui oleh setiap jenis raw material, karena
merupakan proses dasar dalam pembuatan komponen tower. Proses umum terbagi
atas tiga proses yaitu cutting, holing, dan stamping. Beberapa mesin yang ada pada
PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower mempunyai kemampuan sekaligus
melakukan ketiga proses umum. Mesin tersebut adalah Mesin CNC yang dapat
digunakan untuk memproduksi raw material besi siku maupun plate menjadi
beberapa komponen tower. Berikut proses umum yang terbagi menjadi tiga bagian
yaitu:
a. Cutting
Proses cutting merupakan tahap pekerjaan pemotongan material profil, pipa dan
plate baja sesuai dengan tanda potong yang telah ditetapkan pada proses
penandaan. PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower mempunyai dua jenis
pemotongan, yaitu pemotongan secara manual dan otomatis. Pemotongan secara
manual dilakukan dengan oleh operator dan secara otomatis dengan mesin.
Proses ini menghasilkan sisa pemotongan yang biasa disebut scrap.
b. Holing
Holing merupakan proses pelubangan pada besi siku atau plate sesuai dengan
shop drawing yang sebelumnya dirancang oleh bagain engineering dengan
spesifikasi tertentu. Besi siku atau plate yang telah dilubangi tersebut akan
menjadi tempat pemasangan bolt dan nut dalam rangkaian set tower. Cara yang
6

digunakan untuk melubangi siku dan plate adalah dengan cara drilling pada
bagian yang sudah direncanakan.
c. Stamping
Proses Stamping merupakan proses membentuk huruf, angka, symbol atau
lainnya pada permukaan logam dimana bagian dasarnya tetap rata pada material
setengah jadi dengan tujuan untuk memberi nomor marking tertentu disetiap
produk WIP. Nomor marking merupakan kode produksi pada material yang
melalui proses cutting dan holling, marking tersebut digunakan juga untuk
memudahkan pengelompokan material WIP sesuai set tower. Berikut hasil
proses stamping pada Gambar 3.

Gambar 3 Proses Stamping


Proses akhir dari proses umum tersebut yaitu material akan dipisahkan atau
dikelompokan pada penyimpanan sementara di ujung workshop. Proses
pemisahaan tersebut yaitu membagi mana material yang selanjutnya akan masuk
ke proses khusus maupun tidak. Material yang tidak melalui proses khusus akan
dimasukkan ke dalam proses outgoing untuk selanjutnya melalui proses
galvanize.

1.4.3 Proses Khusus

Proses khusus merupakan proses lanjutan dari proses umum, namun tidak
semua material melalui proses khusus. Proses khusus terbagi menjadi 5 (lima)
bagian yaitu proses bending, clipping, champering, welding, dan cut from. Aliran
proses yang ada di proses khusus berbeda dengan proses umum. Aliran proses
umum yaitu proses flow yang berarti semua material harus melalui tahapan proses
umum tersebut dan berurutan, sedangkan aliran proses khusus yaitu one flow yang
berarti hanya material tertentu saja yang melalui beberapa proses khusus tersebut.
Situasi ini dapat dilihat pada shop drawing pembentuk material tersebut manakah
proses khusus yang harus dilaluinya. Berikut penjelasan dari masing-masing proses
khusus:
a. Bending
Proses tekuk (bending) adalah pembentukan benda kerja logam yang umumnya
berupa plate lembaran atau batang (siku) dengan cara ditekuk, sehingga terjadi
pemuluran atau perengangan pada sumbu bidang netralnya sepanjang daerah
tekukan dan menghasilkan garis tekuk yang lurus. Sudut tekukan yang
diinginkan harus sesuai dengan shop drawing yang telah dibuat. Terdapat 3
(tiga) bentuk dasar tekukan, yaitu :
1. Tekukan bentuk “L”
2. Tekukan Bentuk “V”
7

3. Tekukan Bentuk “U”, hasil 3 bentuk dasar tekukan dapat dilihat pada
Gambar 4.

Gambar 4 Bentuk dasar proses bending


Material yang sudah di proses bending selanjutnya diidentifikasi kembali
apakah memerlukan proses lanjutan atau dapat dikeluarkan ke proses outgoing
untuk digalvanize. Proses lanjutan yang masih berhubungan dengan proses
bending yaitu proses sisipan. Proses sisipan adalah proses menambahkan besi
lain pada sisi siku yang sisi siku tersebut merupakan hasil bengkokan ke arah
lain dari arah besi yang dibengkokkan pada saat proses bending , sehingga besi
seakan patah ke arah lain. Penambahan besi tersebut dilakukan dengan
pengelasan dengan ukuran penambahan besi yang sudah disesuaikan ukurannya.
Hasil dari proses sisipan dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Komponen hasil proses sisipan


Proses lanjutan lainnya yaitu proses sisipan, terdapat juga proses lainnya. Proses
tersebut bernama proses flange. Proses flange adalah proses membengkokan
sebagian sisi siku. Ada 2 jenis flange, yaitu open flange dan close flange. Hasil
dari proses flange dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Komponen hasil proses flange


8

b. Clipping
Proses clipping adalah pemotongan bagian siku atau produk dengan bentuk
tertentu yang diinginkan. Pemotongan tersebut bisa dengan proses shearing atau
gas cutting. Bagian sisi siku dipotong sesuai ukuran yang diinginkan pada sudut
material siku. Ukuran dan sudut tersebut harus sesuai dengan shop drawing yang
telah dibuat. Hasil dari proses clipping dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7 Komponen hasil proses clipping


Proses clipping memiliki kesamaan terhadap proses bending yaitu memiliki
proses lanjutan dari proses utamanya, namun hal ini tidak semua material
melalui proses ini. Proses lanjutan pada proses clipping adalah proses back cut.
Proses back cut yaitu proses memotong kedua bagian sisi ujung siku sehingga
disebut dengan double clipping. Hasil dari proses back cut dapat dilihat pada
Gambar 8.

Gambar 8 Komponen hasil proses backcut


c. Chamfering
Proses chamfering yaitu proses menghilangkan sudut yang tajam atau
menghilangkan punggungan pada siku. Proses chamfering dapat menggunakan
mesin gerinda maupun gas plasma. Operator meratakan material sesuai dengan
rancangan gambar yang dibuat oleh bagian engineering.
d. Welding
Proses welding atau biasa disebut dengan proses pengelasan yaitu proses
penyambungan atau penempelan material dengan material lainnya
menggunakan alat las. Proses welding juga dapat dilakukan pada material reject.
Beberapa komponen tower dilakukan proses assembly dengan cara pengelasan.
9

Proses pengelasan memiliki tiga (3) jenis pengelasan pada komponen tower
yaitu proses pengelasan komponen finish dengan komponen finish, komponen
finish dengan komponen lanjutan, maupun komponen lanjutan dengan
komponen lanjutan. Komponen finish adalah komponen pembentuk struktur
tower yang sudah siap digunakan, sedangkan komponen lanjutan adalah
komponen pembentuk struktur tower yang masih harus melewati proses lanjutan
yaitu proses khusus.
e. Cut Form
Proses cut form yaitu memotong lebar sisi siku menjadi lebih pendek sehingga
lebar antar 2 (dua) sisi akan berbeda. Berikut skema material yang sudah
diproses cut form dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Skema Material Proses cut form

1.4.4 Proses Galvanize

Proses galvanize yaitu proses pelapisan material hitam dengan zinc sehingga
berubah menjadi silver metallic. Proses galvanize ini bukan merupakan lingkup
produksi pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower tetapi merupakan lingkup
produksi PT BTU Tbk Unit Usaha Galvanize. Sebelum melalui proses galvanize
material hitam harus melewati proses pemilahan material Work In Process (WIP)
terlebih dahulu. Proses pemilihan tersebut dapat merupakan proses outgoing yaitu
memisahkan mana material yang sudah reject total, material reject ringan yang
masih dapat direpair, maupun material yang dalam kondisi baik. Material yang
masuk ke proses outgoing harus menyerahkan Bon Serah Terima Fabrikasi (BSTF)
dari bagian produksi kepada bagian outgoing, menandakan barang siap digalvanize.
Selanjutnya dari outgoing ke proses galvanize harus menyerahkan surat Bon Serah
Terima Barang (BSTB). Proses galvanize dilakukan untuk melindungi material dari
korosi dan karat ketika penyimpanan dan setelah tower dipasang, alur pemakaian
surat Bukti Serah Terima (BST) dari produksi hingga proses galvanize dapat dilihat
pada Gambar 10.

BSTF BSTB
Produksi Outgoing Galvanize

Gambar 10 Alur Bukti Serah Terima


10

1.4.5 Packing dan Delivery

Proses Packing and Delivery hanya dimulai pada barang yang sudah selesai
digalvanize dan packaging dilakukan sesuai dengan marking produk yang sudah
dipesan sebelumnya. Bagian P&D juga yang akan melakukan pengiriman kepada
bagian customer sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya.

2 ASPEK PERANCANGAN

2.1 Deskripsi Lingkungan Perancangan

Perancangan produksi adalah ilmu yang terdiri dari teknik dan prinsip-prinsip
untuk mendapatkan rancangan yang terbaik dari sistem kerja yang bersangkutan.
Teknik-teknik dan prinsip ini digunakan untuk mengatur komponen-komponen
sistem kerja yang terdiri dari manusia dan sifat kemampuannya, peralatan kerja,
bahan serta lingkungan kerja yang sedemikian rupa sehingga dicapai tingkat
efektifitas dan efisiensi yang tinggi bagi perusahaan. Tipe produk yang dihasilkan
oleh PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower adalah produk dengan variasi yang
tinggi, baik dari raw material yang digunakan yaitu memiliki karakteristik ukuran
yang berbeda di setiap jenisnya, berbagai macam mesin yang digunakan, hingga
proses produksi yang dipisahkan menjadi dua jenis yaitu proses umum dan khusus.
Hal tersebut menyebabkan setiap produk mempunyai marking atau kode produk
yang berbeda-beda sesuai dengan rancangan produk yang telah dibuat. Pembahasan
aspek perancangan meliputi teknik tata cara kerja, tata letak, dan penanganan
bahan. Berikut penjelasan mengenai aspek perancangan tersebut.

2.1.1 Teknik Tata Cara Kerja

Teknik tata cara kerja adalah teknik-teknik atau prinsip-prinsip yang


digunakan oleh perusahaan untuk memperoleh suatu rancangan sistem kerja yang
baik. Dengan adanya rancangan sistem kerja yang baik tersebut maka karyawan
dapat melakukan pekerjaannya dengan mudah, lebih cepat, meningkatkan
produktifitas, efektifitas maupun efisiensi pekerjaan dan menghindari pemborosan
material. Tata cara kerja yang dibahas yaitu mengenai proses produksi, peta proses
operasi, peta aliran proses, lingkungan kerja, dan display.
a. Peta Proses Operasi (PPO)
Peta Proses Operasi merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-
langkah yang dialami bahan baku yaitu siku dan plate, melalui urutan-urutan
proses produksi dan pemeriksaan hingga menjadi produk yaitu komponen tower.
Proses produksi yang diamati berupa pembuatan komponen common body part
1 tower transmisi 500kV . Urutan proses dalam pembuatan komponen common
body tersebut yaitu proses cutting, holing, stamping, proses khusus, dan
galvanize. Inspeksi dilakukan setelah semua proses umum dikerjakan dan pada
setiap sub proses khusus dan galvanize. Proses terakhir setelah material melalui
11

galvanize segera dikemas dan segera dilakukan proses delivery. Peta Proses
Operasi (PPO) dijelaskan pada Lampiran 3.
b. Peta Aliran Proses (PAP)
Peta Aliran Proses (PAP) adalah diagram yang memperlihatkan keseluruhan
urutan proses produksi dari raw material hingga produk disimpan di storage.
Kegiatan yang ditunjukkan pada diagram PAP adalah proses operasi, inspeksi,
transportasi, delay, dan penyimpanan. Peta Aliran Proses juga memuat informasi
tentang waktu produksi yang dibutuhkan dan total jarak perpindahaan dari raw
material hingga menjadi finish good. Kegiatan yang terdapat pada proses
produksi komponen common body tower transmisi 500kV adalah sebagai
berikut:
a. Pengambilan raw material
b. Proses umum meliputi cutting, holing dan stamping
c. Inspeksi secara random setelah material diproses secara umum
d. Proses khusus
e. Inspeksi setelah proses khusus
f. Perpindahan kompoonen ke bagian outgouing
g. Proses outgoing
h. Galvanisasi
i. Packing and Delivery, Peta Aliran Proses (PAP) dijelaskan pada Lampiran
4.
c. Diagram Alir
Diagram alir merupakan suatu gambaran menurut alur proses material dari satu
proses menuju proses lain disesuaikan dengan layout pabrik. Diagram aliran ini
berfungsi untuk memperjelas suatu peta aliran proses terutama jika aliran dalam
proses produksi merupakan faktor yang penting serta dapat membantu dalam
perbaikan layout tempat kerja. Perusahaan menerapkan pola aliran bahan yaitu
pola aliran bentuk U, hal ini diterapkan karena produk jadinya mengakhiri proses
pada tempat yang relatif yang sama dengan awal proses. Diagram Aliran
dijelaskan pada Lampiran 5.
d. Kondisi Lingkungan Kerja
Kemampuan dan keterbatasan manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Salah satu faktor eksternal adalah lingkungan kerja saat manusia
melakukan kegiatannya. Apabila kondisi lingkungan kerjanya baik maka
manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik pula sehingga
dicapai suatu hasil yang optimal. Selain itu faktor-faktor lingkungan kerja harus
selalu diperhatikan dan dikendalikan agar pekerja merasa nyaman. Hal tersebut
juga dapat meminimalisir kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Apabila
faktor lingkungan kerja selalu diperhatikan maka senantiasa akan meningkatkan
keuntungan dari perusahaan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tempat
dan lingkungan kerja di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower adalah sebagai
berikut:
1) Suhu atau temperatur
Suhu atau temperatur merupakan salah satu yang mempengaruhi kondisi
kerja. Setiap anggota tubuh manusia mempunyai suhu yang berbeda-beda.
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normalnya agar
dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan luar yang terjadi di luar
tubuhnya. Ketika para pekerja merasa nyaman maka produktifitas akan
12

meningkat, selain itu temperature yang penyetelannya sesuai juga akan


meminimalisir terjadinya penyakit akibat kerja. Standar temperature atau
suhu untuk kantor dan workshop menurut Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri adalah 18-30 oC. Berdasarkan
hasil pengamatan dan perhitungan yang dilakukan, temperatur suhu di PT
BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower terdapat pada Tabel 1.
Tabel 1 Hasil Pengukuran Temperatur di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
Standard
Lokasi Temperatur Kesimpulan
(oC)
PPIC office 27 <30 Normal
Maintenance Office 28,1 <30 Normal
Workshop A 30,8 <30 Tidak Normal
Workshop B 29 <30 Normal
Workshop C 27,3 <30 Normal
Workshop D 32,4 <30 Tidak Normal
Workshop E 32,1 <30 Tidak Normal
Workshop F 32 <30 Tidak Normal
Workshop G 29,9 <30 Normal
Packing 31,5 <30 Tidak Normal
Gudang Baut 30 <30 Normal
Outgoing 32 <30 Normal
SHE Office 26,1 <30 Normal
Sumber: PT Bukaka Teknik Utama Tbk Unit Usaha Steel Tower (2019)
2) Sirkulasi Udara
Udara yang mengandung oksigen sangat dibutuhkan oleh manusia, sehingga
tempat kerja harus mempunyai ventilasi udara yang baik. Hal tersebut
bertujuan agar area kerja mengandung oksigen yang cukup dan bebas dari
udara yang telah mengandung zat pengganggu kesehatan ataupun tercemar.
Selain itu ventilasi digunakan untuk pertukaran antara udara yang sudah
tercemar dengan udara yang bersih. Sirkulasi di PT BTU Tbk Unit Usaha
Steel Tower sudah baik dengan banyaknya ventilasi di setiap area.
3) Kebisingan
Kebisingan adalah suara atau bunyi-bunyian yang tidak dikehendaki dapat
berasal dari aktivitas alat-alat produksi maupun transportasi di area pabrik
ataupun lingkungan kerja. Akibat jangka panjang dari kebisingan adalah
dapat mengganggu kesehatan pendengaran, kenyamanan dalam bekerja serta
proses komunikasi dalam bekerja. Kebisingan yang terdapat di PT BTU Tbk
Unit Usaha Steel Tower dijelaskan pada Tabel 2.
Tabel 2 Hasil Pengukuran Kebisingan di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
Lokasi Kebisingan Standard (dBA) Kesimpulan
PPIC office 67 >85 Normal
Maintenance Office 82 >85 Normal
Workshop A 91,2 >85 Tidak Normal
Workshop B 76,9 >85 Normal
13

Tabel 2 Hasil Pengukuran Kebisingan di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
(Lanjutan)
Lokasi Kebisingan Standard (dBA) Kesimpulan
Workshop C 79,4 >85 Normal
Workshop D 87,2 >85 Tidak Normal
Workshop E 93,9 >85 Tidak Normal
Workshop F 89,3 >85 Tidak Normal
Workshop G 72,9 >85 Normal
Packing 70,4 >85 Normal
Gudang Baut 70,1 >85 Normal
Outgoing 76,4 >85 Normal
Sumber: PT Bukaka Teknik Utama Tbk Unit Usaha Steel Tower (2019)
4) Pencahayaan
Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang
kelancaran proses produksi. Pencahayaan yang baik dapat mengurangi
kesalahan maupun kelelahaan mata saat bekerja. Pada beberapa proses
tertentu tingkat pencahayaan yang tepat sangat diperlukan dalam bekerja
untuk menghasilkan produk terbaik. Buruknya tingkat pencahayaan di suatu
tempat kerja seperti suram maupun berlebihnya pencahayaan dapat
mengakibatkan beberapa resiko yaitu kelelahan mata, kelelahan bekerja,
turunnya daya konsentrasi dan apabila tidak diperhatikan maka secara jangka
panjang akan menyebabkan kebutaan. yang terdapat di PT BTU Tbk Unit
Usaha Steel Tower dijelaskan pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil Pengukuran Pencahayaan di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower

Lokasi Cahaya Standard (Lux) Kesimpulan


PPIC office 125 >200 Tidak Normal
Maintenance 144 >200 Tidak Normal
Office
Workshop A 136,4 >200 Tidak Normal
Workshop B 260,1 >200 Normal
Workshop C 58,8 >200 Tidak Normal
Workshop D 231 >200 Normal
Workshop E 266 >200 Normal
Workshop F 240 >200 Normal
Workshop G 141 >200 Tidak Normal
Packing 222,0 >200 Normal
Gudang Baut 287,3 >200 Normal
Outgoing 136 >200 Tidak Normal
Sumber: PT Bukaka Teknik Utama Tbk Unit Usaha Steel Tower (2019)
5) Getaran Mekanis
Getaran mekanis yang ditimbulkan di PT Bukaka Tenik Utama Tbk unit
usaha Steel Tower berasal dari mesin yang sedang dioperasikan. Getaran
mekanis di timbulkan dari getaran mesin produksi dan alat penanganan bahan
over head crane yang memberikan getaran mekanis paling besar.
14

6) Bau-Bauan
Bau-bauan di tempat kerja yang menyengat dapat mengganggu pekerjaan,
karena dapat menurunkan konsentrasi pekerja, bau-bauan yang terdapat di
unit steel tower didominasi dengan bau serbuk besi, baja dan oli. Bau
menyengat akan terasa jika berada lama dalam workshop, oleh karena itu
pekerja dan visitor diwajibkan untuk memakai masker saat memasuki area
workshop.
7) Warna
Warna tembok di ruang produksi memberikan efek psikologis bagi pekerja.
Warna dominan yang terdapat pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
adalah biru pada dinding luar bangunan pabrik dan putih pada bagian dinding
dalam. Warna biru pada dinding luar dikarenakan biru adalah warna khas dari
PT BTU Tbk. Warna putih pada dalam bangunan dimaksudkan agar ruangan
terlihat luas dan senantiasa terlihat bersih.
8) Kebersihan
Tingkat kebersihan di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower sangat
diperhatikan dan merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang
berjalannya proses produksi. Kebersihan diterapkan di setiap area, bagian
office dibersihkan dan dirapikan setiap pagi, sedangkan area workshop
dibersihkan beberapa jam tertentu dengan tujuan membersihkan debu-debu
besi di lantai.

2.1.2 Display

Display merupakan salah satu penyelidikan ergonomi yang menyajikan


informasi tentang lingkungan dan mengkomunikasikannya pada manusia antara
lain dalam bentuk tanda-tanda, angka, dan lambang. Display dapat memberi
informasi kepada pekerja agar tugas-tugasnya menjadi lancar. Berdasarkan
lingkungan, display dibedakan menjadi display dinamis yaitu display yang
menggunakan perubahan menurut waktu sesuai dengan variabelnya dan display
statis yaitu display yang membertikan informasi tentang sesuatu yang tidak
tergantung pada waktu. Contoh display yang tersedia di PT BTU Tbk Unit Usaha
Steel Tower terdapat pada Lampiran 6.

2.1.3 Tata Letak

Tipe tata letak yang diterapkan yaitu process layout, proses layout merupakan
tata letak yang menempatkan fungsi mesin dan peralatan dengan sifat atau fungsi
yang sama ditempatkan dalam satu departemen, serta berorientasi pada proses,
berhubungan dengan produksi volume rendah dan bervariasi tinggi. Tipe tata letak
ini didasarkan pada tipe perusahaan yang menjalankan produksi sistem Make To
Order (MTO) dengan menghasilkan produk dengan banyak varian.
PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower memiliki area produksi atau disebut
workshop, ruang office, inventory dan ruang mainteannce. Area workshop terdiri
dari 6 area yaitu workshop A, B, C, D, E dan F. Inventory terdapat berbagai jenis
yaitu yard inventory untuk penyimpanan material dan barang jadi. Inventory
15

tertutup terdiri dari inventory consumable, inventory tools dan baut, peralatan
mesin serta inventory maintenance. Tata letak PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
terdapat pada Lampiran 7.

2.1.4 Penanganan Bahan

Alat penanganan bahan atau material handling merupakan suatu aktivitas


memindahkan atau menempatkan bahan baku, bahan setengah jadi dan produk jadi
ke suatu tempat tanpa merubah bentuk asli dari bahan atau produk tersebut. Alat
penanganan bahan yang digunakan pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
dirancang dan digunakan sesuai dengan layout pabrik, terdapat tiga jenis yaitu alat
penanganan bahan yaitu unitizing equipment, alat transportasi, dan storage. Alat
Penanganan bahan yang digunakan di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower dapat
dilihat pada Lampiran 8.

2.2 Identifikasi Permasalahan dan Alternatif Solusi Aspek Perancangan

Saat Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan terdapat beberapa permasalahan


berdasarkan hasil pengamatan dan analisa. Permasalahan yang didapat berdasarkan
hasil pengamatan dan analisa. Permasalahan dan alternatif solusi pada aspek
peracangan dapat dilihat pada Tabel 4. Why-why analysis identifikasi permasalahan
aspek perancangan dapat dilihat pada Lampiran 9.
Tabel 4 Identifikasi Permasalahan dan Alternatif Solusi Aspek Perancangan
No Permasalahan Lokasi Alternatif Solusi
1 Penempatan raw material Workshop 1. Menata penempatan raw
dan produk jadi yang dan material dan produk jadi
tidak beraturan sehingga storageyard sesuai layout perusahaan.
area produksi/ workshop 2. Menambahkan area
dijadikan tempat penyimpanan produk jadi
penyimpanan produk jadi. sesuai kapasitas yang
dibutuhkan.
2 Penempatan display (di Workshop Menerapkan 5S di setiap area
ujung sudut) pada perusahaan dengan
workshop kurang tepat melakukan sosialisasi dan
sehingga display tidak pelatihan bagi semua pihak.
terlihat.
3 Resiko penyakit akibat Workshop A Menyediakan meja/jig yang
kerja pada operator line sesuai standar untuk proses
bor magnet teridentifikasi holling pada line bor magnet
tinggi karena melakukan sehingga operator tidak perlu
pekerjaanya dengan jongkok dalam bekerja.
postur kerja yang tidak
ergonomis dalam waktu
yang cukup lama.
16

3 ASPEK PERENCANAAN

3.1 Deskripsi Lingkup Aspek Perencanaan

Perencanaan produksi merupakan suatu fungsi yang menentukan batas-batas


(level) dari kegiatan perusahaan pabrik dimasa yang akan datang (Assauri 2008).
Aspek perencanaan meliputi perencanaan produksi, manajemen sumber daya
manusia dan kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Manajemen sumberdaya
manusia yaitu terdapat karyawan tetap, kontrak dan tenaga kerja subkontrak.
Perencanaan produksi PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower menerapkan sistem
make to order sesuai dengan fokus perusahaan sebagai perusahaan konstruksi,
penerapan make to order sering terjadinya perubahan yang tidak tentu oleh karena
itu perusahaan melakukan perencanaan produksi secara terstruktur sehingga proses
produksi berjalan dengan baik dan tujuan perusahaan dapat tercapai secara optimal.

3.1.1 Perencanaan Produksi

PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower dalam menerapkan sistem


perencanaan produksi dengan sistem make to order karena PT BTU Tbk Unit Steel
Tower menerapkan sistem proyek, definisi proyek itu sendiri adalah suatu kegiatan
yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu, dengan alokasi sumber daya yang
terbatas dan dimaksudkan untuk melaksanakan suatu tugas yang telah digariskan
(Soeharto, 1990).
PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower dalam merencanakan proses produksi
dimulai dari adanya Surat Perintah Kerja (SPK) dari bagian marketing ke bagian
PPIC. Surat Perintah Kerja (SPK) tersebut dilengkapi dengan NTP (Note to
Produce) dan Master Schedule. Proses selanjutnya adalah kegiatan production
planing dengan adanya penerimaan dokumen dari bagian engineering, dokumen
tersebut diantaramya Bill of Quantity (BQ), shop drawing, patron film, dan program
CNC. PPIC melakukan production planning dengan diawali pengecekan dokumen,
penjadwalan produksi disusun oleh bagian PPIC dengan membuat production
schedule dan daftar stok material yang dibutuhkan. PPIC kemudian membuat Work
Order (WO), SPK internal pabrik, cutting plan, dan Bon Pemakainan Bahan (BPB).
Flowchart perencananaan produksi PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower dapat
dilihat pada Lampiran 10 dan bon pemakaian bahan dapat dilihat pada Lampiran
11.
Departemen PPIC akan berkoordinasi dengan bagian purchasing terkait raw
material. Bagian purchasing akan mengirimkan Bukti Terima Barang (BTB) ke
bagian PPIC, setelah itu diproses oleh bagian PPIC dengan menurunkan Work
Order ke bagian produksi. Bagian produksi akan membuat bon material yang
ditujukan ke bagian raw material untuk meminta material yang akan diproduksi
dengan jumlah dan spesifikasi sesuai WO. Setelah proses produksi selesai bagian
produksi mengeluarkan Bukti Serah Terima Fabrikasi (BSTF) yang diserahkan ke
bagian outgoing. Material akan diserahkan oleh bagian outgoing ke bagian
galvanize dengan menyerahkan WIP dan Bukti Serah Terima Barang (BSTB)
kebagian galvanize. Produk jadi dari bagian galvanize akan dikemas sesuai
ketentuan packing list dan disiapkan untuk dikirim ke customer oleh departemen
17

Packing and Delivery. Gambaran secara umum alur proses produksi di unit tower
dapat dilihat pada Gambar 11.

Material sudah di BTB Proses Fabrikasi

PPIC BSTF
Produksi Out Going

Material sudah siap

Warehouse BSTB

P&D Galvanize

Gambar 11 Alur Produksi PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower

PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower pada dasarnya menerapkan alur
perencanaan berbasis proyek. Alat yang digunakan dalam pembuatan schedule
berbasis proyek adalah Master Schedule yang dibuat oleh PM dengan aplikasi Ms.
Project. Master Schedule adalah jadwal kegiatan dari rencana awal kontrak hingga
produk tersebut yaitu tower dipasang atau diinstal di titik yang telah ditentukan.
Master Schedule berfungsi untuk mengontrol jalannya sebuah produksi. Fungsi
lainnya adalah agar perencanaan dapat berjalan sesuai dengan waktu yang
diharapkan dan semua kegiatan yang dilakukan terkait dengan produksi tower
menjadi lebih efektif dan efisen. Pelaksanaan proyek yan terjadi dilapangan
biasanya tidak sepenuhnya sesuai dengan yang direncanakan melainkan terdapat
kendala tertentu yang menyebabkan suatu proyek mengalami perpanjangan waktu,
jika hal tersebut dialami oleh PT BTU Tbk Unit Usaha Steel tower dalam
pelaksanaan proyek yang ada, maka pihak management akan bernegosiasi dengan
pihak customer terkait permohonan perpanjangan waktu tersebut dengan
menyerahkan addendum (lampiran kontrak terkait perpanjangan waktu).

3.1.2 Perencanaan Sumber Daya Manusia

Perencanaan sumber daya manusia atau tenaga kerja (labour planning)


adalah suatu cara untuk menentukan kebijakan tenaga karyawan yang berkaitan
dengan stabilitas tenaga kerja, jadwal kerja dan aturan kerja. Perencanaan SDM
berfungsi untuk melakukan recruitment, penempatan, pengembangan, kompensasi,
dan pemeliharaan karyawan. Kinerja yang baik dari perencanaan SDM akan
menjamin ditariknya SDM yang berkualitas, yaitu yang sesuai dengan tuntutan
spesifikasi keahlian yang diperlukan oleh semua elemen organisasi (Haming dan
Nurjamuddin 2012).
18

1. Jenis Tenaga Kerja


a. Karyawan
Tenaga kerja karyawan yaitu tenga kerja bagian office dan supervisor. Tenaga
kerja karyawan terdiri dari 54 orang karyawan tetap dan 33 orang karyawan
kontrak. Alur perekrutan tenaga kerja pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel
Tower terdapat pada Lampiran 12.
b. Subkontrak
Tenaga kerja subkontrak yaitu tenaga kerja pada bagian fabrication yang
bertugas melakukan proses produksi untuk produk yang akan di fabrikasi
meliputi opertator mesin, tenaga kerja packing and delivery dan operator
lainnya. Tenaga kerja subkontrak PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
berjumlah 385 orang didatangkan dari perusahaan penyedia sumber daya
manusia. Perusahaan penyedia tenaga subkontrak yang bekerja sama dengan
PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower yaitu:
- PT SPM : Proses plate dan siku CNC serta proses welding
- PT Sicini : Proses siku manual, welding serta packing and delivery
- PT TSP : Proses loading, packing and delivery
- PT Mekar : Proses welding
- PT BPS : Proses welding
- PT WSP : Proses welding untuk pembuatan fasilitas
2. Waktu Kerja Efektif
PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower mempunyai 5 hari kerja, 1 shift selama 8
jam kerja. Dalam kurun waktu 8 jam pekerja atau operator dilarang
meninggalkan workshop terkecuali waktu shalat dan ke toilet. PT BTU Tbk Unit
Usaha Steel Tower mempunyai 2 tipe shift untuk operator, yaitu shift pendek dan
shift panjang. Shift pendek adalah standar waktu dari operator bekerja, dan shift
panjang dipakai saat order sedang tinggi. Berikut standar waktu kerja dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Jam Kerja PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
Kegiatan Hari Kerja Shift Jam kerja
07.00-16.00
Office Shift Pendek 07.00-12.00
Senin-Jumat Shift 1 07.00-16.00
Shift 2 16.00-23.00
Workshop
Shift 3 23.00-07.00
Shift Pendek 07.00-12.00
3. Program Pelatihan
Pelatihan kerja dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan etos kerja
karyawan. PT Bukaka Teknik Utama Tbk Unit Usaha Steel Tower dilakukan
untuk meningkatkan keterampilan dan etos kerja karyawan. Pelatihan diberikan
sesuai jenjang dan kebutuhan perusahaan. Pelatihan yang dilakukan PT Bukaka
Teknik Utama Tbk Unit Usaha Steel Tower yaitu pelatihan secara umum dan
teknis.
19

4. Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan


Kesejahteraan karyawan sangat penting untuk diperhatikan dengan tujuan
mempertahankan karyawan agar tidak beralih ke perusahaan lain, meningkatkan
motivasi dan semangat kerja, meningkatkan loyalitas terhadap perusahaan.
Dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan PT BTU Tbk Unit Usaha Steel
Tower memberikan kesejahteraan karyawan dan fasilitas sebagai berikut:
a. Fasilitas
1). Sarana ibadah
Sarana ibadah yang terdapat di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
berupa masjid yang terletak dibagian depan perusahaan yang dapat
menampung seluruh tenaga kerja. Selain masjid, sarana ibadah lainnya
yaitu mushola yang terapat disetiap workshop untuk kemudahan para
tenaga kerja dalam beribadah.
2). Sarana olahraga
Sarana olahraga yang disediakan oleh PT BTU Tbk berupa sarana dan
prasarana olahraga bagi tenaga kerja yaitu terdapat di gedung engineering
berupa fasilitas olahrga tenis meja, bulu tangkis dan futsal. PT BTU Tbk
Unit Usaha Steel Tower juga menyediakan senam sehat dibimbing oleh
pelatih profesional setiap satu minggu sekali untuk seluruh tenga kerja.
3). Poliklinik
PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower memiliki fasilitas kesehatan yaitu
poliklinik dan ambulance. Poliklinik berlokasi di bagian depan pabrik
dekat dengan masjid. Poliklinik berguna untuk penanganan utama jika
terjadi kecelakaan kerja maupun keadaan darurat. Poliklinik juga ditujukan
bagi masyarakat umum yang ingin berobat sehingga dilengkapi dengan
dokter handal, perawat, serta bidan. Poliklinik juga memiliki alternatif
rujukan rumah sakit terdekat apabila pasien tidak dapat ditangani.
4) Kantin
PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower memiliki 1 (satu) area kantin yang
terletak dekat dengan masjid dan koperasi karyawan. Area kantin tersebut
memiliki 3 (tiga) unit outlet yang dapat dipilih oleh pegawai. Setiap outlet
memiliki varian menu makanan maupun minuman yang bermacam-
macam. Menu yang disajikan terdiri dari nasi, lauk utama, lauk penunjang,
serta buah. Karyawan maupun non-karyawan dibebaskan memilih outlet
dan menu makanan yang disediakan dan membayar setelah makan.
5). Toilet
PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower menyediakan toilet diberbagai sisi
starategis lingkungan pabrik. Hal ini bertujuan agar mempermudah
pegawai yang berkebutuhan untuk ke toilet
6). Loker
PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower menyediakan loker bagi operator
produksi. Loker terletak disetiap Workshop produksi. Loker berfungsi
untuk menyimpan barang bawaan operator seperti tas, jaket, baju, dan
lainnya. Loker juga sebagai media perlombaan antar workshop yaitu
lomba kebersihan loker.
7). Tempat parkir
PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower memiliki lahan parkir yang luas dan
tersebar pada setiap unit usaha. Unit Usaha Steel Tower memiliki lahan
20

parkir untuk pegawai yang membawa kendaraan roda empat maupun roda
dua. Lahan parkir bagi kendaraan roda dua memiliki tempat terbuka dan
tertutup sedangkan untuk kendaraan roda empat lahan parkir terbuka
berada di bagian depan pabrik
b. Kesejahteraan Karyawan
Kesejahteraan karyawan adalah aspek sangat penting yang harus
diperhatikan. Kecukupan kesejahteraan karyawan sangat berpengaruh
terhadap kinerja dan loyalitas karyawan sehingga akan berpengaruh terhadap
produktivitas perusahaan. Kesejahteraan yang terdapat pada PT BTU Tbk
Unit Usaha Steel Tower sebagai berikut:
1). Tunjangan hari raya
2). Koperasi karyawan
3). Serikat pekerja
4). Uang Transport
5). Uang Lembur
6). Jaminan kesehatan Jamsostek dan BNI Life
7). Beras dan susu setiap bulan

3.1.3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja pada dasarnya adalah kebutuhan setiap manusia.


Penerapan K3 pada PT BTU Tbk-Unit Steel Tower merupakan kebijakan dan
komitmen perusahaan dalam melindungi tenaga kerja dan menempatkan tenaga
kerja sesuai harkat dan martabatnya serta dapat meminimalisir kecelakaan kerja
maupun penyakit akibat kerja yang dapat terjadi. Departemen Safety, Health, and
Environment (SHE) PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower secara rutin memberikan
penyuluhan tentang K3 kepada seluruh pegawai setiap hari Senin pukul 07.00 –
08.00. Contoh penerapan K3 pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower dijelaskan
sebagai berikut:
1. Display K3
Display K3 merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh PT BTU Tbk Unit
Usaha Steel Tower untuk mencegah terjadinya bahaya kecelakaan kerja. Display
K3 diletakan disetiap ruangan baik di office maupun di workshop.
2. Alat Pelindung Diri (APD) dan fasilitas K3
Aspek keselamatan kerja seluruh pegawai maupun visitor yang memasuki area
pabrik wajib menggunakan safety shoes. Pekerja bagian produksi selain dari
safety shoes pekerja diwajibkan menggunakan earplug, sarung tangan, dan
masker serta APD khusus lainnya. Pekerja lapangan seperti operator forklift
maupun operator inventory lapangan wajib menggunakan safety helmet dan
rompi. Alat Pelindung Diri (APD) terdapat pada Lampiran 13.
3. Inspeksi
Inspeksi pada PT BTU Tbk Unit usaha Steel Tower dilakukan setiap hari
dilakukan oleh bagian Safety Health and Environment (SHE) dengan inspeksi
keliling workshop yang bertujuan untuk memastikan semua karyawan atau
semua orang yang berada di area PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower mentaati
dan menerapkan peraturan K3 serta menggunakan alat APD yang sesuai.
21

4. Pelatihan-pelatihan K3
PT BTU Tbk-Unit Usaha Steel Tower melakukan pelatihan-pelatihan K3
diantaranya yaitu pelatihan mengunakan peralatan kerja, alat penanganan bahan,
bekerja pada ketinggian, safety driving dan prosedur penanggulangan keadaan
darurat.
5. Pemeriksaan kesehatan karyawan
PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower menjamin kesehatan karyawan dengan
melaksanakan medical checkup setiap 1 (satu) tahun sekali bagi seluruh
karyawan.
6. Simulasi keadaan darurat
PT BTU Tbk-Unit Usaha Steel Tower setiap 1 (satu) tahun sekali melakukan
simulasi keadaan darurat yaitu meliputi simulasi bencana gempa bumi dan
simulasi kebakaran dengan melibatkan seluruh karyawan.
3.2 Identifikasi Permasalahan dan Alternatif Solusi Aspek Perencanaan
Saat Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan terdapat beberapa
permasalahan berdasarkan hasil pengamatan dan analisa. Permasalahan yang
didapat berdasarkan hasil pengamatan dan analisa. Permasalahan dan alternatif
solusi pada aspek pereencanaan dapat dilihat pada Tabel 6. Why-why analysis
identifikasi permasalahan aspek perencanaan dapat dilihat pada Lampiran 14.
Tabel 6 Identifikasi Permasalahan dan Alternatif Solusi Aspek Perencanaan
No Kondisi Aktual Lokasi Alternatif Solusi
1 Penjadwalan produksi PPIC Membuat JIP yang terintegrasi
yang sering berubah- dengan kapasitas mesin,
ubah karena tidak ketersediaan material, kondisi
adanya JIP yang mesin, ketersediaan pekerja
terintegrasi dengan serta
kapasitas produksi dan saling berkesinambungan
ketersediaan material. dengan semua departemen.
2 Karyawan sub-kontrak All Manajemen perusahaan
kurang produktif dan Workshop membuat kontrak kerja dengan
kurang mematuhi perusahaan join company yang
peraturan perusahaan. berisi ketentuan peraturan
perusahaan serta sanksi bagi
karywan sub-kontrak.
22

4 ASPEK PENGENDALIAN

4.1 Deskripsi Lingkup Aspek Pengendalian


Aspek pengendalian yaitu kemampuan perusahaan dalam mengatur dan
mengelola setiap kebutuhan komponen yang berhubungan dengan proses produksi.
Aspek pengendalian meliputi pengendalian persediaan, total productive
maintenance, pengendalian mutu, manajemen logistik dan rantai pasok, serta
pengendalian limbah. Semua aspek saling berkesinambungan satu sama lain oleh
karena itu perlu adanya pengendalian yang sesuai.
4.1.1 Pengendalian Persediaan
Pengendalian produksi merupakan serangkaian prosedur yang bertujuan
untuk mengatur semua elemen proses produksi diantaranya pengendalian
persediaan. Tujuan utama dari pengendalian persediaan adalah agar perusahaan
selalu mempunyai persediaan dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat, dan
dalam spesifikasi atau mutu yang telah ditentukan sehingga kontinuitas usaha dapat
terjamin dan berjalan terus menerus.
Pengendalian bahan baku di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
dikendalikan oleh bagian purchasing, PPIC, dan bagian gudang. Jenis bahan baku
yang terdapat di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower terdiri dari 3 jenis yaitu raw
material, bahan baku pendukung dan bahan baku consumable. Raw material adalah
bahan baku inti yang digunakan untuk membuat suatu tower seperti plate, dan besi
siku. Bahan baku pendukung adalah bahan baku yang digunakan sebagai penunjang
dan pendukung agar suatu tower dapat berdiri yang kebutuhannya sudah
disesuaikan dengan bentuk tower yang diinginkan oleh konsumen. Bahan baku
pendukung tersebut seperti bolt, nut, dan besi pendukung lainnya. Sedangkan bahan
consumable adalah bahan baku yang membantu proses produksi dan digunakan
sampai rusak, habis atau sekali pakai saja. Bahan baku tersebut seperti lap majun,
kawat, kawat las, oksigen, masker, ear plug dan lainnya.
Pengendalian persediaan di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower dapat
dikontrol melalui sistem aplikasi terintegrasi yang bernama “CB Inventory” dan
hanya terkoneksi untuk beberapa departemen yang bersangkutan seperti PPIC,
Purchasing, dan Gudang. Kegiatan lainnya dalam pengendalian produksi yaitu
dilakukannya perhitungan fisik yang biasa disebut stock opname sebagai
monitoring untuk menyesuaikan antara stock pada sistem dengan stock actual yang
dilakukan secara berkala antara sebulan sekali sampai tiga bulan sekali.
Pengadaan raw material di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower dimulai dari
PPIC menerima dokumen engineering berupa Shop Drawing, Bill of Quantity
maupun Surat Perintah Kerja (SPK) internal dari bagian engenering dan project
management. Selanjutnya PPIC akan mengecek stock material yang masih terdapat
dalam gudang menggunakan aplikasi “CB Inventory” dalam menu “Report of
Stock” apabila material tidak tersedia PPIC segera membuat Daftar Kebutuhan
Material (DKM) untuk diajukan kepada bagian procurement namun telah disetujui
oleh kepala PPIC, sebaliknya jika material tersedia maka dapat dipakai untuk
23

kegiatan produksi, contoh penerapan Daftar Kebutuhan Material (DKM) dapat


dilihat pada Lampiran 15. Permintaan material dilayani berdasarkan Bon
Pemakaian Bahan (BPB) dari divisi terkait yang membutuhkan lalu diberikan ke
bagian gudang, selanjutnya bagian gudang akan mengantarkan material yang
dibutuhkan menggunakan forklift ke bagian tersebut.
DKM yang diajukan dan telah disetujui tersebut akan rilis menjadi PO dan
dikirimkan ke supplier untuk pembelian raw material. Pemesanan raw material
yang dilakukan di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower biasanya selalu berpatokan
pada proyek yang sedang dikerjakan. Hal ini karena tipe produksi PT BTU Tbk
Unit Usaha Steel Tower adalah make to order sehingga tower yang akan diproduksi
dari masing-masing proyek memiliki BQ (Bill of Quantity) yang berbeda yaitu
berbeda dari segi bentuk, ukuran maupun jumlah material yang dibutuhkan,
maupun ukuran yang berbeda-beda sesuai dengan yang diinginkan. Flowchart
pengadaan raw material dapat dilihat pada Lampiran 16.
Penerimaan dan pemeriksaan bahan baku di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel
Tower dimulai saat adanya informasi rencana kedatangan material dari bagian
Procurement ke bagian QC dan PPIC, selanjutnya QC akan melakukan
pemeriksaan terhadap kelengkapan surat jalan yang dibawa supplier dan material
yang telah dipesan berdasarkan surat jalan tersebut. Selanjutnya dilakukan
penyimpanan di storage yard sesuai dengan jenis maupun ukuran dari raw material
yang datang.

4.1.2 Total Productive Maintenance (TPM)

1. Sistem Manajemen Perawatan Fasilitas


Sistem manajemen perawatan merupakan hal yang sangat penting untuk
mengatur dan mengelola agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa
terjadinya suatu kendala pada mesin. Secara umum proses perawatan dilakukan
mencegah, mengurangi dan menghindari dari kerusakan fasilitas atau mesin.
Jenis kegiatan maintenance yang terdapat pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel
Tower adalah sebagai berikut:
a) Preventive Maintenance
Preventive Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang
dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak
terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan
fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan . Preventive
Maintenance yang dilakukan pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
terbagi menjadi 2 jenis yaitu:
1) Routine Maintenance
Routine Maintenance adalah salah satu pekerjaan maintenance untuk
menghindarkan terjadinya kerusakan mesin yang dilakukan setiap hari.
Routine Maintenance pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
dilakukan oleh setiap operator setiap harinya baik dilakukan saat sebelum
menggunakan mesin atau melaksanakan pekerjaanya maupun setelah
menggunakan mesin. Kegiatan Routine Maintenance yang biasa dilakukan
oleh operator yaitu pembersihan fisik pada mesin dengan lap majun,
pemeriksaan selang, penyetelan mesin dan computer pembantu,
24

pengecekan pada panel listrik dan pengencengan terhadap baut, mur atau
sparepart yang terpasang.
2) Periodic Maintenance
Periodic Maintenance adalah kegiatan pemeilharaan yang dilakukan
secara periodic atau berkala dalam jangka waktu tertentu, misalnya
seminggu sekali, sebulan sekali, bahkan setahun sekali. Periodic
Maintenance pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower dilakukan oleh
bagian maintenance maupun teknisi mesin setiap seminggu sekali hingga
satu bulan sekali untuk setiap jenis mesin. Mesin yang ada di PT BTU Tbk
Unit Usaha Steel Tower dikelompokan menjadi 3 grup yaitu CNC, Manual
dan Support. Masing-masing grup mesin tersebut terbagi atas beberapa
jenis mesin lagi dan memiliki jadwal perawatan yang berbeda antara setiap
jenis mesinnya, sehingga jumlah mesin yang harus diperiksa setiap
minggunya berbeda-beda sesuai jadwal yang telah dibuat. Jadwal
preventive yang diterapkan di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower dapat
dilihat pada Lampiran 17. Pengecekan ini dilakukan pada seluruh sub-
mesin sesuai dengan checksheet atau lembar pengecekan dari masing-
masing mesin. Contoh kegiatan pada periodic maintenance ini adalah
perawatan pada part machine misalnya power pack, funching block, main
body, meja kerja dan control panel, selain itu kegiatan yang dapat
dilakukan bisa berupa melakukan penggantian part pada part yang harus
diganti. Lembar pengecekan mesin tersebut dapat dilihat pada lampiran
18.
b) Corrective Maintenance
Corrective Maintenance merupakan perawatan yang dilakukan setelah
terjadinya kerusakan pada komponen suatu mesin yang menyebabkan mesin
tidak dapat beroperasi. Perbaikan pada mesin yang rusak dapat ditangani oleh
pihak internal yaitu bagian maintenance atau dilakukan oleh pihak eksternal
yaitu supplier mesin. Tujuan dari perbaikan ini yaitu untuk menjadikan
kembali mesin kepada kondisi basicnya.
2. Prosedur perawatan dan perbaikan mesin
Keadaan ideal dalam kegiatan produksi disetiap perusahaan adalah menjaga
keadaan fasilitas produksi yang selalu siap guna untuk dipakai dalam pemenuhan
target kegiatan produksi yang direncanakan, oleh karena itu diperlukan prosedur
perawatan dan perbaikan pada mesin maupun fasilitas. Prosedur tersebut
digunakan untuk mencegah terjadinya kerusakan maupun kecelakan yang tidak
dikehendaki sehingga menyebabkan terjadi hambatan dalam alur kegiatan
produksi, oleh karena itu sebelum dilakukan perbaikan perlu adanya tata cara
proses persiapan perbaikan pada mesin. SOP persiapan perbaikan pada mesin
dapat dilihat pada Lampiran 19. Kerusakan yang terjadi pada mesin dapat
ditangani oleh bagian maintenance PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower itu
sendiri maupun pihak eksternal yaitu supplier mesin. Proses perbaikan mesin
diawali dengan adanya laporan operator yang bertanggung jawab terhadap mesin
tersebut terkait kerusakan mesin kepada supervisi maintenance. PT BTU Tbk
Unit Usaha Steel Tower mempunyai standar-standar dalam perawatan setiap
mesin, contohnya pada mesin CNC. Bagian-bagian mesin tersebut adalah power
pack, punching block, main body, meja kerja, control panel, maupun lainnya.
25

3. Penerapan Budaya Kerja 5S


Sikap kerja 5S merupakan budaya kerja yang dikembangkan oleh Jepang. Kata
5S ini berarti seiri (ringkas), seiton (rapi), seiso (resik), seiketsu (rawat), dan
shitsuke (rajin). 5S merupakan suatu program struktur yang merupakan gerakan
kebulatan tekad untuk mengadakan pemilahan ditempat kerja, mengadakan
penataan, melakukan pembersihan memelihara kondisi yang mantap dan
memelihara kebiasaan produktif tersebut. Keuntungan dari pelaksanaan budaya
kerja 5S yaitu mengurangi biaya, keselamatan kerja lebih baik, pemeliharaan
fasilitas pabrik lebih baik, serta meningkatkan kualitas dari produk.
1) Seiri (Ringkas)
Ringkas yaitu suatu aktivitas memilah atau membedakan dengan jelas barang
yang bermanfaat atau masih dapat digunakan lagi dan barang yang tidak
diperlukan sehingga dikategorikan sebagai sampah. Ringkas ini menerapkan
manajemen stratifikasi serta diperlukan ketegasan untuk mengambil
keputusan terhadap barang-barang yang dimiiliki. Aktivitas pemilihan pada
PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower terlihat pada:
a) Pada area workshop atau produksi terdapat aktivitas memilah potongan
siku/plate yang masih digunakan dan yang tidak digunakan yaitu berupa
scarp, selanjutnya scarp tersebut masih dipilah kembali untuk
membedakan mana yang termasuk scrap siku dan scrap plate. Keduanya
dilektakkan di tempat yang berbeda, tempat tersebut biasa disebut
keranjang scarp.
b) Pada area kerja baik di office maupun workshop terdapat aktivitas memilah
dokumen yang penting dan dokumen yang tidak penting. Dokumen
penting tersebut biasanya disimpan dengan baik dan di arsipkan untuk
antisipasi jika nanti diperlukan sewaktu-waktu, sedangkan dokumen tidak
penting dapat langsung dibuang dan ditetapkan sebagai limbah.
2) Seiton (Rapi)
Rapi adalah menyimpan barang di tempat yang tepat dengan tata letak yang
sesuai sehingga dapat dipergunakan dengan cepat dan dapat mengurangi
proses pencarian. Penerapan Seiton pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel
Tower adalalah :
a) Penataan dokumen-dokumen dalam rak sesuai dengan jenis dan kegunaan
dari masing-masing dokumen tersebut dibuktikan dengan tersedianya rak
penyimpanan dokumen di setiap departemen baik area office maupun
workshop.
b) Tersedianya beberapa rak-rak untuk menyimpan hasil proses produksi dari
suatu mesin dengan meletakkannya pada posisi yang berdekatan dengan
mesin agar memudahkan penataan dan pengelompokan produk jadi
berdasarkan spesifikasi yang ditentukan.
c) Pemberian label dan nama pada setiap dokumen, material, rak
penyimpanan maupun workshop agar memudahkan proses pencarian.
d) Tersedianya rak penyimpanan untuk tools dan sparepart pada gudang
tools.
e) Fasilitas kantor seperti meja, kursi dan komputer sudah tertata dengan
baik.
26

f) Mesin-mesin pada beberapa workshop sudah tertata dengan baik,


walaupun beberapa workshop lainnya memerlukan perhatiaan khusus pada
penataan mesin.
3) Seiso (Resik)
Resik adalah memperhatikan kondisi kebersihan lingkungan kerja seperti
membuang sampah pada tempatnya dan menyingkirkan benda asing yang
tidak diinginkan. PT Bukaka Teknik Utama Tbk Unit Usaha Steel Tower
melakukan kebersihan lingkungannya sebagai berikut:
a) Pembersihan dilakukan setiap awal dan akhir shift baik di area workshop
yang dilakukan oleh setiap operator maupun office yang dilakukan oleh
cleaning service agar terciptanya tempat kerja yang nyaman bagi tenaga
kerja dan mengurangi terjadinya kecelakaan kerja akibat terdapatnya
potongan material yang tersebar dan lainnya.
b) Tersedianya tempat sampah di beberapa tempat seperti pada workshop,
office, gudang, yard, dan tempat lainnya.
4). Seiketsu (Rawat)
Seiketsu adalah aktivitas pemeliharaan, pembersihan, penataan, pemilihan
yang mencakup kebersihan pribadi dan lingkungan kerja yang dilakukan
secara terus menerus dan berulang. Aktivitas Seiketsu yang dilakukan PT
Bukaka Teknik Utama Tbk – Unit Usaha Steel Tower adalah sebagai berikut
a) Menerapkan display yang berkaitan dengan peraturan agar seluruh
karyawan bersikap disiplin serta mengurangi kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja. Display tersebut dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12 Penerapan Seiketsu


b) Pewarnaan pada material untuk membedakan profil atau ukuran dari
material sehingga lebih mudah dalam penggunaan material tersebut.
c) Penerapan pemakaian seragam baik oleh karyawan tetap dengan jenis
kemeja warna biru maupun karyawan subkontrak dengan kaos warna biru
sesuai ciri khas PT Bukaka Teknik Utama.
5) Shitsuke (Rajin)
Sikap rajin dilakukan untuk melatih pekerja agar mengikuti kebiasaan kerja
yang baik dan disiplin di tempat kerja. Rajin termasuk juga hasil atau aktivitas
dari penerapan ringkas, rapi, resik dan rawat sehingga terbentuklah pola
perilaku positif yang akan meningkatkan produktivitas saat bekerja. Contoh
aktivitas Shitsuke di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower adalah manajemen
menerapkan lomba kebersihan pada setiap operator maupun karyawan. Hal
ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kebersihan
lingkungan tempat kerja. Pada pelaksanaannya penerapan budaya kerja 5S di
27

PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower sendiri belum maksimal, karena belum
terdapat penanggung jawab dari setiap fokus kegiatan 5S dan dokumen-
dokumen penunjang pelaksanaan fokus kegiatan 5S juga belum tersedia.
Selain itu karena seringnya pergantian operator subkon pada workshop,
sehingga penerapan budaya kerja 5S sulit untuk dilakukan.

4.1.3 Pengendalian Mutu

Assauri (2008) mengemukakan bahwa mutu diartikan sebagai faktor yang


terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang sesuai dengan
tujuan untuk apa barang itu dibutuhkan. Fungsi suatu barang untuk apa barang
tersebut digunakan, sehingga barang-barang yang dihasilkan harus dapat memenuhi
fungsi tersebut. Wujud luar merupakan salah satu faktor yang penting dan sering
digunakan oleh konsumen dalam melihat suatu barang. Harga suatu barang akan
menentukan mutu barang tersebut.
a. Kebijakan dan Standar Mutu
Galvin dan Davis (1994) dalam buku M. Nur Nasution (2004) yang berjudul
Manajemen Mutu Terpadu menyatakan, bahwa kualitas adalah suatu kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses, tugas
serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dan
konsumen. Kebijakan mutu yang dibuat oleh suatu perusahaan bertujuan
meningkatkan kepuasan pelangan, kenyamanan serta loyalitas pelanggan. PT
BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower senantiasa berusaha untuk menjaga dan
meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan. Salah satu upaya untuk
dalam menjaga dan meningkatkan kualitas produknya PT BTU Tbk Unit Usaha
Steel Tower menerapkan standar-standar mutu. Standar-standar mutu yang
diterapkan tersebut yaitu:
1. Sejak berlakunya ISO 9001:2015 yang telah approval date pada taggal 22
November 2017. Sertifikat tersebut akan expire pada tanggal 17 September
2021. Suatu lembaga yang mengaudit adalah PT Lloyd’s Register Indonesia.
ISO 9001 membahas tentang total management pada suatu design,
fabrication, installation and serving of Steel Tower and structure dengan
nomor sertifikat JKT0946248. Sertifikat ISO 9001:2015 dapat dilihat pada
lampiran 20.
2. ISO 14001:2015 yang telah approval date pada tanggal 22 November 2017
dan akan expire pada tanggal 20 November 2018. Suatu lembaga yang telah
mengaudit adalah United Register of System (URS), dan UKAS Management
System. ISO 14001 telah membahas tentang organization environmental
system pada suatu design, fabrication, installation dengan memiliki nomor
sertifikat 37323/B/0001/UK/En. Sertifikat ISO 14001:2015 dapat dilihat pada
lampiran 21.
3. OHSAS 18001:2007 yang telah approval date pada tanggal 22 November
2017 dan akan expire pada tanggal 19 November 2018. Suatu lembaga yang
telah mengaudit adalah United Register of System (URS), dan (UKAS).
OHSAS 18001 telah membahas tentang organization healt and safety,dengan
28

memiliki nomor sertifikat 37323/A/0001/UK/En. Sertifikat OHSAS


18001:2007 dapat dilihat pada lampiran 22.
b. Pengendalian Mutu Input, Proses, Output
Pengendalian mutu di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower dilakukan oleh
departemen QC yang bertugas untuk mengecek kualitas dari setiap produk yang
dihasilkan. QC dalam melakukan tugasnya beracuan pada prosedur-prosedur
mutu yang telah ditetapkan. Pihak yang berwewenang untuk membuat prosedur,
aturan dan indikator dalam pengecekan adalah bagian Management
Representative dan QA. Pengendalian mutu pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel
Tower mulai dikendalikan dari kedatangan material, proses produksi, sampai
produk jadi. Metode pengujian yang diterapkan terdiri atas 2 jenis yaitu metode
sampling, maupun metode pengecekan secara keseluruhan produk hasil dari
suatu proses tertentu.Berikut tiga tahapan pengendalian mutu pada PT BTU Tbk
Unit Usaha Steel Tower yaitu:
1). Pengendalian Mutu Input
Raw material utama pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower adalah besi
plate dan besi siku. Kegiatan inspeksi dimulai dari kedatangan raw material
dari supplier yang dilakukan oleh QC incoming. Tahapan pemeriksaan pada
raw material yang datang adalah sebagai berikut:
1. Pengecekan dokumen: QC incoming memeriksa kelengkapan dokumen
yang dibawa oleh supplier yang terdiri dari surat jalan dari suppier dan
purchase order (PO) dari bagian purchasing.
2. Pengecekan panjang dan lebar : QC Incoming memeriksa panjang maupun
lebar raw material yang dibawa supplier secara sampling yaitu dengan
pengambilan beberapa raw material yang diperiksa secara acak, kemudian
dicocokan apakah sesuai dengan spesifikasi yang tertera pada PO. Pada
proses pengecekan ini, QC Incoming menggunakan alat bantu pengukuran
seperti meteran.
3. Pengecekan kekerasan raw material : Pengecekan kekerasan komponen
ini ditujukan untuk material plate. Test yang dilakukan yaitu dengan cara
mengambil beberapa besi secara acak sebagai sample lalu material
tersebut diukur kekerasannya dengan alat ukur yang bernama Hardmatic.
Standar yang ditetapkan untuk besi SS400 harus mempunyai kekerasan
yaitu 73-84, sedangkan untuk besi SS540 harus mempunyai kekerasan
yaitu 84-100. Berikut alat hardmatic dapat dilihat pada Gambar 13.
29

Gambar 13 Alat Ukur Kekerasan Raw Material


4. Pengecekan quantity: QC incoming memeriksa kesesuaian jumlah raw
material yang dibawa oleh supplier dengan jumlah pemesanan yang
diminta atau tertera pada PO.
5. Penyimpanan material: setelah raw material melalui 4 proses pengecekan
diatas dan telah dinyatakan lulus inspeksi oleh QC Incoming, maka
material tersebut akan masuk kedalam yard inventory. Sebaliknya untuk
material yang tidak memenuhi standar maka akan dikembalikan kepada
supplier.
2) Pengendalian Mutu Proses
Pada pengendalian mutu proses, setiap proses yang dilewati oleh raw
material diperiksa atau diawasi oleh QC di setiap proses tersebut dan juga
dikontrol oleh bagian produksi. Masing-masing proses memiliki spesifikasi
mutu yang berbeda. Pemeriksaan tersebut berdasar pada shop drawing, WO
maupun standar toleransi yang ditetapkan dari setiap proses, selanjutnya
proses pengecekan yang diamati tersebut akan dicatat dalam lembar
checksheet. Pengendalian mutu proses di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel
Tower, yaitu:
1. Cutting
Proses cutting adalah proses pemotongan pada besi plate maupun besi
siku. Pada proses cutting pengendalian mutu yang dilakukan yaitu
mengukur panjang, tebal dan lebar raw material yang telah di proses.
Spesifikasi tersebut harus sesuai dengan shop drawing yang telah di buat
maupun WO yang diturunkan dari bagian produksi. Berikut tingkat
toleransi yang diberikan kepada operator jika terjadi kesalahan pada proses
cutting dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7 Toleransi Proses Cutting

Ukuran Toleransi
Panjang 1-2 mm dari panjang profil menurut desain
Tebal ± 5.5% dari tebal profil menurut desain
Lebar ± 2.1% dari tebal profil menurut desain
Sumber : PT Bukaka Teknik Utama Tbk Unit Usaha Steel Tower (2019)
30

2. Holing
Proses holing merupakan pelubangan pada besi plate maupun besi siku.
Pada proses holling pengendalian mutu yang dilakukan yaitu mengukur
jarak antar lubang maupun diameter lubang raw material yang telah di
proses. Proses holling sendiri terbagi atas proses manual dan mesin. Pada
proses manual proses pengecekan dilakukan hampir 100% dari setiap
produk yang dihasilkan, sedangkan pada mesin dilakukan metode
sampling dalam pengecekan tersebut. Tingkat toleransi yang diberikan
kepada operator jika terjadi kesalahan pada proses holling dapat dilihat
pada Tabel 8.
Tabel 8 Toleransi Proses Holing
Ukuran Toleransi
Jarak Antar Lubang ± 1-2 mm dari jarak antar lubang menurut desain
Diamteter Lubang ± 5.5% dari diameter lubang menurut desain
Sumber: PT Bukaka Teknik Utama Tbk Unit usaha Steel Tower (2019)
3. Bending
Proses bending merupakan proses pembengkokan pada besi plate. Pada
proses bending pengendalian mutu yang dilakukan yaitu mengukur sudut
dari bengkokkan tersebut. Alat yang digunakan untuk mengukur sudut
tersebut bernama Bevel Priotactor, sedangkan metode yang dilakukan
untuk mengukur mutu pada hasil proses ini adalah metode sampling.
Seperti pada proses lainnya, proses ini pun diberikan tingkat toleransi
kepada operator jika terjadi kesalahan sebesar ± 0.5-2 derajat dari derajat
yang telah ditetapkan dalam desain. Alat ukur Bevel Protactor dapat
dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14 Alat Ukur Sudut


4. Welding
Proses welding juga diawasi oleh QC. Shop drawing menjadi pedoman
untuk mencapai proses yang berkualitas. Pada proses welding
pengendalian mutu yang dilakukan adalah mengecek kesesuaian maupun
31

kerapihan pada pengelasan. Apakah pengelasan tersebut dilakukan sesuai


pada titik pengelasan yang telah ditetapkan.
5. Outgoing
Pada proses outgoing pengendalian mutu yang dilakukan yaitu melakukan
pengecekan material hitam yang siap digalvanize sudah sesuai yang tertera
pada BSTF (Bon Serah Terima Fabrikasi). Inspeksi dibagian galvanize
dilakukan oleh pihak unit usaha galvanize, namun QC unit usaha Steel
Tower tetap melakukan monitoring kepada material yang diproses
digalvanize.
3) Pengendalian Mutu Output
Output yang dihasilkan di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower berupa besi
plate maupun siku yang sudah melalui proses galvanize. Selanjutnya besi
tersebut akan dilakukan final inspeksi yaitu memerika apakah proses
galvanize sudah rapih dan ketebalan lapisan cat silver metallic dari proses
galvanize tidak berlebihan atau sesuai standar. Standar ketebalan galvanize
dari beberapa standar internasional terdapat pada lampiran 23.
4) Pengendalian Mutu pengiriman
Pengendalian mutu pengiriman dimaksudkan agar produk yang dikirimkan
kepada konsumen sesuai dengan apa yang telah dipesan. Hal ini dapat
meningkatkan loyalitas dan kepuasaan konsumen. Kegiatan QC pada
pengendalian mutu pengiriman yaitu memastikan jumlah maupun jenis telah
dikemas sesuai marking dari masing-masing proyek. Kegiatan lainnya yaitu
memastikan produk yang dikirimkan telah sesuai dengan packing list yang
telah dibuat.
5) Pengedalian Mutu pada saat Tower Sudah Berdiri atau Trial
Pengendalian mutu trial biasanya hanya dilakukan ketika ada permintaan
konsumen model Tower yang designnya belum pernah dibuat atau baru.
Trial yang dilakukan merupakan salah satu kegiatan RnD bersama produksi
dan engeneering untuk memastikan bahwa model Tower yang nantinya akan
dipasang berhasil. Trial yang dilakukan dapat berbentuk Trial Horizontal
maupun Vertical. Keputusan bentuk Trial apa yang nantinya dilakukan
sepenuhnya merupakan keputusan dari konsumen. Lokasi Trial sendiri
dilakukan di area PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower.

4.1.4 Supply Chain Management


1. Skema Jaringan Rantai Pasok
Skema jaringan rantai pasok terdiri dari berbagai organisasi yang saling
berhubungan mulai dari pemasok atau supplier bahan baku, perusahaan yang
memproduksi barang hingga distributor yang menyalurkan barang.
Organisasi tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin
menyelenggarakan pengadaan atau penyaluran barang untuk kepuasan
konsumen. Skema rantai pasok PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower secara
garis besar diawali dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam memasok
material utama berupa material plate dan siku, sampai material pendukung
dan bahan consumable lainnya. Skema rantai pasok dari pemasok sampai
32

pelanggan PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower dapat dilihat pada Gambar
15.

Supplier Material
Pendukung

Supplier Material
PT BTU-Tbk Unit Usaha
Pendukung Costumer
Steel Tower

Supplier Barang
Consumable

Keterangan
: Aliran Informasi Supplier Sparepart

: Aliran Uang

: Aliran Barang

Gambar 15 Skema Jaringan Rantai Pasok PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
Terdapat tiga aliran yang dikelola dalam skema jaringan rantai pasok PT BTU
Tbk Unit Usaha Steel Tower yaitu aliran barang, aliran informasi dan aliran uang.
Penjelasan mengenai ketiga aliran tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. Aliran Barang
Aliran barang yang terjadi pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
yaitu:
i. Supplier
1) Aliran Bahan Material Utama
Aliran barang di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower dimulai dari
kedatangan material utama. Material Utama seperti plate besi dan siku
besi berasal dari supplier plate dan siku dalam negeri. Pengiriman
material utama dari supplier didistribusikan menggunakan transportasi
truk trailer milik supplier atau menggunakan jasa 3PL menuju area
unloading material PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower pada waktu
yang sesuai dengan kesepakatan.
2) Aliran Komponen Pendukung
Pengiriman komponen pendukung seperti kapur, kawat dan oli dikirim
dari pihak supplier menggunakan moda transportasi truk atau mobil
box. Komponen pendukung dikirim dari supplier dalam waktu periode
tertentu sesuai dengan kebutuhan atau ketentuan yang telah ditetapkan
bersama.
3) Aliran Barang Consumable
Pengiriman barang consumable seperti air mineral, masker, sarung
tangan, earplug, kain majun dan alat APD lainnya didistribusikan
menggunakan moda transporatsi darat yaitu berupa alat transportasi
milik supplier dan akan disimpan di gudang consumable. Barang
cosumable dikirim secara rutin oleh pihak supplier dalam jangka waktu
satu minggu sekali.
33

4) Aliran Barang Sparepart


Pengiriman sparepart menggunakan moda transportasi darat dan akan
disimpan di gudang tools dan gudang maintenance. Barang sparepart
misalnya seperti besi kuningan, stainless screws, window screw, self-
drilling screw, anchors, bicclye screws, automotive fasterners, CNC
auoto lathe, press parts, river nut, bolt dan sebagainya. Sebagian besar
barang sparepart di kirim dari supplier lokal dengan pengiriman pada
periode waktu tertentu sesuai ketentuaun yang telah ditetapkan
bersama.
ii. Customer
Proses pengiriman produk jadi berupa set tower dilakukan oleh bagian
delivery atau diambil oleh pihak customer. Apabila produk jadi diantar
oleh perusahaan maka perusahaan akan menggunakan jasa 3PL untuk
mengantarnya.
b. Aliran Informasi
i. Supplier
Pemesanan material utama, material pendukung dan barang consumable
disesuiakan dengan kebutuhan masing-masing bagian unit kerja.
Kebutuhan material diajukan melalui pengisian bon pemakaian atau
permintaan barang yang akan diserahkan kepada bagian gudang,
selanjutnya bagian gudang akan membuat Daftar Kebutuhan Material
(DKM). DKM akan diajukan kepada Koordinator Operasional dan
Koordinator PPIC, DKM yang telah disetujui akan diberikan kepada
bagian Procurement untuk selanjutnya dibuatkan Purchase Order (PO).
Procurement akan menginfokan PO tersebut via telepon maupun email
kepada supplier terkait, dengan menentukan tanggal pengiriman barang
dan kedatangan barang. Material yang datang harus dilengkapi dengan
Bukti Terima Barang dan dicek kelengkapannya sesuai PO yang diajukan.
ii. Customer
Aliran informasi yang ada di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower dari
hulu ke hilir ataupun sebaliknya berawal dari permintaan customer ke
bagian marketing. Informasi yang dikirim marketing melalui email berisi
tagihan yang memuat deskripsi barang, kuantitas dan harga. Customer
mengirimkan email pembelian setelah adanya kesepakatan antara
customer dan pihak perusahaan, setelah pesanan diterima maka marketing
membuat Surat Perintah Kerja (SPK) atau Note to Produce (NTP). Bagian
engineering akan membuat material list atau Bill of Quantity (BQ) yang
kemudian diserahkan ke bagian PPIC. Bagian PPIC akan mengolah BQ
menjadi Work Order (WO) yang akan diserahkan kepada bagian produksi
untuk proses fabrikasi. Setelah proses fabrikasi selesai maka bagian
produksi akan melaporkan ke bagian PPIC, selanjutnya bagian PPIC akan
berkoordinasi dengan bagian marketing. Bagian marketing akan
mengirimkan Note of Delivery (NOD) kepada bagian Packing & Delivery
(P&D) untuk proses pengiriman barang atau produk jadi, kemudian bagian
P&D akan mengirimkan produk jadi ke customer berdasarkan Delivery
Notes atau Packing List.
34

c. Aliran Uang
i. Supplier
Aliran uang yang terjadi pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower yaitu
pembayaran pembelian material utama, material pendukung, sparepart dan
barang consumable dengan masing-masing supplier. Supplier akan
memberikan surat jalan dan dibuatkan Bukti Terima Barang oleh
Koordinator gudang yang selanjutnya diserahkan kepada bagian
procurement. Bukti Terima Barang kemudian diserahkan kepada bagian
keuangan untuk dilakukan proses pembuatan dokumen pembayaran dan
pembayaran dilakukan terhadap supplier terkait.
ii. Customer
Aliran uang yang terjadi antara PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
dengan customer yaitu dimulai dari bagian PPIC yang akan memberikan
informasi data pengiriman produk kepada bagian Keuangan. Bagian
keuangan akan mengirmkan dokumen pembayaran kepada pihak customer.
Proses pembayaran dapat dibayarkan di awal maupun di akhir sesuai
kesepakatan antara customer dengan marketing.
2. Strategi Rantai Pasok
Strategi rantai pasok yang digunakan PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
yaitu strategi yang bertujuan untuk peningkatan kepuasan konsumen, mengurangi
biaya operasional serta menghadapi persaingan antar perusahaan kompetitor.
Strategi yang diterapkan perusahaan merupakan strategi yang efisien dan
terintegrasi dengan baik dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Srategi rantai
pasok PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower dapat dilihat pada Lampiran 24.

4.1.5 Pengendalian Limbah

PT BTU Tbk-Unit Usaha Steel Tower melakukan pengelolaan limbah yang


dihasilkan dari kegiatan produksi maupun kegiatan diluar produksi. Limbah yang
masih memiliki nilai profit dimanfaatkan kembali oleh perusahaan atau dijual
kepada perusahaan lain.
1. Jenis Limbah
Jenis limbah yang dihasilkan PT BTU Tbk-Unit Usaha Steel Tower diantaranya:
a. Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan pada umumnya berasal dari sisa-sisa material,
scrap besi, limbah domestik yang dihasilkan dari lingkungan perkantoran
seperti sampah kertas, plastik, dan lainnya.
b. Limbah B3
Limbah B3 yang dihasilkan PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower berupa
limbah B3 padat dan cair, limbah padat B3 diantaranya scrap besi yang sudah
berkarat dan terkena oli, serbuk besi sisa pemotongan, sarung tangan yang
terkena oli, majun terkontaminasi, spilkit dan limbah elektronik. Limbah cair
B3 yang dihasilkan PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower berupa oli dan
nitrogen cair yang digunakan pada proses driling dengan tujuan tidak terjadi
percikan pada saat proses driling dan sisa bahan bakar terkontaminasi.
35

c. Limbah Consumable
Limbah consumable yang dihasilkan PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
berupa peralatan yang digunakan habis sekali pakai, seperti kapur, grinding
wheel, earplug, masker, helm proyek, dan sarung tangan.
2. Upaya Pengendalian Limbah
Pengendalian limbah pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower dijelaskan
sebagai berikut:
a. Limbah Padat
Pengendalian limbah padat berupa sisa-sisa material dan scrap dikumpulkan
dan dijual kembali kepada pihak ketiga, sedangkan limbah padat domestik
atau limbah perkantoran dikumpulkan terlebih dahulu di tempat
penampungan umum sampah PT BTU untuk kemudian diserahkan kepada
Dinas Kebersihan Kota Bekasi dan dibuang menuju TPU Bantar Gebang.
b. Limbah B3
Pengendalian limbah padat B3 yaitu dengan ditampung di tempat
penyimpanan sementara dan selanjutnya diserahkan kepada pihak ketiga
untuk dikelola kembali. Sedangkan pengendalian limbah cair berupa sisa
cairan nitrogen dan oli yang telah kotor ditampung di tempat penyimpanan
sementara limbah B3 untuk kemudian diserahkan kepada pihak ketiga yang
berwenang selain itu limbah B3 cair berupa oli dan sisa bahan bakar
digunakan untuk pelatihan pemadam kebakaran.
c. Limbah Consumable
Pengendalian limbah consumbale sampah domestik yaitu menerapkan sistem
pemilahan sampah sesuai jenisnya, seperti warna kuning untuk limbah
plastik, warna biru untuk limbah logam dan warna hijau untuk limbah kertas
dan sisa makanan, sedangkan limbah consumable berupa peralatan sekali
pakai ditampung dan dikumpuklan pada keranjang scrap.

4.2 Identifikasi Permasalahan dan Alternatif Solusi Aspek Pengendalian

Aspek pengendalian terdiri dari pengendalian persediaan, pengendalian


mutu, pengendalian limbah, TPM dan supply chain management. Secara umum PT
BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower sudah baik dalam aspek pengedalian. Namun
ada beberapa permasalahan aspek pengendalian di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel
Tower. Permasalahan dan solusi aspek pengendalian dapat dilihat pada Tabel 9,
why-why analysis identifikasi masalah aspek pengendalian dapat dilihat pada
Lampiran 25.
Tabel 9 Identifikasi Permasalahan dan Alternatif Solusi Aspek Pengendalian
No Kondisi Aktual Lokasi Alternatif Solusi
1 Proses preventive Dept Koordinasi antara bagian
maintenance tidak sesuai Maintenance maintenance dan bagian
jadwal. produksi mengenai
penjadwalan preventive
maintenance.
36

Tabel 9 Identifikasi Permasalahan dan Alternatif Solusi Aspek Pengendalian


(Lanjutan)
2 Sistem kerja 5 S belum Semua Melakukan training dan
diterapkan secara Departemen pembentukan organisasi/ agent
maksimal dan menyeluruh 5S yang bertanggung jawab di
setiap area kerja dan setiap
bagian.
3 Kekurangan bahan baku PPIC Membuat penjadwalan
atau material ketika akan pembelian bahan baku dengan
digunakan. memperhatikan kapaitas
penyimpanan dan safety stock.

5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Hasil dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilaksanakan
di PT BTU Unit Usaha Steel Tower dapat disimpulkan beberapa informasi sebagai
berikut :
Berdasarkan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah
dilaksanakan di PT BTU Unit Usaha Steel Tower dapat disimpulkan beberapa
informasi sebagai berikut :
1. Aspek Perancangan
Berdasarkan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT BTU Unit Usaha
Steel Tower, dapat disimpulkan Aspek Perancangan antara lain :
a. Kondisi lingkungan kerja workshop dan office pada PT BTU Tbk Unit
Usaha Steel Tower sudah cukup baik. Display yang terdapat pada area
pabrik sudah cukup terlihat baik dalam ruangan workshop maupun
ruangan office.
b. Tata letak PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower adalah process layout
karena proses produksi yang tidak beraturan dalam melakukan produksi
tetapi sesuai dengan pemesanan konsumen.
c. Alat penanganan bahan yang terdapat pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel
Tower sebagian besar adalah alat berat. Hal tersebut dikarenakan material
yang terdapat di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower berbahan logam
dengan ukuran yang besar dan berat. Alat penanganan bahan diantaranya
Over Head Crane (OHC), Gantry Crane, Truck Trailer, Diesel Forklift,
Lori, Pallet Truck, Pallet Kayu, Handlift, Rak Penyimpanan, Infeed Table,
dan Drum.
2. Aspek Perencanaan
Berdasarkan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT BTU Tbk Unit
Usaha Steel Tower, dapat disimpulkan Aspek Perencanaan antara lain :
a. PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower menggunakan sistem make to order
sesuai dengan pesanan customer.
37

b. Kesehatan dan keselamatan kerja bagi karyawan sangat diperhatikan oleh


manajemen PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower. memberian Alat
Pelindung Diri (APD) kepada seluruh karyawan tergantung dari resiko
pekerjaannya. Aspek kesehatan juga selalu diperhatikan dengan adanya
medical check up setahun sekali.
3. Aspek Pengendalian
Berdasarkan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT BTU Tbk Unit
Usaha Steel Tower, dapat disimpulkan Aspek Pengendalian antara lain :
a. PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower memiliki persediaan bahan baku
berupa raw material utama, component, dan consumable. Persediaan
dikendalikan dengan sistem First In First Out (FIFO). Pengendalian
persediaan juga dilakukan dengan melakukan stock opname setiap satu
bulan sekali.
b. Total Productive Maintenance yang diterapkan pada PT BTU Tbk Unit
Usaha Steel Tower yaitu, preventive maintenance dan corrective
maintenance. Penerapan TPM juga tidak hanya diterapkan pada mesin
tetapi terhadap fasilitas pabrik dan alat penanganan bahan. Total
Productive Maintenance (TPM) juga menerapkan sistem 5 S walaupun
belum sempurna.
c. Pengendalian mutu pada PT BTU tbk Unit Usaha Steel Tower diterapkan
dengan adanya standart ISO yang telah dimiliki oleh perusahaan.
Pengendalian mutu diterapkan saat input, proses produksi, hingga output.
d. Supply chain management pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
dikendalikan dari supplier hingga customer agar aliran rantai pasok
senantiasa berjalan lancar. Serta strategi rantai pasok yang digunakan
adalah strategi efisien.
e. PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower menghasilkan limbah yang sebagian
besar adalah limbah padat berupa scrap. Hal tersebut dikelola oleh SHE
dengan cara pemisahan tempat sampah serta bekerja sama dengan pihak
ketiga untuk pengendalian limbah B3.

5.2 SARAN

1. PT Bukaka Teknik Utama Tbk Unit Usaha Steel Tower seharusnya memulai
sistem penerapan 5S agar lingkungan perusahaan tersebut terlihat rapih dan
bersih untuk para karyawan mempunyai tanggung jawab dalam melakukan
perkerjaan dan membentuk organisasi 5S di perusahaan.
2. Lingkungan kerja seharusnya menambahkan blower dan ventilasi udara agar
tidak terlalu panas dalam ruangan workshop.
3. Adanya rancangan sistem dalam bekerja yang baik agar para pekerja dapat
melakukan kerja secara mudah dan cepat.
4. Perlu untuknya mengganti lampu pada ruangan workshop dengan lampu
LED.
5. Menata penempatan raw material dan produk jadi sesuai layout perusahaan
serta menambahkan area penyimpanan produk jadi sesuai kapasitas yang
dibutuhkan.
6. Menyediakan meja/ jig yang sesuai standar untuk proses holling pada line bor
magnet sehingga operator tidak perlu jongkok dalam bekerja.
38

7. Perlunya koordinasi antar bagian para pekerja agar adanya komunikasi yang
baik untuk mewujudkan tujuan perusahaan.
8. Manajemen perusahaan membuat kontrak kerja dengan perusahaan join
company yang berisi ketentuan peraturan perusahaan serta sanksi bagi
karyawan sub-kontrak.
9. Membuat JIP yang terintegrasi dengan kapasitas mesin, ketersediaan
material, kondisi mesin, ketersediaan pekerja, sehingga tercipta koordinasi
yang saling berkesinambungan dengan semua departemen.
10. Membuat penjadwalan pembelian bahan baku, barang consumable, dan
sparepart dengan memperhatikan kapaitas penyimpanan dan safety stock.
39

DAFTAR PUSTAKA

Assauri S. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta (ID): Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Haming M, Nurnajamuddin M. 2012. Manajemen Produksi Modern, edisi Kedua,
buku 2. PT. Bumi Aksara. Jakarta
Nasution M. N. .2005. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management).
Bogor (ID): Ghalia Indonesia.
PT BTU Tbk – Unit Usaha Galvanis. 2016. Quality Assurance Sistem Manajemen
Mutu. Bogor (ID): PT BTU Tbk – Unit Usaha Steel Tower.
Republik Indonesia. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran. Kementrian Kesehatan. Jakarta.
Soeharto I. 1990. Manajemen Proyek Industri: Persiapan, Pelaksanaan,
Pengelolaan. Jakarta (ID) : Penerbit Erlangga.

.
40
41

LAMPIRAN
42
43

Lampiran 1 Struktur Organisasi PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower


44

Lampiran 2 Flowchart Proses Produksi Komponen Plate

PENANGGUNG JAWAB DOKUMEN RECORD

Start

- Koordinator PPC - Work Order (WO)


- Koordinator Produksi Pengambilan - Patron Gambar
- Koordinator Gudang Raw Material - Input Kode Program CAD/CAM
- Operasional Produksi Plat Mesin CNC
- Opersasional Gudang -BON Fabrikasi

Operasional Produksi Marking

- Input Kode Program CAD/CAM


Operasional Produksi Cutting plat Repair Mesin CNC

T
QC Patron
QC
Y
- Input Kode Program CAD/CAM
Operasional Produksi Proses Holling Repair Mesin CNC
-Work Order (WO)

T
QC QC

Y
- Input Kode Program CAD/CAM
Proses Mesin CNC
Operasional Produksi Repair
Stamping -Work Order (WO)

T
QC QC Patron

Y
T Work Order (WO)
PK

Operasional Produksi Proses Khusus Repair Work Order (WO)

QC T
QC

- Operasional Produksi Bukti Serah Terima


Outgoing Fabrikasi (BSTF)
- Operasioal Outgoing

Finish
45

Lampiran 3 Peta Proses Operasi Common Body Part I Tower Transmisi 500KV

PETA PROSES OPERASI


Nama Objek : Pembuatan Komponen Common Body Part 1 Tower Transmisi 500 Kw
Nomor Peta :1
Dipetakan Oleh : Popi Firdha Rubaiah, Syifa Fauziah dan Arfilia Dewi
Tanggal di Petakan : 4 Maret 2019

Besi Siku 130 X Besi Siku 150 X Besi Siku 100 X Besi Siku 120 X
130 X 12 SS 540 150 X 12 SS 540 100 X 10 SS 540 120 X 10 SS 540

60 O-14 Cutting 60 O-10 Cutting 60 O-6 Cutting 60 O-1 Cutting

200 O-15 Holing 240 O-11 Holing 200 O-7 Holing 200 O-2 Holing

60 O-15 Stamping O-12 Stamping O-8 Stamping 60 O-3


60 60 Stamping

Inspeksi Inspeksi Inspeksi Inspeksi


60 30 30 I-4 30 I-1 proses
I-8 proses I-6 proses proses
umum umum umum umum

450 O-13 Bending 320 O-9 240 O-4 Clipping


Chamfering

Inspeksi Inspeksi
60 I-7 proses 60 I-5 proses 60 I-2 Inspeksi
khusus Khusus

360 O-5 Chamfering

60 I-3 Inspeksi

600 O-17
Outgoing

Proses
1200 O-18
Galvanize

Inspeksi
300 I-9 Galvanize

LAMBANG AKTIVITAS JUMLAH WAKTU(detik)


60 O-19 Packing
Operasi 19 5090

Inspeksi 10 930 Inspeksi


240 I-10 Packing

6020 (detik) Penyimpanan


sesuai
marking
proyek
46

Lampiran 4 Peta Aliran Proses Komponen Common Body Tower Transmisi


500KV
47

Lampiran 5 Diagram Alir Proses Komponen Common Body Tower Transmisi


500KV

DIAGRAM ALIR

Pekerjaan : Pembuatan Common Body Part 1 Tower Transmisi 500 Kw


Nomor Peta :3
Sekarang :
Dipetakan Oleh : Popi Firdha Rubaiah, Syifa Fauziah dan Arfilia Dewi
Tanggal di Petakan : 23 Maret 2019

Yard Storage

Incoming
9
2
Proses Packing

6
1
4
Proses umum

2
2
8
Proses khusus

3
4
1
5
8
3 3
3
Galvanize

5 5
Outgoing
6

7 7 4 6 4
48

Lampiran 6 Display PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower


No Display Nama Gambar Keterangan
Suatu peringatan
1 Statis a.Peringatan tegangan tinggi untuk
tegangan seluruh para
listrik karyawan agar
menghindari suatu
tegangan tinggi di
suatu tempat tertentu
agar tidak
mengalamin kejadian
yang menimpah pada
diri kita.
b. Earplug  Display ini
berfungsi untuk
memberitahu
. pekerja agar selalu
menggunakan alat
penutup telingan
untuk
mengantisipasi
kebisingan yang
berlebihan dan
untuk menghindari
resiko terjadinya
kurangnya
pendengaran.
 Letak display
tersebut berada di
seluruh workshop,
dengan penulisan
sudah baik dan
jelas sehingga
mudah di lihat
oleh para pekerja.
c. Masker Penggunaan masker
untuk para karyawan
atau operator saat
melakukan aktivitas
saat bekerja agar
untuk menjaga dari
bau-bauan besi siku
atau plate saat lagi
berproduksi.

]
49

Lampiran 6 Display PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower (Lanjutan)


No Display Nama Gambar Keterangan
Penggunaan
Stastis d. Sarung sarung tangan
Tangan adalah suatu yang
terpenting untuk
menjaga dari
suatu kejadian
yang tidak di
inginkan saat
melakukan
produksi
khusunya untuk
menjaga tangan
operator saat
untuk
mngelas,mengaka
t barang, dll.

e. Himbauan Suatu keterangan


atau
pemberitahuan
untuk operator
saat melakukan
pekerjaan berhati-
hati

Jalur evakuasi
f. Jalur adalah suatu
Evakuasi pemberitahuan
jalur khusus yang
menghubungkan
ke area aman, jika
terjadinya suatu
peristiwa yang
tidak diinginkan.
Suatu himbauan
g. Himbauan yang wajib di
ikuti atau dipatuhi
agar berhati-hati
dan selalu
mematuhi
prosedur atau
himbauan yang
telah di tetapkan
oleh perusahaan
tersebut.
50

Lampiran 6 Display PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower (Lanjutan)


No. Display Nama Gambar Keterangan
2 Dinamis a. Mesin Display yang
Compressor menunjukan
angka/ numerik
suatu tekanan
dengan adanya
pergerakan jarum
pada monitor.

b. Finger Display statsis


Print yang digunakan
sebagai alat
absensi karyawan
dengan cara
kerjanya
memindai sidik
jari para
karyawan.

c. Jam Display yang


Dinding ditunjukan
dengan angka
yang berfungsi
menunjukan
waktu, tanggal,
hari dan tahun.
51

Lampiran 7 Tata Letak PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower


52

Lampiran 8 Alat Penanganan Bahan PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower

No. Jenis Nama Gambar Keterangan


Alat
Diesel Forklift merupakan
1. Transportasi Disel salah satu alat peanganan
Forklift baha yang paling sering
diunakan di PT BTU Tbk
Unit UsahaTower Steel.
Umumnya diesel forklift
digunakan untuk
mengangkut raw material
dari yard ke depan
workshop. Selain itu
digunakan pula untung
mangangkut WIP ke proses
galvanis dan dari galvanis
ke proses packing. Bukan
hanya menjadi alat angkut
diesel forklift ini digunakan
sebagai alat angkat material
ke atas truck trailer
begitupun sebalikya.
Terdapat beberapa jenis
kapasitas angkut diesel
forklift diantaranya 2 ton, 3
ton dan 5 ton.
Truck Truck Trailer adalah suatu
Trailer jenis angkut yang berfungsi
untuk mengangkut material
maupun finish good dengan
penjang angkutannya 40
feet dan kapaitas angkut
mencapai 50 ton.

Lori Lori penyeberangan adalah


Penyebra- sebuah lori biasa yang di
ngan modelkan dengan
menggunakan rel untuk
berjalan dan di tarik
menggunakan winch. Lori
penyeberangan ini
berfungsi untuk
mengangkut material yang
harus melalui proses khusus
dari shop D,F, untuk
menuju shop A. Kapasitas
lori penghubung memiliki
daya angkut sebesar 2 ton.
53

Lampiran 8 Alat Penanganan Bahan PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower (Lanjutan)
No. Jenis Nama Alat Gambar Keterangan
Transportasi Drum Drum handler adalah
Handler suatu alat yang merupakan
alat penangan bahan yang
berfungsi untuk
mengangkut material yang
diletakan di dalam drum.
Alat tersebut memiliki
daya tumpuh untuk
mengangkut material
hingga 400kg. Drum
handler tersebut biasanya
digunakan pada bolt
inventory maupun bagaian
maintenance untuk
mengangkut oli di dalam
drum
Pallet Truck Pallet truck adalah suatu
alat yang di gunakan di
sebuah usaha unit steel
tower yang digunakan oleh
component inventory
untuk mengangkut bolt
atau anchor yang telah
diletakan di atas
pallet.pallet truck tersebut
dapat memudahkan para
pekerja untuk
memindahkan barang-
barang yang telah di
letakan di atas pallet.
Pallet tersebut memiliki
daya angkut sebesar 2 ton.
2. Storage Rak Rak penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu alat
penanganan bahan bahan
yang terdapat pada
component inventory dan
consumable inventory. Dan
rak penyimpanan tersebut
memiliki daya tumpuh beban
hingga 6 ton.
54

Lampiran 8 Alat Penanganan Bahan PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
(Lanjutan)
No. Jenis Nama Gambar Keterangan
Alat
3 Utilizing Infeed Infeed table adalah
Equipment Table suatu benda yang
berfungsi untuk
meletakan suatu bahan
baku seperti plate dan
siku sebelum dalam
proses pada mesin
ficep rapid.

Drum adalah suatu


Drum alat yang berfungsi
sebagai wadah atau
tempat penyimpanan
komponen di tower
contohnya blot,Suatu
drum dapat
mempermudah para
pekerja jika
membutuhkan bolt
yang akan digunakan.
7 Pallet Pallet Besi adalah
Besi suatu alat yang
digunakan
untukmeletakan hasil
WIP yang berasal dari
proses produksi mesin
tertentu. Dan pallet
besi ini mampu
memiliki daya tumpuh
1-2ton.
55

Lampiran 9 Why-why anlysis identifikasi masalah aspek perancangan

1. Permasalahan penempatan material dan produk jadi yang tidak beraturan.

Penempatan material dan produk jadi yang


tidak beraturan

Penempatan hanya dilakukan berdasarkan dari


ketersediaan area yang kosong

Tidak diterapkannya penempatan material sesuai


layout yang telah tersedia

Kekurangan lahan untuk area penyimpanan matearial


dan produk jadi

2. Permasalahan penempatan display yang tidak terlihat

Penempatan display tidak terlihat

Diletakkan di ujung sudut workshop

Manajemen perusahaan kurang memperhatikan


display keselamatan kerja

Kurang maksimalnya penerapan 5S di


perusahaan
56

Lampiran 9 Why-why anlysis identifikasi masalah aspek perancangan (Lanjutan)

3. Permasalahan resiko penyakit akibat kerja

Resiko penyakit akibat kerja tinggi pada


pekerjaan line bor magnet

Operator melakukan pekerjaan tidak sesuai


ergonomi (kondisi jongkok) dalam jangka
waktu panjang

Tidak tersedianya alat bantu dalam bekerja

Perusahaan belum menyediakan alat bantu


pada line bor magnet
57

Lampiran 10 Perencanaan Produksi PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower


58

Lampiran 10 Perencanaan Produksi PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower


(lanjutan)
59

Lampiran 11 Bon Pemakaian Bahan (BPB)


60

Lampiran 12 Penerimaan Karyawan


61

Lampiran 13 Alat Pelindung Diri PT BTU Tbk Unit Steel Tower


No Nama Gambar Keterangan
1 Safety Helmet Fungsi : melindungi
kepala dari bahaya
benturan saat bekerja
dibawah benda.
Terdapat tiga warna
safety helmet yang
diterapkan PT BTU
Tbk yaitu:
Putih : Karyawan
Kuning : Tim Packing
Biru : Subkontrak
Merah : Petugas SHE
Orange : Peserta
Magang
2 Ear plug Fungsi : pelindung
pendengaran dari
paparan kebisingan dan
menurunkan intensitas
kebisingan yang masuk
kedalam telinga.

3 Masker Las Fungsi: Melindungi


wajah dari percikan api
pada proses pengelasan.

4 Safety Fungsi : Alat pelindung


Harness diri untuk bekerja
diketinggian.
62

Lampiran 13 Alat Pelindung Diri PT BTU Tbk Unit Steel Tower (lanjutan)
No Nama Gambar Keterangan
5 Safety Shoes Fungsi : Melindungi kaki
dari benda jatuh, bahaya
tersandung dan
tergelincir

6 Alat Pemadam Fungsi : Digunakan


Api Ringan untuk memadamkan api
(APAR) atau mengendalikan
kebakaran kecil.

7 Reflective Vest Fungsi :Alat APD yang


berfungsi untuk
mencegah terjadinya
kontak kecelakaan pada
pekerja, mengurangi
resiko kecelakaan kerja,
dan agar terlihat oleh
pekerja lainnya saat
bekerja di malam hari.
8 Safety Glass Fungsi : Melindungi
mata saat sedang bekerja
dari partikel-partikel
kecil, debu, radiasi dan
sinar yang menyilaukan
pada proses pengelasan.
9 Sarung Fungsi : Melindungi
Tangan tangan hingga ke jari-jari
dari api, suhu panas,
benda tajam, arus listrik,
benturan atau pukulan
dan radiasi. Dipakai saat
melakukan pekerjaan
mengangkat, memukul
dan mengelas.
10 Masker Fungsi : Alat pelindung
pernafasan dari bahaya
terhirupnya debu,
serpihan besi dan
meterial bahaya lainnya.
63

Lampiran 14 Why-why analysis identifikasi masalah aspek perencanaan


1. Permasalahan penjadwalan produksi yang berubah-ubah

Penjadwalan produksi yang


sering berubah-ubah

Sistem penjadwalan yang diterapkan terpaku pada prioritas


proyek yang mendesak

Sering terjadinya kekurangan material, minus


packing, dan cutting plan

Tidak terdapatnya JIP yang terintegrasi dengan


kapasitas produksi dan ketersediaan raw material

2. Permasalahan karyawan sub-kontrak kurang produktif dan kurang mematuhi


peraturan

Karyawan sub-kontrak kurang produktif dan kurang


mematuhi peraturan perusahaan

Kurang loyalitasnya karyawan terhadap perusahaan

Kurang terjaminnya kesejahteraan karyawan

Sistem pengelolaan karyawan yang terpisah dari PT


BTU Tbk (Join Company)

Belum adanya kontrak yang tegas dengan


perusahaan join company
64

Lampiran 15 Daftar Kebutuhan Material (DKM)


65

Lampiran 16 Flowchart Pengadaan Material


66

Lampiran 17 Jadwal Preventive Maintenance


67

Lampiran 18 Lembar Pengecekan Mesin CNC


68

Lampiran 19 SOP Perbaikan Mesin


69

Lampiran 20 ISO 9001:2015


70

Lampiran 21 ISO 14001:2015


71

Lampiran 22 OHSAS 18001:2007


72

Lampiran 23 Standar Ketebalan Lapisan Galvanize


73

Lampiran 24 Strategi Rantai Pasok PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
Keputusan
Efisien Ceklist Responsif Ceklist
Takstis
Lokasi Pabrik berlokasi Pabrik berlokasi
dekat dengan dekat dengan
tenaga kerja pasar, punya akses
murah dan drekat tenaga kerja √
dengan bahan terampil dan
baku.
teknologi yang
memadai.
Skala Fasilitas Skala Ekonomis Jumlah banyak
harus terpenuhi dalam ukuran lebih
(sentralisasi) √
kecil
(desentralisasi)
Sistem Produksi Tingkat utilitas Fleksibel dan

tinggi kapasitas ekstra
Persediaan Minimasi Persediaan
tingkat pengaman cukup

persediaan di lokasi yang
tepat.
Transportasi Pilih harga Transportasi cepat
transportasi

murah bila
harga prioritas
Pasokan Pilih pemasok Pilih pemasok
dengan harga berdasarkan
&kualitas √ kecepatan,
sebagai kriteria fleksibilitas &
utama kualitas.
Pengembangan Fokus ke Modular design,

Produk minimasi biaya produk
74

Lampiran 25 Why-why analysis identifikasi masalah aspek pengendalian


1. Permasalahan proses preventive maintenance tidak sesuai jadwal

Proses preventive maintenance tidak sesuai jadwal

Tidak tersedianya waktu untuk melakukan preventive


maintenance

Waktu habis oleh kegiatan produksi/ fabrikasi

Adanya kegiatan cuting plan dan minus packing

Kurangnya koordinasi antar departemen

2. Permasalahan penerapan 5S kurang maksimal

Penerapan 5S kurang maksimal

Kurangnya kepedulian semua pihak terhadap


pelaksanaan 5S

Tidak terdapatnya program pelatihan dan


imbauan penerapan 5S

Tidak terdapatnya organisasi 5S yang mewadahi


pelaksanaan 5S
75

Lampiran 25 Why-why analysis identifikasi masalah aspek pengendalian


(Lanjutan)

3. Permasalahan kekurangan material/ bahan baku puntu proses produksi

Kekurangan material/ bahan baku saat akan digunakan


untuk proses produksi

Material digunakan untuk kebutuhan proyek lain

Tidak terdapat safety stock

Tidak terdapat perhitungan dan penjadwalan


pembelian bahan baku
76

Lampiran 26 Biodata Pelaksana Praktik Kerja Lapangan

Popi Firda Rubai’ah, dilahirkan di Garut tanggal 04


Januari 1998. Anak ketiga dari empat bersaudara dari
pasangan Bapak Atik Hidayat dan Ibu Holiah
Marliantin. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar
di sekolah dasar SDN Padamukti 1 dan lulus pada
tahun 2010, pada tahun itu pula penulis melanjutkan
ke sekolah menengah pertama di SMPN 1
Bayongbong dan lulus pada tahun 2013, selanjutnya
penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di
SMAN 1 Garut dan selesai pada tahun 2016, sekarang
penulis sedang melanjutkan kuliah di Sekolah Vokasi
Institut Pertanian Bogor. Keaktifan mahasiswa
selama di kampus adalah anggota English Club
Sekolah Vokasi IPB, BPH mahasiswa MNI 53, Consumption Division English Club
III, Divisi Acara Business ang Budgeting Plan Sekolah Vokasi, Divisi Acara
Seminar Kreator Insipirasi Bangsa 2.0, Divisi Konsumsi Makrab MNI 54, Divisi
Konsumsi Studium Generale MNI 53, BPH fieldtrip MNI 53 dan mengikuti
kompetensi dalam Bidang Operator Komputer yang dilaksanakan Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP). Selain itu penulis juga dapat mengoperasikan beberapa
Microsoft Office (Ms. Word, Ms. Excel. Ms. Acces,
Ms.Project, dan Ms.Visio), Minitab dan Simply
Accounting.
Syifa Fauziah, dilahirkan di Bogor tanggal 09
September 1998. Anak pertama dari dua bersaudara
dari pasangan Bapak Mulyana dan Ibu Siti Mudrikah.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di sekolah
dasar MI Al-huda 1 dan lulus pada tahun 2010, pada
tahun itu pula penulis melanjutkan ke sekolah
menengah pertama di SMPN 2 Cibinong dan lulus pada
tahun 2013, selanjutnya penulis melanjutkan
pendidikan menengah atas di SMAN 2 Cibinong dan selesai pada tahun 2016,
sekarang penulis sedang melanjutkan kuliah di Sekolah Vokasi Institut Pertanian
Bogor. Keaktifan mahasiswa selama di kampus adalah anggota Gema Nusantara
Sekolah Vokasi IPB, Bendahara pada acara Beauty of Nusantara Present by Genus
Sekolah Vokasi IPB, Divisi Konsumsi Seminar Kreator Insipirasi Bangsa 2.0,
Divisi Konsumsi Makrab MNI 54, Divisi Konsumsi fieldtrip MNI 53 dan mengikuti
kompetensi dalam Bidang Operator Komputer yang dilaksanakan Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP). Selain itu penulis juga dapat mengoperasikan beberapa
Microsoft Office (Ms. Word, Ms. Excel. Ms. Acces, Ms.Project, dan Ms.Visio),
Minitab dan lainnya.
77

Lampiran 27 Biodata Pelaksana Praktik Kerja Lapangan (Lanjutan)


Arfilia Dewi Krismayanti. Penulis lahir di Jakarta, 05
Mei 1998 merupakan anak dari Alm.Bapak Ngatman
Rachmad dan Ibu Rita Maulidar. Penulis merupakan
anak ketiga dari dua bersaudara. Penulis menempuh
pendidikan sekolah dasar di SDN Aren Jaya XI pada
tahun 2004-2010. Selanjutnya penulis melanjutkan
pendidikan sekolah menengah pertama di SMP Negeri 8
Tambun Selatan pada tahun 2010-2013 dan pendidikan
sekolah menengah atas di SMA PGRI 1 BEKASI pada
tahun 2013-2016. Penulis melanjutkan pendidikan di
Program Diploma Institut Pertanian Bogor Program
Keahlian Manajemen Industri tahun 2016 melalui jalur
Tes Reguler. Keaktifan penulis selama di kampus adalah mengikutin kegiatan
HAKRAB dan menjadi panitia dalam acara tersebut, dan mengikuti acara seminar
baik di kampus maupun di luar kampus. Selain itu penulis juga mampu
mengeoprasikan beberapa microsoft office (ms.word, ms.visio, dan ms.excel).

Anda mungkin juga menyukai