Disetujui oleh,
Diketahui oleh,
Ir Pramono D Fewidarto, MS
Ketua Program Studi
Tanggal lulus:
10
PRAKATA
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah
memberikan rahmat serta nikmat-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan kajian aspek umum. Adapun judul aspek kajian umum
Mempelajari Aspek Perancangan, Perencanaan, dan Pengendalian Produksi di PT
BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower Cileungsi Bogor dengan tepat waktu. Penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr Ir Elang Ilik Martawijaya, MM sebagai dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan
laporan kajian aspek umum.
2. Ir Pramono D Fewidarto, MS selaku Ketua Program Studi dan tim dosen atas
waktu dan ilmu yang telah diberikan.
3. Rezqi Auliya Malano selaku pembimbing lapang dan seluruh staf yang telah
memberikan pengalaman serta pengetahuan selama Praktik Kerja Lapangan.
4. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan do’a serta dukungan dalam
penulisan Laporan Akhir Praktik Kerja Lapangan.
5. Seluruh teman-teman Manajemen Industri angkatan 53 Sekolah Vokasi IPB
yang selalu memberikan dukungan dalam penyusunan Laporan Akhir.
6. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam membantu penulis
untuk menyelesaian laporan tugas akhir.
Penulis menyadari bahwa laporan kajian aspek umum ini masih belum
sempurna. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
untuk memperbaiki Laporan Akhir. Semoga Laporan Akhir ini dapat berguna bagi
penulis dan para pembaca.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
1 Tower Telekomunikasi 4
2 Tower Transmisi 4
3 Proses Stamping 6
4 Bentuk dasar proses bending 7
5 Komponen hasil proses sisipan 7
6 Komponen hasil proses flange 7
7 Komponen hasil proses clipping 8
8 Komponen hasil proses backcut 8
9 Skema Material Proses cut from 9
10 Alur Bukti Serah Terima 9
11 Alur Produksi PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower 17
12 Penerapan Seiketsu 26
13 Alat Ukur Kekerasan Raw Material 29
14 Alat Ukur Sudut 30
15 Skema Jaringan Rantai Pasok PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower 32
DAFTAR LAMPIRAN
PT Bukaka Teknik Utama Tbk didirikan tanggal 25 Oktober 1978 dan mulai
beroperasi komersial pada tahun 1981. Kantor pusat PT Bukaka dan fasilitas
pabriknya beralamat di Bukaka Industrial Estate, Jl. Raya Bekasi Narogong, KM
19,5, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat 16820 – Indonesia. PT Bukaka Teknik Utama
TBk bergerak di bidang pembuatan dan penyediaan peralatan khusus dan bisnis lain
yang termasuk di dalam industri konstruksi. Kegiatan usaha utama yang dijalankan
Bukaka, antara lain:
1. Unit Usaha Steel Tower (pembangunan transmisi tegangan listik hingga menara
komunikasi)
2. Unit Usaha Steel Bridge (produsen jembatan rangka)
3. Unit Usaha Power Generation (pembangkit listrik)
4. Unit Usaha Boarding Bridge (produksi garbarata)
5. Unit Usaha Plant System, Road Construction Equipment (memproduksi
beragam peralatan jalan, seperti Asphalt Mixing Plant, Asphalt Patch Mixer,
Tandem Vibration Roller, Slurry Seal, Asphalt Sprayer, Road Roller dan Stone
Crusher, Vibratory Roller, serta Road Maintenance Truck)
6. Unit Usaha Offshore Maintenance & Services (menangani kebutuhan konstruksi
serta pemeliharaan pada industri minyak dan gas bumi)
7. Unit Usaha Oil & Gas Equipment (memproduksi alat-alat minyak dan gas
seperti Beam Balance, Conventional Crank Balance, Mark II, Mud Separator
Tank, High Pressure Tank, dan Sucker Road)
8. Unit Usaha Special Purpose Vehicles (memproduksi di antaranya adalah Fire
Fighting Truck, Aerial Telescopic Ladder, Vacuum Road Sweeper, Aerial
Plateform Articulating, Compactor Truck, dll)
9. Unit Usaha Galvanize.
PT Bukaka Teknik Utama Tbk Unit Usaha Steel Tower merupakan pionir
dalam membuat dan membangun transmisi tegangan tinggi. Perseroan
memproduksi transmisi pertamanya dengan kapasitas 70kV dan 150 kV pada tahun
1981, dan double circuit tower dengan kapasitas 500 kV pada tahun 1984. Hingga
tahun 2010, perseroan telah menyelesaikan sejumlah proyek turn-key dengan
kapasitas antara 70kV sampai dengan 500 kV untuk PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero). Di samping itu, Perseroan merupakan satu-satunya perusahaan di Asia
Tenggara yang memiliki fasilitas uji coba tower berkapasitas hingga 500 kV.
Perseroan juga berkontribusi dalam proyek turn-key tower telekomunikasi
dan pembangunan shelter untuk memenuhi kebutuhan beberapa operator dan
provider telekomunikasi di Indonesia, baik untuk tipe tower curve dan pipe, serta
pembangunan proyek turn-key untuk tower broadcast dengan ketinggian 220 m di
Surabaya dan Semarang. PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower melakukan proses
produksi dengan sistem sesuai jumlah pesanan yang dibutuhkan dengan kapasitas
produksi 60.000 ton pertahun dan jumlah tenaga kerja 472 orang.
PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower menghasilkan produk yang memenuhi
persyaratan pelanggan dengan melakukan perbaikan terus menerus terhadap sistem
2
Tower adalah menara yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa baik segi
empat atau segi tiga, atau berupa pipa panjang (tongkat) yang bertujuan untuk
menempatkan antena dan radio pemancar maupun penerima gelombang
telekomunikasi dan informasi. Tower sendiri salah satunya diproduksi oleh PT
Bukaka Teknik Utama Tbk Unit Usaha Steel Tower. PT Bukaka Teknik Utama
Tbk Unit Usaha Steel Tower memproduksi dua jenis tower dengan spesifikasi
berbeda-beda sesuai dengan permintaan konsumen. Produk yang dihasilkan oleh
PT Bukaka Teknik Utama Tbk Unit Usaha Steel Tower adalah sebagai berikut:
1. Tower Telekomunikasi
Tower telekomunikasi adalah tower yang terbuat dari raw material baja, besi
maupun pipa. Tower telekomunikasi berfungsi sebagai sarana komunikasi
dan informasi, selain itu tower telekomunikasi memilki derajat keamanan
tinggi terhadap manusia dan makhluk hidup dibawahnya karena memiliki
radiasi yang sangat kecil sehingga aman bagi masyarakat di bawah dan
sekitarnya. Tower telekomunikasi yang diproduksi di PT BTU Tbk Unit
Usaha Steel Tower terdiri menjadi dua jenis, yaitu tower pipa dan tower siku
besi dan plate baja. Produk yang dihasilkan tentu berdasarkan pesanan
konsumen baik dari spesifikasi, raw material yang digunakan sampai tinggi
tower yang diinginkan. Customer tower telekomunikasi yang diproduksi di
PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower sebagian besar berasal dari provider
yang ada di Indonesia seperti PT. SMART, PT. Telkom Indonesia Tbk.,
(Persero), PT. XL Axiata, PT. Indosat Tbk dan lain-lain. Tower
telekomunikasi dapat dilihat pada Gambar 1.
4
Tower adalah menara yang terbuat dari rangkaian besi atau pipa yang
bertujuan untuk menempatkan antena dan radio pemancar maupun penerima
gelombang telekomunikasi dan informasi. Bahan baku utama pembuatan tower
5
terbagi menjadi 2 yaitu besi siku dan besi plate. Pembuatan komponen tower dari
bahan baku plate membutuhkan alat bantu dalam proses produksi yaitu biasa
disebut patron. Patron merupakan gambar atau pola yang digunakan sebagai acuan
dalam proses produksi. Struktur tower sendiri terbagi atas 3 bagian utama yaitu leg
extention, body extention, dan arm. Proses produksi tower terbagi menjadi beberapa
proses yaitu proses pengambilan raw material, proses umum, proses khusus, proses
galvanize hingga proses packing material, namun pada proses umum maupun
khusus masih tebagi lagi atas beberapa proses lanjutan. Flowchart produksi proses
pembuatan komponen tower dapat dilihat pada Lampiran 2. Proses umum yang
dilalui bahan baku untuk pembuatan komponen tower yaitu proses cutting, holing,
dan stamping, sedangkan proses khusus terbagi atas proses bending, clipping.
chamfering, welding, dan cut from. Penjelasan masing-masing proses sebagai
berikut:
Proses produksi diawali dengan datangnya raw material dari supplier, lalu
akan diletakan pada storage yard. Raw material tersebut disusun berdasarkan jenis
dan ukurannya. Penyususan tersebut dilakukan agar memudahkan dalam proses
pencarian dan pendataan pada gudang. Raw material yang berpindah dari storage
yard ke workshop harus berdasarkan permintaan bagian produksi yang telah
mengisi dan menyerahkan Bon Pemakaian Bahan (BPB) kepada gudang, lalu
bagian gudang akan mengantarkan bahan baku yang dibutuhkan menggunakan
forklift sampai ke incoming workshop, selanjutnya dari incoming workshop tersebut
raw material akan dipindahkan menggunakan overhead crane sampai ke mesin.
Proses umum adalah proses yang dilalui oleh setiap jenis raw material, karena
merupakan proses dasar dalam pembuatan komponen tower. Proses umum terbagi
atas tiga proses yaitu cutting, holing, dan stamping. Beberapa mesin yang ada pada
PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower mempunyai kemampuan sekaligus
melakukan ketiga proses umum. Mesin tersebut adalah Mesin CNC yang dapat
digunakan untuk memproduksi raw material besi siku maupun plate menjadi
beberapa komponen tower. Berikut proses umum yang terbagi menjadi tiga bagian
yaitu:
a. Cutting
Proses cutting merupakan tahap pekerjaan pemotongan material profil, pipa dan
plate baja sesuai dengan tanda potong yang telah ditetapkan pada proses
penandaan. PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower mempunyai dua jenis
pemotongan, yaitu pemotongan secara manual dan otomatis. Pemotongan secara
manual dilakukan dengan oleh operator dan secara otomatis dengan mesin.
Proses ini menghasilkan sisa pemotongan yang biasa disebut scrap.
b. Holing
Holing merupakan proses pelubangan pada besi siku atau plate sesuai dengan
shop drawing yang sebelumnya dirancang oleh bagain engineering dengan
spesifikasi tertentu. Besi siku atau plate yang telah dilubangi tersebut akan
menjadi tempat pemasangan bolt dan nut dalam rangkaian set tower. Cara yang
6
digunakan untuk melubangi siku dan plate adalah dengan cara drilling pada
bagian yang sudah direncanakan.
c. Stamping
Proses Stamping merupakan proses membentuk huruf, angka, symbol atau
lainnya pada permukaan logam dimana bagian dasarnya tetap rata pada material
setengah jadi dengan tujuan untuk memberi nomor marking tertentu disetiap
produk WIP. Nomor marking merupakan kode produksi pada material yang
melalui proses cutting dan holling, marking tersebut digunakan juga untuk
memudahkan pengelompokan material WIP sesuai set tower. Berikut hasil
proses stamping pada Gambar 3.
Proses khusus merupakan proses lanjutan dari proses umum, namun tidak
semua material melalui proses khusus. Proses khusus terbagi menjadi 5 (lima)
bagian yaitu proses bending, clipping, champering, welding, dan cut from. Aliran
proses yang ada di proses khusus berbeda dengan proses umum. Aliran proses
umum yaitu proses flow yang berarti semua material harus melalui tahapan proses
umum tersebut dan berurutan, sedangkan aliran proses khusus yaitu one flow yang
berarti hanya material tertentu saja yang melalui beberapa proses khusus tersebut.
Situasi ini dapat dilihat pada shop drawing pembentuk material tersebut manakah
proses khusus yang harus dilaluinya. Berikut penjelasan dari masing-masing proses
khusus:
a. Bending
Proses tekuk (bending) adalah pembentukan benda kerja logam yang umumnya
berupa plate lembaran atau batang (siku) dengan cara ditekuk, sehingga terjadi
pemuluran atau perengangan pada sumbu bidang netralnya sepanjang daerah
tekukan dan menghasilkan garis tekuk yang lurus. Sudut tekukan yang
diinginkan harus sesuai dengan shop drawing yang telah dibuat. Terdapat 3
(tiga) bentuk dasar tekukan, yaitu :
1. Tekukan bentuk “L”
2. Tekukan Bentuk “V”
7
3. Tekukan Bentuk “U”, hasil 3 bentuk dasar tekukan dapat dilihat pada
Gambar 4.
b. Clipping
Proses clipping adalah pemotongan bagian siku atau produk dengan bentuk
tertentu yang diinginkan. Pemotongan tersebut bisa dengan proses shearing atau
gas cutting. Bagian sisi siku dipotong sesuai ukuran yang diinginkan pada sudut
material siku. Ukuran dan sudut tersebut harus sesuai dengan shop drawing yang
telah dibuat. Hasil dari proses clipping dapat dilihat pada Gambar 7.
Proses pengelasan memiliki tiga (3) jenis pengelasan pada komponen tower
yaitu proses pengelasan komponen finish dengan komponen finish, komponen
finish dengan komponen lanjutan, maupun komponen lanjutan dengan
komponen lanjutan. Komponen finish adalah komponen pembentuk struktur
tower yang sudah siap digunakan, sedangkan komponen lanjutan adalah
komponen pembentuk struktur tower yang masih harus melewati proses lanjutan
yaitu proses khusus.
e. Cut Form
Proses cut form yaitu memotong lebar sisi siku menjadi lebih pendek sehingga
lebar antar 2 (dua) sisi akan berbeda. Berikut skema material yang sudah
diproses cut form dapat dilihat pada Gambar 9.
Proses galvanize yaitu proses pelapisan material hitam dengan zinc sehingga
berubah menjadi silver metallic. Proses galvanize ini bukan merupakan lingkup
produksi pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower tetapi merupakan lingkup
produksi PT BTU Tbk Unit Usaha Galvanize. Sebelum melalui proses galvanize
material hitam harus melewati proses pemilahan material Work In Process (WIP)
terlebih dahulu. Proses pemilihan tersebut dapat merupakan proses outgoing yaitu
memisahkan mana material yang sudah reject total, material reject ringan yang
masih dapat direpair, maupun material yang dalam kondisi baik. Material yang
masuk ke proses outgoing harus menyerahkan Bon Serah Terima Fabrikasi (BSTF)
dari bagian produksi kepada bagian outgoing, menandakan barang siap digalvanize.
Selanjutnya dari outgoing ke proses galvanize harus menyerahkan surat Bon Serah
Terima Barang (BSTB). Proses galvanize dilakukan untuk melindungi material dari
korosi dan karat ketika penyimpanan dan setelah tower dipasang, alur pemakaian
surat Bukti Serah Terima (BST) dari produksi hingga proses galvanize dapat dilihat
pada Gambar 10.
BSTF BSTB
Produksi Outgoing Galvanize
Proses Packing and Delivery hanya dimulai pada barang yang sudah selesai
digalvanize dan packaging dilakukan sesuai dengan marking produk yang sudah
dipesan sebelumnya. Bagian P&D juga yang akan melakukan pengiriman kepada
bagian customer sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya.
2 ASPEK PERANCANGAN
Perancangan produksi adalah ilmu yang terdiri dari teknik dan prinsip-prinsip
untuk mendapatkan rancangan yang terbaik dari sistem kerja yang bersangkutan.
Teknik-teknik dan prinsip ini digunakan untuk mengatur komponen-komponen
sistem kerja yang terdiri dari manusia dan sifat kemampuannya, peralatan kerja,
bahan serta lingkungan kerja yang sedemikian rupa sehingga dicapai tingkat
efektifitas dan efisiensi yang tinggi bagi perusahaan. Tipe produk yang dihasilkan
oleh PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower adalah produk dengan variasi yang
tinggi, baik dari raw material yang digunakan yaitu memiliki karakteristik ukuran
yang berbeda di setiap jenisnya, berbagai macam mesin yang digunakan, hingga
proses produksi yang dipisahkan menjadi dua jenis yaitu proses umum dan khusus.
Hal tersebut menyebabkan setiap produk mempunyai marking atau kode produk
yang berbeda-beda sesuai dengan rancangan produk yang telah dibuat. Pembahasan
aspek perancangan meliputi teknik tata cara kerja, tata letak, dan penanganan
bahan. Berikut penjelasan mengenai aspek perancangan tersebut.
galvanize segera dikemas dan segera dilakukan proses delivery. Peta Proses
Operasi (PPO) dijelaskan pada Lampiran 3.
b. Peta Aliran Proses (PAP)
Peta Aliran Proses (PAP) adalah diagram yang memperlihatkan keseluruhan
urutan proses produksi dari raw material hingga produk disimpan di storage.
Kegiatan yang ditunjukkan pada diagram PAP adalah proses operasi, inspeksi,
transportasi, delay, dan penyimpanan. Peta Aliran Proses juga memuat informasi
tentang waktu produksi yang dibutuhkan dan total jarak perpindahaan dari raw
material hingga menjadi finish good. Kegiatan yang terdapat pada proses
produksi komponen common body tower transmisi 500kV adalah sebagai
berikut:
a. Pengambilan raw material
b. Proses umum meliputi cutting, holing dan stamping
c. Inspeksi secara random setelah material diproses secara umum
d. Proses khusus
e. Inspeksi setelah proses khusus
f. Perpindahan kompoonen ke bagian outgouing
g. Proses outgoing
h. Galvanisasi
i. Packing and Delivery, Peta Aliran Proses (PAP) dijelaskan pada Lampiran
4.
c. Diagram Alir
Diagram alir merupakan suatu gambaran menurut alur proses material dari satu
proses menuju proses lain disesuaikan dengan layout pabrik. Diagram aliran ini
berfungsi untuk memperjelas suatu peta aliran proses terutama jika aliran dalam
proses produksi merupakan faktor yang penting serta dapat membantu dalam
perbaikan layout tempat kerja. Perusahaan menerapkan pola aliran bahan yaitu
pola aliran bentuk U, hal ini diterapkan karena produk jadinya mengakhiri proses
pada tempat yang relatif yang sama dengan awal proses. Diagram Aliran
dijelaskan pada Lampiran 5.
d. Kondisi Lingkungan Kerja
Kemampuan dan keterbatasan manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal. Salah satu faktor eksternal adalah lingkungan kerja saat manusia
melakukan kegiatannya. Apabila kondisi lingkungan kerjanya baik maka
manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik pula sehingga
dicapai suatu hasil yang optimal. Selain itu faktor-faktor lingkungan kerja harus
selalu diperhatikan dan dikendalikan agar pekerja merasa nyaman. Hal tersebut
juga dapat meminimalisir kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Apabila
faktor lingkungan kerja selalu diperhatikan maka senantiasa akan meningkatkan
keuntungan dari perusahaan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tempat
dan lingkungan kerja di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower adalah sebagai
berikut:
1) Suhu atau temperatur
Suhu atau temperatur merupakan salah satu yang mempengaruhi kondisi
kerja. Setiap anggota tubuh manusia mempunyai suhu yang berbeda-beda.
Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normalnya agar
dapat menyesuaikan dengan perubahan-perubahan luar yang terjadi di luar
tubuhnya. Ketika para pekerja merasa nyaman maka produktifitas akan
12
Tabel 2 Hasil Pengukuran Kebisingan di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
(Lanjutan)
Lokasi Kebisingan Standard (dBA) Kesimpulan
Workshop C 79,4 >85 Normal
Workshop D 87,2 >85 Tidak Normal
Workshop E 93,9 >85 Tidak Normal
Workshop F 89,3 >85 Tidak Normal
Workshop G 72,9 >85 Normal
Packing 70,4 >85 Normal
Gudang Baut 70,1 >85 Normal
Outgoing 76,4 >85 Normal
Sumber: PT Bukaka Teknik Utama Tbk Unit Usaha Steel Tower (2019)
4) Pencahayaan
Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang
kelancaran proses produksi. Pencahayaan yang baik dapat mengurangi
kesalahan maupun kelelahaan mata saat bekerja. Pada beberapa proses
tertentu tingkat pencahayaan yang tepat sangat diperlukan dalam bekerja
untuk menghasilkan produk terbaik. Buruknya tingkat pencahayaan di suatu
tempat kerja seperti suram maupun berlebihnya pencahayaan dapat
mengakibatkan beberapa resiko yaitu kelelahan mata, kelelahan bekerja,
turunnya daya konsentrasi dan apabila tidak diperhatikan maka secara jangka
panjang akan menyebabkan kebutaan. yang terdapat di PT BTU Tbk Unit
Usaha Steel Tower dijelaskan pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil Pengukuran Pencahayaan di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
6) Bau-Bauan
Bau-bauan di tempat kerja yang menyengat dapat mengganggu pekerjaan,
karena dapat menurunkan konsentrasi pekerja, bau-bauan yang terdapat di
unit steel tower didominasi dengan bau serbuk besi, baja dan oli. Bau
menyengat akan terasa jika berada lama dalam workshop, oleh karena itu
pekerja dan visitor diwajibkan untuk memakai masker saat memasuki area
workshop.
7) Warna
Warna tembok di ruang produksi memberikan efek psikologis bagi pekerja.
Warna dominan yang terdapat pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
adalah biru pada dinding luar bangunan pabrik dan putih pada bagian dinding
dalam. Warna biru pada dinding luar dikarenakan biru adalah warna khas dari
PT BTU Tbk. Warna putih pada dalam bangunan dimaksudkan agar ruangan
terlihat luas dan senantiasa terlihat bersih.
8) Kebersihan
Tingkat kebersihan di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower sangat
diperhatikan dan merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang
berjalannya proses produksi. Kebersihan diterapkan di setiap area, bagian
office dibersihkan dan dirapikan setiap pagi, sedangkan area workshop
dibersihkan beberapa jam tertentu dengan tujuan membersihkan debu-debu
besi di lantai.
2.1.2 Display
Tipe tata letak yang diterapkan yaitu process layout, proses layout merupakan
tata letak yang menempatkan fungsi mesin dan peralatan dengan sifat atau fungsi
yang sama ditempatkan dalam satu departemen, serta berorientasi pada proses,
berhubungan dengan produksi volume rendah dan bervariasi tinggi. Tipe tata letak
ini didasarkan pada tipe perusahaan yang menjalankan produksi sistem Make To
Order (MTO) dengan menghasilkan produk dengan banyak varian.
PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower memiliki area produksi atau disebut
workshop, ruang office, inventory dan ruang mainteannce. Area workshop terdiri
dari 6 area yaitu workshop A, B, C, D, E dan F. Inventory terdapat berbagai jenis
yaitu yard inventory untuk penyimpanan material dan barang jadi. Inventory
15
tertutup terdiri dari inventory consumable, inventory tools dan baut, peralatan
mesin serta inventory maintenance. Tata letak PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
terdapat pada Lampiran 7.
3 ASPEK PERENCANAAN
Packing and Delivery. Gambaran secara umum alur proses produksi di unit tower
dapat dilihat pada Gambar 11.
PPIC BSTF
Produksi Out Going
Warehouse BSTB
P&D Galvanize
PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower pada dasarnya menerapkan alur
perencanaan berbasis proyek. Alat yang digunakan dalam pembuatan schedule
berbasis proyek adalah Master Schedule yang dibuat oleh PM dengan aplikasi Ms.
Project. Master Schedule adalah jadwal kegiatan dari rencana awal kontrak hingga
produk tersebut yaitu tower dipasang atau diinstal di titik yang telah ditentukan.
Master Schedule berfungsi untuk mengontrol jalannya sebuah produksi. Fungsi
lainnya adalah agar perencanaan dapat berjalan sesuai dengan waktu yang
diharapkan dan semua kegiatan yang dilakukan terkait dengan produksi tower
menjadi lebih efektif dan efisen. Pelaksanaan proyek yan terjadi dilapangan
biasanya tidak sepenuhnya sesuai dengan yang direncanakan melainkan terdapat
kendala tertentu yang menyebabkan suatu proyek mengalami perpanjangan waktu,
jika hal tersebut dialami oleh PT BTU Tbk Unit Usaha Steel tower dalam
pelaksanaan proyek yang ada, maka pihak management akan bernegosiasi dengan
pihak customer terkait permohonan perpanjangan waktu tersebut dengan
menyerahkan addendum (lampiran kontrak terkait perpanjangan waktu).
parkir untuk pegawai yang membawa kendaraan roda empat maupun roda
dua. Lahan parkir bagi kendaraan roda dua memiliki tempat terbuka dan
tertutup sedangkan untuk kendaraan roda empat lahan parkir terbuka
berada di bagian depan pabrik
b. Kesejahteraan Karyawan
Kesejahteraan karyawan adalah aspek sangat penting yang harus
diperhatikan. Kecukupan kesejahteraan karyawan sangat berpengaruh
terhadap kinerja dan loyalitas karyawan sehingga akan berpengaruh terhadap
produktivitas perusahaan. Kesejahteraan yang terdapat pada PT BTU Tbk
Unit Usaha Steel Tower sebagai berikut:
1). Tunjangan hari raya
2). Koperasi karyawan
3). Serikat pekerja
4). Uang Transport
5). Uang Lembur
6). Jaminan kesehatan Jamsostek dan BNI Life
7). Beras dan susu setiap bulan
4. Pelatihan-pelatihan K3
PT BTU Tbk-Unit Usaha Steel Tower melakukan pelatihan-pelatihan K3
diantaranya yaitu pelatihan mengunakan peralatan kerja, alat penanganan bahan,
bekerja pada ketinggian, safety driving dan prosedur penanggulangan keadaan
darurat.
5. Pemeriksaan kesehatan karyawan
PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower menjamin kesehatan karyawan dengan
melaksanakan medical checkup setiap 1 (satu) tahun sekali bagi seluruh
karyawan.
6. Simulasi keadaan darurat
PT BTU Tbk-Unit Usaha Steel Tower setiap 1 (satu) tahun sekali melakukan
simulasi keadaan darurat yaitu meliputi simulasi bencana gempa bumi dan
simulasi kebakaran dengan melibatkan seluruh karyawan.
3.2 Identifikasi Permasalahan dan Alternatif Solusi Aspek Perencanaan
Saat Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan terdapat beberapa
permasalahan berdasarkan hasil pengamatan dan analisa. Permasalahan yang
didapat berdasarkan hasil pengamatan dan analisa. Permasalahan dan alternatif
solusi pada aspek pereencanaan dapat dilihat pada Tabel 6. Why-why analysis
identifikasi permasalahan aspek perencanaan dapat dilihat pada Lampiran 14.
Tabel 6 Identifikasi Permasalahan dan Alternatif Solusi Aspek Perencanaan
No Kondisi Aktual Lokasi Alternatif Solusi
1 Penjadwalan produksi PPIC Membuat JIP yang terintegrasi
yang sering berubah- dengan kapasitas mesin,
ubah karena tidak ketersediaan material, kondisi
adanya JIP yang mesin, ketersediaan pekerja
terintegrasi dengan serta
kapasitas produksi dan saling berkesinambungan
ketersediaan material. dengan semua departemen.
2 Karyawan sub-kontrak All Manajemen perusahaan
kurang produktif dan Workshop membuat kontrak kerja dengan
kurang mematuhi perusahaan join company yang
peraturan perusahaan. berisi ketentuan peraturan
perusahaan serta sanksi bagi
karywan sub-kontrak.
22
4 ASPEK PENGENDALIAN
pengecekan pada panel listrik dan pengencengan terhadap baut, mur atau
sparepart yang terpasang.
2) Periodic Maintenance
Periodic Maintenance adalah kegiatan pemeilharaan yang dilakukan
secara periodic atau berkala dalam jangka waktu tertentu, misalnya
seminggu sekali, sebulan sekali, bahkan setahun sekali. Periodic
Maintenance pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower dilakukan oleh
bagian maintenance maupun teknisi mesin setiap seminggu sekali hingga
satu bulan sekali untuk setiap jenis mesin. Mesin yang ada di PT BTU Tbk
Unit Usaha Steel Tower dikelompokan menjadi 3 grup yaitu CNC, Manual
dan Support. Masing-masing grup mesin tersebut terbagi atas beberapa
jenis mesin lagi dan memiliki jadwal perawatan yang berbeda antara setiap
jenis mesinnya, sehingga jumlah mesin yang harus diperiksa setiap
minggunya berbeda-beda sesuai jadwal yang telah dibuat. Jadwal
preventive yang diterapkan di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower dapat
dilihat pada Lampiran 17. Pengecekan ini dilakukan pada seluruh sub-
mesin sesuai dengan checksheet atau lembar pengecekan dari masing-
masing mesin. Contoh kegiatan pada periodic maintenance ini adalah
perawatan pada part machine misalnya power pack, funching block, main
body, meja kerja dan control panel, selain itu kegiatan yang dapat
dilakukan bisa berupa melakukan penggantian part pada part yang harus
diganti. Lembar pengecekan mesin tersebut dapat dilihat pada lampiran
18.
b) Corrective Maintenance
Corrective Maintenance merupakan perawatan yang dilakukan setelah
terjadinya kerusakan pada komponen suatu mesin yang menyebabkan mesin
tidak dapat beroperasi. Perbaikan pada mesin yang rusak dapat ditangani oleh
pihak internal yaitu bagian maintenance atau dilakukan oleh pihak eksternal
yaitu supplier mesin. Tujuan dari perbaikan ini yaitu untuk menjadikan
kembali mesin kepada kondisi basicnya.
2. Prosedur perawatan dan perbaikan mesin
Keadaan ideal dalam kegiatan produksi disetiap perusahaan adalah menjaga
keadaan fasilitas produksi yang selalu siap guna untuk dipakai dalam pemenuhan
target kegiatan produksi yang direncanakan, oleh karena itu diperlukan prosedur
perawatan dan perbaikan pada mesin maupun fasilitas. Prosedur tersebut
digunakan untuk mencegah terjadinya kerusakan maupun kecelakan yang tidak
dikehendaki sehingga menyebabkan terjadi hambatan dalam alur kegiatan
produksi, oleh karena itu sebelum dilakukan perbaikan perlu adanya tata cara
proses persiapan perbaikan pada mesin. SOP persiapan perbaikan pada mesin
dapat dilihat pada Lampiran 19. Kerusakan yang terjadi pada mesin dapat
ditangani oleh bagian maintenance PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower itu
sendiri maupun pihak eksternal yaitu supplier mesin. Proses perbaikan mesin
diawali dengan adanya laporan operator yang bertanggung jawab terhadap mesin
tersebut terkait kerusakan mesin kepada supervisi maintenance. PT BTU Tbk
Unit Usaha Steel Tower mempunyai standar-standar dalam perawatan setiap
mesin, contohnya pada mesin CNC. Bagian-bagian mesin tersebut adalah power
pack, punching block, main body, meja kerja, control panel, maupun lainnya.
25
PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower sendiri belum maksimal, karena belum
terdapat penanggung jawab dari setiap fokus kegiatan 5S dan dokumen-
dokumen penunjang pelaksanaan fokus kegiatan 5S juga belum tersedia.
Selain itu karena seringnya pergantian operator subkon pada workshop,
sehingga penerapan budaya kerja 5S sulit untuk dilakukan.
Ukuran Toleransi
Panjang 1-2 mm dari panjang profil menurut desain
Tebal ± 5.5% dari tebal profil menurut desain
Lebar ± 2.1% dari tebal profil menurut desain
Sumber : PT Bukaka Teknik Utama Tbk Unit Usaha Steel Tower (2019)
30
2. Holing
Proses holing merupakan pelubangan pada besi plate maupun besi siku.
Pada proses holling pengendalian mutu yang dilakukan yaitu mengukur
jarak antar lubang maupun diameter lubang raw material yang telah di
proses. Proses holling sendiri terbagi atas proses manual dan mesin. Pada
proses manual proses pengecekan dilakukan hampir 100% dari setiap
produk yang dihasilkan, sedangkan pada mesin dilakukan metode
sampling dalam pengecekan tersebut. Tingkat toleransi yang diberikan
kepada operator jika terjadi kesalahan pada proses holling dapat dilihat
pada Tabel 8.
Tabel 8 Toleransi Proses Holing
Ukuran Toleransi
Jarak Antar Lubang ± 1-2 mm dari jarak antar lubang menurut desain
Diamteter Lubang ± 5.5% dari diameter lubang menurut desain
Sumber: PT Bukaka Teknik Utama Tbk Unit usaha Steel Tower (2019)
3. Bending
Proses bending merupakan proses pembengkokan pada besi plate. Pada
proses bending pengendalian mutu yang dilakukan yaitu mengukur sudut
dari bengkokkan tersebut. Alat yang digunakan untuk mengukur sudut
tersebut bernama Bevel Priotactor, sedangkan metode yang dilakukan
untuk mengukur mutu pada hasil proses ini adalah metode sampling.
Seperti pada proses lainnya, proses ini pun diberikan tingkat toleransi
kepada operator jika terjadi kesalahan sebesar ± 0.5-2 derajat dari derajat
yang telah ditetapkan dalam desain. Alat ukur Bevel Protactor dapat
dilihat pada Gambar 14.
pelanggan PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower dapat dilihat pada Gambar
15.
Supplier Material
Pendukung
Supplier Material
PT BTU-Tbk Unit Usaha
Pendukung Costumer
Steel Tower
Supplier Barang
Consumable
Keterangan
: Aliran Informasi Supplier Sparepart
: Aliran Uang
: Aliran Barang
Gambar 15 Skema Jaringan Rantai Pasok PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
Terdapat tiga aliran yang dikelola dalam skema jaringan rantai pasok PT BTU
Tbk Unit Usaha Steel Tower yaitu aliran barang, aliran informasi dan aliran uang.
Penjelasan mengenai ketiga aliran tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. Aliran Barang
Aliran barang yang terjadi pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
yaitu:
i. Supplier
1) Aliran Bahan Material Utama
Aliran barang di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower dimulai dari
kedatangan material utama. Material Utama seperti plate besi dan siku
besi berasal dari supplier plate dan siku dalam negeri. Pengiriman
material utama dari supplier didistribusikan menggunakan transportasi
truk trailer milik supplier atau menggunakan jasa 3PL menuju area
unloading material PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower pada waktu
yang sesuai dengan kesepakatan.
2) Aliran Komponen Pendukung
Pengiriman komponen pendukung seperti kapur, kawat dan oli dikirim
dari pihak supplier menggunakan moda transportasi truk atau mobil
box. Komponen pendukung dikirim dari supplier dalam waktu periode
tertentu sesuai dengan kebutuhan atau ketentuan yang telah ditetapkan
bersama.
3) Aliran Barang Consumable
Pengiriman barang consumable seperti air mineral, masker, sarung
tangan, earplug, kain majun dan alat APD lainnya didistribusikan
menggunakan moda transporatsi darat yaitu berupa alat transportasi
milik supplier dan akan disimpan di gudang consumable. Barang
cosumable dikirim secara rutin oleh pihak supplier dalam jangka waktu
satu minggu sekali.
33
c. Aliran Uang
i. Supplier
Aliran uang yang terjadi pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower yaitu
pembayaran pembelian material utama, material pendukung, sparepart dan
barang consumable dengan masing-masing supplier. Supplier akan
memberikan surat jalan dan dibuatkan Bukti Terima Barang oleh
Koordinator gudang yang selanjutnya diserahkan kepada bagian
procurement. Bukti Terima Barang kemudian diserahkan kepada bagian
keuangan untuk dilakukan proses pembuatan dokumen pembayaran dan
pembayaran dilakukan terhadap supplier terkait.
ii. Customer
Aliran uang yang terjadi antara PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
dengan customer yaitu dimulai dari bagian PPIC yang akan memberikan
informasi data pengiriman produk kepada bagian Keuangan. Bagian
keuangan akan mengirmkan dokumen pembayaran kepada pihak customer.
Proses pembayaran dapat dibayarkan di awal maupun di akhir sesuai
kesepakatan antara customer dengan marketing.
2. Strategi Rantai Pasok
Strategi rantai pasok yang digunakan PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
yaitu strategi yang bertujuan untuk peningkatan kepuasan konsumen, mengurangi
biaya operasional serta menghadapi persaingan antar perusahaan kompetitor.
Strategi yang diterapkan perusahaan merupakan strategi yang efisien dan
terintegrasi dengan baik dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Srategi rantai
pasok PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower dapat dilihat pada Lampiran 24.
c. Limbah Consumable
Limbah consumable yang dihasilkan PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
berupa peralatan yang digunakan habis sekali pakai, seperti kapur, grinding
wheel, earplug, masker, helm proyek, dan sarung tangan.
2. Upaya Pengendalian Limbah
Pengendalian limbah pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower dijelaskan
sebagai berikut:
a. Limbah Padat
Pengendalian limbah padat berupa sisa-sisa material dan scrap dikumpulkan
dan dijual kembali kepada pihak ketiga, sedangkan limbah padat domestik
atau limbah perkantoran dikumpulkan terlebih dahulu di tempat
penampungan umum sampah PT BTU untuk kemudian diserahkan kepada
Dinas Kebersihan Kota Bekasi dan dibuang menuju TPU Bantar Gebang.
b. Limbah B3
Pengendalian limbah padat B3 yaitu dengan ditampung di tempat
penyimpanan sementara dan selanjutnya diserahkan kepada pihak ketiga
untuk dikelola kembali. Sedangkan pengendalian limbah cair berupa sisa
cairan nitrogen dan oli yang telah kotor ditampung di tempat penyimpanan
sementara limbah B3 untuk kemudian diserahkan kepada pihak ketiga yang
berwenang selain itu limbah B3 cair berupa oli dan sisa bahan bakar
digunakan untuk pelatihan pemadam kebakaran.
c. Limbah Consumable
Pengendalian limbah consumbale sampah domestik yaitu menerapkan sistem
pemilahan sampah sesuai jenisnya, seperti warna kuning untuk limbah
plastik, warna biru untuk limbah logam dan warna hijau untuk limbah kertas
dan sisa makanan, sedangkan limbah consumable berupa peralatan sekali
pakai ditampung dan dikumpuklan pada keranjang scrap.
5.1 SIMPULAN
Hasil dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah dilaksanakan
di PT BTU Unit Usaha Steel Tower dapat disimpulkan beberapa informasi sebagai
berikut :
Berdasarkan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang telah
dilaksanakan di PT BTU Unit Usaha Steel Tower dapat disimpulkan beberapa
informasi sebagai berikut :
1. Aspek Perancangan
Berdasarkan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT BTU Unit Usaha
Steel Tower, dapat disimpulkan Aspek Perancangan antara lain :
a. Kondisi lingkungan kerja workshop dan office pada PT BTU Tbk Unit
Usaha Steel Tower sudah cukup baik. Display yang terdapat pada area
pabrik sudah cukup terlihat baik dalam ruangan workshop maupun
ruangan office.
b. Tata letak PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower adalah process layout
karena proses produksi yang tidak beraturan dalam melakukan produksi
tetapi sesuai dengan pemesanan konsumen.
c. Alat penanganan bahan yang terdapat pada PT BTU Tbk Unit Usaha Steel
Tower sebagian besar adalah alat berat. Hal tersebut dikarenakan material
yang terdapat di PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower berbahan logam
dengan ukuran yang besar dan berat. Alat penanganan bahan diantaranya
Over Head Crane (OHC), Gantry Crane, Truck Trailer, Diesel Forklift,
Lori, Pallet Truck, Pallet Kayu, Handlift, Rak Penyimpanan, Infeed Table,
dan Drum.
2. Aspek Perencanaan
Berdasarkan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT BTU Tbk Unit
Usaha Steel Tower, dapat disimpulkan Aspek Perencanaan antara lain :
a. PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower menggunakan sistem make to order
sesuai dengan pesanan customer.
37
5.2 SARAN
1. PT Bukaka Teknik Utama Tbk Unit Usaha Steel Tower seharusnya memulai
sistem penerapan 5S agar lingkungan perusahaan tersebut terlihat rapih dan
bersih untuk para karyawan mempunyai tanggung jawab dalam melakukan
perkerjaan dan membentuk organisasi 5S di perusahaan.
2. Lingkungan kerja seharusnya menambahkan blower dan ventilasi udara agar
tidak terlalu panas dalam ruangan workshop.
3. Adanya rancangan sistem dalam bekerja yang baik agar para pekerja dapat
melakukan kerja secara mudah dan cepat.
4. Perlu untuknya mengganti lampu pada ruangan workshop dengan lampu
LED.
5. Menata penempatan raw material dan produk jadi sesuai layout perusahaan
serta menambahkan area penyimpanan produk jadi sesuai kapasitas yang
dibutuhkan.
6. Menyediakan meja/ jig yang sesuai standar untuk proses holling pada line bor
magnet sehingga operator tidak perlu jongkok dalam bekerja.
38
7. Perlunya koordinasi antar bagian para pekerja agar adanya komunikasi yang
baik untuk mewujudkan tujuan perusahaan.
8. Manajemen perusahaan membuat kontrak kerja dengan perusahaan join
company yang berisi ketentuan peraturan perusahaan serta sanksi bagi
karyawan sub-kontrak.
9. Membuat JIP yang terintegrasi dengan kapasitas mesin, ketersediaan
material, kondisi mesin, ketersediaan pekerja, sehingga tercipta koordinasi
yang saling berkesinambungan dengan semua departemen.
10. Membuat penjadwalan pembelian bahan baku, barang consumable, dan
sparepart dengan memperhatikan kapaitas penyimpanan dan safety stock.
39
DAFTAR PUSTAKA
Assauri S. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta (ID): Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Haming M, Nurnajamuddin M. 2012. Manajemen Produksi Modern, edisi Kedua,
buku 2. PT. Bumi Aksara. Jakarta
Nasution M. N. .2005. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management).
Bogor (ID): Ghalia Indonesia.
PT BTU Tbk – Unit Usaha Galvanis. 2016. Quality Assurance Sistem Manajemen
Mutu. Bogor (ID): PT BTU Tbk – Unit Usaha Steel Tower.
Republik Indonesia. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1405/Menkes/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran. Kementrian Kesehatan. Jakarta.
Soeharto I. 1990. Manajemen Proyek Industri: Persiapan, Pelaksanaan,
Pengelolaan. Jakarta (ID) : Penerbit Erlangga.
.
40
41
LAMPIRAN
42
43
Start
T
QC Patron
QC
Y
- Input Kode Program CAD/CAM
Operasional Produksi Proses Holling Repair Mesin CNC
-Work Order (WO)
T
QC QC
Y
- Input Kode Program CAD/CAM
Proses Mesin CNC
Operasional Produksi Repair
Stamping -Work Order (WO)
T
QC QC Patron
Y
T Work Order (WO)
PK
QC T
QC
Finish
45
Lampiran 3 Peta Proses Operasi Common Body Part I Tower Transmisi 500KV
Besi Siku 130 X Besi Siku 150 X Besi Siku 100 X Besi Siku 120 X
130 X 12 SS 540 150 X 12 SS 540 100 X 10 SS 540 120 X 10 SS 540
200 O-15 Holing 240 O-11 Holing 200 O-7 Holing 200 O-2 Holing
Inspeksi Inspeksi
60 I-7 proses 60 I-5 proses 60 I-2 Inspeksi
khusus Khusus
60 I-3 Inspeksi
600 O-17
Outgoing
Proses
1200 O-18
Galvanize
Inspeksi
300 I-9 Galvanize
DIAGRAM ALIR
Yard Storage
Incoming
9
2
Proses Packing
6
1
4
Proses umum
2
2
8
Proses khusus
3
4
1
5
8
3 3
3
Galvanize
5 5
Outgoing
6
7 7 4 6 4
48
]
49
Jalur evakuasi
f. Jalur adalah suatu
Evakuasi pemberitahuan
jalur khusus yang
menghubungkan
ke area aman, jika
terjadinya suatu
peristiwa yang
tidak diinginkan.
Suatu himbauan
g. Himbauan yang wajib di
ikuti atau dipatuhi
agar berhati-hati
dan selalu
mematuhi
prosedur atau
himbauan yang
telah di tetapkan
oleh perusahaan
tersebut.
50
Lampiran 8 Alat Penanganan Bahan PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
Lampiran 8 Alat Penanganan Bahan PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower (Lanjutan)
No. Jenis Nama Alat Gambar Keterangan
Transportasi Drum Drum handler adalah
Handler suatu alat yang merupakan
alat penangan bahan yang
berfungsi untuk
mengangkut material yang
diletakan di dalam drum.
Alat tersebut memiliki
daya tumpuh untuk
mengangkut material
hingga 400kg. Drum
handler tersebut biasanya
digunakan pada bolt
inventory maupun bagaian
maintenance untuk
mengangkut oli di dalam
drum
Pallet Truck Pallet truck adalah suatu
alat yang di gunakan di
sebuah usaha unit steel
tower yang digunakan oleh
component inventory
untuk mengangkut bolt
atau anchor yang telah
diletakan di atas
pallet.pallet truck tersebut
dapat memudahkan para
pekerja untuk
memindahkan barang-
barang yang telah di
letakan di atas pallet.
Pallet tersebut memiliki
daya angkut sebesar 2 ton.
2. Storage Rak Rak penyimpanan
Penyimpanan merupakan suatu alat
penanganan bahan bahan
yang terdapat pada
component inventory dan
consumable inventory. Dan
rak penyimpanan tersebut
memiliki daya tumpuh beban
hingga 6 ton.
54
Lampiran 8 Alat Penanganan Bahan PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
(Lanjutan)
No. Jenis Nama Gambar Keterangan
Alat
3 Utilizing Infeed Infeed table adalah
Equipment Table suatu benda yang
berfungsi untuk
meletakan suatu bahan
baku seperti plate dan
siku sebelum dalam
proses pada mesin
ficep rapid.
Lampiran 13 Alat Pelindung Diri PT BTU Tbk Unit Steel Tower (lanjutan)
No Nama Gambar Keterangan
5 Safety Shoes Fungsi : Melindungi kaki
dari benda jatuh, bahaya
tersandung dan
tergelincir
Lampiran 24 Strategi Rantai Pasok PT BTU Tbk Unit Usaha Steel Tower
Keputusan
Efisien Ceklist Responsif Ceklist
Takstis
Lokasi Pabrik berlokasi Pabrik berlokasi
dekat dengan dekat dengan
tenaga kerja pasar, punya akses
murah dan drekat tenaga kerja √
dengan bahan terampil dan
baku.
teknologi yang
memadai.
Skala Fasilitas Skala Ekonomis Jumlah banyak
harus terpenuhi dalam ukuran lebih
(sentralisasi) √
kecil
(desentralisasi)
Sistem Produksi Tingkat utilitas Fleksibel dan
√
tinggi kapasitas ekstra
Persediaan Minimasi Persediaan
tingkat pengaman cukup
√
persediaan di lokasi yang
tepat.
Transportasi Pilih harga Transportasi cepat
transportasi
√
murah bila
harga prioritas
Pasokan Pilih pemasok Pilih pemasok
dengan harga berdasarkan
&kualitas √ kecepatan,
sebagai kriteria fleksibilitas &
utama kualitas.
Pengembangan Fokus ke Modular design,
√
Produk minimasi biaya produk
74