Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat — syarat guna memperoleh gelar
Oleh :
PRISCILLIA WIJAYA
MM : 09.70.0124
ii
Laporan penguji pada
bulan
Februari 2013
Pertanian
Pembimbing
Patricius MSc.
Pangan
Semarang
Pembimbing Akademik
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek
dengan judul "STUDI PENERAPAN GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) PADA
ROTI MANIS Dl PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO, Tbk." ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Banyak manfaat yang diperoleh penulis dari kerja praktek ini dimana penulis dapat memahami
lebih jauh tentang dunia kerja dan diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama
perkuliahan. Selain itu, penulis -juga mendapat banyak pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan yang nantinya dapat menjadi bekal bagi penulis di masa depan.
Dalam pelaksanaan kerja praktek dan penulisan laporan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
terima kasih kepada :
l . Ibu Ita Sulistyawati, S.TP, M.Sc. sebagai Dekan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Soegijapranata Semarang
2. Ibu Inneke Hantoro selaku dosen pernbimbing kerja praktek yang telah memberikan
pengarahan, bimbingan, dan perhatian dalam pelaksanaan dan penyusunan laporan kerja
praktek,
3. Bapak Patricius Didik Setiawan sebagai supervisor PDQA yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan, dan informasi kepada penulis selama kerja praktek,
4. Bapak Oentung Lestari sebagai HRD yang telah mengijinkan penulis untuk magang kerja di
6. Segenap rekan - rekan quality control (QC), dan laboratorium analyst yang telah memberikan
bimbingan selama kerja praktek.
iv
7. Seluruh stam karyawan dan security VP. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. yang telah
memberikan informasi-informasi dan bantuan yang dibutuhkan oleh penulis.
8. Orang tua penulis yang telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam kerja praktek
dan penulisan laporan kerja praktek ini.
9. Seluruh teman-teman angkatan 2009 jurusan Teknologi Pangan untuk segala dukungan,
pertolongan dan semangat yang diberikan.
10. Semua pihak yang telah memberikan saran dan kritik yang sangat membantu penulis dalam
melakukan penulisan laporan kelja praktek ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, sehingga penulis merasa perlu adanya
kritik dan saran yang membangun bagi laporan kerja praktek ini. Semoga laporan kerja praktek
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
2013
v
DAFTAR ısı
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ısı
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL viii
Waktu dan
Metode
KEADAAN
Sejarah
Visi dan
Visi
Misi
Lokasi dan
Lokasi
Tata
Struktur
Ketenagakerjaan
Sistem
Fasilitas
Jam
Cuti
Rencana
SPESIFIKASI
Prodük
Sistem Pemasaran
ı. PENDAHULUAN
I. l. Latar Belakang I
.2. Tujuan
13. I
.4.
2.
2.1.
2.2.
2.2. l.
2.2.2.
2.3.
2.3. l.
2.32.
2.4.
2.5.
2.5.1.
2.5.2.
2.53.
2.5.4.
2.6.
3.
3. I. 3.2.
4. PROSES PRODUKSI 18
4.1. Bahan Bakü 18
4.1.1. Bahan Bakü Utama 18
4. I .2. Bahan Bakü Penunjang 19
4.1.3. Bahan Pengemas 20
4.2. Proses Prodüksi Roti Manis 21
4.2.1. Diagmm Alir Proses Prodüksi Roti Manis 21
4.22. Proses Prodüksi Roti Manis 23
5.2.1. Lokasi 31
5.2.2. Bangunan dan Ruangan 34
5.2.3. Fasilitas 35
5.2.4. Kontrol Operasi 39
5.2.5. Perawatan dan Kebersihan46
7.1. Kesimpulan
7.2. Saran
9.2. Denah
8. DAFTAR PUSTAKA 58
9. LAMPIRAN 59
9.1. Cheklist 59
77
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
Tabel l. Jenis roti manis yang diproduksi PT. Nippon Indosari Corpindo, Thk.
Tabel 2. Jenis roti tawar yang diproduksi PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. 15
viii
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di era globalisasi ini dimana dunia telah begitu maju dan berkembang disertai dengan
perkembangan teknologi yang begitu pesat. Adanya kemajuan teknologi ini menuntut
masyarakat untuk mampu menyesuaikan diri dan mampu mengembangkan pengetahuannya di
bidang teknologi. Sebagai mahasiswa Program Studi Teknologi Pangan Universitas Katolik
Soegijapnnata Semarang, penulis juga dituntut untuk memiliki pengetahuan dan pengalaman
yang luas terhadap teknologi terutama dalam bidang pangan. Salah satunya ialah dengan
melakukan kerja praktek di PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. Dengan adanya kerja praktek
ini, diharapkan segala teori dasar yang sudah didapatkan selama perkuliahan
dapat diterapkan oleh penulis secara nyata di perusahaan dan diharapkan penulis dapat
1.2. Tujuan
Tujuan dari kerja
0
praktek ini adalah untuk mengetahui proses produksi dan sistem pengendalian mutu pada
produk roti manis di PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk.
1
2
1.4. Metode Kerja Praktek
Kerja praktek dilaksanakan dengan menggunakan metode pengamatan langsung, wawancara,
dan diskusi di tempat kerja praktek serta melalui studi pustaka yang berkaitan dengan kerja
praktek. Kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek ini antara lain :
l. Perkenalan dengan para staff PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk- Perkenalan ini bertujuan
agar mahasiswa kerja praktek dapat berkenalan dengan para staff PT. Nippon Indosari
Corpindo, Tbk. agar mampu menjalin keakraban dengan para staff PT. Nippon Indosari
Corpindo, Tbk.
2. Perkenalan dengan mahasiswa universitas lain yang juga melakukan kerja praktek di PT.
Nippon Indosari Corpindo, Tbk. Perkenalan bertujuan agar antar mahasiswa kerja praktek
saling mengenal sehingga dalam pelaksanaan kerja praktek dapat terjalin kerja sama yang
baik.
3. Diskusi dengan pernbimbing lapangan mengenai proses produksi dan pengawasan mutu roti
manis di PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. Tujuannya adalah untuk memperoleh data dan
informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan kerja praktek.
4. Pengamatan langsung keadaan di lapangan terutama mengenai hal—hal yang berkaitan
dengan pengawasan mutu dan proses produksi roti manis.
5. Presentasi akhir mengenai pengawasan mutu proses produksi roti manis. Tujuan presentasi
akhir ini adalah sebagai indikator hasil kerja praktek yang telah dilakukan.
6. Studi pustaka, berupa pengumpulan data dari berbagai literatur sebagai parameter
pembanding untuk
penyusunan laporan praktek kerja lapangan.
2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
Pada tahun 2005, PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk. mulai mengembangkan usahanya di
wilayah Jawa Timur dengan mendirikan pabrik di daerah Pasuruan dengan kapasitas produksi
sebanyak 3 line.] Dalam perkembangannya, pabrik di Pasuruan juga melayani pemasaran di
wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Bali. Pada I I Desember 2006, perusahaan berhasil
memperoleh sertifikat HACCP (sistem jaminan keamanan pangan). Selanjutnya pada tanggal 15
Desember 2008, PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. kembali membangun pabrik baru yang
terletak di kawasan industri Jababeka, Cikarang, dimana pada tahun 2010 dilakukan penambahan
kapasitas dariO line produksi menjadi 4 line produksi, sehingga dapat memperluas daerah
distribusi hingga Lampung dan Cirebon.
Seiring dengan meningkatnya penjualan di Jawa Tengah dan Yogyakarta, pada tahun 2011 PT.
Nippon Indosari Corpindo, Tbk. meresmikan pabriknya di Semarang dengan kapasitas produksi
sebanyak 2 line. Atas permintaan masyarakat Indonesia, terutama di Sumatera, PT. Nippon
Indosari Corpindo, Tbk. juga mengoperasikan pabrik baru di Medan dengan kapasitas produksi
sebanyak 2 line, yang diresmikan pada akhir April 2011. PT Nippon Indosari Corpindo, Tbk.
menambah pabrik di Kawasan Industri MM 2100 Cibitung yang memiliki kapasitas ganda.
Selanjutnya, pabrik di Palembang dan Makassar juga sudah mulai beroperasi di tahun 2012 ini.
3
4
• Ruang sekuriti
Ruang sekuriti ditempatkan di bagian pintu utama pabrik dan pintu masuk ruang produksi,
sehingga segala sesuatu yang melewati pintu utama tersebut dapat diketahui oleh bagian sekuriti.
5
• Ruang proses
Ruang proses terletak terpisah dari ruang perkantoran. Ruang proses terdiri dari ruang
penerimaan bahan baku, ruang produksi, ruang pengemasan, dan ruang penyimpanan produk
jadi.
• Laboratorium
Laboratorium yang terdapat di PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. dipakai untuk menguji
semua bahan dan produk, baik bahan baku sebelum proses ataupun setelah menjadi produk jadi.
Lokasi ruang laboratorium terletak di lantai dua pabrik dekat dengan ruang kantor quality
assurance
• Ruang penunjang
Ruang- penunjang tainnya yang dimiliki PP. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. adalah mushola,
kantin, kamar mandi, vunng boiler, ruang genset, ruang kupikal, ruang air humidity unit (AHU),
dan tempat parkir.
• Gudang
PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. memiliki tiga gudang yaitu gudang penyimpanan bahan
baku, yang digunakan untuk menyimpan bahan baku utama, gudang penyimpanan produk jadi,
dan gudang penyimpanan produk yang rusak.
2.4. Struktur
Organisasi
Struktur organisasi PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. merupakan perusahaan dengan bentuk
hukum perseroan terbatas yang terbuka.Pemegang kekuasaan tertinggi di PT. Nippon Indosari
Corpindo, Tbk. merupakan asisten manajer umum yang berhak dalam pengambilan keputusan
tertinggi pada pabrik Semarang. Sü•uktur organisasi yang digunakan PT. Nippon Indosari
Corpindo, Tbk. mengikuti sistem divisi berdasarkan fungsi yang terbagi atas tujuh divisi atau
departemen, dimana setiap divisi membawahi beberapa sub divisi yang dipimpin oleh seorang
kepala bagian yang beberapa pekerja.
2.5. Ketenagakerjaan
7
Jumlah tenaga kerja yang tercatat PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. cabang Semarang
sekarang ini ialah sebanyak 281 orang karyawan, yang terdiri dari karyawan tetap sebanyak 40
orang, karyawan kontrak sebanyak 170 orang, dan karyawan oulsourcing sebanyak 71 orang
Perhitungan dan pernbaygraı gaji dan uang lembur sesuai Kep. 102/Men/VI/2004.Upah bulanan
ini mencakup upah pokok dan tunjangan. Fasilitas — fasilitas yang diberikan pada para karyawan
di PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. ialah:
l. Banman makan (Katering)
Katering diberikan tiga kali sehari pada setiap shift,
dengan jam pelayanan:
* • 17.00- 19.30 WB
: 22.00 - 01.00 WB
2. Tunjangan Skift
Tunjangan meliputi uang transportasi dan uang makan (hanya pada bulan
puasa).
3. Jamsostek (Jaminan Kesehatan Keluarga, Jaminan
Kematian, Jaminan Hari Tua)
4. Tunjangan Hari Raya
5. Poliklinik
Fasilitas poliklinik diberikan untuk seluruh karyawan, dengan jam pelayanan : 13.00 21.00
WB.
2.5.3. Jam Kerja Karyawan
Proses prodüksi roti di PT. Nippon Irıdosari Corpindo, Tbk. cabang Semamng ini beroperasi
setiap hari selama 24 jam dan waktu istirahat diberikan 2 kali yaitu pada pukul 12.00-13.00 dan
pukul 22.00-23.00 WIB, denganjam keda:
9
• Operasional (Produksi)
Para karyawan operasional memiliki waktu kerja enam hari seminggu denganjam kerja pukul
07.00 — 15.00 untuk shifi l, pukul 15.00 — 23.00 untuk shift 2, dan pukul 23.00 — 07.00 untuk
shifi 3, dengan jam istirahat yang ditentukan oleh pemimpin grup, dengan jam istirahat yang
berbeda — beda pula untuk setiap shift.
Pada hari-hari tertentu seperti pada saat hari raya, perusahaan tetap beroperasi maka karyawan
prodüksi juga tambahan uang lembur. Pada ET. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. cabang
Sernarang, sistem kerja karyawan juga berlaku sistem rolling shifi, dimanajam kerja shift
ditentukan berdasarkan sifat dan kondisi kerja di setiap unit kerja.
2.5.4. Cuti dan ijin
Semua karyawan memiliki hak cuti sebanyak 12 hari per
uhun dan temp mendapatkan upah.Waktu pengambilan cuti disesuaikan
dengan kebutuhan dan pertimbangan keadaan perusahaan. Cuti hamil dan melahirkan diberikan
kepada karyawan wanita selama 1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan setelah melahirkan
dengan upah penuh. PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. cabang Semarang memberikan ijin bagi
karyawan untuk meninggalkan perkerjaan untuk hal-hal tertentu yang
diijinkan
perusahaan.
2.6. Rencana Pengembangan Perusahaan
PT. Nippon Indosari CorpindoJThk: cabang Semarang sedang mengadakan perluasan pabrik,
dimana nantinya akan didirikan line tambahan untuk roti manis, hal ini dikarenakan permintaan
roti manis semakin meningkat di daemh Semamng dan sekitamya.
3. SPESIFIKASI PRODUK
10
Nama Produk
Roti Netto:
3.1. Produk yang Dihasiikan
Produk roti "Sari Roti"merupakan roti dengan berbagai macam ukuran, bentuk, rasa yang
bervariasi. Produk roti ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu roti manis dan roti nwar.
Roti Manis
PT. Nippon Indosari Corpindo memproduksi bermacam-macam produk roti manis dengan
berbagai macam varian bentuk dan rasa sehingga semakin menarik konsumen.
Tabel l. Jenis roti manis yang diproduksi PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk.
11
Spesifikasi
Sobek Isi Coklat
Sarikaya 226g
air,
pengganti
coldat,
gula telur,
ragi,
garam,
Nama Produk
Roti Netto:
13
Nama Produk
Roti Netto:
Kasur Keju
180g
Komposisi:
Tepung terigu, air, keju, gula
pasir, telur, margarin, ragi, susu
bubuk, lemak reroti, pengemulsi
Komposisi:
14
Nama Produk
Roti Isi Netto:
Krim Coklat
Kompoúi:
TQung terigu, air, gula pasir,
sirup pasta coklat, telur,
lemak ra•oti, susu manis, ragi,
susu pengemulsi nabati, garam, paWa»M kalsium
propionat, perisa coklat.
pasir,
fruktosa,
lemak
ragi,
pengemulsi
perisa
sirup
margarin,
kental
bubuk,
garam,
69g
15
Nama
Roti Isi Netto:
Roti Krim Moka
keju
Roti Isi Coklat
Nama Produk
Roti Isi Netto:
Roti Isi Sarikaya Komposisi:
Tepung terigu, selai mixfruit,
air, gula pasir, margarin, ragi,
susu bubuk, pengganti
minyak mentega, gararn,
pengemulsi nabati.
70g
Ko—pæai:
terigu, pasta
coklat, air, gula pasir,
keju, air, gula
margarin, telur, ragi, susu
pasir, margarin,
bubuk, pengganti minyak
telur, ragi, susu
bubuk,
mentega, pengemulsi nabati.
minyak mentega,
garam,
pengemulsi
nabati
Tepung terigu, pasta kelapa,
air, gula pæir, margarin, Ingi,
Netto:
susu bubuk, pengganti
17
Nama
Roti Isi Netto:
minyak mentega,
garam,
pengemulsi
N
e
t
t
o
:
n
g
Kompoüi:
pengganti minyak
mentega,
pengemulsi nabati.
18
Nama
Roti Isi Netto:
Roti Tawar
PT. Nippon Indosari Corpindo juga memproduksi bemacam-macam produk roti tawar dengan
berbagai macam varian bentuk dan rasa sehingga semakin menarik konsumen.
19
Tabel 2. Jenis roti tawar yang diproduksi PT. Nippon Indosari Corpindo, ftk.
Komposisi: 20
Tepung terigu, air, gula
pasir, kişmiş, lemak
remti, telur, ragi, susu
bubuk, pengemulsi
nabati, pewuna
alami.
Tawar
Roti Pandan Ndto:
200g
Komposbi:
TQung terigu,
Komposisi:
Tepung terigu, air, gula pasir,
lemak reroti, ragi, kalsium
laktat, garam, pengemulsi
nabati, kalsium propionat
Komposisi:
Tepung terigu, air,
kurma, gula pasir, ,
lemak reroti, mgi, susu
21
• Pemasaran Tradisional
Sistem pemasaran tradisiönal yaitu dengan memasarkan prodük — prodük "Sari Roti” ke pasat
— pasar tradisional. Tanggung jawab pemasaran ke pasar — pasar tradisional dipegang oleh
manajer pemasamn umum. Nantinya prodük "Sari Roti” akan didistribusikan ke agen dan
distributor secara langsung.
• Pemasaran Modern
Sistem pemasaran modem yaitu dengan memasarkan prodük — prodük "Sari Rot?' ke pasar —
pasar modem. Tanggung jawab pemasaran ke pasar — pasar modem dipegang oleh manajer
pemasaran umum. Nankinya prodük "Sari Roti” akan didistribusikan ke pasar — pasar modem
seperti supermarket
22
secara
langsung.
4. PROSES PRODUKSI
Tepung
Tepung yang digunakan dalam proses pernbuatan roti manis ialah tepung dengan kadar protein
yang tinggi untuk mempertahankan kualitas tepung terigu yang digunakan dilakukan pengawasan
mutu pada bahan ini. Pengawasan tersebut meliputi pengawasan secara visual, bau, dan
pengecekan komasan tepung terigu.
Tepung terigu yang datang harus sesuai standar yang telah ditentukan seperti bau normal, tekstur
halus, kenampakan bersih dan tidak terdapat material asing, selain itu kemasan tepung terigu juga
tidak boleh rusak. Jika tepung terigu yang datang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan,
maka tepung terigu tersebut akan ditolak. Kemudian jika tepung telah sesuai standar dan diterima,
segera dimasukkan ke ruang penyimpanan. Ruang penyimpanan yang
00
digunakan untuk
menyimpan
tepung terigu
memiliki suhu 25-
35C dan
tepung terigu ditumpuk maksimal sebanyak tujuh tumpukan dan diletakkan di atas pallet.
Ragi
Ragi yang digunakan dalam proses pembuatan î0ti merupakan jenis ragi basah (compressed yeast),
dimana ragi basah yang digunakan merupakan ragi segar yang tidak mengandung pengawet.
Namun beberapa kelemahan - ragi basah yaitu kurang praktis dalam penggunaannya, seperti harus
menggunakan adonan biang, disimpan dalam suhu dingin dan tidak tahan lama. Kelebihan
menggunakan ragi sebagai pengembang adalah memberikan rasa dan aroma yang khas serta
menahan pelepasan gas agar berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama.
24
18
Ragi yang datang dari pemasok akan mengalami proses seleksi terlebih dahulu sebelum diterima
dan disimpan. Ragi yang datang akan dicek kesesuaiannya dengan standar dan nomor batch yang
tercantum, serta kemasan ragi juga harus diperiksa kebersihannya, dan masih bersegel plastik,
bila tidak sesuai maka ragi akan ditolak Ragi yang telah sesuai standar akan diterima dan disimpan
Ragi disimpan dalam chiller yang terus dikontrol suhunya dan kebersihannya.
Air
Air merupakan bahan baku utama dalam proses pembuatan roti manis. Air yang digunakan oleh
PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. cabang Semarang telah memenuhi standar kualitas air,
dimana air ini telah disaring dengan menggunakan karbon aktif dan sandfilter, juga dilakukan
pengecekan baik uji mikrobiologi, uji fisik, dan uji kimia setiap 6 bulan sekali.
Garam
Dalam proses pembuatan roti manis, juga ditambahkan garam. Garam akan dicek kesesuaiannya
dengan standar dan nornor batch yang tercantum, serta kemasan garam juga harus diperiksa
kebersihannya, dan masih tersegel rapat. Selain itu garam juga diuji secara visual dimana tidak
terdapat material asing, rasa normal, tekstur halus, dan wama putih bersih. Garam yang telah
sesuai standar akan diterima dan disimpan. Garam disimpan pada suhu ruang yang terus dikontrol
kebersihannya.
Telur
Telur juga ditambahkan dalam proses pembuatan roti manis. Telur dibeli dari pemasok terpilih.
Pada saat kedatangan telur dilakukan sortasi telur, kemudian telur yang telah sesuai standar akan
diterima, kemudian telur dicuci dengan menggunakan hipoldorit, dan segera dimasukkan ke
dalam ruang chiller.
25
Margarin
Margarin juga ditambahkan dalam proses pembuatan roti manis. Margarin dibeli dari pemasok
terpilih dan kemudian disortasi oleh QC bahan baku. Kemudian margarin yang telah sesuai
standar akan diterima dan disimpan ke datam chiller. Penyimpanan margarin juga dilakukan
dengan sistem first in first out (FIFO) dan harus terdapat kertas Raw
Material
Identification.
Emulsifier
Emulsifier digunakan dalam proses pembuatan manis. Dengan pengg.lnaan emulsifier akan
membuat adonan menjadi lebih mengembang. Emulsifier dibeli dari pemasok terpilih dan
disortasi oleh QC bahan baku. Kemudian emulsifier yang telah sesuai standar akan diterima dan
disimpan ke dalam chiller.
Bahan baku utama maupun bahan baku penunjang dibeli perusahaan dari pemasok terpilih,
dimana pemasok harus menyertakan Certificate of Analyze dan setiap 2 tahun harus dilakukan
pembaharuan Certificate ofAnalyze tersebut Kemudian bahan baku yang datang akan disortasi
oleh QC bahan baku dan bila bahan baku tersebut telah sesuai standar akan dilakukan penerimaan.
Kemudian bahan baku tersebut segera dimasukkan ke ruang penyimpanan. Seluruh ruang
penyimpanan selalu dipantau suhunya dan dalam penyimpanan bahan — bahan tersebut selalu
dilakukan penyimpanan dengan sistem FIFO dan harus diberi keterangan Raw Material
Identification
Bahan pengemas/ etiket juga dikendalikan mutunya. Pengendalian mutu kemasan ini dilakukan
dengan cara:
l. Pemilihan pernasok yang tepat. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan bahan pengemas yang
sesuai dengan standar. Maka, pada saat bahan pengemas dari pernasok akan diterima; selalu
dilakukan terlebih dahulu pengecekan secara visual terhadap bahan pengemas itu dan
dilakukan pengecekan pula Certificate ofAnalyze dari suplier dan kesesuaian antara
Certificate ofÁnalyze dengan bahan pengemas yang dikirim.
2. Hanya bahan pengemas yang telah sesuai standar yang diterima. Bila pada bahan pengemas
ditemukan cetakan tulisan, gambar, warna yang tidak sesuai dengan standar perusahaan, maka
yang diterima.
4. Etiket disimpan di dalam gudang penyimpanan etiket dengan
suhu ruang, serta dilengkapi pula dengan Raw Material
Identification.
straight dough.
27
Penerimaan
dalam ruang khusus yang disebut ruang penimbangan, dimana tidak semua orang diperkenankan
masuk dalam ruang ini, hanya para operator yang bertugas menimbang dan QC lapangan saja
yang dapat memasuki mangan ini.
Pada tahap ini, bahan bahan utama yang digunakan dalam pembuatan roti manis dimasukkan ke
dalam tangki mixer dan dilakukan proses pencampuran bahan tersebut secara bersama — sama.
Pada tahap ini air yang ditambahkan tidak boleh terialu banyak dan tidak boleh terlalu sedikit
karena akan berpengaruh pada adonan yang dihasilkan. Proses sponge mixing sangat
mempengaruhi kualitas produk akhir yang dihasilkan. Hal ini terkait dengan urutan pencampuran
bahan baku serta suhu adonan harus diperhatikan, supaya menghasilkan roti dengan kualitas yang
baik. Pada proses ini seluruh bahan harus dimasukkan sesuai formula, apabila ada bahan baku
yang tertinggal maka dapat menurunkan
4.2.2.3. Fermentasi I
Adonan yang telah jadi ditempatkan dalam peti besi berukuran 0,84 meter. Kemudian
dimasukkan dalam tuang fermentasi yang sudah diatur suhu dan kelembabannya. Dalam proses
fementasi I ini akan terjadi pengembangan adonan. Pada proses fermentasi ini, ragi yang ada pada
adonan a.kan bekerja memecah karbohidrat yang terdapat pada tepung terigu dan beberapa bahan
lainnya menjadi alkohol dan beberapa jenis asam. Alkohol dan asam tersebut yang akan berperan
besar terhadap aroma dan rasa khas dari adonan roti yang dihasilkan. Pada proses fermentasi ini
juga dihasilkan gas C02 yang kemudian terperangkap di dalam adonan. Selain itu, selama proses
fermentasi gluten menjadi besardan elastis serta dapat menahan karbondioksida yang terbentuk
perlahan-lahan oleh khamir.
Pada tahapan ini adonan yang telah diistirahatkan diangkat dan dimasukan ke dalam mesin
dengan dough lift. Adonan ini akan secara otomatis dibagi—bagi cleh mesin divider sesuai
standar berat yang sudah ditetapkan.
Pada tahap ini adonan dibulatkan dengan mesin dough rounder sellingga
menghasilkan adonan dengan bentuk bulat.
Dalam proses ini, adonan akan diisi dengan filler. Kemudian adonan yang telah diisi filler
dibulatkan.
dimana terdapat 8 rak dengan kapasitas masing — masing rak ialah 6 buah loyang. Penempatan
loyang pada rak harus sesuai standar, tidak boleh ada loyang yang langsung ditumpuk.
4.2.2.13. Fermentasi
2 (Final
Proofing)
Kemudian adonan yang telah diisi dan dibu-latkan dimasukkan ke dalam ruang fermentasi
kembali. Tujuannya adalah untuk mengembangkan kembali adonan roti, dimana adonan yang
awalnya mengembang pada proses fermentasi I telah mengalami beberapa proses seperti
pemipihan yang akhimya menyebabkan adonan menjadi tidak mengembang. Maka final proofing
sangat diperlukan untuk mengembangkan kembali adonan roti. Ruang fermentasi 2 ataufinal
proofing ini memiliki kapasitas 4 x 6 rak.
Proses pendinginan dilakukan setelah roti keluar dari oven. Roti yang telah mengalami proses
pemanggangan akan dikeluarkan dari loyang dan diletakkan pada konveyor berjalan hingga
akhirnya roti tersebut juga akan melewati sebuah eooling tower dengan tinggi 5,493 meter untuk
proses pendinginan.
Tahap terakhir dari proses produksi adalah tahapan pengiriman. Produk jadi akan dikirim ke agen
dan toko - toko dengan menggunakan ü•uk. Kebersihan alat selalu dikontrol oleh QC
lapangan. Dalam proses pengiriman roti digunakan truk khusus yang hanya digunakan untuk
mengirim roti.
5. PENERAPAN GMP PADA PT. NwPON INDOSARI CORPINDO, TBK Implementasi
GMP yang telah dilakukan oleh pr. Nippon Indosari Corpindo ialah:
• Kebersihan Lingkungan
PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. selaru
melakukan kontrol terhadap kontaminasi dari udara, tanah, air, pestisida, antibiotik yang digunakan
selama produksi primer. Kontrol terhadap kualitas air yang digunakan dilakukan dengan cara
melakukan pengecekan setiap enam bulan sekali, dimana uji yang dilakukan meliputi uji
mikrobiologi, uji fisik, dan uji kimia. Sedangkan untuk mempertahankan kualitas udara tetap dingin
dan bersih terdapat air humidity unit yang selalu dicek suhunya setiap hari, dan sumber kontaminasi
dari hewan diminimalkan dengan penggunaan pest control namun pest control yangdigunakan bersifat
harus mampu memberikan keamanan pada produk pangan, sehingga tidak kontaminasi akibat
penggunaan antibiotiW pestisida.
Selain itu pr. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. juga melakukan kontrol terhadap limbah dan
membuang zat-zat berbahaya dengan tepat sehingga tidak mencemari lingkungan. Ada 2 jenis limbah
yang dihasilkan oleh PT. Nippon Indosari Corpindo yakni:
28
34
Limbah Cair
Limbah cair biasanya dihasilkan dari air yang digunakan dalam proses peralatan. Air yang digunakan
untuk mencuci peralatan seperti krat, langsung dialirkan untuk dibuang ke selokan karena tidak
membahayakan bagi Sedangkan air yang digunakan dalam pernanasan boiler selalu
didaur ulang kembali sehingga dapat digunakan kembali untuk memanaskan boiler.
Limbah Padat
Limbah padat biasanya berupa sisa sisa adonan roti, maupun roti —- roti yang tidak memenuhi standar
(reject), dan roti — roti bad stock. Limbah padat sisa adonan roti selalu dikumpulkan dan kemudian
dipanggang dalam oven dan setelah sisa adonan ini berubah menjadi roti dilakukan pengumpulan,
kemudian disatukan bersama roti — roti yang tidak memenuhi standar dan roti —roti yang termasuk
bad stock untuk diolah menjadi makanan ternak dan dijual kepada beberapa
peternak.
• Kebersihan Bahan baku
Kebersihan bahan baku yang digunakan juga sangat menunjang kualitas dari produk yang akan
dihasilkan. PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. selalu menjaga kualitas bahan baku. Salah satunya
dengan melakukan pernisahan antara bahan baku pembuatan roti berdasarkan karakteristik masing —
masing bahan. Selain itu dilakukan pula pemisahan antara stok roti baru dengan stok roti yang tidak
memenuhi standar dan dengan stok roti yang terah mengalami kaduluarsa, sehingga terjadi pemisahan
antara bahan pangan dan makanan yang jelas tidak layak
untuk konsumsi manusia.
k.
PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. juga melindungi bahan baku dari kontaminasi oleh hama, kimia,
fisik, kontaminan mikrobiologi, dan substansi lain selama penanganan, penyimpanan, dan
pendistribusian. Beberapa cara yang dilakukan adalah dengan:
Mengontrol suhu dan kelembapan pada gudang penyimpanan.
Melakukan seleksi pada bahan baku, hanya bahan baku yang sesuai standar dan memiliki
Certificate ofAnalyze yang dipilih.
Selama pemindahan bahan baku ke gudang penyimpanan tidak boleh dibanting.
Krat untuk menaruh produkjadi selalu dicuci bersih.
Terdapat pest control di gudang penyimpanan bahan baku maupun di gudang penyimpanan
produkjadi.
Selama proses pendistribusian baik bahan baku maupun produk jadi tidak boleh dicampur dengan
bahan lain selain bahan pangan.
35
Kebersihan Personal
Kebersihan personal menjadi sangat penting dalam proses produksi suatu produk pangan. PT. Nippon
Indosari Corpindo telah menerapkan standar higienitas personal yakni:
Sebelum masuk ruang produksi para operator produksi harus memakai seragam secara lengkap
dan benar, memakai masker, sepatu, kaus kaki putih, dan hairnet, mencuci tangan dengan sabun,
mencuci tangan dengan alkhohol, dan masuk ke air shower untuk menghilangkan debu yang
menempel.
Ketika akan memulai proses produksi roti, para operator yang bekerja pada proses pembentukan
adonan harus menyemprotkan alkhohol ke tangan sebelum memegang adonan. Sedangkan untuk
operator yang bekerja pada proses pemanggangan adonan dan pengemasan harus menggunakan
servng tangan plastik ketika akan mernegang roti yang telah dipanggang.
Para operator produksi harus melepas sepatu, masker, dan sarung tangan ketika akan pergi ke
toilet dan harus mencuci tangan setelah dari toilet. Pada ruang produksi juga disediakan tempat
cuci tangan dimana para operator akan memanfaatkannya jika tangan mereka terkontaminasi atau
kotor.
Kebersihan Mesin dan Peralatan
Kebersihan mesin dan peralatan juga menjadi penting pada proses produksi primer. Mesin dan
peralatan yang kotor dapat mengkontaminasi produk yang dibuat, maka PT. Nippon Indosari
Corpindo, Tbk. juga selalu menjaga kebersihan mesin dan peralatan yang digunakan datam proses
produksi. Salah satu bentuknya ialah, para operator selalu membersihkan alat — alat setelah proses
produksi selesai dengan penyemprotan alkhohol. Pada hari Sabtu juga selalu dilakukan Pembersihan
umum yang meliputi pembersihan alat, dinding, lantai, langit-langit, dan jendela secara rutin.
5.2.1. Lokasi
Lokasi
Lokasi pendirian pabrik PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. bebas dari bahaya polusi, bahaya hama,
rumput, dan semak-semak. Selain itu, lokasi perusahaan juga sudah jauh dari sungai dan tempat
pembuangan akhir. Daerah tempat berdirinya pabrik juga dekat dari sumber air bersih dan jauh dari
banjir. Dalam pemilihan lokasi pabrik
PT. Nippon Indosari Corpindo,
Tbk. telah
dipertimbangkan pula aspek —
36
aspek seperti: kebersihan lingkungan, terjangkaunya sumber daya manusia, akses yang mudah
terhadap pasar, bahan baku, dan daerah harus dapat dilewati oleh alat transportasi darat.
Letal' Peralatan
PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. memiliki tata letak peralatan yans mudah dijangkau dan
dibersihkan serta alur letak peralatan urut sesuai dengan proses produksi roti. Penataan peralatan yang
ada di dalam ruang produksi ditata berurutan sesuai dengan alur proses produksi yang berlangsung
membentuk huruf I.
Selain letak yang disusun sesuai dengan alur proses pmduksi, dilakukan pula pemberian jarak
antara mesin dan peralatan dengan dinding dan lantai. Hal ini dilakukan agar antara sela-sela
tersebut bisa dibersihkan sehingga tidak ada kotoran yang menumpuk dan bisa menyebabkan
kontaminasi. Selain itu efektifitas mesin dan peralatan juga dicek setiap hari oleh supervisor
sehingga bila ada kerusakan mesin dapat dengan cepat diketahui dan diperbaiki. Perusahaan juga
memiliki suku cadang mesin sehingga ketika mesin rusak dapat dengan cepat diperbaiki sehingga
mesin dapat beroperasi lagi dan tidak menghambat proses produksi.
39
Peralatan yang digunakan PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. juga dilengkapi dengan alat
pengukur suhu digital. Sedangkan untuk kelembapan peralatan juga dilengkapi dengan alat
pengukur kelembapan digital. Pada proses pengemasan merupakan Critical Control Point (CCP)
sehingga pada proses packaging dilengkapi dengan pecalatan pendeteksi logam untuk
mengontrol produk at;ar produk jadi yang dikemas tidak mengandung logam berat. Serta
dilakukan analisa swab pada alat setiap minggunya untuk mengetahui kebersihan peralatan dari
mikroorganisme.
5.2.3. Fasilitas
Suplai Air
Air yang digunakan oleh PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. merupakan air bersih, dimana air
ini mengalami penyaringan dengan pasir dan karbon aktif sebe]um digunakan untuk proses
produksi. Selain itu juga air selalu diuji setiap 6 bulan sekn!i kelayakannya. Selain itu,
kran tempat keluarnya air juga diberi penyaring agar air yang keluar bebas dari pengotor yang
mungkin terikut masuk. PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. juga memiliki fasilitas air panas
dan air dingin dimana air panas digunakan untuk mencuci peralatan dan air dingin digunakan
panjang karena dapat menyobek sarung tangan yang mereka gunakan. Dalam proses produksi,
para pegawai sudah menggunakan seragam, celemek, masker, sepatu, dan hairnet. Untuk sepatu,
hairnet, dan masker, setiap akankeluar dari area produksi harus selalu dilepas dan ketika akan
masuk kembali ke ruang produksi maka operator produksi akan memakai kembali sepatu, hairnet,
dan masker yang baru. Sedangkan untuk seragam yang digunakan tiap hari selalu dicuci dan
memakai seragam yang baru tiap harinya. Karnar mandi yang digunakan oleh para pekerja selalu
dibersihkan setiap hari dan dicek
kelengkapan
toilemya setiap ha:i pula.
k.
Kontrol Suhu
Pengontrolan Suhu dari setiap proses dan bahan baku sangat diperlukan unmk menjamin kualitas
dari produk yang dihasilkan. Pengontrolan suhu selama proses produksi selalu dilakukan setiap
hari oleh QC lapangan. Suhu datam tiap tahapan produksi seÏalu dikonfrol dan diperhatikan.
Sedangkan untuk suhu ruang penyimpanan bahan baku selalu dilakukan oleh QC bahan baku.
Hal ini dilakukan untuk selalu memastikan bahwa bahan baku maupun produk selalu dalam
kondisi yang baik.
Sistem ventilasi juga harus didesain dan dikonstruksi sehingga udara tidak mengalir dari area
yang terkontaminasi ke area yang bersih dan ketika diperlukan, bisa dibersihkan dan dipelihara
dengan mudah. Pada ruang produksi PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. terdapat lubang/exhaust
terutama di ruang pemanggangan dimana hal ini dimaksudkan agar panas yang dihasilkan dapat
secara langsung diserap keluar sehingga tidak menimbulkan hawa
panas dalam ruangan. Sedangkan untuk aliran udara bersih juga disuplai dengan penggunaan air
humidity unit.
Pencahayaan
42
Pada setiap ruangan di PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. terdapat lampu,dimana lampu yang
ada diberi penutup untuk mencegah terjadinya kontaminasi produk akibat pecahan kaca lampu.
Lampu yang dipasang juga cukup banyak dan terang. Lampu yang digunakan di dalam ruang
produksi adalah lampu jenis lampu kuning yakni lampu merkuri. Hal ini dimaksudkan untuk
memperjelas penglihatan para pegawai agar tetap bisa bekerja secara benar dan tepat tanpa
terganggu dengan penerangan yang mungkin kurang memadai, serta agar dapat memastikan
kebersihan dari mulai produk hingga mangan dengan baik dengan adanya pencahayaan yang
cukup terang.
Penyimpanan
PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. memiliki ruang penyimpanan yang berbeda — beda sesuai
dengan karakteristik masing — masing bahan. Beberapa ruang penyimpanan yang dimiliki PT.
Nippon Indosari Corpindo, Tbk:
Ruang penyimpanan bahan baku
Ruang penyimpanan bahan baku terbagi atas:
l. Ruang penyimpanan suhu 250-350C
Pada ruangan ini disimpan bahan baku pembuatan roti yang memiliki karakteristik tahan terhadap
suhu ruang.
2. Ruang Silo
Ruangan ini khusus digunakan untuk penyimpanan tepung gandum yang digunakan dalam proses
pembuatan roti.
3. Ruang Penyimpanan Etiket
Etiket, codingfoil, hingga quick lock disimpan pada ruang penyimpanan khusus untuk bahan
pengemas dengan suhu ruang. Bahan-bahan ini disimpan pada suhu ruang karena tidak
memerlukan perlakuan dan suhu penyimpanan khusus.
Ruang ini merupakan ruang khusus untuk menyimpan pasta coklat, dimana pasta coklat dikemas
dalam plastik dengan berat 5 kg dan ditempatkan dalamfilling cabinet khusus, dan diberi label
pada masing-masing filling cabinet. Pemberian label ini bertujuan untuk memastikan sistem
penggunaan FIFO tetap berlangsung. Ruang ini selanjutnya juga digunakan untuk menyimpan
anekafiller buah seperti strawberry, blueberry, nanas, dan buah kurma.
7. Freezer
Freezer digunakan untuk menyimpan daging ayam, daging sapi, dan filler kelapa.Bahanbahan
tersebut membutuhkan suhu penyimpanan yang rendah karena sangat rentan terhadap kerusakan
karena mikrobia.
Kebersihan, suhu dan kelembapan ruang penyimpanan selalu dikontrol oleh QC bahan baku. QC
bahan baku akan melakukan pengecekan sanitasi dan suhu pada ruang penyimpanan bahan baku
rutin setiap minggunya.
• Ruang penyimpananfinishedgood
Dari mang penyimpanan sementara, prodük jadi dipindahkan ke mangan finished good, dimana
pada ruang ini terjadi penghitungan jumlah roti disesuaikan dengan jumiah pesanan yang
nantinya akan dikirim dengan menggunakan truk.
keamanan dan kesesuaian prodük dalam umur simpannya. PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk.
cabang Semarang telah melakukan sertifikasi GMP untuk menjamin mutu prodük pangan yang
dihasilkan, dan perusahaan sedang melakukan pengajuan sertifikasi HACCP.
Bentuk — bentuk kontrol proses produksi yang dilakukan oleh VT. Nippon Indosari Corpindo,
Tbk. ialah:
• Penimbangan (Scalling)
Pengendalian mutu penimbangan bahan baku yaitu dengan cara menimbang bahan bakusesuai
dengan formula yang telah ditetapkan. Ketepatan penimbangan bahan baku akan
berkaitan dengan kualitas produk yang dihasilkan. Selain itu pengendaÎian yang dilakukan
meliputi kebersihan dan ruang penimbangan. Mesin silo digunakan untuk menimbang tepung
secara otomatis yang dikendalikan dengan komputer.
Pada tahapan pencampuran sponge dilakukan pengonù•olan suhu- dan kelembapan adonan.
Selain itu juga dilakukan pengendalian kecepatan mixer. Waktu pencampuran juga diperhatikan.
Proses pengontrolan ini dilakukan oleh QC lapangan. Selain itu pada proses ini seluruh bahan
harus dimasukkan sesuai formula, apabila ada bahan baku yang tertinggal maka dapat
menurunkan kualitas roti yang dihasilkan. Pengaturan suhu adonan juga perlu diperhatikan
karena apabila terlalu panas, adonan akan menjadi lembek. Jumlah air yang ditambahkan juga
dikontrol sehingga tidak terlalu banyak menambahkan air sehingga adonan tidak menjadi lembek.
Apabila adonan belum sesuai dengan standar yang berlaku maka langkah dilakukan proses
pencampuran sponge lagi.
• Fermentasi I
Pengendalian mutu yang dilakukan
pada proses fermentasi I yaitu menjaga suhu dan kelembapan pada ruang fermentasi. Pengaturan
suhu menjadi sangat penting, karena pada suhu yang rendah pembentukan gas terhambat.
Sedangkan pada suhu yang tinggi terlalu banyak gas yang dihasilkan dan membuat volume
adonan menjadi terlalu besar. Maka suhu dan kelembaban adonan dalam ruang fermentasi selalu
dikontrol dengan alat pengukur suhu dan kelembaban digital. Selain itu k&rsihan ruang
fermentasi 1 juga selalu dijaga kebersihannya.
• Pencampuran 2 (Dough
Pengendalian mutu proses pencampuran dough dilakukan dengan pengontrolan suhu adonan,
kelembapan adonan, suhu air yang akan ditambahkan, kecepatan mixer, dan harus dipastikan
bahwa seluruh bahan yang ditambahkan dalam tahapan ini, harus dimasukkan tidak boleh ada
bahan yang tertinggal.
Pengendalian proses pembagian adonan dilakukan dengan cara menimbang adonan Yang telah
dipotong — potong. Bila berat adonan tidak sesuai standar maka adonan dicampurkan kembali
dengan adonan yang belum dipotong — potong.
• Pembulatan (Rounding)
Pengendalian rnutu proges pembulatan adonan dilakukan dengan cara, selama proses pembulatan
berlangsung, adonan diberi dusting flour supaya tidak lengket.- Dalam proses pembulatan setiap
potongan adonan harus mempunyai berat sesuai standar dan adonan berbentuk bulat. Pengolesan
minyakjuga dilakukan untuk mencegah adonan lengket.
• Pembentukan (Moulding)
Pengendalian mutu pembentukan dan pengisian adonan dilakukan dengan mengendalikan berat
adonan setelah diisi harus sesuai dengan standar, maka adonan yang telah diisi selalu ditimbang
oleh QC lapangan.
• Pemasukkan Adonan
Dalam
Pengendalian mutu proses pemasukkan adonan ke dalam loyang dilakukan dengarı proses
peletakan jumlah adonan roti dalam satu panning hanıs sesuai dengan standar. Selain itü
diperhatikan pula sanitasi pekerja dan loyang yang digunakan. Selain itü minyak yang diberikan
di atas loyang tidak boleh kurang maupun berlebihan. Bila minyak yang diberikan
berlebihan adonan akan menjadi sulit mengembang. Namun bila minyak yang
diberikan kurang adonan menjadi lengket dengan Ioyang.
47
• Pemanggangan (Baking)
Pengendalian mutu pada tahap pemanggangan meliputi Suhu pemanggangan dan waktu
pemanggangan. Suhu oven harus diperhatikan tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah. Suhu
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan roti menjadi gosong, sedangkan suhu yang terlalu rendah
akan mengakibatkan proses pematangan dan pembentukan warna kurang sempurna. Apabila
terdapat roti yang gosong ataupun kurang matang, maka roti tersebut akan langsung ditolak.
Menurut Apriantono (2009), selama pengovenan terjadi perubahanperubahan pada roti,
diantaranya yaitu volume yang semakin mengembang dan warna menjadi coklat keemasan atau
golden brown. Maka pengendalian waktu proses pernagangan juga sangat perlu dikontrol untuk
menghasilkan roti dengan kualitas yang baik.
• Pendinginan (Cooling)
48
Pengendalian mutu nhap pendinginan produk yaitu mengatur kecepatan mesin konveyor. Jika
konveyor berjalan terlalu cepat maka
suhu roti masih terlalu tinggi,
sehingga saat dikemas roti menjadi
mudah berjamur.
• Pengemasan (Packaging)
Bahan dan desain kemasan juga harus mampu melindungi makanan dari kontaminasi, mencegah
kerusakan, dan pelabelan yang tepat. Kemasan roti manis yang dipilih oleh PT. Nippon Indosari
Corpindo, Tbk. ialah Polypropilene/OPP. Polypropilene/OPP merupakan bahan plastik yang
cukup untuk menahan gas dan kontaminasi dari luar, sehingga dengan penggunaan plastik
Polypmpilene/OPP dirasa sangat cukup untuk mempertahankan kualitas roti. Selain itu kemasan
yang digunakan PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. hanya digunakan satu kali sehingga tidak
menimbulkan kontaminasi terhadap produk yang dihasilkan. Kemasan plastik rotijuga dapat
didaur ulang plastik baru.
Setelah melewati tahap pengemasan, roti yang telah dikemas dilewatkan pada alat pendeteksi
logam. Alat pendeteksi logam digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya logam berat yang
terkandung dalam roti. Alat pendeteksi logam yang dimiliki oleh PT. Nippon Indosari Corpindo,
Tbk. mampu mendeteksi logam seperti besi, non besi, dan aluminium.Tahapan ini merupakan
titik kritis proses produksi, sehingga pengawasan terhadap akurasi alat pendeteksi logam harus
dilakukan secara kontinyu. Alat pendeteksi logam dicek setiap jam oleh QC line produksi
dilakukan (lengan menggunakan alat metal test piece yang berguna apakah sensor pada alat
pendeteksi Togam masih sensitifdengan baik atau tidaknya.
• Penyusunan di krat
Produk roti yang sudah dilewatkan pada alat pendeteksi logam kemudian disusun di dalam krat.
Dalam satu krat hanya boleh terdapat satu tumpukan, dimana dalam satu krat dapat diisi roti manis
bulat sebanyak 15 pack. Krat hanya boleh ditumpuk maksimal 20 tumpukan dan dibawa dengan
trolley maksimal 40 krat/ trolley.
• Picking Delivery
Pengepakan dan pengiriman adalah tahap terakhir dari proses produksi. Prinsip
pengepakan dan pengiriman ini menggunakan FIFO. Kemudian roti — roti telah siap dikirim ke
agen dan toko — toko dengan menggunakan truk. Kebersihan alat transportasi selalu dikontrol
oleh QC lapangan. Dalam proses pengiriman roti digunakan fruk khusus yang hanya digunakan
untuk mengirim roti.
Perusahaan pangan yang baik hanıs memiliki suatu sistem yang digunakan untuk mencegah
kontaminasi dari benda-benda asing pada makanan (seperti kaca, logam, debu) dan bahan kimia
yang berbahaya. PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. melakukan kontrol bahan baku dan prodük
jadi terhadap risiko kontaminasi fisik dengan cara: memberikan tutup pada lampu, serta dinding,
lantai, jendela selalu dibersihkan setiap hari. Sedangkan untuk mencegah kontaminasi kimia
dilakukan dengan cara melarang penggunaan pestisida atau obat pembasmi serangga di arca
prodüksi dan terdapat alat khusus untuk mendeteksi kebemdaan logam pada prodük dengan alat
pendeteksi logam.
ET. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. juga menggunakan sistem FIFO dalam penggunaan bahan
baku. Hal ini dilakukan dengan menata bahan dalam mang penyimpanan, stok bam akan ditaruh
di paling belakang sedangkan stok lama akan ditaruh di dekat pintu pengeluaran bahan. Selain
itü pada kardus bahan — bahan baku ditempel Raw Material Identification yang berisi nama
bahan baku, tanggal kedatangan bahan, dan tanggal kaduluarsa.
diberikan training terlebih dahulu sebelum mulai Supervisor akan selalu mengontrol
kerja dari para operator. Adanya komunikasi dua arah antara supervisor dengan operator
menimbulkan keakraban dan para operator lebih mudah untuk menanyakan hal hal yang kurang
dipahaminya. Selain itu kontrol terhadap kerja para operator dilakukan dengan mengadakan rapat
rutin antara supervisor dan jajarannya, sehingga kinerja, perkembangan, serta masalah — masalah
yang terjadi dapat dibahas, didiskusikan, dan dicari solusi untuk dapat mengatasi permasalahan.
• Pemeliharaan kebersihan
PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. telah menerapkan:
l. Pembersihan tempat produksi dan peralatan setiap hari. Pembersihan yang teratur ini dapat
menjaga keawetan mesin dan alat.
2. PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. selalu membersihkan alat-alat yang digunakan sebelum
dan sesudah produksi. Alat dibersihkan dengan penyemprotan alkhohol dan air panas. Beberapa
alat dibersihkan menggunakan detergen yang bersifat bagi makanan dan lingkungan.
PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. menggunakan desinfektan dan pembersih sesuai dengan
aturan yang ada. Bahan pembersih diletakkan jauh dari bahan makanan maupun produk jadi
dengan disimpan di ruang khusus untuk penyimpanan bahan pembersih dan alat — alat
kebersihan. Selain itu perusahaan juga menyewa petugas kebersihan yang akan membantu
membersihkan seluruh ruangan yang ada pada perusahaan dan
petugas kebersihan wajib mengisi checklist kebersihan setiap
harinya. Namun untuk kebersihan peralatan dijaga oleh operator
yang menjalankan peralatan tersebut. Seluruh karyawan
52
• Kontrol terhadap Hama pr. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. sudah mengingatkan para pekerja
untuk selalu menjaga kebersihan di lingkungan pabrik agar tidak berpotensi sebagai tempat
turnbuhnya hama. Selain itu untuk melakukan pengonfrolan terhadap hama ada 6 cara yang
digunakan oleh PT.
Nippon Indosari Corpindo, Tbk. yakni:
l. Spraying dengan menggunakan pestisida
2. Sweep yakni pembersihan serangga dengan Obat
3. Penggunaan rodent control dengan cara melakukan pemasangan umpan / perangkap /lem tikus
dengan menggunakan racun anti koagulan pada titik — titik strategis dimana infestasi tikus
ditemukan ataupun diperkirakan berpotensi terserang infestasi tikus, pengecekan terhadap
umpan yang dipasang dilakukan seminggu sekali untuk menangani tikus yang mati, setiap
umpan tikus yang dipasang dilengkapi dengan checking card untuk memudahkan pengecekan
dan pengontrolannya, setiap tiga bulan, jika diperlukan pihak outsourcing akan mengganti
jenis umpan yang dipasang, untuk menghindari efek jera umpan / bait shyness.
4. Penggunaan silinder trap
5. Penggunaan play insect
6. Penggunaan unit copermetik
Pest control yang dilakukan pada area produksi adalah dengan menggunakanfly insect trap
monitor, perangkap tikus; dan lampu yang mampu menangkap serangga, serta pada setiap Pintu
diberikan afr curtain berwarna kuning. Penyemprotan pestisida hanya boleh dilakukan untuk
membasmi hama di luar pabrik. Hal ini benujuan agar produk roti tidak terkontaminasi oleh zat
kimia yang berbahaya.
Selain itu untuk mencegah adanya pertumbuhan hama PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk.
telah melaksanakan hal, yakni:
l. Selalu menjaga kebersihan seluruh bangungan pabrik.
2. Jendela dan lubang-lubang yang dapat menjadi tempat masuknya hama. sudah diberi penutup
3. PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. tidak membiarkan adanya binatang yang masuk ke tempat
produksi.
4. Pintu ruang produksi selalu ditutup, tidak boleh dibiarkan terbuka agar tidak ada hama yang
masuk ke ruang produksi.
53
PT. Nippon Indosari Comindo, Tbk. juga selalu melakukan penyimpanan bahan baku di ruang
penyimpanan yang terbebas dari hama. qelumh bahan baku tidak dibiarkan bersentuhan secara
langsung dengan lantai. Seluruh bahan baku diletakkan di atas palet sehingga kontaminasi dari
lantai menjadi sangat minimal. Selain itu PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. juga menjaga
kebersihan area dalam dan luar perusahaan, seluruh tempat sampah yang digunakan juga diberi
penutup.
o Sanitasi Pekerja
Kebersihan karyawan menjadi salah satu penentu kualitas dari roti yang dihasilkan. Para pekerja
terutama pekerja di ruang produksi harus menerapkan standar sanitasi yang diberikan perusahaan
, seperti:
l. Para pekerja wajib menggunakan seragam yang lengkap secara baik dan benar. Penggunaan
seragam yang lengkap turut menjamin kualitas roti yang dihasitkan. vr. Nippon Indosari
Corpindo, Tbk. mengharuskan para pekerjanya untuk mengenakan seragam sesuai dengan hari,
tidak boleh salah seragam dan juga mewajibkan para pekerjanya untuk mengenakan masker,
54
penutup kepala, sepatu tertutup benvarna putih, dan wajib mengenakan kaus kaki putih supaya
dapat menjaga kebersihan dari makanan yang diproduksi.
Jadwat
Penggunaan Seragam PT. Nippon Indosari Corpindo,
Thk: Minggu dan Rabu : Seragam putih dengan garis
merah
Senin dan Kamis : Seragam putih dengan garis hijau
Selasa dan Jumat : Seragam putih
Sabtu : Kaos putih
2. Para pekerja yang akan memasuki ruang produksi wajib mencuci tangan dengan sabun,
alkhohol, dan masuk ke air shower sebelum masuk ke ruang produksi utama. Hal ini dimaksudkan
untuk mencegah kontaminasi produk dari lingkungan tuar yang dibawa oleh para pekerja saat
memasuki ruang produksi.
3. Mencuci tangan s&lum atau sesudah memegang adonan maupun setelah dari toilet.
4. Wajib melepaskan masker, sarung tangan, sepatu, dan kaus kaki saat memasuki toilet.
Pengecekan terhadap sanitasi peralatan, ruang produksi, dan ruang penyimpanan akan dilakukan
oleh QC dan dilakukan pengecekan setiap satu minggu sekali dan didokumentasikan. Adanya
dokumentasi akan memudahkan peninjauan terhadap keefektifan sistem sanitasi yang telah
diterapkan.
• Status Kesehatan
Para pekerja yang diketahui sedang menderita sakit atau pembawa penyakit kemungkinan
menularkan melalui makanan dicegah agar tidak memasuki ruang produksi (Codex, I999). PT.
Nippon Indosari Corpindo, Tbk. mengharuskan para pekerjanya yang sakit untuk tidak masuk ke
tempat produksi, karena dapat mencemari makanan yang sedang diproduksi. Nippon Indosari
Corpindo, Tbk. juga mengharuskan para pekerjanya untuk memberikan laporan pada pihak
manajemen, jika pekerja tersebut sedang mengalami sakit.
Para pekeda pr. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. tidak diperbolehkan merokok, meladah, makan,
mengorek hidung, atau batuk di tempat produksi. Selain itu para pekerja di ruang produksi juga
tidak diij inkan berbicara tanpa masker serta dilarang menggunakan telepon saat di ruang
produksi. Selain itu para PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. juga tidak diperbolehkan
menggunakan perhiasan, jam tangan, jepit rambut, peniti, bahkan kosmetik karena dirasa dapat
mengkontaminasi bahan baku maupun produkjadi.
5.2.7. Transportasi
Dalam pengiriman bahan baku ke tempat produksi, PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk.
menggunakan truk tertutup yang terlebih dahulu harus dibersihkan, dan tidak boleh digunakan
untuk mengirim bahan selain bahan pangan, sehingga baik bahan baku ataupun produk jadi aman
dari kontaminasi. Selalu dilakukan pengecekan terhadap alat transportasi yang akan digunakan
untuk melakukan pengiriman produk roti oleh QC lapangan dan dibuat dokumentasinya. Truk
yang kurang bersih dan kurang layak tidak akan digunakan untuk mengirim roti.
5.2.8. Pelatihan
Di PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. semua operator produksi sebelum
bekerja telah diberi pelatihan terlebih dahulu, sehingga dapat
bertanggung jawab atas keamanan produk yang dihasilkan. Selain itu adanya pengecekan
personal bagi semua operator meliputi: kuku, kelengkapan seragam, sepatu, kaus kaki, jambang,
rambut, serta perhiasan setiap minggunya oleh QC lapangan menjadikan operator
menjadi lebih disiplin.
Pengawasan mutu mencakup pengertian yang luas, meliputi aspek kebijaksanaan, standardisasi,
pengendalian, jaminan mutu, pembinaan mutu dan perundang-undangan (Soekarto, 1990).
Hubeis (1994) menyatakan bahwa pengendalian mutu pangan ditujukan untuk mengurangi
kerusakan atau cacat pada hasil produksi berdasarkan penyebab kerusakan tersebut. Hal ini
dilakukan melalui perbaikan proses produksi (menyusun batas dan derajat toleransi) yang dimulai
dari tahap pengembangan, perencanaan, produksi, pemasaran dan pelayanan hasil produksi dan
jasa pada tingkat biaya yang efektif dan optimum untuk memuaskan konsumen (persyaratan
mutu) dengan menerapkan standardisasi perusahaan yang baku. Tiga kegiatan yang
dilakukan dalam pengendalian mutu yaitu, penetapan standar (pengkelasan), penilaian
kesesuaian dengan standar (inspeksi dan pengendalian), serta melakukan tindak koreksi
(prosedur uji).
Masalah jaminan mutu merupakan kunci penting dalam keberhasilan usaha. Menurut Hubeis
(1994), jaminan mutu merupakan sikap pencegahan terhadap terjadinya kesalahan dengan
bertindak tepat sedini mungkin oleh setiap orang yang berada di dalam maupun di luar bidang
produksi. Jaminan mutu didasarkan pada aspek tangibles (hal-hal yang dapat dirasakan dan
diukur), reliability (keandalan), responsiveness (tanggap), assurancy (rasa aman dan percaya diri)
dan empathy (keramahtamahan). Dalam konteks pangan, jaminan mutu merupakan suatu
program menyeluruh yang meliputi semua aspek mengenai produk dan kondisi penanganan,
pengolahan, pengernasan, dan penyimpanan produk uatuk menghasilløn produk dengan mutu
terbaik dan menjamin produksi makanan secara aman dengan produksi yang baik, sehingga
juninan mutu seca•a keseluruhan mencakup perencanaan sampai diperoleh produk akhir.
52
57
Pedoman Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB) (Prasetyono, 2000). Selain itu menurut
Corlett (1998), GMP merupakan suatu prosedur yang diterapkan pada aspek operasi
pelaksanaan tugas yang ada pada pabrik ataupun aspek personel pabrik.
Menurut Cmcker & Leung (1984), Good Mantdacturing Practices lebih berperan dalam proses produksi
karena elemen-elemen dalam GMP merupakan elemen-elemen dalam sistem produksi. Jika digambarkan
dalamfishbone diagram
Menurut Fardiaz (1997), dua hal yang berkaitan dengan penerapan CPMB di industri pangan
adalah CCP dan HACCP. Critical Control Point (CCP) atau Titik Kendali Kritis adalah setiap titik,
tahap atau prosedur dalam suatu sistem produksi makanan yang jika tidak terkendali dapat
menimbulkan risiko kesehatan yang tidak diinginkan. CCP diterapkan pada setiap tahap proses
mulai dari produksi, pertumbuhan dan pemanenan, penerimaan dan penanganan ingredient,
pengolahan, pengemasan,- distribusi sampai dikonsumsi oleh konsumen. Batas kritis (critical
limit) adalah toleransi yang ditetapkan dan harus dipenuhi untuk menjamin bahwa suatu CCP
secara efektifdapat mengendalikan bahaya mikrobiologis, kimia maupun fisik. Batas kritis pada
CCP menunjukkan batas keamanan.
Menurut Hubeis (1999), proses Ëngendalian mutu produk pangan memiliki hubungan yang
sangat erat kaitannya dalam sistem pengolahan produk pangan yang melibatkan bahan baku,
proses, pengolahan, penyimpangan yang terjadi dan hasil akhir. PT. Nippon Indosari Corpindo
Tbkv telah melakukan pengendalian mutu dari mulai proses penerimaan bahan baku hingga
akhir.
Implementasi GMP yang diterapkan oleh ET. Nippon Indosari Corpindo kebanyakan telah sesuai
dengan standar CAC/RCP 1-1969, Rev. 3 1997. Namun masih ada masalah — masalah dalam
penerapan GMP yang harus diperbaiki. Masalah — masalah tersebut ialah:
58
Pintu sebaiknya selalu ditutup rapat agar tidak memungkinkan adanya hewan — hewan yang
masuk ke ruang produksi. Lebih baik seluruh pintu untuk memasuki ruang produksi dilengkapi
dengan sensor sehingga pintu dapat terbuka dan tertutup secara otomatis, sehingga pintu bisa
tertutup sendiri dengan rapat dan tidak memungkinkan masuknya hewan.
• Penggunaan seragam yang berbeda — beda bagi para karyawan yang bekerja di proses
prodüksi dengan risiko tinggi dan risiko rendah.
Selama ini penggunaan seragam di PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. masih sama untuk
seluruh staff prodüksi. Penggunaan seragam hanya dibedakan sesuai dengan hari. Seharusnya
penggunaan seragam juga hanıs dibedakan berdasarkan tingkat risiko pekedaan. Karyawan yang
bekerja di area prodüksi dengan risiko tinggi dan karyawan yang bekerja di arca prodüksi dengan
risiko yang rendah hanıs dibedakan penggunaan seragamnya. Daemh berisiko tingğ yakni area
60
pemuıggangan, sebaiknya pada arca ini jumlah orang yang maşuk keluar dibatasi. Hanya
karyawan yang bekerja di area pemanggangan saja yang boleh maşuk pada area ini.
ET. Nippon Indosari Corpindo telah secara baik dalam pengelolaan sistem GMP, dengan
penerapan sistem GN4P memberikan beberapa manfaat bagi perusahaan yakni:
ditimbulkan.
7.
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama kegiatan magang di PP. Nippon Indosari
Corpindo, Tbk. dapat disimpulkan bahwa penerapan GMP yang dilakukan oleh pr. Nippon
Indosari Corpindo telah sesuai dengan standar GMP yang dikeluarkan Codex Alimentarius
Commision (CAC/RCP 1-1969, Rev. 3 — 1997, Amd.(1999)). Meskipun implementasi
pelaksanaan GMP yang dilakukan telah sangat baik, namun masih terdapat beberapa hal
yang perlu lebih ditingkatkan lagi yakni sarana transportasi, kebersihan lingkungan luar
pabrik, beberapa kebiasaan dari karyawan yang dapat merugikan perusahaan. Dengan
adanya penerapan GMP memberikan manfaat tersendiri bagi perusahaan terutama menjamin
kuatitas roti yang dihasilkan dan meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap "Sari Roti".
7.2. SARAN
Adapun saran Yang ingin disampaikan yaitu .
l. Perbaikan di dinding bagian dalam beberapa truk pengangkut perlu dilakukan.
2. Penggunaan seragam yang berbeda untuk area produksi dengan risiko
tinggi dan risiko rendah.
8.
57
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawasan Obat dan Makanan. (1978). SK Menkes Nomor 23/Menkes /SK/1978
tentang Pedoman Cara Produksi yang Baik untuk Makanan. BPOM, Jakarta.
Corlett, D. (1998). HACCP User 's Manual. Aspen Publishers, Inc. Gaithersburg. MI).
Crocker, O. L. and Leung Chiu, J. S., (1984). Quality Circles, A Guide to Participation and Productivity.
Methuen. Toronto.
Fardiaz, D. (1997).- "Praktek Pengolahan Pangan yang Baik". Pelatihan Pengendalian Mutu
dan Keamanan Pangan Bagi StafPengajar. Kerjasama Pusat Studi Pangan dan Gizi
(CFNS)-IPB dengan Dirjen Dikti. Bogor, 21 Juli —2 Agustus 1997.
Hubeis, M. O (1994). "Pemasyarakatan ISO 9000 untuk Industri Pangan di Indonesia". Buletin
Tehologi dan Industri Pangan Vol. V (3) Fakultas Teknologi Pertanian, IPB Bogor.
Hubeis,M. (1999). Sistem Jaminan Mutu Pangan. Kerjasama Pusat Studi Pangan
Pangan & Gizi ± IPB dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Bogor.
Prasetyono,A Tjahjanto. (2000). Implementasi GMP dan HACCP Dalam Menunjang Quality
Assurance Industri Pangan. Jurnal Teknologi Industri Vol. IV No. 3 Juli 2000: 187-
194.
Roday, S. ( 1999). Food Hygiene and Sanitation. McGraw Hill. Pub, New Delhi.
Soekarto, S.T. (1990). Dasar-dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan. PAU Pangan dan
Gizi. IPB Press, Bogor.
Winamo, F.G., dan Surono. (2002). GMP Cara Pengolahan Pangan Yang Baik. Bogor : MBrio
Press.
9.
58
LAMPIRAN
1 PRIMARY PRODUCTION
1.1 Environmental l. 1.1 Primary food production OK
OK hygiene should not be carried on in areas 1.2.4 Programmes on farms and in
where the presence of potentially harmfiil substances primary production companies which
could lead to an unacceptable level of achieve specific food safety
such substances in food. Potential sources of pangan utama
from the environment should dijalankan di daerah yang tidak
be considered. mengandung
kontaminasi.
1.2 I .2.i The potential effects of OK
Hygienic primary production activities on the
production of food safety and suitability of food
should sources be considered at all times.
59
60
1.4 Cleaning, 1.4. I Appropriate facilities and OK maintenance and Bahan yang digunakan untuk
procedures should be in place to hygiene ensure that: • mendirikan bangunan dipastikan
any necessary cleaning and maintenance is carried out unan.
effectively; • an appropriate degree of personal hygiene is
maintained.
OK
ILDINGS AND layout
ROOMS sangat
sesuai
2.2.1 Design and 2.2.1.1 Where appropriate, the OK sehingga
tidak
layout internal design and layout should memungkin
permit good hygiene practices, kan
including protection against kontaminasi
hazardous contamination and silang.
crosscontamination.
cleaning.
222.2 The surfaces of walls, OK partitions
and floors should be made of impervious Bahan pembuat dinding dan
materials with no toxic effect in normal terbuat dari bahan yang tidak
use. bersifat toxic.
2.3.2.2 The
equipment should
Permukaan peralatan yang bersentuhan dengan bahan also be designed to
pangan mudah untuk materials and easy to clean, allow temperatures
maintain and disinfect. They should be made of smooth, to dibersihkan,
non-absorbent materials that are inert to the food, and halus, dan bersifat
can withstand repeated cleaning and disinfecting under inert.
normal operating conditions
OK
Peralatan diatur dan dilengkapi dengan alat pengukur connect with, or
suhu. allow reflux into,
and toilets hands, including wash basins and a dari mencuci tangan dengan
2.4.6 Air quality 2.4.6.1 Ventilasi disediakan secara and ventilation cukup untuk meminimalisasi
kontaminasi udara, mengontrol temperatur, dan mengatur
2.4.8 Storage 2.4.8.1 Adequate facilities for the Ada ruang penyimpanan storage of food inyedients
and non- yang berbeda antara bahan baku food (e.g. cleaning dengan yang bahan
pembersih,
materials, lubricants, fuels) should be pestisida.
provided.
2.4.8.2 Food storage facilities should OK be Ruang penyimpanan dirancang
designed and consüucted to: permit dibangun untuk
adequate maintenance and cleaning. - avoid memudahkan pembersihan,
access and harbourage. effectively protect bahan baku selalu diletakkan di
food against contamination. minimise loss atas pallet.
of product.
3 CONTROL OPERATION
3.1.1 Food companies should
control OK PT. Nippon Indosari Corpindo,
3.1 Control of food hazards thN)ugh the
use of potential food systems such as
HACCP. These
hazards control systems should be used
throughout the entire food chain to
guarantee the safety and suitability
of food the shelf-
life of the product.
3.2.1 Time and 3.2.1.1 Time and temperature control process steps steps such as chilling, thermal
systems should be in place irradiation, drying,
control during heating, cooling and storage chemical preservation, vacuum or
where necessary for the production modified atmospheric packaging,
and safety of food. Control systems on the safety and suitability of
cover critical limits, recording and food should be consida•ed.
testing the accuracy of - the measuring
equipment. 3.2.3 3.2.3.1 Where microbiological,
3.2.2 3.2.2.1 The effect of other process Microbiological chemical or physical specifications
and are important for food safety, such
propaties should be based on
sound scientific principles and
Tbk. telah menerapkan GMP dan sedang—
mengajukan sertfikasi HACCP sehingga telah adanya
jaminan terhadap produk.
OK
67
3.3
Requirements for
incoming
materials Seluruh peralatan selalu dibersihkan
3.3. I 3.3.1.1 No ra',v material or ingredient OK sebelum dan
3.4.3 Reusable 3.4.3.1 Reusable packaging should OK Air yang digunakan untuk
packaging be sufficiently durable, easy to clean resirkulasi selalu merupakan
and, whene - necessary, easy to air yang telah di treatment.
disinfect.
3.5 Water
3.5. I Water in 3.5.1.1 Only potable water should be OK contact with
food used in food handling and production, with the following proses pembuatan roti
exceptions: • for steam production, fire control and other similar Air untuk proses pembudan
purposes not connected with food. merupakan potable water
?in certain food processes (e.g. chilling) 3.5.5 Ice and 3.5.5.1 Ice
and in production areas, and places where should be made from OK steam
this does not constitute a hazard to the water that complies with
safety and suitability of food (e.g. the use of the requüunents of paragraph 2.4. I.
clean sea wa©. Ice and steam should be produced,
handled and stored so that
3.5.2 Reuse recirculated treated should be treated and contamination is avoided.
maintained in water such a condition that no risk to the
safety and suitability of food results from its use. This process 3.5.5.2 Steam
should effectively monitored. used
Air yang diresirkulasi hanya in direct
of for reuse;
contact OK
3.5.3 Reuse of 3.5.3.1 Recirculated water for reuse NO recirculated with food or
which has received no firther K water food surfaces
treatment and water recovered from the processing of food should not
by evaporation or dwing may be used, provided its use does not contain any
constitute a risk to the safety and suitability of food. componalts
3.5.4 As an 3.5.4.1 Potable water should be OK ingredient or additives
Sistem yang diterapakan ialah sistern FIFO. that constitute
a threat to the
safety of
food.
Material yang digunakan
mampu untuk mencegah 3
kontaminasi. .
6 Management and Uap air yang digunakan merupakan
supervision uap air yang bersih.
safety system.
3.8 Recall dokumentasi baik untuk
procedures bahan baku, produk jadi,
3.8.1 Effective 3.8.1.1 Managers should ensure that OK dan distribusi.
procedures effective procedures are in to deal with Dokumentasi yang dilakukan sangat
any food safety hazard and to enable efektif.
the complete, rapid recall of any
implicated lot or delivered product
from the market.
3.8.3 Desuuction 3.8-3.1 Recalled foods should be OK Roti reject dan roti yang telah or
reprocessing held under supervision until they are kaduluarsa selalu dihancurkan
destroyu:l, used for purposes other setiap minggu dan dijadikan than human
consumption, or pakan ternak. Proses reprocessed in a way that ensures
penghancuran roti diawasi their safety. oleh staff HRD.
4 ESTABLISHMENT:
and OK
4.1 Maintenance and
cleaning
4.1.1 General 4.1.1.1
4. I. I .2
Cleaning
residues and
soume
4.1.13 Cleaning materials Adanya ruangan khusus untuk chemicals should be
handled and penyimpanan bahan bahan
Bangunan dibuat dengan baik dan selalu diperbaiki dengan Binatang tidak boleh masuk ke
OK
segera bila ada kerusakan sehingga tidak menjadi tempat ruang produksi.
bersarangnya hewan.
Lubang menjadi tempat masuknya hewan telah ditutup. OK
access should be kept sealed. Measures Bahan baku disimpan di gudang
such as wire mesh screens on items that penyimpanan dan diletakkan di
cannot be sealed (for example on open atas pallet.
windows, doors and fans) will reduce the
problem of pest entry.
OK Area di dalam maupun di luar
4.3.2.3 Animals should, wherever possible, pabrik selalu dibersihkan.
be excluded from the company grounds and
food production equipment.
4.3.3 Harbourage 4.3.3.1 Potential food sources should and be
stored in containers infestation/contam and/or stacked
above the gound and ination away from walls.
[-1
4.3.3.2 Areas both inside and outside food
establishments should be kept clean. Where
4.3.4 Monitoring 4.3.4.1 Records of U periodic OK en
detection inspections of establishments and their
environment should be kept and should be accessible.
Para pekerjanya yang sakit dilarang untuk tidak masuk ke Luka harus ditutup menggunakan
tempat produksi. perban atau plester.
should be covered by suitable waterproof
dressings.
5.3.3 Washing 5.3.3.1 Personnel should always OK Para pekerjanya harus hands wash their hands when
personal mencuci tangan dan cleanliness may affect food safety, sesudah proses produksi serta for
example: • at the start of food setelah dari toilet. handling activities. immediately after using the toilet.
• after handling raw or contaminated products where this could result in contamination of other food
items. Personnel should avoid handling ready-to-eat food unnecessarily.
5.5 Visitors
where appropriate, wear protective agar keamanan pangan tetap clothing
5.5.1 Hygiene and 5.5.1.1 Visitors to food producing, OK Ada syarat tertentu yang
behaviour pmcessing or handling areas should, diajukan kepada pengunjung
and adhere to the applicable personal
hygiene provisions and
6 TRANSPORTATION
6.1 General 6.1.1 Food should u be
adequately OK Truk yang digunakan cukup protected during
transportation in mampu untuk melindungi Older to ensure its
safety.produk.
6.3 Use and 63.1 Vehicles and containers for OK Kebersihan dari truk selalu
maintenance transporting food should be kept in diutamakan. Truk yang akan an
appropriate state of cleanliness, digunakan untuk mengirim repair and condition. barang
selalu dibersihkan.
6.3.2 Where the same vehicle or NO Tidak ada kendaraan yang sama
is used for transporting K yang digunakan untuk different foods,
nor non-foods, mentransportasikan bahan effective cleaning and, where
bahan lain selain produk. Produk necessary, should take
ditransportasikan dengan truk
place between yang
khusus mengangkut produk.
6.3.3 Where appropriate, particularly OK Semuanya telah di
desain hanya in bulk transport, vehicles and untuk
makanan. should be designated and marked for
food use only and should only be used for that purpose.
8 TRAINING bertanggung
8.1 Awareness and 8.1.1 All
personnel should be responsibilities
of their role and responsibility in dari
protecting food from contamindion
and deterioration.
8. I .2 Food handlers should have the OK Seluruh telah memiliki
necessary knowledge and skills to pengetahuan tentang proses
enable them to handle food safely penanganan produk
secara and properly. Those
who handle strong cleaning chemicals
or other potentially hazardous
chemicals should be insü•ucted in safe
handling techniques.
2
FAKULTAS TEKNOLOGI
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPR.ANATA
JI. Pawiyatan Luhur IV / 1 SEMARANG 50234
KARTIJ BIMBINGAN
(SKRIPSI 1 KERJA PRAKTEK)
NAMA
NIM / NIRM
PEMBIMBING I
PEMBIMBING Il
Tgl. Masuk
Tgl. -rgl.
Materi Bimbingan untuk Paraf
Bimbingan Kembali
dikoreksi
B- ves -E
—201
go - Ves-20ta.
{o - -20
LDB
co vo
t...4VoÇAF-.t
Pembimbing Lapangan