Anda di halaman 1dari 82

LAPORAN KERJA PRAKTEK

DI JOB PERTAMINA PETROCHINA SALAWATI

Oleh:
Margaretha Anindya Wijaya
NPM : 15 06 08373

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA

2018
HALAMAN PENGESAHAN

ii
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat serta
rahmat-Nya sehingga pelaksanaan kerja praktek dapat berjalan dengan baik dan
lancar sampai pada tahap penyusunan laporan akhir kerja praktek. Semoga
dengan selesainya kegiatan dan penulisan laporan ini, dapat menjadi bekal
dalam menghadapi dunia kerja.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :


1. Ibu Eflin Mangembulude yang telah membantu penulis dalam proses
adiminstrasi selama kegiatan kerja praktek di perusahaan Joint Operating
Body Pertamina – PetroChina Salawati.
2. Bapak Azis Laoto selaku field secretary yang telah menerima dan
mengijinkan penulis dalam melaksanakan kerja praktek di perusahaan Joint
Operating Body Pertamina – PetroChina Salawati.
3. Bapak Hulman Siahaan selaku senior supervisor Matoa Processing Area
sekaligus pembimbing selama melaksanakan kegiatan kerja praktek.
4. Ibu Deny Ratna Yuniartha, ST., MT. dan bapak B. Laksito Purnomo S.T.,
M.Sc. selaku dosen pembimbing kerja praktek yang telah membimbimbing
penulis selama pelaksanaan dan penyusunan laporan akhir kerja praktek.
5. Para karyawan di perusahaan Joint Operating Body Pertamina – PetroChina
Salawati yang telah membantu penulis selama pelaksanaan kerja praktek
berlangsung.
6. Angela Flafiana Merapi selaku rekan kerja penulis di perusahaan Joint
Operating Body Pertamina – PetroChina Salawati dan Heraklos Visha
Adiafora yang telah membantu penulis selama pelaksanaan dan penyusunan
laporan kerja praktek.

Yogyakarta, 3 November 2018


Penulis

Margaretha Anindya Wijaya

iv
DAFTAR ISI

BAB JUDUL HAL.


HALAMAN PENGESAHAN ii
SURAT KETERANGAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii

1 PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 1
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek 2

2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 3


2.1. Sejarah Singkat Perusahaan 3
2.2. Struktur Organisasi Perusahaan 7
2.3. Manajemen Perusahaan 12

3 TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN 25


3.1. Proses Bisnis 25
3.2. Produk yang Dihasilkan 31
3.3. Proses Produksi 33
3.4. Fasilitas Produksi 34

4 TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA 36


4.1. Lingkup Pekerjaan 36
4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan 38
4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan 42
4.4. Hasil Kerja 45

5 PENUTUP 59
5.1. Kesimpulan 59
5.2. Saran 60

v
Daftar Pustaka 61
LAMPIRAN 62

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Jadwal Rincian Agenda Kerja Praktek 2


Tabel 2.1. Ringkasan Kontrak JOB Pertamina - PetroChina Salawati 4
Tabel 2.2. Pembagian Ketenagakerjaan pada JOB P-PS 14
Tabel 2.3. Jadwal Jam Kerja 14
Tabel 4.1. Data Perhitungan Standar Deviasi Chemical De-Mulsifier 54
Tabel 4.2. Data Perhitungan Standar Deviasi Chemical De-Oiler 54
Tabel 4.3. Data Perhitungan Standar Deviasi Chemical Scale Inhibitor 55

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Logo JOB Pertamina - PetroChina Salawati 3


Gambar 2.2. Peta JOB Pertamina - PetroChina Salawati 3
Gambar 2.3. Area JOB Pertamina - PetroChina Salawati 4
Gambar 2.4. Penghargaan Peringkat Biru dari KLH 5
Gambar 2.5. Sertifikasi ISO 14001:2015 6
Gambar 2.6. Penghargaan Keselamatan Kerja dari Mentri ESDM 6
Gambar 2.7. Struktur Organisasi Perusahaan Joint Operating Body Pertamina
PetroChina Salawati 7
Gambar 2.8. Struktur Organisasi Perusahaan JOB P-PS 9
Gambar 2.9. Struktur Organisasi Perusahaan JOB P-PS 9
Gambar 2.10. Struktur Organisasi Perusahaan JOB P-PS 10
Gambar 2.11. Struktur Organisasi Perusahaan JOB P-PS 10
Gambar 2.12. Pembagian Ketenagakerjaan pada JOB P-PS 13
Gambar 2.13. Speedboat dan Kapal Sebagai Transportasi Laut 15
Gambar 2.14. Mobil Sebagai Transportasi Darat 16
Gambar 2.15. Alat Berat Sebagai Transportasi Darat 16
Gambar 2.16. Fasilitas Basecamp di JOB P-PS 17
Gambar 2.17. Fasilitas Kantin di JOB P-PS 17
Gambar 2.18. Fasilitas Ruang Karaoke di JOB P-PS 18
Gambar 2.19. Fasilitas Lapangan Futsal di JOB P-PS 19
Gambar 2.20. Fasilitas Lapangan Bulu Tangkis di JOB P-PS 19
Gambar 2.21. Fasilitas Lapangan Tenis di JOB P-PS 19
Gambar 2.22. Fasilitas Ruang GYM di JOB P-PS 20
Gambar 2.23. Fasilitas Klinik di JOB P-PS 20
Gambar 2.24. Fasilitas Club House di JOB P-PS 21
Gambar 2.25. Fasilitas Gereja di JOB P-PS 22
Gambar 2.26. Fasilitas Masjid di JOB P-PS 22
Gambar 2.27. Fasilitas Masjid di JOB P-PS 23
Gambar 3.1. Proses Pemesanan Material oleh Pihak End User 27
Gambar 3.2. Proses Pemesanan Barang ke Vendor 28
Gambar 3.3. Proses Penerimaan Barang yang Dikirim oleh Pihak Vendor 29
Gambar 3.4. Minyak Mentah JOB P-PS 31
Gambar 3.5. Minyak Mentah JOB P-PS 31

viii
Gambar 4.1. Matriks Identifikasi Bahaya 38
Gambar 4.2. Alur Pelaksanaan Pekerjaan 42

ix
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
AtmamJaya Yogyakarta (PSTI UAJY) mewajibkan semua mahasiswanya untuk
melaksanakan kerja praktek sesuai dengan Kurikulum di PSTI UAJY. PSTI UAJY
memandang kerja praktek sebagai wahana atau sarana bagi mahasiswa untuk
mengenali suasana di industri serta menumbuhkan, meningkatkan, dan
mengembangkan etos kerja profesional sebagai calon sarjana Teknik Industri.
Kerja praktek dapat dikatakan sebagai ajang simulasi profesi mahasiswa Teknik
Industri. Paradigma yang harus ditanamkan adalah bahwa selama kerja praktek
mahasiswa bekerja di perusahaan yang dipilihnya. Bekerja, dalam hal ini
mencakup kegiatan perencanaan, perancangan, perbaikan, penerapan dan
pemecahanan masalah. Oleh karena itu, dalam kerja praktek kegiatan yang
dilakukan oleh mahasiswa adalah:
a. Mengenali ruang lingkup perusahaan
b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu
c. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan, supervisor
atau pembimbing lapangan
d. Mengamati perilaku sistem
e. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis
f. Melaksanakan ujian kerja praktek

1.2. Tujuan
Hal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah:
a. Melatih kedisiplinan.
b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan
dalam perusahaan.
c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja.
d. Mengamati secara langsung aktivitas perusahaan dalam berproduksi dan
menjalankan bisnis.
e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek yang ada di
perusahaan.
f. Menambah wawasan mengenai sistem produksi dan sistem bisnis.

1
1.3. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek
Kegiatan kerja praktek ini dilaksanakan di Joint Operating Body Pertamina -
PetroChina Salawati, Matoa, Sorong - Papua Barat. Pelaksanaan kegiatan kerja
praktek dilaksanakan selama 31 hari kerja terhitung mulai tanggal 22 Juni 2018
sampai 22 Juli 2018 dengan jadwal 7 hari kerja dalam seminggu. Adapun jadwal
kerja untuk setiap harinya dimulai pukul 07.00 – 17.30 WIT dengan waktu
istirahat adalah pukul 11.30 – 13.00 WIT. Selama melaksanakan kerja praktek,
ditempatkan pada beberapa departemen yaitu Department Health Safety and
Environment, Department Matoa Process Area, Department Logistic, dan pada
Department Matoa Power Plant. Berikut rincian agenda kerja praktek dapat
dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Jadwal Rincian Agenda Kerja Praktek

No Departemen Penanggung Jawab Waktu

Bapak Argia s. Ginting


Health Safety & 22 Juni 2018 –
1 Bapak Saban Warfandu
Enviroment 28 Juni 2018
Bapak Syamsudin Kahar

Matoa Processing Bapak Hulman Siahaan


29 Juni - 12 Juli
2 Area Bapak Masruni Aco
2018
Bapak Nataniel Tarami

Bapak Digdo S. Pramono 13 Juli - 18 Juli


3 Logistic
Bapak Jacobus Lakesubun 2018

Bapak Zeth Lewarissa


Matoa Power 19 Juli – 22 Juli
4 Bapak Ariadi
Plant 2018
Bapak Thomas

2
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan


Perusahaan Joint Operating Body Pertamina - PetroChina Salawati atau yang
biasa disingkat JOB P-PS berdiri pada tanggal 23 April 1990 dengan ringkasan
kontrak seperti pada Tabel 2.1. Perusahaan ini bermula dari kerjasama antara
Pertamina dengan Santa Fe. Kemudian Santa Fe digantikan dengan PetroGas
dikarenakan kontrak kerja yang telah usai. Selang beberapa waktu kemudian,
PetroChina mengambil alih kerjasama dengan Pertamina menggantikan
PetroGas dan dibentuklah Joint Operating Body. Perusahaan ini berada di
Matoa, Distrik Salawati Tengah Kabupaten Sorong Propinsi Papua Barat. Alamat
kantor pusatnya beralamat di Gedung Menara Kuningan Lt.17 - 27, Jl. HR.
Rasuna Said Blok. X-7 Kav. 5, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan. JOB
P-PS memiliki logo seperti pada Gambar 2.1. Peta JOB P-PS dapat dilihat pada
Gambar 2.2. sedangkan area JOB P-PS yang sesuai dengan kontrak ada seperti
Gambar 2.3.

Gambar 2.1. Logo JOB Pertamina - PetroChina Salawati

Gambar 2.2. Peta JOB Pertamina - PetroChina Salawati

3
Gambar 2.3. Area JOB Pertamina - PetroChina Salawati

Tabel 2.1. Ringkasan Kontrak JOB Pertamina - PetroChina Salawati

CONTRACT SUMMARY
AREA SALAWATI KEPALA BURUNG BLOCK
CONTRACT DATE APRIL 23, 1990
ORIGINAL AREA 4,395.50 SQ KMS
FIRST RELINQUISHMENT (25%) APRIL 22, 1993, RETAIN 3272.85 SQ KMS
SECOND RELINQUISHMENT (25%) APRIL 22, 1996, RETAIN 2169.85 SQ KMS
THIRD RELINQUISHMENT (25%) APRIL 22, 2003, RETAIN 1072.77 SQ KMS

JOB P-PS bergerak di bidang eksplorasi dan eksploitasi gas bumi di wilayah
kerja Salawati yang dalam pelaksanaan kerjanya masih dibantu oleh PetroGas
dalam penggunaan tangki penampungan minyak yang dimiliki oleh PetroGas
sebagai tempat untuk menampung minyak mentah JOB P-PS yang nantinya
akan didistribusikan untuk dijual. Dulunya PetroGas berproduksi sebanyak
27.000 barrel per hari, namun seiring berjalannya waktu, produksinya berkurang
sehingga tangki penampungan minyak yang sebelumnya terpakai, sekarang
tidak digunakan lagi oleh PetroGas, dan dipinjamkan pada JOB P-PS. Dengan
hal ini maka kapal-kapal besar milik perusahaan pembeli minyak akan bersandar
pada kanal milik PetroGas untuk mengangkut minyak yang ada di tangki dan
kemudian di ekspor atau digunakan sendiri. Karena itu, PetroGas masih memiliki
saham pada perusahaan ini. Pembagian saham terbagi menjadi empat dengan
pemegang saham terbesar dimiliki oleh PT. PHE Salawati dengan total 50%,
PETROCHINA INT’L KB Ltd. 16,8% sedangkan RHP Salawati Island B.V. 14,5%
dan PETROGAS (ISLAND) Ltd. 18,7%.

4
Dalam perkembangannya, perusahaan ini mengembangkan lokasi eksplorasinya
yang sebelumnya hanya di onshore saja, lalu berkembang juga dengan
melakukan eksplorasi di offshore. Tingkat kualitas minyak yang dihasilkan di
offshore yaitu 55oAPI, lebih baik dibandingkan dengan di onshore yang hanya
34oAPI. Status sumur yang aktif pada wilayah onshore ada 27 sumur dengan
total 59 sumur. Pada wilayah offshore semua sumur masih aktif dengan total 2
sumur. Jarak tempuh dari kanal menuju perusahaan yang dulunya 20 km
sekarang menjadi 13 km, lebih dekat 7 km dibandingkan dengan saat awal
perusahaan ini didirikan.

Perusahaan ini juga melakukan pengambilan sampel setiap 6 bulan sekali untuk
menjaga kelestarian alam dan kesejahteraan penduduk. Sampel yang dilakukan
yaitu sampel air, udara dan sosial ekonomi. Sehingga dari data sampel,
perusahaan ini mendapatkan penghargaan peringkat biru dari Kementrian
Lingkungan Hidup dalam program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam
pengelolaan lingkungan hidup seperti pada Gambar 2.4. JOB P-PS juga
mendapatkan sertifikasi dalam melakukan pelatihan pentingnya keamanan dan
keselamatan kerja dan sertifikasi dalam audit internalnya pada Gambar 2.5.
Perusahaan ini juga mendapatkan penghargaan keselamatan kerja dalam proses
produksi dari Mentri Energi dan Sumber Daya Mineral seperti pada Gambar 2.6.

Gambar 2.4. Penghargaan Peringkat Biru

5
Gambar 2.5. Sertifikasi ISO 14001:2015

Gambar 2.6. Penghargaan Keselamatan Kerja dari Mentri ESDM

6
2.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar 2.7. Struktur Organisasi Perusahaan Joint Operating Body Pertamina PetroChina Salawati

7
Dalam perusahaan ini, jabatan tertinggi dalam struktur organisasi adalah General
Manager. Namun untuk posisi di lapangan dibawahi oleh Field Manager. Hal ini
dikarenakan kantor pusatnya yang terletak di Jakarta sedangkan lapangannya
berada di Papua Barat. Adanya struktur organisasi dalam suatu perusahaan
memanglah penting untuk perusahaan dengan kantor pusat yang berdampingan
dengan tempat produksinya (lapangan) maupun yang terpisah, penting pula
untuk perusahaan besar maupun kecil. Struktur organisasi memiliki peran
penting dalam memberikan koordinasi antar tiap departemen secara posisi, untuk
memberikan koordinasi pada perusahaan dalam menjalin kegiatan operasional
untuk mencapai suatu tujuan. Pada Gambar 2.7. merupakan struktur organisasi
yang ada di lapangan JOB P-PS.

2.2.1. Bagan Organisasi


Pada Gambar 2.7. merupakan pemaparan mengenai bangan struktur organisasi
secara keselurahan yang ada di perusahaan JOB P-PS. Gambar 2.8. merupakan
struktur organisasi untuk direksi jabatan tertinggi yang akan membawahi
departemen bersangkutan dan berisikan field manager, admin staf / secretary
FM, Head Of QHSSE (di Jakarta), Field Operation Superintendent, Field Support
Superintendent, Senior Field HSE Supervisor, dan Senior Field Security
Supervisor. Gambar 2.9. merupakan struktur organisasi yang ada di departemen
QHSSE sehingga struktur organisasi dari keamanan (security) ada di bawah
kendali departemen ini. Gambar 2.10. merupakan sturktur organisasi yang
berisikan departemen penunjang jalannya operasi pada perusahaan. Gambar
2.11.merupakan sturktur organisasi yang berisikan departemen pembantu
kegiatan operasional pada perusahaan.

8
Gambar 2.8. Struktur Organisasi Perusahaan JOB P-PS

Gambar 2.9. Struktur Organisasi Perusahaan JOB P-PS

9
Gambar 2.10. Struktur Organisasi Perusahaan JOB P-PS

Gambar 2.11. Struktur Organisasi Perusahaan JOB P-PS

2.2.2 Deskripsi Pekerjaan disetiap Departemen atau Bagian


JOB Pertamina – PetroChina Salawati dibagi menjadi 6 departemen, yaitu Health
Safety and Environment (HSE), Matoa Process Area (MPA), Matoa Power Plant
(MPP), Logistic, Vape Shop, dan Facility, adapun penjelasannya sebagai berikut:
a. Department Health Safety and Environment (HSE)
Dalam melaksanakan kegiatan kerja di JOB P-PS, penting untuk menyadari
bahaya yang mengancam dalam pelaksanaannya. Maka dari itu, departemen
HSE di sini memiliki tugas untuk membuat pekerja yang bekerja di JOB P-PS
menjadi aman. Hal ini dengan memperhatikan kegiatan kerjanya, agar dapat
beroperasi dengan aman, sehat, selamat dan juga untuk lingkungan di
perusahaan pun diperhatikan oleh departemen ini supaya ramah lingkungan.
Dalam pelaksanaannya, departemen HSE sendiri melaksanakan kegiatan untuk
selalu menjaga kualitas, meniadakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja,

10
menjaga pekerja dan asset operasi, ramah lingkungan serta melaksanakan
perbaikan berkelanjutan dalam kinerja perusahaan.
b. Department Matoa Process Area (MPA)
Departemen ini merupakan salah satu departemen yang penting dalam
pelaksanaan kegiatan produksi di JOB P-PS. Hal ini karena pada MPA sendiri
setiap produksi dikendalikan. Sumur-sumur sumber minyak dilakukan tes setiap
hari 2 sumur dari total 21 sumur yang aktif. Untuk setiap tekanan yang ada dalam
ruang separator maupun manifold di departemen MPA, semua dikendalikan.
Departemen ini juga melakukan pencatatan (reading) setiap 2 jam sekali dan
untuk sumur yang baru saja masuk RIG maka pencatatan (reading) dilakukan
setiap jam. Maka departemen ini diberlakukan 2 jadwal jaga yaitu pagi dan
malam, dimana setiap sumur yang berproduksi di cek untuk memastikan setiap
data yang dihasilkan untuk dibuat laporan setiap harinya.
c. Department Matoa Power Plant (MPP)
Departemen ini merupakan departemen kedua yang menjadi departemen
penting dalam pelaksanaan kegiatan produksi di JOB P-PS. Pada departemen
ini, semua sumber energi dikendalikan dan setiap proses yang menyangkut
listrik, di sini seua dikendalikan. Dilakukan pengamatan dan pencatatan data
untuk setiap energi yang digunakan dalam perusahaan. Karena energi di
perusahaan ini sumberdayanya diambil dan diolah sendiri dari gas bumi, maka
harus teliti dalam pengukuran tekanan yang digunakan dan mesin-mesin yang
beroperasi. Maka dari itu, departemen ini melakukan pengecekan untuk setiap
mesin-mesin yang ada baik di dalam MPP maupun yang ada di lapangan.
Dilakukan juga servis yang berhubungan dengan listrik seperti ac, kipas angin,
radio maupun barang-barang elektronik lainnya.
d. Department Logistic
Departemen logistik pada perusahaan ini mempunyai tanggung jawab dalam
mengatur kebutuhan material penunjang dan kebutuhan lain di perusahaan,
selain itu departemen ini juga memfasilitasi dan mendukung kegiatan operasional
perusahaan dalam transportasi. Hal ini karena bahan bakar untuk setiap
kendaraan yang ada di perusahaan tersebut dikontrol oleh departemen ini. Untuk
dapat mengisi bahan bakar, setiap kendaraan wajib menyertakan bukti surat
pengisian bahan bakar yang terlebih dahulu sudah ditandatangani oleh setiap
supervisor yang ada di tiap departemen yang bersangkutan. Pada departemen

11
ini, kegiatan keluar masuk barang, sampai melakukan pengadaan, memilih
vendor juga menjadi tanggung jawabnya.
e. Department Vape Shop
Departemen ini mendukung setiap kegiatan yang berhubungan dengan
penggunaan pipa. Pada departemen ini, proses pengelasan pipa dilakukan,
kontroksi pembuatan barang yang berhubungan dengan pipa, semua dilakukan.
Departemen yang paling bergantung pada departemen ini adalah departemen
MPA. Hal ini karena pada departemen MPA sangat memutuhkan pengerjaan
pipa pada jalur aliran minyak yang nantinya didistribusikan menuju tangki
penyimpanan minyak. Jika ada pipa yang bocor, maka departemen vape shop
yang menangani hal ini.
f. Department Facility
Pada departemen ini, memiliki tugas untuk memperbaiki setiap fasilitas umum
yang ada di perusahaan. Departemen ini sangat dibutuhkan untuk base camp
yang memiliki banyak fasilitas, missal saja toilet, meja, kursi, dan sebagainya.
Tidak hanyak untuk base camp, namun juga pembuatan kebutuhan yang
mendukung departemen lain juga dilakukan pada departemen ini.

2.3. Manajemen Perusahaan


Pada Sub Bab ini, akan dijelaskan mengenai visi dan misi perusahaan, selain itu
terdapat penjelasan mengenai ketenagakerjaan, fasilitas perusahaa, dan sistem
pemasaran.

2.3.1. Visi dan Misi Perusahaan


a. Visi
Menjadi perusahaan badan operasi bersama hulu migas yang selalu tumbuh dan
unggul, serta dipercaya dan dihormati para pemangku kepentingan.
b. Misi
i. Mengelola operasi hulu migas berdasarkan standard good oilfield engineering
practices.
ii. Bekerja dengan budaya mutu, kesehatan, keselamatan kerja dan lindugan
lingkungan secara terintegrasi.
iii. Melakukan inovasi dan perbaikan secara menerus untuk menjadi perusahaan
yang unggul.
iv. Memenuhi target perusahaan yang ditetapkan oleh share holders dan
skkmigas.

12
c. Nilai Perusahaan
Berikut merupakan tata nilai perusahaan yang ditanamkan di Joint Operating
Body Pertamina PetroChina Salawati :
i. Clean, Competitive, Confident, Customer, Focused, Commercial, Capable
ii. Professional
iii. Profitable
iv. Safe

2.3.2. Ketenagakerjaan
Dalam suatu perusahaan, sumber daya manusia pasti akan dibutuhkan. Dalam
proses pemilihan tenaga kerjanya, maka perusahaan akan menyeleksi setiap
sumber daya manusia yang ada untuk dapat bekerja tepat sesuai dengan bagian
yang dibutuhkan perusahaan. Untuk semua rekruitmen pada perusahaan ini
diselenggarakan oleh tiga perusahaan. Karena perusahaan ini merupakan badan
gabungan, maka Pertamina, PetroChina dan JOB sendiri melakukan rekruitmen
pekerjanya masing-masing sesuai dengan kebutuhan yang ada di perusahaan
tersebut. Pembagian ketenagakerjaan pada perusahaan ini dapat dilihat dari
Gambar 2.12. dan Tabel 2.2.

Field Man Power


19%
1%

14%
66%

PCI PHE JOB Recruit Third Party

Gambar 2.12. Pembagian Ketenagakerjaan pada JOB P-PS

13
Tabel 2.2. Pembagian Ketenagakerjaan pada JOB P-PS

PCI PHE JOB Recruit Third Party


Staff 12 3 10 0
Non Staff 15 0 11 123
Total 27 3 21 123

Pembagian kerja pada perusahaan JOB P-PS dibagi menjadi dua, di kantor dan
di lapangan. Untuk jam kerja di kantor yang berpusat di Jakarta, setiap hari
masuk kerja dengan libur pada hari Sabtu dan minggu, namun masuk kerja jam
07.00 WIB. Sedangkan di lapangan JOB P-PS sistem kerjanya berbeda
berdasarkan tingkat jabatan. Untuk kepekerja kontraktor akan diberlakukan libur
selama satu minggu dengan masa kerja dua minggu, sedangkan dengan jabatan
yang lebih tinggi seperti Foreman keatas (Supervisor, Senior Supervisor, admin
staff/ secretary FM, office staff, Act. Field Manager maupun Field Manager) akan
diberlakukan sistem kerja dua minggu masuk dan dua minggu libur.

Aktivitas kerja pada lapangan perusahaan JOB P-PS beroperasi dari hari Senin
hingga Minggu, hal ini karena jadwal libur diadakan setiap pergantian pekerja,
baik itu dua minggu sekali untuk jabatan diatas kontraktor, maupun satu minggu
untuk jabatan kontraktor. Setiap hari kegiatan kerja dimulai dari pukul 06.00 WIT
sampai pukul 18.00 WIT, dan diberikan waktu istirahat (makan siang) selama 1½
jam atau 90 menit yaitu pada pukul 11.30 WIT sampai pukul 13.00 WIT.
Terkecuali untuk departemen MPA dan MPP, dilakukan kegiatan kerja selama 24
jam kerja dengan pergantian pekerja setiap pukul 06.00 WIT dan pukul 18.00
WIT, karena ada dua shift yaitu untuk pagi dan malam. Jadwal kerja dapat dilihat
pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Jadwal Jam Kerja

Jam
No Bagian Hari Keterangan
Operasional
Kantor admin dan Istirahat makan
Senin- 06.00 - 18.00
1 departemen selain siang pukul
Minggu WIT
MPA dan MPP 11.30-13.00 WIT
Shift 1 Istirahat
Shift 1 :
makan siang
06.00 - 18.00
pukul 11.30-13.00
WIT
Senin- WIT
2 MPA dan MPP
Minggu Shift 2 istirahat
Shift 2 :
makan midnight
18.00 - 06.00
pukul 23.30 -
WIT
01.00 WIT

14
2.3.3. Fasilitas Perusahaan
Dalam suatu perusahaa, fasilitas yang ada merupakan pendukung aktivitas
pekerja agar merasa nyaman saat bekerja. Fasilitas yang diberikan oleh JOB
Pertamina – PetroChina Salawati adalah sebagai berikut:
a. Transportasi
Karena lokasi lapangan Joint Operating Body Pertamina PetroChina Salawati
berada di pulau dan wilayah blok tersendiri, maka dari pihak perusahaan sendiri
sudah memberikan fasilitas yang menunjangan untuk berjalannya kegiatan
operasi kerja. JOB P-PS menyediakan transportasi darat dan laut, untuk menuju
ke tempat kerja. Transportasi laut yang digunakan adalah speedboat dan kapal
seperti pada Gambar 2.13. Gunanya adalah untuk melayani kegiatan pergantian
shift kerja pekerja yang sedang cuti dan yang ada di offshore. Sedangkan
transportasi darat yang digunakan adalah mobil seperti pada Gambar 2.14. dan
alat berat seperti pada Gambar 2.15. digunakan untuk kegiatan operasional
lapangan di blok pulau Salawati, Papua Barat.

Gambar 2.13. Speedboat dan Kapal Sebagai Transportasi Laut

15
Gambar 2.14. Mobil Sebagai Transportasi Darat

Gambar 2.15. Alat Berat Sebagai Transportasi Darat

b. Basecamp
Fasilitas basecamp yang ada di perusahaan JOB Pertamina – PetroChina
Salawati digunakan untuk pekerja yang sedang melaksanakan kerja di sana.
Lokasi JOB P-PS yang berada di blok tersendiri di pulau Salawati,
mengharuskan semua pekerja menginap di sana. Maka dari itu, pada basecamp
sudah disediakan setiap keperluan harian yang memudahkan pekerja dalam
kesehariannya. Untuk pembagian fasilitas basecamp untuk masing-masing
pekerja, dibedakan berdasarkan jabatan yang diduduki. Fasilitas basecamp
dapat dilihat seperti pada Gambar 2.16.

16
Gambar 2.16. Fasilitas Basecamp di JOB P-PS

c. Kantin
Kantin merupakan fasilitas pada JOB P-PS yang digunakan pekerja pada saat
jam makan. Karena pekerja JOB P-PS yang sedang menjalankan masa kerja
(tidak cuti) diwajibkan untuk tinggal di basecamp, maka akan diberikan makan
pagi, siang dan malam, bahkan makan tengah malam. Pemberian makan tengah
malam diperuntukkan bagi pekerja dengan shift kerja malam. Kantin dibedakan
menjadi dua, antara pekerja kontraktor dengan pekerja yang memiliki jabatan
tinggi. Untuk kantin pekerja kontraktor berada di sebelah kiri basecamp
sedangkan untuk kantin pekerja dengan jabatan tinggi berada di sebelah kanan
basecamp. Fasilitas kantin JOB P-PS dapat dilihat seperti pada Gambar 2.17.

Gambar 2.17. Fasilitas Kantin di JOB P-PS

17
d. Ruang Karaoke
Ada beberapa fasilitas hiburan bagi pekerja adalah ruang karaoke. Karena
selama bekerja dengan jadwal kerja dua minggu tanpa adanya hari libur sebelum
masa cuti, pekerja pasti akan merasakan bosan. Maka dari itu, fasilitas karaoke
disediakan untuk membuat pekerja nyaman disela waktu istirahatnya, sehingga
tidak merasa bosan atau jenuh. Ruang karaoke selalu terkunci, namun jika ingin
menggunakannya, dapat meminta kunci ruangan dan menggunakannya. Ruang
karaoke terletak di area basecamp sehingga saat pekerja istirahat, dapat
menyempatkan diri berkaraoke untuk menghilangkan stres. Ruang karaoke di
JOB P-PS dapat dilihat seperti pada Gambar 2.18.

Gambar 2.18. Fasilitas Ruang Karaoke di JOB P-PS

e. Lapangan Futsal
Selain ruang karaoke, terdapat fasilitas olahraga yaitu lapangan futsal, lapangan
bulu tangkis, dan lapangan tenis. Lapangan ini berada di dekat basecamp
sehingga jika pekerja sudah selesai kerja, pada sore hari biasanya banyak yang
melakukan olahraga tersebut. Ukuran lapangan terbilang cukup luas dan
merupakan lapangan terbuka terkecuali untuk lapangan bulu tangkis, letaknya di
dalam ruangan dimana ruangan tersebut bisa dialih fungsikan sebagai ruang
pertemuan. Lapangan futsal pada JOB P-PS dapat dilihat seperti pada Gambar
2.19. Untuk lapangan bulu tangkis pada JOB P-PS dapat dilihat seperti pada
Gambar 2.20. Sedangkan lapangan tenis pada JOB P-PS dapat dilihat seperti
pada Gambar 2.21. Pada saat acara 17 Agustus, biasanya diadakan lomba dan
masyarakat setempat ikut bergabung.

18
Gambar 2.19. Fasilitas Lapangan Futsal di JOB P-PS

Gambar 2.20. Fasilitas Lapangan Bulu Tangkis di JOB P-PS

Gambar 2.21. Fasilitas Lapangan Tenis di JOB P-PS

19
f. Ruang GYM
Selain lapangan futsal, terdapat fasilitas olahraga lainnya, yaitu ruang GYM.
Ruangan ini terletak di sebelah klinik, dan harus berjalan kaki keluar area gedung
basecamp. Di dalam ruangan GYM, terdapat banyak alat-alat olahraga untuk
melakukan GYM. Pada saat ingin menggunakan ruangan, pekerja tidak perlu ijin
terlebih dahulu dan ruangan terbuka setiap sore hari. Fasilitas GYM dapat dilihat
seperti pada Gambar 2.22.

Gambar 2.22. Fasilitas Ruang GYM di JOB P-PS

g. Klinik
Fasilitas klinik berada tepat di samping ruang GYM. Setelah pekerja
menyelesaikan masa cuti dan sebelum memulai kegiatan kerja, maka diwajibkan
untuk melakukan tes kesehatan di klinik JOB P-PS. Klinik yang ada di
perusahaan ini memiliki dua dokter dua mantra. Kedua dokter saling bergantiang
disaat salah satunya melakukan cuti. Mantra yang ada di sana dimaksudkan
sebagai perawat yang membantu dokter dalam menjalankan tugasnya. Fasilitas
klinik dapat dilihat seperti pada Gambar 2.23.

Gambar 2.23. Fasilitas Klinik di JOB P-PS

20
h. Club House
Perusahaan ini, selain memiliki ruang karaoke untuk fasilitas hiburannya, namun
juga memiliki club house. Di dalam club house merupakan sarana tempat pekerja
untuk menonton bersama dan bermain bilyard. Jam buka club house sekitar
pukul 20.00 WIT – pukul 24.00 WIT dan letaknya ada di area basecamp. Pada
club house sendiri menyediakan bar kecil untuk menikmati makanan dan
minuman. Fasilitas club house dapat dilihat seperti pada Gambar 2.24.

Gambar 2.24. Fasilitas Club House di JOB P-PS

i. Gereja dan Masjid


Fasilitas kerohanian yang ada pada perusahaan ini adalah adanya gereja dan
masjid. Jika letak masjid ada di dalam area basecamp, untuk gereja teletak
persis di depan basecamp sehingga pekerja diharuskan untuk berjalan kaki
terlebih dahulu untuk menuju gereja. Masjid melakukan sholat Jumat dengan
dipimpin oleh ustad yang didatangkan setiap hari Kamis dan pulang setiap hari
Sabtu. Sedangkan untuk gereja, mengadakan ibadat setiap hari minggu pukul
20.00 WIT dengan mengundang pastor dari Sorong setiap hari Sabtu dan pulang
setiap hari Senin. Fasilitas gereja dapat dilihat seperti pada Gambar 2.25.
sedangkan fasilitas masjid seperti pada Gambar 2.26.

21
Gambar 2.25. Fasilitas Gereja di JOB P-PS

Gambar 2.26. Fasilitas Masjid di JOB P-PS

j. Pos Keamanan
Fasilitas pos keamanan merupakan salah satu bentuk pengamanan yang
dilakukan pada perusahaan JOB P-PS. Letak pos keamanan berada di kanal dan
area basecamp. Keamanan pada JOB P-PS dipantau selama 24 jam, dengan
pengamanan di setiap departemen dan sumur-sumur. Setiap sumur dicek dan
pipa-pipa pun juga dicek setiap malamnya, karena untuk menghindari orang-
orang yang ingin mencuri besi kabel maupun besi pipa. Fasilitas pos keamanan
seperti pada Gambar 2.27.

22
Gambar 2.27. Fasilitas Masjid di JOB P-PS

2.3.4. Sistem Pemasaran


Joint Operating Body Pertamina PetroChina Salawati memiliki kantor pemasaran
yang berada di Jakarta, yaitu di kator pusat perusahaan ini. Setiap kegiatan
pemasaran penjualan minyaknya, diatur dari Jakarta, sehingga di lapangan JOB
P-PS Papua Barat hanya melaksanakan kegiatan produksinya saja. Namun
minyak-minyak yang telah ditampung, akan dibawa ke KMT dan dilakukan
transfer penjualan. Namun, untuk setiap harinya, lapangan JOB P-PS harus
membuat laporan produksi yang nantinya di-email ke Jakarta supaya kantor
pusat dapat memantau hasil produksi dari lapangan JOB P-PS.

23
BAB 3
TINJAUAN SISTEM PERUSAHAAN

3.1. Proses Bisnis


Proses bisnis merupakan sekumpulan pekerjaan atau aktivitas yang terstruktur
dan saling berkaitan untuk dapat digunakan dalam menyelesaikan permasalahan
tertentu. Sehingga adanya proses bisnis ini sendiri, dapat digunakan untuk
mengorganisir suatu kegiatan guna meningkatkan pemahaman atas keterkaitan
antar setiap kegiatan. Proses bisnis harus memiliki tujuan yang jelas, sehingga
keterkaitan antar aktivitas dapat diketahui guna dapat menggunakan resource
dengan bijak. Proses bisnis dapat menjelaskan aktivitas dari awal mula hingga
suatu barang dapat sampai pada proses distribusinya.

3.1.1. Bagan Proses Bisnis


Proses bisnis pada kali ini adalah proses bisnis dari departemen Logistik. Seperti
yang telah diamati, proses bisnis yang ada adalah dimulai dari proses
permintaan barang dari pihak end user sampai penerimaan barangnya. Tugas
utama dari departemen Logistik adalah melakukan proses pengadaan barang.
Departemen ini, melakukan pengecekan dan pelaporan terkait dengan jumlah
persediaan material yang dibutuhkan.

3.1.2. Penjelasan Proses Bisnis Perusahaan


Gambaran proses bisnis pada departemen Logistik di perusahaan Joint
Operating Body Pertamina PetroChina Salawati mencakup perihal aktivitas dari
pihak end user / pengguna material yang mengirimkan kebutuhan materialnya
dan diproses yang kemudian dari departemen Logistik mengurus proses
pengadaan barangnya. Gambar 3.1. menjelaskan mengenai proses pihak end
user / pengguna material yang mengirimkan kebutuhan material kepada
departemen Logistik. Pertama, pengguna menentukan barang yang akan
dipesan. Kemudian mencari referensi barang yang akan dipesan dan
menentukan estimated price / harga perkiraan sendiri. Selanjutnya menyusun
FMR (material requisition) yang akan dibedakan menjadi dua kategori yaitu harga
di atas 100 juta rupiah (akan diproses di Jakarta) atau di bawah 100 juta rupiah
(akan diproses di Sorong). Nantinya petugas pembelian akan membedakan
kebutuhan tersebut mendesak (dilakukan penunjukkan vendor secara langsung)
atau tidak mendesak (dilakukan pemilihan vendor secara langsung). Kemudian

24
membuat vendor quotation dan mengirimnya ke vendor yang nantinya pihak
vendor yang akan mengisi dan mengirim kembali ke petugas pembelian. Setelah
menerima vendor quotation, petugas pembelian akan membuat perbandingan
harga dari quotation request vendor dan mengirimkannya ke pihak bid comitee.
Pihak bid comitee akan melakukan analisis dan melakukan evaluasi terhadap
estimated price yang ditentukan oleh pengguna material. Selanjutnya
menentukan hasil evaluasi dan mengirimnya ke petugas pembelian lalu, petugas
pembelian yang akan menyampaikan hasilnya ke pihak vendor.

Sedangkan Gambar 3.2. menjelaskan mengenai proses pemesanan barang ke


vendor. Melanjutkan proses bisnis pada Gambar 3.1. setelah petugas pembelian
menyampaikan hasil analisis bid comitee ke pihak vendor maka pihak vendor
akan menyiapkan material yan sudah siap untuk dikirimkan. Material tersebut
kemudian dikirimkan ke perusahaan yang akan diterima oleh petugas
representative JOB P-PS di KMT PCI. Kemudian petugas penerimaan akan
melakukan pengecekan kesesuaian material, jika terjadi ketidak sesuaian akan
dilakukan penolakan material oleh pihak petugas pembelian. Jika material yang
dikirimkan sudah sesuai maka akan dilakukan penerimaan material. Petugas
administrasi akan melakukan kodefikasi lalu pemberian tag disertai pencatatan
pada kartu stok dan data persediaan. Setelah itu petugas pembelian akan
memberikan tanggung jawab kepada bagian finance setelah material diterima
petugas gudang berdasarkan dokumen pengeluaran. Kemudian petugas
administrasi material melakukan rekonsiliasi transaksi penerimaan,
penyimpanan, dan pengeluaran material yang kemudia dicek kebenaran
datanya. Jika data benar maka petugas administrasi material akan melaporkan
status ketersediaan material, namun jika data salah maka akan dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.

Kemudian Gambar 3.3. menjelaskan mengenai penerimaan barang yang telah


dikirim oleh pihak vendor kepada perusahaan. Melanjutkan proses bisnis pada
Gambar 3.2. setelah petugas administrasi material melaporkan status
ketersediaan material, kemudian pengguna material akan memberikan informasi
kebutuhan materialnya. Pengguna material akan menerbitkan dokumen
pengeluaran material dan memverifikasinya. Jika tidak valid maka dilakukan
pembuatan dokumen lagi namun jika sudah valid maka petugas gudang akan
mengeluarkan material sesuai dengan dokumen pengeluaran material. Petugas
gudang akan bekerjasama dengan heavy equipment operation department jika

25
material yang dikeluarkan melebihi tenaga manusia, jika tidak maka cukup
dilakukan oleh petugas gudang saja. Kemudian pengguna material menerima
material dan menandatangani dokumen pengeluaran material dan melakukan
cek pada ketepatan jumlah material. Jika jumlah material tidak tepat, maka
petugas gudang akan melakukan koreksi atas kelebihan atau kekurangannya.
Jika jumlah material tepat, maka petugas gudang akan melakukan finalisasi
dokumen serah terima material. Lalu petugas administrasi material akan
melakukan melakukan pecatatan kembali pada kartu stock dan data persediaan,
yang kemudian dilakukan control biaya material.

26
Gambar 3.1. Proses Pemesanan Material oleh Pihak End User

27
Gambar 3.2. Proses Pemesanan Barang ke Vendor

28
Gambar 3.3. Proses Penerimaan Barang yang Dikirim oleh Pihak Vendor

29
3.2. Produk yang Dihasilkan
Pada bagian ini, akan menjelaskan mengenai hasil yang diproduksi oleh
perusahaan Joint Operating Body Pertamina PetroChina Salawati. Dimana
perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dibidang eksplorasi dan
eksploitasi minyak dan gas bumi.

3.2.1. Crude Oil


Perusahaan Joint Operating Body Pertamina PetroChina Salawati hanya
melakukan proses produksi yaitu eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas
bumi. Salah satu hasil produksi perusahaan ini adalah minyak mentah.
Perusahaan ini melakukan proses eksplorasi di darat (on shore)maupun di laut
(off shore). Pada proses eksplorasi di darat (on shore) perusahaan ini memiliki 21
sumur yang aktif dan dibagi menjadi dua jenis kualitas minyak mentah yang
dihasilkan. Sumur dengan nama sumur Matoa dan sumur Bagong, jenis minyak
yang dihasilkan memiliki kualitas 37 API.

Sumur Oscar dan sumur NeAja memiliki jenis minyak yang kualitasnya diatas
kualitas sumur Matoa dan sumur Bagong yaitu 54 API. Kedua jenis minyak
tersebut dicampurkan menjadi satu dan menjadi 38 API untuk kualitas produksi di
darat (on shore). Kualitas jenis minyak yang memiliki kadar API lebih tinggi
warnanya lebih terang dibanding dengan jenis minyak dengan kadar API yang
lebih rendah. Namun, harga jual jenis minyak dengan kadar API yang lebih tinggi
juga lebih mahal dibanding dengan yang lebir rendah.

Jumlah tanki yang dimiliki oleh perusahaan JOB P-PS berjumlah empat tanki.
Salah satu tangki milik perusahaan JOB P-PS dipinjam oleh perusahaan Mont
D’Or Salawati Limited. Jumlah tanki yang didapat digunakan oleh perusahaan
JOB P-PS hanya berjumlah tiga tanki. Tanki yang difungsikan sebagai tanki
produksi hanya berjumlah satu, sedangkan dua tanki lainnya difungsikan sebagai
storage tank. Kapasitas dari setiap tankinya adalah 5000 litter. Minyak mentah
yang diproduksi oleh perusahaan JOB P-PS dapat dilihat pada Gambar 3.4. dan
Gambar 3.5.

30
Gambar 3.4. Minyak Mentah JOB P-PS

Gambar 3.5. Minyak Mentah JOB P-PS

3.2.2. Natural Gas


Dalam proses produksinya, perusahaan JOB P-PS juga memproduksi gas bumi
yang berasal dari beberapa sumur. Salah satu sumur yang memproduksi gas
bumi terbanyak adalah sumur Neo dan sumur NeAja. Meski memproduksi gas
yang cukup besar, namun juga memproduksi minyak mentah meskipun produksi
gas lebih banyak dibanding dengan produksi gas buminya. Untuk saat ini sumur
yang masih aktif memproduksi gas bumi adalah sumur NeAja.

Sumur Neo dahulu merupakan sumur yang memproduksi banyak gas bumi.
Dengan banyaknya jumlah produksi gas bumi yang dihasilkan sumur Neo, maka
perusahaan JOB P-PS memanfaatkannya menjadi sumber energi pembangkit
listrik di perusahaan tersebut. Sumber energi yang digunakan adalah gas bumi
bukan merupakan sumber energi yang menggunakan solar. Hal ini dikarenakan

31
penggunaan sumber energi dari solar akan menyebabkan pengeluaran
perusahaan lebih banyak dibandingkan dengan pemanfaatan energi sumber
daya dari gas bumi. Gambar Lampiran 1.A. merupakan flare yang membakar gas
dari sisa hasil produksi yang tidak dibutuhkan lagi.

Seiring dengan jumlah cadangan gas yang ada di sumber sumur Neo yang
menipis, maka sumur ini menjad sumur Off Down Hole (ODH). Keadaan ini,
menyebabkan sumber energi dari gas bumi sudah tidak memungkinkan lagi.
Namun dari itu, perusahaan melakukan eksplorasi kembali dan menemukan
sumur yang memiliki potensi besar mampu menjadi pengganti sumur Neo.
Setelah dilakukan eksplorasi dengan bekerjasama dengan tim seismik, maka
ditemukan bahwa sumur NeAja menjadi pengganti sumur Noe dalam
menghasilkan gas bumi.

Dalam produksinya sumur NeAja merupakan sumur dengan kategori natural flow.
Hal tersebut dikarenakan sumber minyak lebih sedikit daripada sumber gas.
Sumber gas yang berlimpah di dalam sumur tersebut mendorong sumber minyak
untuk keluar dengan sendirinya. Maka dari itu sumur NeAja tidak memerlukan
adanya pompa untuk membantu menyedot sumber minyak yang ada di dalam
sumur.

Sumber gas yang diproduksi oleh sumur NeAja diolah dan digunakan sebagai
sumber energi pada perusahaan JOB P-PS. Karena jumlahnya yang berlimpah,
gas ini dulunya dijual kepada PT. ISI namun sekarang sudah tidak dilakukan
kerjasama lagi karena masalah internal perusahaan. Sumber gas dari sumur
NeAja melebihi kebutuhan yang dibutuhkan perusahaan dalam menggunakan
sumber energi.

Sumur NeAja memiliki jumlah produksi gas perhari yaitu 2250 psi. Sumur
tersebut menjadi sumur dengan sumber gas bumi dengan jumlah yang paling
besar diantara sumur lainnya. Sedangkan sumber energi yang dibutuhkan pada
perusahaan ini kebutuhan sumber daya gas bumi untuk pasokan litrik hanya
butuh 178 psi, sisanya akan dibakar pada flare stack perusahaan JOB P-PS

3.3. Proses Produksi


Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai proses produksi dari sumur hingga
minyak mentah diterima oleh pihak ketiga (kapal tangker). Gambar Lampiran 1.C.
merupakan alur proses produksi minyak mentah yang dialirkan dengan pipa

32
hingga masuk ke bagian produksi di Matoa Processing Area (MPA). Karena
perusahaan ini merupakan perusahaan minyak hulu dimana tidak terjadi proses
pengolahan minyak mentah menjadi minyak jadi. Hal ini dikarenakan perusahaan
ini tidak mendaftar sebagai perusahaan yang memproduksi minyaknya sendiri
hingga menjadi minyak jadi. Maka dari itu perusahaan JOB P-PS memiliki surat
ijin yang berbeda dengan perusahaa minyak yang dapat mengolah hasil minyak
mentahnya.

3.4. Fasilitas Produksi


Pada kegiatan produksinya, perusahaan Join Operating Body Pertamina
PetroChina Salawati dibantu dengan beberapa fasilitas. Dengan adanya bantuan
fasilitas yang ada, maka proses produksi minyak mentah menjadi mudah.
Fasilitas yang mendukung berjalannya proses produksi meliputi tahap saat
pertama kali alur fluid (cairan yang masih merupakan campuran air, minyak dan
gas) menuju Matoa Processing Area (MPA). Hal ini karena kegiatan produksi
hanya dilakukan di Matoa Processing Area (MPA).

Gambar Lampiran 1.B. merupakan kepala sumur yang menjadi bagian paling
atas atau paling luar dari sumur. Dibawah kepala sumur akan dihubungkan
tubing yang sangat banyak jumlahnya tergantung dari kedalaman sumur minyak
tersebut. Gambar Lampiran 1.D. merupakan bagian tubing yang telah tertanam di
dalam sumur. Pada gambar tersebut, tubing sengaja diangkat karena pada
sumur yang bersangkutan sedang dilakukan kegiatan/proses RIG. Setelah tubing
barulah mesin pompa dan pendukungnya dipasang. Mesin pompa yang
digunakan oleh perusahaan ini berjumlah 41 mesin pompa. Perusahaan ini
bekerja sama dengan tiga perusahaan pompa, yaitu perusahaan Shhlumberger,
Novomet dan Powerlift. Pada Gambar Lampiran 1.E. merupakan jenis pompa
yang digunakan dan berasal dari perusahaan Schlumberger Limited.

Pada proses berikutnya, minyak yang telah dipompa dan naik menuju
permukaan tanah kemudian dialirkan dengan menggunakan pipa untuk
mengalirkan fluid menuju Matoa Processing Area (MPA). Terkecuali untuk sumur
dengan kategori natural flow tidak membutuhkan pompa untuk menyedot fluid
dari dalam bumi keluar menuju permukaan tanah. Semua sumur dihubungkan
oleh pipa-pipa untuk masuk ke manifold seperti pada Gambar Lampiran 1.F.
yang ada di beberapa tempat untuk masing-masing sumur. Kemudian barulah

33
disambung pipa penghubung yang mengalirkan fluid menuju manifold yang ada
di Matoa Processing Area (MPA).

Setelah minyak didistribusikan dari sumur hingga ke Matoa Processing Area


(MPA) maka akan masuk ke separator dua fase. Pada Gambar Lampiran 1.G.
merupakan foto separator 3300 dua fase yang akan meminsahkan fluid menjadi
minyak dan air. Kemudian minyak menuju ke separator tiga fase 3520 untuk
dilakukan proses pemisahan lagi antara air, minyak dan gas dengan separator
seperti pada Gambar Lampiran 1.H. Minyak pada sumur tertentu yang akan
dilakukan tes, akan masuk ke separator tes 3530 pada Gambar Lampiran 1.I.
dan separator tes 3550 pada Gambar Lampiran 1.J. dan test tank seperti pada
Gambar Lampiran 1.K. Aliran minyak dan gas dari sumur NeAja akan masuk ke
separator 3570 seperti pada Gambar Lampiran 1.L. Setelah itu fluid yang telah
dipisahkan akan dialirkan tersendiri melalui jalur pipa-pipa. Pipa berwarna abu-
abu berisi fluid, pipa berwarna hijau berisi minyak, pipa berwarna kuning berisi
gas, sedangkan air melalui pipa berwarna biru.

Setelah fluid dipisahkan menjadi tiga fase yaitu air, minyak, dan gas kemudian
dialirkan dengan pipa ke berbagai cabang. Aliran air akan masuk ke skimming
tank pada Gambar Lampiran 1.M. sedangkan minyak akan masuk ke washtank
pada Gambar Lampiran 1.N. dan gas akan masuk ke scrubber seperti pada
Gambar Lampiran 1.O. Kemudian minyak yang telah masuk di washtank akan
disalurkan ke storage tank pada Gambar Lampiran 1.P. Minyak yang sudah akan
ditransfer dipompa dengan dua pompa yaitu buster pump dan transfer pump ke
kapal penampung minyak di kanal.

Dalam mengatur control aliran fluid, air, minyak dan gas digunakan valve yang
fungsinya untuk mengatur tinggi rendahnya tekanan seperti pada Gambar
Lampiran 1.Q. Kegiatan kontrol untuk semua operasi produksi, dilakukan pada
ruang kendali dengan mesin kontrol.

34
BAB 4
TINJAUAN PEKERJAAN MAHASISWA

4.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan (penempatan) yang dilakukan selama kerja praktek di
perusahaan Joint Operating Body Pertamina PetroChina Salawati adalah
departemen Health Safety and Environment (HSE), departemen Matoa Process
Area (MPA), departemen Matoa Power Plant (MPP), dan departemen Logistic.
Penempatan pada departemen Health Safety and Environment (HSE) dibawah
bimbingan bapak Argia Ginting, bapak Syamsudin Kahar, dan bapak Saban
Warfandu. Departemen ini memiliki tugas untuk membuat pekerja yang bekerja di
JOB P-PS menjadi aman. Hal ini dengan memperhatikan kegiatan kerjanya, agar
dapat beroperasi dengan aman, sehat, selamat dan juga untuk lingkungan di
perusahaan pun diperhatikan oleh departemen ini supaya ramah lingkungan.
Dalam pelaksanaannya, departemen HSE sendiri melaksanakan kegiatan untuk
selalu menjaga kualitas, meniadakan kecelakaan dan penyakit akibat kerja,
menjaga pekerja dan asset operasi, ramah lingkungan serta melaksanakan
perbaikan berkelanjutan dalam kinerja perusahaan.

Penempatan pada departemen Matoa Process Area (MPA) dibawah bimbingan


bapak Hulman Siahaan selakuk Senior Supervisor dept. Produksi. Departemen
ini merupakan salah satu departemen yang penting dalam pelaksanaan kegiatan
produksi di JOB P-PS. Hal ini karena pada MPA sendiri setiap produksi
dikendalikan. Sumur-sumur sumber minyak dilakukan tes setiap hari 2 sumur dari
total 21 sumur yang aktif. Untuk setiap tekanan yang ada dalam ruang separator
maupun manifold di departemen MPA, semua dikendalikan. Departemen ini juga
melakukan pencatatan (reading) setiap 2 jam sekali dan untuk sumur yang baru
saja masuk RIG maka pencatatan (reading) dilakukan setiap 1 jam sekali. Maka
departemen ini diberlakukan 2 jadwal jaga yaitu pagi dan malam, dimana setiap
sumur yang berproduksi dicek untuk memastikan setiap data yang dihasilkan
untuk dibuat laporan setiap harinya.

Penempatan pada departemen Logistik dibawah bimbingan bapak Digdo S.


Pramono dan bapak Jacobus Lakesubun. Departemen ini mempunyai tanggung
jawab dalam mengatur kebutuhan material penunjang dan kebutuhan lain di
perusahaan, selain itu departemen ini juga memfasilitasi dan mendukung
kegiatan operasional perusahaan dalam transportasi. Hal ini dikarenakan bahan

35
bakar untuk setiap kendaraan yang ada di perusahaan tersebut dikontrol oleh
departemen ini. Untuk dapat mengisi bahan bakar, setiap kendaraan wajib
menyertakan bukti surat pengisian bahan bakar yang terlebih dahulu sudah
ditandatangani oleh setiap supervisor yang ada di tiap departemen yang
bersangkutan. Pada departemen ini, kegiatan keluar masuk barang, sampai
melakukan pengadaan, memilih vendor juga menjadi tanggung jawabnya.

Pada departemen terakhir yang ditempatkan yaitu departemen Matoa Power


Plant (MPP) dibawah bimbingan bapak Zeth Lewarissa, bapak Thomas dan
bapak Ariadi. Departemen ini mengelola semua sumber energi, mengendalikan
setiap proses yang menyangkut listrik, di sini semua dikendalikan. Dilakukan
pengamatan dan pencatatan data untuk setiap energi yang digunakan dalam
perusahaan. Karena energi di perusahaan ini sumberdayanya diambil dan diolah
sendiri dari gas bumi, maka harus teliti dalam pengukuran tekanan yang
digunakan dan mesin-mesin yang beroperasi. Maka dari itu, departemen ini
melakukan pengecekan untuk setiap mesin-mesin yang ada baik di dalam MPP
maupun yang ada di lapangan. Dilakukan juga servis yang berhubungan dengan
listrik seperti ac, kipas angin, radio maupun barang-barang elektronik lainnya.

4.1.1. Pekerjaan Mahasiswa


Minggu pertama pada departemen HSE, diberikan akses untuk mengikuti
kegiatan sampling oleh bapak Syamsudin Kahar pada setiap titik sampling yang
ada. Kegiana sampling yang diikuti adalah sampling air, sampling sosial
masyarakat dan sampling flora fauna ada pula sampling udara, namun sampling
ini merupakan sampling tersendiri. Kegiatan ini dilakukan oleh orang utusan dari
Jakarta yang datang ke JOB P-PS di Papua Barat. Kegiatan sampling digunakan
untuk mengetahui lingkungan di sekitar perusahaan, sehingga didapatkan
keterangan bagaimana pengelolaan lingkungan dan kegiatan sosial masyarakat
yang dilakukan oleh perusahaan. Nantinya data sampling akan dikirimkan ke
Jakarta untuk dilakukan tes dan analisis. Selain itu juga dilakukan sampling
terhadap penelitian aspek ergonomi. Namun untuk melakukan sampling air yang
dilakukan oleh pihak dari HSE di lapangan sendiri dilakukan setiap hari pada titik
sampel untuk air terproduksi. Hal tersebut dilakukan agar kadar Ph pada air
tersebut masih pada abang batas yang diperbolehkan. Sampling untuk penilaian
aspek ergonomi pada setiap ruang kerja akan dilakukan tes pencahayaan,
kebisingan, suhu dan kelembaban, juga aspek lain yang dibutuhkan untuk

36
pembuatan dokumen Health Risk Assessment (HRA) sehingga dapat identifikasi
bahaya yang ada dari salah satu ruang kerja.

Minggu kedua, pekerjaan difokuskan di departemen MPA. Pada deprtemen MPA,


dibimbing oleh bapak Hulman Siahaan selaku Senior Supervisor dept.
Production dan diberikan tugas untuk mengikuti kegiatan melihat alur produksi.
Kemudian dari kegiatan tersebut, dapat dibuat alur jalannya minyak dari hulu
hingga hilir. Pada departemen ini dilaksanakan proses kegiatan selama dua
minggu. Karena semua pekerja di lapangan JOB P-PS adalah laki-laki, maka
tidak diperkenankan untuk membantu proses yang ada, namun diberi
pengetahuan secara lisan dengan terjun ke lapangan yang ada di area
perusahaan.

Minggu ketiga, pekerjaan dilakukan pada departemen Logistic. Departemen ini


melakukan pengamatan mengenai proses kegiatan pengadaan barang. Dengan
beberapa ketentuan yang telah diatur oleh SKKMIGAS sebagai penanggun
jawab kegiatan operasi pada perusahaan ini. Sehingga setiap kegiatannya harus
disesuaikan dengan aturan yang ada. Untuk supervisor departemen ini, diberikan
pelatihan yang harus lulus supaya dapat mengikuti kegiatan pengadaan di
perusahaan dibawah naungan SKKMIGAS. Proses pengadaan dilakukan dengan
tiga metode yaitu metode direct appointment, direct selection, dan metode open
tender.

Minggu terakhir, pekerjaan difokuskan pada departemen MPP, dengan


bimbingan bapak Zeth Lewarissa selaku Supervisor dept. MPP dan bapak Ariadi.
Departemen ini memberikan tugas untuk mengikuti kegiatan melihat alur listrik
yang menyuplai perusahaan. Pelaksanaan pada departemen ini hanya dilakukan
selama empat hari dan dikarenakan pekerjaan menyangkut kelistrikan dengan
tegangan tinggi dimana semua pekerja di lapangan JOB P-PS adalah laki-laki,
maka tidak diperkenankan untuk membantu proses yang ada, namun diberi
pengetahuan secara lisan dengan terjun ke lapangan yang ada di area
perusahaan.

4.2. Tanggung Jawab dan Wewenang dalam Pekerjaan


Pelaksanaan kerja praktek pada lapangan Joint Operating Body Pertamina
PetroChina Salawati dilaksanakan pada beberapa departemen. Pada setiap
departemen hanya dilakukan kegiatan pengamatan dan tidak secara langsung

37
membantu jalannya kegiatan produksi. Hal ini dikarenakan pada lapangan JOB
P-PS di sana seluruh pekerjanya adalah laki-laki. Namun setiap kegiatan selalu
didampingi oleh supervisor pada departemen yang bersangkutan.

Pada departemen HSE diberikan penjelasan oleh bapak Samuel Mulkay


mengenai penelitian aspek ergonomi. Pada perusahaan ini melakukan kegiatan
pengambilan sampel selama enam bulan sekali, dimana pada setiap ruang kerja
akan dilakukan tes pencahayaan, kebisingan, suhu dan kelembaban, juga aspek
lain yang dibutuhkan untuk pembuatan dokumen Health Risk Assessment (HRA).
Pada kegiatan penelitiannya, didapatkan data seperti pada Gambar 4.1. yaitu
matriks identifikasi bahaya untuk dapat mengetahui seberapa tingkat bahaya
yang terjadi di perusahaan JOB P-PS.

Gambar 4.1. Matriks Identifikasi Bahaya

Selain itu kegiatan sampling lingkungan juga dilakukan pada setiap titik sampling
yang ada. Kegiatan sampling lingkungan yang diikuti adalah sampling air dan
sampling flora fauna ada pula kegiatan sosial masyarakat dan sampling udara,
namun sampling ini merupakan sampling tersendiri. Kegiatan ini dilakukan
peneliti dari perusahaan yang telah bekerjasama yang berlokasi di Jakarta
kemudian melakukan penelitian lingkungan di JOB P-PS di Papua Barat.
Kegiatan sampling digunakan untuk mengetahui lingkungan di sekitar
perusahaan, sehingga didapatkan keterangan bagaimana pengelolaan
lingkungan oleh perusahaan. Nantinya data sampling akan dikirimkan ke Jakarta
untuk dilakukan tes dan analisis.

38
Pada departemen Matoa Processing Area (MPA) diberikan tugas yaitu untuk
mengamati setiap kegiatan produksi yang ada. Dari mulai mengunjungi kegiatan
RIG dimana pada salah satu sumur di lapangan sedang berlangsung proses
service. Dalam melakukan pengamatan di RIG, dijelaskan mengenai beberapa
langkah-langkah dalam melakukan kegiatan service pompa. Saat itu pompa yang
digunakan adalah pompa milik perusahaan Schlumberger Limited. Selain itu,
diberikan materi singkat mengenai proses dari kegiatan RIG yang sedang
dilaksanakan.

Selain melakukan pengamatan pada proses di RIG, dilakukan kegiatan


pengamatan terhadap operator yang sedang melakukan kegiatan menembak
sumur seperti pada Gambar Lampiran 1.R. Kegiatan tersebut dilakukan apabila
operator menerima perintah oleh pihak teknisi dari Jakarta. Sumur yang
dilakukan penembakan juga tergantung dari teknisi di Jakarta. Proses menembak
sumur merupakan kegiatan untuk mengetahui letak kedalaman dari fluida yang
ada di dalam sumur tersebut. Sebelum dilakukan penembakan, microfon terlebih
dahulu diinstal dan dipasangkan langsung dengan laptop yang nantinya akan
secara otomatis merekam kedalaman fluida yang ada di dalam sumur.

Kegiatan RIG hanya dilakukan selama dua hari sedangkan kegiatan menembak
sumur dapat dilakukan tidak menentu tergantung permintaan dari teknisi Jakarta.
Kemudian hasil pengamatan terhadap beberapa sumur ditemukan hampir
selama satu minggu dapat terjadi tiga sampai empat pipa bocor. Sehingga hal
tersebut menjadi masalah yang sangat sering terjadi di lapangan JOB P-PS.
Untuk menanggulangi kebocoran pipa, perusahaan melakukan injeksi chemical
untuk menghambat terjadinya kebocoran. Ketika kebocoran pipa terjadi, operator
bagian produksi akan bekerja sama dengan departemen lainnya dan
menyebabkan kerugian pada perusahaan.

Setelah melakukan pengamatan kegiatan yang ada di departemen MPA,


kemudian diperbolekan untuk diberi tanggung jawab menyalakan flare yang mati
dan mengamati proses pencatatan tekanan maupun volume dari separator dan
storage tank. Pada saat melakukan pencatatan di separator dibaca angka yang
ada di bagian bawah pada alat flow analyzer sehingga didapatkan berapa jumlah
fluid yang mengalir pada jalur tersebut. Pegukuran pada storage tank yang
dibaca adalah ketinggian dari skala tanda panah yang ditunjukkan pada badan
storage tank. Form untuk pengisian separator dapat dilihat seperti pada Gambar

39
Lampiran 1.S. Kegiatan pencatatan dilakukan setiap 2 jam sekali, namun untuk
sumur yang baru saja dilakukan service pompa oleh RIG, dilakukan pencatatan
setiap 1 jam sekali.

Dalam menyalakan flare, masih harus dibimbing oleh operator produksi. Kegiatan
pada saat di area yang rawan, dilarang untuk membawa ponsel maupun kamera.
Untuk komposisi menyalakan flare dibutuhkan 20% udara dan 10% gas pada
pressure gauge. Namun pematik api sebelumnya harus dinyalakan terlebih
dahulu dengan menutup lampu pematik.

Pada departemen MPA, terjadi permasalahan yang sering terjadi. Permasalahan


tersebut adalah seringnya pipa bocor disetiap lintasan alur minyak menuju MPA.
Hal ini dikarenakan banyak hal, salah satunya kurangnya perawatan terhadap
pipa. Perawatan pipa dapat dilakukan dengan pemberian chemical secara teratur
yang berfungsi untuk menghambat terjadinya kebocoran pada pipa. Namun,
karena perusahaan yang terletak di pulau tersendiri dan jauh dari kota,
menyebabkan proses pengiriman material chemical terlambat. Salah satu contoh
pipa yang bocor dapat dilihat pada Gambar Lampiran 1.T.

Pada departemen Matoa Power Plant (MPP) pekerjaan yang dilakuakn adalah
untuk mengamati setiap kegiatan pemasokan listirk untuk perusahaan JOB P-PS.
Kegiatan pertama, melakukan pengamatan di PT Universal Respati Turbine
Engineering (URTE) yang merupakan salah satu perusahaan vendor untuk
mesin turbinnya, kemudian diberikan penjelasan mengenai alur listrik yang ada di
perusahaan JOB P-PS seperti pada Gambar Lampiran 1.U. Kegiatan berikutnya
adalah mengamati mesin yang beroperasi untuk memberikan suplai listrik untuk
setiap sumur pada lapangan perusahaan JOB P-PS seperti transformer yang
menyalurkan listrik dari trafo menuju switch board kemudian disalurkan ke
junction box yang nantinya masuk ke pig tail sebagai sumber energi untuk mesin
pompa dan motor di dalam sumur.

Pada departemen logistik, pekerjaan difokuskan pada pengamatan mengenai


alur masuk dan keluranya material. Kemudian mempelajari mengenai alur dari
kegiatan pengadaan barang pada departemen logstik, dibedakan menjadi tiga,
yaitu mencakup perihal aktivitas dari pihak end user / pengguna material yang
mengirimkan kebutuhan materialnya dan diproses yang kemudian dari
departemen Logistik mengurus proses pengadaan barangnya.

40
Departemen logistik melakukan pencatatan pada form untuk keluar masuknya
barang, untuk form material issue yang diisi oleh pihak end user dan diserahkan
kepada departemen logistik. Setelah barang datang, kemudian pihak end user
kembali melakukan pengambilan barang pesanannya. Bagian receiving adalah
yang bertanggung jawab mencatat setiap kegiatan keluar dan masuknya barang
pada stock card yang diisi oleh bagian receiving. Kemudian stock card menjadi
acuan dalam penyimpanan data material yang ada dan disimpan di departemen
logistik. Stock card akan disimpan pada loker khusus.

Melihat dari permasalahan yang ada pada departemen MPA yaitu banyaknya
pipa yang bocor. Maka dilakukan analisis terhadap permasalahan tersebut.
Analisis berdasarkan proses pengadaan chemical. Penggunaan chemical untuk
melakukan pencegahan terhadap kebocoran pipa. Hal ini karena chemical dapat
menghacurkan scale (kerak) yang menempel pada pipa. Analisis dilakukan
supaya pengadaan chemical dapat terkontrol dengan baik dan pipa dapat
diberikan pencegahan lebih teratur supaya tidak mengalami kebocoran.
Kemudian pada Sub Bab 4.3. akan dilakukan pengamatan lebih lanjut sebagai
pekerjaan yang dilakukan pada departemen logistik.

4.3. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan


Pada Gambar 4.2. merupakan alur pekerjaan yang dilakukan untuk melakukan
pengamatan terhadap pegadaan material chemical yang digunakan. Pekerjaan
ini dilakukan berdasarkan dari permasalahan yang sering muncul pada
departemen MPA yaitu pipa yang bocor karena pemberian chemical yang tidak
rutin. Perawatan pipa pada perusahaan ini sendiri masih belum terkontrol
sehingga, menimbulkan banyaknya pipa bocor disetiap lintasan jalur minyak
menuju MPA. Kebocoran pada pipa dapat dikarenakan banyak hal, yaitu faktor
usia pipa yang sudah tua dan kurangnya perawatan terhadap pipa. Perawatan
pipa dapat dilakukan dengan pemberian chemical secara teratur yang berfungsi
untuk menghambat terjadinya kebocoran pada pipa. Namun, karena perusahaan
yang terletak di pulau tersendiri dan jauh dari kota, menyebabkan proses
pengiriman material chemical terlambat sehingga dilakukan penjadwalan
pemesanan chemical dengan metode EOQ untuk menanggulangi permasalahan
keterlambatan pengiriman material chemical dengan mengatur jadwal
pemesanan material.

41
Mulai

Melakukan
pengamatan proses
pengadaan material
chemical

Melakukan evaluasi
terhadap keadaan
saat ini

Melakukan analisis
kelemahan kondisi

Melakukan studi
literatur

Melakukan
pengumpulan data

Data kebutuhan
material chemical
bulan Maret, bulan
April dan bulan Mei

Data biaya simpan Data biaya pesan


Frekuensi pembelian
material material

Analisis pengendalian
pembelian material dengan
pendekatan ilmu teknik
industri menggunakan metode
EOQ

Selesai

Gambar 4.2. Alur Pelaksanaan Pekerjaan

a. Melakukan pengamatan proses pengadaan chemical


Pada tahap ini, dilakukan pengamatan dan indetifikasi sistem persediaan
material chemical untuk tiga jenis chemical yang digunakan yaitu De-Mulsifier,
De-Oiler, Scale Inhibitor. Dari pengamatan yang dilakukan di lapangan, akan
diusulkan kapan pemesanan akan dilakukan (reorder point).

42
b. Melakukan evaluasi terhadap keadaan saat ini
Pada bagian ini, dilakukan proses evaluasi terhadap kegiatan yang selama ini
telah dilakukan dalam proses pengadaan material chemical. Kemudian dari
kegiatan ini, akan dilakukan analisis yang diharapkan dapat mengetahui
kelemahan kondisi saat ini. Lalu dicari solusi dari permasalahan yang ada.
c. Melakukan analisis kelemahan kondisi
Pada tahap ini dilakukan analisis dari hasil evaluasi yang dilakukan. Dari hasil
evaluasi akan dicari solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.
Kemudian mencari solusi dengan melakukan studi literatur untuk mengetahui
solusi yang tepat.
d. Melakukan studi literatur
Dalam proses menentukan metode penyelesaian apa yang akan digunakan
untuk menyelesaikan sebuah permasalahan yang ada, maka dilakukan studi
literatur. Proses dalam melakukan studi literatur dapat diambil dari beberapa
sumber seperi halnya artikel atau jurnal, internet maupun buku ataupun pustaka
lainnya. Pada tahap melakukan studi literatur, dilakukan analisis apa saja data
yang diperlukan dalam menemukan solusi dari masalah yang ada.
e. Melakukan Pengumpulan Data
Kemudian dalam tahap ini dilakukan pengambilan data yang diperlukan untuk
menemukan solusi dari permasalahan yang ada. Data digunakan dalam proses
menemukan solusi dari permasalahan tersebut sebagai berikut :
i. Data biaya simpan material
Biaya simpan perusahaan Joint Operating Body Pertamina PetroChina
berdasarkan dari biaya tenaga kerja operator yang sesuai UMR, dan biaya
pemeliharaan gudang yang setiap bulannya sejumlah Rp 150.000,00.
ii. Data Biaya Pesan Material
Proses pemesanan yang dilakukan melalui email dan melalui telepon. Proses
pemesanan dilakukan melalui email, jika vendor berada di wilayah luar Papua.
Jika proses pemesanan dengan menggunakan telepon, untuk vendor yang ada
di kota Sorong atau masih di wilayah Papua. Rata-rata tarif telepon sambungan
langsung jarak jauh (SLJJ) dengan jarak lebih dari 500km yang dibutuhkan
setiap melakukan pemesanan sebesar Rp 1.500,00. Diasumsikan dengan durasi
telepon yang berbeda setiap bulannya.

43
iii. Frekuensi Pembelian
Pada data frekuensi pembelian, dilihat dari data yang menyebutkan bahwa
kegiatan pembelian biasanya dilakukan selama satu tahun sekali. Namun jika
terjadi suatu keadaan yang mendesak sehingga dilakukan proses pembelian
sesuai kebutuhan dari pihak end user.
f. Analisis Pengendalian Pembelian Material
Pada tahap ini, dilakukan analisis terhadap pengendalian pembelian material.
Proses analisis dilakukan berdasarkan pendekatan ilmu Teknik Industri.
Kemudian dilakukan pemilihan metode untuk menyelesaikan permasalahannya
yaitu dengan menggunakan metode EOQ.
g. Kesimpulan dan Saran
Dari hasil kerja seperti pada tahap-tahap sebelumnya, kemudian dibuat
kesimpulan dan sarannya sehingga dapat menjadi perbandingan untuk proses
peesanan sebelumnya.

4.4. Hasil Kerja


Langkah-langkah dalam melakukan kegiatan pegolahan data yang nantinya akan
digunakan dalam perhitungan pengendalian pembelian material. Pertama
menentukan data biaya simpan material, kemudian data biaya pesan material,
dan yang terakhir adalah frekuensi pembelian.

4.4.1. Biaya Pesan Material


Biaya pesan material merupakan yang dikeluarkan oleh perusahaan didalam
melakukan pemesanan antara pihak perusahaan dengan vendor. Biaya yang
harus dikeluarkan oleh JOB P-PS, adalah sebagai berikut :
a. Biaya Telepon
Data biaya telpon muncul dikarenakan pemakaian layanan jasa komunikasi yang
digunakan untuk melakukan transaksi pemesanan material. Data tersebut
merupakan asumsi dari pemakaian dengan tarif Rp 1.500,00 untuk setiap
bulannya. Namun pada bulan Maret, penggunaan hariannya dilakukan selama
10 menit. Sedangkan untuk bulan April, penggunaannya dilakukan selama 15
menit, dan untuk bulan Mei penggunaan hariannya dilakukan selama 12 menit.
Data biaya telepon pada bulan Maret hingga bulan Mei dapat dilihat pada Tabel
Lampiran 1.A.

44
b. Biaya Pemrosesan Pesanan, Biaya Ekspedisi, dan Biaya Adminsitrasi
Biaya pemrosesan pesanan muncul akibat adanya transaksi pemrosesan
material yang dipesan. Biaya ini biasanya ditetapkan oleh pihak vendor yang
melakukan proses pengirimannya. Dengan adanya proses pengiriman, maka
timbul biaya ekspedisi yang merupakan biaya untuk armada yang digunakan.
Sedangkan biaya administrasi merupakan biaya yang dimbul karena adanya
proses administrasi seperti foto kopi dan kegiatan surat menyurat serta biaya
bandar karena proses pengirimannya melalui laut. Data komponen biaya tersebut
selama bulan Maret, bulan April dan bulan Mei dapat dilihat pada Tabel Lapiran
1.B.

4.4.2. Biaya Simpan Material


Biaya simpan material merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
didalam melakukan perawatan terhadap material yang disimpan oleh
perusahaan JOB P-PS. Biaya simpan material yang dikeluarkan dikarenakan
perusahaan melakukan penyimpanan material dalam jangka waktu tertentu.
Biaya yang harus dikeluarkan oleh JOB P-PS, adalah sebagai berikut :
a. Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang digunakan untuk memberikan upah
kepada karyawan yang bertugas melakukan perawatan gudang. Dalam
melakukan perawatan gudang, maka karyawan harus menjaga dan mengatur
kebersihan gudang agar material yang disimpan tidak mengalami kerusakan.
Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh perusahaan berdasarkan upah
minimum karyawan di wilayah Papua Barat, di sektor minyak dan gas bumi yaitu
sejumlah Rp 3.500.000,00 dikali dengan jumlah pekerja yaitu empat orang
pekerja. Data biya tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1.C.
b. Biaya Pemeliharaan Gudang
Biaya biaya pemeliharaan gudang setiap bulannya sejumlah Rp 150.000,00
untuk harga cat dan Rp 275.000,00 untuk harga drum. Biaya ini merupakan data
dari pemeliharaan gudang yang hanya berupa pengecatan kembali material yang
catnya terkelupas dan penggantian drum untuk chemical. Untuk bulan Maret
tercatat pembelian sejumlah dua buah cat dan satu buah drum, sedangkan untuk
bulan April dan bulan Mei sama-sama membeli satu buah cat dan satu buah
drum. Data biaya pemeliharaan gudang dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1.D.

45
4.4.3. Data Kebutuhan Material
Biaya simpan material merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
didalam melakukan perawatan terhadap data kebutuhan material perusahaan
JOB P-PS merupakan perusahaan yang bergerak di bidang eksplorasi dan
eksploitasi minyak dan gas bumi. Proses produksinya membutuhkan adanya
chemical untuk menghambat adanya kebocoran pada pipa. Berikut merupakan
data kebutuhan material chemical pada perusahaan JOB P-PS pada bulan Maret
hingga bulan Mei dapat dilihat pada Tabel Lampiran 1.E.

4.4.4. Perhitungan Biaya Pesan dan Biaya Simpan


a. Biaya Pesan Selama 3 Bulan
Total biaya telepon ditambah dengan total biaya pemrosesan pesanan dan total
biaya ekspedisi lalu ditambahkan lagi dengan total biaya administrasi, sehingga
didapatkan total biaya pesan.
Total Bia a Pesan Rp 1.698. , Rp 17. 1 . ,
Total Bia a Pesan Rp 19. 8. ,
b. Biaya Simpan Selama 3 Bulan
Total biaya tenaga kerja selama tiga bulan yaitu bulan maret hingga bulan mei,
ditambah dengan biaya pemeliharaan gudang, sehingga didapatkan total biaya
simpan.
Total Bia a Simpan Rp 4 . . , Rp 1.4 5. ,
Total Bia a Simpan Rp 4 .4 5. ,
c. Perhitungan Biaya Pesan dan Biaya Simpan
Biaya pemesanan setiap kali pesan (S)

Total Bia a Pesan


S (4.1)
Frekuensi Pemesanan
Rp 19. 8. ,
S

S Rp 6. 6. ,

Biaya penyimpanan setiap satu material (H)

Total Bia a Simpan (4.2)


H
Total Ke utuhan Bahan Baku

i. Biaya Penyimpanan Chemical De-Mulsifier

Rp 4 .4 5. ,
H
518

46
H Rp 8 .8 , pergalon ulan

ii. Biaya Penyimpanan Chemical De-Oiler

Rp 4 .4 5. ,
H
8

H Rp 5 9.57 , pergalon ulan

iii. Biaya Penyimpanan Chemical Scale Inhibitor

Rp 4 .4 5. ,
H
86

H Rp 151.8 6, pergalon ulan

4.4.5. Kebijakan Perusahaan


Pada perusahaan JOB P-PS, kegiatan pemesanan material chemical dilakukan
selama satu tahun sekali. Namun pemesanan dilakukan pada waktu yang tidak
menentu. Hal ini disebabkan karena jumlah kebutuhan yang lebih banyak
dibanding jumlah cadangan pada gudang. Sehingga proses pemesanan untuk
bulan Maret hingga bulan Mei, dilakukan setiap satu bulan sekali. Karena data
yang diperoleh adalah selama tiga bulan, maka frekuensi pemesanan adalah
selama tiga bulan tersebut. Pembelian rata-rata material chemical (Q) dapat
diperhitungkan melihat dari kebijakan perusahaan yaitu :

Biaya pembelian rata-rata (Q)

Total Ke utuhan Material Chemi al (D) (4.3)


Q
Frekuensi Pemesanan

i. Biaya Pembelian Rata-Rata Chemical De-Mulsifier

518 galon ulan


Q
kali

Q 17 galon

Jadi besarnya jumlah pembelian rata-rata material chemical De-Mulsifier pada


perusahaan JOB P-PS adalah sebesar 173 galon.
ii. Biaya Pembelian Rata-Rata Chemical De-Oiler

8 galon ulan
Q
kali

Q 7 galon

47
Jadi besarnya jumlah pembelian rata-rata material chemical De-Oiler pada
perusahaan JOB P-PS adalah sebesar 27 galon.
iii. Biaya Pembelian Rata-Rata Chemical Scale Inhibitor

86 galon ulan
Q
kali

Q 95 galon

Jadi besarnya jumlah pembelian rata-rata material chemical Scale Inhibitor pada
perusahaan JOB P-PS adalah sebesar 95 galon.

4.4.6. Total Biaya Persediaan


Dalam melakukan perhitungan untuk total biaya persediaan, sebelumnya
mencari terlebih dahulu perhitungan berikut :
a. Total Kebutuhan Material (D)
Total ke utuhan material hemi al De-Mulsifier D1 518 galon ulan
Total ke utuhan material hemi al De-Oiler D 8 galon ulan
Total ke utuhan material hemi al S ale Inhi itor D 86 galon ulan
b. Pembelian Rata-Rata (Q)
em elian rata-rata hemi al De-Mulsifier Q1 17 galon
Pem elian rata-rata hemi al De-Oiler Q 7 galon
Pem elian rata-rata hemi al S ale Inhi itor Q 95 galon
c. Biaya Pesan Setiap Kali Pesan (S)
Bia a pesan setiap kali pesan S Rp 6. 6. ,
d. Biaya Simpan pergalon (H)
Bia a simpan hemi al De-Mulsifier H1 Rp 8 .8 , pergalon ulan
Bia a simpan hemi al De-Oiler H Rp 5 9.57 , pergalon ulan
Bia a simpan hemi al S ale Inhi itor H Rp 151.8 6, pergalon ulan

4.4.7. Perhitungan Total Biaya Persediaan (TIC)


Setelah diketahui data yang dibutuhkan untuk perhitungan total biaya
persediaan, maka dapat dicari nilai TIC sebagai berikut :

D Q
TIC ( S) ( H) (4.4)
Q
a. TIC chemical De-Mulsifier

TIC hemi al De-Mulsifier :

48
518 galon ulan 17 galon
( Rp 6. 6. , ) ( Rp 8 .8 , )
17 galon

Rp 18.971. 75, per ulan Rp 7. 51.468,

Rp 6. .84 , per ulan

Jadi, Total biaya persediaan yang telah diperhitungkan tanpa menggunakan


metode EOQ untuk chemical De-Mulsifier adalah sebesar Rp 26.222.843,00
perbulan.
b. TIC chemical De-Oiler
TIC hemi al De-Oiler :

8 galon ulan 7 galon


( Rp 6. 6. , ) ( Rp 5 9.57 , )
7 galon

Rp 19. 4 .667, per ulan Rp 7.149. 6,

Rp 6. 91.9 , per ulan

Jadi, Total biaya persediaan yang telah diperhitungkan tanpa menggunakan


metode EOQ untuk chemical De-Oiler adalah sebesar Rp 26.391.903,00
perbulan.
c. TIC chemical Scale Inhibitor
TIC hemi al S ale Inhi itor :

86 galon ulan 95 galon


( Rp 6. 6. , ) ( Rp 151.8 6,, )
95 galon

Rp 19. 74.695, per ulan Rp 7. 1 . 1 ,

Rp 6. 86.9 5, per ulan

Jadi, Total biaya persediaan yang telah diperhitungkan tanpa menggunakan


metode EOQ untuk chemical Scale Inhibitor adalah sebesar Rp 26.286.905,00
perbulan.

4.4.8. Metode Economic Order Quantity (EOQ)


Untuk menentukan nilai EOQ adalah sebagai berikut :
a. Pembelian Material yang Ekonomis

√ DS (4.5)
Q
H

Besarnya pembelian material yang ekonomis untuk setiap chemical, dihitung


dengan menggunakan metode EOQ sebagai berikut :

49
i. EOQ chemical De-Mulsifier
Diketahui :
Total ke utuhan material (D) 518 galon ulan
Bia a pesan sekali pesan (S) Rp 6. 6. ,
Bia a simpan pergalon (H) Rp 8 .8 , pergalon ulan

Maka besarnya pembelian material yang ekonomis untuk material chemical De-
Mulsifier yang dihitung dengan metode EOQ yaitu :

518 galon ulan Rp 6. 6. ,


Q √ Rp 8 .8 , pergalon ulan

Q √78 . 1 galon

Q 8 galon

Jadi, jumlah pembelian material chemical De-Mulsifier yang ekonomis adalah


sebesar 280 galon.
ii. EOQ chemical De-Oiler
Diketahui :
Total ke utuhan material (D) 8 galon ulan
Bia a pesan sekali pesan (S) Rp 6. 6. ,
Bia a simpan pergalon (H) Rp 5 9.57 , pergalon ulan

Maka besarnya pembelian material yang ekonomis untuk material chemical De-
Oiler yang dihitung dengan metode EOQ yaitu :

8 galon ulan Rp 6. 6. ,
Q √ Rp 5 9.57 , pergalon ulan

Q √1.96 galon

Q 44 galon

Jadi, jumlah pembelian material chemical De-Oiler yang ekonomis adalah


sebesar 44 galon.
iii. EOQ chemical Scale Inhibitor
Diketahui :
Total ke utuhan material (D) 86 galon ulan
Bia a pesan sekali pesan (S) Rp 6. 6. ,
Bia a simpan pergalon (H) Rp 151.8 6, pergalon ulan

50
Maka besarnya pembelian material yang ekonomis untuk material chemical
Scale Inhibitor yang dihitung dengan metode EOQ yaitu :

86 galon ulan Rp 6. 6. ,
Q √ Rp 151.8 6, pergalon ulan

Q √ .869 galon

Q 155 galon

Jadi, jumlah pembelian material chemical Scale Inhibitor yang ekonomis adalah
sebesar 155 galon.
b. Frekuensi Pemesanan Material

D
F (4.6)
Q

Besarnya frekuensi pemesanan material yang ekonomis untuk setiap chemical,


sebagai berikut :
i. F chemical De-Mulsifier
Diketahui :

Total ke utuhan material (D) 518 galon ulan

Jumlah pem elian material (Q ) 8 galon

Maka besarnya frekuensi pemesanan material chemical De-Mulsifier, yaitu :

518 galon ulan


F
8 galon

F kali ulan

Jadi, frekuensi pemesanan material chemical De-Mulsifier dilakukan sebanyak 2


kali pemesanan dalam satu bulan.
ii. F chemical De-Oiler
Diketahui :
Total ke utuhan material (D) 8 galon ulan

Jumlah pem elian material (Q ) 44 galon

Maka besarnya frekuensi pemesanan material chemical De-Mulsifier, yaitu :

8 galon ulan
F
44 galon

F kali ulan

51
Jadi, frekuensi pemesanan material chemical De-Mulsifier dilakukan sebanyak 2
kali pemesanan dalam satu bulan.
iii. F chemical Scale Inhibitor
Diketahui :
Total ke utuhan material (D) 86 galon ulan

Jumlah pem elian material (Q ) 155 galon

Maka besarnya frekuensi pemesanan material chemical De-Mulsifier, yaitu :

86 galon ulan
F
155 galon

F kali ulan

Jadi, frekuensi pemesanan material chemical De-Mulsifier dilakukan sebanyak 2


kali pemesanan dalam satu bulan.

4.4.9. Perhitungan Total Biaya Persediaan Dengan EOQ (TIC)


Setelah diketahui data yang dibutuhkan untuk perhitungan total biaya
persediaan, maka dapat dicari nilai TIC sebagai berikut :

D Q
TIC ( S) ( H) (4.7)
Q
a. TIC chemical De-Mulsifier
TIC hemi al De-Mulsifier :

518 galon ulan 8 galon


( Rp 6. 6. , ) ( Rp 8 .8 , )
8 galon

Rp 11.7 1.6 , per ulan Rp 11.7 6.48 ,

Rp .458. 8 , per ulan

Jadi, Total biaya persediaan yang telah diperhitungkan dengan menggunakan


metode EOQ untuk chemical De-Mulsifier adalah sebesar Rp 23.458.080,00
perbulan.
b. TIC chemical De-Oiler
TIC hemi al De-Mulsifier :

8 galon ulan 44 galon


( Rp 6. 6. , ) ( Rp 5 9.57 , )
44 galon

Rp 11.8 8. , per ulan Rp 11.65 .6 6,

Rp .458.6 6, per ulan

52
Jadi, Total biaya persediaan yang telah diperhitungkan dengan menggunakan
metode EOQ untuk chemical De-Oiler adalah sebesar Rp 23.458.606,00
perbulan.
TIC chemical Scale Inhibitor
TIC De-Mulsifier

86 galon ulan 155 galon


( Rp 6. 6. , ) ( Rp 151.8 6,, )
155 galon

Rp 11.69 .94 , per ulan Rp 11.767. 9 ,

Rp .458. , per ulan

Jadi, Total biaya persediaan yang telah diperhitungkan dengan menggunakan


metode EOQ untuk chemical Scale Inhibitor adalah sebesar Rp 23.458.232,00
perbulan.

4.4.10. Penentuan Persediaan Pengamanan


Persediaan pengaman merupakan istilah yang sering juga disebut dengan safety
stock. Arti dari safety stock sendiri yaitu persediaan yang menjadi cadangan
sebagai persediaan yang diamankan dari kelangsungan proses produksi di
dalam suatu perusahaan (JOB P-PS) untuk meminimalisir jika terjadinya
kekurangan material yang dibutuhkan. Dalam melakukan perhitungan persediaan
pengaman, maka dilakukan dengan metode statistik, yaitu dengan
membandingkan rata-rata material dengan jumlah pemakaian material yang
sesungguhnya, kemudian dicari penyimpangannya. Untuk perhitungan standar
deviasi chemical De-Mulsifier, dapat dilihat pada Tabel 4.10. Untuk perhitungan
standar deviasi chemical De-Oiler, dapat dilihat pada Tabel 4.11. Untuk
perhitungan standar deviasi chemical Scale Inhibitor, dapat dilihat pada Tabel
4.12.
Keterangan :

D
(4.8)
n

SD √∑ ( ) (4.9)
n

(4.10)
Safet Sto k SD

53
Tabel 4.1. Data Perhitungan Standar Deviasi Chemical De-Mulsifier

Chemical De-Mulsifier

Jumlah Kebutuhan Material


No. Bulan
(X) (galon/bulan)
1 Maret 286 173 113 12769
2 April 95 173 -78 6084
3 Mei 137 173 -36 1296
Total 518 20149

Keterangan :

518

17

149
SD √

SD 8

Dengan menggunakan asumsi bahwa perusahaan JOB P-PS menggunakan


memilih standard penyimpangan sebesar 5% (0,05) sehingga diperoleh Z pada
table standard deviasi sebesar 1,65.

Safet Sto k 8 1,65

Safet Sto k 84 galon

Jadi, persediaan pengaman yang harus disediakan oleh perusahaan JOB P-PS
untuk chemical De-Mulsifier adalah sebesar 84 galon.

Tabel 4.2. Data Perhitungan Standar Deviasi Chemical De-Oiler

Chemical De-Oiler

Jumlah Kebutuhan Material


No. Bulan
(X) (galon/bulan)
1 Maret 27 28 -1 1
2 April 16 28 -12 144
3 Mei 39 28 11 121
Total 82 266

Keterangan :

54
7

66
SD √

SD 1 galon

Dengan menggunakan asumsi bahwa perusahaan JOB P-PS menggunakan


memilih standard penyimpangan sebesar 5% (0,05) sehingga diperoleh Z pada
table standard deviasi sebesar 1,65.

Safet Sto k 1 1,65

Safet Sto k 1 galon

Jadi, persediaan pengaman yang harus disediakan oleh perusahaan JOB P-PS
untuk chemical De-Oiler adalah sebesar 12 galon.

Tabel 4.3. Data Perhitungan Standar Deviasi Chemical Scale Inhibitor

Chemical Scale Inhibitor

Jumlah Kebutuhan Material


No. Bulan
(X) (galon/bulan)
1 Maret 87 96 -9 81
2 April 34 96 -62 3844
3 Mei 165 96 69 4761
Total 286 8686

Keterangan :

86

95

8686
SD √

SD 54 galon

Dengan menggunakan asumsi bahwa perusahaan JOB P-PS menggunakan


memilih standard penyimpangan sebesar 5% (0,05) sehingga diperoleh Z pada
table standard deviasi sebesar 1,65.

Safet Sto k 54 1,65

Safet Sto k 55 galon

55
Jadi, persediaan pengaman yang harus disediakan oleh perusahaan JOB P-PS
untuk chemical Scale Inhibitor adalah sebesar 55 galon.

4.4.11. Titik Pemesanan Kembali atau Re Order Point (ROP)


Perusahaan JOB P-PS mempunyai waktu tunggu untuk proses pemesanan
material yang berbeda-beda antara ketiga jenis chemical.

D
d (4.11)
t

ROP d L (4.12)
a. ROP chemical De-Mulsifier
Waktu tunggu untuk proses pemesanan material chemical jenis De-Mulsifier
adalah selama satu bulan. Sehingga Lead time (L) yang dimiliki perusahaan ini
untuk material chemical jenis De-Mulsifier adalah 30 hari. Dengan rata-rata
jumlah hari kerja adalah (t) 350 hari kerja dalam satu tahun. Dalam menghitung
besarnya ROP, maka dicari terlebih dahulu tingkat penggunaan material
perharinya, sebagai berikut:

518
d
5

d 1,48 galon

ROP 1,48

ROP 44 galon

Jadi, perusahaan JOB P-PS harus melakukan pemesanan kembali untuk


material chemical jenis De-Mulsifier pada saat bahan baku berada pada jumlah
44 galon.
b. ROP chemical De-Oiler
Waktu tunggu untuk proses pemesanan material chemical jenis De-Oiler adalah
selama satu setengah bulan. Sehingga Lead time (L) yang dimiliki perusahaan ini
untuk material chemical jenis De-Oiler adalah 15 hari. Dengan rata-rata jumlah
hari kerja adalah (t) 350 hari kerja dalam satu tahun. Dalam menghitung
besarnya ROP, maka dicari terlebih dahulu tingkat penggunaan material
perharinya, sebagai berikut :

8
d
5

d , 5 galon

56
ROP , 5 15

ROP 4 galon

Jadi, perusahaan JOB P-PS harus melakukan pemesanan kembali untuk


material chemical jenis De-Oiler pada saat bahan baku berada pada jumlah 4
galon.
c. ROP chemical Scale Inhibitor
Waktu tunggu untuk proses pemesanan material chemical jenis Scale Inhibitor
adalah selama satu bulan. Sedangkan Lead time (L) yang dimiliki perusahaan ini
untuk material chemical jenis Scale Inhibitor adalah 30 hari. Dengan rata-rata
jumlah hari kerja adalah (t) 350 hari kerja dalam satu tahun. Dalam menghitung
besarnya ROP, maka dicari terlebih dahulu tingkat penggunaan material
perharinya, sebagai berikut :

86
d
5

d ,8 galon

ROP ,8

ROP 7 galon

Jadi, perusahaan JOB P-PS harus melakukan pemesanan kembali untuk


material chemical jenis Scale Inhibitor pada saat bahan baku berada pada jumlah
27 galon.

57
BAB 5
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah ditulis pada bab IV, maka didapatkan
kesimpulan sebagai berikut :
a. Perusahaan Joint Operating Body Pertamina PetroChina Salawati (JOB P-PS)
merupakan perusahaan yang bergerak dibidang eksplorasi dan eksploitas
minyak dan gas bumi, dengan jumlah produksi minyak mentah saat ini adalah
rata-rata 900 barrel per hari.
b. Tingkat kualitas minyak yang dihasilkan di offshore yaitu 55oAPI, lebih baik
dibandingkan dengan di onshore yang hanya 34oAPI.
c. Status sumur yang aktif pada wilayah onshore ada 27 sumur dengan total 59
sumur. Sedangkan pada wilayah offshore semua sumur masih aktif dengan
total 2 sumur.
d. Kegiatan sampling pada departemen HSE dibedakan menjadi dua yaitu
sampling lingkungan dan sampling aspek ergonomi. Waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan kegiatan ini adalah selama 6 bulan sekali.
e. Kegiatan menembak sumur pada departemen MPA dilakukan apabila
operator menerima perintah oleh pihak teknisi dari Jakarta. Sumur yang
dilakukan penembakan juga tergantung dari teknisi di Jakarta. Proses
menembak sumur merupakan kegiatan untuk mengetahui letak kedalaman
dari fluida yang ada di dalam sumur.
f. Kegiatan pencatatan tekanan pada separator dan volume minyak di storage
tank pada departemen MPA dilakukan setiap 2 jam sekali, namun untuk
sumur yang baru saja dilakukan service pompa oleh RIG, dilakukan
pencatatan setiap 1 jam sekali.
g. Departemen MPP melakukan control pada aliran listrik yang menyuplai
seluruh perusahaan JOB P-PS.
h. Alat yang digunakan untuk menyuplai listrik ke mesin pompa dan motor di
dalam sumur adalah transformer yang menyalurkan listrik dari trafo menuju
switch board yang kemudian disalurkan ke junction box, nantinya masuk ke
pig tail.

58
i. Permasalah yang ada di departemen MPA adalah seringnya pipa bocor
disetiap lintasan alur minyak menuju MPA. Hal ini dikarenakan banyak hal,
salah satunya kurangnya perawatan terhadap pipa.
j. Perusahaan JOB P-PS melakukan pembelian persediaan material chemical
dengan jenis De-Mulsifier yang optimal dengan EOQ adalah sebesar 280
galon. Sedangkan untuk material chemical dengan jenis De-Oiler yang optimal
dengan EOQ adalah sebesar 44 galon. Untuk material chemical dengan jenis
Scale Inhibitor yang optimal dengan EOQ adalah sebesar 155 galon.
k. Total biaya persediaan bahan baku dengan EOQ untuk material chemical
dengan jenis De-Mulsifier sebesar Rp 23.458.080,00 perbulan sedangkan
kebijakan perusahaan sebesar Rp 26.222.843,00 perbulan. Penghematan
sebesar Rp 2.764.763,00. Re Order Point sebesar 44 galon.
l. Total biaya persediaan bahan baku dengan EOQ untuk material chemical
dengan jenis De-Oiler sebesar Rp 23.458.606,00 perbulan sedangkan
kebijakan perusahaan sebesar Rp 26.391.903,00 perbulan. Penghematan
sebesar Rp 2.933.297,00. Re Order Point sebesar 4 galon.
m. Total biaya persediaan bahan baku dengan EOQ untuk material chemical
dengan jenis Scale Inhibitor sebesar Rp 23.458.232,00 perbulan sedangkan
kebijakan perusahaan sebesar Rp 26.286.905,00 perbulan. Penghematan
sebesar Rp 2.828.673,00. Re Order Point sebesar 27 galon.

5.2. Saran
Berikut adalah saran yang diberikan berdasarkan kegiatan yang dilakukan
selama kerja praktek yang telah laksanakan selama 31 hari kerja di perusahaan
Joint Operating Body Pertamina PetroChina Salawati :
a. Alat transportasi darat (mobil) yang digunakan untuk setiap departemen
sebaiknya dilakukan perbaikan secara berkala.
b. Jalanan yang rusak pada arah menuju ke sumur-sumur sebaiknya lebih
diperhatikan dalam melakukan perawatan jalannya.
c. Adanya pipa bocor seharusnya lebih diperhatikan, karena nantinya dapat
mengurangi jumlah produksi minyak.
d. Rumput liar di sekitar mesin-mesin lebih diperhatikan agar tidak mengganggu
pemantauan mesin.

59
Daftar Pustaka

Program Studi Teknik Industri UAJY. (2013). Buku pedoman pelaksanaan


dan penulisan laporan kerja praktek atau magang. Yogyakarta: Universitas Atma
Jaya Yogyakarta.
Saifudin, Afif. (2013). Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan. Jakarta: JOB Pertamina – PetroChina Salawati.
Sulaiman, Fahmi & Nanda. (2015). Pengendalian Persediaan Bahan
Baku dengan Menggunakan Metoda EOQ pada UD Adi Mebel. Medan:
Teknovasi.
Surat Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas
Bumi. 2017. Pedoman Tata Kerja Pengelolaan Rantai Suplai Buku Kedua
Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang atau Jasa. Jakarta:
SKKMIGAS.
Tarami, Nathaniel. (2018). Chemical Report. Sorong: JOB Pertamina –
PetroChina Salawati.
Yudiansyah, Teuku. (2015). Prosedur Standar Operasional. Sorong: JOB
Pertamina – PetroChina Salawati.

60
LAMPIRAN

Gambar 1.A. Flare Membakar Gas Sisa Hasil Produksi

Gambar 1.B. Kepala Sumur

61
Gambar 1.C. Alur Proses Produksi Minyak Mentah Perusahaan JOB P-PS

62
Gambar 1.D. Tubing sumur

Gambar 1.E. Pompa dan Motor Sumur Milik Perusahaan Schlumberger

Gambar 1.F. Manifold Bagong yang ada di Wilayah Sumur Bagong

63
Gambar 1.G. Separator Dua Fase 3300

Gambar 1.H. Separator Tiga Fase 3520

Gambar 1.I. Separator Tes 3530

64
Gambar 1.J. Separator Tes 3550

Gambar 1.K. Tank Test

Gambar 1.L. Separator Tes 3570

65
Gambar 1.M. Skimming Tank Penampung Air Terproduksi

Gambar 1.N. Wash Tank Penampung Minyak yang akan Diproduksi

Gambar 1.O. Scrubber Penampung Gas yang telah Diproduksi

66
Gambar 1.P. Storage Tank Penampung Minyak yang Siap Ditransfer

Gambar 1.Q. Valve control tekanan aliran

Gambar 1.R. Kegiatan Menembak Sumur

67
Gambar 1.S. Contoh Form Pengisian Separator

Gambar 1.T. Contoh Pipa Bocor

68
Gambar 1.U. Alur Listrik Yang Ada Di Perusahaan JOB P-PS

Tabel 1.A. Data Biaya Telepon pada Bulan Maret hingga bulan Mei

Bulan Biaya Telepon


Maret Rp 465.000,00
April Rp 675.000,00
Mei Rp 558.000,00
Total Rp 1.698.000,00

Tabel 1.B. Data Komponen Biaya pada Bulan Maret hingga bulan Mei

Komponen Biaya Biaya


Biaya Pemrosesan Pesanan Rp 2.310.000,00
Biaya Ekspedisi Rp 11.000.000,00
Biaya Administrasi Rp 4.000.000,00
Total Rp 17.310.000,00

Tabel 1.C. Data Biaya Tenaga Kerja pada Bulan Maret hingga bulan Mei

Bulan Biaya Tenaga Kerja


Maret Rp 14.000.000,00
April Rp 14.000.000,00
Mei Rp 14.000.000,00
Total Rp 42.000.000,00

69
Tabel 1.D. Data Biaya Pemeliharaan Gudang

Bulan Biaya Tenaga Kerja


Maret Rp 575.000,00
April Rp 425.000,00
Mei Rp 425.000,00
Total Rp 1.425.000,00

Tabel 1.E. Data Kebutuhan Material

Chemical De- Chemical De- Chemical Scale


Bulan Mulsifier Oiler Inhibitor
(Galon/Bulan) (Galon/Bulan) (Galon/Bulan)
Maret 286 27 87
April 95 16 34
Mei 137 39 165
Total 518 82 286

70
Tabel 1.F. Data Kebutuhan Chemical Bulan Maret
Joint Operating Body
PERTAMINA – PETROCHINA SALAWATI

SUBJECT : CHEMICAL CONSUMPTION REPORT DATE : April 02, 2018


PERIOD : MARCH 01 - 31, 2018
NO LOCATION CHEM. TYPE PREV. STOCK RECV. LAST.STOCK CONSUMPTION REMARKS
GLNS GLNS GLNS TOTAL GPD Planning rate
EMULSION BREAKER ( DEMULSIFIER )
1 MATOA - 38 EONBREAK DM-9307 54 3 51 1.6
2 M P A MANIFOLD EONBREAK DM-9307 50 110 60 100 3.2
3 MT-14 MANIFOLD EONBREAK DM-9307 110 55 30 135 4.4
Field Stock EONBREAK DM-9307 214 165 93 286 9.2
MATOA LOGISTIC EONBREAK DM-9307 2255 2090 38 drum

TOTAL : EONBREAK DM-9307 2469 0 2183 286 9.2


DAYS LEFT = 237
BIOCIDE
4 SWO Manif. BIOTROL- 3503 0 0 0 0 0.0
Field Stock BIOTROL- 3503 0 0 0 0 0.0
MATOA LOGISTIC BIOTROL- 3503 0 0 drum

TOTAL : BIOTROL- 3503 0 0 0 0 0.0


DAYS LEFT = 0
DE-OILER ( REVERSE DEMULSIFIER )
5 MPA EONCLEAR DR-6276 52 0 25 27 0.9
Field Stock EONCLEAR DR-6276 52 0 25 27 0.9
MATOA LOGISTIC EONCLEAR DR-6276 990 990 18 drum

TOTAL : EONCLEAR DR-6276 1,042 1,015 27 0.9


DAYS LEFT = 1165
SLUDGE BREAKER
6 MPA TRANF PUMP SB - 1080 0 0 0 0 0.0
7 OB SMS-3002 SB - 1080 0 0 0 0 0.0
Field Stock SB - 1080 0 0 0 0 0.0
MATOA LOGISTIC SB - 1080 165 0 165 3 drum

TOTAL : SB - 1080 165 0 165 0 0.0


DAYS LEFT =
SCALE INHIBITOR
8 MATOA - 2 EONSCALE SI-5232 22 0 3 19 0.6
9 MATOA - 3 EONSCALE SI-5232 3 0 3 0 0.0
10 MATOA - 11 EONSCALE SI-5232 0 0 0 0 0.0
11 MATOA - 12 EONSCALE SI-5232 51 0 3 48 1.5
12 MATOA - 36 EONSCALE SI-5232 0 0 0 0 0.0
13 SWO - 5 EONSCALE SI-5232 2 55 37 20 0.6
Field Stock EONSCALE SI-5232 78 55 46 87 2.8
MATOA LOGISTIC EONSCALE SI-5232 715 660 12 drum

TOTAL : EONSCALE SI-5232 793 0 706 87 2.8


DAYS LEFT = 252

NOTE :

Prepared by : Signed By :

Manuel D. Kaiba Nathaniel Tarami


Production Operator Act. Production Supv.
Cc : - Lab & Corr. Supv. - KMT

NT/nt/chemical.xls

71
Tabel 1.G. Data Kebutuhan Chemical Bulan April

Joint Operating Body


PERTAMINA – PETROCHINA SALAWATI

SUBJECT : CHEMICAL CONSUMPTION REPORT DATE : May 01, 2018


PERIOD : APRIL 01 - 30, 2018
NO LOCATION CHEM. TYPE PREV. STOCK RECV. LAST.STOCK CONSUMPTION REMARKS
GLNS GLNS GLNS TOTAL GPD Planning rate
EMULSION BREAKER ( DEMULSIFIER )
1 MATOA - 38 EONBREAK DM-9307 3 3 0 0.0
2 M P A MANIFOLD EONBREAK DM-9307 60 110 80 90 2.9
3 MT-14 MANIFOLD EONBREAK DM-9307 30 55 80 5 0.2
Field Stock EONBREAK DM-9307 93 165 163 95 3.1
MATOA LOGISTIC EONBREAK DM-9307 2090 1925 35 drum

TOTAL : EONBREAK DM-9307 2183 0 2088 95 3.1


DAYS LEFT = 681
BIOCIDE
4 SWO Manif. BIOTROL- 3503 0 0 0 0 0.0
Field Stock BIOTROL- 3503 0 0 0 0 0.0
MATOA LOGISTIC BIOTROL- 3503 0 0 drum

TOTAL : BIOTROL- 3503 0 0 0 0 0.0


DAYS LEFT = 0
DE-OILER ( REVERSE DEMULSIFIER )
5 MPA EONCLEAR DR-6276 25 0 9 16 0.5
Field Stock EONCLEAR DR-6276 25 0 9 16 0.5
MATOA LOGISTIC EONCLEAR DR-6276 990 990 18 drum

TOTAL : EONCLEAR DR-6276 1,015 999 16 0.5


DAYS LEFT = 1936
SLUDGE BREAKER
6 MPA TRANF PUMP SB - 1080 0 0 0 0 0.0
7 OB SMS-3002 SB - 1080 0 0 0 0 0.0
Field Stock SB - 1080 0 0 0 0 0.0
MATOA LOGISTIC SB - 1080 165 0 165 3 drum

TOTAL : SB - 1080 165 0 165 0 0.0


DAYS LEFT =
SCALE INHIBITOR
8 MATOA - 2 EONSCALE SI-5232 3 0 3 0 0.0
9 MATOA - 3 EONSCALE SI-5232 3 0 3 0 0.0
10 MATOA - 11 EONSCALE SI-5232 0 0 0 0 0.0
11 MATOA - 12 EONSCALE SI-5232 3 0 3 0 0.0
12 MATOA - 36 EONSCALE SI-5232 0 0 0 0 0.0
13 SWO - 5 EONSCALE SI-5232 37 0 3 34 1.1
Field Stock EONSCALE SI-5232 46 0 12 34 1.1
MATOA LOGISTIC EONSCALE SI-5232 660 660 12 drum

TOTAL : EONSCALE SI-5232 706 0 672 34 1.1


DAYS LEFT = 613

NOTE :

Prepared by : Signed By :

Manuel D. Kaiba Hulman Siahaan


Production Operator Production Supv.
Cc : - Lab & Corr. Supv. - KMT

NT/nt/chemical.xls

72
Tabel 1.H. Data Kebutuhan Chemical Bulan Mei

Joint Operating Body


PERTAMINA – PETROCHINA SALAWATI

SUBJECT : CHEMICAL CONSUMPTION REPORT DATE : JUNE 02, 2018


PERIOD : MAY 01 - 31, 2018
NO LOCATION CHEM. TYPE PREV. STOCK RECV. LAST.STOCK CONSUMPTION REMARKS
GLNS GLNS GLNS TOTAL GPD Planning rate
EMULSION BREAKER ( DEMULSIFIER )
1 MATOA - 38 EONBREAK DM-9307 3 55 41 17 0.5
2 M P A MANIFOLD EONBREAK DM-9307 80 55 10 125 4.0
3 MT-14 MANIFOLD EONBREAK DM-9307 80 55 30 105 3.4
Field Stock EONBREAK DM-9307 163 165 81 247 8.0
MATOA LOGISTIC EONBREAK DM-9307 1925 1870 34 drum

TOTAL : EONBREAK DM-9307 2088 0 1951 137 4.4


DAYS LEFT = 441
BIOCIDE
4 SWO Manif. BIOTROL- 3503 0 0 0 0 0.0
Field Stock BIOTROL- 3503 0 0 0 0 0.0
MATOA LOGISTIC BIOTROL- 3503 0 0 drum

TOTAL : BIOTROL- 3503 0 0 0 0 0.0


DAYS LEFT = 0
DE-OILER ( REVERSE DEMULSIFIER )
5 MPA EONCLEAR DR-6276 9 55 25 39 1.3
Field Stock EONCLEAR DR-6276 9 55 25 39 1.3
MATOA LOGISTIC EONCLEAR DR-6276 990 935 17 drum

TOTAL : EONCLEAR DR-6276 999 960 39 1.3


DAYS LEFT = 763
SLUDGE BREAKER
6 MPA TRANF PUMP SB - 1080 0 0 0 0 0.0
7 OB SMS-3002 SB - 1080 0 0 0 0 0.0
Field Stock SB - 1080 0 0 0 0 0.0
MATOA LOGISTIC SB - 1080 165 0 165 3 drum

TOTAL : SB - 1080 165 0 165 0 0.0


DAYS LEFT =
SCALE INHIBITOR
8 MATOA - 2 EONSCALE SI-5232 3 55 3 55 1.8
9 MATOA - 3 EONSCALE SI-5232 3 0 3 0 0.0
10 MATOA - 11 EONSCALE SI-5232 0 0 0 0 0.0
11 MATOA - 12 EONSCALE SI-5232 3 55 3 55 1.8
12 MATOA - 36 EONSCALE SI-5232 0 0 0 0 0.0
13 SWO - 5 EONSCALE SI-5232 3 55 3 55 1.8
Field Stock EONSCALE SI-5232 12 165 12 165 5.3
MATOA LOGISTIC EONSCALE SI-5232 660 495 9 drum

TOTAL : EONSCALE SI-5232 672 0 507 165 5.3


DAYS LEFT = 95

NOTE :

Prepared by : Signed By :

Manuel D. Kaiba Masruni Aco


Production Operator Act. Production Supv.
Cc : - Lab & Corr. Supv. - KMT

mra/chemical.xls

73

Anda mungkin juga menyukai