Kata Kunci : cutting, filling, folding, Pengantongan, total loss time, Urea
i
Judul Laporan Akhir : Penerapan Metode dan Pengukuran Kerja pada Proses
Pengantongan II di PT Pupuk Kalimantan Timur
Nama : Putra Pangestu Yudhistira
Nim : J3K116106
Disetujui Oleh,
Diketahui Oleh,
Tanggal Lulus :
ii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga tugas akhir ini berhasil diselesaikan dengan judul “Perbandingan
Standar Waktu Pekerja Pengantongan Terhadap Waktu Baku dengan
Menggunakan Metode Stopwatch pada Gudang Pengantongan II PT PKT”. Tugas
Akhir ini berhasil terselesaikan tidak terlepas dari bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Annisa Kartinawati, STP, MT selaku dosen pembimbing topik khusus
yang telah memberikan motivasi, bimbingan dan ilmu yang bermanfaat
selama penyusunan tugas akhir.
2. Bapak Dr Doni Yusri, SP, MM selaku dosen Penguji Sidang Ujian Laporan
Akhir.
3. Bapak Ir Pramono D Fewidarto, MS sebagai Ketua Program Studi
Manajemen Industri yang telah banyak memberikan waktu, ilmu, motivasi,
serta bimbingannya yang sangat berarti bagi penulis.
4. Seluruh dosen Program Studi Manajemen Industri yang telah memberikan
ilmu dan waktunya.
5. Bapak Rully Darmawan dan Tri Haryaka selaku pembimbing lapang di PT
PKT.
6. Bapak Ronald Yudistira dan Amilia Lastianadhari selaku orang tua yang
senantiasa memberikan doa serta dukungan dalam penulisan Laporan Praktik
Kerja Lapangan.
7. Teman-teman penulis yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini belum sempurna, baik dari segi
pengetahuan, tata cara penulisan karena keterbatasan penulis yang masih dalam
tahap pembelajaran. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan agar dapat memberi perbaikan dimasa yang akan datang.
Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR ii
DAFTAR LAMPIRAN iii
1 PENDAHULUAN 5
1.1 Latar Belakang 5
1.2 Tujuan 6
1.3 Manfaat 6
1.4 Ruang Lingkup 6
2 TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1 Teori Dasar 7
2.1.1 Peta Kerja 7
2.1.2 Ergonomi 8
2.1.3 Studi Gerakan 9
2.1.4 Ekonomi Gerakan 10
2.1.5 Pengukuran Kerja 11
2.1.6 Langkah persiapan waktu kerja 11
2.2 Metode Perhitungan 13
2.2.1 Tahapan Metode Stopwatch 13
2.2.2 Penyesuaian 17
2.2.3 Kelonggaran 18
2.3 Aktivitas Produksi dan Hasil Produksi 19
2.3.1 Proses Produksi 19
2.3.2 Jenis Hasil Produksi 19
2.4 Struktur Organisasi Departemen PP 21
3 TATA CARA PRAKTIK KERJA LAPANGAN 23
3.1 Kerangka Kerja 23
3.2 Data yang Dibutuhkan 25
3.3 Lokasi Praktik Kerja Lapangan 25
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 26
4.1 Deskripsi Permasalahan 26
4.2 Peta Kerja 26
4.3 Ergonomi 27
4.3.1 Kondisi Lingkungan Kerja 27
4.3.2 Display 28
4.4 Kegiatan Pengukuran Kerja 28
4.5 Studi Gerakan 29
4.6 Ekonomi Gerakan 31
4.7 Tahapan Sebelum Melakukan Pengukuran 33
4.8 Pengukuran dan perhitungan (Stopwatch Time Study) 35
4.9 Perbandingan Hasil Perhitungan Waktu Baku 42
4.10 Identifikasi MasalahTeknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja 43
4.11 Analisis Kelelahan Pekerja 44
4.12 Alternatif Solusi Terkait Kelelahan Pekerja 47
5 SIMPULAN DAN SARAN 49
5.1 Simpulan 49
ii
5.2 Saran 49
LAMPIRAN 53
RIWAYAT HIDUP 80
DAFTAR TABEL
1 Simbol pada peta kerja 7
2 Gerakan menurut therblig 9
3 Nilai k umum 16
4 Data operator yang diamati 34
5 Data pengukuran waktu kerja filling 35
6 Data pengukuran kerja kegiatan folding 36
7 Data pengukuran kerja kegiatan penjahitan 36
8 Data pengukuran kerja kegiatan cutting 37
9 Rata-rata setiap kegiatan 37
10 Hasil perhitungan standar deviasi sub grup 38
11 Nilai batas kendali atas dan batas kendali bawah 38
12 Nilai pengujian kecukupan data 41
13 Nilai penyesuaian 41
14 Nilai kelonggaran 42
15 Nilai waktu siklus,waktu normal dan waktu baku 42
16 Perbandingan jumlah produksi standar dengan hasil waktu baku 43
17 Permasalahan Aspek TTCK 43
18 Data keluhanan tiap operator 45
19 Nilai keluhan 46
20 Desain ukuran kursi 47
DAFTAR GAMBAR
1 Alur pengukuran 13
2 Control chart keseragaman data 16
3 Proses Produksi Urea 19
4 Urea Pupuk Indonesia 20
5 Phonska Pupuk Indonesia 20
6 Urea Granul Daun Buah 21
7 NPK Pelangi 21
8 Kerangka Kegiatan PKL 24
9 Denah pengukuran lingkungan kerja 27
10 Peta tangan kiri tangan kanan filling 30
11 Peta tangan kiri dan tangan kanan kegiatan folding 30
12 Peta tangan kiri dan tangan kanan kegiatan penjahitan 31
13 Peta tangan kiri dan tangan kanan kegiatan cutting 31
14 Control chart proses filling 39
15 Control chart proses folding 39
16 Control chart proses penjahitan 40
17 Control chart proses cutting 40
iii
DAFTAR LAMPIRAN
1 Kebutuhan data dan informasi topik khusus 53
2 Standar penyesuaian pengukuran kerja 56
3 Standar penyesuaian pengukuran kerja 60
4 Standar penyesuaian pengukuran kerja 62
5 Struktur Organisasi Departemen PP 64
6 Peta Proses Operasi 65
7 Peta Aliran Proses 66
8 Diagram Alir 67
9 Display 68
10 Perhitungan Standar Deviasi 70
11 Nilai Penyesuaian dan Kelonggaran 72
12 Nilai Kelonggaran 74
13 Waktu baku 78
14 Why-why analysis masalah TTCK 79
iv
5
1 PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Penulisan laporan akhir aspek khusus ini memiliki beberapa tujuan teknis
yang berhubungan dengan subtansi dari laporan yang diharapkan dapat
memberikan manfaat yang baik pada perusahaan. Adapun tujuan dari penulisan
laporan antara lain sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi penerapan metode dan pengukuran kerja di PT PKT.
2. Mengukur waktu kerja untuk dijadikan acuan standar waktu baku di area
pengantongan pada kegiatan filling, folding, penjahitan, dan cutting.
1.3 Manfaat
2 TINJAUAN PUSTAKA
Alir.
2. Peta Kerja Setempat
Sedangkan yang dimaksud peta kerja setempat, apabila hal itu
menyangkut hanya satu sistem kerja saja yang biasanya melibatkan orang dan
fasilitas dalam jumlah terbatas.Yang termasuk kelompok kegiatan kerja
setempat, yaitu Peta Pekerja serta Mesin dan Peta Tangan Kanan-Tangan
Kiri.
2.1.2 Ergonomi
Ergonomi ialah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan
informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia dalam
merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem
itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu
dengan efektif, aman, sehat, nyaman, dan efisien.
Tidak hanya dalam hubungannya dengan alat, ergonomi juga mencangkup
pengkajian interaksi antara manusia dengan unsur-unsur sistem kerja lain, yaitu
bahan dan lingkungan. Kondisi lingkungan yang baik dapat diperoleh dengan ilmu
pengetahuan dan juga melalui tahapan-tahapan pengujian atas unsurnya yang
dapat mempengaruhi kinerja dari pekerjanya, seperti:
1. Suhu
Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal
ini dengan suatu sistem tubuh yang sangat sempurna sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi diluar
tubuhnya.Batas kemampuan manusia untuk menyesuaikan diri pada kondisi
diluar tubuhnya tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan untuk kondisi
dingin tidak lebih dari 35%.
2. Kelembapan
Kelembapan adalah banyaknya air yang gterkanduung dalam udara, yang
biasa dinyatakan dalam presenyase.Dalam mempengaruhi kegiatan dari
pekerjanya, kelembapan sangat berhubungan dengan suhu udara dan kecepatan
bergerak udara.
3. Sirkulasi udara
Tercukupinya kebutuhan atas oksigen dipengaruhi oleh sirkulasi udara
yang baik, dengan begitu udara di sekitar tempat kerja menjadi bersih dan
sehat. Karena kotornya udara di lingkungan tempat kerja dapat berakibat buruk
bagikesehatan dan akan mempercepat proses kelelahan.
4. Pencahayaan
Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat
suatu objek secara jelas.Pencahayaan yang redup atau terlalu terang dapat
berakibat pada kelelahan pada mata yang akhirnya menyebabkan turunnya
produktivitas pada manusia.
5. Kebisingan
Kebisingan merupakan bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga
manusia yang dapat mengganggu ketenangan dalam bekerja dan bahkan dapat
menyebabkan rusaknya pada sistem pendengaran.
6. Getaran mekanis
Getaran mekanis merupakan getaran yang ditimbulkan oleh alat
mekanis.Besarnya getaran ditentukan oleh intensitas (meter/detik) dan
frekuensi getarnya (getar/detik).Dampak dari getaran mekanis ini dapat
9
Σxi
x̿ =
k
Keterangan :
x̿ : rata-rata dari harga rata-rata subgrup
xi : harga rata-rata dari subgrup pertama
k : harga banyaknya subgrup yang t
3. Hitung standard deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian dengan:
√∑(𝑋𝑗 − 𝑥̿ )2
𝜎=
𝑁−1
Keterangan :
𝜎 : standar deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian
N : jumlah pengamatan pendahuluan yang telah dilakukan
xj : waktu penyelesaian yang teramati selama pengukuran pendahuluan yang
telah dilakukan
4. Hitung standard deviasidari distribusi rata-rata subgroup dengan:
σ
σX̅ =
√n
Keterangan :
𝜎x̅ : standar deviasi dari distribusi harga rata-rata subgrup
𝜎 : standar deviasi sebenarnya dari waktu penyelesaian
n : besarnya subgrup
5. Tentukan batas kendali atas (BKA) dan batas kendali bawah (BKB)
waktu
Subgrup
1. Produk subsidi
a. Urea Pupuk Indonesia
Pupuk urea, disebut juga pupuk nitrogen (N), memiliki kandungan
nitrogen 46%. Urea dibuat dari reaksi antara amoniak dengan karbon
dioksida dalam suatu proses kimia menjadi urea padat dalam bentuk prill
(ukuran 1-3 mm) atau granul (ukuran 2-4 mm) yang keduanya diproduksi
oleh PT PKT. Urea prill paling banyak digunakan untuk segmen tanaman
pangan dan industri, sedangkan urea granul lebih cocok untuk segmen
perkebunan, meskipun dapat juga untuk tanaman pangan. Pupuk Urea
dipasarkan dan dijual dengan merek dagang Daun Buah dan Pupuk
Indonesia. Khusus urea bersubsidi dengan merek Pupuk Indonesia, produk
urea berwarna merah muda. Urea Pupuk Indonesia adalah merek yang
digunakan khusus untuk pupuk Urea Bersubsidi, berwarna merah muda dan
diperuntukkan ke tanaman pangan.
b. NPK Pelangi
NPK Pelangi adalah merek yang digunakan untuk produk-produk
Pupuk Majemuk NPK (Blending) Non Subsidi, tampilan pupuk berwarna-
warni, diproduksi oleh PT PKT dalam beberapa jenis komposisi unsur hara.
Perbandingan Standar Waktu Pekerja Pengantongan Terhadap Waktu Baku dengan Menggunakan
Metode Stopwatchpada Gudang Pengantongan II PT PKT
Mengidentifikasi permasalahan terkait dengan metode dan tata cara pengukuran kerja
Mengevaluasi pemecahan masalah terkait penerapan tata cara dan pengukuran kerja
Pelaporan
Jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan sekunder.Data primer
adaalah data yang diperoleh dari observasi secara langsung, wawancara, dan
kuesioner. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari media
informasi atau dokumen perusahaan.Metode pengumpulan data yaitu:
1. Observasi langsung adalah melakukan pengamatan secara langsung pada
proses produksi, kondisi dan lingkungan kerja, tata cara kerja,dan penanganan
bahan
2. Wawancara secara mendalam dengan Kepala Bagian di perusahaan
3. Studi pustaka dilakukan dengan mencari data-data dan membaca literatur yang
ada pada perusahaan.
jarak dari gudang bahan baku produksi yang tidak jauh dengan pabrik
produksi. Peta aliran proses pembuatan pupuk urea dapat dilihat pada
Lampiran 7.
c. DiagramAlir
Diagram alir merupakan suatu gambaran yang menunjukan lokasi
dari aktivitas pembuatan pupuk urea. Proses operasi dari dihasilkannya
ammonia sebagai bahan baku untuk pembuatan pupuk urea yang dilakukan
pada area ammonia untuk proses kristalisasi urea dilaksanakan di area urea
pabrik 5 dan untuk proses pengantongan urea dari hasil area pabrik 5
dilaksanakan di unit Baggingpabrik 5 secara langsung atau ke bagging
Departemen PPU (Penanganan Pengantongan Urea (Lampiran 8).
4.3 Ergonomi
4.3.1 Kondisi Lingkungan Kerja
Keadaan lingkungan kerja merupakan faktor yang sangat berpengaruh
terhadap hasil kerja manusia dan untuk kenyamanan bekerja. Kondisi lingkungan
kerja di PT PKT setelah pengujian oleh laboratorium. Faktor-faktor yang
mempengaruhi lingkungan kerja di PT PKT yang menurut standar
permenakertrans No. 13 tahun 2011 tentang NAB faktor fisika dan faktor kimia di
tempat kerja. Dalam pengamatan lingkungan kerja, penulis telah membuat titik
pengukuranlingkungan kerja yang telah disetujui oleh departemen hyperkes
Pupuk Kaltim. Titik pengukuran dapat dilihat pada gambar dibawah ini
a. Kebisingan
Kebisingan merupakan bunyi-bunyian yang dalam jangka pendek dapat
mengurangi ketenangan kerja, mengganggu konsentrasi, dan menyulitkan
komunikasi sedangkan dalam jangka panjang dapat merusak pendengaran. Nilai
ambang batas kebisingan untuk suatu perusahaan adalah 85db. Tingkat kebisingan
gudang pengantongan II yang ada di PT PKT berkisar 57db – 65db yang berasal
dari bunyi forklfit, truk trailer, pelletizer, dan mesin pengantongan. Dari hasil
yang didapatkan, disimpulkan bahwa kebisingan di Gudang Pengantongan II PT
PKT belum melewati batas dan tidak perlu menggunakan alat pelindung diri untuk
telinga.
b. Pencahayaan
Pencahayaan sangat mempengaruhi kemampuan manusia untuk melihat
obyek secara jelas, cepat tanpa menimbulkan kesalahan. Pencahyaan di PT Pupuk
Pupuk Kalimantan Timur sudah sangat baik karena banyak lokasi hasil pengujian
pencahayaan yang memenuhi syarat atau standar (Lux). Tingkat pencahayaan
pada Gudang Pengantongan II PT PKT adalah sebesar 310 Lux yang berarti
pencahayaan di Gudang Pengantongan sudah memadai karena sudah melewati
standar pencahayaan yg ditetapkan.
c. Iklim kerja
Iklim kerja adalah faktor-faktor termis dalam lingkungan kerja yang
mempengaruhi kesehatan manusia. Faktor lingkungan yang mempengaruhi
keseimbangan suhu tubuh adalah suhu panas atau dingin yang berlebihan. PT
PKT mengukur iklim kerja menggunakan alat ukur Wet Bulb Globe Temperature
Meter (WBGT). Standar suhu yang ideal untuk lingkungan kerja di daerah tropis
menurut penelitian Lippmeier adalah 26ᵒC - 30ᵒC. hasil pengukuran menunjukkan
suhu di Gudang Pengantongan II PT PKT adalah sebesar 30.3ᵒC yang berarti suhu
sudah sedikit melewati range angka yang diijinkan tetapi masih termasuk ke
dalam batas kendali.
4.3.2 Display
Display adalah suatu alat berupa gambar baik dinamis maupun statis.
Display dapat berupa peringatan bahaya ataupun petunjuk untuk para pekerja.
Display yang terdapat di PT PKT seperti persyaratan untuk masuk area pabrik
dan petunjuk penggunaan alat pelindung diri jika memasuki area pabrik, adapula
display larangan penggunaan telepon genggam serta mesin check clock karyawan
dan display lainnya (Lampiran 9).
yang berfungsi menahan karung pada saat dijahit. Rincian gerakan proses
penjahitan akan dijelaskan pada gambar berikut.
mengambil barang yang memiliki jarak terlalu jauh sehingga sulit dijangkau oleh
pekerja, atau mengurangi gerakan patah-patah yang terdapat pada pekerjaan
sehingga memperlambat pekerjaan. Berikut ekonomi gerakan pada kegiatan
pengantongan pupuk urea pabrik pengantongan II:
1. Prinsip-prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tubuh manusia dan
gerakan-gerakannya yaitu:
a. Gerakan tangan memulai dan mengakhiri gerakan pada saat yang sama.
Pekerjaan dimulai dari gerakan pekerja folding dan jahit yang
menggunakan kedua tangan dalam memulai pekerjaannya. Sedangkan
kegiatan filling dan cutting menggunakan tangan kanan.
b. Gerakan kedua tangan tidak menganggur pada saat yang sama kecuali
istirahat. Kedua tangan pekerja pengantongan pupuk tidak menganggur
pada waktu yang sama pada saat karyawan menunggu terisinya pupuk ke
dalam karung.
c. Gerakan tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya berlawanan
arah. Gerakan tangan pada karyawan sering kali berlawanan, seperti pada
saat proses pemotongan tangan kiri karyawan menahan benang dan tangan
kanan yang memotongnya.
d. Pekerjaan sebaiknya dirancang mudah dan mengikuti irama yang alamiah
bagi operator. Irama kerja pada karyawan sudah seirama dengan
pekerjaannya. Hal ini terbukti dari kegiatan pengantongan yang bersifat
process flow yang membuat seluruh aktivitas di dalam kegiatan
pengantongan menjadi searah.
e. Gerakan mata diusahakan sedikit mungkin. Gerakan mata yang dilakukan
oleh karyawan pengantongan tidak terlalu sering. Dikarenakan pada saat
pengisian,penenakanan,penjahitan, dan pemotongan tidak memerlukan
konsentrasi penglihatan yang tinggi.
2. Prinsip-prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan pengaturan tata letak
tempat kerja yaitu:
a. Usahakan badan dan peralatan memiliki tempat yang tepat. Alat
perlengkapan mesin filling, mesin jahit dan lainnya diletakkan di sekitar
karyawan sehingga memudahkan untuk pengoperasian.
b. Tempatkan bahan-bahan dan peralatan ditempat yang mudah dan nyaman
untuk dicapai. Alat-alat penunjang kegiatan seperti gunting berada di
tempat yang dekat dan mudah dijangkau oleh karyawan. Begitu pula
dengan bahan penunjang seperti karung dan benang ditempatkan masing-
masing disamping karyawan yang sesuai dengan kegiatannya.
c. Mekanisme yang baik untuk menyalurkan objek yang sudah selesai
dirancang. Penempatan pupuk yang sudah dikemas akan langsung dibawa
oleh belt conveyor menuju pallet dan mempermudah pengangkutan oleh
forklfit untung dibawa ke gudang penyimpanan.
d. Bahan-bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa
sehingga gerakan-gerakan dapat dilakukan dengan urutan terbaik.
3. Prinsip-prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan perancangan peralatan
yaitu:
a. Tangan dapat dibebaskan dari semua pekerjaan bila penggunaan peralatan
yang digunakan dengan kaki dapat ditingkatkan. Semua aktivitas kerja
33
3. Memilih operator
Pemilihan operator adalah langkah yang cukup penting sebelum
melakukan kegiatan pengukuran. Operator yang dipilih tidak dapat ditentukan
begitu saja tanpa adanya bebarapa pertimbangan. Adapaun pertimbangan yang
ditentukan dalam pemilihan opereator dalam pengukuran kerja adalah sebagai
berikut :
a. Mempunyai kemampuan kerja yang standar diantara pekerja yang lain
(tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat).
b. Sudah bekerja setidaknya diatas 1 bulan.
c. Operator yang dipilih dapat bekerja sama dan kooperatif dalam kegiatan
pengukuran waktu baku.
Selain dari faktor diatas, penentuan operator juga dipilih berdasarkan
pertimbangan dan rekomendasi pembimbing lapang selama kegiatan PKL. Proses
kegiatan pengantongan terdiri dari kegiatan yang berbeda-beda akan tetapi saling
berhubungan satu sama lain. Penulis telah mendata opaerator yang akan menjadi
objek pengukuran yang selanjutnya akan diamati agar mendapatkan dan
membandingkan waktu baku yang akan dihitung oleh penulis (Tabel 8).
Tabel 4 Data operator yang diamati
Lama Bekerja
No. Nama Operator Umur Jenis Kelamin Pekerjaan
(tahun)
̅)
Rata-rata (𝒙 2.52 2.47 2.52 2.50
(detik)
Kegiatan folding merupakan kegiatan kedua yang diukur pada proses
pengantongan pupuk urea. Kegiatan folding meruapakan kegiatan melipat
36
plastik inner pupuk urea ke dalam karung agar tidak terjadi kesalahan pada
saat kegiatan penjahitan. Rentang waktu yang didapatkan pada kegiatan
folding adalah 2.42 detik – 2.59 detik.
Tabel 6 Data pengukuran kerja kegiatan folding
Sub Sub Sub Sub
Pengukuran grup I grup II grup III grup IV
pendahuluan
2.31 2.39 2.31 2.37
1.
2.38 2.34 2.36 2.42
2.
2.36 2.38 2.34 2.34
3.
2.33 2.43 2.41 2.36
4.
2.37 2.31 2.31 2.32
5.
11.75 11.85 11.73 11.81
Jumlah (detik)
̅)
Rata-rata (𝒙 2.35 2.37 2.35 2.36
(detik)
Kegiatan penjahitan merupakan kegiatan menjahit karung pupuk dengan
menggunakan mesin jahit. Kegiatan ini dilakukan agar kemasan dapat bertahan
lama dan terlindung dari kontaminasi benda-benda asing. Pengambilan data pada
proses penjahitan dilakukan dengan membagi seluruh data pengukuran menjadi
empat sub grup.
Tabel 7 Data pengukuran kerja kegiatan penjahitan
Sub Sub Sub Sub
Pengukuran grup I grup II grup III grup IV
pendahuluan
2.63 2.64 2.54 2.63
1.
2.6 2.53 2.66 2.69
2.
2.66 2.69 2.55 2.59
3.
2.51 2.52 2.62 2.54
4.
2.63 2.65 2.64 2.55
5.
13.03 13.03 13.01 13.00
Jumlah (detik)
̅)
Rata-rata (𝒙 2.61 2.61 2.60 2.60
(detik)
Cutting adalah tahapan akhir dalam kegiatan pengantongan pupuk urea.
Kegiatan ini adalah kegiatan memotong benang sisa proses penjahitan agar
kemasan menjadi lebih rapi. Proses cutting merupakan proses yang memiliki
waktu pengerjaan yang lebih singkat dibandingkan dengan proses filling, folding,
dan penjahitan.
37
̅)
Rata-rata (𝒙 2.21 2.22 2.24 2.24
(detik)
∑𝑥̅ 𝑖
𝑋̿= 𝐾
Tabel 9 Rata-rata setiap kegiatan
Proses Produksi ∑𝒙
̿ (detik)
No
Filling 2.5
1.
Folding 2.36
2.
Penjahitan 2.6
3.
Cutting 2.23
4.
Selanjutnya, hasil data yang di dapatkan dengan menghitung nilai rata-rata
sub grup maka dilakukan perhitungan standar deviasi dari waktu penyelesaian.
3. Standar deviasi
Standar deviasi dari waktu penyelesaian digunakan untuk menghitung
standar deviasi dari distribusi nilai rata-rata sub grup yang dapat memudahkan
dalam membuat batas kendali atas (BKA) dan batas kendali bawah (BKB).
Lampiran perhitungan standar deviasi dapat dilihat pada lampiran sekian.
Adapun rumus standar deviasi waktu penyelesaian (σ)
∑(𝑋𝑗−𝑥̿ )2
σ=√ 𝑁−1
38
Rumus standar deviasi dari distribusi nilai rata-rata sub grup (σ𝑥̅ )
𝜎
σ𝑥̅ = 𝑛
√
Tabel 10 Nilai standar deviasi rata-rata sub grub dan hasil perhitungan standar
deviasi sub grup
Proses produksi σ (detik) σ𝒙
̿ (detik)
No
Filling 0.105 0.0525
1
Folding 0.082 0.041
2
Penjahitan 0.107 0.053
3
Cutting 0.067 0.033
4
4. Batas Kendali Atas dan Batas Kendali Bawah
Perhtiungan standar deviasi yang telah dihitung akan dimasukkan ke
dalam BKA dan BKB yang digunakan sebagai penentu batas kendali atas dan
kendali bawah dari sampel data. Selain itu, penentuan batas kendali juga
memerlukan tingkat ketelitian dan keyakinan atau toleransi penyimpangan.
Rumus yang digunakan dalam perhtiungan yaitu :
BKA = 𝑥̿ + 2 σx
BKB = 𝑥̿ - 2 σx
Perhitungan BKA dan BKB baru dapat dihitung dengan mencari nilai k
terlebih dahulu. k merupakan konstanta sesuai dengan tingkat keyakinan,
maka tingkat keyakinan dalam mengambil data yaitu 95,45% nilai k yaitu 2
dapat dilihat pada tabel k. Perhitungan batas kendali dapat dilihat di Lampiran
10 dan berikut adalah hasil perhitungan BKA dan BKB yang didapatkan dapat
dilihat pada tabel 15.
Tabel 11Nilai batas kendali atas dan batas kendali bawah
Kegiatan BKA (detik) BKB (detik)
No.
1. Filling 2.61 2.40
2. Folding 2.44 2.28
3. Penjahitan 2.71 2.50
4. Cutting 2.29 2.16
39
Setelah nilai batas atas dan batas bawah telah didapatkan, maka dapat
dibuat bagan kendali dari masing-masing kegiatan pada aktivitas
pengantongan. Bagan kendali digunakan untuk mengetahui apakah nilai rata-
rata setiap sub grup melewati batas kendali atas dan batas kendali bawah.
Bagan kendali dapat dilihat pada gambar-gambar berikut ini :
2.65
2.6
2.55
2.52 2.52 rata-rata sub grup
2.5 2.5
2.47 x bar bar
2.45
2.4 BKA
2.35 BKB
2.3
2.25
1 2 3 4
2.5
2.45
2.2
1 2 3 4
2.75
2.7
2.65
2.6 2.61 2.61 2.6 2.6 rata-rata subgrup
2.55 x bar-bar
2.5 BKA
2.45 BKB
2.4
2.35
1 2 3 4
2.3
2.25
2.24 2.24
2.22 rata-rata subgrup
2.2 2.21
x bar-bar
2.15 BKA
BKB
2.1
2.05
1 2 3 4
2
20√𝑁 ∑𝑋𝑗 2 − (∑𝑋𝑖)2
N′ = [ ]
∑𝑋𝑖
b. Kelonggaran
Dalam menentukan kelonggaran, terdapat 3 hal yang harus
dipertimbangkan yaitu kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa lelah, dan
hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Kelonggaran merupakan
hal-hal yang dibutuhkan oleh perkerja, tetapi tidak diamati selama proses
pengukuran. Kelonggaran di PT PKT sudah ditentukan dengan aturan dan
prosedur yang berlaku (Tabel 20).
42
1. Filling 18 16
2. Folding 18 17
3 Penjahitan 18 19
4. Cutting 18 21
Pengamatan ini menghasilkan hasil bahwa pada beberapa kegiatan, masih
belum memenuhi standar yang ditentukan perusahaan. Beberapa alasan yang
menjadi faktor ketidaksesuaian kuantitas adalah pihak manajemen tidak
memperhatikan dan memperhtiungkan penyesuaian dan kelonggaran pekerja.
Dari analisa yang penulis lakukan, perusahaan sebaiknya memperhatikan
penyesuaian dan kelonggaran pekerja. Hal ini didasari terhadap 2 faktor yaitu
kecepatan bekerja dan tingkat kesulitan pekerja yang menentukan nilai
penyesuaian dalam mendapatkan waktu normal. Selain itu, kondisi lingkungan
kerja juga dapat memperbaiki dan meningkatkan kecepatan pekerja pada kegiatan
pengantongan. Pemasangan exhaust fan dan pemberian kursi pada beberapa
kegiatan tertentu akan mengurangi kelelahan pekerja yang berdampak pada
peningkatan kualitas kerja.
4.10 Identifikasi Masalah dan Alternatif Solusi Teknik Tata Cara dan
Pengukuran Kerja
Aspek teknik tata cara dan pengukuran kerja di Gudang Pengantongan II
memiliki beberapa permasalahan. Penulis telah mengidentifikasikan masalah
tersebut serta memberikan alternatif solusi yang dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17 Permasalahan Aspek TTCK
No. Permasalahan Lokasi Alternatif solusi
1 Pekerja cepat Unit Pengantongan Menambahkan
berkeringat sehingga exhaust fan pada unit
tidak focus dalam kerja pengantongan.
bekerja.
2 Pekerja pengantongan Unit Pengantongan Menetapkan standar
sering cepat mengalami kecepatan
kelelahan sehingga pengantongan baru
tidak tercapai target dengan menggunakan
produksi. metode pengantongan
waktu baku.
44
2. Kesemutan 1
3 Pegal 2
Keluhan Pekerja
14.00% 12.90%
11.70% 12.20%
12.00% 10.70% 11.20%
10.30% 9.80%
10.00%
7.80% 7.30%
8.00%
6.00%
4%
4.00%
2%
2.00%
0.10%
0.00%
keluhan pekerja
Alasan memilih jenis tipe kursi yang memiliki empat kaki dengan
pertimbangan kondisi lantai pabrik yang licin dan tidak rata. Jika menggunakan
kursi yang hanya memiliki satu kaki atau penumpu maka potensi kecelakaan
kerja menjadi lebih besar dan kenyamanan pekerja dapat terganggu akibat
goyangnya kursi yang diakibatkan struktur lantai yang tidak rata. Pengadaan
kursi ini diharapkan agar memunjang dan merangsang produktivitas pekerja
dalam kegiatan pengantongan urea dan meminimalisir kelelahan pada bagian
tubuh tertentu.
49
5.1. Simpulan
1. Gambaran peta kerja di PT PKT meliputi PPO (Peta Proses Operasi), PAP
(Peta Aliran Proses), dan DA (Diagram Alir) menggambarkan proses
kegiatan produksi urea yang menggambarkan kegiatan operasi, inspeksi,
tranportasi atau transfer, serta penyimpanan tanpa memiliki delay pada setiap
gambaran proses.
2. Kondisi lingkungan kerja di PT PKT sudah sesuai dengan nilai ambang batas
yang ditentukan..akan tetapi, suhu di PT PKT sudah melewati nilai ambang
atas yaitu 30.3ᵒ C sehingga pekerja merasa cepat kepanasan.
3. Gerakan yang dihasilkan dari setiap kegiatan unit pengantongan dirasa sudah
sangat efektif karena meminimalisir munculnya kelelahan.
4. Pengukuran waktu baku menggunakan metode jam henti (stopwatch).
Pengukuran waktu baku dilakukan pada proses filling dengan waktu siklus
2.5 detik, waktu normal 3.125 detik, dan waktu baku sebesar 3.78 detik. Lalu
untuk proses folding waktu siklus yang didapatkan sebesar 2.4 detik, waktu
normal 2.93 detik, dan waktu baku sebesar 3.54 detik. Lalu, proses penjahitan
yang memperoleh waktu siklus sebesar 2.6 detik, waktu normal 2.78 detik,
dan waktu baku 3.26 detik. Kegiatan cutting dengan waktu siklus sebesar 2.3
detik, waktu normal 2.4 detik, dan waktu baku 2.80 detik.
5. Perhitungan waktu baku menunjukkan bahwa standar waktu produksi yang
ditetapkan perusahaan belum dapat dicapai oleh aktual waktu baku para
pekerja.
6. Kelelahan pekerja merupakan salah satu faktor utama terjadi penuruanan
kualitas waktu kerja di bagian pengantongan.
5.2. Saran
1. Pengadaan kursi yang sesuai dengan spesifikasi pada kegiatan penjahitan dan
cutting dapat membantu mengurangi kelelahan pekerja dan dapat menjaga
konsistensi pekerja dalam kegiatan pengantongan urea.
2. Penambahan fasilias pendukung lingkungan kerja seperti sirkluasi udara,
APD yang memadai, dan beberapa fasilitas lain dapat membantu tenaga kerja
dalam meningkatkan kenyamanan kerja.
3. Perusahaan disarankan untuk meninjau kembali standar yang diterapkan agar
tidak terjadi kesalahan target produksi yang diakibatkan keterlambatan
pekerja dalam menghasilkan produk.
4. Suhu yang saat ini diukur di Gudang Pengantongan II PT PKT sudah sedikit
melewati range suhu yang ideal. Suhu yang ada saat ini dapat diturunkan
dengan pengadaan exhaust fan tambahan pada gudang pengantongan II agar
sirkulasi udara dan suhu berada pada range yang ideal.
50
51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
54
53
2 Aspek Khusus
2.1 Studi Menyusun elemen-elemen 1. Evaluasi studi gerakan
Gerakan gerakan suatu pekerjaan berdasarkan prinsip-
berdasarkan 17 gerakan prinsip ekonomi gerakan,
therblig 2. Rekomendasi perbaikan
studi gerakan
2.2 Pengukuran Langkah sebelum pengukuran Kesiapan sebelum
kerja 1. Penetapan Tujuan pengukuran kerja
dengan pengukuran
metode jam 2. Melakukan penelitian
henti (stop pendahuluan
watch) 3. Memilih operator
4. Melatih operator
5. Menguraikan pekerjaan
atas elemen-elemen
gerakan kerja dan
perbaikannya berdasarkan
ekonomi gerakan
6. Menyiapkan alat
pengukuran
Melakukan pengukuran Hasil pengukuran
pendahuluan berdasarkan pendahuluan
tingkat ketelitian dan
keyakinan yang diinginkan
Menghitung keseragaman Batas kontrol atas dan
data dan kecukupan data batas kontrol bawah
(BKA dan BKB)
Jumlah kecukupan data
Waktu siklus
Menghitung waktu normal Waktu normal
dengan memasukan faktor
penyesuaian
Menghitung waktu baku Waktu baku yang
dengan memasukan nilai digunakan untuk
kelonggaran Memperkirakan upah
kerja
Estimasi biaya produksi
Menetapkan dasar untuk
estimasi tujuan
produktivitas
Meningkatkan performa
pekerja
Evaluasi alternatif
proses, peralatan
55
Excellent skill
1. Percaya pada diri sendiri.
2. Tampak cocok dengn pekerjannya
3. terlihat telah terlatih baik.
4. Bekerjanya teliti dengan tidak banyak melakukan penngukuran atau
pemeriksaan lagi.
5. Gerakan kerja dan urutannya dijalankan tanpa kesalahan.
6. Menggunakan peralatan dengan baik.
7. Bekerja dengan cepat tanpa mengorbankan mutu.
8. Bekerja dengan cepat tetapi dengan gerakan yang halus.
9. Bekerja berirama dan terkoordinasi.
Good skill
1. Kualitas hasil baik.
2. Bekerja tampak lebih baik dari kebanyakan pekerja pada umumnya.
3. Dapat memberi petunjuk kepada pekerja lain yang keterampilannya lebih
rendah.
4. Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap.
5. Tidak memerlukan banyak pengawasan.
6. Tiada keragu-raguan.
7. Bekerja dengan stabil
8. Gerakanya terkoordinasi dengan baik.
9. Gerakannya cepat.
Average skill
1. Tampak adanya kepecayaan pada diri sendiri.
2. Gerakannya tidak cepat tetapi tidak juga lambat.
3. Terlihat adanya pekerjaan perencanaan.
4. Tampak sebagai pekerja yang cakap.
5. Gerkannya cukup menunjukan tidak adanya keragu-raguan.
6. Mengkoordinasikan tangan dan pikiran dengan cukup baik.
7. Tmpak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk beluk
pekerjaannya.
8. Bekerja cukup teliti.
9. Secara keseluruhan cukup memuaskan.
Fair skill
1. Tampak terlatih tetapi belum cukup baik.
2. Mengenal peralatan dan lingkungan dengan secukupnya.
3. Terlihat adanya perencanaan sebelum melakukan gerakan-gerakan.
4. Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup.
5. Tampaknya seperti tidak cocok dengan pekerjaannya.
6. Mengetahui apa yang dilakukan tapi tampak tidak selalu yakin.
58
Poor skill
1. Tidak bisa mengkoordinasikan tagan dan pikiran.
2. Gerakannya kaku.
3. Terlihat ketidakykinannnya pada urutan-urutan gerakan.
4. Seperti yang tidak terlatih untukpekerjaan yangberkaskutan.
5. Tidak terlihat adanya kecocokan dengan pekerjaannya.
6. Ragu-rgu dalam melaksanakan gerakan-gerakan kerja.
7. Sering melakukan kesalahan.
8. Tidak adanya kepercayaan pada diri sendiri.
9. Tidak bisa mengambil inisiatif sendiri.
Usaha atau effort cara Westinghouse membagi juga kelas-kelas dengan ciri-ciri
tersendiri.
Excessive effort
1. Kecepatan sangat berlebihan
2. Usahanya sangat bersungguh-sungguh tetapi dapat membahayakan
kesehatannya.
3. Kecepatan yang ditimbulkan tidak dapat dipertahankan sepanjang hari
kerja.
Excellent effort
1. Jelas terlihat kecepatannya sangat tinggi.
2. Gerakan lebih ekonomis dari pada operator pada umumnya.
3. Penuh perhatian pada pekerjaannya.
4. Banyak memberi saran.
5. Memberi saran-saran petunjuk dengan senang.
6. Pecaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu.
7. Tidak bertahan lebih dari beberapa hari.
8. Bangga atas kelebihannya.
9. Gerakan yang salah terjadi sangat jarang sekali.
10. Bekerjanya sangat sistematis.
11. Karena lancarnya, perpindahan dari satu elemen lain tidak terlihat.
Good effort
1. Bekerja berirama.
2. Saat-saat menganggur sangat sedikit, bahkan kadang-kadang tidak ada.
3. Penuh perhatian pada pekerjaannya.
4. Senang pada pekerjaannya.
5. Kecepatannya baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari.
6. Percaya pada kebaikan kegiatan pengukuran waktu.
7. Menerima saran-saran dan petunjuk dengan senang.
8. Dapat memberi saran untuk perbaikan kerja.
9. Tempat kerjanya diatur baik dan rapih.
59
Average effort
1. Tidak sebaik good, tapi lebih baik dari pada poor.
2. Bekerja dengan stabil.
3. Menerima saran tapi tidak melaksanakannya.
4. Set up dilaksanakan dengan baik.
5. Melakukan kegiatan perencanaan.
Fair effort
1. Saran perbaikan diterima dengan kesal.
2. Kadang perhtian tidak ditujuhkan pada pekerjaannya.
3. Kurang sungguh-sungguh.
4. Tidak mengeluarkan tenaga dengan secukupnya.
5. Terjadi sedikit penyimpangan dari kerja baku.
6. Alat-alat yang dipakaitidak selalu yang terbaik.
7. Terlihat adanya kecenderungan kurag perharian pada pekerjaannya.
8. Terlampau hati-hati.
9. Sistematika kerjanya sedang saja.
10. Gerakannya tidak terencana.
Poor effort
1. Banyak membuang-buang waktu.
2. Tidak memperhatikan adanya minat bekerja.
3. Tidak mau menerima saran.
4. Tampak malas dan lambat bekerja.
5. Melakukan gerakan yang tidak perlu untuk mengambil alat-alat dan bahan.
6. Tempat kerjanya tidak diatur rapih.
7. Tidak peduli pada cocok/baik tidaknya peralatan yang dipakai.
8. Mengubah-ubah tata letak tempat kerja yang telah diatur.
9. Set upkerjanya terlihat tidak baik.
Kondisi kerja dibagi menjadi enam kelas yaitu, Ideal, Excellent, Good,
Average, Fair, dan Poor. Kondisiyag tidak ideal tidak selalu sama setiap
pekerjaan karena berdasarkan karakteristiknya masing-masing pekerja
membutuhkan kondisi ideal sendiri-sendiri. Pada dasarnya kondisi idel adalah
kondisi yang paling cocok untuk yang bersangkutan.
Pedal Kaki
Tanpa pedal, atau satu pedal dengan
F 0
sumbu dibawah kaki.
Satu atau dua pedal dengan sumbuh, tidak
G 5
dibawah kaki
Penggunaan Tangan
Kedua tangan saling bantu atau bergantian H 0
Kedua tangan mengerjakan gerakan yang
H2 18
sama
Peralatan
Dapat ditangani dengan mudah N 0
Dengan sedikit control O 1
Perlu control dan penekanan P 2
Perlu penekanan dan hati-hati Q 3
Mudah pecah, patah R 5
61
56
lampiran 5 standar penyesuaian pengukuran kerja
Faktor Contoh pekerjaan Ekivalen Beban Kelonggaran (%)
Tenaga yang dikeluarkan Pria Wanita
Dapat diabaikan Bekerja di meja, duduk Tanpa beban 0,0-6,0 0,0-6,0
Sangat ringan Bekerja di meja berdiri 0,00-2,25kg 6,0-7,5 6,0-7,5
Ringan Menyekop, ringan 2,25-9,00 7,5-12,0 7,5-16,0
Sedang Mencangkul 9,00-18,00 12,0-19,0 16,0-30,0
Berat Mengayun palu yang berat 18,00-27,00 19,0-30,0
Sangat berat Memanggul beban 27,00-50,00
Luar biasa berat Memanggul karung 30,0-50,00
Di atas 50kg
berat
Sikap kerja
Duduk Bekerja duduk, ringan 0,00-1,0
Berdiri di atas dua kaki Badan tegak, ditumpu dua kaki 1,0-2,5
Berdiri di atas satu kaki Satu kaki mengerjakan alat control 2,5-4,0
Berbaring Pada bagian sisi, belakang, atau depan badan 2,5-4,0
Membungkuk Badan dibungkukan bertumpu pada kedua kaki 4,0-10,0
Gerakan kerja
Normal Ayunan bebas dari palu 0
Agak terbatas Ayunan terbatas dari palu 0-5
Sulit Membawa beban berat dengan satu tangan 0-5
Pada anggota-anggota badan yang terbatas Bekerja dengan tangan diatas kepala 5-10
Seluruh anggota badan terbatas Bekerja dilorong pertambangan yang sempit 10-15
Keadaan atmosfer
Baik Ruangan yang berventilasi baik 0
Cukup Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan (tidak
0-5
berbahaya)
Kurang baik Ada debu-debu beracun atau tidak beracun tapi
5-10
banyak
Buruk Adanya bau-bauan berbahaya yang mengharuskan
10-20
menggunakan alat bantu pernapasan
Ringkasan
Kegiatan Jumlah Waktu
jarak
jumlah
waktu (detik)
No urutan kegiatan Lambang Analisa catatan Tindakan
apa
ruang
gabung
orang
kapan
urutan
dimana
siapa
bagaimana
tempat
perbaiki
1 CO2 dibawa menuju compressor CO2, 15
Amoniak dibawa menuju amoniak
recervoire dari pabrik amoniak
2 CO2 dinaikkan tekanannya di CO2 210
Compressor, amoniak dinaikkan
tekanannya di HP Pump amoniak
3 CO2 dan Amoniak menuju tangki reaktor 15
di unit sintesa
4 CO2 dan amoniak bereaksi di tabung 360
reaktor unit sintesa membentuk urea
5 unit sintesa pada tabung stripper 225
melepaskan CO2 dan karbamat
menyisakan urea dengan kepekatan 49%
67
68
Lampiran 9Display
No Gambar Keterangan Evaluasi
1. Display ini Penggunaan warna pada display
berfungsi sudah cukup baik karena telah
sebagai membedakan antara kewajiban
himbauan sebelum memasuki pabrik dan
pekerja hal-hal yang dilarang di area
mengenai aturan pabrik, akan tetapi keterangan
penggunaan display yang terlalu kecil dapat
APD dan mempersulit pembaca dalam
beberapa hal memahami isi display
yang dilarang
pada saat
memasuki area
pabrik.
2. Berfungsi Penjelasan display mengenai
sebagai petunjuk bunyi sirine sudah tergambar
makna bunyi dengan jelas berdasarkan
sirine jika terjadi frekuensi yang ditampilkan
kecelakaan secara visual. Display ini juga
industri di PT telah disediakan disetiap lini
PKT. pabrik yang menandakan bahwa
display tersebut penerapannya
sudah merata.
3. Menghimbau Himbauan ini telah
pekerja agar menggunakan warna yang
mematikan atau sangat tepat. Hal ini
meninggalkan dikarenakan pemilihan warna
handphone merah menggambarkan standar
ketika berada di bentuk display larangan.
ruang terbuka Tulisan warna putih juga
pabrik. membuat pembaca mengerti isi
tulisan dengan baik
1) Proses Filling
∑𝑋𝑗−𝑋̿ 0.08
𝜎=√ =√ = 0.105
𝑁−1 20−1
σ 0.105
σ𝑥̿ = = = 0.0525
√𝑛 √4
2) Proses folding
∑𝑋𝑗−𝑋̿ 0.03
σ=√ =√ = 0041
𝑁−1 20−1
σ 0.082
σ𝑥̿ = = = 0.068
√𝑛 √4
3) Proses jahit
∑𝑋𝑗−𝑋̿ 0.06
σ=√ =√ = 0.107
𝑁−1 20−1
σ 0.107
σ𝑥̿ = = = 0.053
√ 𝑛 √4
4) proses cutting
∑𝑋𝑗−𝑋̿ 0.020
σ=√ =√ = 0.067
𝑁−1 20−1
σ 0.067
σ𝑥̿ = = = 0.033
√𝑛 √4
batas kendali
1) proses filling
BKA = 𝑥̿ + k 𝜎𝑥̅ = 2,5 + 2 (0.0525) = 2.61
BKB = 𝑥̿ - k 𝜎𝑥̅ = 2.5 – 2 (0.0525) = 2,40
2) proses folding
BKA = 𝑥̿ + k 𝜎𝑥̅ = 2.36 + 2 (0.068) = 2.44
BKB = 𝑥̿ - k 𝜎𝑥̅ = 2.36 – 2 (0.068) = 2.28
3) proses jahit
BKA = 𝑥̿ + k 𝜎𝑥̅ = 2.6 + 2(0.053) = 2.71
BKB = 𝑥̿ - k 𝜎𝑥̅ = 2.6 – 2 (0.053) = 2.50
71
4) proses cutting
BKA = 𝑥̿ + k 𝜎𝑥̅ = 2.23 + 2 (0.033) = 2.29
BKB = 𝑥̿ - k 𝜎𝑥̅ = 2.23 – 2 (0.033) = 2.16
1) Proses filling
𝑘 2
N′ = = = 20
𝑠 0.1
2
20√20 (125.18)− (50.02)2
N′ = [ ] = 1.01 ~ 2 data
50.02
2) Proses folding
𝑘 2
N′ = = = 20
𝑠 0.1
2
20√20 (111.13)− (47.14)2
N′ = [ ] = 0.094 ~ 1 data
47.15
3) Proses Jahit
𝑘 2
N′ = = = 20
𝑠 0.1
2
20√20 (135.628)− (52.07)2
N′ = [ ] = 0.18 ~ 1 data
52.07
4) Proses Cutting
𝑘 2
N′ = = = 20
𝑠 0.1
2
20√20 (99.21)− (44.54)2
N′ = [ ] = 0.081 ~ 1 data
44.54
72
Nilai Kelonggaran yang diijinkan yaitu 21% dari 100% waktu kerja dikurang
dengan 79% waktu aktual kegiatan yang dibutuhkan.
75
Nilai Kelonggaran yang diijinkan yaitu 21% dari 100% waktu kerja dikurang
dengan 79% waktu aktual kegiatan yang dibutuhkan.
76
Nilai Kelonggaran yang diijinkan yaitu 21% dari 100% waktu kerja dikurang
dengan 79% waktu aktual kegiatan yang dibutuhkan.
77
Nilai Kelonggaran yang diijinkan yaitu 21% dari 100% waktu kerja dikurang
dengan 79% waktu aktual kegiatan yang dibutuhkan.
78
2. Proses Folding
∑𝑥𝑖 9.43
Waktu siklus = 𝑁 = 4 =2.36
Waktu normal = waktu siklus × (1 + nilai penyusuaian objektif)
= 2.4 × (1 + 0.22)
= 2.879
Waktu baku = waktu normal × (1 + nilai kelonggaran)
= 2.879 × (1 + 0.21)
= 3.48
3. Proses Menjahit
∑𝑥𝑖 10.41
Waktu siklus = 𝑁 = 4 = 2.6
Waktu normal = waktu siklus × (1 + nilai penyusuaian objektif)
= 2.6 × (1 + 0.21)
= 2.7
Waktu baku = waktu normal × (1 + nilai kelonggaran)
= 2.7 × (1 + 0.21)
= 3.26
4. Proses Cutting
∑𝑥𝑖 8.91
Waktu siklus = 𝑁 = 4 =2.23
Waktu normal = waktu siklus × (1 + nilai penyusuaian objektif)
= 2.23 × (1 + 0.07)
=2.38
Waktu baku = waktu normal × (1 + nilai kelonggaran)
= 2.38 × (1 + 0.21)
= 3.8
79
Suhu yang ada di unit pengantongan sudah melebihi nilai ambang batas yang
ditentukan
RIWAYAT HIDUP
Putra Pangestu Yudhistira, Penulis lahir di Bontang pada
tanggal 13 Oktober 1998. Penulis merupakan anak pertama
dari tiga bersaudara yang lahir dari pasangan Bapak Ronald
dan Ibu Amalia. Penulis telah menyelesaikan pendidikan
sekolah dasar di SD YPDV pada tahun 2010, lalu
menyelesaikan pendidikan SMP di SMP YPDV pada tahun
2012, dan penulis menyelesaikan pendidikan jenjang
menengah atas di SMA YPDV pada tahun 2016. Penulis
melanjutkan jenjang pendidikan di Sekolah Vokasi Institut
Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama
menempuh pendidikan di Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor, penulis aktif
dalam kegiatan olahraga futsal dan pernah mewakili Sekolah Vokasi IPB dalam
ajang Olimpiade Mahasiswa IPB 2016 pada cabang olahraga futsal. Selain itu
penulis juga pernah terlibat dalam acara fieldtrip manajamen industri tahun 2018
sebagai anggota koordinator lapangan (KORLAP).