10 ka
PT. BISMA KARYA PERSADA
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Plh Program Studi Teknik Mesin
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa laporan kerja
Praktik ini adalah hasil karya saya sendiri,
Dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk
Telah dinyatakan dengan benar.
Tanda Tangan :
Tanggal :
PERENCANAAN PEMBUATAN PINTU AIR B.Bt. 10 ka
PT. BISMA KARYA PERSADA
ABSTRAK
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan karunia
nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan ini yang berjudul Pengendalian
Kualitas Geat Leaf B.Bt. 10 ka PT. Bisma Karya Persada . Laporan ini disusun
sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Kerja Praktik. Laporan akhir ini
telah disusun dengan usaha semaksimal mungkin dengan bantuan dari berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini.
Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada Yth:
1. Kedua orang tua dan juga keluarga yang telah memberikan motivasi,
materi, maupun non materi dalam pembuatan laporan ini.
2. Bapak Dr. Herry Oktadinata, ST., MT selaku PLH Program studi Teknik
Mesin Universitas Jenderal Achmad Yani
3. Ibu Wiwin Widaningrum, ST., MT. Selaku Dosen Pembimbing I Kerja
Praktik.
4. Bapak Difusyono Prakoco I. S Tr.T Selaku pembimbing II diperusahaan
kerja praktik.
5. Teman – teman dan pihak lain yang telah membantu dalam melaksanakan
kerja praktik.
Penyusunan tentu menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini belum
mencapai tingkat kesempurnaan, baik dari penyusunan, pembahasan serta system
pengerjaan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun kebaikan penulisan laporan akhir ini
Akhir kata, penyusun mengharapkan semoga laporan ini bermanfaat sehingga dapat
memberikan informasi dan inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
4.1 Definisi Produk ...............................................................................................16
4.2 Analisis Masalah.............................................................................................17
4.3 Data Hasil Observasi ......................................................................................17
4.3.1 Perhitungan Beam ....................................................................................17
4.3.2 Bending Stress ..........................................................................................18
4.3.3 Deflection .................................................................................................18
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................................20
5.1 Kesimpulan .....................................................................................................20
5.2 Saran ...............................................................................................................20
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Praktik Kerja yang dilaksanakan oleh Mahasiswa/I di PT. Bisma Karya
Persada, Bertujuan Untuk :
1. Mahasiswa/i dapat mengolerasikan serta mengaplikasikan ilmu ilmu
yang sudah didapatkan di bangku perkuliahan selama kerja Praktik
seperti Ilmu-ilmu dalam Produksi dan Material.
2. Mahasiswa/i dapat merasakan bagaimana keadaan sebenarnya dalam
menjalankan tugas di dunia kerja secara langsung.
1
Universitas Jenderal Achmad Yani
3. Meningkatkan daya pemahaman dalam bidang analisis kekuatan
kekuatan material melalui pengujian.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat pelaksanaan kerja praktik di industri adalah sebagai
berikut
1. Mengetahui atau memahami kebutuhan pekerjaan ditempat kerja
praktik
2. Menyesuaikan diri menghadapi lingkungan kerja.
3. Mengenal dan melihat secara langsung penggunaan atau penerapan
teknologi terapan ditempat kerja praktik
4. Menyajikan hasil – hasil yang diperoleh selama kerja praktik dalam
bentuk laporan kerja praktik di industri.
5. Dapat mengunakan hasil atau data – data yang diperoleh pada kerja
praktik di industri untuk dapat dikembangkan menjadi tugas akhir.
2
Universitas Jenderal Achmad Yani
1.5 Jadwal Kegiatan
3
Universitas Jenderal Achmad Yani
BAB II
TINJAUAN UMUM PRAKTIK KERJA
Dengan adanya globalisasi dan berkembangnya dunia usaha pada era ini,
PT. BISMA KARYA PERSADA siap membantu dengan memberikan
pelayanan terbaiknya dan ditangani oleh tenaga-tenaga Profesional yang
telah mempunyai pengalaman dalam berbagai proyek penting, khususnya
dalam produksi dan juga maintenance pintu air, kemudian pada peralatan
berat lainnya.
4
Universitas Jenderal Achmad Yani
2.3 Kepengurusan Perusahaan Praktik Kerja
Jabatan Dalam
No Nama No. KTP
Perusahaan
1 H. Sutarman 10.5021.04055.03002 Komisaris
2 Andhi Suryanto,St 10.5027.160976.3006 Direktur Utama
Hendro Prasetyo,
3 10.5027.100981.3001 Wakil Direktur
Amd
5
Universitas Jenderal Achmad Yani
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Perkembangan Industri
Perkembangan industri adalah suatu perubahan yang cepat dibidang
ekonomi, dari mulai kegiatan ekonomi agraris ke ekonomi industri yang
menggunakan mesin dalam mengolah bahan mentah menjadi bahan siap
pakai. Istilah perkembangan industri atau revolusi industri diperkenalkan oleh
Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui dipertengahan abad ke-19.
Revolusi industri telah mengubah cara kerja manusia yang awalnya
menggunakan tenaga manusia atau hewan menjadi menggunakan mesin
dalam kegiatan produksi. Revolusi industri mengakibatkan perubahan secara
besar besaran di bidang sosial, ekonomi, manufaktur, pertambangan, dan
transportasi di dunia. Perkembangan industri terjadi beberapa tahap yaitu
perkembangan industri pertama, perkembangan industri kedua,
perkembangan industri ketiga, dan perkembangan industri keempat
(Muhammad Yahya, 2000).
6
Universitas Jenderal Achmad Yani
5. Perbaikan
6. Produk Jadi
7
Universitas Jenderal Achmad Yani
Gambar 3. 2 Pintu air yang di produksi PT BKP
8
Universitas Jenderal Achmad Yani
3.5 Pekerjaan Las
Semua las dapat dilaksanakan dengan tenaga orang dengan cara las
lindung busur metal atau secara las busur otomatis. Pembuat pintu wajib
mengajukan prosedur pengelasan untuk memperoleh persetujuan direksi.
Setelah prosedur pengelesan disetujui, Pembuat Pintu harus mencanturnkan
ini pada gambar khusus yang merupakan gambar satu kesatuan dalam
kontrak. Simbol las harus tercantum dalam gambar yang dibuat Pembuat
Pintu ditempat yang memerlukan pengelasan. Tes tembus warna
(deypenetrant) harus dikerjakan oleh Pembuat Pintu pada semua las-lasan.
Semua las-lasan yang penting menurut pertimbangan Direksi, akan menerima
tegangan penuh, atau tampaknya tidak memenuhi standar las, harus di tes
dengan cara magnetis sesuai dengan petunjuk Direksi. Umum 13 Alat ukur
yang sesuai wajib terpasang untuk pembacaan besar arus dan tegangan listrik
selama waktu pengelasan berlangsung.
9
Universitas Jenderal Achmad Yani
Gambar 3. 4 Proses pengelasan di PT BKP
3.6 Sandblasting
10
Universitas Jenderal Achmad Yani
Gambar 3. 5 Proses sandblasting di PT BKP
11
Universitas Jenderal Achmad Yani
3.7 Proses Coating
Coating atau pengecatan ini merupakan proses melapisi besi pada pintu
air dengan menggunkan cat yang bertujuan untuk menghindari korosi pada
material dari pintu air tersebut. Proses pengecatan pada material pintu air ini
terdari 4 lapisan. Pertama yatu primer, lapisan primer atau primer ini
merupakan lapisan pertama atau dasar dari proses coating. Lalu terdapat
intermediate 1 dan intermediate 2, lapisan ini merupakan lapisan pelindung
yang berfungsi untuk melindungi pintu air dari terjadinya korosi. Dan yang
terakhir itu ada finish, lapisan terakhir ini berguna sebagai pemberi warna dan
juga sebagai ciri khas perusahaan dalam penggunaan warna pada penmbuatan
pintu air.
12
Universitas Jenderal Achmad Yani
3.8 Quality Control
13
Universitas Jenderal Achmad Yani
Gambar 3. 7 Proses QC dimensi di PT BKP
14
Universitas Jenderal Achmad Yani
3.8.2 Faktor Quality Control
1. Kemampuan Proses
Batas-batas yang ingin dicapai haruslah disesuaikan dengan
kemampuan proses yang ada. Tidak ada gunanya mengendalikan
suatu proses dalam batas- batas yang melebihi kemampuan atau
kesanggupan proses yang ada.
2. Spesifikasi yang berlaku
Spesifikasi hasil produksi yang ingin dicapai harus dapat
berlaku, bila ditinjau dari segi kemampuan proses dan keinginan
atau kebutuhan konsumen yang ingin dicapai dari hasil produksi
tersebut. Dalam hal ini haruslah dapat dipastikan dahulu apakah
spesifikasi tersebut dapat berlaku dari kedua segiyang telah
disebutkan di atas sebelum pengendalian kualitas pada proses
dapat dimulai.
3. Tingkat Ketidaksesuaian Yang Dapat Diterima
Tujuan dilakukan pengendalian suatu proses adalah dapat
mengurangi produkyang berada di bawah standar seminimal
mungkin. Tingkat pengendalian yangdiberlakukan tergantung
pada banyaknya produk yang berada dibawah standaryang dapat
diterima.
15
Universitas Jenderal Achmad Yani
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK
16
Universitas Jenderal Achmad Yani
4.2 Analisis Masalah
Pada analisis masalah ini bertujuan untuk mengetahui dimensi pintu air yang
akan digunakan. Analisis ini dibutuhkan karena adanya kebutuhan warga dalam
menahan dan memberdayakan air.
17
Universitas Jenderal Achmad Yani
Ix = ΣI0+ΣAx^2 - ΣAx = 8,17+ 46,5 - 12,064 = 42.61
Zx = Ix/x = 42,61 / 2,311 = 18,44
Beam M Zx 𝜎𝑏 Remark
1 0,008 18,44 43,39 Ok
2 0,031 18,44 168,12 Ok
3 0,033 18,44 178,96 Ok
4.3.3 Deflection
5 × 0,293 × 86^3
𝛿= × 1000 = 0,027
384 × 2100000 × 42,61
5 × 0,304 × 86^3
𝛿= × 1000 = 0,028
384 × 2100000 × 42,61
18
Universitas Jenderal Achmad Yani
4.4 Proses Perencanaan
Proses perencanaan pembuatan pintu air melibatkan beberapa langkah yang
harus diikuti dengan cermat agar pintu air berfungsi dengan baik dan efisien.
Langkah-langkah umum dalam proses perencanaan pembuatan :
1. Penentuan Tujuan dan Kebutuhan:
Tentukan tujuan dari pembuatan pintu air, misalnya pengaturan aliran air,
irigasi, pembangkit listrik, atau pengendalian banjir.
Identifikasi kebutuhan spesifik dari pintu air, termasuk ukuran, kapasitas,
tinggi muka air yang diatur, dan tuntutan lingkungan setempat.
2. Studi Hidrologi dan Hidrografi:
Lakukan studi tentang karakteristik hidrologi dan hidrografi wilayah yang
terpengaruh oleh pintu air. Ini termasuk analisis curah hujan, aliran sungai,
dan tinggi muka air rata-rata dan puncak. Dengan informasi ini, dapat
diidentifikasi kebutuhan kapasitas dan daya tampung pintu air.
3. Analisis Risiko dan Dampak Lingkungan:
Lakukan analisis risiko terhadap lokasi pintu air, termasuk kemungkinan
banjir, kerusakan lingkungan, dan dampak sosial ekonomi.
Pertimbangkan dampak lingkungan dari pembangunan pintu air dan upaya
mitigasi yang mungkin diperlukan.
4. Desain Teknik dan Struktur:
Desainlah pintu air sesuai dengan kebutuhan dan analisis yang telah
dilakukan sebelumnya.
Pilih jenis pintu air yang sesuai, seperti pintu geser, pintu rol, atau pintu pintar
(automated gate).
Pastikan desain mencakup sistem pengendalian dan mekanisme operasi yang
tepat.
5. Pengujian dan Operasional:
Setelah pintu air selesai dibangun, lakukan pengujian dan kalibrasi untuk
memastikan pintu air berfungsi dengan benar. Latih personel dalam operasi
dan pemeliharaan pintu air.
19
Universitas Jenderal Achmad Yani
BAB 5
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari data yang didapatkan dengan dimensi 60x60x6, didapatkan
hasil Bahwa dengan dimensi yang diinginkan dapat digunakan, dengan hasil
bending stress dibawah allowable stress maka bending stress dikatan aman dan
deflection dibawah dari 1 maka aman dengan hasil yang didapatkan maka pintu air
dapat dipasangkan ke bendungan. Namun, selain itu ada beberapa factor lain yang
digunakan dalam pemasangan pintu air ini, antara lain :
Efisiensi dan Keamanan: Perencanaan yang matang dan cermat dalam
pembuatan pintu air sangat penting untuk mencapai efisiensi dalam mengatur aliran
air. Pintu air harus dirancang untuk mengoptimalkan penggunaan air,
meminimalkan pemborosan, serta memastikan keamanan bagi masyarakat dan
lingkungan sekitar.
Penyesuaian dengan Perubahan Iklim: Dalam menghadapi perubahan iklim
yang dapat menyebabkan pola hujan yang tidak terduga dan banjir yang lebih
sering, perencanaan pintu air harus mempertimbangkan skenario yang berbeda dan
memiliki fleksibilitas untuk beradaptasi dengan kondisi hidrologi yang berubah.
Perencanaan Jangka Panjang: Perencanaan pembuatan pintu air harus
mempertimbangkan kebutuhan jangka panjang dan berbasis pada proyeksi
pertumbuhan populasi serta perubahan lingkungan. Hal ini akan menghindarkan
dari masalah ketidakcukupan kapasitas di masa mendatang.
5.2 Saran
1. Penelitian selanjutnya diharapkan melakukan perhitungan keseluruhan
dari pintu air
2. Dalam beberapa referensi – referensi yang didapat, penulis masih
kesulitan untuk menyusun laporan dan mencari persamaan untuk
melakukan perhitungan perencanaan.
20
Universitas Jenderal Achmad Yani
DAFTAR PUSTAKA
[2] Yuliati, Nita ST, MT. Parulian, Bernard ST. MT. STANDAR PINTU
PENGATUR AIR IRIGASI SPESIFIKASI TEKNIK KP-09. KEMENTRIAN
PEKERJAAN UMUM
21
Universitas Jenderal Achmad Yani
LAMPIRAN
22
Universitas Jenderal Achmad Yani
23
Universitas Jenderal Achmad Yani