DISUSUN OLEH:
Made Iman Budiman 151031009
Segala puji bagi Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan dengan
judul “analisis produk dari segi material pembuatan kacamata".
Penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Pemilihan Bahan dan Proses. Dalam penyusunan laporan ini, saya mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu atau membimbing saya dalam penyusunan laporan ini.
Saya mengharapkan semoga laporan saya ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
kemajuan ilmu pada umumnya dan kemajuan bidang teknologi, dan saya menyadari bahwa
penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna
2. Engsel Kacamata
Engsel kacamata pada umumnya
mirip dengan engsel biasa seperti engsel
pintu, namun engsel kacamata lebih kecil
dengan bentuk yang lebih sederhana,
yaitu hanya berbentuk poros. Hal ini
dikarenakan pada ujung frame kacamata
dan bend (bagian batang kacamata) yang
akan dihubungkan dengan engsel sudah
membentuk suatu bentuk yang bisa
digabungkan, dengan ditambahkan poros
ditengahnya. Engsel atau poros kacamata
ini terbuat dari metal.
3. Frame
Frame atau bingkai kacamata ini
digunakan untuk melindungi lensa
kacamata agar nyaman ketika
digunakan, Frame sendiri memiliki
banyak variasi bentuk yang mana
disesuaikan sesuai peminat konsumen
dan tentunya selalu mengikuti tren masa
kini, begitu juga sesuai dengan fungsi
aslinya. Frame terbuat dari bahan
polimer ataupun metal tetapi kedua
bahan tersebut ada kurang dan lebihnya
tentu laporan ini akan membahas hal tersebut.
BAB II PEMBAHASAN
3. Frame
Frame sesuai para konsumen yang dibutuhkan apabila diurutkan adalah
o Frame yang pertama harus kuat dalam bahasa teknik harus memiliki strengt yang
besar.(30%)
o Frame yang kedua harus ringan artinya memiliki density yang kecil. (22%)
o Frame yang ketiga harus lentur dalam bahasa teknik harus memiliki elastisitas yang
besar. (18%)
o Frame yang keempat harus tahan korosi artinya memiliki laju korosi yang kecil. (16%)
o Frame yang kelima harus tetap terlihat mengkilat walaupun telah lama dipakai. (14%)
BAB III ANALISA
Dari table di atas di dapatkan nilai weight adalah 1. Dengan demikian Indek
bias menjadi prioritas utama karena hal ini yang menunjang fungsi utama serta dalam
property tahan goresan, tahan bahan kimia, kuat, ringan menjadi pilihan setelahya.
Dengan metode digital logic
Tahan
goresan 0 1 1 1 3 0.3
Ringan 0 0 0 0 0 0
Total number of positive decision (N) 10 ∑α=1.0
Dalam metode digital logic indek bias mendapat nilai 4, kuat mendapat nilai 1,
tahan bahan kimia mendapatkan 2, tahan goresan mendapat nilai 3 dan ringan
mendapatkan nilai0 Dengan demikian sifat bahan matrial harusnya yang indek biasnya
sesaui dengan ketentuan yaitu ukuran 1.6.
Scaled property ( Ƀ)
Material Tahan Performance
Indek Tahan
Property Kuat bahan Ringan index(Ὺ)
bias gores
kimia
Mika 6 6 7 8 6 7.644
Kaca mineral 7 8 8 9 7 8.49
Kaca organik 5 7 6 7 6 6,71
Tabel 3 kandidat bahan
Weight factor (α)
Indeks bias (0.36)
kuat ( 0.25)
tahan bahan kimia (0.1)
Tahan gores (0.22)
Ringan (0.17)
Performance index(Ὺ)
Mika = 6(0.36)+6(0.25)+7(0.1)+6(0.220)+8(0.17) = 7.644
Kaca Mineral = 7(0.36)+8(0.25)+8(0.1)+9(0.220)+7(0.17) = 8.49
Kaca organik = 5(0.36)+7(0.25)+6(0.1)+7(0.220)+6(0.17) = 6.71
Dengan demikian bahan yang cocok untuk pembuatan kaca lensa ini adalah dari
bahan Lensa mineral karena Performance index(Ὺ) paling besar yaitu 8.49, Tahan terhadap
panas, goresan, dan bahan kimia.
2. Kandidat pada engsel kacamata
Dalam pemilihan kandidat engsel kacamata ini kita memilih 2 buah bahan yang
akan di pilih berdasarkan kualitas rangking sehingga di temukan bahan yang
memenuhi kriteria dengan metode weight factor, performance index dan digital
logic.
Berikut ini matrial yang di pilih dalam pembuatan kaca lensa: Stainless steel,
alumunium, besi
Engsel Kacamata sesuai para konsumen yang dibutuhkan apabila diurutkan adalah
Dengan demikian kita harus menentukan metode weight factor
Dari table di atas di dapatkan nilai weight adalah 1. Dengan demikian kuat dan
Tahan kosrosi menjadi prioritas utama karena hal ini yang menunjang fungsi utama
serta dalam property ringan dan tahan bahan kimia menjadi pilihan setelahya.
Scaled property ( Ƀ)
Material Tahan Performance
Tahan
Property Kuat Ringan bahan index(Ὺ)
korosi
kimia
Stainless steel 9 8 8 8 7.8
Alumunium 8 8 8 7 7.22
Besi 5 7 6 7 5.69
Tabel 6 kandidat bahan
Weight factor (α)
Kuat (0.36)
Ringan ( 0.25)
tahan korosi (0.1)
Tahan bahan kimia (0.22)
Performance index(Ὺ)
Stainless steel = 9(0.36)+8(0.25)+8(0.1)+8(0.22) = 7.8
Alumunium = 8(0.36)+8(0.25)+8(0.1)+7(0.220) = 7.22
Besi = 5(0.36)+7(0.25)+6(0.1)+7(0.220) = 5.69
Dengan demikian bahan yang cocok untuk pembuatan engsel kacamata ini
adalah dari bahan stainless steel karena bahan ini memiliki sifat tahan karat yang tinggi
dan tentunya sangat kuat.
3. Kandidat pada frame
Dalam pemilihan kandidat frame ini kita memilih 4 buah bahan yang akan di
pilih berdasarkan kualitas rangking sehingga di temukan bahan yang memenuhi
kriteria dengan metode weight factor, performance index dan digital logic.
Berikut ini matrial yang di pilih dalam pembuatan kaca lensa:
1. Stainless steel
2. Alumunium
3. Campuran karet dan logam
Dari table di atas di dapatkan nilai weight adalah 1. Dengan demikian kuat
menjadi prioritas utama karena hal ini yang menunjang fungsi utama serta dalam
property yang lain menjadi pilihan setelahya.
Scaled property ( Ƀ)
Material Performance
Tahan
Property Kuat Lentur Ringan Mengkilap index(Ὺ)
korosi
Stainless steel 7 6 6 8 6 6.9
Alumunium 7 8 6 9 7 7.5
Campuran karet
dan logam 9 9 9 7 7 8.3
Performance index(Ὺ)
Stainless steel= 7(0.36)+6(0.25)+6(0.1)+8(0.220)+6(0.17) = 6.9
Alumunium = 7(0.36)+8(0.25)+6(0.1)+9(0.220)+7(0.17) = 7.5
Campuran karet dan logam = 9(0.36)+9(0.25)+9(0.1)+7(0.220)+7(0.17) = 8.3
Dengan demikian bahan yang cocok untuk pembuatan frame adalah dari bahan
campuran dan logam karena Performance index(Ὺ) paling besar yaitu 8.3, Tahan terhadap
korosi, lentur, dan kuat.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pemilihan Produk Objek Penelitian
Produk yang dipilih sebagai objek dalam penelitian ini adalaha kacamata. Alasan pemilihan
kacamata sebagai objek penelitian karena kacamata terdiri dari tiga bagian utama yang terbuat
dari tiga jenis bahan teknik yang berbeda. Ketiga bagian utama inilah yang kemudian akan diteliti
guna mengetahui apa saja bagian-bagian tersebut, mengapa bagian-bagian tersebut dibuat dari
bahan teknik yang berbeda serta proses pembuatan masing-masing bagian kacamata.
2.2 Bagian-Bagian Produk
Secara umum, kacamata terdiri dari tiga bagian utama yaitu kaca lensa, frame dan engsel pada
frame. Keunikan dari ketiga bagian kacamaa tersebut juga terletak pada bahan pembentuknya
yang berbeda satu sama lain. Berikut ini merupakan pembahasan mengenai ketiga bagian
kacamata tersebut:
1. Kaca Lensa
Pada umumnya lensa kacamata dibedakan menjadi 2, yaitu lensa mineral (biasa
disebut dengan lensa kaca) dan lensa organik (biasa disebut dengan lensa plastik
atau lensa mika). Masing-masing jenis lensa tersebut memiliki karakteristik
sebagai berikut [1]: Table 1. Perbandingan Lensa Mineral dan Lensa Organik
Lensa Mineral Lensa Organik
Tahan terhadap panas, goresan, dan Mudah tergores dan tidak tahan terhadap
bahan kimia bahan kimia seperti aseton
Berat jenisnya cukup tinggi Berat jenisnya ringan (lebih rendah dari
lensa mineral)
Indeks bias 1,523 Indeks bias 1,49
3
Karakteristik lensa mineral yang kuat dan tahan terhadap panas, goresan, maupun bahan
kimia.
Lensa mineral termasuk kategori indeks bias yang tinggi, yaitu indeks bias yang dimiliki
mendekati 1,6. Hal tersebut menyebabkan kejernihan lensa mineral untuk melihat suatu obyek
lebih baik dibanding lensa organik.
Bahan baku kaca:
1. Pasir silika
2. Sodium Oksida
3. Kalsium oksida
Engsel kacamata pada umumnya mirip dengan engsel biasa seperti engsel pintu, namun engsel
kacamata lebih kecil dengan bentuk yang lebih sederhana, yaitu hanya berbentuk poros. Hal ini
dikarenakan pada ujung frame kacamata dan bend (bagian batang kacamata) yang akan
dihubungkan dengan engsel sudah membentuk suatu bentuk yang bisa digabungkan, dengan
ditambahkan poros ditengahnya. Engsel atau poros kacamata ini terbuat dari metal, dan biasanya
adalah stainless steel.
Alasan penggunaan stainless steel pada kacamata:
1. Stainless steel merupakan metal dan bersifat ductile (tidak mudah pecah).
2. Stainless steel merupakan alloy yang tahan karat.
3. Bobot stainless steel yang lebih ringan disbanding metal lainnya.
Bahan ini memiliki elastisitas yang tinggi, mudah di setel, sehingga menunjang kenyamanan pada
pemakaiannya. Jenis ini lebih tahan terhadap panas dan lebih stabil. Celluloid propionat banyak
digunakan sebagai bahan dasar frame plastik karena keunggulanya tersebut.
b. Celluloid Nitrat
Jenis juga sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan frame plastik. Karena bahannya yang
lebih mengkilap namun mudah terbakar. Biasanya Celluloid Nitrat dipasangkan pada tulang
metal yang terdapat pada bagian dalam di tangkai samping (temple) dari frame kacamata tersebut.
c. Optyl
Bahan dasar plastik optyl ini menggunakan acrylic. Optyl memiliki sifat yang kaku dan mudah
patah, namun dengan pemanasan yang tepat, frame ini akan mudah untuk di bentuk atau di setel
sesuai dengan kebutuhan. Dan juga memiliki bobot yang lebih ringan, tahan terhadap zat kimia
serta suhu tinggi. Optyl akan tetap terlihat mengkilat walaupun telah lama dipakai. Bahan ini
paling baik untuk pengidap alergi kulit serta harganya yang reltif lebih murah.
d. Polyamide
Bobotnya yang ringan hampir sama dengan optyl, namun lebih lentur. Dan pada tangkainya
terdapat tulang besi. Jenis ini mudah berubah bentuk bila terkena panas terlalu lama. Polyamide
akan menciut dan tidak kembali ke bentuk semula.
Biasanya proses pencetakkan menggunakan mesin dengan cara cairan kaca dimasukkan ke mesin
kemudian ditekan menjadi berbagai bentuk. Selain itu, beberapa jenis produk kaca dibentuk
dengan cara ditiup, contohnya adalah botol. Metode tiup ini digunakan untuk membuat rongga
pada produk yang diinginkan.
3. Pendinginan
Produk kaca yang telah dibentuk tidak dapat langsung didinginkan di suhu ruangan. Sering kali
produsen memberi pemanas pada produk kaca yang telah mengeras untuk mengurangi tekanan
yang dapat membuat kaca mudah retak.
4. Penyelesaian
Proses akhir yang perlu dilakukan sebelum produk kaca dapat dipasarkan adalah membersihkan
sisa-sisa serpihan di pinggir produk dengan cara pengikisan ataupun menggunakan bahan kimia
khusus untuk memoles produk kaca.
b. Proses Pembuatan Engsel Kacamata
Proses pembuatan frame kacamata sama dengan proses pembuatan poros stainless stell, ada
bermacam-macam proses pembuatan stainless steel, namu pada penelitian ini, proses pembuatan
stainless steel adalah menggunakan proses dapur cawan. Adapun langkah-langkah dalam proses
dapur cawan adalah sebagai berikut [3]:
1. Pertama masukkan baja bekas dan besi kasar dalam cawan,
2. Kemudian dapur cawan ditutup rapat.
3. Masukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan dan muatan dalam cawan akan
mencair.
4. Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan stainless steel dengan menambahkan unsur
logam lain yang diperlukan, antara lain:
a. Kromium
b. Nikel
c. Mangan
d. Aluminium
LAMPIRAN A
DAFTAR PUSTAKA
1. W. Febri, Cara Pembuatan Kaca, (Online) , 2013 (http://www.scribd.com/doc/61598711/Cara-
Pembuatan-Kaca diakses 6 Oktober 2013)
2. Optik Melawai, Mengenal Material Frame, (Online), 2011
(https://www.optikmelawai.com/style_idea/mengenal-material-frame/522/, diakses 9 Oktober
2013)
3. R. Indrayanto, Pengantar Pengetahuan Bahan Teknik, Universitas Pembangunan Nasiona,
Surabaya, 2012
4. China Manufacture, Eyeglass Frame, (Online), 2010 (http://www.madehow.com/Volume-
5/Eyeglass-Frame.html, diakses 10 Oktober 2013)