Anda di halaman 1dari 31

TUGAS

ANALISIS PRODUK DARI SEGI MATERIAL PEMBUATAN


SHOCKBREAKER

DISUSUN OLEH:
Made Iman Budiman 151031009

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
Latar Belakang ............................................................................................................ 2
Fungsi Produk .............................................................................................................. 3
Alasan Pemilihan Objek .............................................................................................. 6
Komponen Penyusun ................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 5
Kualifikasi Primer Komponen ..................................................................................... 8
Syarat Kandidat Bahan ................................................................................................ 9
BAB III ANALISA ........................................................................................................... 11
Pemilihan Bahan dan Perhitungan αῪɃ ................................................................. 43
Diagram Ashby ............................................................................................................ 61
Proses Pembuatan Bagian-Bagian Produk ................................................................... 23
KESIMPULAN ................................................................................................................. 21
SARAN ............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 16
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan dengan
judul “analisis produk dari segi material pembuatan kacamata".

Penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Pemilihan Bahan dan Proses. Dalam penyusunan laporan ini, saya mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu atau membimbing saya dalam penyusunan laporan ini.

Saya mengharapkan semoga laporan saya ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
kemajuan ilmu pada umumnya dan kemajuan bidang teknologi, dan saya menyadari bahwa
penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna

Yogyakarta, 28 September 2017

Made Iman Budiman


NIM 151031009
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu produk (bukan makanan dan minuman) biasanya terdiri dari satu atau dua bahan
teknik. Bahan teknik ini sendiri merupakan bahan yang untuk mengolahnya diperlukan
teknik-teknik tertentu terutama yang berhubungan dengan penerapan teknologi terhadap
bahan-bahan tersebut. Secara umum ada tiga bahan teknik utama, yaitu metal, ceramic dan
polymer.
Setiap bahan teknik tersebut memiliki properties yang berbeda-beda, baik dari segi
bentuk, sifat fisik bahkan secara kimiawi pun memiliki perbedaan masing-masing. Bahan-
bahan teknik ini banyak digunakan dalam pembuatan produk-produk yang digunakan
dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Kacamata merupan salah satu produk yang berasal dari pengolahan bahan teknik.
Kacamata biasanya tersusun dari tiga bahan teknik utama, antara lain ceramic (jenis glass)
pada kaca lensa, metal pada engsel dan polymer pada frame kacamata. Masing-masing
bagian dari kacamata, diproses dengan cara yang berbeda-beda sesuai jenis bahan teknik
yang digunakan.
Pada laporan ini, akan dijelaskan mengenai material kacamata yang di tinjau dari
beberapa kandidat bahan yang cocok.

1.2 Fungsi Produk


Kacamata adalah alat yang dapat membantu seseorang untuk dapat membaca
dan melihat, selain itu kacamata juga memiliki fungsi yaitu menghindari kontak mata
langsung dari paparan sinar matahari, dan debu saat berkendara.
Kacamata sangat berarti sekali manfaatnya bagi mereka yang membutuhkannya,
terutama bagi mereka yang memiliki riwayat mata min atau buat orangtua yang matanya
sudah plus. Kacamata sangat membantu sekali untuk penglihatan. Selain itu kacamata
juga bisa di jadikan tren masa kini.
Model kacamata bermacam-macam, dari model kacamata baca, kacamata sport,
kacamata wanita. Untuk catatan, dalam memilih kacamata sebaiknya pilihlah kacamata
yang sesuai dengan bentuk wajah karena bentuk wajah dan kacamata sangatlah kontras.
1.3 Alasan Produk Objek`
Produk yang dipilih sebagai objek ini adalaha kacamata. Alasan pemilihan kacamata
sebagai objek penelitian karena kacamata terdiri dari tiga bagian utama yang terbuat dari tiga
jenis bahan teknik yang berbeda. Ketiga bagian utama inilah yang kemudian akan diteliti guna
mengetahui apa saja bagian-bagian tersebut, mengapa bagian-bagian tersebut dibuat dari bahan
teknik yang berbeda serta proses pembuatan masing-masing bagian kacamata.
1.4 Komponen Penyusun
Secara umum, kacamata terdiri dari tiga bagian utama yaitu kaca lensa, frame dan engsel
pada frame. Keunikan dari ketiga bagian kacamaa tersebut juga terletak pada bahan
pembentuknya yang berbeda satu sama lain. Berikut ini merupakan pembahasan mengenai
ketiga bagian kacamata tersebut:
1. Kaca Lensa
Kaca lenca adalah komponen
pada kaca mata yang berfungsi
sebagai penjernih pandangan dengan
kekuatan indek bias. Pada umumnya
lensa kacamata dibedakan menjadi 2,
yaitu lensa mineral (biasa disebut
dengan lensa kaca) dan lensa organik
(biasa disebut dengan lensa plastik
atau lensa mika).

2. Engsel Kacamata
Engsel kacamata pada umumnya
mirip dengan engsel biasa seperti engsel
pintu, namun engsel kacamata lebih kecil
dengan bentuk yang lebih sederhana,
yaitu hanya berbentuk poros. Hal ini
dikarenakan pada ujung frame kacamata
dan bend (bagian batang kacamata) yang
akan dihubungkan dengan engsel sudah
membentuk suatu bentuk yang bisa
digabungkan, dengan ditambahkan poros
ditengahnya. Engsel atau poros kacamata
ini terbuat dari metal.
3. Frame
Frame atau bingkai kacamata ini
digunakan untuk melindungi lensa
kacamata agar nyaman ketika
digunakan, Frame sendiri memiliki
banyak variasi bentuk yang mana
disesuaikan sesuai peminat konsumen
dan tentunya selalu mengikuti tren masa
kini, begitu juga sesuai dengan fungsi
aslinya. Frame terbuat dari bahan
polimer ataupun metal tetapi kedua
bahan tersebut ada kurang dan lebihnya
tentu laporan ini akan membahas hal tersebut.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kualifikasi Primer Komponen


1. Kaca Lensa
Kaca lensa sebagai kompnen harus kuat artinya dapat tahan terhadap panas, goresan,
dan bahan kimia kemudian Berat jenisnya ringan harus memiliki sifat indeks bias yang tinggi,
yaitu indeks bias yang dimiliki mendekati 1,6 hal tersebut menyebabkan kejernihan lensa
untuk melihat suatu obyek lebih baik.
2. Engsel Kacamata
Sesuai minat para konsumen sebagian besar maka kaca mata harus ringan untuk itu
engsel kacamata yang bentuknya kecil juga harus ringan tak hanya itu engsel kacata
berfungsi sebagai penghubung antara frame tentunya engsel harus kuat dan tidak boleh ber
korosi.
3. Frame
Frame meruapakan bagian yang paling mecolok dari kaca mata untuk fungsi dan sifat
frame harus bagus dalam artian ringan, lentur (memiliki elastisitas yang tinggi) karena agar
tidak mudah patah, kuat, tahan korosi agar terlihat menarik, tak lupa apa bila ada kerusakan
penggantian frame dilakukan untuk itu harga frame harus murah, tahan terhadap panas dan
lebih stabil, tahan terhadap zat kimia, tetap terlihat mengkilat walaupun telah lama dipakai

2.2 Syarat Kandidat Bahan


1. Kaca Lensa
Kaca lensa sesuai para konsumen yang dibutuhkan apabila diurutkan adalah
o Kaca lensa yang pertama harus jernih untuk melihat objek artinya memiliki indek bias
yang mendekati 1.6. (38%)
o Kaca lensa yang kedua harus tahan goresan dari benda dalam bahasa teknik bahan atau
material harus kuat terutama di permukaan. (22%)
o Kaca lensa yang ketiga harus tahan bahan kimia artinya apabila ada bahan kimia yang
mengenai kaca lenca tidak terpengaruh.(16%)
o Kaca lensa yang kempat harus kuat dalam bahasa teknik harus memiliki strenght yang
tinggi(14%)
o Kaca lensa yang kelima harus ringan dalam bahasa teknik harus memiliki density yang
kecil (10%)
2. Engsel Kacamata
Engsel Kacamata sesuai para konsumen yang dibutuhkan apabila diurutkan adalah
o Engsel Kacamata yang pertama harus kuat dalam bahasa teknik harus memiliki strengt
yang besar.(40%)
o Engsel Kacamata yang kedua harus tahan korosi artinya memiliki laju korosi yang
kecil.(40%)
o Engsel Kacamata yang ketiga harus ringan dalam bahasa teknik harus memilikidensity
atau berat jenis yang kecil.(15%)
o Engsel Kacamata yang keempat harus tahan bahan kimia artinya apabila ada bahan kimia
yang mengenai kaca lenca tidak terpengaruh.(5%)

3. Frame
Frame sesuai para konsumen yang dibutuhkan apabila diurutkan adalah
o Frame yang pertama harus kuat dalam bahasa teknik harus memiliki strengt yang
besar.(30%)
o Frame yang kedua harus ringan artinya memiliki density yang kecil. (22%)
o Frame yang ketiga harus lentur dalam bahasa teknik harus memiliki elastisitas yang
besar. (18%)
o Frame yang keempat harus tahan korosi artinya memiliki laju korosi yang kecil. (16%)
o Frame yang kelima harus tetap terlihat mengkilat walaupun telah lama dipakai. (14%)
BAB III ANALISA

3.1 Pemilihan Bahan dan Perhitungan αῪɃ


1. Kandidat pada Kaca Lensa
Dalam pemilihan kandidat Kaca Lensa ini kita memilih 3 buah bahan yang akan
di pilih berdasarkan kualitas rangking sehingga di temukan bahan yang memenuhi
kriteria dengan metode weight factor, performance index dan digital logic.
Berikut ini matrial yang di pilih dalam pembuatan kaca lensa:
1. Mika
2. Kaca mineral
3. Kaca organik

` Dengan demikian kita harus menentukan metode weight factor

Property ½ 1/3 ¼ 1/5 Ration Weight


Indek bias 1 70 65 60 75 1 0.31
Kuat 2 30 0.42 0.15
Tahan bahan
kimia 3 35 0.53 0.19

Tahan goresan 4 40 0.66 0.23


Ringan 5 25 0.33 0.12
Total 2,94 1.00

Table 1 Metode weight factor kaca lensa

Dari table di atas di dapatkan nilai weight adalah 1. Dengan demikian Indek
bias menjadi prioritas utama karena hal ini yang menunjang fungsi utama serta dalam
property tahan goresan, tahan bahan kimia, kuat, ringan menjadi pilihan setelahya.
Dengan metode digital logic

Number of positive decision N=n(n-1)/2 Positive Relative


Property 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Decision Emphasis
½ 1/3 1/4 1/5 2/3 2/4 2/5 ¾ 3/5 4/5 (m) Coefficient α
Indek bias 1 1 1 1 4 0.4
Kuat 0 0 0 1 1 0.1
Tahan bahan
kimia 0 1 0 1 2 0.2

Tahan
goresan 0 1 1 1 3 0.3

Ringan 0 0 0 0 0 0
Total number of positive decision (N) 10 ∑α=1.0

Table 2 metode digital logic gelang atau pengikat jam tangan

Dalam metode digital logic indek bias mendapat nilai 4, kuat mendapat nilai 1,
tahan bahan kimia mendapatkan 2, tahan goresan mendapat nilai 3 dan ringan
mendapatkan nilai0 Dengan demikian sifat bahan matrial harusnya yang indek biasnya
sesaui dengan ketentuan yaitu ukuran 1.6.

Kandidat bahan yang di hitung alfa, beta, gama.

Scaled property ( Ƀ)
Material Tahan Performance
Indek Tahan
Property Kuat bahan Ringan index(Ὺ)
bias gores
kimia
Mika 6 6 7 8 6 7.644
Kaca mineral 7 8 8 9 7 8.49
Kaca organik 5 7 6 7 6 6,71
Tabel 3 kandidat bahan
Weight factor (α)
Indeks bias (0.36)
kuat ( 0.25)
tahan bahan kimia (0.1)
Tahan gores (0.22)
Ringan (0.17)

Performance index(Ὺ)
Mika = 6(0.36)+6(0.25)+7(0.1)+6(0.220)+8(0.17) = 7.644
Kaca Mineral = 7(0.36)+8(0.25)+8(0.1)+9(0.220)+7(0.17) = 8.49
Kaca organik = 5(0.36)+7(0.25)+6(0.1)+7(0.220)+6(0.17) = 6.71

Dengan demikian bahan yang cocok untuk pembuatan kaca lensa ini adalah dari
bahan Lensa mineral karena Performance index(Ὺ) paling besar yaitu 8.49, Tahan terhadap
panas, goresan, dan bahan kimia.
2. Kandidat pada engsel kacamata
Dalam pemilihan kandidat engsel kacamata ini kita memilih 2 buah bahan yang
akan di pilih berdasarkan kualitas rangking sehingga di temukan bahan yang
memenuhi kriteria dengan metode weight factor, performance index dan digital
logic.
Berikut ini matrial yang di pilih dalam pembuatan kaca lensa: Stainless steel,
alumunium, besi

Engsel Kacamata sesuai para konsumen yang dibutuhkan apabila diurutkan adalah
Dengan demikian kita harus menentukan metode weight factor

Property ½ 1/3 1/4 Ration Weight


Kuat
1 75 50 90 1 0.40
Ringan
2 25 0.33 0.135
Tahan korosi
3 50 1 0.4
Tahan bahan
kimia
4 10 0.11 0.06
Total 2,44 1

Table 4 Metode weight factor engsel kacamata

Dari table di atas di dapatkan nilai weight adalah 1. Dengan demikian kuat dan
Tahan kosrosi menjadi prioritas utama karena hal ini yang menunjang fungsi utama
serta dalam property ringan dan tahan bahan kimia menjadi pilihan setelahya.

Dengan metode digital logic

Number of positive decision


Positive Relative
N=n(n-1)/2
Property 1 2 3 4 5 6 Decision Emphasis
½ 1/3 ¼ 2/3 2/4 3/4 (m) Coefficient α
Kuat 1 1 1 3 0.42
Ringan 0 0 1 2 0.28
Tahan korosi 1 1 1 3 0.42
Tahan bahan
kimia 0 0 0 0
0
Total number of positive decision (N) 7 ∑α=1.0
Table 5 metode digital logic pada engsel kacamata
Dalam metode digital logic kuat mendapat nilai 3, ringan mendapat nilai 2,
tahan bahan kimia mendapatkan 0, tahan korosi mendapat nilai 3, Dengan demikian
sifat bahan matrial harusnya di utamakan kuat dan tahan korosi.

Kandidat bahan yang di hitung alfa, beta, gama.

Scaled property ( Ƀ)
Material Tahan Performance
Tahan
Property Kuat Ringan bahan index(Ὺ)
korosi
kimia
Stainless steel 9 8 8 8 7.8
Alumunium 8 8 8 7 7.22
Besi 5 7 6 7 5.69
Tabel 6 kandidat bahan
Weight factor (α)
Kuat (0.36)
Ringan ( 0.25)
tahan korosi (0.1)
Tahan bahan kimia (0.22)

Performance index(Ὺ)
Stainless steel = 9(0.36)+8(0.25)+8(0.1)+8(0.22) = 7.8
Alumunium = 8(0.36)+8(0.25)+8(0.1)+7(0.220) = 7.22
Besi = 5(0.36)+7(0.25)+6(0.1)+7(0.220) = 5.69

Dengan demikian bahan yang cocok untuk pembuatan engsel kacamata ini
adalah dari bahan stainless steel karena bahan ini memiliki sifat tahan karat yang tinggi
dan tentunya sangat kuat.
3. Kandidat pada frame
Dalam pemilihan kandidat frame ini kita memilih 4 buah bahan yang akan di
pilih berdasarkan kualitas rangking sehingga di temukan bahan yang memenuhi
kriteria dengan metode weight factor, performance index dan digital logic.
Berikut ini matrial yang di pilih dalam pembuatan kaca lensa:
1. Stainless steel
2. Alumunium
3. Campuran karet dan logam

` Dengan demikian kita harus menentukan metode weight factor


Property ½ 1/3 1/4 1/5 Ration Weight
Kuat
1 65 61 55 70 1 0.29
Tahan Korosi
2 35 0.53 0.16
Lentur
3 39 0.63 0.18
Ringan
4 45 0.81 0.24
Mengkilat 5 30
0.42 0.13
Total 3.4 1
Table 7 Metode weight factor frame

Dari table di atas di dapatkan nilai weight adalah 1. Dengan demikian kuat
menjadi prioritas utama karena hal ini yang menunjang fungsi utama serta dalam
property yang lain menjadi pilihan setelahya.

Dengan metode digital logic


Number of positive decision N=n(n-1)/2 Positive Relative
Property 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Decision Emphasis
½ 1/3 1/4 1/5 2/3 2/4 2/5 ¾ 3/5 4/5 (m) Coefficient α
Kuat 1 1 1 1 4 0.4
Tahan Korosi 0 0 0 1 1 0.1
Lentur 0 1 0 1 2 0.2
Ringan 0 1 1 1 3 0.3
Mengkilat 0 0 0 0 0 0
Total number of positive decision (N) 10 ∑α=1.0

Table 8 metode digital logic pada engsel kacamata


Dalam metode digital logic kuat mendapat nilai 4, tahan korosi mendapat nilai
1, lentur mendapatkan 2, ringan mendapat nilai 3 dan mengkilap mendapatkan nilai 0
Dengan demikian sifat bahan matrial harusnya yang utama kuat.

Kandidat bahan yang di hitung alfa, beta, gama.

Scaled property ( Ƀ)
Material Performance
Tahan
Property Kuat Lentur Ringan Mengkilap index(Ὺ)
korosi
Stainless steel 7 6 6 8 6 6.9
Alumunium 7 8 6 9 7 7.5
Campuran karet
dan logam 9 9 9 7 7 8.3

Tabel 9 kandidat bahan


Weight factor (α)
kuat (0.36)
tahan korosi ( 0.25)
lentur (0.1)
ringan (0.22)
mengkilap (0.17)

Performance index(Ὺ)
Stainless steel= 7(0.36)+6(0.25)+6(0.1)+8(0.220)+6(0.17) = 6.9
Alumunium = 7(0.36)+8(0.25)+6(0.1)+9(0.220)+7(0.17) = 7.5
Campuran karet dan logam = 9(0.36)+9(0.25)+9(0.1)+7(0.220)+7(0.17) = 8.3

Dengan demikian bahan yang cocok untuk pembuatan frame adalah dari bahan
campuran dan logam karena Performance index(Ὺ) paling besar yaitu 8.3, Tahan terhadap
korosi, lentur, dan kuat.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pemilihan Produk Objek Penelitian
Produk yang dipilih sebagai objek dalam penelitian ini adalaha kacamata. Alasan pemilihan
kacamata sebagai objek penelitian karena kacamata terdiri dari tiga bagian utama yang terbuat
dari tiga jenis bahan teknik yang berbeda. Ketiga bagian utama inilah yang kemudian akan diteliti
guna mengetahui apa saja bagian-bagian tersebut, mengapa bagian-bagian tersebut dibuat dari
bahan teknik yang berbeda serta proses pembuatan masing-masing bagian kacamata.
2.2 Bagian-Bagian Produk
Secara umum, kacamata terdiri dari tiga bagian utama yaitu kaca lensa, frame dan engsel pada
frame. Keunikan dari ketiga bagian kacamaa tersebut juga terletak pada bahan pembentuknya
yang berbeda satu sama lain. Berikut ini merupakan pembahasan mengenai ketiga bagian
kacamata tersebut:
1. Kaca Lensa

Pada umumnya lensa kacamata dibedakan menjadi 2, yaitu lensa mineral (biasa
disebut dengan lensa kaca) dan lensa organik (biasa disebut dengan lensa plastik
atau lensa mika). Masing-masing jenis lensa tersebut memiliki karakteristik
sebagai berikut [1]: Table 1. Perbandingan Lensa Mineral dan Lensa Organik
Lensa Mineral Lensa Organik
Tahan terhadap panas, goresan, dan Mudah tergores dan tidak tahan terhadap
bahan kimia bahan kimia seperti aseton
Berat jenisnya cukup tinggi Berat jenisnya ringan (lebih rendah dari
lensa mineral)
Indeks bias 1,523 Indeks bias 1,49
3

Karakteristik lensa mineral yang kuat dan tahan terhadap panas, goresan, maupun bahan
kimia.
Lensa mineral termasuk kategori indeks bias yang tinggi, yaitu indeks bias yang dimiliki
mendekati 1,6. Hal tersebut menyebabkan kejernihan lensa mineral untuk melihat suatu obyek
lebih baik dibanding lensa organik.
Bahan baku kaca:
1. Pasir silika
2. Sodium Oksida
3. Kalsium oksida

Gambar 1. Kaca Lensa Untuk Kacamata


2. Engsel Kacamata

Engsel kacamata pada umumnya mirip dengan engsel biasa seperti engsel pintu, namun engsel
kacamata lebih kecil dengan bentuk yang lebih sederhana, yaitu hanya berbentuk poros. Hal ini
dikarenakan pada ujung frame kacamata dan bend (bagian batang kacamata) yang akan
dihubungkan dengan engsel sudah membentuk suatu bentuk yang bisa digabungkan, dengan
ditambahkan poros ditengahnya. Engsel atau poros kacamata ini terbuat dari metal, dan biasanya
adalah stainless steel.
Alasan penggunaan stainless steel pada kacamata:
1. Stainless steel merupakan metal dan bersifat ductile (tidak mudah pecah).
2. Stainless steel merupakan alloy yang tahan karat.
3. Bobot stainless steel yang lebih ringan disbanding metal lainnya.

Gambar 2. Engsel Kacamata

Gambar 3. Berbagai Jesin Poros Stainless Steel 5


3. Frame
Frame atau bingkai kacamata ini digunakan untuk melindungi lensa kacamata agar nyaman
ketika digunakan. Frame kacamata dapat diklasifikasikan menurut bahan utamanya terbagi
menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Frame Metal (berbahan dasar logam)
2. Frame Plastik (berbahan dasar plastik)
3. Frame Kombinasi (berrbahan dasar plastik dan logam)
Pada penelitian ini frame yang akan dibahas adalah frame berbahan polymer. Hal tersebut karena
frame polymer lebih sering dipilih dalam pembuatan kacamata karena beberapa alasan, antara
lain:
1. Polymer lebih ringan dari material teknik lainnya.
2. Polymer merupakan material teknik yang unik karena ada yang bersifat brittle dan ada yang
bersifat ductile.
3. Harga bahan baku polymer yang lebih murah disbanding material teknik yang lain.
Frame dengan bahan polymer lebih dikenal di kalangan umum dengan frame plastik. Biasanya
frame plastik terbuat dari Celluloid Propinat, Celluloid Nitrat, Optyl, dan Polyamide [2].
a. Celluloid Propionat

Bahan ini memiliki elastisitas yang tinggi, mudah di setel, sehingga menunjang kenyamanan pada
pemakaiannya. Jenis ini lebih tahan terhadap panas dan lebih stabil. Celluloid propionat banyak
digunakan sebagai bahan dasar frame plastik karena keunggulanya tersebut.
b. Celluloid Nitrat

Jenis juga sering digunakan sebagai bahan dasar pembuatan frame plastik. Karena bahannya yang
lebih mengkilap namun mudah terbakar. Biasanya Celluloid Nitrat dipasangkan pada tulang
metal yang terdapat pada bagian dalam di tangkai samping (temple) dari frame kacamata tersebut.
c. Optyl
Bahan dasar plastik optyl ini menggunakan acrylic. Optyl memiliki sifat yang kaku dan mudah
patah, namun dengan pemanasan yang tepat, frame ini akan mudah untuk di bentuk atau di setel
sesuai dengan kebutuhan. Dan juga memiliki bobot yang lebih ringan, tahan terhadap zat kimia
serta suhu tinggi. Optyl akan tetap terlihat mengkilat walaupun telah lama dipakai. Bahan ini
paling baik untuk pengidap alergi kulit serta harganya yang reltif lebih murah.
d. Polyamide

Bobotnya yang ringan hampir sama dengan optyl, namun lebih lentur. Dan pada tangkainya
terdapat tulang besi. Jenis ini mudah berubah bentuk bila terkena panas terlalu lama. Polyamide
akan menciut dan tidak kembali ke bentuk semula.

Gambar 5. Kacamata dengan Frame Plastik


2.3 Proses Pembuatan Bagian-Bagian Produk
a. Proses Pembuatan Kaca lensa

Proses pembuatan kaca dibagi menjadi 4 tahap utama [1]:


1. Peleburan
Bahan-bahan pembentuk kaca perlu dileburkan hingga mencapai suhu di atas 1261 o agar semua
bahan mencair dan nantinya menghasilkan kaca yang jernih.
2. Pencetakkan

Biasanya proses pencetakkan menggunakan mesin dengan cara cairan kaca dimasukkan ke mesin
kemudian ditekan menjadi berbagai bentuk. Selain itu, beberapa jenis produk kaca dibentuk
dengan cara ditiup, contohnya adalah botol. Metode tiup ini digunakan untuk membuat rongga
pada produk yang diinginkan.
3. Pendinginan

Produk kaca yang telah dibentuk tidak dapat langsung didinginkan di suhu ruangan. Sering kali
produsen memberi pemanas pada produk kaca yang telah mengeras untuk mengurangi tekanan
yang dapat membuat kaca mudah retak.
4. Penyelesaian

Proses akhir yang perlu dilakukan sebelum produk kaca dapat dipasarkan adalah membersihkan
sisa-sisa serpihan di pinggir produk dengan cara pengikisan ataupun menggunakan bahan kimia
khusus untuk memoles produk kaca.
b. Proses Pembuatan Engsel Kacamata

Proses pembuatan frame kacamata sama dengan proses pembuatan poros stainless stell, ada
bermacam-macam proses pembuatan stainless steel, namu pada penelitian ini, proses pembuatan
stainless steel adalah menggunakan proses dapur cawan. Adapun langkah-langkah dalam proses
dapur cawan adalah sebagai berikut [3]:
1. Pertama masukkan baja bekas dan besi kasar dalam cawan,
2. Kemudian dapur cawan ditutup rapat.
3. Masukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan dan muatan dalam cawan akan
mencair.
4. Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan stainless steel dengan menambahkan unsur
logam lain yang diperlukan, antara lain:
a. Kromium
b. Nikel
c. Mangan
d. Aluminium

c. Proses Pembuatan Frame Kacamata


Proses pembuatan frame kacamata dilakukan dalam 5 tahapan, antara lain [4]:
1. Meancang Bentuk Frame
Pada tahap ini, dilakuan perancangan ataupembuatan design frame yang kacamata. Setelah
rancangan selesai, akan dibuat cetakan sesuai dengan bentuk rancangan.

Gambar 1 Contoh gambar cetakan frame kacamata


2. Mencetak Frame Plastik
a. Setelah rancangan dibuat, mesin pencetak dibuat dari besi dan mesin pencetak tersebut akan
menghasilkan cetakan frame yaitu lembaran cellulose acetate. Ujung – ujung dari cetakan besi
harus tajam dan didalam mesin pencetak besi ada tonjolan-tonjolan yang berfungsi untuk
melubangi cetakan, dimana lensa yang akan dipasang akan
berlubang. Lembaran acetate dibawa dari ruang penyimpanan dingin ke ruangan oven yang
bersuhu panas 180° F (68° C) untuk membuat lembek plastik. Lembaran yang lembek dipasang
di mesin dan di tekan dengan kekuatan beberapa ton. Mesin otomatis mengangkat cetakan dan
memindahkannya ke bagian plastik lain. Proses dibuat secara cepat selagi plastik tetap lembek.
Frame yang setengah jadi diangkat dari lembaran, dan bagian lensa di buang dari frame. Bagian
lensa yang kosong menjadi berlubang.
b. Bagian depan frame selesai setelah melalui beberapa proses. Lekuk yang menahan lensa di
potong menggunakan router. Lekukan dipotong dengan lebar 0.16 in (0.41cm), dimana sebagai
standar dari industri.
c. Frame kemudian dihaluskan untuk menghilangkan bagian pinggir yang kasar dengan
menggunakan 2 mesin amplas. Satu mesin bertugas untuk menghaluskan ujung frame yang
menempel di pipi dan mesin yang kedua untuk menghaluskan area disekitar hidung. Kemudian
frame dipindahkan di dalam catokan seperti alat dimana bantalan hidung yang menahan hidung di
lekatkan pada frame. Setelah direkatkan selama 24 jam, bagian yang di rekatkan juga dihaluskan.
3. Memproduksi Temples
a. Dua bagian tangan yang melengkung di sekitar telinga disebut temples. Temples juga dibuat
sama seperti membuat frame. Standar panjang temples berada di rentang antara 5-6 in (12.7-15.2
cm) dan biasanya terbuat dari bahan yang sama dengan frame
Gambar 4. Produksi Temples
Setelah frame dihaluskan, temples direkatkan ke frame dengan sebuah engsel logam. Untuk
membuat temples, potongan plastik temple dipanaskan serta baja yang sangat tipis dan panjang
yang sesuai dengan temple yang juga disebut core wire juga dipanaskan. Ketika suhu yang tepat
sudah dicapai maka core wire dimasukkan ke dalam temples.
b. Untuk menempelkan temple ke frame, celah kecil dibuat di pojok atas frame. Separuh engsel di
pasang ke setiap celah dan frame sedangkan setengah engsel lagi diletakkan di mesin capitron.
Mesin capitron menimbulkan getaran ultrasonic di dalam engsel dan muncul gesekan yang panas.
Gesekan menyebabkan plastik frame meleleh hanya disekitar engsel dan bisa melekatkan engsel
ke frame.
4. Penyelesaian bagian muka
a. Bagian muka dengan engsel yang sudah terpasang kemudian dicetak nama perusahaan atau
logo perusahaan, nama dari model frame, dan ukuran dari frame. Sebelum temples ditempelkan
pada frame, ketepatan
siku sangat diperlukan supaya dapat dipakai dengan baik. Gergaji mesin digunakan untuk
memotong bagian dudut yang tepat di tepi atas bagian depan. Tutup dipasangkan di atas engsel,
ketika bagian depan dipoles. Dibagian ini, bagian depan tetap datar dan dengan bagian tepi yang
masih tajam kecuali bagian potongan yang ada di area dimana lensa akan dipasang. Diruang
pemolesan, ratusan bagian depan berguling didalam tabung dengan pumice (batu halus yang
diubah menjadi bubuk dan digunakan sebagai amplas).
b. Bagian depan yang dihaluskan sekarang sudah melengkung sesuai dengan bentuk muka.
Bagian depan dipanaskan di dalam oven, dibingkai dengan cetakan lengkung, dan di pres.
Tekanan dilakukan sekitar 30 detik untuk membentuk lekukan bagian depan yang seragam.
Bagian depan yang hangat dimasukkan ke dalam air dingin supaya bentuk yang melengkung
dapat bertahan.
c. Bentuk bagian depan kembali ke dalam ruangan pemolesan dimana bagian depan melewati
serangkaian gulingan di dalam tabung dalam jangka waktu 4 hari untuk dapat berubah menjadi
mengkilap. Setiap tabung terdiri dari pumice yang komposisinya lebih ringan dari proses
sebelumnya, tabung terakhir bertugas memoles dengan wax. Setelah selesai, frame diletakkan
dalam amplop khusus nerdasarkan model, ukuran, dan warna.
5. Penyelesaian Temples
Berdasarkan bentuk dan model dari desain kacamata dan templesnya, temples kemudian dibentuk
dari beberapa tahapan pekerjaan. Lekukan dipotong di ujung temples, dan bagian dari pasangan
engsel terpasang di temples. Pada bagian ujung dipotong agar cocok dengan sudut dari bagian
depan. Seperti bagian depan, temples kemudian diselesaikan dengan beberapa proses, dan
pasangan dari temples yang telah dipoles dibungkus didalam amplop berdasar ukuran, model, dan
warna. Pabrik menyimpan amplop yang
berisikan bagian depan dan temples sampai optometric supply houses memesan kacamata
berdasarkan ukuran, model, dan warna. Bagian depan dan temples kemudian dikirimkan.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setiap bahan teknik memiliki properties yang berbeda-beda, baik dari bentuk, fisik bahkan dari
struktur penyusunnya. Kacamata merupakan suatu produk yang terdiri dari bahan-bahan teknik.
Kacamata terdiri atas 3 bagian utama yang mewakili bahan teknik, yaitu kaca lensa (ceramic),
engsel (metal), frame (polymer).
Kaca lensa menggunakan lensa mineral, bahan ini dipilih karena karateristik mineral yang kuat
dan tahan terhadap panas, goresan maupun bahan kimia. Sementara untuk engsel kacamata pada
umumnya terbuat dari metal, dan biasanya adalah stainless steel. Dalam proses pembuatannya
menggunakan metode dapur cawan yang pada umumnya mencairkan baja untuk membentuk
metal yang baru. Bagian frame kacamata atau yang biasa disebut frame plastik, bahan-bahan
penyusunnya adalah celluloid propanat, celluloid nitrat, optyl, dan polyamida. Sementara untuk
pembuatannya terdiri dari beberapa proses yaitu mencetak frame plastik, memproduksi temples,
penyelesaian bagian muka, dan penyelesaian temples.
3.2 Saran
Dalam pembuatan kacamata hal-hal yang harus diperhatikan adalah bahan-bahan pembuatannya,
dan proses pembuatannya. Untuk bahan-bahan penyusunnya dibutuhkan bahan-bahan yang
berkualitas baik, sehingga kacamata dapat bertahan lebih lama atau awet. Sementara hal penting
lainnya yang harus diperhatikan adalah proses pembuatannya. Melalui proses yang tepat, maka
akan dihasilkan kacamata yang baik dan tidak mudah rusak. 14

LAMPIRAN A
DAFTAR PUSTAKA
1. W. Febri, Cara Pembuatan Kaca, (Online) , 2013 (http://www.scribd.com/doc/61598711/Cara-
Pembuatan-Kaca diakses 6 Oktober 2013)
2. Optik Melawai, Mengenal Material Frame, (Online), 2011
(https://www.optikmelawai.com/style_idea/mengenal-material-frame/522/, diakses 9 Oktober
2013)
3. R. Indrayanto, Pengantar Pengetahuan Bahan Teknik, Universitas Pembangunan Nasiona,
Surabaya, 2012
4. China Manufacture, Eyeglass Frame, (Online), 2010 (http://www.madehow.com/Volume-
5/Eyeglass-Frame.html, diakses 10 Oktober 2013)

Anda mungkin juga menyukai