SARI SINGKONG
DI PT. SEMANGAT JAYA PESAWARAN LAMPUNG
(Laporan Kerja Praktik)
Oleh
Jati Wahyu Nugraha
I. PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
PT. Semangat Jaya merupakan produsen tepung tapioka yang terletak di Desa
Bangunsari, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Provinsi
Lampung. Perusahaan ini merupakan perusahaan perseorangan yang dimiliki
oleh Hi. Supar. PT. Semangat Jaya memiliki 4 pabrik singkong yang di
pimpin oleh Hi. Supar. Dua Pabrik terletak di Negeri Katon, satu di Adiluwih
dan satu di Indo Lampung.
Proses utama dalam produksi tepung tapioka di PT. Semangat Jaya yaitu
pencucian, pemarutan, ekstraksi, pengendapan, penggilingan, pengeringan,
dan pengemasan.
mengetahui
mempengaruhinya.
laju
keausan
sproket
serta
faktor-faktor
yang
2.1 Keausan
Definisi paling umum dari keausan yang telah dikenal sekitar 50 tahun lebih
yaitu hilangnya bahan dari suatu permukaan atau perpindahan bahan dari
permukaannya ke bagian yang lain atau bergeraknya bahan pada suatu
permukaan. (Almen, 1950). Menurut M.B. Peterson dan W.O. Winer definisi
lain tentang keausan yaitu sebagai hilangnya bagian dari permukaan yang
saling berinteraksi yang terjadi sebagai hasil gerak relatif pada permukaan.
Keausan yang terjadi pada suatu material disebabkan oleh adanya beberapa
mekanisme yang berbeda dan terbentuk oleh beberapa parameter yang
bervariasi meliputi bahan, lingkungan, kondisi operasi, dan geometri
permukaan benda yang terjadi keausan.
Gambar 2.2 a. cutting b. fracture c.fatigue d grain pull-out ( Zum Gahr, 1987)
2.
Adhesive wear.
Keausan ini terjadi jika partikel permukaan yang lebih lunak
menempel atau melekat pada lawan kontak yang lebih keras.
3. Flow wear
Keausan ini terjadi jika partikel permukaan yang lebih lunak mengalir
seperti meleleh dan tergeser plastis akibat kontak dengan lain, seperti
Gambar 2.5
3. Fatigue wear
Fenomena keausan ini didominasi akibat kondisi beban yang berulang
(cyclic loading). Ciri-cirinya perambatan retak lelah biasanya tegak
lurus pada permukaan tanpa deformasi plastis yang besar, seperti: ball
bearings, roller bearings dan lain sebagainya seperti pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Fatigue wear karena retak di bagian dalam dan merambat
(Stachowiak, 2005)
Saat ini yang paling banyak digunakan dan paling sederhana dalam
memodelkan keausan adalah model keausan Archard, beberapa yang lain
mencoba mengembangkan model keausan dengan memasukkan efek
10
11
12
gerakan elemen mesin yang kedua. Dalam kebanyakan hal poros akan sejajar
satu sama lain. Tetapi garis sumbunya dapat juga saling memotong atau saling
menyilang. Secara garis besar transmisi putar dapat di bagi atas dua yaitu:
a. Transmisi langsung, dimana sebuah piringan atau roda pada poros yang
satu dapat menggerakkan roda yang serupa pada poros kedua melalui
kontak langsung. Dalam kategori ini termasuk roda gesek dan roda gigi,
seperti terlihat pada gambar 2.11
13
Pada roda gesek dan sabuk, yang memindahkan gerakan poros yang satu
ke poros yang lain ialah gaya gesek. Keuntungannya ialah jika ada beban
lebih akan terjadi slip, jadi gaya tersebut agak bekerja seperti kopling slip,
karena sabuk bersifat elastis maka dapat meredam tumbukan dan getaran.
Kerugiannya ialah jumlah putaran poros yang digerakkan tidak seluruhnya
dapat di tentukan karena slip.
Pada roda gigi, rantai dan sabuk bergigi mempunyai sistem gigi sehingga
gerakan menjadi dipaksakan atau tanpa terjadi slip. Dalam suatu sistem
transmisi, roda gigi merupakan elemen yang paling banyak diterapkan
karena cocok untuk memindahkan daya yang sangat besar pada kecepatan
putaran tingi. Namun roda gigi memerlukan ketelitian yang lebih besar
dalam pembuatan, pemasangan dan pemeliharaan. (Sularso, 1983)
14
a.
Transmisi Belt
Dapat digunakan untuk poros sejajar dan poros bersilangan.
Keuntungan dari transmisi ini adalah konstruksi sederhana, operasi
yang tenang (tidak berisik), dapat menyerap beban kejut. harga murah.
Jenis-jenis Belt antara lain seperti sabuk rata, sabuk v, sabuk gigi
b. Transmisi Rantai
Digunakan untuk poros sejajar. Keuntungan dari transmisi rantai
adadlah jarak antara poros yang cukup besar, ratio kecepatan sampai 6 (
10 untuk kasus extrim), efficiency 97 s/d 98 %, daya sampai 5.000 hp,
gaya tangensial sampai 28.000 kgf dengan lebar 1, 2 m putaran sampai
5.000 rpm.
c.
15
2. Rantai HY-VO
dimana 2 buah pena, disebut pena sambungan kunci yang
mempunyai permukaan cembung dan cekung, dipasang sebagai
pengganti pena selindris. Pena yang permukaan cekung dipakai pada
plat mata rantai. Yang permukaan cembung dipakai saling
bersinggungan sambil menggilinding, satu pada yang lain. Ciri-ciri
rantai gigi ialah bahwa setelah mengait secara meluncur dengan gigi
sprocket yang berprofil involute(evolven), mata rantai yang berputar
sebagai satu benda dengan sprocket. Hal ini berbeda dengan rantai
rol dimana bush mata rantai mengait pada dasar kaki gigi.
Karakteristik transmisi rantai : digunakan untuk poros sejajar, jarak antar
poros yang cukup besar, rasio kecepatan sampai 6 (10 untuk ekstrim),
efisiensi 97% 98 %, daya sampai 5000 hp, dan putaran sampai 5000 rpm.
Kelebihan dan kekurangan dari transmisi rantai adalah :
keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
1. Mampu meneruskan daya yang besar karena kekuatanya yang besar
2. Tidak memerlukan tegangan awal
3. Keausan kecil pada bantalan
4. Mudah untuk memasang nya
Kekurangan kekurangan adalah sebagai berikut :
1. Variasi kecepatan yang tidak dapat dihindari karena lintasan busur pada
sproket yang mengait mata rantai
16
2. Suara dan getaran karena tumbukan antara rantai dan dasar kaki gigi
sproket dan perpanjangan rantai karena keausan pena dan bus yang
diakibatkan oleh gesekan dengan sprocket.
3. Tidak cocok untuk putaran tinggi
2.6 Sproket
Sproket adalah roda bergerigi yang berpasangan dengan rantai, track, atau
benda panjang yang bergerigi lainnya. Sproket berbeda dengan roda gigi;
sproket tidak pernah bersinggungan dengan sproket lainnya dan tidak pernah
cocok. Sproket juga berbeda dengan puli di mana sproket memiliki gigi
sedangkan puli pada umumnya tidak memiliki gigi. Sproket yang digunakan
pada sepeda, sepeda motor mobil, kendaraan roda rantai, serta mesin lainnya.
Sproket digunakan untuk mentransmisikan gaya putar antara dua poros di
mana roda gigi tidak mampu menjangkaunya.
Pada sepeda, pengubahan rasio kecepatan putar secara keseluruhan dilakukan
dengan memvariasikan diameter dari sproket. Perubahan diameter sproket
akan mengubah jumlah gigi dari sproket. Misalnya, sepeda dengan 10 speed
bisa didapatkan dengan menggunakan dua sproket pada poros penggerak dan
5 sproket pada poros roda. Rasio kecepatan yang rendah menguntungkan
pengguna sepeda di jalan yang menanjak, sedangkan rasio kecepatan yang
tinggi memudahkan untuk bergerak cepat di jalan yang datar.Pada sepeda
motor, tidak ada pengubahan diameter sproket ketika bergerak. Namun
perubahan diameter sproket secara manual mampu mengubah tingkat
17
akselerasi dan kecepatan tertinggi dari sepeda motor. Sproket juga digunakan
pada kendaraan roda rantai.
Pada kendaraan jenis ini, jumlah sproket yang terlibat banyak, namun sproket
yang menggerakan hanya satu, dua, atau tiga. Sproket yang menggerakan,
jika jumlahnya satu, biasanya berada di depan atau belakang kendaraan.
Dengan dua sproket penggerak, posisi sproket ada di depan dan belakang.
Sproket penggerak ketiga bisa terletak dimana saja dan biasanya posisinya
lebih tinggi dari sproket penggerak yang lain (www.wikipedia.com).
18
2.8 Rantai
Rantai transmisi daya bisanya dipergunakan untuk jarak poros yang lebih
besar dari pada transmisi roda gigi tetapi lebih pendek dari pada transmisi
sabuk. Rantai merupakan satu komponen yang memungkinkan sebuah sepeda
motor (yang menggunakan rantai) dapat berjalan. Rantai adalah untai material
yang fleksibel, biasanya metal dibuat dari jenis elemen yang keras, biasanya
disebut lingkaran, saling dikuncu atau dihubungkan satu sama lain tetapi
bebas untuk bergerak pada satu atau banyak bidang. Jenis- jenis rantai adalah
sebagai berikut (Sularso, 1983):
1. Rantai Rol
Dipakai, jika diperlukan transmisi posistif (tanpa slip) dengan kecepatan
600 m/min, tanpa pembatas bunyi dan harga yang murah. Terdiri dari
pena, rol dan plat mata rantai.
19
20
ini
adalah
dengan
mengencangkan
rantainya
jika
21
b.
c.
d.
e.
22
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam memilih pelumas yang baik adalah :
a.
b.
c.
d.
(1)
1
2
(2)
23
102
(3)
(4)
60 1000
(5)
(6)
= Waktu keausan
24
5. Kekerasan rata-rata pada sproket diketahui dari tabel bahan roda gigi
Tabel 2.1 Kekerasan rata-rata pada sproket (sularso, 1983)
Kekuatan
tarik
Bahan
Lambang
B (kg/
mm2)
Besi cor
Baja cor
Baja
karbon
utk
Kekerasan
Tegangan lentur
(Brinell)
yang di izinkan
HB
A (kg/ mm2)
FC 15
15
140 160
FC 20
20
160 180
FC 25
25
180 240
11
FC 30
30
190 240
13
SC 42
42
140
12
SC 46
46
160
19
SC 49
49
190
20
S 25 C
45
123 183
21
S 35 C
52
149 207
26
S 45 C
58
167 229
30
S 15 K
50
400
30
konstruksi
mesin
(di celup
Baja
dingin dlm
paduan
minyak)
dgn
pengerasan
SNC 21
80
kulit
SNC 22
100
600
(di celup
dingin dlm
minyak)
34 40
40 - 55
26
2. Tempat
Kerja praktik dilaksanakan di PT. Semangat Jaya, Desa Bangun Sari
Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran-Lampung
27
Mulai
1. Pengenalan lingkungan
perusahaan
2. Pengamatan proses produksi
3. Pengamatan proses kerja
sproket rantai rol pada mesin
pemeras
4. Menentukan permasalahan
1.Studi literatur
2. Pengumpulan data
Tidak lengkap
Data
Lengkap
Melakukan analisa dan
kesimpulan
Selesai
Mesin Pemeras
Kapasitas
: 1 ton/jam
Panjang
:8m
Lebar
: 6,75 m
Tinggi
: 4,29 m
29
2. Data-data sproket
Tipe
: JIS 4510 fc 50
Diameter luar
: 8 cm
Tebal sproket
: 5,2 mm
Berat bantalan
: 2 kg
Kekerasan rata-rata
: 210 HB
Jumlah Gigi
: 17 Buah
3. Data-data penggerak
Merek
: Yuema
Putaran
: 1440 rpm
Daya motor
: 3 HP
30
Waktu (s)
85
87
92
95
91
90
Tabel perbandingan hasil pengukuran sproket baru dan aus adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.2 Perbandingan ukuran rata-rata sproket baru dan aus
Jenis
Sproket
Sproket
Aus
Sproket
Baru
3 mm
21,1 mm
8,6 mm
15,2 mm
5,2 mm
18,7 mm
10,2 mm
13,5 mm
31
4.2 Perhitungan
4.2.1 Volume Keausan Teoritik Pada Sproket (Vt)
. .
102
. D. n
60 1000
. 80mm. 1430
60000
= 5,99 /
32
102 2,238
= 38,11
5,99
Dari tabel roda gigi jenis fc 30 memiliki kekerasan rata-rata (H) sebesar
210 kg/mm2 dan koefisien keausan dari sprocket adalah 0,007, Sehingga
volume keausan teoritik pada sproket untuk satu siklus adalah
=
. .
= 0,02693837108 3
33
= 1920 jam
= 6,465 3
Total jumlah gigi pada sproket adalah 17 buah, maka besar volume keausan
untuk 1 gigi sproket adalah
6,465 mm3
17
= 0,33802941176 mm3
4.2 Pembahasan
Keausan adalah hilangnya bahan dari suatu permukaan atau perpindahan
bahan dari permukaannya ke bagian yang lain atau bergeraknya bahan pada
suatu permukaan. Keausan yang terjadi pada suatu material disebabkan oleh
adanya beberapa mekanisme yang berbeda dan terbentuk oleh beberapa
parameter yang bervariasi meliputi bahan, lingkungan, kondisi operasi, dan
geometri permukaan benda yang terjadi keausan. Keausan terdiri dari tiga
macam, yaitu mechanical, chemical and thermal wear.
Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi pada mesin permeras sari pati
singkong yang digunakan untuk memeras sari pati singkong hingga menuju
ke tempat pembuangan selama setahun telah mengalami satu kali kerusakan
dan penggantian sproket. Setelah dihitung secara teoritis, didapat beban
kerja dari sproket itu sebesar 38,11 kg dengan jarak luncur sproket sebesar
21,20575 mm dan kecepatan keliling sproket sebesar 5,99 m/s. Dari
perhitungan yang telah dilakukan diketahui bahwa volume keausan teoritik
34
Sproket adalah roda bergerigi yang berpasangan dengan rantai, track, atau
benda panjang yang bergerigi lainnya. Sproket berbeda dengan roda gigi;
sproket tidak pernah bersinggungan dengan sproket lainnya dan tidak
pernah cocok. Sproket juga berbeda dengan puli di mana sproket memiliki
gigi sedangkan puli pada umumnya tidak memiliki gigi. Jenis sproket yang
digunakan dalam pengayak ini adalah bantalan tipe JIS G 4501 dengan
lambang fc 30 atau sproket yang termasuk kategori fabricated steel split
sprocket.
Dari hasil pengamatan kerja praktik dan perhitungan laju keausan terdapat
beberapa hal yang menyebabkan keausan pada sproket yaitu keausan yang
diakibatkan oleh mekanik, kimia dan panas. Pada sproket yang diamati
keausan disebabkan oleh prilaku mekanik gesekan antara sproket dan rantai
rol dan menyebabkan keausan dan proses kimia juga menyebakan korosi
pada sproket. Selain itu kerusakan sproket juga dapat terjadi karena kurang
pelumasan pada sproket dan rantai yang kurang baik, sehingga gesekan
yang terjadi besar dan menyebabkan keausan, kekecangan dari rantai yang
kurang pas juga akan mengakibatkan slip sehingga merusak sproket dan
mengganggu proses produksi dan mengurangi umur pakai pada sproket
35
Dalam studi literatur didapat kan bahwa pelumasan adalah salah satu cara
untuk membuat umur sproket semakin lama untuk itu sproket dan rantai
harus diberikan pelumas. Fungsi dari pelumasan antara lain mengurangi
gesekan yang terjadi ketika terjadi kontak permukaan elemen mesin yang
bekerja, membuang panas yang dihasilkan ketika elemen mesin bekerja,
mencegah terjadinya karat dengan membentuk lapisan pelindung terhadap
proses oksidasi dan mengeluarkan kotoran dan serpihan keausan yang
timbul sewaktu mesin bekerja. Dari beberapa faktor yang telah dijelaskan
tersebut, membawa pengaruh yang cukup besar terhadap keausan pada
sproket rantai rol.
Pergantian dari sproket biasanya dilakukan dengan cara visual yaitu dengan
melihat bentuk dari sproket yang aus. Bentuk sproket yang sudah aus
biasanya adalah berbentuk lancip.
V. PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari hasil perhitungan dan pembahasan yang telah dilakukan pada sproket
rantai rol pada mesin pemeras sari pati singkong maka didapat beberapa
simpulan :
1. Dalam perhitungan secara teoritis, laju keausan pada sproket adalah
0,00336729638 mm3/jam.
2. Dalam satu siklus, volume keausan teoritis pada sproket adalah
0,02693837108 3.
3. Besar volume keausan pada 1 gigi sproket secara teoritik adalah
0,33802941176 mm3.
4. Faktor yang mempercepat laju keausan adalah kurangnya pelumasan, dan
perawatan yang kurang dilakukan. Selain itu pengawasan, pensejajaran
dan pengencangan rantai juga mempengaruhi keausan sproket.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dari hasil analisa dan pembahasan yang telah
dilakukan adalah:
1. Mesin pemeras sari singkong dan sproket harus dilakukan perawatan
secara rutin untuk meningkatkan umur pakai.
38
2. Pada sproket dilakukan pelumasan dengan cara dan jenis pelumas yang
tepat agar gesekan antara sproket dan rantai bisa lebih kecil.
3. Sebelum melakukan aktivitas produksi harus dilakukan pengecekan
terhadap rantai rol.
DAFTAR PUSTAKA
Almen, J.O. (1950). in Mechanical Wear (ed J.T. Burwell), American Society for
Metals, pp. 229288.
Blau, P. J. (2001). The significance and the use of friction coefficient. Tribology
International