TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Definisi paling umum dari keausan yaitu hilangnya bahan dari suatu
permukaan atau perpindahan bahan dari permukaannya ke bagian yang lain
atau bergeraknya bahan pada suatu permukaan. Definisi lain tentang keausan
yaitu sebagai hilangnya bagian dari permukaan yang saling berinteraksi yang
terjadi sebagai hasil gerak relatif pada suatu permukaan.
Keausan yang terjadi pada suatu material disebabkan oleh adanya beberapa
mekanisme yang berbeda dan terbentuk oleh beberapa parameter yang
bervariasi meliputi bahan, lingkungan, kondisi operasi, dan geometri
permukaan benda yang terjadi keausan.
a. Abrasive Wear
Keausaan ini terjadi jika partikel keras atau permukaan keras yang
kasar menggerus dan memotong permukaan sehingga mengakibatkan
hilangnya material yang ada di permukaan tersebut (earth moving
equipment). Keausan ini dapat tejadi karena tingkat keausan mekanisme
yang ditentukan oleh derajat kebebasan (degree of freedom) partikel
keras atau asperity tersebut.
b. Adhesive Wear
Keausan ini terjadi jika partikel permukaan yang lebih lunak menempel
atau melekat pada lawan kontak yang lebih keras. Faktor yang
menyebabkan adhesive wear yaitu kecenderungan dari material yang
berbeda untuk membentuk larutan padat atau senyawa intermetalik dan
kebersihan permukaan. Untuk jumlah debris akibat terjadinya aus
melalui mekanisme adhesive ini dapat dikurangi dengan cara yaitu
dengan cara menggunakan material yang keras dan material yang
berbeda (misalnya berbeda struktur kristalnya).
c. Flow Wear
Keausan ini terjadi jika partikel permukaan yang lebih lunak mengalir
seperti meleleh dan tergeser plastis akibat kontak dengan lain, seperti
Gambar 2.5
d. Fatigue wear
Fenomena keausan ini didominasi akibat kondisi beban yang berulang
(cyclic loading). Ciri-cirinya yaitu ada perambatan retak lelah dan
biasanya tegak lurus pada permukaan tanpa deformasi plastis yang
besar, seperti: ball bearings, roller bearings dan lain sebagainya.
b. Corrosive Wear
Mekanisme ini ditandai oleh batas butir yang korosif dan pembentukan
lubang. Proses kerusakan ini dimulai dengan adanya perubahan
kimiawi material di permukaan oleh faktor lingkungan. Kontak dengan
lingkungan ini menghasilkan pembentukan lapisan pada permukaan
dengan sifat yang berbeda dengan material induk. Sebagai
konsekuensinya, material akan mengarah kepada perpatahan interface
antara lapisan permukaan dan material induk kemudian akhirnya
seluruh lapisan permukaan itu akan tercabut. Misalnya, permukaan
sliding di dalam lingkungan yang korosif (Budiman, 2005).
Gambar 2.9 Corrosive Wear Karena Patah Geser Pada Lapisan Lentur
Keausan pada suatu benda dapat terjadi ketika benda tersebut mengalami
kontak diantara dua permukaan, diantaranya dapat karena benda tersebut
mengalami peristiwa sliding, rolling atau mengalami dua peristiwa yang
bersamaan yaitu rolling sliding (Pawlik, 2002).
1. Teori Sliding Contact
Gesekan biasanya terjadi di antara dua permukaan benda yang bersentuhan,
baik terhadap udara, air atau benda padat. Ketika sebuah benda bergerak di
udara, permukaan benda tersebut akan bersentuhan dengan udara sehingga
terjadi gesekan antara benda tersebut dengan udara. Demikian juga ketika
bergerak di dalam air. Gaya gesekan juga selalu terjadi antara permukaan
benda padat yang bersentuhan, sekalipun benda tersebut sangat licin.
Permukaan benda yang sangat licin pun sebenarnya sangat kasar dalam
skala mikroskopis (asperity). Jika permukaan suatu benda bergeseran
dengan permukaan benda lain, masingmasing benda tersebut melakukan
gaya gesekan antara satu dengan yang lain. Gaya gesekan pada benda yang
bergerak selalu berlawanan arah dengan arah gerakan benda tersebut. Selain
menghambat gerak benda, gesekan dapat menimbulkan aus dan kerusakan.
titik, yang diakibatkan adanya perbedaan ω. Pada problem 2-D untuk dua
buah silinder, kontak yang terjadi berjenis line contact. Rolling contact
sesungguhnya hanya dapat terjadi jika terdapat gesekan, sehingga gaya
tangensial yang dipindahkan akan selalu lebih kecil dari gaya normal. Jika
gesekan dihilangkan, maka hanya terjadi perubahan sudut tanpa diikuti
perpindahan.
D. Quality Control
Quality control adalah suatu proses yang pada intinya adalah menjadikan
entitas sebagai peninjau kualitas dari semua faktor yang terlibat dalam
kegiatan produksi.
E. Laju Keausan
M actual−Rectering Pratice
............................................(2.3)
Rata−ratakeausan
Keterangan :
Rectering Pratice = Batas Minimum Penggunaan (kg)
17
Pada PT. Great Giant Pineapple penggunaan unit kerja implement chopper
LU 2800 perhari adalah 6 jam untuk kondisi normal dan 8 jam untuk kondisi
dala kendala tertentu
M initial− Mactual
Wear Rate= ..................................(2.4)
Masa Pakai
Dimana :
Wear Rate = Perhitungan Tingkat Keausan (kg/Jam)
M initial = Massa awal material (kg)
M actual = Massa akhir material (kg)
Vawal = Volume awal (mm3)
Vakhir = Volume akhir (mm3)
Rectering Pratice = Batas Minimum Penggunaan (kg)