Definisi paling umum dari keausan yang telah dikenal sekitar 50 tahun lebih yaitu hilangnya bahan dari suatu permukaan atau perpindahan bahan dari permukaannya ke bagian yang lain atau bergeraknya bahan pada suatu permukaan. Definisi lain tentang keausan yaitu sebagai hilangnya bagian dari permukaan yang saling berinteraksi yang terjadi sebagai hasil gerak relatif pada permukaan. Keausan yang terjadi pada suatu material disebabkan oleh adanya beberapa mekanisme yang berbeda dan terbentuk oleh beberapa parameter yang bervariasi meliputi bahan, lingkungan, kondisi operasi, dan geometri permukaan benda yang terjadi keausan. 1.2 Jenis-jenis keausan Mekanisme keausan dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu keausan yang penyebabnya didominasi oleh perilaku mekanis dari bahan dan keausan yang penyebabnya didominasi oleh perilaku kimia dari bahan, sedangkan menurut Koji Kato, tipe keausan terdiri dari tiga macam, yaitu mechanical, chemical and thermal wear. 1.2.1 Keausan yang disebabkan perilaku mekanis (mechanical). Keausan yang disebabkan oleh perilaku mekanis digolongkan menjadi abrasive,adhesive, flow dan fatigue wear.
1. Adhesive wear. Keausan ini terjadi jika partikel permukaan yang lebih lunak menempel atau melekat pada lawan kontak yang lebih keras.
Gb.1.3 Adhesive wear karenA adhesive shear dan transfer
Gb.1.4 Proses perpindahan logam karena adhesive wear
2. Fatigue wear. Fenomena keausan ini didominasi akibat kondisi beban yang berulang (cyclicloading). Ciri-cirinya perambatan retak lelah biasanya tegak lurus pada permukaan tanpa deformasi plastis yang besar, seperti: ball bearings, roller bearings dan lain sebagainya seperti pada Gambar 1.5
Gambar 1.5 Fatigue wear karena retak di bagian dalam dan merambat
Gb.1.6 Skema penggambaran proses retak dari awal retak dan
merambatnya retak permukaan
3. Abrasive wear. Keausan ini terjadi jika partikel keras atau permukaan keras yang kasar menggerus dan memotong permukaan sehingga mengakibatkan hilangnya material yang ada di permukaan tersebut (earth moving equipment) . Contoh : micro-cutting, wedge forming, dan ploughing.
Gb.1.1 Abrasive wear oleh microcutting
Gb.1.2 Mekanisme pada abrasive wear a) cutting, b) fracture, c) fatigue dan d) grain pull-out 4. Oxidative wear Pada peningkatan kecepatan sliding dan beban rendah, lapisan oksida tipis, tidak lengkap, dan rapuh terbentuk. Pada percepatan yang jauh lebih tinggi, lapisan oksida menjadi berkelanjutan dan lebih tebal, mencakup seluruh permukaan. Contoh: Permukaan luncur di dalam lingkungan yang oksidatif
2. pengujian Keausan Pengujian keausan dapat dilakukan dengan berbagai macam metode dan teknik, yang semuanya bertujuan untuk mensimulasikan kondisi keausan aktual. Salah satunya adalah metode Ogoshi dimana benda uji memperoleh beban gesek dari cincin yang berputar (revolving disc). Pembebanan gesek ini akan menghasilkan kontak antar permukaan yang berulang-ulang yang pada akhirnya akan mengambil sebagian material pada permukaan benda uji. Besarnya jejak permukaan dari material tergesek itulah yang dijadikan dasar penentuan tingkat
keausan pada material. Semakin besar dan dalam jejak keausan maka semakin tinggi volume
material yang terkelupas dari benda uji. Ilustrasi skematis dari kontak permukaan antara revolving disc dan benda uji diberikan oleh Gambar berikut ini :
Alat Uji Keausan Bahan merupakan perangkat alat uji yang digunakan untuk mengevaluasi tingkat keausan suatu bahan. Keausan dapat diartikan dengan seberapa cepat rusak/ringsek kah suatu mesin tersebut selama dipakai. Pada umumnya untuk mencegah adanya gesekan antara mesin dengan rangka (crankcase) nya maka mesin tersebut diberi pelumas atau oli. Oleh karena itu, pengujian tersebut menggunakan pelumas sebagai samplenya. 3. persamaan/rumus dalam pengujian keausan
B = tebal revolving disc (mm), r = jari-jari disc (mm), b = ebar celah material yang terabrasi (mm) maka dapat diturunkan besarnya volume material yang terabrasi (W)
Untuk menentukan koefisien gesek (coefficent of friction, CoF) digunakan rumus