Anda di halaman 1dari 27

MATA KULIAH

MESIN PERKAKAS
SUB MATERI : ALAT BANTU PERKAKAS (Proses cutting)

DISUSUN OLEH
SIGIT WIDIYANTO
PENGAJAR STT DUTA BANGSA BEKASI
PROSES CUTTING/PEMOTONGAN
TEORI DASAR PROSES PEMOTONGAN SHEET METAL
Pada prinsipnya untuk semua proses cutting, gaya ga
ya yang terlibat pada dua sisi potong (cutting edges)
yaitu punch dan die adalah Shear Force yang sama
besarnya dan saling berlawanan dan jarak antara
kedua gaya yang berlawanan sama dengan clearance
antara punch dan die tersebut. Gaya perlawanan yang
berasal dari material sendiri disebut metal’s shear
strength
CLEARANCE
Clearance adalah jarak antara punch dan die
persisi atau jarak antara gaya-gaya yang
berlawanan yang bekerja pada punch dan die
atau c = (dd – dp)/2. Besarnya clearance tersebut
ternyata sangat mempengaruhi kualitas produk
pemotongan (Cutting). Apabila besarnya
clearance sama dengan ketebalan dari sheet
metal atau t dan punch dan die dalam keadaan
tumpul, maka pemotongan yang terjadi adalah
karena tarikan yang menghasilkan potongan
yang buruk
Clearance untuk sheet metal baja karbon pada
umumnya 4% s/d 5% persisi dan meterial yang lebih
lunak dan lebih tipis pada umumnya mempunyai
clearance yang lebih kecil. Clearance proses precision
blanking jauh lebih kecil dibandingkan dengan process
blanking pada umumnya. Clearance antara punch dan
die mempunyai dampak pada ketelitian ukuran produk
serta umur pakai dari cetakan. Clearance yang besar
akan mengurangi cutting force. Sebaliknya apabila
clearance terlalu kecil maka cutting force akan menjadi
sangat besar, mengurangi umur pakai cetakan, proses
manufakturnya sulit dan menyebabkan permukaan
potongannya kasar karena terjadinya potongan kedua
(secondary fracture). Faktor yang menentukan
clearance yang tepat adalah jenis sheet metal,
kekerasannya, ketebalannya dan metoda manufaktur.
Menghitung Clearance dan diameter die pada proses
piercing

Keterangan :
1. Nilai clearance : 4%-5% dari t.
2. Diameter punch : Ø d 0+0.02
3. Diameter die : Ø D
4. Diameter die = diameter
punch + 2 x clearance.
Produk sheet metal terbuat dari material SPCC dengan
tebal (t) = 3,2 mm, terdapat sebuah lubang dengan
diameter 10 mm. Hitunglah Diameter Die ?.
• Clearance persisi 4% dari t, clearance diameter
= 2 x 4% = 8% dari t = 0,08 x 3,2 mm = 0,256
mm.
• Diameter punch = Ø 10 d 0+0.02 (patokan ukuran
lubang).
• Diameter die maksimum = 10,02 + 0,256 =
10,276 mm.
• Diameter die minimum = 10,0 + 0,256 = 10,256
mm.
Menghitung Clearance dan diameter punch pada
proses blanking

Keterangan :
1. Nilai clearance : 4%-5% dari t.
2. Diameter die : Ø D 0+0.02
3. Diameter punch : Ø d
4. Diameter punch = diameter
die - 2 x clearance.
Produk sheet metal terbuat dari material SPCC dengan
tebal (t) = 3,2 mm, terdapat sebuah lubang dengan
diameter 10 mm. Hitunglah Diameter Punch ?.
• Clearance presisi 4% dari t, clearance diameter = 2
x 4% = 8% dari t = 0,08 x 3,2 mm = 0,256 mm.
• Diameter die = Ø 10 d 0+0.02 (patokan ukuran
blank).
• Diameter punch maksimum = 10,02 - 0,256 = 9,764
mm.
• Diameter punch minimum = 10,0 – 0,256 = 9,744
mm.
PENETRASI PUNCH (PUNCH PENETRATION) Pada
Sheet Metal
Agar terjadi proses pemotongan (cutting), maka punch
akan bergerak mencapai permukaan sheet metal.
Kemudian dengan adanya gaya potong (shear force),
punch akan terus masuk kedalam sheet metal sampai
terjadi pemotongan(fracture). Fracture ini terjadi
kerena shear force telah mencapai atau melewati
Ultimate Tensile strength dari sheet metal. Tetapi,
apabila shear force tersebut baru mencapai Elastic
Limit dari sheet metal dan tidak melanjutkan
penetrasinya, maka yang terjadi adalah pembentukan
atau forming. Kedalaman masuknya punch pada
material yang berbeda akan berbeda pula. Pada
material yang lunak, penetrasi punch pada material
akan lebih dalam untuk mencapai fracture.
PROSES CUTTING (CUTTING OPERATION)
1. Proses pemotongan dimulai dari bergeraknya
satu sisi potong (punch) ke sisi potong lain
yang diam (die).
2. Punch mencapai permukaan sheet metal dan
masuk sampai dengan elastic limit.
3. Penetrasi punch selanjutnya sampai pada
ultimate tensile strength.
4. Fracture mulai terjadi pada kedua sisi
potong.
5. Fracture selesai dan punch kembali ke posisi
semula
PENGERTIAN BURR PADA PROSES PEMOTONGAN
• Burr adalah cacat pada bagian sisi potong dari produk
sheet metal yang berupa penajaman sehingga
mempengaruhi kualitasnya. Burr dapat terjadi karena
beberapa hal :
a. Sisi potong dari punch atau die yang sudah tumpul.
Burr yang terjadi pada sisi dari Blank disebabkan
karena sisi potong punch yang tumpul. Sedangkan
burr yang terjadi pada sisi lubang pada proses
pelubangan (Piercing) disebabkan oleh sisi potong die
yang tumpul.
b. Clearance antara punch dan die terlalu besar. Terjadi
burr pada sekeliling dari produk atau pada bagian
tertentu saja.
PERHITUNGAN CUTTING FORCE
Pada umumnya die yang digunakan untuk proses pemotongan
sheet metal mempunyai sisi potong yang rata dan tegak lurus
terhadap senter dari die tersebut. Pada saat die tertutup,
proses pemotongan terjadi pada sepanjang keliling dari punch
atau die secara serentak. Karena sisi potongnya rata, maka
untuk menajamkan kembali (resharpen) sisi potong cukup
dengan surface grinding, tetapi tinggi dari punch ataupun die
menjadi berkurang. Apabila pengurangan tinggi itu cukup
banyak, maka diperlukan penyesuaian kembali.persyaratan
tinggi itu cukup banyak, maka diperlukan penyesuaian
kembali. Persyaratan yang lain untuk mendapatkan hasil
potong yang baik diperlukan stripping force yang menjaga
agar sheet metal tidak bergerak pada saat pemotongan dan
melepaskan material yang terjepit pada punch atau pada die.
PERHITUNGAN CUTTING FORCE

Tujuan utama untuk menghitung gaya potong


(cutting force) dari suatu proses pemotongan
adalah untuk menentukan besarnya daya
mesin press untuk proses produksi. Pada
umumnya, perusahaan sudah memiliki
sejumlah mesin press dengan daya tertentu
dan loading yang bervariasi, sehingga
perancangan press dies dapat menyesuaikan
dengan kondisi perusahaan.
Untuk menghitung kapasitas mesin press, maka dapat
mengikuti langkah-langkah berikut ini :
a. Menghitung besarnya gaya potong (cutting force) dari
proses pemotongan.
P = ( L x t x σB )
Dimana :
P = Gaya potong atau cutting force.
L = Keliling bidang potong atau blanking
perimeter.
t = Ketebalan material atau sheet
thickness (mm).
σB = Shear resistance dari material (Kgf/mm2)
b.Menghitung besarnya gaya stripper (stripping
force).
Pst = ( 5% - 15% ) x P
Dimana : Pst = Gaya stripper atau stripping force
(Kgf).
c. Kapasitas mesin press :
Pm = {(P + Pst) / 1000} x Sf
Dimana : Pm = Kapasitas mesin press (Tonf)
Sf = Safety Factor. (1,2 – 1,5)
Soal
Hitunglah besarnya kapasitas mesin press dari
proses blanking dari produk yang terbentuk
lingkaran dengan diameter 150 mm, ketebalan
mild steel sheet (0,2% carbon) = 3 mm dan shear
resistance dari material = 32 Kgf/mm2. Diketahui
bahwa stripping force 10% dan safety factor
mesin = 30%.
a. Hitunglah berapa besarnya blanking force ?
b. Hitunglah besarnya stripping force ?
c. Hitunglah besarnya kapasitas mesin press yang
diperlukan ?
Jawab :
a. Blanking Force (P) : (P x t x σB) = (σD x t x σB)
= 3,14 x 150 x 3 x 32 = 45216 Kgf
b. Stripping Force (Pst) = 0,1 x 45216 Kgf =
4512,6 Kgf
c. Kapasitas M/c (Pm) =
= 1,3 x (45216 kgf + 4521,6 kgf) =
= 64.658,8 kgf atau 65 Tonf

Anda mungkin juga menyukai