Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROSES PEMBUATAN BAN MOBIL

DI

PT. HANKOOK TIRE INDONESIA

Disusun oleh :
Nama : DEJAN SANDRIA SEPTIONO
NIM : 14156660

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA
BEKASI
2017

1
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROSES PEMBUATAN BAN MOBIL

DI PT. HANKOOK TIRE INDONESIA

Laporan ini disusun untuk memenuhi syarat kurikulum

mata kuliah Praktek Kerja Lapangan

Oleh :

DEJAN SANDRIA SEPTIONO

14156660

Telah diperiksa dan disetujui,

Pembimbing Puket I Bidang Akademik

( Sigit Widiyanto, S.Pd,. M.T. ) ( Ir. Mochammad Mulia, M.T. )

Mengetahui,

Ketua STT Duta Bangsa

( Dr. W. Wahyu Hidayat, S.E., M.M. )

ii
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PROSES PEMBUATAN BAN MOBIL

DI

PT. HANKOOK TIRE INDONESIA

Diajukan kepada PT. HANKOOK TIRE INDONESIA

Untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Praktek Kerja Lapangan

Oleh :

DEJAN SANDRIA

14156660

Pembimbing Perusahaan

( Bambang ahdiat )

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan serta dapat meneyelesaikan laporannya tepat
waktu dan tanpa adanya halangan yang berarti.

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini disusun berdasarkan apa yang telah
penulis lakukan pada saat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT. HANKOOK
TIRE INDONESIA. Praktek Kerja Lapangan ini merupakan mata kuliah yang wajib
ditempuh oleh setiap mahasiswa/mahasiswi Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa.

Selesainya penyusunan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak,untuk itu
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar besarnya kepada :

1. Dr. W .Wahyu Hidayat, .S.E., M.M. selaku ketua Sekolah Tinggi Teknologi
Duta Bangsa.

2. Ir. Mochammad Mulia, M.T. selaku Puket I Bidang Akademik Sekolah


Tinggi Teknologi Duta Bangsa.

3. Sigit Widiyanto, S,Pd., M.T. selaku Pembimbing Praktek Kerja Lapangan


Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa

4. Rekan Mahasiswa,Staff dan Dosen Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa.

5. Bapak Ero Tropika, Selaku Manager Departement PT. Hankook Tire


Indonesia.

iv
6. Bapak Bambang Ahdiat, Selaku Supervisor Cutting PT. Hankook Tire
Indonesia.

7. Bapak Bayu Susila, Selaku Forman Cutting PT. Hankook Tire Indonesia.

8. Bapak Asep Pria, Selaku Forman Cutting PT. Hankook Tire Indonesia.

9. Orang tua penulis yang selalu memberikan dukungan moral serta spiritual
sehingga dapat terlaksana dan terselesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan
ini.

Penulis juga menyadari dalam penyusunan ini masih ada kekurangan,maka


penulis harapkan masukan dalam perbaikan dikemudian hari.

Akhir kata, Besar harapan penulis mudah-mudahan laporan ini dapat dijadikan
subangsi berharga yang mampu memperkaya khasanah pengetahuan bagi pembaca
khususnya mahasiswa/mahasiswi Sekolah Tinggi Teknik Duta Bangsa.

Cikarang, September 2017

Hormat saya

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.. . i

LEMBAR PENGESAHAN............. ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PERUSAHAAN... iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI.. vi

DAFTAR GAMBAR. ix

DAFTAR TABEL. xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang.. 1

1.2 Maksud dan Tujuan. 2

1.3 Rumusan Masalah 2

1.4 Batasan Masalah.. 3

1.5 Metode Penelitian. 3

1.6 Sistematika Penelitian.. 4

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 5

2.1 Gambaran Umum Perusahaan 5

2.2 Sejarah Berdirinya PT. Hankook Tire Indonesia... 5

2.3 Hasil Produksi PT. Hankook Tire Indonesia. 6

vi
2.4 Fungsi dan Peranan Dalam Pembangunan Nasional. 9

2.5 Ketenagakerjaan PT. Hankook Tire Indonesia 9

2.6 Displin Pegawai.. 10

2.7 Kesejahteraan Pegawai 10

2.8 Visi, Misi, dan Core Value. 12

2.9 Struktur Organisasi PT. Hankook Tire Indonesia. 13

BAB III LANDASAN TEORI. 14

3.1 Ban Sebagai Bagian Penting Dalam Berkendara.. 14

3.2 Struktur Ban Tubles.. 14

3.3 Membaca Kode Ukuran Ban Mobil.. 20

BAB IV PROSES PEMBUATAN BAN MOBIL. 23

4.1 Alur Proses Pembuatan Ban Mobil.. 23

4.2 Bahan Baku 24

4.3 Proses Mixing..... 25

4.4 Proses Extruding 26

4.5 Proses Bead 27

4.6 Proses Inner Liner. 28

4.7 Proses Calendering... 28

4.8 Proses Cutting. 29

vii
4.9 Proses Building 31

4.10 Proses Curing.. 32

4.11 Inspeksi 33

4.12 Packing 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 35

5.1 Kesimpulan 35

5.2 Saran 36

DAFTAR PUSTAKA 48

LAMPIRAN.. 49

viii
DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 2.1 Logo PT. Hankook Tire Indonesia. 12

2. Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT. Hankook Tire Indonesia. 13

3. Gambar 3.1 Struktur Ban.. 14

4. Gambar 3.2 Pola Rib. 15

5. Gambar 3.3 Pola Lug 16

6. Gambar 3.4 Pola Rib Dan Lug.. 17

7. Gambar 3.5 Pola Block 17

8. Gambar 3.6 Belt 1.. 18

9. Gambar 3.7 Belt 2 Menggunakan Folding. 18

10. Gambar 3.8 Struktur Bead.. 19

11. Gambar 3.9 Kode Pada Ban Mobil. 20

12. Gambar 4.1 Alur Proses Pembuatan Ban 2

13. Gambar 4.2 Mesin Proses Mixing.. 25

14. Gambar 4.3 Compound.. 25

15. Gambar 4.4 Mesin Extruder 26

16. Gambar 4.5 Matrial Tread... 26

17. Gambar 4.6 Matrial Side Wall 27

18. Gambar 4.7 Mesin Pembuatan Bead.. 27

ix
19. Gambar 4.8 Matrial Bead 27

20. Gambar 4.9 Pembuatan Inner Liner 28

21. Gambar 4.10 Proses Calendering 28

22. Gambar 4.11 Pembuatan Textile Cord 29

23. Gambar 4.12 Pembuatan Steel Cord 29

24. Gambar 4.13 Mesin Proses Cutting 29

25. Gambar 4.14 Pembuatan Belt. 30

26. Gambar 4.15 Pembuatan Carcass 30

27. Gambar 4.16 Pembuatan JLB. 30

28. Gambar 4.17 Mesin Building 31

29. Gambar 4.18 (a) 1st.. 31

30. Gambar 4.18 (b) 2st..... 31

31. Gambar 4.19 GT(green tire) 31

32. Gambar 4.20 Mesin Curing. 32

33. Gambar 4.21 Proses Curing 33

34. Gambar 4.22 Inspeksi.. 33

35. Gambar 4.23 Packing 34

x
DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Kode Batas Beban 22

2. Tabel 3.2 Kode Batas Kecepatan 22

xi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kebutuhan akan kendaraan bermotor saat ini telah menjadi suatu keharusan,
tingkat mobilitas dan aktifitas yang tinggi menuntut manusia untuk selalu berpindah-
pindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Banyaknya kegiatan ditempat yang
berbeda mengharuskan untuk datang tepat waktu, oleh karena itu diciptakan suatu
alat transportasi untuk mengatasi masalah tersebut. Saat ini sudah cukup banyak alat
transportasi yang dapat digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan akan
kemudahan untuk berpindah-pindah. Seperti contohnya mobil, motor, kereta, bis dan
lain-lain sudah banyak diperjual bebaskan dengan kisaran harga yang bervariasi
dengan tingkat kenyamanan yang berbeda pula.

Mobil, motor, bis dan lain-lain tidak terlepas dari peran penting komponen-
komponen yang berperan penting pada setiap bagiannya. Makalah ini akan membahas
dari salah satu komponen penting tersebut, yakni komponen yang dapat membawa
transportasi tersebut agar dapat berjalan. Komponen tersebut adalah ban/tire, ban
merupakan komponen yang berbentuk bulat penuh dengan karet sebagai bahan
bakunya.

Anda tentu tahu betapa pentingnya peran ban mobil. Satu-satunya komponen
yang memiliki kontak langsung ini memiliki beberapa tugas utama. Di antaranya
sebagai penyangga mobil, meredam guncangan akibat jalan yang tidak rata,
memindahkan tenaga mesin ke jalan, dan yang tak kalah penting adalah mengontrol
arah laju mobil. Bayangkan jika ban tidak dapat melakukan tugas-tugas ini dengan
baik. Kecelakaan dengan mudah bisa terjadi.

1
Ban baik untuk kendaraan beroda dua, maupun kendaraan bermotor beroda
empat yang terbuat dari karet alam proses pembuatannya dapat terbagi dalam tiga
bagian utama yaitu pembuatan tepung karet, pembuatan bagian ban (kawat tepi, kain
ban dan tapak ban), dan vulkanisasi. Bahan utama yang digunakan untuk pembuatan
ban ini terdiri dari karet alam, kawat untuk tepi ban (bead wire), kain ban (terbuat dari
tekstile dan jalinan kawat baja), tepung karbon (carbon black) dan bahan penolong
lainnya.
Karet merupakan hasil bumi yang bila diolah dapat menghasilkan berbagai
macam produk yang amat dibutuhkan dalam kehidupan. Ada dua jenis karet yang
biasa digunakan dalam industri yaitu karet alam dan karet sintesis. Karet alam
(natural rubber) merupakan air getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis, yang
merupakan polimer alam dengan monomer isoprena, sedangkan karet sintetis
sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan dalam peneliitian praktek kerja lapangan ini adalah untuk
memahami ilmu dan teknologi terkini tentang proses Pembuatan Ban Mobil di PT.
Hankook Tire Indonesia. Penelitian yang dilakukan meliputi proses pembuatan Ban
Mobil dan Kualitas Ban yang baik.

1.3 Rumusan Masalah

- Apa saja yang dibutuhkan dalam pembuatan ban?


- Bagaimana proses pembuatan ban?
- Bagaimana ciri-ciri ban yang baik untuk digunakan?
- Apa saja jenis-jenis ban yang beredar di pasaran?

2
1.4 Batasan Masalah
Dalam laporan ini hanya akan membahas proses produksi ban dari bahan dasar
sampai proses terjadinya ban di PT. Hankook Tire Indonesia, penangan masalah yang
terjadi saat proses produksi ban dan standar kualitas produknya. Selain itu dapat
membuat konsumen mengerti tentang kualitas ban yang baik.

1.5 Metode Penelitian

Metode pengumupulan data merupakan bagian penting dalam sebuah


penelitian. Ketersediaan data akan sangat menentukan dalam proses pengolahan dan
analisa selanjutnya. Karenanya, dalam pengumpulan data harus dilakukan teknik
yang menjamin bahwa data diperoleh itu benar, akurat, dan bias dipertanggung
jawabkan.

Data yang dikumpulkan dalam pelaksanaan kerja praktek ini merupakan data
primer dan sekuder yang diperoleh dari berbagai sumber. Teknik pengumpulannya
dilakukan melalui beberapa langkah yakni:

a. Data primer diperoleh melalui :

1. Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab dengan seseorang untuk


mendapatkan keterangan atau pendapatnya akan suatu hal atau masalah.

2. Observasi, yaitu dilakukn dengan melakukan pengamatan secara langsung


terhadap ojek penelitian, selama periode waktu tertentu.

b. Data sekunder meliputi struktur organisasi dan lain-lain yang berhubungan dengan
pelaksanaan praktek kerja. Data sekunder diperoleh melalui :

1. Akses internet : Akses internet digunakan untuk mencari data-data pendukung


dari berbagai buku, ebook, maupun jurnal-jurnal yang disediakan di internet.

3
1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai pembahasan dalam


penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dilakukan secara sistematika dengan
membagi dalam beberapa BAB, sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, maksud dan tujuan, rumusan
masalah, batasan masalah, methode pendekatan dan sistematika
penulisan.

BAB II : TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini menguraikan sejarah berdirinya PT . HANKOOK TIRE


INDONESIA dan profil perusahaan.

BAB III : LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan teori yang berkaitan dengan rangkaian kegiatan


dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).

BAB IV : PROSES PEMBUATAN BAN MOBIL

Bab ini menguraikan hasil dari rangkaian kegiatan dalam melaksanakan


Praktek Kerja Lapangan (PKL).

BAB V : PENUTUP

Bab ini terdiri dari kesimulan dan saran.

4
BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT. Hankook Tire Indonesia yang berlokasi di Delta Silicon V, Kawasan


Industri Lippo Cikarang, Jawa Barat. Indonesia adalah pabrik ketujuh setelah pabrik
di Korea Selatan, Tiongkok, Hongaria. Luas lahan pabrik mencapai 60 hektare.
Sebanyak 30% produksi ban mobil PT. Hankook Tire Indonesia dipasok kepasar
domestic dan sisanya diekspor ke Negara-negara Asia Tenggara, Amerika Utara, dan
Timur Tengah. PT. Hankoo Tire Indonesia merupakan perusahaan ban nomor enam
di dunia dengan kapasitas produksi 6 juta unit pertahun.

2.2 Sejarah Berdirinya PT. Hankook Tire Indonesia

PT. Hankook Tire Indonesia berdiri pada tahun 2012 dan diresmikan oleh
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. PT. Hankook Tire Indonesia merupakan
perusahaan pembuatan ban mobil yang berlokasi di Jl. Kenari Raya G3-01 Delta
Silicon 5 Industrial Park, Desa Cicau, Cikarang Pusat, Bekasi 17550, Jawa Barat,
Indonesia. PT. Hankook Tire Indonesia memperkerjakan sekitar 4.400 karyawan dan
merupakan perusahaan ban terbesar di Korea Selatan yang mulai berdiri semenjak
tahun 1941.

Salah satu tokoh penting dari perusahaan ini adalah Seung Hwa Suh yang
menjabat sebagai CEO. Pada tahun 2009, Hankook Tire meraih penghargaan dengan
kategori desain terbaik (Good Design Award) yang diberikan oleh Korea Institute of
Design and Promotion (KIDP) dan Departemen Ekonomi. Selain meraih penghargaan

5
bergengsi dari negaranya sendiri, Hankook Tire juga berhasil meraih penghargaan
iF Design Award di Jerman untuk kategori proses produksi dan pengemasan ban.

Pada bulan januari 2011 US Dealer majalah Tire modern melakukan survey
pada penjualan produsen ban pada tahun 2010. Hankook Tire datang di tempat
ketujuh pada table selama lima tahun berturut-turut dari 2006 hingga 2010. Hankook
Tire telah meningkatkan penjualan secara keseluruhan dengan rata-rata 13,9% per
tahun selama sepuluh tahun terakhir. Pertumbuhan Hankook Tire ini didasarkan pada
teknologi yang muktakhir dan system manufacture internasional. Didukung oleh lima
R & D pusat.

2.3 Hasil Produkksi PT. Hankook Tire Indonesia

PT. Hankook Tire Indonesia merupakan salah satu produsen ban hankook
dimana pada saat ini produk-produk yang telah dihasilkan adalah ban PCR
(Passenger Car Radial) dan ban LTR (Light Truck Radial)

1. Ban PCR (Passenger Car Radial)

Ban PCR merupakan salah satu jenis ban mobil, PCR juga berarti mobil
penumpang. Ban jenis ini cocok dipakai di mobil dengan jangka waktu lama bahkan
untuk pemakain harian. Sehingga kamu tidak akan heran kalau melihat ban jenis ini
dipasangkan dengan mobil-mobil seperti SUV/MPV

2. Ban LTR ( Light Truck Radial)

Ban LTR merupakan salah satu jenis ban mobil, Ban LTR merupakan jenis
ban untu kendaraan pengangkut barang seperti pick-up, truck sedang,dan lain lain.

6
PT. Hankook Tire Indonesia memakai strandar Uni Eropa dengan tanda CE (
Conformite Europeenne (Bahasa prancis)) yang berarti Kesesuaian Eropa atau
produknya sudah memenuhi kualifikasi kemanan di Eropa. Sebuah produk disalah
satu katagori produk terkontrol tidak dapat secara legal dijual di Uni Eropa kecuali
telah lulus tes untuk menerima tand CE.

Ban Mobil dibagi beberapa jenis yaitu ban bias, radial dan tubless (tanpa ban
dalam).

a. Ban Bias

Untuk ban bias, ban jenis ini terbuat dari lapisan serat yang dibuat dengan
arah yang miring. Selain itu, ban bias ini memiliki tapak atau juga disebut dengan
tread yang memiliki daya serap terhadap benturan yang baik sehingga akan
memberikan kenyaman pada pengemudi saat berkendara. Tetapi kelemahan dari ban
bias ini untuk ketahanan terhadap keausan dan guncangan kurang baik dan tidak
sebaik ban jenis radial.

b. Ban Radial

Untuk ban radial, ban jenis ini terbuat dari lapisan serat dan lapisan serat
tersebut dibuat menyilang pada lingkar ban. Selain itu, pada ban jenis radial ini
lapisan seratnya ditambah dengan lapisan sabuk dengan arahnya yang searah lingkar
ban. Untuk ban radial yang sabuknya terbuat dari bahan serat baja, ban ini disebut
dengan radial baja. Untuk kelebihan ban radial baja ini adalah untuk ketahanan
terhadap guncangan serta keausan lebih baik dibandingkan tipe bias. Sedangkan
kelemahan ban radial baja ini sendiri adalah untuk tapaknya lebih kaku sehingga
kurang nyaman saat dikeendarai pada jalan bergelombang atau tidak rata.

c. Ban Tubeless
Untuk ban tubeless, ban jenis ini dirancang agar memungkinkan ban dapat
menahan udara langsung didalamnya tanpa ban dalam. Ban jenis tubeless ini dibuat

7
dengan dengan lapisan serat dan didalamnya juga dilengkapi dengan lapisan dalam
yang berfungsi untuk menghambat tekanan udara yang keluar pada saat ban tertusuk,
ban tidak langsung kempes. Ban jenis tubeless ini memiliki tingkat keamanan yang
cukup baik.

Cara kerja ban tubeless ini ketika tertusuk benda tajam yaitu saat ban tertusuk
benda tajam, maks tread dan liner akan mencekram dengan kuat pada benda tajam
yang menusuk ban. Karena tread dan liner mencengkram rapat benda tajam tersebut
sehingga tekanan udara dalam ban tersebut tidak akan langsung keluar. Oleh sebab itu
ban jenis tubeless ini tidk akan langsung kempes ketika tertusuk benda tajam dengan
catatan benda tajam tersebut tiddak dicabut dari ban. Kelebihan ban jenis tubeless
lainnya adalah proses radiasi panas akan lebih baik dikarenakan udara langsung
berhubungan dengan rim karena ban jenis tubeless tidak memakai ban dalam. Selain
itu, dengan tidak memakai ban dalam maka flap dan side ring pada ban akan menjadi
ringan.
Dari berbagai jenis ban tersebut PT. Hankook Tire Indonesia hanya

memproduksi ban jenis tubeless saja. Berikut ini adalah bagian-bagian pada ban jenis

tubeless yaitu :

a. Tread
b. Shoulder
c. Sidewall
d. Bead
e. Bead Base
f. Bead Wire
g. Carcass (Cord)
h. Steel Belt
i. Inner Liner
j. Chamfer

8
k. Rim Valve
l. Jlb

2.4 Fungsi dan Peranan Dalam Pembangunan Nasioanal


Pembangunan di Indonesia bukan hanya titik tolak pada perekonomian yang
terlihat pada salah satu sector saja tetapi harus berdasarkan pandangan eknomi yang
mencakup berbagai sector kehidupan yang ada, guna memenuhi kebutuhan manusia
yang kian meningkat.
Pada saat ini PT. Hankook Tire Indonesia bukan hanya memenuhi jasa
kenyamanan dalam berkendara sajan, tapi telah mencakup dalam penyerapan
sejumlah tenaga kerja yang terampil yang berarti turut memecahkan masalah
pengangguran.

2.5 Ketenega Kerjaan PT. Hankook Tire Indonesia

PT. Hankook Tire Indonesia dalam ke pegawaianya terbagi dalam dua bagian
yaitu : Karyawan Temporary/Kontrak dan Karyawan Tetap

Karyawan kontrak yaitu karyawan yang masih dalam tahap percobaan pada
masa tertentu ada yang enam bulan atau satu tahun. Nanti setelah menjalani kerja
dalam masa percobaan, prusahaan tersebut akan memperpanjang kontraknya , atau
tidak diterima sama sekali sebagai pegawai dimana penilaian ini berdasarkan sikap
kerja yang diperlihatkan pegawai tersebut selama dalam masa percobaan tersebut.

Karyawan tetap adalah ialah pegawai yang sudah lama bekerja pada
perusahaan tersebut dan telah diangkat menjadi pegawai tetap. Kesempatan kerja ni
diberikan kepada lulusan STM/SMA/Perguruan Tinggi/Sekolah Pendidikan lain yang
sekiranya dibutuhkan dalam proses produksi dan manajemen perusahaan.

9
2.6 Disiplin Pegawai
Perusahaan ini memiliki beberapa ketentuan untuk pegawai, dimana ketentuan
disiplin diadakan sehingga pegawai bermental baik, bersih dan sadar akan tanggung
jawab terhadap pekerjaan dan kewajibannya.
Ketentuan disiplin pegawai mencakup pokok-pokok kewajiban,larangan,serta
sangsi apabila kewajiban tidak di taati atau dilanggar, ini semua diatur dalam
perjanjian kerja bersama (PKB)

2.7 Kesejahteraan Pegawai


Perusahaan menyadari sepenuhnya bahwa pegawai merupakan karyawan yang
tidak dapat dipisahkan dari suatu industry. Oleh karna itu kesejahteraan pegawai
perlu diutamakan karena maju mundurnya suatu perusahaan tergantung dari
karyawan. Maka dari itu perusahaan memberikan fasilitas untuk kesejahteraan
pegawai diantaranya :

1. Fasilitas Tranportasi
Fasilitas ini diberikan pada karyawan dikarenakan PT. Hankook Tire
Indonesia berlokasi di kawasan indutri serta sebagian karyawan yang
bekerja bertempat tinggal cukup jauh. Fasilitas antar jemput tersebut juga
sebagai penunjang karyawan agar sampai ditempat kerja tepat waktu.

2. Fasilitas Asuransi Kesehatan


Perusahaan bekerja sama dengan salah satu badan Asuran kesehatan
untuk menjamin karyawan dalam beobat jalan atau rawat inap pada klinik
atau rumah sakit yang telah ditunjuk atau disebut provider, jika dalam
kodisi darurat karyawan dapat melakukan klaim untuk pergantian.

10
3. Upah Kerja
Perusahaan memberikan upah pada karyawan sesuai dengan golongan
masa kerja, serta prestasi kerja masing-masing . Hal ini termasuk
penyesuaian dengan upah minimum Regional (UMR) yang berlaku.

4. Pemberian Penghargaan dan Bonus


Perusahaan memberikan penghargaan pada pegawai yang berprestasi
atau yang sudah bekerja dalam kurun waktu tertentu. Selain itu perusahaan
juga memberikan bonus produksi yang nilainya tergantung dari pencapaian
target, maka akan besar pula bonus diterima oleh pegawai.

5. Cuti
Cuti diberikan pada pegawai tetap dan biasanya dalam setahun. Setiap
karyawan memiliki jatuh cuti selama 12 hari. Bagi karyawan yang sudah
bekerja selama lebih 5 tahun, maka karyawan tersebut akan mendapat
tambahan cuti, selain itu yang dimiliki oleh karyawan tersebut. Hak cuti
bagi karyawan terbagi dalam :
a. Cuti izin sakit. Berlaku bagi semua karyawan.
b. Cuti bersalin, berlaku bagi para pegawai wanita yang diberikan
sebelum dan sesudah melahirkan dan juga berlaku untuk semua
pegawai.
c. Cuti untuk keperluan penting, berlaku untuk semua pegawai seperti
keluarga meninggal atau mengkhitankan anak dan naik haji.
Cuti tahunan, berlaku untuk pegawai yang mempunyai masa kerja 1
tahun, dan setiap tahunnya mendapat cuti 12 hari. Sedangkan untuk masa
kerja diatas 5 tahun mendapatkan hak cuti selama 18 hari dalam setahun.

11
2.8 Visi,Misi, dan Core Value
Visi
Kami memberikan kenyamanan berkendara
Misi
Berkontribusi terhadap kemajuan dalam berkendara
Motto
Driving emotion
Our Beliefs
Di Hankook Tire, Kami percaya bahwa solusi inovatif dapat
memberikan pengetahuan penting untuk membangun masa depan yang
lebih baik. Mengarahkan kenyamanan dalam berkendara merupakan nilai
yang diberikan kepada pemegang saham. Nilai yang dibagikan merupakan
pedoman yang menginspirasi dan mendorong untuk menuju keberhasilan .
Sebagai individu kami menghidupkan nilai ini. Sebagai perusahaan, nilai
ini adalah dasar untuk mengukur keberhasilan kami.
Menghargai Pelanggan
Mengutamakan kesempurnaan
Investasi di komunitas
Merangkul keragaman dan kerja sama tim
Meningkatkan nilai pemegang saham
Senantiasa berkembang

Gambar 2.1 Logo PT. Hankook Tire Indonesia

12
2.9 Struktur Organisasi PT. Hankook Tire Indonesia

General Manager

Kim Choul su

Senior Manager

Ero Tropika

manager

You Wajang Nim

Assisten Manager

Joko

Staff Staff Staff

M Nurhidayat Rifki Widodo

SUPERVISOR

Bambang Ahdiat

Forman Forman

Bayu susila Asep Pria

Gambar 2.2 Struktur Oraganisasi PT. Hankook Tire Indonesia

13
BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 BAN Sebagai Bagian Penting Dalam Berkendara

Ban adalah bagian penting dalam berkendara, dan digunakan untuk


mengurangi getaran yang disebabkan ketidak teraturan permukaan jalan, melindungi
roda dari aus dan kerusakan, serta memberikan kestabilan antara kendaraan dan tanah
untuk meningkatkan percepatan dan mempermudah pergerakkan.

3.2 Struktur Ban Tubless

Secara umum ban tersusun dari delapan bagian utama yaitu:

Gambar 3.1 Struktur ban

1) Carcass

Carcass ada didalam ban. Fungsinya untuk menahan bera, gocangan,


tumbukan dan tekanan angin. Carcas dibuat dari lembaran-lembaran benang

14
yang sudah dilapisi karet. Karet yang membukus/menutupi/melapisi benang
tidak hanya melindungi kerusakan dari luar, tetapi juga mencegah gesekan
diantara cords.

2) Tread

Adalah lapisan karet luar yang melindungi carcass terhadap keausan dan
kerusakan yang disebabkan oleh permukaan jalan. Ini adalah bagian yang
langsung berhubungan dengan permukaan jalan dan menghasilkan tahanan
gesek yang memudahkan gaya gerak dan gaya pengereman kendaraan ke
permukaan jalan. Tread dibuat dengan berbagai macam pola dengan tujuan
antara lain membuang air, dan menanggulangi berbagai factor yang timbul
karena kondisi permukaan jalan serta jenis kendaraan yang menggunakannya.

a. Pola rib

Gambar 3.2 Pola rib


Rib berbentuk beberapa alur zig zag pararel yang mengelilingi ban.
Pola ini sangat cocok untuk berjalan dijalan dengan permukaan yang rata
pada kecepatan tinggi bagi beberapa jenis mobil, mulai dari penumpang
kecil sampai bus dan truck. Pola rib mempunyai bantalan gelinding
(rolling resistance) yang kecil bagian ban, side sliping resistance lebih
besar sehingga kendaraan lebih mudah dikendalikan/suara yang

15
ditimbulkan oleh ban kecil, dan tenaga tariknya kurang baik bila
dibandingkan dengan ban yang menggunakan lug.

b. Pola lug

Alur pola lug adalah tegak lurus terhadap garis keliling ban. Pola ini
banyak dipakai pada ban mesin kontruksi dan truk, dan pola tread. Ini
cocok untuk berjalan yang tidak rata dan lunak (jalan tanah)

Gambar 3.3 Pola lug


Pola lug mempuyai tenaga tarik yang baik, tahanan gelinding ban cukup
tinggi, tahanan terhadap slide-sliping lebih kecil, Tread pada didaerah lug
lebih rendah alus tidak merata dan suara ban lebih besar.

c. Pola rib dan lug

Pola ini adalah gabungan dari rib dan lug dengan tujuan memperbaiki
kestabilan pengemudian, dan banyak dipakai pada ban-ban bus dan truk,
dan cocok dijalankan pada jalan yang rata maupun tidak rata (jalan
berpasir dan berbatu).

16
Gambar 3.4 Pola rib dan lug
Pola rib yang melingkar pada keliling ban menstabilkan kendaraan
dengan mengurangi kemungkinan side-sliping, sedangkan pola lug pada
tepi ban memperbaiki kemampuan pengendaraan dan pengereman.
Bagian lug pada pola ini lebih aus.

d. Pola block

Pada pola ini tread terbentuk dari blok yang berdiri sendiri (beban).
Pola ini banyak digunakan pada ban-ban salju dan sekarang pola blok
mulai digunakan pada pola radial-ply untuk mobil penumpang.

Gambar 3.5 Pola block


pada pola block mempunyai kemampuan pengendaraan pengereman yang
lebih baik, mengurangi slipping dan skidding pada jalan yang tertutup
lumpur/bersalju, kecenderungan lebih cepat aus jika dibandingkan dengan
pola rib dan lug, rolling resistance sedikit lebih besar, dan tread lebih
mudah aus tidak beraturan, terutama pada permukaan jalan yang keras.

17
3) Belt 1

Belt adalah lembaran kawat baja yang dilapisi karet. Belt 1 berfungsi
sebagai penahan carcass untuk mendapatkan bentuk telapak ban agar
dapat menelapak dijalan dengan sempurna dan memperokoh carcass agar
selalu dapat mempertahankan bentuk bulat dari kontruksi ban. Dan
menjaga kestabilitas dan ketahanan dikecepatan tinggi,

Gambar 3.6 Belt 1

4) Belt 2

Belt 2 sama fungsinya seperti belt 1 hanya saja belt 2 ada tambahan
foldingnya seperti gambar dibawah :

Gambar 3.7 Belt 2 Menggunakan folding

5) Inner Liner

Adalah matrial pengganti ban dalam dan terbuat dari karet


sintetis/karet buatan,

6) Side Wall

Adalah lapisan karet yang menutup bagian samping ban dan


melindungi carcass terhadap kerusakan dari luar. Sebagai bagian ban
yang paling besar dan paling henbel, side wall terus menerus melentur

18
dibawahnya beban yang dipikulnya selama berjalan. Di side wall
tercantum nama pabrik pembuat, ukuran ban dan info lainnya.

7) JLB (Joint let belt)

Adalah lapisan yang berada diantara tread dan carcass yang


berfungsi sebagai peredam goncanga/tumbukan. Sebagai untuk
mengurangi perubahan tiba tiba dari elastisitas, JLB berbentuk seperti
carcass tetapi dengan ukuran yang kecil yaitu 10 mm dan melingkari
pada ban.

8) Bead

Adalah bagian yang menempel pada pelek untuk mencegah


robeknya ban oleh karena itu berbagai gaya yang bekerja, sisi
bebas/bagian samping ply di sekelilingi oleh kawat baja yng disebut
kawat bead udara bertekanan dan didalam ban meredam bead keluar
pada rim pelek, bead terdiri dari bagian bagian kecil dan berfungsi
sebagai berikut :

Gambar 3.8 Struktur Bead


Flifer sebagai pembukus bead wire yang memiliki bentuk
sedemikian rupa sehingga cocok dengan bentuk ban pada bead
(memakai karet pengisi bead yang berbentuk segitiga).

19
Bead toe bagian bead sebelah dalam

Bead heel bagian bead yang kontak dengan pelek pada flens.

Bead base bagian bead yang datar, yang berada diantara bead toe
dan bead heel.

Chafer lapisan terluar yang membungkus bead untuk mencegah


kerusakan gesekan karena gesekan dengan pelek.

Bead wire kawat baja yang mengandung kadar karbon tinggi


menjamin pemasangan ban ke pelek.

3.3 Membaca Kode Ukuran Ban Mobil

Ban mobil merupakan salah satu komponen penting pada mobil. Selain itu,
bagian yang cukup sering dianggap remeh ini juga merupakan bagian vital dalam
kepentingan keselamatan berkendara. Karena itu, memastikan anda menggunakan
ban mobil yang tepat serta berkondisi yang baik adalah sebuah keharusan.

Secara umum, berikut ini cara membaca kode ban mobil yang sering digunakan :

sebagai contoh, disini akan membaca kode ban P185/70/R14 88S.

Gambar 3.9 Kode pada ban mobil


Huruf P pada kode tersebut merupakan singkatan dari kata passenger,
yang artinya tersebut diperuntukan penggunaan mobil penumpang. Selain

20
huruf P, karakter lain yang ada pada ban antara lain LT (light truck), ST
(special trailer) atau juga T yang berarti temporary (biasanya untuk ban
serep), Untuk mobil penumpang, jarang ada yang memasang huruf P
tersebut pada ban.

Angka 185 merupakan gambaran dari lebar tapak ban tersebut dalam
satuan millimeter (mm), yang berarti 185mm. Memilih jenis tapak yang
lebar atau kecil juga mempengaruhi dalam kenyamanan dan keamanan
berkendara. Ban dengan tapak lebar tentu akan menambah daya
cengkraman mobil dengan lebih baik, begitu pula jika sebaliknya. Namun
semakin lebar tapak akan mempengaruhi pula akselerasi mobil.

Angka 70 Merupakan pfofil dari ban tersebut. Kebanyakan orang


menganggap jika angka profil ban itu juga sama. Padahal angka tersebut
merupakan persentasi dari lebar tapak ban tersebut. Jadi, profil 70 pada
baan ukuran 195 akan berbeda dengan kode profil 70 pada ban 165. Untuk
kasus diatas, maka profil ban adalah 70%x 185 mm= 129,5mm.

Memilih profil juga akan mempengaruhi penampilan sekaligus juga


kenyamanan berkendara. Ban dengan profil tipis akan membuat
penampilan mobil tampak stylish. Namun dengan demikian, velg mobil
juga rentan rusak jika sering melewati jalan kondisi rusak.

R14 Merupakan kode untuk ukuran velg yang digunakan, dalam kode ini
berarti untuk velg ring 14. Untuk yang satu ini jelas tidak bias dipilih,
Karena harus sesuai dengan velg yang anda gunakan. Membeli ban dengan
kode ukuran yang berbeda berarti ban tersebut tidak akan bias dipasang di
velg mobil anda.

Angka 88 Merupakan kode indeks beban yang dapat diterima oleh ban saat
digunakan pada mobil. Beban yang disebutkan adalah untuk salah satu
bagian ban saja. Jika mobil dengan 4 ban dan tidak ada masalah sasis,

21
maka beban keseluruhan akan ditopan oleh keempat ban tersebut. Berikut
in kode indeks beban standar di pasaran.

Kode Indeks Beban Maksimal


62 265 kg
63 272 kg
64 285 kg
66 300 kg
68 315 kg
70 335 kg
73 365 kg
75 387 kg
80 89 450 580 kg
90 100 600 800 kg
Tabel 3.1 Kode Beban

Huruf S Merupakan kode atas batas maksimal kecepatan ban. Masing-


masing produsen ban menggunakan ini untuk berbagai produk jenis ban
mereka. Berikut ini kode batas kecepatan ban yang ada di pasaran.

Kode Batas Kecepatan Maksimal


Q 160 km/jam
S 180 km/jam
T 190 km/jam
U 200 km/jam
H 210 km/jam
V 240 km/jam
W 270 km/jam
Y 300 km/jam
Z Diatas 240 km/jam

Tabel 3.2 Kode Batas Kecepatan

22
BAB IV

PROSES PEMBUATAN BAN MOBIL

4.1 Alur Proses Pembuatan Ban

Bahan Baku

Mixing

Calendering Extruding Bead Inner Liner

Cutting

Bulding

Curing

Inspeksi

Pengemasan
Gambar 4.1 Alur proses pembuatan ban

23
4.2 Bahan Baku

Dalam proses pembuatan ban, diperlukan bahan baku yaitu :

a) Karet alam atau polyisopre merupakan bahan dasar yang berfungsi sebagai
elastromer dalam pembuatan ban.

b) Styrene-butadiene co-polymer (SBR) merupakan karet sintetis yang sering


digunakan sebaga bahan pengganti karet alam karena harganya lebih murah.

c) Polybutadiene digunakan dengan dikombinasikan dengan karet lainnya


karena property low heat-buildupnya.

d) Karet halobuty digunakan untuk campuran ban dalam, karena permeabilitas


udaranya rendah. Atom-atom halogen menyediakan ikatan dengan campuran
kerangka yang sebagian besar adalah karet alam. Bromobutyl lebih superior
dibandingkan chlorobutyl,tetapi lebih mahal.

e) Carbon hitam, memiliki jumlah persentase terbesar di dalam campuran


karet. Bahan ini memberikan penguatan dan ketahanan terhadap abrasi.

f) Silica, digunakan bersama dengan karbon hitam pada ban berperforma


tinggi, sebagai penguatan low heat build up.

g) Sulfur membentuk ikatan silang dengan molekul karet pada proses


vulkanisasi.

h) Activator, membantu vulkanisasi terutama zinc oxide.

i) Antioxidants dan antiozonants mencegah retaknya dinding samping akibat


cahaya matahari dan ozon.

j) Bahan tekstil, memperkuat kerangka ban.

24
4.3 Proses Mixing

Gambar 4.2 Mesin proses mixing


Proses mixing adalah proses pencampuran natural dan synthetic ruber dengan
ingredient yang sebelumnya sudah ditimbang sesuai berat yang ditentukan pada
spesifikasi produk yang ingin dibuat. Kemudian diberikan tambahan carbon dan oil
pada saat matrial masuk kedalam mesin banburry. Dalam mesin tersebut terdapat alat
yang berfungsi untuk menggiling campuran menjadi lapisan yang disebut compound.
Sebelum compound tersebut disusun dirak, terlebih dahulu melewati proses
pendinginan dan diberi cairan Adhesive agar compound tersebut tidak lengket setelah
tersusun.

Gambar 4.3 Compound

25
4.4 Proses Extruding

Gambar 4.4 Mesin extruder


Proses extruding adalah proses dimana adonan ( compound ) dibuat menjadi
tread dan sidewall. Prosesnya adalah matrial masuk ke dalam extruder lalu didorong
keluar oleh screw melalui suatu lubang cetakan die (die berfungsi sebagai
pembentuk). Pada saat pembuatan matrial tread dan side wall yang membedakan
hanya bentuk die nya.

1) Pembuatan Tread

Gambar 4.5 Matrial tread


2) Pembuatan Side wall

26
Gambar 4.6 Matrial side wall

4.5 Proses Bead

Gambar 4.7 Mesin pembuat bead


Proses bead adalah proses pembuatan matrial bead yaitu melapisi kawat baja
dengan karet. Proses ini berjalan otomatis dan begitu keluar mesin, bead wire sudah
berbentuk lingkaran sesuai ukuran rim.

1) Pembuatan Bead

Gambar 4.8 Matrial Bead

27
4.6 Proses Inner Liner

Adalah proses pembuatan matrial Inner Liner yang berfungsi sebagai


pengganti ban dalam. Proses pembuatanya dimulai dengan pemanasan compound
pada mesin mill. Lalu dibuat sheet dengan ketebalan tertentu dan lebar tertentu sesuai
dengan model ban yang akan dibuat.

Pembuatan Inner Liner

Gambar 4.9 pembuatan inner liner

4.7 Proses Calendering

Gambar 4.10 proses Calendering


Proses calendaring adalah proses pelapisan kawat baja dan cord (benang)
dengan karet.

1) Pembuatan textile cord

28
Gambar 4.11 Pembuatan textile cord
2) pembuatan Steel Cord

Gambar 4.12 Pembuatan Steel cord

4.8 Proses Cutting

Gambar 4.13 Mesin proses cutting


Pada proses cutting bahan baku dari calendaring yaitu steel dan textile di
potong menjadi 3 matrial yaitu :

1) Belt

29
Pada pembuatan belt memakai bahan steel yang dibuat di proses calendaring,
bahan steel di potong dengan sudut dan lebar sesuai ban apa yang akan dibuat.

Gambar 4.14 Pembuatan belt


2) Carcass

Pada pembuatan matrial carcass menggunakan matrial textile dari calendaring,


matrial di potong potong dengan sudut 90 dan lebar sesuai ban yang akan dibuat.

Gambar 4.15 Pembuatan Carcass


3) Jlb

Pada pembuatan JLB matrial memakai matrial textile, matrial dipotong


menjadi beberapa bagian dengan ukuran 10 mm.

Gambar 4.16 Pembuatan JLB

30
4.9 Proses Building

Gambar 4.17 Mesin building


Kemudian sampailah pada tahap perakitan semua kompone-komponen
aplikasi yang telah dibuat pada proses semi manufaktur. Semua komponen seperti
rakitan bead, carcass, inner liner, belt, jlb, tread, dan side wall semua dirakit menjdi
satu kesatuan utuh sebagai bagian dari ban setengah jadi atau biasa disebut dengan
Green Tire (GT). Proses perakitan (tire building) terdiri dari 2 tahap, tahap pertama
sering disebut dengan istilah 1st stage yang kemudian mengahasilkan produk
carcass,bead, inner liner dan side wall, kemudian diproses kembali ditahap kedua
atau 2nd stage dengan menambahkan steel belt, jlb, tread menjadi GT. Tahap ini
dilakukan dengan menggunakan mesin yang dioperasikan oleh satu operator
dimasing-masing tahap.

Gambar 4.18 (a) 1st Gambar 4.18 (b) 2nd

31
Gambar 4.19 GT(green tire)

4.10 Proses Curing

Gambar 4.20 Mesin curing


Proses selanjutnya adalah tahap akhir dari proses pembentukan ban. GT yang
dihasilkan dari proses perakitan kemudian dikirim proses curing untuk dimasak.
Proses curing sendiri terdiri dari beberapa tahap :

1) GT datang dari bagian building, sebelum masuk proses curing, GT harus


di periksa terlebih dahulu untuk menghindari adanya cacat pada GT.

2) Setelah diperiksa diambil 4 ban setiap rak GT untuk dilakukan proses


painting chem trend yaitu pengolesan cairan tire-lubricant pada bagian GT
bertujuan agar GT tidak menempel dibagian karet bledder pada saat proses
curing berlangsung.

Kemudian GT dikirim ke masing masing operator untuk diproses di mesin


press curing. Proses curing sendiri merupakan pemasakan atau vulkanisasi yaitu
penyatuan polimer (rubber) dengan carbon black dan sulphur dengan dibantu oleh
persenyawaaan bahan kima untuk mendapatkan beberapa karakteristik compound
yang diperlukan dari bagian bagian ban. Proses curing (pemasakan) in membutuhkan
suhu panas dan sejumlah tekanan stream yang sangat tinggi, GT akan ditempatkan
pada cetakan mold dengan temperature sesuai yang diingnkan untuk produksi.
Setelah cetakan tertutup, GT akan melebur kedalam cetakan tread dan side wall.
Cetakan tersebut tidak dapat dibuka sampai proses curing selesai keseluruhan. Setelah

32
proses pemasakan selesai, mold akan terbuka sendiri secara otomatis. ban sudah jadi
akan jatuh dan masuk ke dalam conveyor untuk kemudian sampai di bagian inspeksi.

Gambar 4.21 Proses curing

4.11 Inspeksi

Setelah selesai, ban diperiksa secara visual apakahh ada cacat atau tidak.
Proses ini tentu saja tidak menggunakan mesin, jadi ketelitian pekerja sangat
dibutuhkan. Selain visual, control juga dilakukan dengan balance dan menggunakan
sinar x.

Ban tidak mungkin bias 100% balance seperti pelek, namun ada batasnya.
Jika melebihi batas, berarti ada kesalahan pada proses produksi. selain itu PT
Hankook juga memiliki laboratorium untuk memeriksa sampel ban yang diambil
secara acak demi menjaga kualitas.

Gambar 4.22 Inspeksi ban

33
4.12 Packing

Gambar 4.23 Mesin packing


Proses wrapping/packing merupakan proses terakhir. Setelah dinyatakan OK,
setiap ban dibungkus seluruh permukaan dengan lilitan plastic secara mekanis.

34
BAB V

KESIMPULAN DASAR DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil kerja praktek di PT. Hankook Tire Indonesia memberikan pengalaman


luar biasa bagi penulis. Penulis dapat terlibat langsung dalam proses pemasakan
(curing) tire di PT. Hankook Tire Indonesia. Adapun kesimpulan dari kerja praktek
ini adalah:
1. Ban atau tire adalah salah satu alat penting dalam kendaraan sebagai media
penggerak kendaraan yang langsung berinteraksi dengan jalan atau aspal.

2. Fungsi tire pada kendaraan adalah :


Menahan beban.

Meredam guncangan atau benturan.

Meneruskan tenaga dari mesin.

Meneruskan fungsi kemudi.


3. Fungsi curing tire adalah untuk memasak green tire menjadi tire.

4. Proses curing tire

Shapping
Membentuk pola green tire menjadi tire sesuai dengan aturan pembuatan.
High Pressure Steam
Memasak tire dengan dengan tekanan, temperatur, dan waktu yang
diperlukan sesuai dengan aturan pembuatan.

5. Dengan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan, penulis lebih mengetahui


bagaimana situasi didunia industry yang sesungguhnya. Sehingga dapat
mempersiapkan diri baik secara fisik maupun mental untuk terjun secara

35
nyata kedalam dunia kerja yang didalamnya terdapat laju pesat
perkembanga ilmu da teknologi. Selain itu, penulis mendapatkan
pengetahuan baru baik berupa pengetahuan teknik maupun pengetahuan
umum yang dapat berguna untuk memperluas wawasan.

5.2 Saran

Sebagai mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa, pada bagian ini
penulis akan mengajukan beberapa saran yang merupakan pengamatan dan
pengalaman selama penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT.
HANKOOK TIRE INDONESIA dan selama penulis menuntut ilmu dikampus
Sekolah Tinggi Teknologi Duta Bangsa. Penulis juga berharap semoga semua ini
dapat bermanfaat bagi pengembangan dan kemajuan kita bersama. Adapun saran-
saran yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Ban Mobil buatan PT. Hankook Tire Indonesia ini sangat baik digunakan
untuk kenyamanan berkendara, untuk itu penulis sarankan bagi para
konsumen agar menggunakan Ban buatan hankook ini.

2. Mengingat begitu pesatnya perkembangan teknologi didunia industry, maka


perlu sekali ditingkatkanya kunjungan terhadap industry - industry guna
meningkatkan pengetahuan dan wawasan mahasiswa yang akan siap terjun
langsung kedunia industry.

3. Lebih ditingkatkan lagi kegiatan kegiatan yang memacu kreavitas, insiatif


dan kemampuan serta keterampilan dari para mahasiswa dan juga perlu
adanya seminar yang dilaksanakan di kampus STT Duta Bangsa.

4. Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan


Laporan Praktek Kerja Laporan dan bila ada kritik dan saran penulis
berharap agar dapat disampaikan untuk dapat diperbaiki dan untuk lebih
sempurnaan lagi.

36
DAFTAR PUSAKA

1. Hankook Tire Indonesia, www.hankooktire.com.

2. Standar Nasional Indonesia, Ban Mobil Penumpang dan Ban Truck Ringan. SNI
0098-2012 dan 0100-2012.

3. E-Books Pengetahuan Ban Penumpang,2011

37
LAMPIRAN

DATA PRIBADI MAHASISWA

DATA DIRI
Nama : DEJAN SANDRIA SEPTIONO
NIM : 14156660
Program Study : Teknik Mesin / STT Duta Bangsa
Tempat/Tgl.Lahir : Bogor, 20 Agustus 1995
Kebangsaan : Indonesia
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : Kp. Bedahan rt04/01 no 56
Kel. Pabuaran,Kec. Cibinong
Bogor 16916
Jawa Barat
Email : Dejan.sandria@gmail.com
HP : 08938139248

DATA SEKOLAH
1. SDN Bedahan 02 Bogor : 2008
2. MTS Al-Asiyah Bogor : 2011
3. SMK2 Triple j Citereup : 2014
Demikian data pribadi mahasiswa diatass saya buat dengan sebenarnya.
Bekasi, September 2017

( Dejan Sandria)

38

Anda mungkin juga menyukai