Anda di halaman 1dari 7

http://rahmatulafdal.blogspot.com/2012/07/bubut.

html
http://www.neangan.com/2013/01/25/Teori-Rumus-Perhitungan-Mesin-Bubut.html
http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2008/04/bab2-pp2.pdf

Elemen-elemen dasar Mesin Pemotong Logam


Mesin pemotong logam dibangun dari elemen-elemen yang berwadah sendiri yang
masing-masingnya mempunyai fungsi tersendiri. Elemen-elemen dasar tersebut al.:
kepala tetap (headstock), kolom, meja, sadel, bangku (bed), landasan, dan rel
melintang atau meluncur.
1. Kepala Tetap (head stock) adalah bagian yang menggerakkan dan mengumpan
perkakas potong atau alat yang memutar komponen.
2. Spindel bisa berputar dalam arah kebalikan untuk digunakan dalam pembuatan
ulir dan pengetapan.
3. Bangku atau dasar berfungsi untuk menyangga komponen lainnya. Pada mesin
bubut yang disangga adalah : kepala tetap, ekor tetap (tail stock), peluncur
melintang dan kereta peluncur.
4. Kolom menyediakan dukungan vertikal dan memandu kepala tetap untuk mesin
kelas tertentu.
5. Meja berfungsi untuk menyangga benda kerja atau bagian yang akan dimesin
dan untuk menyediakan penempatan serta penjepitan benda kerja.
6. Kereta peluncur yang terdapat pada mesin bubut menyediakan gerakan
sepanjang sumbu dari bangku.
7. Landasan (runway) berfungsi membawa kolom pada mesin serut jenis lantai
dan meja putar. Kalau dasar kolom, kolom dan kepala tetap adalah sebuah
satuan integral maka elemen pendukung disebut bangku dan bukan sebuah
landasan meskipun keduanya sama dalam prinsip.
8. Penyangga ujung atau ekor tetap berfungsi sebagai penyangga luar untuk
perkakas potong atau benda kerja.

Teori Rumus Pemotongan Benda Kerja Pada Mesin


Bubut
Kita akan membahas mengenai perhitungan perhitungan yang berhubungan dengan mesin
bubut nah bagi anda sebagai engineering tahapan dasar untuk mengetahui teknologi
pembubutan sangat diperlukan dalam proses membuat sebuah benda yang berbentuk
silindris
coba anda perhatikan gambar di bawah ini mengenai proses pembubutan

http://rahmatulafdal.blogspot.com/2012/07/bubut.html
http://www.neangan.com/2013/01/25/Teori-Rumus-Perhitungan-Mesin-Bubut.html
http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2008/04/bab2-pp2.pdf

n = Kecepatan putaran spindle


fn = penyayatan
ap = kedalaman pemotongan

Rumus untuk Kecepatan Putaran benda kerja pada spindle

Keterangan
n = kecepatan putaran spindle (rpm)
vc = Kecepatan Pemotongan
dm = diameter rata rata
= 3,14

Rumus menghitung Kecepatan Pemotongan pada mesin


bubut

tabel untuk VC bahan

http://rahmatulafdal.blogspot.com/2012/07/bubut.html
http://www.neangan.com/2013/01/25/Teori-Rumus-Perhitungan-Mesin-Bubut.html
http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2008/04/bab2-pp2.pdf

Contoh Perhitungan :
kita akan membubut bahan dari almunium dengan diameter 40mm, hitunglah kecepatan
putaran mesin disini kita menggunakan tabel untuk almunium pengerjaan kasar kita ambil
30

n = 30 x 1000
-----------3.14 x 40
= 239 rpm

Rumus menghitung waktu Pengerjaan pada mesin bubut


untuk benda berbentuk lurus

keterangan
Tc = waktu (menit)
lm = panjang benda kerja
n = kecepatan putaran mesin
fn = pemakanan

waktu Pengerjaan pada benda berbentuk tirus maka Lm dihitung dengan rumus

http://rahmatulafdal.blogspot.com/2012/07/bubut.html
http://www.neangan.com/2013/01/25/Teori-Rumus-Perhitungan-Mesin-Bubut.html
http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2008/04/bab2-pp2.pdf

Elemen dasar dari mesin bubut dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan
dengan kondisi pemotonngan sebagai berikut :
1.
Kecepatan potong (cutting)
: v (m/min).
v = . d . n / 1000 ; (m/min).
dimana, d = (do + dm) / 2 ;
(mm).
2.
Kecepatan makan (feeding)
: vf
(mm/min).
vf = f . n ;
(mm/min).
Semakin besar nilai n, maka nilai vf juga semakin besar.
3.
Kedalaman potong
:a
(mm).
a = do dm / 2 ;
(mm).
4.
Waktu pemotongan (cutting time)
: tc
(min).
t c = l t / vf ;
(min)
dimana lt = panjang benda kerja.
5.
Kecepatan penghasil geram
:z
(cm3/ min).
z=f.a.v;
(cm3/ min).
Benda Kerja I
Diketahui :
Panjang benda kerja : 21,02 mm.
Panjang yang ditentukan : 17+0,25 mm
Diameter awal benda kerja ( do): 61,2 mm
Diameter akhir benda kerja (dm): 52,4 mm
Ditanya:
a). Kedalamam potong ?
b). Panjang benda kerja yang dibuang (x) ?
Penyelesaian :
a). Kedalamam potong (a)
a = (do - dm ) / 2
a = ( 61,2 52,4 ) / 2

http://rahmatulafdal.blogspot.com/2012/07/bubut.html
http://www.neangan.com/2013/01/25/Teori-Rumus-Perhitungan-Mesin-Bubut.html
http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2008/04/bab2-pp2.pdf

a = (8,8)/2
a =4,4 mm.
b). Panjang benda kerja yang dibuang (x).
x = panjang benda kerja panjang yang ditentukan
= 21,02 17 = 4,02 mm.
5.2 Benda Kerja II
Diketahiu :
Panjang benda kerja : 100 mm.
Panjang benda kerja yang ditentukan : 95 mm
Diameter benda kerja : 25,1 mm.
Diameter yang ditentukan : 23 mm
Ditanya :
a). Panjang benda kerja yang dibuang (x) ?
b). Kedalaman potong?
Penyelesaian :
a). Panjang benda kerja yang dibuang (x) .
x = panjang benda kerja panjang yang ditentukan
= 100 95 = 5 mm.
b). Kedalaman potong .
a = (do - dm ) / 2
a = ( 25,1 23 ) / 2
a = (2,1)/2
a =1,05 mm.
Kelebihan dan kekurangan penggunaan 3 macam cara pembuatan tirus :
MENGGESER ERETAN ATAS
Kelebihan :
1. Dapat membuat sudut tirus yang besar sampai mendekati sudut 90 derajat
2. Dapat membuat tirus pada bagian dalam benda kerja
Kekurangan :
1. Tidak dapat diotomatis, karena menggeser eretan atas (manual)
2. Tidak bisa membuat tirus yang panjang, karena sebatas pergerakan eretan atas
Berikut ini rumus perhitungan sudut tirus dan sudut pergeseran eretan atas

Kelebihan :
1. Dapat membuat tirus yang panjang

http://rahmatulafdal.blogspot.com/2012/07/bubut.html
http://www.neangan.com/2013/01/25/Teori-Rumus-Perhitungan-Mesin-Bubut.html
http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2008/04/bab2-pp2.pdf

2.

Dapat diotomatis, karena karena menggunakan eretan memanjang

Kekurangan :
1. Pergeseran maksimal adalah 3 % dari panjang total benda kerja
2. Menggunakan peralatan tambahan (Lathe dog dan senter mati)
3. Tidak dapat membuat tirus bagian dalam benda kerja

Contoh: Dalam pembubutan tirus diketahui, D = 50 mm; d = 34 mm, panjang ketirusan l = 60 mm.
Jadi, penggeseran eretan atasnya adalah:

Jadi, eretan harus digeser sebesar = 737

Berikut ini rumus perhitungan pergeseran kepala lepas

Kelebihan :
1. Dapat membuat tirus luar dan dalam
2. Dapat diotomatis, karena menggunakan eretan memanjang
Kekurangan :
1. Sudut tirus maksimal adalah 5 derajat
2. Panjang tirus terbatas, sepanjang settingan taper Attachment

Sebuah benda kerja akan dibubut tirus pada mesin bubut yang data-datanya sebagaimana Gambar
60, yaitu panjang total benda kerja 150 mm, panjang tirus efektif 80 mm, diameter tirus yang besar
(D) 25 mm, dan ukuran diameter tirus yang kecil (D) 21 mm. Jarak pergeseran kepala lepasnya
adalah:
Jadi, jarak penggeseran kepala lepas adalah 3,75 mm.

http://rahmatulafdal.blogspot.com/2012/07/bubut.html
http://www.neangan.com/2013/01/25/Teori-Rumus-Perhitungan-Mesin-Bubut.html
http://ft.unsada.ac.id/wp-content/uploads/2008/04/bab2-pp2.pdf

Berikut ini rumus perhitungan Taper Attachment

ontoh: Sebuah benda kerja akan dibubut tirus pada mesin bubut mempunyai diameter ketirusan yang
besar (D) = 2, dan diameter ketirusan yang kecil (d) = 13/4 panjang ketirusannya = 8. Busur skala
attachment mempunyai pembagian tiap strip = 1/16. Hitung berapa strip alat pembawa
pada attachment harus digeserkan!

Setiap skala busur attachment bernilai 1/18 inchi, sedangkan benda kerja mempunyai Tpf = 3/8, jadi
alat pembawanya harus digeser 3/8 dibagi 1/16 sama dengan 6 strip pada busur skala.

Anda mungkin juga menyukai