Anda di halaman 1dari 11

Modul Manajemen SDM

MATA KULIAH
MANAJEMEN SDM

Identitas Mata Kuliah


Program Studi : Teknik Industri
Mata Kuliah / Kode : Manajemen SDM / TIND. C .10
Jumlah SKS : 2 SKS
Prasyarat : --
Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang konsep
SDM dan manajemen SDM, perbedaan
Mannajemen SDM dengan Manajemen
Personalia, acuan dalam mengelola SDM
Capaian Pembelajaran : Setelah pembelajaran, mahasiswa mampu
memahami peran dan fungsi manajemen
SDM di Perusahaan
Penyusun : Khairunnisa, S.Psi., M.Si

Ketua Program Studi Ketua Team Teaching

Ir. Dadang Kurnia, M.M Khairunnisa, S.Psi., M.Si


NIDN. 0408085402 NIDN. 0428068402

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 1


Modul Manajemen SDM

Kata Pengantar

Setiap mahasiswa Program Studi S1 Teknik Industri perlu mempelajari


konsep manajemen SDM di tempat kerja, sebab lulusan teknik industri diharapkan
dapat memiliki kecakapan dalam pengelolaan diri dan mengetahui prosedur
manajemen SDM di tempat kerja agar dapat beradaptasi secara produktif.
Mata kuliah Manajemen SDM mempelajari tentang , pengertian dan teori
analisa jabatan, tujuan, fungsi serta metode analisa jabatan, Permintaan SDM (penyebab
timbulnya permintaan SDM dan teknik-teknik peramalan kebutuhan SDM), Inventarisasi
persediaan SDM, penyusunan rencana SDM, rekrutmen, seleksi, Pengetian Orientasi,
Sosialisasi dan Penempatan, Proses Orientasi, Sosialisasi dan Penempatan, jenis-jenis
penempatan, pengertian pengembangan SDM, Need assessment dan metodenya,
kebutuhan training dengan karakteristik SDM, konsep training dan evaluasi, pengertian
evaluasi kinerja, dimensi, tujuan dan kegunaan penilaian kinerja, pengertian komunikasi,
jenis-jenis komunikasi dan keterampilan komunikasi, pengertian konflik dan manajemen
konflik, jenis-jenis, fungsi dan peran manajemen konflik, pengertian dan jenis-jenis
kepemimpinan serta komponennya, asal usul pengertian kepribadian, istilah-istilah umum
dan teori-teori kepribadian serta faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian,
pengertian pengambilan keputusan, proses pengambilan keputusan, dan perbedaan gaya
pengambilan keputusan,pengertian separasi alami dan separasi terpaksa (pemutusan
hubungan kerja), aturan-aturan dalam separasi. . Buku Ajar ini disusun untuk
memudahkan mahasiswa dalam mempelajari materi mata kuliah Manajemen
SDM.

Tangerang Selatan, 03 Agustus 2016


Tim Penyusun

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 2


Modul Manajemen SDM

DAFTAR ISI

Identitas Mata Kuliah .......................................................... i


Kata Pengantar.................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................. iii

PERTEMUAN 14: HUBUNGAN KERJA DAN PEMUTUSANNYA


A. Tujuan Pembelajaran ..................................................... 04
B. Uraian Materi ................................................................ 04
C. Latihan Soal/Tugas ....................................................... 10
D. Daftar Pustaka ............................................................... 11

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 3


Modul Manajemen SDM

PERTEMUAN 14:
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (SEPARASI)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Pemutusan Hubungan kerja (separasi).
Anda harus mampu:
14.1 Menjelaskan proses Pemutusan Hubungan kerja (separasi)
14.2 Menjelaskan ketentuan-ketentuan Pemutusan Hubungan kerja
(separasi)

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 14.1:
Penjelasan proses Pemutusan Hubungan kerja (separasi)

1. Pengertian Pemutusan Hubungan Kerja

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah berakhirnya hubungan kerja sama


antara karyawan dengan perusahaan, baik karena ketentuan yang telah disepakati,
atau mungkin berakhir di tengah karier . Mendengar istilah PHK, terlintas adalah
pemecatan sepihak oleh pihak perusahaan karena kesalahan pekerja. Oleh sebab
itu, selama ini singkatan ini memiliki arti yang negative dan menjadi momok
menakutkan bagi para pekerja.
Menurut Undang-undang RI No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, Pasal 1
ayat 25, pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja
karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban
antara pekerja atau buruh dan pengusaha.

Manulang (1988) mengemukakan bahwa istilah pemutusan hubungan kerja dapat


memberika beberapa pengertian:

1) Termination, putusnya hubungan kerja karena selesainya atau berakhirnya


kontrak kerja yang telah disepakati.
2) Dismissal, putusnya hubungan kerja karena karyawan melakukan tindakan
pelanggaran disiplin yang telah ditetapkan.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 4


Modul Manajemen SDM

3) Redundancy, karena perusahaan melakukan pengembangan engan


menggunakan mesin-mesin teknologi baru, seperti: penggunaan robot-robot
indrustri dalam proses produksi, penggunaan alat berat yang cukup dioprasikan
oleh satu atau dua orang untuk menggantikan sejumlah tenaga kerja. Hal ini
berakibatpada pengurangan tenaga kerja.
4) Retrentchment, yang dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi, seperti
resesi ekonomi yang membuat perusahaan tidak mampu memberikan upah kepada
karyawannya.
Maka dengan ini dapat disimpulkan bahwa Pemutusan Hubungan kerja (PHK)
yang juga dapat disebut dengan Pemberhentian. Pemisahan memiliki pengertian
sebagai sebuah pengakhiran hubungan kerja dengan alasan tertentu yang
mengakibatkan berakhir hak dan kewajiban pekerja dan perusahaan.

2. Mengapa PHK itu bisa terjadi dalam suatu perusahaan?

Alasan PHK, dari mulai pekerja mengundurkan diri , kesepakatan berrsama.


Selain itu:

1) Selesainya PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu)


2) Pekerja melakukan kesalahan berat
3) Pekerja melanggar perjanjian kerja, perjanjian kerja bersama, atau
peraturanperusahaan
4) Pekerja mengajukan PHK karena pelanggaran pengusahan (keinginan
Karyawan)
5) Pekerja menerima PHK meski bukan karena kesalahannya
6) PHK Massal – karena perusahaan rugi, force majeure, atau melakukan
efisiensi.
7) Peleburan, penggabungan, perubahan status
8) Perusahaan pailit
9) Pekerja meninggal dunia
10) Pekerja mangkir 5 hari atau lebih dan telah dipanggil 2 kali secara patut
11) Pekerja sakit berkepanjangan
12) Pekerja memasuki usia pensiun

3. Larangan terhadap Pemutusan Hubungan Kerja

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 5


Modul Manajemen SDM

Pemerintah tidak mengharapkan perusahaan melakukan PHK tercantun dalam


Pasal 153 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Thaun 2003 tentang ketenagakerjaan,
yang menyatakan pengusaha dilarang melakukan PHK dengan alasan:
a) Pekerja/buruh berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan
dokter selama waktu tidak melampaui 12 (dua belas) bulan secara terus-menerus.
b) Pekerja/buruh berhalangan menjalankan pekerjaannya Karena memenuhi
kewajiban terhadap Negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
c) Pekerja/buruh menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya.
d) Pekerja/buruh menikah.
e) Pekerja/burh perempuan hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau
menyusui bayinya.
f) Pekerja/buruh mempunyai pertalian darah dan/atau ikatan perkakwinan
dengan pekerja/buruh lainnya di dalam 1 perusahaan, kecali telah diatur dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau PKB.
g) Pekeerja/buruh mendirikan, menjadi anggota dan/atau pengurus serikat
pekerja/serikat buruh melakukan kegiatan serikat/pekerja/serikat buruh di luar jam
kerja, atau di dalam jam kerja atas kesepakatan pengusaha, atau berdasarkan
ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau PKB.
h) Pekerja/buruh yang mengadukan pengusaha kepada yang berwajib mengenai
perbuatan pengusaha yang melakukan tindak pidana kejahatan.
i) Karena perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warna kulit,
golongan, jenis kelamin, kondisi fisik atau status perkawinan.
j) Pekerja. Buruh dalam keadaan cacat tetap, sakit akibar kecelakaan kerja,
atau sakit karena hubungan kerja yang menurut surat keterangan dokter yang
jangka waktu penembuhannya belum dapat dipastikan.

Pemensiunan Sumber Daya Manusia/ Karyawan


Pensiun adalah pemberhentian karyawan atas keinginan perusahaan, undang-
undang, ataupun keinginan karyawan sendiri. Keinginan perusahaan
mempesiunkan karyawan karena produktivitas kerjanya rendah sebagai akibat
usia lanjut, cacat fisik, kecelakaan dalam melaksanakan pekerjaan dan sebagainya.
Undang-Undang mempensiunkan seseorang karena karena telah mencapai batas
usia dan masa kerja tertentu. Kemudian pensiun karena keinginan pegawai adalah
pensiun atas permintaan sendiri dengan mengajukan surat permohonan setelah
mencapau masa kerja tertentu, dan permohonannya dikabulkan oleh perusahaan.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 6


Modul Manajemen SDM

Tujuan Pembelajaran 14.2:


Penjelasan ketentuan-ketentuan dalam Pemutusan hubungan kerja

Ketentuan PHK dalam suatu perusahaan


Permberhentian Hubungan Kerja (PHK) oleh perusahaan harus dilakukan dengan
baik dan sesuai dengan regulasi pemerintah yang masih diberlakukan. Namun
karena terkadang pemberhentian terkadang terjadi akibat konflik yang tak
terselesaikan maka menurut Umar (2004) pemecatan secara terpaksa harus sesuai
dengan prosedur sebagai berikut:

1. Musyawarah karyawan dengan pimpinan perusahaan.


2. Musyawarah pimpinan serikat buruh dengan pimpinan perusahaan.
3. Musyawarah pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan dan wakil dari
P4D.
4. Musyawarah pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan dan wakil dari
P4P.
5. Pemutusan hubungan berdasarkan Keputusan Pengadilan Negeri.
Kemudian Mutiara S. Panggabean (2004) mengatakan proses Pemberhentian
hubungan kerja jika sudah tidak dapat dihindari maka cara yang diatur telah diatur
dalam Undang-undang ketenagakerjaan. Perusahaan yang ingin memutuskan
hubungan kerja harus mendapatkan izin dari P4D (Panitia Penyelesaian
Perburuhan Daerah) dan jika ingin memutuskan hubungan kerja dengan lebih dari
sembilan karyawan maka harus dapat izin dari P4P (Panitia Penyelesaian
Perburuhan Pusat) selama izin belum didapatkan maka perusahaan tidak dapat
memutuskan hubungan kerja dengan karyawan dan harus menjalankan
kewajibannya.

Namun sebelum pemberhentian hubungan kerja harus berusaha untuk


meningkatkan efisiensi dengan:

• Mengurangi shift kerja


• Menghapuskan kerja lembur
• Mengurangi jam kerja
• Mempercepat pension
• Meliburkan atau merumahkan karyawan secara bergilir untuk sementara

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 7


Modul Manajemen SDM

Jenis-jenis PHK
Menurut Mangkuprawira Pemutusan Hubungan kerja (PHK) ada 2 (dua) Jenis,
yaitu pemutusan hubungan kerja sementara dan pemutusan hubungan kerja
permanen.

Pemutusan Hubungan Kerja Sementara, yaitu sementara tidak bekerja dan


pemberhentian sementara.
– Sementara tidak bekerja
Terkadang para karyawan butuh untuk meningglakan pekerjaan mereka
sementara. Alasannya bermacam-macam dapat berupa kesehatan, keluarga,
melanjutkan pendidikan rekreasi dan lain sebagainya. Keadaan ini disebut juga
dengan cutipendek atau cuti panjang namun karyawan tersebut masih memiliki
ikatan dengan perusahaan dan memiliki aturan masing-masing.
– Pemberhentian sementara
Berbeda dengan sementara tidak bekerja pembertihan sementara memiliki alasan
internal perusahaan, yaitu karena alasan ekonomi dan bisnis, misalnya kondisi
moneter dan krisis ekonomi menyebabkan perusahaan mengalami chaos atau
karena siklus bisnis. Pemberhentian sementara dapat meminimumkan di beberapa
perusahaan melalui perencanaan sumber daya manusia yang hati-hati dan teliti.

Pemutusan Hubungan Kerja Permanen, ada tiga jenis yaitu atrisi, terminasi dan
kematian.
– Atrisi atau pemberhentian tetap seseorang dari perusahaan secara tetap
karena alasan pengunduran diri, pensiun, atau meninggal. Fenomena ini diawali
oleh pekerja individual, bukan oleh perusahaan. Dalam perencanaan sumber daya
manusia, perusahaan lebih menekannkan pada atrisi daripada pemberhentian
sementara karena proses perencanaan ini mencoba memproyeksikan kebutuhan
karyawan di masa depan.
– Terminasi adalah istilah luas yang mencakup perpisahan permanen karyawan
dari perusahaan karena alasan tertentu. Biasnya istilah ini mengandung arti orang
yang dipecat dari perusahaan karena faktor kedisiplinan. Ketika orang dipecat
karena alasan bisnis dan ekonomi. Untuk mengurangi terminasi karena kinerja

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 8


Modul Manajemen SDM

yang buruk maka pelatihan dan pengembangan karyawan merupakan salah satu
cara yang dapat ditempuh karena dapat mengajari karyawan bagaimana adapat
bekerja dengan sukses.
– Kematian dalam pengertian pada karyawan usia muda berarti kehilangan besar
bagi perusahaan, karena terkait dengan investasi yang dikeluarkan dalam bentuk
penarikan tenaga kerja, seleksi, orientasi, dan pelatihan.

Dapat disimpulkan jenis Pemberhentian hubungan kerja (PHK) adalah:


– Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK) Sementara.
PHK sementara dapat disebabkan karena keinginan sendiri ataupun karena
perusahaan dengan tujuan yang jelas.
– Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK) Permanen.
PHK permanen dapat disebabkan 4 (empat) hal, yaitu Keinginan sendiri, Kontrak
yang Habis, Pensiun, Kehendak Perusahaan.

Dampak akibat adanya PHK


Dengan adanya pemberhentian karyawan tersebut tentu sangat berpengaruh sekali
terhadap karyawan itu sendiri. Dengan diberhentikan dari pekerjaannya maka
berarti karyawan tersebut tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan secara maksimal
untuk karyawan dan keluarganya. Atas dasar tersebut, maka manajer sumber daya
manusia harus sudah dapat memperhitungkan beberapa jumlah uang yang
seharusnya diterima oleh karyawan yang behenti, agar karyawan tersebut dapat
memenuhi kebutuhannya sampai pada tingkat dianggap cukup.
Membuat perekonomian karyawan itu sendiri menjadi kurang. Dan meningkatkan
pengangguran di masyarakat.

Cara menghindari PHK


PHK mungkin merupakan suatu persepsi yang menakutkan. Namun PHK masih
dapat dihindari. Ini adalah cara menghindari agar karyawan tidak terkena PHK:
a) Bekerja dengan baik, meningkatkan kinerja kita untuk perusahaan.
b) Hindari hal yang membahayakan yang dapat menggoyahkan posisi anda di
perusahaan itu.

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 9


Modul Manajemen SDM

c) Selalu belajar, jangan pernah merasa puas dengan hasil pekerjaan kita
lakukan yang terbaik lagi. Dan selalu belajar.
d) Kuasai keahlian lain, jadi karyawan mempunyai nilai plus tersendiri bagi
perusahaan.
e) Membuat prestasi kerja di perusahaan
f) Mulai mencintai pekerjaan yang kita lakukan dan hindari rasa cemas.
Karena kecemasaan kita mampu mempengaruhi kinerja kita

C. SOAL LATIHAN / TUGAS


Kasus
Sejumlah buruh Mineral melakukan demo di depan Pabrik yang
mempermasalahkan PHK. PHK tersebut dilakukan dengan landasan
adanya Permen 07/2012 tentang peningkatan nilai Mineral melalui
kegiatan pengolahan dan pemurnian serta
permenkeu No.75/PMK.011/2012 tentang penetapan barang export yang
dikenakan bea keluar dan tarif bea keluar, untuk mematuhi peraturan
tersebut, perusahaan memilih untuk memutus hubungan kerja buruh
sedikitnya 350 buruh Mineral di PT.Hilir. Jika hal ini tidak dilakukan,
maka perusahaan akan mengalami kerugian besar.
PHK masal yang dilakukan oleh perusahaan tentu saja memberi dampak
psikologis bagi para buruh. Para pekerja harus menghemat untuk
memenuhi kebutuhan dasar, salah satunya kebutuhan fisiologi yakni,
berupa kebutuhan pangan, sandang dan papan untuk kedepanya. Meskipun
dalam pemutusan tersebut, para pekerja diberi pesangon sebelum
dikeluarkan
1. Berikan Analisis anda terkait kebijakan yang dapat menjadi
alternatif dalam pengambilan keputusan sebelum dilakukan PHK !
2. Berikan penjelasan terkait jenis PHK yang tepat pada kasus
tersebut !

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 10


Modul Manajemen SDM

D. DAFTAR PUSTAKA
Buku

Panggabean, Mutiara S., Dr. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia.


Bogor: Ghalia Indonesia
Kasim, Umar, 2004, Hubungan Kerja dan Pemutusan Hubungan Kerja,
Informasi Hukum Vol. 2 Tahun VI
Manulang, S. H. 1988. Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia.
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Jusmaliani, 2011, Pengelolaan Sumber Daya Insani. Jakarta: Bumi Aksara.
Cet. 1
Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:
Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Ed. 3. Cet.1

Peraturan Perundang – undangan:


Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279)
Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004. Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4356)

S1 Teknik Industri Universitas Pamulang 11

Anda mungkin juga menyukai