DESKRIPSI PRODUK
Gambar di atas merupakan produk yang akan dibuat yaitu siku penyangga. Siku
penyangga ini merupakan sebuah produk yang dapat digunakan di mana pun dengan tujuan
untuk memperkuat atau menyangga sesuatu.
Siku penyangga ini terbuat dari bahan paduan Alumunium dengan tebal sebesar 2.5 mm.
Pertimbangan dasar digunakannya bahan paduan Alumunium agar mudah dilakukan proses
pemotongan dan pembengkokkan serta agar harganya ekonomis dan tahan karat. Sedangkan
digunakannya press tool pada rancangan ini ditujukan agar produk siku penyangga dapat
diproduksi secara massal. Produk ini juga diberi rusuk penguat di bagian tengah agar
konstruksinya menadi semakin kuat.
1
1.1 Gambar Bentangan dan Dimensi Produk
2
1.2 Layout Bahan untuk Pembuatan Satu Produk
3
BAB II
PROSES PEMBUATAN PRODUK
6
5
4
3
2
1
Layout 1 2 3 4 5 6
Proses Piercing Piercing Embossing Blanking Bending Parting
4
2.2 Penjelasan Setiap Layout
Perhitungan clearance per side
Karena bahan produk adalah alumunium, maka clearance yang digunakan agar terjadi
proses pemotongan adalah sebagai berikut :
c = 2% * t
= 2% * 2.5
= 0.05 mm
A. Layout-1
Pada proses pertama dilakukan piercing lubang Ø10 mm karena nantinya lubang ini akan
dijadikan acuan untuk produk berikutnya.
Gaya Pemotongan
Ap = Kel * t
Fp = (0.8*σu ) (Ap) dimana
= (π*d) t
= (0.8*200) (78.5)
= (3.14*10) 2.5
= 12560 N.
= 78.5 mm2.
Karena terdapat dua buah lubang, maka :
Fp = 2*12560
= 25120 N.
5
- Lebar Dies (B) = s + Ø produk
= 70 + 10
= 80 mm.
Dimensi Dies
Dimensi Punch
6
Layout Pemotongan-1
7
B. Layout-2
Pada proses kedua dilakukan piercing lubang Ø6
Gaya Pemotongan
Ap = Kel * t
Fp = (0.8*σu ) (Ap) dimana
= (π*d) t
= (0.8*200) (47.1)
= (3.14*6) 2.5
= 7536 N.
= 47.1 mm2.
Karena terdapat dua buah lubang, maka :
Fp = 4*7536 N.
= 30144 N.
8
Ukuran Dies
Ukuran Punch
9
Layout Pemotongan-2
10
C. Layout -3
Gaya Pemotongan
Karena pengerjaannya forming tool dengan proses embossing maka tidak terjadi
pemotongan. Sehingga besar gaya pemotongan diperkirakan sebesar 10000 N.
Ukuran Dies
Ukuran Punch
11
Layout Pemotongan -3
12
D. Layout-4
Pada proses ketiga dilakukan blanking
Gaya Pemotongan
o Ap = Kel * t
= (2(185.27+ 185.27)+ 22.456+30) *2.5
= 1990.09 mm2.
Fp = (0.8*σu ) (Ap)
= (0.8*200) (1990.09)
= 318414.4 N.
Ukuran Dies
Ukuran Punch
13
Layout Pemotongan-4
14
E. Layout-5
Pada proses keempat dilakukan bending dengan wipping die sehingga :
Momen Bending
M = n (σu) ( b*t4 / 4 ) dimana :
= 1.6 (200) (50*2.54 / 4) o n adalah koefisien koreksi
= 156250 Nmm. hardening material
o b adalah lebar material yang akan
Gaya Pemotongan di bending
Fb = (M/l) (1+ Sin Φ )
= (156250/13) (1+0)
= 12019.23 N. dimana :
o l = Rd + Rp + t
= 4 + 6.5 + 2.5
= 13mm.
o Φ = 900 – α
=0
Ukuran Dies
Ukuran Punch
15
Layout Pemotongan-5
16
F. Layout-6
Pada proses kelima dilakukan parting sebagai proses terakhir.
Gaya Pemotongan (dibuat seolah-olah proses blanking)
o Ap = Kel * t
= (12.478 + 30 + 12.478) *2.5
= 137.39 mm2.
Fp = (0.8*σu ) (Ap)
= (0.8*200) (137.39)
= 21982.4 N.
Ukuran Dies
Ukuran Punch
17
Layout Pemotongan-5
18
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan perhitungan, maka gaya yang harus mampu di tahan oleh press tool
ini adalah :
Ftotal = Fpiercing1 + Fpiercing2 + Fembossing + Fblanking + Fbending + Fparting
= 25120 + 30144 + 10000 + 318414.4 + 12019.23 + 21982.4
= 383137 N.
19
Daftar Pustaka
Boljanovic,Vukota. 2004. Sheet Metal Forming Process and Die Design. New York : Madison
Avenue.
20