Anda di halaman 1dari 17

KARAKTERISASI PENGARUH KOMPAKSI DAN

SINTERING PROSES POWDER METALLURGY


SERBUK BESI DENGAN BINDER AIR

Compacting and Sintering Effects


Characterization of Powder Metallurgy
Process of Iron Powder and Water Binder

Proposal Tugas Akhir Mahasiswa Diploma IV


Program Studi Proses Manufaktur

Jurusan Teknik Mesin

Diajukan Oleh:
Hana Safira
NIM: 151244017

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


2019

i
KARAKTERISASI PENGARUH KOMPAKSI DAN
SINTERING PROSES POWDER METALLURGY
SERBUK BESI DENGAN BINDER AIR

Compacting and Sintering Effects


Characterization of Powder Metallurgy
Process of Iron Powder and Water Binder

Diajukan Oleh:

Hana Safira NIM: 151244017

Telah disetujui oleh:

Calon Pembimbing I

Drs. Slamet Sutjipto, M.T


NIP: 195805011987031001 Tanggal:

Calon Pembimbing II (Jika ada)

Nama Calon Pembimbing II


NIP: Tanggal:

ii
ABSTRAK

Saat ini tengah dikembangkan metoda pembuatan komponen-komponen


manufaktur menggunakan proses meralurgi serbuk. Hal ini dikarenakan, dalam
produksi massal penggunaan metoda ini menjadi sangat ekonomis karena mampu
menghasilkan komponen-komponen dengan bentuk mendekati hasil bersih atau
bentuk hasil bersih sehingga tidak menghasilkan limbah. Oleh karena itu, sebagai
salah satu lembaga litbang di bawah Kementrian Perindustrian Republik Indonesia
dan dengan pertimbangan belum banyaknya industri di Indonesia yang
menggunakan proses metalurgi serbuk dalam produksinya, maka Balai Besar
Logam dan Mesin melakukan penelitian untuk pengembangan proses metalurgi
serbuk di Indonesia. Cetakan yang akan digunakan merupakan cetakan hasil karya
mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung sebelumnya. Produk
yang dihasilkan adalah roda gigi dengan z=18 dan m=2. Material serbuk yang
digunakan merupakan serbuk besi (Fe) yang akan dicampurkan air sebagai binder.
Adapun parameter yang akan diatur adalah besarnya gaya kompaksi dan suhu saat
melakukan sintering. Kompaksi yang akan dilakukan termasuk dalam penekanan
dingin (cold compaction). Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini dapat
dilihat pengaruh kompaksi dan sintering terhadap karakteristik produk yang
dihasilkan mulai dari ketercapaian geometri, kekerasan, porositas, dan penyusutan
(shrinkage) produk.

Kata kunci: metalurgi serbuk, kompaksi, sintering

iii
1

1 LATAR BELAKANG MASALAH

Balai Besar Logam dan Mesin merupakan lembaga litbang terkemuka di


bidang desain proses dan produk engineering. Sesuai dengan Peraturan Menteri
Perindustrian Nomor 44/MIND/PER/6/2006 tanggal 29 juni 2006, Balai Besar
Logam dan Mesin mempunyai tugas pokok untuk melaksanakan pengembangan
industri logam dan pemesinan, penelitian terapan serta layanan pengujian, jasa
keteknikan dan peningkatan SDM, sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan
oleh Kepala Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI).
Demi memenuhi tugas pokok tersebut, Balai Besar Logam dan Mesin melakukan
penelitian terapan mengenai metalurgi serbuk.

Metalurgi serbuk merupakan proses pengerjaan part dengan cara menekan


serbuk logam atau dikenal dengan istilah kompaksi. Selanjutnya serbuk logam yang
sudah dikompaksi tersebut akan dilakukan proses penyinteran dalam suhu tinggi
sehingga terjadi ikatan dan produk pun menjadi rigid. Ada sejumlah keuntungan
menggunakan proses ini: komponen-komponen struktural dengan bentuk hasil
bersih yang cukup kompleks dapat dibuat secara ekonomis; bahan-bahan dengan
sifat yang khas, seperti porositas terkontrol, dapat dibuat; komponen-komponen
dapat benar-benar komposit... (John A. Schey, 2009:337).

Penelitian mengenai proses metalurgi serbuk ini sudah pernah dilakukan


oleh beberapa mahasiswa Politeknik Negeri Bandung sebelumnya. Diantaranya
adalah Aprianto Parulian Sagala yang membuat desain cetakan roda gigi satu
tingkat, desain yang dirancang berhasil dengan pengujian. Namun desain kedua
yaitu pembuatan desain cetakan roda gigi dua tingkat proses pengeluaran produk
tidak sempurna. Selanjutnya Gary Varian Dwihusada melakukan perbaikan desain
cetakan roda gigi dua tingkat milik Aprianto Parulian Sagala, namun percobaan
hanya dilakukan sampai tahapan kompaksi tidak sampai sintering. Selain itu,
rancang bangun cetakan roda gigi lurus berbasis metalurgi serbuk tanpa lubang
poros pun pernah dilakukan oleh Muhammad Iqbal Zulkarnain dan Riki Ropandi.
Produk yang dihasilkan dikompaksi dengan gaya sekitar 10 ton dan di sintering
hingga suhu 800oC kemudian diberikan waktu penahanan (holding time) selama 30
2

menit. Namun tidak dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai karakteristik produk
yang dihasilkan.

Dengan melihat banyaknya keuntungan dari proses Powder Metallurgy


(P/M) ini dan dengan pertimbangan masih belum adanya penelitian yang
dilakukan untuk melihat karakteristik produk yang dihasilkan, mala penelitian ini
penting untuk dilakukan demi pengembangan industri logam dan pemesinan di
Indonesia. Diharapkan dengan selesainya penelitian ini, Balai Besar Logam dan
Mesin mempunyai karakteristik produk hasil proses Powder Metallurgy (P/M)
yang menjadi data acuan dalam pengembangan dan penyebarluasan proses
metalurgi serbuk di Indonesia.

2 TUJUAN TUGAS AKHIR

Tujuan dari dilakukannya penelitian Tugas Akhir adalah :

1. Untuk melihat karakteristik produk yang dihasilkan mulai dari


ketercapaian geometri, kekerasan, porositas, dan penyusutan
(shrinkage) produk.

2. Mengetahui pengaruh kompaksi terhadap kekerasan dan porositas.

3. Mengetahui pengaruh suhu sintering terhadap kekerasan dan porositas.

3 RUANG LINGKUP DAN BATASAN MASALAH

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan di dalam Tugas Akhir ini,
beberapa ruang lingkup berikut akan dilakukan/dibahas, antara lain:

1. Melakukan survey lapangan untuk mencari data terkait.

2. Melakukan studi literatur data terkait.

3. Melakukan proses pencampuran material.

4. Melakukan proses kompaksi metalurgi serbuk.

5. Melakukan proses penyinteran.

6. Melakukan pengujian kekerasan.

7. Melakukan pengujian porositas.


3

8. Melakukan pengukuran geometri

9. Menghitung penyusutan (shrinkage) yang terjadi setelah sintering.

10. Melakukan analisa dan karakterisasi produk.

Beberapa ruang lingkup di atas dibatasi agar pembahasan bias lebih fokus
pada permasalahan yang akan diselesaikan. Berikut adalah batasan masalah tersebut
yaitu:

1. Serbuk yang dipakai adalah serbuk besi (Fe) yang dicampur air sebagai
binder.

2. Perbandingan serbuk besi dan air dibuat konstan, dengan fasa


menyerupai pasta.

3. Variasi gaya kompaksi sebesar 6, 9, 12, 15 dan 18 ton.

4. Variasi suhu penyinteran sebesar 800, 900, 1000, 1100 dan 1200oC.

5. Pengujian kekerasan dalam vickers.

6. Pengujian porositas menggunakan metalografi.

7. Pengukuran ketercapaian geometri menggunakan profile projector.

8. Penghitungan penyusutan (shrinkage) dilakukan secara teoritis.

4 TINJAUAN PUSTAKA LANDASAN TEORI

Tinjauan pustaka menggambarkan beberapa Tugas Akhir, jurnal atau


penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Dan
permasalahan yang akan diteliti belum terjawab atau terpecahkan. Sedangkan
landasan teori adalah acuan untuk memecahkan masalah yang belum terjawab
tersebut.

4.1 Tinjauan Pustaka

4.1.1 Metalurgi Serbuk

Metalurgi serbuk adalah metoda yang terus dikembangkan dari proses


manufaktur yang dapat mencapai bentuk komponen akhir dengan mencampurkan
4

serbuk secara bersamaan dan dikompaksi dalam cetakan, dan selanjutnya disinter di
dalam furnace (tungku pemanas) (1).

Terdapat beberapa langkah-langkah yang harus dilalui dalam metalurgi


serbuk, diantaranya:

1. Preparasi material

Merupakan proses pemisahan serbuk menjadi beberapa bagian berdasarkan


ukuran partikel. Partikel-partikel yang terlalu besar dibuang dan jika perlu
dilakukan screening pengayakan untuk mendapat fraksi ukuran lot produksi yang
seragam. Partikel-partikel halus dapat dipisahkan dengan menggunakan screening
bubur. Pengendapan dari keadaan larutan cair (elutriasi) atau pemisahan serbuk
kering dalam arus udara dalam siklon juga berguna untuk memisahkan serbuk-
serbuk halus. Partikel-partikel superhalus dapat disingkirkan dengan pemisahan
elektrostatis.

2. Pencampuran

Merupakan proses pencampuran berbagai serbuk secara merata. Tujuan dari


dilakukannya pencampuran ini adalah untuk mendapatkan keseragaman distribusi
ukuran serbuk sehingga respon terhadap kompaksi yang diberikan merata, denstitas
benda dapat terukur. Terdapat 2 jenis pencampuran, yaitu :

a. Pencampuran basah (wet mixing), yaitu proses pencampuaran dimana


serbuk matrik dan filler dicampur terlebih dahulu dengan pelarut polar.
Metode ini dipakai apabila material (matrik dan filler) yang digunakan
mudah mengalami oksidasi. Tujuan pemberian pelarut polar adalah
untuk mempermudah proses pencampuaran material yang digunakan
dan untuk melapisi permukaan material supaya tidak berhubungan
dengan udara luar sehingga mencegah terjadinya oksidasi pada material
yang digunakan.

b. Pencampuran kering (dry mixing), yaitu proses pencampuran yang


dilakukan tanpa menggunakan pelarut untuk membantu melarutkan dan
dilakukan di udara luar. Metode ini dipakai apabila material yang
digunakan tidak mudah mengalami oksidasi.
5

Faktor penentu kehomogenan distribusi partikel adalah kecepatan


pencampuran, lamannya waktu pencampuran, ukuran partikel, jenis material,
temperatur dan media pencampuran. Semakin besar kecepatan pencampuran,
semakin lama waktu pencampuran, dan semakin kecil ukuran partikel yang
dicampur, maka distribusi partikel semakin homogen. Kehomogenan campuran
sangat berpengaruh pada proses penekanan (kompaksi), karena gaya tekan yang
diberikan pada saat kompaksi akan terdistribusi secara merata sehingga kualitas
ikatan antar partikel semakin baik.

3. Penekanan (kompaksi)

Kompaksi merupakan proses pemadatan serbuk menjadi sampel dengan


bentuk tertentu sesuai dengan cetakannya. Ada 2 macam metode kompaksi, yaitu:

a. Cold compressing, yaitu penekanan dengan temperatur kamar. Metode


ini dipakai apabila bahan yang digunakan mudah teroksidasi, seperti Al.

b. Hot compressing, yaitu penekanan dengan temperatur di atas


temperatur kamar. Metode ini dipakai apabila material yang digunakan
tidak mudah teroksidasi.

Pada proses kompaksi, gaya gesek yang terjadi antar partikel yang
digunakan dan antar partikel komposit dengan dinding cetakan akan mengakibatkan
kerapatan pada daerah tepi dan bagian tengah tidak merata. Untuk menghindari
terjadinya perbedaan kerapatan, maka pada saat kompaksi digunakan lubricant atau
pelumas yang bertujuan untuk mengurangi gesekan antara partikel dan dinding
cetakan.

4. Pemanasan (sintering)

Sintering merupakan pemanasan pada temperatur di bawah titik leleh


material komposit bertujuan untuk meningkatkan ikatan antar partikel setelah
kompaksi dilakukan. Parameter yang mempengaruhi hasil sintering adalah
temperatur, waktu, kecepatan pendinginan, kecepatan pemanasan, atmosfer
sintering dan jenis material yang digunakan. Temperatur sintering umumnya diatas
0,5 temperatur cair atau lebih khusus pada 0,7-0,9 dari termperatur cair serbuk
utama.
6

Gambar 4.1 Ilustrasi Proses Sintering

Sumber : https://www.researchgate.net/figure/Sintering-
stages-from-powder-to-
densification_fig3_287805659

4.1.2 Besi

Besi merupakan logam dengan lambang unsur kimia Fe (berasal dari


bahasa latin : ferrum) dan nomor atom 26 yang merupakan logam dalam deret
transisi pertama. Material utama yang akan digunakan pada penelitian ini adalah
serbuk besi dengan ukuran butiran serbuk 100 mesh. Berikut merupakan propertis
fisik dan kimia dari serbuk besi:

Densitas pada 20oC : 7,87 g/cm3

Densitas pada lebur : 6,98 g/cm3

Titik lebur : 1536 oC

Titik didih : 3000 oC

Specific heat pada 20oC : 0,11 cal/g/ oC

Heat of fusion : 65,5 cal/g

Modulus elastisitas : 28,5 x103 Mpa

Kekerasan Vikers : 608 Mpa

Kekerasan Brinell : 490 Mpa

4.1.3 Roda Gigi

Roda gigi merupakan elemen mesin yang biasanya terbuat dari logam,
berbentuk bulat dan pipih dengan pinggiran yang bergerigi. Secara umum, fungsi
7

dari roda gigi adalah untuk meneruskan gaya dari poros penggerak ke poros yang
digerakkan, untuk mengubah putaran tinggi ke putaran rendah atau sebaliknya, dan
dapat juga digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat lain
seperti yang digunakan pada pompa roda gigi.

4.2 Landasan Teori

4.2.1 Penyusutan (Shrinkage)

Saat green product disintering, ukurannya akan menyusut. Hal ini


dikarenakan binder yang ada pada green product akan menguap dan terjadi ikatan-
ikatan dalam serbuk utama. Untuk melakukan pengujian dan menentukan nilai
eksak penyusutan dapat dicari dengan asumsi bahwa penyusutan terjadi merata
dalam segala arah dan tidak terjadi perubahan masa (2).

Massa = Konstan = (ρbasah)(Vbasah) = (ρsinter)(Vsinter)


Vsinter ρsinter
Penyusutan Volume = Vbasah = ρbasah

1⁄
ρbasah 3
Penyusutan Linier = (ρsinter)

4.2.2 Profile Projector

Profile Projector merupakan alat pengukuran optikal yang dapat mengukur


berbagai macam dimensi benda seperti diameter, tebal, panjang, lebar dll. Prinsip
kerja dari alat ini adalah dengan memperbesar profil benda kerja ke dalam sebuah
layar menggunakan tipe pencahayaan diasopic illumination. Dimensi dapat
langsung diukur dari layar atau dibandingkan dengan referensi standar pembesaran.

4.2.3 Pengujian Kekerasan Vickers

Pengujian kekerasan dengan metode Vickers bertujuan menentukan


kekerasan suatu material dalam yaitu daya tahan material terhadap indentor intan
yang cukup kecil dan mempunyai bentuk geometri seperti pyramid. Angka
kekerasan Vickers (HV) didefinisikan sebagai hasil bagi (koefisien) dari beban uji
(F) dengan luas permukaan bekas luka tekan (injakan) dari indentor (diagonalnya)
(A) yang dikalikan dengan sin (136°/2). (3)
8

Gambar 4.2 Jejak yang dihasilkan oleh penekanan indentor pada benda uji

Sumber : https://pusat-lingkaran.blogspot.com
/2017/06/pengujian-kekerasan-material-
dengan.html
Rumus untuk menentukan besarnya nilai kekerasan vikers adalah:
F 136°
HV = A × Sin 2

136°
F.Sin 2
HV = d2
2

F
HV = 1,854
d2

4.2.4 Pengujian Metalografi

Pengujian metalografi merupakan pengujian untuk melihat struktur dan


mengenali fasa-fasa dalam skala mikro dan makro dari suatu material. Tahapan
pengujian metalografi ini adalah:

1. Cutting, yaitu pemotongan benda uji untuk mendapat penampang yang


akan diamati.

2. Mounting, yaitu pembingkaian penampang benda uji yang berukuran


kecil agar mudah diamati.

3. Grinding, yaitu proses meratakan benda uji menggunakan kertas amplas.

4. Polishing, yaitu menghaluskan serta menghilangkan goresan-goresan


yang terjadi saat proses grinding.
9

5. Etching, yaitu mereaksikan benda uji dengan bahan etsa (menggunakan


nital 2%) sehingga dapat memunculkan gambar struktur mikro dengan
jelas.

6. Viewing, yaitu melakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop


optik dan mikroskop elektron.

5 METODE PENYELESAIAN MASALAH

Untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini, dibuatlah metode penyelesaian


masalah agar sistematis dan terencana. Mulai dari tahap merencana, pembuatan
produk, pengujian, dan pengolahan data. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada
gambar 5.1.

5.1 Tahap Merencana

Tahap merencana merupakan tahapan awal dalam kegiatan Tugas Akhir ini
dimana memuat beberapa jenis kegiatan di dalamnya. Diantaranya melakukan
survey lapangan dan penentuan judul Tugas Akhir, selanjutnya dilakukan studi
literatur baik melalui buku maupun internet untuk mempelajari lebih dalam
mengenai Tugas Akhir yang akan dilaksanakan. Selanjutnya, dilakukan tahap
perencanaan penyelesaian masalah Tugas Akhir dan penjadwalan dalam bentuk
timeline untuk pelaksanaan Tugas Akhir ini, yang dapat dilihat pada bagian 6.
Kegiatan terakhir dari tahapan ini merupakan pengadaan material serbuk besi yang
akan digunakan dalam pembuatan produk.

5.2 Tahap Pembuatan Produk

Pada tahapan ini, akan dibuat produk berbentuk roda gigi lurus tanpa lubang
poros. Cetakan yang digunakan merupakan hasil karya mahasiswa Jurusan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Bandung sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan pada
tahapan ini diantaranya adalah pencampuran material serbuk utama (80%) dengan
binder air (20%), selanjutnya material akan dikompaksi pada 5 variasi gaya
penekanan hingga menghasilkan 25 green product (1 variasi penekanan dibuat 5
benda) yang kemudian setiap green product akan ditimbang beratnya. Lalu green
product tersebut akan melalui proses sintering yang divariasikan menjadi 5
10

perbedaan temperatur sintering (1 variasi penekanan disinter dalam 5 suhu yang


berbeda) hingga menghasilkan produk yang kemudian setiap produk ini akan
ditimbang beratnya sehingga dapat diketahui penyusutan yang terjadi.

5.3 Tahap Pengujian

Pada tahapan ini setiap produk akan diuji mulai dari geometri, kekerasan dan
porositasnya. Pengujian geometri dilakukan untuk melihat ketercapaian geometri
dari produk yang dihasilkan menggunakan profile projector. Pengujian kekerasan
dilakukan dengan pengujian kekerasan vickers untuk melihat kekerasan setiap
produk yang dihasilkan. Terakhir merupakan pengujian porositas menggunakan
metoda metalografi. Setiap produk akan diuji dalam keadaan yang sama dan
menggunakan peralatan atau mesin yang sama pula.

5.4 Tahap Pengolahan Data

Pada tahapan ini, setiap data yang telah didapat mulai dari nilai penyusutan,
dan pengujian akan dianalisis sehingga dapat diketahui bagaimana pengaruh
kompaksi dan sintering terhadap produk yang dihasilkan. Sehingga dapat diketahui
karakterisasi produk akibat pengaruh kompaksi dan sintering menggunakan metoda
metalurgi serbuk.
11

Gambar 5.1 Metodologi Penyelesaian Masalah


12

6 JADWAL TUGAS AKHIR

Jadwal Tugas Akhir ini dilaksanakan dalam waktu 5 bulan. Terhitung sejak
Februari 2019 hingga Juni 2019. Untuk leih jelasnya, jadwal pelaksanaan Tugas
Akhir dapat dilihat pada tabel 6.1.

Tabel 6.1 Jadwal Tugas Akhir

Februari Maret April Mei Juni


No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Tahap Merencana
Survey Lapangan
Studi Literatur
Perencanaan dan
Penjadwalan TA
Pengadaan Material
2 Tahap Pembuatan
Produk
Pencampuran
Kompaksi dan
Penimbangan GP
Sintering dan
Penimbangan P
Perhitungan Shrinkage
3 Tahap Pengujian
Uji Geometri
Uji Kekerasan
Uji Porositas
4 Tahap Pengolahan
Data
Analisa dan
Karakterisasi
5 Tahap Penulisan
Tugas Akhir

7 RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

Untuk melaksanakan kegiatan Tugas Akhir ini, diperlukan biaya untuk


menunjang terselesaikannya Tugas Akhir ini. Pada tabel 7.1 akan dijelaskan rincian
anggaran biaya yang dibutuhkan.
13

Tabel 7.1 Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Harga Satuan Total


No. Material Jumlah Satuan
(Rp) (Rp)
1 Serbuk besi 1 kg 300.000 300.000
2 Pembuatan Proposal 2 buah 10.000 20.000
3 Laporan Kemajuan 2 buah 25.000 50.000
4 Laporan Akhir 3 buah 50.000 150.000
5 Tinta 1 paket 180.000 180.000
6 Kertas A4 3 rim 42.000 126.000
7 Fotokopi 1000 lembar 150 150.000
8 Pulsa Internet 3 bulan 60.000 180.000
9 Buku Referensi 2 buah 15.000 300.00
10 Transportasi 17 minggu 50.000 850.000
Total 2.036.000

Maka, total biaya yang diperlukan untuk melaksanakan Tugas Akhir ini
adalah Rp. 2.036.000,-
14

DAFTAR PUSTAKA

1. Metalurgi Serbuk. Nayiroh, Nurun. Malang : s.n., 2013.


2. Schey, John A. Proses Manufaktur: Introduction to Manufacturing Process.
Yogyakarta : Andi, 2009.
3. Dieter, George E. Metalurgi Mekanik. Jakarta : Erlangga, 1996.
4. Segala, Aprianto Parulian. Rancang Bangun Cetakan untuk Pembuat Roda
Gigi Lurus Bertingkat dengan Metoda Powder Metallurgy. Bandung : s.n., 2013.
5. Dwihusada, Gary Varian. Perancangan Alat Pencetak Roda Gigi Lurus
Bertingkat dengan Metode Powder Metallurgy. Bandung : s.n., 2016.
6. Muhammad Iqbal Zulkarnain, Riki Ropandi. Rancang Bangun Cetakan Roda
Gigi Lurus Berbasis Metalurgi Serbuk Tanpa Lubang Poros. Bandung : s.n.,
2010.
7. [Online] 17 Februari 2009. [Dikutip: 8 Maret 2019.]
https://nanangov.wordpress.com/2009/02/17/profile-projector-optical-
comparatorshadowgraph/.
8. Ndidista. [Online] 23 Juli 2013. [Dikutip: 8 Maret 2019.]
https://ndidista.wordpress.com/2013/07/23/pengujian-metalografi/.

Anda mungkin juga menyukai