Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/331346216

ANALISIS KARAKTERISTIK HASIL PROSES PENGECORAN BESI COR KELABU


DENGAN VARIASI DESIGN MODEL INTI COR

Article  in  Jurnal Teknologi · February 2019

CITATIONS READS

0 1,424

4 authors, including:

Frederick Candra Junaidi ...


Universitas Kristen Duta Wacana Universitas Harapan Medan ,Indonesia
2 PUBLICATIONS   7 CITATIONS    164 PUBLICATIONS   482 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

IMPLEMENTASI PAHAT POTONG CARBIDE TERHADAP MATERIAL S45C PADA MESIN BUBUT UNIVERSAL View project

Analisa Pahat View project

All content following this page was uploaded by Junaidi ... on 26 February 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANALISIS KARAKTERISTIK HASIL PROSES PENGECORAN BESI COR
KELABU DENGAN VARIASI DESIGN MODEL INTI COR

Sandy F.Candra1 , Metro M Manullang2 , Risky Hamdani3

Program Study Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Harapan Medan

Sandi.f.chanray@gmail , metromartogi@gmail.com , riskyleomantap1@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini adalah penelitian yang menganilasi proses pengecoran besi cor kelabu .Dari karakteristik yang
didapat data tabel yang terlampir. Berdasarkan hasil penelitian bahwa mikrostruktur spesimen pada penelitian
ini adalah hasil casting grey cast iron yang memiliki metrik perlit yang kuat dan kokoh. Serpihan grafit pada
spesimen I (Bentonit 3%) lebih keras dibandingkan dengan spesimen II (Bentonit 5%). Ferit dalam spesimen I
lebih dari ferit dalam spesimen II. Spesimen I memiliki struktur perlit yang agak kasar, sedangkan spesimen II
memiliki perlit yang halus. Kekerasan besi tuang abu-abu yang dimiliki oleh spesimen II 66,5 HRA lebih tinggi
dibandingkan dengan kekerasan besi tuang abu-abu yang dimiliki oleh spesimen I yaitu 55,8 HRA. Kekuatan
tarik pada spesimen II adalah 278,68 N / mm2 lebih tinggi dibandingkan dengan kekuatan tarik spesimen I yaitu
222,92 N / mm2.

Kata kunci: Karakteristik ,Cetakan pasir hijau, bentonit, besi cor kelabu, fisik dan mekanis

1.PENDAHULUAN

Pengecoran logam dapat diartikan proses dari logam yang dicairkan, dituangkan ke dalam cetakan,
kemudian dibiarkan mendingin dan membeku. Oleh karena itu sejarah pengecoran dimulai ketika
orang mengetahui begaimana mencairkan logam dan bagaimana membuat cetakan. Logam pertama
yang dicor adalah emas dan perak. Hal itu dikarenakan emas dan perak terdapat di alam dalam
keadaan murni. Setelah itu manusia menemukan tembaga yang sangat cocok untuk berbagasi
kebutuhan [1][2][3].
Pengecoran merupakan salah satu penopang kemajuan industri dunia. Semakin berkurangnya sumber daya
alam yang menjadi bahan baku pengecoran, maka efisiensi perlu dipertimbangkan. Proses pengecoran yang
bagus, efisien dan ekonomis akan mengurangi adanya pemborosan produksi. Sumber daya manusia yang
berkemampuan tinggi juga ikut berperan serta dalam menghasilkan produk-produk yang mampu bersaing
dengan produk-produk luar negeri[4][5][6]. Pengecoran/Casting adalah salah satu teknik pembuatan produk
dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian di tuangkan kedalam rongga cetakan yang serupa
dengan bentuk asli dari produk cor yang akan dibuat.
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran [7][8][6]:
1. Adanya aliran logam cair kedalam rongga cetak
2. Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan
3. Pengaruh material cetakan
4. Pembekuan logam dari kondisi cai
Kualitas suatu produk pengecoran sangat dipengaruhi oleh metode pengecoran yang dilakukan. Salah satu
metode pengecoran yang paling sering digunakan adalah pengecoran dengan cetakan pasir basah atau green
sand molds. Pada pengecoran dengan cetakan pasir bas ah ini banyak parameter yang berpengaruh terhadap sifat
mekanik dan kualitas hasil pengecoran, antara lain adalah komposisi bahan pengikat (bentonit) pada cetakan
pasir basah akan mempengaruhi kualitas produk pengecoran yang dihasilkan [9][10][11].
Pada proses pembuatan produk cor dengan menggunakan cetakan pasir basah masih sering terjadi cacat -
cacat yang tidak diinginkan pada hasil pengecoran, seperti cacat permukaan, penetrasi logam cair kedalam
cetakan, rontokan cetakan, inklusi retak, gelembung gas dan rong ga penyusutan/ porositas [12][13][14].
Cacat pada produk cor membawa dampak kualitas yang dihasilkan dari pengecoran tersebut, di antaranya
berkurangnya daya tahan dan umur produk cor. Timbulnya cacat -cacat tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal

1
antara lain kemampuan alir gas (permeabilitas) dan kekuatan cetakan yang kurang baik, hal itu bisa disebabkan
karena campuran bahan pengikat pada pasir cetak basah yang kurang ataupun kadarnya yang berlebihan.
Campuran bentonit memiliki pengaruh terhadap daya ikat antara pasir, ikatan-ikatan pasir tersebut akan
mempengaruhi berbagai sifat-sifat dari pasir cetak[15][16][17]. Penambahan bentonit pada kadar air akan
menguatkan ikatan cetakan dalam pasir cetak tersebut, sehingga meningkatkan kekuatan tekan pasir baik
kekuatan tekan basah maupun kering, namun akan disertai juga dengan penurunan permeabilitas cetakan.
Sebaliknya, penambahan bentonit yang kurang dari kadarnya, tidak akan memberikan kekuatan ikatan yang baik
dalam pasir cetak tersebut. Dengan demikian variasi campuran bentonit pada pasir cetak basah akan
mempengaruhi kualitas hasil pengecoran. Dengan campuran bentonit yang berbeda pada pasir cetak basah akan
berbeda juga kualitas produk cor yang dihasilkan[18][19][20]. Dalam penelitian ini digunakan material besi cor
kelabu dengan variasi campuran bentonit yang digunakan 3% dan 5%. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kualitas produk cor yang dihasilkan. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh variasi campuran
bentonit terhadap kualitas hasil pengecoran dan berapa presentase campuran bentonit yang paling ideal perlu
dilakukan beberapa pengujian, diantaranya uji kekuatan tarik, uji kekerasan, dan pengamatan struktur mikro
pada besi cor kelabu[21][22][7].

2. METODOLOGI
Proses penelitian ini sebagaimana ditunjukkan pada diagram alir berikut :

Gambar 1. Diagram alir penelitian

2
Untuk menentukan terbentuknya cacat produk maka dilakukan pengujian :
1. Prosentase penyusutan produk sebagai akibat dari ketahanan termal pasir silika dan pengikat/tar.
2. Densitas core pasir silika daur ulang dibanding dengan pasir silika sintetik.

Analisis yang dilakukan adalah dengan membandingkan produk cor dengan menggunakan pasir silika sintetik
dan pasir silika daur ulang dengan penguat senyawa resin alami. Dari sinilah akan diketahui tingkat kelayakan
sebagai solusi alternatif pemakaian pasir silika daur ulang inti cor.

Prosentase penyusutan dapat dihitung dengan pendekatan empiris berikut [23][24] :

% 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 = Do−D1 Do x 100% ...................(1)


Keterangan :
Penyusutan = %
Do = Dimensi produk nyata ( mm )
D1 = Dimensi produk hasil ( mm )

Sedangkan kuat tekan produk dapat ditentu kan sebagai berikut :

𝜏 = 𝑃 𝐴 .........................................(2)
Keterangan :
τ = Tegangan tekan ( N/cm2)
P = Beban maksimum ( Newton)
A = Luas penampang bidang tekan ( cm2 )
Pengujian densitas untuk mengetahui kerapatan massa produk sebagai berikut :
𝜌 = 𝑀𝑉 … … … … … … … … … … … … … … . . (3)
ρ = Rapat massa ( kg/cm3)
M = Massa bahan ( kg )
V =Volume produk (cm3)

Untuk pengujian cacat produk pada permukan produk cor dilakukan secara visual dengan
membandingkan produk cor yang menggunakan core pasir silika pabrikan per 100 pcs produkcor.
Prosen kekasaran permukaan dengan membandingkan luasan permukaan kasar dengan luasan
produk nyata sebagai berikut :

kekasaran permuka = 1 − 𝑙𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑙𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛


𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.Hasil Pengujian Struktur Mikro (Metalografi)

Stuktur mikro hasil pengujian metalografi seperti yang ditunjukkan pada gambar dengan perbesaran 200X

3
Perlit

Grafit

Ferit

Gambar 2. Hasil Pengujian Struktur Mikro Besi Cor Kelabu dengan Variasi Bentonit pada
Cetakan Pasir 3% dan Perbesaran 200X

Perlit

Grafit

Grafit

Gambar 3. Hasil Pengujian Struktur Mikro Besi Cor Kelabu dengan Variasi Bentonit pada Cetakan Pasir 5%
dan Perbesaran 200X

4
Dari data hasil pengujian yang tercantum pada gambar 2 dan gambar 3 menunjukkan bahwa:

Serpihan grafit untuk spesimen I (Bentonit 3%) lebih banyak dan kasar dibandingkan dengan serpihan grafit
spesimen II (Bentonit 5%).
Ferit mempunyai sifat lunak, ulet dan terjadi akibat proses pendinginan yang lambat. Pada spesimen I memiliki
ferit yang lebih banyak dibandingkan dengan ferit pada spesimen II. Ferit yang terdapat pada kedua spesimen
mempunyai sebaran yang tidak merata yang di pisahkan oleh perlit.

2. Hasil Pengujian Kekerasan

Pengujian kekerasan ini menggunakan metode Rockwell A (Hardenes Rockwell A) dengan indentor intan
kerucut dan beban 60 kgf. Hasil pengujian kekerasan yang diperoleh dari 3 data uji untuk setiap variabel pasir
cetak, sehingga dalam pengujian ini terdapat 6 titik uji dari 2 variabel pasir cetak yang digunakan. Adapun data
hasil uji kekerasan adalah sebagai berikut:

Tabel 1.Data Hasil Pengujian Kekerasan

VARIASI BENTONIT VARIASI BENTONIT


Titik Pengukuran 3% 5%
I 56,5 HRA 66,5 HRA
II 55,5 HRA 62 HRA
III 55,5 HRA 71 HRA
Rata-rata 55,8 HRA 66,5 HRA

9%
8%
7%
6%
5%
4%
3% VARIASI BENTONIT
2% VARIASI BENTONIT
1%
0%

Gambar.4.Karakteristik Hasil Pengujian kekerasan

Berdasarkan tabel 1 dan gambar 4 menunjukkan bahwa nilai kekerasan spesimen dengan bentonit
5% lebih tinggi dibandingkan sepesimen dengan bentonit 3%, karena struktur perlit spesimen dengan
bentonit 5% lebih banyak dibandingkan struktur perlit spesimen dengan bentonit 3%. Di samping itu
grafit pada spesimen dengan bentonit 3% lebih banyak dan memiliki distribusi atau sebaran yang lebih
merata dibandingkan dengan grafit pada spesimen dengan bentonit 5%. Nilai rata -rata kekerasan
spesimen dengan bentonit 3% adalah 55 HRA sedangkan nilai rata-rata kekerasan spesimen dengan
bentonit 5% adalah 66.5 HRA.

5
3.Hasil Pengujian Tarik (Tensile Strength)

Data pengujian tarik yang diperoleh ada 3 data uji untuk setiap variabel pasir cetak, sehingga dalam pengujian
ini terdapat 6 sampel uji dari 2 variabel pasir cetak yang digunakan. Adapun data hasil uji tarik adalah sebagai
berikut:

Tabel 2. Data Hasil Pengujian Tarik


a. Spesimen I (Bentonit 3%)

No Specimen F max ∆L σ ɛ
(N) ( mm ) ( N/mm2 ) (%)
1 I.1 29.500 2,29 240,50 0,18
2 I.2 26.550 1,98 216,45 0,16
3 I.3 25.980 1,92 211,80 0,15
Rata-rata 222,92 0,16

245
240
235
230
225
220
215
210 ɛ(%)
205
200 σ ( N/mm2 )
195
2,29 1,98 1,92 Rata-rata
29.500 26.550 25.980
I.1 I.2 I.3
1 2 3

Gambar.5.Karakteristik Hasil Pengujian tarik untuk a. Spesimen I (Bentonit 3%)

b. Spesimen II (Bentonit 5%)

.
No Specimen F max ∆L σ ɛ
(N) ( mm ) ( N/mm2 ) (%)
1 II.1 35130 2,09 286,40 0,17
2 II.2 34410 3,39 280,53 0,27
3 II.3 33010 3,14 269,12 0,25
Rata-rata 278,68 0,23

6
290

285

280

275

270
ɛ(%)
265 σ ( N/mm2 )
260
2,09 3,39 3,14 Rata-rata
35130 34410 33010
II.1 II.2 II.3
1 2 3

Gambar.6.Karakteristik Hasil Pengujian tarik untuk b. Spesimen II (Bentonit 5%)

Berdasarkan data pada tabel 2 dan gambar 5 dan 6 menunjukan bahwa benda cor spesimen I memiliki tegangan
tarik lebih rendah dibandingkan benda cor spesimen II. Hal ini disebabkan karena spesimen II 7 memiliki
struktur perlit yang lebih tersebar merata dibandingkan spesimen I. Disamping itu pada spesimen II juga
terdapat grafit yang sedikit dan ukuranya pendek. Nilai rata-rata kekuatan tarik spesimen I adalah 222.92
N/mm2 sedangkan nilai rata-rata kekuatan tarik spesimen II adalah 278.68 N/mm2.

4. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Struktur mikro spesimen pada penelitian ini merupakan besi cor kelabu yang mempunyai metrik perlit yang
kuat dan keras. Serpihan grafit pada spesimen I (Bentonit 3%) lebih kasar dibandingkan dengan spesimen II
(Bentonit 5%). Ferit pada spesimen I lebih banyak dibandingkan ferit pada spesimen II. Spesimen I memiliki
struktur perlit yang agak kasar, sedangkan spesimen II memiliki perlit yang halus.

2. Kekerasan besi cor kelabu yang dimiliki oleh spesimen II (Bentonit 5%) sebesar 66.5 HRA lebih tinggi
dibandingkan kekerasan besi cor kelabu yang dimiliki oleh spesimen I (Bentonit 3%) yaitu 55.8 HRA.

3. Kekuatan tarik pada spesimen II (Bentonit 5%) adalah 278.68 N/mm2 lebih tinggi dibandingkan tegangan
tarik spesimen I (Bentonit 3%) yaitu 222.92 N/mm2.

DAFTAR PUSTAKA

[1] PRABA APRILIYANTO, “ANALISIS VARIABEL PROSES PRODUK PENGECORAN LOGAM


MENGGUNAKA N CETAKAN SAND CASTING,” JTM., vol. 2, no. 2, pp. 70–78, 2014.
[2] A. S. S. J. M.Bayu Prakoso1, Doli Tryono Siregar2, “ANALISA BRAKE SHOE MOBIL AVANZA
VELOZ 1,5 TOYOTA AKIBAT SISTEM PENGEREMAN,” Int. J. Logist., vol. 1, no. 3, pp. 1–6, 2018.
[3] H. L. Junaidi1, Eddi koto2, Nismah Panjaitan 3, “ANALYSIS OF MICRO STRUCTURE AND LAS
DISABILITY IN THE PRODUCTION PROCESS OF TRAIN BOGIE FRAMEWORK,”
TEKNOLOGI, vol. 19, no. 2, pp. 1–9, 2019.
[4] S. B. B. H. Y. Estriyanto, “PERBANDINGAN KUALITAS HASIL PENGECORAN PASIR CETAK
BASAH DENGAN CAMPURAN BENTONIT 3% DAN 5% PADA BESI COR KELABU,” Prodi.
Pend. Tek. Mesin, Jur. Pendidik. Tek. dan Kejuruan. FKIP, UNS, pp. 1–8, 2013.
[5] S. Hestukoro, T. Siagian, A. Bakhori, and I. Siregar, “Analysis Characteristics of Silicon Aluminum
Material Based on Fracture Period In Torque Test.”
[6] B. T. S. Junaidi1, Angri Abdirullah2, “ANALISA KARAKTERISTIK SERAT KNAF DENGAN

7
PEMBEBANAN IMPACT UNTUK RANCANGAN DENGAN SPESIFIKASI UKURAN
80/20,70/30.60/40,50/50,40/ 60,” TEKNOLOGI, vol. 1, no. 3, pp. 1–9, 2019.
[7] J. Ahmad Nur Ikshan1, Ismi Juwanisa2, Taufik Sutoyo3, “ANALISIS HASIL PEMERIKSAAN
HEATTREAMENT PADA PENGECORAN BAJA ST 37 DENGAN MEDIA PENDINGIN AIR DAN
OLI SAE 40,” TEKNOLOGI, pp. 1–9, 2018.
[8] Junaidi, “WORKING PROCESS OF TU 3A CNC FRAIS MACHINE USING SOFTWARE
SYSTEM.”
[9] A. Yanie, “ANALYSIS CUTTING TOOL HIGH SPEED STEEL (HSS ) WITH CAST IRON
MATERIAL FROM UNIVERSA L LATHE.”
[10] B. T. S. Junaidi1, Angri Abdirullah2, “CHARACTERISTIC ANALYSIS OF KNAF FIBER WITH
IMPACT LOADING FOR DESIGN WITH SPECIFICATIONS SIZE 80 / 20.70 / 30.60 / 40.50 / 50.40
/ 60,” STASTIKA, vol. 1, no. 1, p. 2019, 2019.
[11] B. T. S. FAHRIZA TRI RIZKI1, ANGGRI ABDIRULLAH2, “ANALISA KEKUATAN
PEMBUBUTAN MATERIAL S45C MENGGUNAKAN PAHAT CARBIDE,” TEKNOLOGI, pp. 1–9,
2018.
[12] T. Siagian, I. Siregar, and H. Lubis, “Characteristics of St.37 Steel Materials with Temperature and
Time on Heat Treatment Test using Furnace,” 2018.
[13] F. A. A. T. MUHAMMAD IQBAL PASARIBU1, GUSTAMA PUTRA ALHADI2 and JUNAIDI4,
“MERANCANG ROBOT PENGANGKAT BARANG MENGGUNAKA N ALIRAN KONDENSOR
TIPE SHEEL DAN TUBE YANG DI OPTIMALKAN ENERGI MATERIAL TWISTLOCK,”
TEKNOLOGI, pp. 1–11, 2018.
[14] J. Taufik Sutoyo1, M.Yunus Azmi2 , Eli Hamonangan.G3, “PENGARUH GAYA POTONG PADA
PROSES PEMBUBUTAN TERHADAP MATERIAL DENGAN PAHAT CARBIDE,” TEKNOLOGI,
pp. 1–13, 2018.
[15] A. S. Ahmar et al., “Lecturers’ understanding on indexing databases of SINTA, DOAJ, Google Scholar,
SCOPUS, and Web of Science: A study of Indonesians,” in Journal of Physics: Conference Series,
2018.
[16] S. Hestukoro, I. Roza, and D. Morfi Nst, “Process Analysis of High Speed Steel Cutting Calculation
(HSS) with S45 C Material on Universal Machine Tool,” Int. J. Innov. Sci. Res. Technol., vol. 3, no. 1,
2018.
[17] D. J. M.RINOZA1, M AGUNG PRATAMA2, “STUDI KASUS AUDIT MAINTENANCE MESIN
PEMINDAH BAHAN MATERIAL HANDLING DIPABRIK TEKSTIL,” TEKNOLOGI, pp. 1–5,
2018.
[18] D. J. M.RINOZA1, M AGUNG PRATAMA2, “STUDI KASUS AUDIT MAINTENANCE MESIN
PEMINDAH BAHAN MATERIAL HANDLING DIPABRIK TEKSTIL,” J. Teknol., pp. 1–4, 2018.
[19] J. Junaidi, S. Hestukoro, A. Yanie, J. Jumadi, and E. Eddy, “IMPLEMENTATION ANALYSIS of
CUTTING TOOL CARBIDE with CAST IRON MATERIAL S45 C on UNIVERSA L LATHE,” in
Journal of Physics: Conference Series, 2017, vol. 930, no. 1.
[20] J. Mhd furqan maulana1 , ichwanul siddiq2, Anan nawawi siregar3, “ANALISA SISTEM KOPLING
PADA MOBIL TOYOTA AVANZA,” TEKNOLOGI, pp. 1–7, 2018.
[21] J. Junaidi, METROLOGI DAN PENGUKURAN, 1st ed. MEDAN: P4M UNHAR, 2018.
[22] indra roza junaidi, weriono, “Process Analysis of High Speed Steel Cutting Calculation (HSS) with S45
C Material On Universal Machine Tool,” IJISRT (International J. Innov. Sci. Res. Technol., vol. 3, no.
1, pp. 447–456, 2018.
[23] indra roza junaidi, weriono, “Irrigation Water Debit Analysis that will be used on Micro Power Plant in
SEI . Rampah Sub-District of Serdang Bedagai Regency,” Int. J. Innov. Sci. Res. Technol., vol. 3, no. 1,
2018.
[24] H. K. JUNAIDI1 , TONY SIAGIAN2 , Anggri Abdirullah3 , Aji Surahman 4, “CALCULATION
ANALYSIS OF CUTTING STYLE IN MIXING PROCESS TOWARDS MATERIALS WITH SPEED
CARBIDE USING CHARACTERISTICS,” TEKNOLOGI, vol. 19, no. 1, pp. 1–19, 2019.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai