ALDINO PERGAMALA
514 0811 195
YOGYAKARTA
2018
1
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Disusun Oleh:
ALDINO PERGAMALA
5140811195
Proposal Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
pendaftaran proses Tugas Akhir pada Program Studi Teknik Sipil
Yogyakarta,.........................
Ketua Program Studi Teknik Sipil
ii
DAFTAR ISI
iii
1. LATAR BELAKANG
Dewasa ini beton hamper digunakan dalam semua aspek ilmu teknik sipil, yaitu
meliputi bangunan gedung, jembatan, bendungan, drainase, rigid pavement, dll. Hal
ini sependapat dengan Ir. Tri Mulyono, MT (2004:135) “Mengatakan bahwa hamper
60% material yang dignakan dalam pekerjaan konstruksi adalah beton, yang pada
umumnya dipadukan dengan baja atau jenis lainnya”.
Beton diciptakan pada sekitar 1300 SM ketika pembangunan di Timur Tengah,
dan ahli menemukan bahwa ketika mereka melapisi bagian luar benteng dan dinding
rumah yang ditumbuk dengan tanah liat tipis, lapisan basah batu kapur yang dibakar
akan bereaksi secara kimia dengan gas di udara untuk membentuk material keras
pada permukaan pelindung. Ini tidak nyata, tapi itu adalah awal dari perkembangan
semen. Material komposit awal cementicious biasanya termasuk mortar, batu kapur
dibakar, pasir dan air, yang digunakan untuk bangunan dengan batu, sebagai bahan
pengecoran materi dalam cetakan, yang pada dasarnya adalah bagaimana beton
modern digunakan dengan cetakan untuk menjadi bentuk beton
Penggunaan beton banyak digunakan secara luas dalam dunia teknik sipil,
khususnya sebuah konstruksi bangunan. Hal ini disebabkan karena beton mempunyai
beberapa kelebihan, diantaranya harga yang relatif murah, memiliki kuat desak yang
tinggi, bentuknya yang dapat disesuaikan dengan keinginan, ketahanan yang baik
terhadap cuaca dan lingkungan sekitar. Dalam perancangan struktur berat jenis beton
sangat diperhitungkan, karena berat jenis beton yang tinggi yaitu berkisar antara 2400
kg/m3 akan sangat berpengaruh terhadap pembebanan struktur. Untuk mengatasinya
dibuat beton ringan dengan berat jenis yang lebih rendah yaitu berkisar antara 1800
kg/m3 (Tjokrodimuljo, 1996).
Ada bebrapa metode untuk mengurangi berat sendiri di beton ringan. Pertama,
mengganti komponen agregat kasar dengan agregat kasar ringan (batu vulkanik, batu
apung, dan agregat organik. Kedua, mengkombinasikan metode pertama dan
meniadakan agregat halus yang sering disebut dengan beton non pasir. Metode ketiga
1
adalah meniadakan agregat kasar dan memasukan rongga udara (stable foam) di
dalam beton (Tjokridimuljo, 1996).
Pembuatan rongga udara didalam beton menggunakan foaming agent disebut
sebagai lightweight foamed concrete (LFC). Kekuatan LFC dirasa cukup kecil,
apalagi kuat tarik betonnya yang akan jauh lebih kecil lagi. Kelebihan yang menonjol
dari LFC adalah selain dari berat sendiri yang ringan dan kekuatan beton ini
mempunyai kekuatan tekan antara 1 Mpa sampai 15 MPa (Husin, dan Setiaji, 2008).
Hal ini menjadi problem yang menarik bagi peneliti untuk memperbaiki untuk
menambah kuat tekan dan tarik beton. Sehingga dapat mencapai kekuatan material
struktur yang sama 17 Mpa. Untuk itu ada beberapa solusi untuk meningkatkan
kekuatan beton dengan menambahkan serat pada beton.
2
2. PERMASALAHAN
3
3. TUJUAN DAN MANFAAT
4
4. TINJAUAN PUSTAKA
5
b. Nilai kuat tekan rata – rata beton ringan foam berserat alumunium, dengan
kadar serat 0%, 0,25%, 0,5%, 1% yang diuji pada umur 28 hari berturut –
turut adalah 12,63 Mpa, 15,59 Mpa, 19,19 Mpa, 16,63 Mpa, dengan
peningkatan 23,4%, 51,9%, 31,65% dari kuat tekan beton ringan foam tanpa
serat. Kuat tekan maksimum adalah pada penambahan serat alumunium
sebesar 0,5%, meningkat kuat tekan 19,19 Mpa terjadi peningkatan 51,91%
dari beton ringan foam tanpa serat.
c. Nilai kuat tarik belah rata – rata beton ringan foam berserat alumunium,
dengan kadar serat 0%, 0,25%, 0,5%, 1% yang diuji pada umur 28 hari
berturut – turut adalah 1,94 Mpa, 2,56 Mpa, 3,60 Mpa, 3,16 Mpa, dengan
peningkatan 31,96%, 85,57%, 62,89% dari kuat tekan beton ringan foam
tanpa serat. Kuat tarik belah maksimum adalah pada penambahan serat
alumunium sebesar 0,5%, menghasilkan kuat tarik belah 19,19 Mpa terjadi
peningkatan 51,91% dari beton ringan foam tanpa serat.
d. Nilai modulus elastisitas rata – rata denga presentase penambahan serat
alumunium sebesar 0%, 0,25%, 0,5%, 1%, adalah 13759 Mpa, 16384 Mpa,
15032 Mpa, 15291 Mpa, dengan peningkatan 9,25%, 19,08%, 11,14%,
11,14% dari nilai modulus elastisitas beton foam tanpa serat. Modulus
elastisitas maksimum adalah pada beton ringan foam dengan kadar
penambahan serat alumunium sebesar 0,5% menghasilkan nilai modulus
elastisitas sebesar 16384 Mpa terjadi peningkata 19,08% dibandingkan
dengan beton ringan tanpa serat.
e. Dengan demikian dari pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa pada penambahan serat alumunium variasi 0,5%, beton ringan foam
berserat mengalami peningkatan, baik kuat tekan, kuat tarik belah maupun
modulus elastisitas.
6
4.1.3 Penelitian oleh I Made Alit Karyawan Salain, Dharma Putra, dan I Gusti
Agung Neny Purnawirati (2015)
Menurut tinjauan pustaka yang ketiga yaitu diambil dari jurnal penelitian Kuat
Tekan dan Modulus Elastisitas Beton Ringan Dengan Menggunakan Agregat Batu
Apung Serta Abu Terbang Sebagai Pengganti Sebagian Semen Portland. Dari
penelitian didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
a. Abu terbang yang digunakan pada penilitian terebut berasal dari PLTU muara
enim, Palembang, Sumatra Selatan.
b. Perbandingan berat semen : Pasir : batu apung yang digunakan adalah 1,00 :
3,07 : 1,14 dengan nilai fas 0,32 mengacu pada SNI 03-3449-2002 dengan
kuat tekan rencana 18 Mpa.
c. Pengujian modulus elastisitas dilakukan simultan dengan pengujian kuat
tekan. Dimana perpendekan beton pada beban tertentu diukur dengan
menggunakan dial gauge. Dari data perpendekan beton dapat dihitung
regangan beton yang terjadi pada suatu tegangan tertentu.
d. Kuat tekan dan modulus elastisitas beton ringan mengalami peningkatan
hingga penggantian 20% semen portland dengan abu terbang. Penggantian
diatas 20% semen portland dengan abu terbang, menurunkan kuat tekan dan
modulus elastisitas, namun nilai yang dihasilkan masih lebih tinggi
dibandingkan dengan beton ringan tanpa abu terbang.
e. Kuat tekan dan modulus elastisitas maksimum terdapat pada penggantian 20%
seman portland dengan abu terbang pada umur 56 hari, yakni sebesar berturut
– turut 18,12 Mpa dan 11006,56 Mpa.
7
a. Agregat kasar yang digunakan pada penelitian ini adalah batu rinagn ape yang
berasal dari kepulauan Talaud. Adapau sifat fisik batu ringan ape antara lain ;
Berat jenis kering sebesar 1,39, Penyerapan maksimum sebesar 33,32 %.
Berat volume padat sebesar 0,98 gr/cm3.
b. Selain variasi agregat kasar, penelitian ini juga menggunakan variasi pada
agregat halus yaitu menggunkan pasir sungai Bunne dan pasir sungai Girian.
c. Nilai Slump untuk beton menggunakan pasir Bunne sebesar 87 mm, sedang
beton yang menggunakan campuran pasir Girian sebesar 90 mm.
d. Hasil rata – rata kuat tekan pada umur 28 hari dengan kuat tekan rencana 30
Mpa yang didapat dalam penelitian ini yaitu 12,67 Mpa untuk beton
menggunakan pasir Bunne 16,49 Mpa, dengan demikian dapat dilihat bahwa
penggunaan pasir dapat mempengaruhi kukuatan beton.
e. Hasil rata – rata modulus elastisitas pada umur 28 hari dengan kuat tekan
beton rencana 30 Mpa adalah 18527 Mpa untuk beton menggunkan pasir
Bunne, da 32523 Mpa untuk pasir Girian.
f. Pengujian modulus elastisitas menggunkan rumus empiris dengan metode
ASTM C 469-02, SK SNI T-15-1991-03, dan ACI 363-92
8
5. METODE PENELITIAN
Mulai
Studi Literatur
Sesuai
Perencanaan
YA
Pengumpulan Data
9
a
Pembahasan
Kesimpulan
Selesai
10
6. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memahami lebih jelas tentang laporan tugas akhir “Pengaruh Penambahan
Serat Tembaga Pada Beton Dengan Teknologi Foaming Terhadap Kuat Tekan, Kuat
Lentur, dan Modulus Elastisitas” maka materi yang tertera pada laporan tugas akhir
ini dikelompokkan menjadi beberapa bagian dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
1. BAB 1 PENDAHULUAN berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
2. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA berisi tentang teori yang diambil dari studi
literatur seperti hasil publikasi penelitian terdahulu, jurnal, buku, standar atau
aturan dasar yang berkaitan dengan tema penelitian ini.
3. BAB 3 METODE PENELITIAN berisi tentang objek penelitian, lokasi
penelitian, waktu penelitian, jadwal penelitian, dan bagan alir proses
penelitian.
4. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN berisikan tentang pengolahan data
dan pembahasan dari hasil pengolahan data.
5. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN berisi tentang kesimpulan dan saran
yang berkaitan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian pada bab
sebelumnya
11
7. JADWAL PENELITIAN
No. Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4
1 Studi Kepustakaan
2 Pengajuan Proposal
3 Persiapan Bahan dan Alat
4 Penelitian
5 Analisis Hasil dan Data
6 Pembuatan Laporan
7 Seminar
12
DAFTAR PUSTAKA
Yanuar Haryanto (2006), Kajian Ketahanan Kejut Beton Ringan Serat Alumunium
Dengan Agregat Alwa.
I Made Alit Karyawan Salain, Dharma Putra, dan I Gusti Agung Neny Purnawirati
(2015), Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas Beton Ringan Dengan Menggunakan
Agregat Batu Apung Serta Abu Terbang Sebagai Pengganti Sebagian Semen
Portland.
Vinda Aditya Putra (2018), Pengaruh Penambahan Bambu Ampel Sebagai Serat
Beton, Superplastisizer dan Hasil Pembakaran Daun Bambu (Fly Ash) Sebagai
Bahan Pengganti Semen Dengan Kadar 5%, 8%, 11% Terhadap Kuat Lentur
Beton.
Happy Faizal Saifullah (2018), Pengaruh Variasi Bahan Tambahan Limbah Karet
Padat Ban Luar Pada Beton Aspal Terhadap Karakteristik Marshall Laboratorium.
13