Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT TEMBAGA

DENGAN KADAR 0,25%, 0,75%, 1,25% PADA BETON


DENGAN TEKNOLOGI FOAMING TERHADAP KUAT
TEKAN, KUAT LENTUR, DAN MODULUS
ELASTISITAS

PROPOSAL TUGAS AKHIR

ALDINO PERGAMALA
514 0811 195

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA
2018

1
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL TUGAS AKHIR

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT TEMBAGA DENGAN


KADAR 1,5%, 2,5%, 3,5% PADA BETON DENGAN TEKNOLOGI
FOAMING TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT LENTUR, DAN
MODULUS ELASTISITAS

Disusun Oleh:

ALDINO PERGAMALA
5140811195

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

……………………………… Pembimbing ......................... ...............

Proposal Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk
pendaftaran proses Tugas Akhir pada Program Studi Teknik Sipil

Yogyakarta,.........................
Ketua Program Studi Teknik Sipil

M. Yani Bhayusukma, Ph.D.


NIK 110104060

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
2. Permasalahan .................................................................................................. 3
3. Tujuan dan Manfaat ....................................................................................... 4
4. Tinjauan Pustaka ............................................................................................. 5
5 .Metode Penelitian ........................................................................................... 9
6. Sistematika Penulisan .................................................................................... 11
7. Jadwal Penelitian............................................................................................. 12
8. Daftar Pustaka ................................................................................................ 13

iii
1. LATAR BELAKANG

Dewasa ini beton hamper digunakan dalam semua aspek ilmu teknik sipil, yaitu
meliputi bangunan gedung, jembatan, bendungan, drainase, rigid pavement, dll. Hal
ini sependapat dengan Ir. Tri Mulyono, MT (2004:135) “Mengatakan bahwa hamper
60% material yang dignakan dalam pekerjaan konstruksi adalah beton, yang pada
umumnya dipadukan dengan baja atau jenis lainnya”.
Beton diciptakan pada sekitar 1300 SM ketika pembangunan di Timur Tengah,
dan ahli menemukan bahwa ketika mereka melapisi bagian luar benteng dan dinding
rumah yang ditumbuk dengan tanah liat tipis, lapisan basah batu kapur yang dibakar
akan bereaksi secara kimia dengan gas di udara untuk membentuk material keras
pada permukaan pelindung. Ini tidak nyata, tapi itu adalah awal dari perkembangan
semen. Material komposit awal cementicious biasanya termasuk mortar, batu kapur
dibakar, pasir dan air, yang digunakan untuk bangunan dengan batu, sebagai bahan
pengecoran materi dalam cetakan, yang pada dasarnya adalah bagaimana beton
modern digunakan dengan cetakan untuk menjadi bentuk beton
Penggunaan beton banyak digunakan secara luas dalam dunia teknik sipil,
khususnya sebuah konstruksi bangunan. Hal ini disebabkan karena beton mempunyai
beberapa kelebihan, diantaranya harga yang relatif murah, memiliki kuat desak yang
tinggi, bentuknya yang dapat disesuaikan dengan keinginan, ketahanan yang baik
terhadap cuaca dan lingkungan sekitar. Dalam perancangan struktur berat jenis beton
sangat diperhitungkan, karena berat jenis beton yang tinggi yaitu berkisar antara 2400
kg/m3 akan sangat berpengaruh terhadap pembebanan struktur. Untuk mengatasinya
dibuat beton ringan dengan berat jenis yang lebih rendah yaitu berkisar antara 1800
kg/m3 (Tjokrodimuljo, 1996).
Ada bebrapa metode untuk mengurangi berat sendiri di beton ringan. Pertama,
mengganti komponen agregat kasar dengan agregat kasar ringan (batu vulkanik, batu
apung, dan agregat organik. Kedua, mengkombinasikan metode pertama dan
meniadakan agregat halus yang sering disebut dengan beton non pasir. Metode ketiga

1
adalah meniadakan agregat kasar dan memasukan rongga udara (stable foam) di
dalam beton (Tjokridimuljo, 1996).
Pembuatan rongga udara didalam beton menggunakan foaming agent disebut
sebagai lightweight foamed concrete (LFC). Kekuatan LFC dirasa cukup kecil,
apalagi kuat tarik betonnya yang akan jauh lebih kecil lagi. Kelebihan yang menonjol
dari LFC adalah selain dari berat sendiri yang ringan dan kekuatan beton ini
mempunyai kekuatan tekan antara 1 Mpa sampai 15 MPa (Husin, dan Setiaji, 2008).
Hal ini menjadi problem yang menarik bagi peneliti untuk memperbaiki untuk
menambah kuat tekan dan tarik beton. Sehingga dapat mencapai kekuatan material
struktur yang sama 17 Mpa. Untuk itu ada beberapa solusi untuk meningkatkan
kekuatan beton dengan menambahkan serat pada beton.

2
2. PERMASALAHAN

2.1 RUMUSAN MASALAH


Pada penelitian tugas akhir ini diambil beberapa rumusan masalah yang
digunakan untuk memfokuskan penelitian, diantaranya sebagai berikut :
a. Bagaimana pengaruh penambahan serat tembaga pada beton dengan
teknologi foaming terhadap kuat tekan, kuat lentur, dan modulus elastisitas?
b. Bagaimana pengaruh penambahan serat tembaga terhadap kelecakan beton
berdasarkan nilai slump ?
c. Berapa besar peningkatan kuat tekan, kuat lentur, dan modulus elastisitas
beton pada umur 28 hari dengan penambahan serat tembaga ?
d. Bagaimana selisih biaya produksi beton normal tanpa bahan tambahan
dibandingkan dengan biaya produksi beton dengan penambahan serat
tembaga ?

2.2 BATASAN MASALAH


Batasan masalah dalam pembahasan tugas akhir ini adalah :
a. Mix Design menggunakan metode Standar Nasional Indonesia (SNI).
b. Mengetahui nilai kelecakan beton berdasarkan nilai slump.
c. Pengujian kuat tekan beton menggunakan benda uji silinder ukuran 15cm x
30cm dengan tiga variasi yang masing-masing variasi terdiri dari 3 benda
uji,
d. Pengujian kuat lentur beton menggunakan benda uji balok ukuran 15cm x
15cm x 75cm.
e. Kuat tekan dan lentur beton rencana (f’c) pada umur 28 hari sebesar 17
Mpa.
f. Penelitian ini membandingkan kuat tekan, lentur, dan modulus elastisitas
beton normal dengan beton yang menggunakan bahan tambah serat
tembaga.
g. Foaming agent yang digunakan adalah foaming agent merk CBM.

3
3. TUJUAN DAN MANFAAT

3.1 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan utama dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui perbandingan nilai kuat tekan, kuat lentur, dan modulus
elastisitas beton tanpa bahan tambahan dengan nilai kuat tekan, kuat lentur,
dan modulus elastisitas pada beton teknologi foaming dengan bahan tambah
serat tembaga.
b. Untuk mengetahui nilai slump pada beton teknologi foaming yang
menggunakan bahan tambah serat tembaga.
c. Untuk mengetahui nilai kuat tekan, kuat lentur, dan modulus elastisitas
maksimum pada beton teknologi foaming dengan bahan tambah serat
tembaga.
d. Mengetahui selisih biaya produksi beton normal tanpa bahan tambahan
dibandingkan dengan biaya produksi beton teknologi foaming dengan bahan
tambah serat tembaga.

3.2 MANFAAT PENELITIAN


Diharapkan dari penelitian ini didapat manfaat sebagai berikut:
a. Penelitian ini diharap dapat bermanfaat dan memberikan informasi yang
jelas bagi pengembang ilmu teknologi beton dan pengaruh yang terjadi
akibat penambahan serat tembaga pada beton teknologi foaming.
b. Memberikan informasi tentang perbandingan mutu beton dari variasi
sampel beton dengan teknologi foaming dengan penambahan serat tembaga.
c. Mengoptimalkan pemanfaatan serat tembaga dalam meningkatkan kekuatan
tekan, tarik, dan modulus elastisitas pada beton ringan dengan teknologi
foaming.

4
4. TINJAUAN PUSTAKA

4.1 KAJIAN TEORI RELEVAN


Untuk memperoleh banyak referensi, penulis menggunakan studi pustaka dan
studi online. Studi pustaka dilakukan dengan cara mencari buku-buku referensi,
literatur, maupun jurnal penelitian sehingga diperoleh keterangan dan konsep untuk
memecahkan masalah. Sedangkan studi online dilakukan dengan mecari paper yang
berhubungan dengan penelitian penulis.
4.1.1 Penelitian oleh Yanuar Haryanto, (2006)
Menurut tinjauan pustaka yang pertama yaitu diambil dari jurnal Kajian
Ketahanan Kejut Beton Ringan Serat Alumunium Dengan Agregat Alwa. Dari pe+-
nelitian didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
a. Serat yang digunakan pada kajian ini adalah serat alumunium dengan kadar
0%, 0,35%, 0,75%, dan 1% dari berat semen.
b. Peningkatan ketahan kejut (impact resistance) dan energi serapan paling
signifikan diperoleh dari penambahan serat alumunium 0,75% yaitu 10
pukulan (46,60 J) atau meningkat 250% untuk retak pertama dan 15 pukulan
(69,90) atau meningkat 300% untuk runtuh total.
c. Pada penambahan serat alumunium 1,0% tingkat workability menurun
sehingga adukan beton sukar dipadatkan dan beton yang dihasilkan bersifat
keropos sehingga mengakibatkan ketahanan kejut (impact resistence) dan
energi serapan mengalami penurunan.

4.1.2 Penelitian oleh Purnawan Gunawan, Wibowo, Dwi Mardiyanto (2013)


Menurut tinjauan pustaka yang kedua yaitu diambil dari jurnal Penelitian
Pengaruh Penambahan Serat Alumunium Pada Beton Ringan Dengan Teknologi
Foam Terhadap Kuat Tekan, Kuat Tarik, dan Modulus Elastisitas. Dari penelitian
tersebut didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
a. Berat jenis dari hasil pengujian adalah 1800 kg/m3 – 1900 kg/m3, masih
termasuk beton ringan

5
b. Nilai kuat tekan rata – rata beton ringan foam berserat alumunium, dengan
kadar serat 0%, 0,25%, 0,5%, 1% yang diuji pada umur 28 hari berturut –
turut adalah 12,63 Mpa, 15,59 Mpa, 19,19 Mpa, 16,63 Mpa, dengan
peningkatan 23,4%, 51,9%, 31,65% dari kuat tekan beton ringan foam tanpa
serat. Kuat tekan maksimum adalah pada penambahan serat alumunium
sebesar 0,5%, meningkat kuat tekan 19,19 Mpa terjadi peningkatan 51,91%
dari beton ringan foam tanpa serat.
c. Nilai kuat tarik belah rata – rata beton ringan foam berserat alumunium,
dengan kadar serat 0%, 0,25%, 0,5%, 1% yang diuji pada umur 28 hari
berturut – turut adalah 1,94 Mpa, 2,56 Mpa, 3,60 Mpa, 3,16 Mpa, dengan
peningkatan 31,96%, 85,57%, 62,89% dari kuat tekan beton ringan foam
tanpa serat. Kuat tarik belah maksimum adalah pada penambahan serat
alumunium sebesar 0,5%, menghasilkan kuat tarik belah 19,19 Mpa terjadi
peningkatan 51,91% dari beton ringan foam tanpa serat.
d. Nilai modulus elastisitas rata – rata denga presentase penambahan serat
alumunium sebesar 0%, 0,25%, 0,5%, 1%, adalah 13759 Mpa, 16384 Mpa,
15032 Mpa, 15291 Mpa, dengan peningkatan 9,25%, 19,08%, 11,14%,
11,14% dari nilai modulus elastisitas beton foam tanpa serat. Modulus
elastisitas maksimum adalah pada beton ringan foam dengan kadar
penambahan serat alumunium sebesar 0,5% menghasilkan nilai modulus
elastisitas sebesar 16384 Mpa terjadi peningkata 19,08% dibandingkan
dengan beton ringan tanpa serat.
e. Dengan demikian dari pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa pada penambahan serat alumunium variasi 0,5%, beton ringan foam
berserat mengalami peningkatan, baik kuat tekan, kuat tarik belah maupun
modulus elastisitas.

6
4.1.3 Penelitian oleh I Made Alit Karyawan Salain, Dharma Putra, dan I Gusti
Agung Neny Purnawirati (2015)
Menurut tinjauan pustaka yang ketiga yaitu diambil dari jurnal penelitian Kuat
Tekan dan Modulus Elastisitas Beton Ringan Dengan Menggunakan Agregat Batu
Apung Serta Abu Terbang Sebagai Pengganti Sebagian Semen Portland. Dari
penelitian didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
a. Abu terbang yang digunakan pada penilitian terebut berasal dari PLTU muara
enim, Palembang, Sumatra Selatan.
b. Perbandingan berat semen : Pasir : batu apung yang digunakan adalah 1,00 :
3,07 : 1,14 dengan nilai fas 0,32 mengacu pada SNI 03-3449-2002 dengan
kuat tekan rencana 18 Mpa.
c. Pengujian modulus elastisitas dilakukan simultan dengan pengujian kuat
tekan. Dimana perpendekan beton pada beban tertentu diukur dengan
menggunakan dial gauge. Dari data perpendekan beton dapat dihitung
regangan beton yang terjadi pada suatu tegangan tertentu.
d. Kuat tekan dan modulus elastisitas beton ringan mengalami peningkatan
hingga penggantian 20% semen portland dengan abu terbang. Penggantian
diatas 20% semen portland dengan abu terbang, menurunkan kuat tekan dan
modulus elastisitas, namun nilai yang dihasilkan masih lebih tinggi
dibandingkan dengan beton ringan tanpa abu terbang.
e. Kuat tekan dan modulus elastisitas maksimum terdapat pada penggantian 20%
seman portland dengan abu terbang pada umur 56 hari, yakni sebesar berturut
– turut 18,12 Mpa dan 11006,56 Mpa.

4.1.4 Penelitian oleh Maria M.M. Pade, E.J Kumaat, H. Tanudjaja, R.


Pandaleke (2013)
Menurut tinjauan pustaka yang keempat yaitu diambil dari jurnal penelitian
Pemeriksaan Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas Beton Beragregat Kasar Batu
Ringan Ape Dari Kepulauan Talaud. Dari penelitian didapatkan kesimpulan sebagai
berikut:

7
a. Agregat kasar yang digunakan pada penelitian ini adalah batu rinagn ape yang
berasal dari kepulauan Talaud. Adapau sifat fisik batu ringan ape antara lain ;
Berat jenis kering sebesar 1,39, Penyerapan maksimum sebesar 33,32 %.
Berat volume padat sebesar 0,98 gr/cm3.
b. Selain variasi agregat kasar, penelitian ini juga menggunakan variasi pada
agregat halus yaitu menggunkan pasir sungai Bunne dan pasir sungai Girian.
c. Nilai Slump untuk beton menggunakan pasir Bunne sebesar 87 mm, sedang
beton yang menggunakan campuran pasir Girian sebesar 90 mm.
d. Hasil rata – rata kuat tekan pada umur 28 hari dengan kuat tekan rencana 30
Mpa yang didapat dalam penelitian ini yaitu 12,67 Mpa untuk beton
menggunakan pasir Bunne 16,49 Mpa, dengan demikian dapat dilihat bahwa
penggunaan pasir dapat mempengaruhi kukuatan beton.
e. Hasil rata – rata modulus elastisitas pada umur 28 hari dengan kuat tekan
beton rencana 30 Mpa adalah 18527 Mpa untuk beton menggunkan pasir
Bunne, da 32523 Mpa untuk pasir Girian.
f. Pengujian modulus elastisitas menggunkan rumus empiris dengan metode
ASTM C 469-02, SK SNI T-15-1991-03, dan ACI 363-92

8
5. METODE PENELITIAN

Mulai

Studi Literatur

Persiapan Bahan dan alat

Semen Abu Daun Bambu Agregat Kasar Agregat halus

Uji Bahan Uji Bahan


- Keausan -Berat Jenis
Kerikil -Modulus
- Modulus Halus Butiran
Halus Butiran -Kandungan
- Berat Jenis Lumpur

Pembuatan Mix Design

Pembuatan Benda Uji


Tidak

Sesuai
Perencanaan

YA

Pengujian Kuat Lentur Beton

Pengumpulan Data

Analisis Data Hasil Pengujian

9
a

Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 5.1 Bagan alir penelitian

10
6. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memahami lebih jelas tentang laporan tugas akhir “Pengaruh Penambahan
Serat Tembaga Pada Beton Dengan Teknologi Foaming Terhadap Kuat Tekan, Kuat
Lentur, dan Modulus Elastisitas” maka materi yang tertera pada laporan tugas akhir
ini dikelompokkan menjadi beberapa bagian dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
1. BAB 1 PENDAHULUAN berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
2. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA berisi tentang teori yang diambil dari studi
literatur seperti hasil publikasi penelitian terdahulu, jurnal, buku, standar atau
aturan dasar yang berkaitan dengan tema penelitian ini.
3. BAB 3 METODE PENELITIAN berisi tentang objek penelitian, lokasi
penelitian, waktu penelitian, jadwal penelitian, dan bagan alir proses
penelitian.
4. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN berisikan tentang pengolahan data
dan pembahasan dari hasil pengolahan data.
5. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN berisi tentang kesimpulan dan saran
yang berkaitan dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian pada bab
sebelumnya

11
7. JADWAL PENELITIAN

No. Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4
1 Studi Kepustakaan
2 Pengajuan Proposal
3 Persiapan Bahan dan Alat
4 Penelitian
5 Analisis Hasil dan Data
6 Pembuatan Laporan
7 Seminar

12
DAFTAR PUSTAKA

Yanuar Haryanto (2006), Kajian Ketahanan Kejut Beton Ringan Serat Alumunium
Dengan Agregat Alwa.

Purnawan Gunawan, Wibowo, Dwi Mardiyanto (2013), Pengaruh Penambahan Serat


Alumunium Pada Beton Ringan Dengan Teknologi Foam Terhadap Kuat Tekan,
Kuat Tarik, dan Modulus Elastisitas.

I Made Alit Karyawan Salain, Dharma Putra, dan I Gusti Agung Neny Purnawirati
(2015), Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas Beton Ringan Dengan Menggunakan
Agregat Batu Apung Serta Abu Terbang Sebagai Pengganti Sebagian Semen
Portland.

Maria M.M. Pade, E.J Kumaat, H. Tanudjaja, R. Pandaleke (2013), Pemeriksaan


Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas Beton Beragregat Kasar Batu Ringan Ape
Dari Kepulauan Talaud.

Vinda Aditya Putra (2018), Pengaruh Penambahan Bambu Ampel Sebagai Serat
Beton, Superplastisizer dan Hasil Pembakaran Daun Bambu (Fly Ash) Sebagai
Bahan Pengganti Semen Dengan Kadar 5%, 8%, 11% Terhadap Kuat Lentur
Beton.

Happy Faizal Saifullah (2018), Pengaruh Variasi Bahan Tambahan Limbah Karet
Padat Ban Luar Pada Beton Aspal Terhadap Karakteristik Marshall Laboratorium.

13

Anda mungkin juga menyukai