Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL TEKNIK PENULISAN ILMIAH

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT TANDAN SAWIT TERHADAP


KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON

TUGAS
Disusun untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Pendidikan S1 Jurusan Teknik Sipil
Universitas Indo Global Mandiri
Disusun Oleh :
Dewi Farida Febriana
2021250038

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
2023/2024
BAB I
Latar Belakang

Penelitian ini untuk menjawab tantangan dalam industri konstruksi terkait kebutuhan
akan beton yang lebih kuat dan tahan lama. Beton merupakan bahan utama dalam konstruksi
bangunan dan infrastruktur, namun memiliki kelemahan dalam kekuatan lentur yang rendah dan
sifat getas yang membuatnya rentan terhadap retakan dan kerusakan struktural. Kelemahan ini
menjadi perhatian penting karena dapat mengurangi umur layanan struktur beton dan
meningkatkan biaya pemeliharaan jangka panjang.
Dalam beberapa negara maju seperti Amerika dan Inggris, telah dikembangkan konsep
peningkatan kekuatan beton dengan menambahkan serat ke dalam campuran. Salah satu jenis
serat yang banyak digunakan adalah serat alam. Penelitian ini akan memfokuskan pada
pemanfaatan serat alam dari tandan kosong kelapa sawit, limbah yang melimpah dari industri
minyak kelapa sawit di Indonesia.
Indonesia adalah salah satu produsen kelapa sawit terbesar di dunia, namun sebagian
besar limbah tandan kosong kelapa sawit belum dimanfaatkan secara optimal. Dengan
memanfaatkannya sebagai serat tambahan dalam beton, bukan hanya dapat meningkatkan
kualitas beton, tetapi juga memberikan nilai tambah pada limbah industri, sehingga mendukung
prinsip pengelolaan limbah yang berkelanjutan.
Tujuan utama penelitian ini adalah menentukan persentase berat optimal dari campuran
serat tandan kosong kelapa sawit yang dapat meningkatkan kuat tekan dan lentur beton. Variasi
persentase serat yang akan diuji adalah 5%, 10%, dan 15%. Selain itu, penelitian ini juga
bertujuan untuk memahami seberapa besar pengaruh penambahan serat tandan kosong kelapa
sawit terhadap sifat-sifat mekanik beton, khususnya kuat tekan dan kuat lentur, dengan mengacu
pada target kuat tekan beton rencana sebesar 20 Mpa dan faktor air semen (FAS) rencana sebesar
0,50.
Melalui penelitian ini, diharapkan dapat ditemukan solusi yang efektif dalam
meningkatkan kualitas beton, sambil memberikan kontribusi pada pengelolaan limbah industri
dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Rumusan masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini memperinci pertanyaan-pertanyaan kunci yang akan
dijawab dalam proses penelitian. Dengan demikian, rumusan masalah yang lebih jelas dan detail
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh penambahan serat tandan kosong kelapa sawit pada persentase
campuran 5%, 10%, dan 15% terhadap kuat tekan beton?
2. Bagaimana pengaruh penambahan serat tandan kosong kelapa sawit pada persentase
campuran 5%, 10%, dan 15% terhadap kuat lentur beton?
3. Berapa persentase berat optimum campuran serat tandan kosong kelapa sawit yang dapat
menghasilkan kuat tekan beton maksimum?
4. Berapa persentase berat optimum campuran serat tandan kosong kelapa sawit yang dapat
menghasilkan kuat lentur beton maksimum?
5. Seberapa signifikan pengaruh penambahan serat tandan kosong kelapa sawit pada kuat
tekan beton pada masing-masing variasi persentase?
6. Seberapa signifikan pengaruh penambahan serat tandan kosong kelapa sawit pada kuat
lentur beton pada masing-masing variasi persentase?
7. Bagaimana perbandingan antara peningkatan kuat tekan dan kuat lentur beton dengan
penambahan serat tandan kosong kelapa sawit pada berbagai persentase?
Dengan menyusun pertanyaan-pertanyaan ini secara detail, penelitian akan dapat mengarah
pada analisis yang lebih mendalam terkait efek penambahan serat tandan kosong kelapa sawit
terhadap kualitas beton, serta mencapai pemahaman yang lebih komprehensif mengenai
persentase optimal dan pengaruhnya terhadap kuat tekan dan kuat lentur beton.

Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi persentase berat optimal dari
campuran serat tandan kosong kelapa sawit yang dapat menghasilkan kuat tekan dan lentur beton
maksimum. Penelitian ini akan mempertimbangkan tiga variasi persentase campuran serat, yaitu
5%, 10%, dan 15%, untuk mengevaluasi efeknya terhadap sifat-sifat mekanik beton.
Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menilai seberapa besar pengaruh
penambahan serat tandan kosong kelapa sawit terhadap kuat tekan dan lentur beton pada setiap
variasi persentase serat. Pengaruh ini akan dievaluasi dengan membandingkan kuat tekan dan
lentur beton dengan dan tanpa penambahan serat, serta mengeksplorasi interaksi antara variasi
persentase serat dengan kinerja beton.
Penelitian ini akan merujuk pada standar kuat tekan beton rencana (f’c) sebesar 20 Mpa
dan faktor air semen (FAS) rencana sebesar 0,50 sebagai parameter untuk analisis. Dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, diharapkan penelitian ini dapat memberikan pemahaman
yang lebih mendalam tentang potensi penggunaan serat tandan kosong kelapa sawit dalam
meningkatkan kualitas dan daya tahan beton dalam konstruksi, serta memberikan landasan bagi
pengembangan teknologi konstruksi yang lebih berkelanjutan dan efisien.
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Beton
Menurut Mulyono (2004), beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri
dari bahan semen hidrolik (portland cement), agregat kasar, agregat halus, air dan bahan
tambah (admixture atau additivie). Kekuatan konstruksi beton sangat berpengeruh terhadap
jenis material yang digunakan. Beton memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-
masing, yaitu:
Kelebihan Beton:
- Beton memiliki fleksibilitas dalam pembentukan karena dapat dicor dalam berbagai
bentuk dan ukuran, memungkinkannya untuk digunakan dalam berbagai aplikasi
konstruksi, termasuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan infrastruktur lainnya.
- Kekuatan tarik dan tekan yang tinggi membuat beton mampu menahan beban yang berat,
menjadikannya bahan yang ideal untuk struktur yang memerlukan kekuatan yang andal
dan tahan lama.
- Kemampuan beton untuk menahan suhu tinggi menjadikannya pilihan yang tepat untuk
digunakan dalam bangunan industri, pabrik, atau struktur lain yang terpapar panas,
karena tidak mudah rusak atau melemah akibat suhu tinggi.
- Biaya pemeliharaan beton cenderung rendah karena memiliki masa pakai yang panjang
dan membutuhkan sedikit perawatan rutin. Hal ini membuatnya menjadi pilihan yang
ekonomis dalam jangka panjang untuk proyek konstruksi.

Kekurangan Beton:
- Ketika beton sudah terbentuk, sulit untuk diubah bentuknya. Hal ini dapat menjadi
tantangan dalam proyek konstruksi yang memerlukan modifikasi atau penyesuaian
desain.
- Proses pelaksanaan pekerjaan beton membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi dan
memerlukan tenaga kerja yang terampil, terutama dalam proses pengecoran dan
penyelesaian permukaan beton.
- Beton memiliki daya pantul suara yang tinggi, yang dapat menciptakan masalah
kebisingan di lingkungan perkotaan atau dalam bangunan komersial. Diperlukan tindakan
khusus untuk mengurangi dampak suara yang dihasilkan oleh struktur beton.
Dengan memahami dengan baik kelebihan dan kekurangan beton, para profesionalkonstruksi
dapat membuat keputusan yang tepat dalam pemilihan bahan konstruksi yang sesuai dengan
kebutuhan proyek dan lingkungan tempat proyek berada.
2.2 Jenis-jenis Beton
Menurut Mulyono (2004), Beton dapat dibedakan menjadi tiga berdasarkan beratnya
yaitu beton berat, beton sedang dan beton ringan. Beton dapat pula dibedakan berdasarkan
material penyusunnya dan kegunaan strukturnya. Beton jenis lain pada prinsipnya sama dengan
beton normal, yang membedakan adalah material tambahan yang digunakan. Berikut jenis-jenis
beton yang digunakan dalam beberapa konstruksi:
a. Beton Ringan:
Beton ringan adalah jenis beton yang menggunakan agregat ringan, seperti hasil
pembakaran shale, lempung, slates, residu slag, atau residu batu bara. Berat jenis agregat
ringan berkisar antara 1440 - 1850 kg/m³, dan memiliki kekuatan tekan yang cukup
tinggi, yaitu lebih dari 17,2 MPa setelah 28 hari. Beton ringan sangat berguna dalam
mengurangi beban struktural karena densitasnya yang rendah, sehingga cocok untuk
aplikasi di mana kepadatan rendah dan isolasi termal diperlukan, seperti pada dinding
atau lantai bangunan.
b. Beton Normal:
Beton normal memiliki berat jenis antara 2200 kg/m³ sampai 2400 kg/m³. Agregat yang
digunakan adalah agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah. Jenis beton ini
merupakan yang paling umum digunakan dalam proyek konstruksi, baik untuk struktur
bangunan maupun infrastruktur seperti jalan dan jembatan. Beton normal memiliki
kekuatan yang baik dan bisa dikerjakan dengan relatif mudah, sehingga sering menjadi
pilihan utama dalam konstruksi.
c. Beton Berat:
Beton berat memiliki berat jenis lebih dari 2400 kg/m³. Agregat yang digunakan memiliki
berat jenis yang lebih besar dibandingkan dengan beton normal. Biasanya digunakan
untuk tujuan khusus seperti perlindungan radiasi atau untuk keperluan struktural yang
membutuhkan ketahanan benturan yang tinggi. Beton berat juga dapat digunakan untuk
menambah massa bangunan untuk meningkatkan stabilitas struktural.
d. d. Beton Serat (Fibre Concrete):
Beton serat adalah campuran beton yang ditambahkan dengan serat, seperti serat
asbestos, plastik (polypropylene), serat alami, atau potongan kawat baja. Serat-serat ini
memiliki ukuran sekitar 5-500 µm dan panjang sekitar 25 mm. Beton serat memiliki
kelebihan seperti ketahanan terhadap benturan dan tahan terhadap segregasi, namun
proses pengerjaannya membutuhkan keterampilan khusus karena serat-seratnya dapat
membuat beton menjadi sulit untuk dikerjakan dengan baik.
Dengan pemahaman yang mendalam mengenai karakteristik masing-masing jenis beton,
para profesional konstruksi dapat membuat keputusan yang tepat dalam pemilihan jenis beton
yang sesuai dengan kebutuhan spesifik dari proyek mereka.
2.3 Material Penyusunan Beton
Bahan campuran beton biasanya terdiri dari semen, agregat halus, agregat kasar, air dan bahan
tambah.
a. Semen:
Semen merupakan bahan perekat yang esensial dalam pembuatan beton. Saat dicampur
dengan air, semen mengalami reaksi kimia yang disebut hidrasi, membentuk ikatan yang
kuat antara partikel-partikel agregat. Ini menciptakan struktur padat yang memberikan
kekuatan pada beton. Penting untuk dicatat bahwa semen yang biasa digunakan dalam
konstruksi adalah semen hidraulis, yang dapat mengeras dalam kelembaban normal dan
bahkan di bawah air.
b. Agregat Halus:
Agregat halus, biasanya berupa pasir alam, merupakan komponen lain dari campuran
beton. Agregat halus berperan dalam mengisi ruang antara agregat kasar dan memberikan
permukaan untuk melekat dengan semen. Pemilihan pasir yang bebas dari bahan organik,
lempung, dan partikel kecil lainnya sangat penting untuk memastikan reaksi kimia yang
optimal dan struktur beton yang kuat.

Tabel 1 Gradasi Agregat Halus


Diameter Saringan
Persen Lolos (%) Gradasi Ideal(%)
(mm)
9,50 100 100
4,75 95 – 100 97,5
2,36 80 – 100 90
1,18 50 – 85 67,5
0,600 25 – 60 42,5
0,300 5 – 30 17,5
0,150 0 -10 5

c. Agregat Kasar:
Agregat kasar, seperti kerikil atau batu pecah, memberikan kekuatan dan kepadatan pada
beton. Ukuran dan distribusi agregat kasar dalam campuran beton sangat mempengaruhi
kekuatan dan kinerja beton. Gradasi yang baik dari agregat kasar sangat penting untuk
mencapai beton yang kuat dan tahan lama.
Tabel 2 Persyaratan batas-batas susunan besar butir agregat kasar (kerikil atau
koral)
Ukuran Mata Ayakan (mm) Persentase berat bagian yang lewat ayakan
Ukuran nominal agregat (mm)
38-4,76 19,0-4,76 9,6-4,76
38,1 95-100 100 -
19,0 37-70 95-100 100
9,52 10-40 30-60 50-85
4,76 0-5 0-10 0-10
d. Air:
Air digunakan untuk mengaktifkan reaksi kimia dalam semen dan memberikan
konsistensi yang tepat pada campuran beton. Kualitas air yang digunakan sangat
berpengaruh pada sifat-sifat beton yang dihasilkan. Air yang bersih dan bebas dari
kontaminan seperti garam, minyak, lumpur, atau bahan kimia lainnya sangat diperlukan
untuk menghasilkan beton yang berkualitas tinggi.
e. Bahan Tambahan (Admixture):
Bahan tambahan, atau admixture, adalah bahan yang ditambahkan ke campuran beton
untuk mengubah sifat-sifat beton atau meningkatkan kinerjanya. Contoh bahan tambahan
adalah serat tandan sawit, yang dapat meningkatkan kekuatan dan ketahanan beton
terhadap retak. Admixture juga dapat digunakan untuk mengatur waktu pengerasan beton,
meningkatkan aliran beton, atau meningkatkan kinerja beton dalam kondisi cuaca
ekstrem.
Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran dan karakteristik masing-masing bahan
dalam campuran beton, konstruksi beton dapat dilakukan dengan lebih efisien dan memastikan
beton yang dihasilkan memenuhi standar kekuatan dan keandalan yang diperlukan.

2.4 Pengujian Benda Uji


Pengujian benda uji dapat dilakukan terhadap kuat tekan beton dan kuat lentur beton
a. Pengujian Kuat Tekan Beton:
Kuat tekan beton adalah kemampuan beton untuk menahan tekanan per satuan luas.
Dalam pengujian ini, sampel beton disusun dalam bentuk silinder atau kubus dan
diberikan tekanan secara perlahan-lahan hingga sampel mengalami kegagalan atau patah.
Gaya tekan yang diterapkan pada sampel tersebut diukur dan kemudian kuat tekan beton
dihitung dengan rumus:

P
f=
A

di mana:
f = kuat tekan beton (dalam kg/cm²).
P = adalah gaya tekan yang diterapkan pada sampel beton (dalam kg).
A = adalah luas penampang melintang sampel beton (dalam cm²).

Hasil dari pengujian ini memberikan gambaran tentang kemampuan beton untuk menahan beban
tekan, yang sangat penting untuk menentukan kekuatan struktural beton dalam berbagai aplikasi
konstruksi.
b. Pengujian Kuat Lentur Beton:
Kuat lentur beton mengukur kemampuan balok beton untuk menahan tekanan dengan
arah tegak lurus terhadap sumbu benda uji. Dalam pengujian ini, balok beton diletakkan
pada dua titik penopang dan diberikan beban secara perlahan-lahan hingga terjadi patah
atau kegagalan. Kuat lentur beton dihitung dengan menggunakan rumus:

P .1
σ1= 2
b.h

di mana:
σ1= kuat lentur benda uji (dalam MPa).
P = beban tertinggi yang diberikan pada balok beton (dalam kN).
1 = jarak antara dua garis penopang (dalam mm).
b = lebar lintang penampang balok (dalam mm).
h = tinggi lintang penampang balok (dalam mm).

Pengujian kuat lentur memberikan informasi penting tentang kemampuan beton untuk menahan
beban lentur, yang sangat relevan dalam struktur seperti balok, pelat, dan elemen-elemen
struktural lainnya.
Melalui pengujian kuat tekan dan kuat lentur beton, kita dapat memastikan kualitas dan kekuatan
beton yang digunakan dalam proyek konstruksi. Hasil pengujian ini memungkinkan insinyur dan
arsitek untuk merancang struktur yang aman dan handal sesuai dengan persyaratan teknis dan
keamanan yang diperlukan.
DAFTAR PUSTAKA

Ariyan Saputra, Devi Oktarina, A. Gumay. (2022). Analisa Temperatur dan Waktu Kuat Tekan
dan Kuat Tarik Belah Beton Cangkang Kelapa Sawit Pasca Bakar. Jurnal Ilmu-lmu
Teknik Sipil. Vol. 6 No. 1

Arman. A, Ridhovan Almez Pradipta. (2021). Kajian Kuat Tekan Beton Normal Pasca Bakar.
Ensiklopedia of Journal. Vol. 3 No. 5

Neti Rahmawati1, Irwan Lakawa2, Sulaiman3. (2021). Pengaruh Cangkang Kerang Laut
Terhadap Kuat Tekan Beton. Sultra Civil Engineering Journal, Vol. 2 No. 1

Samsul Nasrul1, Gusneli Yanti, Shanti Wahyuni Megasari1. (2021). Hubungan Kuat Tekan dan
Kuat Lentur pada Beton Berpori. Jurnal Rekayasa Konstruksi Mekanika Sipil (JRKMS).
Vol. 4, No. 1

Sari Utama Dewi1, da Febri Prasetyo1. (2021). Analisa Penambahan Bottom Ash Terhadap Kuat
Tekan dan Kuat Tarik Belah Beton. Journal of Infrastructural in Civil Enginnering (JICE).
Vol. 2, No. 2

Anda mungkin juga menyukai