Anda di halaman 1dari 46

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 18%

Date: Thursday, September 22, 2022


Statistics: 2382 words Plagiarized / 13130 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Beton mempunyai banyak keuntungan,


diantaranya adalah bahan yang mudah didapat, mudah dibentuk, dan kuat tekan yang
tinggi, namun beton kelemahannya adalah kuat tariknya yang rendah (Brooks, 2010).
Kuat tarik yang rendah bisa berakibat pada beton menjadi mudah retak, pada akhirnya
mengurangi keawetan beton, maka perlu dilakukan pembuatan beton berserat untuk
menahan retak dan benturan jika masalah penyerapan energi diperlukan.

Penambahan serat didalam beton tidak terlalu signifikan pengaruhnya terhadap kuat
tekan beton, namun hanya dapat menambah daktilitas (Kardiyono, 1996). Dasar
pembuatan beton serat menggunakan metoda ACI 544.3R-93, 1998. Beton serat (fibre
concrete) adalah bahan komposit yang terdiri dari beton dan bahan lain berupa serat.

Penelitian tentang Beton serat (fiber concrete) terus dilakukan dan dikembangkan. Salah
satu bahan serat yang unik digunakan adalah serat polypropylene. Serat ini merupakan
serat yang memiliki berat jenis yang rendah dan tidak menyerap air, sehingga serat ini
tidak merubah fisik beton secara signifikan namun dapat merubah sifat mekanik beton
(Mulyono, 2003).

Tujuan penambahan serat yaitu serat ini dianalogikan sebagai tulangan pada beton
yang menahan pembebanan (Sudarmoko, 1999). Dengan demikian diharapkan
kemampuan kuat tekan beton meningkat. Beberapa serat dapat berguna dalam
memperbaiki sifat mekanis beton, serat tersebut antara lain adalah serat baja (steel
fiber), serat kaca (glass fiber), serat polypropylene (sejenis plastik mutu tinggi), karbon
(carbon) serta serat alam yang bersumber dari bahan alam (natural fiber), seperti
bambu, serat ijuk, sabut goni, serat kelapa dan lainnya.
Masing-masing bahan serat tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan dalam
memperbaiki karakteristik beton, sehingga pemilihan jenis serat perlu disesuaikan
dengan sifat yang akan diperbaiki. Pemakaian serat plastik sebagai bahan campuran
adukan beton untuk struktur bangunan belum banyak dikenal dan digunakan di
Indonesia. Di sisi lain, pemakaian plastik yang berbahan dasar poliehtylene untuk
pembungkus telah banyak dan menimbulkan limbah buangan plastik yang semakin
banyak.

Sementara itu, limbah plastik tidak mudah diurai, sehingga mencemari tanah dan
membuat tanah menjadi tidak subur dan mengganggu perkembangan akar tumbuhan.
Dalam penelitian ini Salah satu uji coba yang dilakukan adalah memanfaatkan plastik
tersebut sebagai serat plastik (plastic fibre) yang selanjutnya digunakan untuk bahan
beton serat.

Penggunaan beton serat telah banyak digunakan, namun bahan dasar seratnya berbeda,
yaitu dibuat dari polypropylene, sedangkan untuk plastik belum banyak dilakukan.
Karena itu, penelitian yang dilakukan ini adalah memanfaatkan bahan plastik
pembungkus (kantong kresek/poliethylene) sebagai bahan serat di dalam beton dengan
maksud untuk menambah kuat tekan beton dan mengurangi limbah plastik.

Limbah lainnya yang ditemukan juga adalah beton bekas uji tekan, dimana limbah
tersebut sering dibuang di sembarang tempat atau hanya dijadikan sebagai bahan
urugan saja. Hal ini dapat berdampak pada tanah menjadi tidak subur, karena adanya
limbah padat dan juga nilai yang tidak ekonomis, karena hanya sebagai bahan urugan.
Oleh sebab itu, limbah bekas uji tekan juga dapat dimanfaatkan kembali sebagai beton
dan disebut sebagai beton daur ulang (Suharwanto, 2004).

Penelitian sebelumnya dilakukan terhadap beton serat rata-rata mengalami kenaikan


kuat tekan sebesar 3,62%. Namun penelitian yang menggunakan serat kantong kresek
belum banyak dilakukan, sehingga peneliti melakukan uji coba terhadap beton yang
menggunakan serat plastik kantong kresek yang dicampurkan pada beton normal dan
beton daur ulang.

Dengan demikian judul penelitian ini adalah Kuat Tekan Beton Daur Ulang Dengan
Penambahan Serat Plastik. Rumusan Masalah Permasalahan yang timbul akibat
penggunaan beton serat ini adalah: Berapa besar kenaikan beton tanpa dan
menggunakan serat? Seberapa besar perbandingan kuat tekan beton serat daur ulang
dengan beton tanpa serat? Bagaimana perilaku dan fenomena dari hasil uji tekan pada
beton serat daur ulang yang tanpa dan menggunakan serat plastik? Batasan Masalah
Cakupan atau ruang lingkup penelitian ini perlu dibatasi peninjauannya agar tidak
membutuhkan waktu yang lama dan variabel yang banyak, sehingga pembatasan
penelitian yang dilakukan ini adalah: Kuat tekan beton yang diteliti hanya pada umur 28
hari.

Tidak meneliti karakteristik plastik selain kuat Tarik. Tidak meneliti komposisi serat
plastik. Kuat Tarik Polypropylene didapat dari Brosur Kratos Macro & Micro Synthetic
Fibers. Tidak mininjau kebutuhan ekonomi. Termasuk ke beton non struktural. Job mix
design beton daur ulang mengikuti Job mix design beton normal Maksud dan Tujuan
Penelitian Maksud Penelitian Maksud yang akan dicapai dalam penelitian ini antara lain:
Pemanfaatan material limbah beton bekas uji tekan yang akan dijadikan sebagai
pengganti agregat kasar agar dapat mengurangi limbah atau buangan beton bekas uji
tekan.

Pemanfaatan serat plastik pembungkus atau kantong kresek yang digunakan sebagai
bahan serat agar dapat mengurangi limbah plastik dan memanfaatkan plastik tersebut
sebagai serat plastik untuk menambah kuat tekan beton. Tujuan Penelitian Tujuan yang
akan dicapai dalam penelitian ini antara lain: Menganalisis kenaikan beton yang tanpa
dan menggunakan serat.

Menganalisis dan membandingkan nilai kuat tekan beton yang menggunakan serat
polypropylene dan serat plastik dari bahan dasar poliethylene. Menganalisis perilaku
dan fenomena pola kerutuhan pada beton serat daur ulang dan beton tanpa serat
melalui pola retak dan kondisi serat plastik dalam beton setelah uji tekan. Manfaat
Penelitian Manfaat utama penelitian yang dilakukan ini dimaksudkan untuk mengurangi
limbah padat bekas beton uji tekan dan kantong plastik pembungkus.

Secara rinci manfaat lainnya adalah: Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan bahan referensi dan memberikan pengetahuan yang lebih mendalam terhadap
karakteristik beton (baik dari kelebihan maupun dari kekuranganya), sehingga dengan
karakteristik tersebut perkembangan teknologi beton bisa lebih ditingkatkan mutu dan
kualitasnya.

Secara praktis Penelitian ini diharapkan mampu menunjukan hasil yang nyata terhadap
peningkatan berupa perbaikan karakteristik beton (kuat tekan), sehingga mampu
memberikan konstribusi yang besar dalam dunia teknik sipil. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Beton Beton terbuat dari campuran split, pasir, semen portland atau semen hidraulik
yang lain, dan air, dengan atau tanpa tambahan membentuk massa padat
(SNI-2847-2013).

Beton yang mengeras dapat dikatakan menjadi batuan tiruan, menggunakan ruang
kosong antara agregat kasar atau batu pecah, serta diisi agregat halus atau pasir, serta
pori-pori dari pasir ini juga diisi air dan semen (pasta semen). Air dan semen ini
berfungsi sebagai perekat atau pengikat pada proses pengerasan. Sebagai akibatnya
butiran antar agregat akan saling mengikat dengan kuat maka terbentuklah satu
kesatuan yang padat dan tahan lama.

Membuat beton sesungguhnya tidaklah sederhana, bukan hanya mencampurkan semua


bahan, melainkan dalam membuat campuran yang plastis sebagaimana sering terlihat
pada bangunan perlu diperhatikan bahan baku dan proses pembuatannya. Tetapi jika
ingin menghasilkan beton yang baik, dalam memenuhi persyaratan yang tepat karena
spesifikasi yang tinggi, maka wajib diperhitungkan menggunakan cara-cara memperoleh
adukan beton segar yang baik serta memperoleh beton yang kuat pula.

Beton segar yang baik itu artinya campuran antara split, pasir, semen, serta air yang
saling menyatu tetapi belum mengeras masih terlihat lunak dan bisa membentuk
adukan dengan mudah, bisa diangkut, bisa dituang dan dapat dipadatkan, tidak ada
kecondongan terjadi pemisahan antara kerikil atau split (segregation) dari adukan
maupun dari pemisahan semen dan air dari adukan.

Beton keras yang baik merupakan beton yang kuat, tahan lama tahan aus, kedap air dan
kembang susutnya kecil (Tjokrodimulya, 1996). Beton memiliki kelebihan dan
kekurangan antara lain sebagai berikut (Tjokrodimulyo, 1996): Beton segar bisa dengan
mudah dicetak sesuai dengan keinginan. Cetakan bisa digunakan berulang-ulang
sehingga lebih ekonomis.

Beton segar bisa disemprotkan pada bagian atas beton usang yang retak ataupun juga
bisa diisikan pada retakan beton saat proses perbaikan. Beton segar dapat dipompakan
sehingga memungkinkan untuk dituang pada daerah-daerah yang posisinya sulit. Beton
tahan terhadap api dan juga tahan keausan, akibatnya perawatan lebih murah.

Beton bisa tahan terhadap sifat korosi, pembusukan yang disebabkan oleh lingkungan,
serta mempunyai kemampuan menahan gaya tekan dengan baik. Sedangkan
kekurangan beton adalah : Beton tidak bisa menahan gaya tarik, akibatnya beton mudah
retak. Oleh sebab itu diberi baja tulangan dimana tulangan tersebut berfungsi sebagai
penahan gaya tarik yang terjadi pada beton.

Beton mempunyai sifat getas (tidak daktail), sehingga wajib dihitung serta diteliti secara
seksama, supaya setelah dikompositkan memakai baja tulangan menjadi bersifat daktail,
terutama pada struktur tahan gempa. Beton yang mempunyai sifat kedap air secara
sempurna, perlu dilakukan dengan pengerjaan yang teliti. Beton keras dapat
mengembang dan menyusut jika terjadi perubahan suhu, sehingga perlu dilatasi
(expantion joint) untuk mengatasi terjadinya retakan-retakan akibat terjadi perubahan
suhu. Beton Daur Ulang Beton daur ulang bisa juga dikatakan beton recycle yaitu beton
didapatkan dari proses ulang material sejenis sebelumnya.

Beberapa perbedaan sifat fisik (properties), kualitas, dan kimia agregat daur ulang,
menyebabkan perbedaan sifat-sifat material beton yang dihasilkan, dimana perbedaan
tersebut antara lain adalah menurunnya kuat tarik, kuat tekan, dan modulus
elastisitasnya. Kandungan mortar pada agregat daur ulang rata-rata adalah 25% - 45%
bagi agregat kasar dan 70% - 100% bagi agregat halus.

Kandungan mortar mengakibatkan porositas atau absorpsi agregat daur ulang menjadi
lebih besar, densitas agregat daur ulang lebih kecil dari pada agregat alam. Perbedaan
sifat- sifat fisik pada agregat kasar alam dan agregat kasar daur ulang mengakibatkan
persentase kandungan unsur-unsur kimia menjadi berbeda. Perbedaan yang paling
signifikan adalah kandungan unsur silica (Si) dan kalsium (Ca), dimana agregat kasar
daur ulang mengandung pasta semen dan mortar yang menyebabkan persentase
kandungan unsur Ca lebih banyak dan sebaliknya kandungan unsur Si lebih sedikit
(Suharwanto, 2004).

Penelitian tentang sifat atau karakter yang dimiliki oleh beton tersebut, ternyata agregat
bekas pakai atau juga beton daur ulang bisa dipergunakan sebagai beton struktural
dengan kekuatan relative sama dengan beton normal dimana kuat tekan yang dimiliki
dapat mencapai 380 kg/cm2 atau sekitar 98% dibanding beton normal, pada faktor air
semen 0,4 dan dapat mencapai 350 kg/cm2, atau sekitar 92% dibanding beton normal
pada faktor air semen 0,5 (Suharwanto, 2004).

Beton Serat (Fiber Concrete) Beton serat merupakan komponen komposit yang terdiri
dari bahan lain yang berupa serat dan juga beton biasa. Serat pada dasarnya berupa
batang-batang dengan diameter 5-500 µm (mikro meter) dan panjang kurang lebih 25
mm hingga 100 mm. Beberapa serat berbahan dasar berupa serat asbestos, serat
tumbuhan (ijuk, rami, bambu), serat plastik (propylene), atau potongan kawat baja
(Tjokrodimulyo, 1996).

Penambahan fiber bertujuan bahwa beton dianalogikan diberi tulangan serat baja yang
secara merata disebar kedalam adukan beton dengan orientasi random, sehingga
mngurangi resiko beton mengalami retakan-retakan yang terlalu dini akibat
pembebanan maupun panas hidrasi (Bayasi., dkk. 1987). Penelitian yang telah dilakukan,
penambahan serat kedalam adukan beton bisa memberikan keuntungan berupa
perbaikan beberapa sifat beton (Suhendro, 2000) yaitu: Daktilitas (ductility),
berhubungan dengan kemampuan bahan untuk menyerap energi (energi absorption).
Ketahanan terhadap beban kejut (impact resistens).

Kemampuan untuk menahan tarik dan momen lentur. Ketahanan terhadap kelelahan
(fatique life). Ketahanan terhadap kesusutan (shringkage). Ketahanan terhadap keausan
(abration), fragmentasi (fragmentation), dan spalling. Fenomena ini mendasari
keberanian diajukan konsep bahwa kuat tarik beton fiber layak diperhitungkan dalam
analisis, dan asumsi ini membuat semua formula analisis tampang pada beton
konvensional perlu di modifikasi secara menyeluruh.

Serat Polypropylene Serat Polypropylene merupakan serat berbahan plastik


(polypropylene) yang di produksi khusus dengan teknologi tinggi. Serat ini merupakan
senyawa hidrokarbon dengan rumus kimia C3H6 yang berupa filamen tunggal ataupun
jaringan serabut tipis yang berbentuk jala dengan ukuran panjang 6 mm sampai 50 mm
dan memiliki diameter 8 - 90 mikron. Dapat dilihat pada gambar 2.1

serat dibedakan menjadi 2 ukuran, yaitu: Serat panjang 12 mm Serat panjang 45 mm a)


serat dengan panjang 12 mm b) serat dengan panjang 45 mm Gambar 2.1 Serat
Polypropylene Sumber: Brosur Kratos Macro & Micro Synthetic Fibers Pada serat
dengan Panjang 12 mm mempunyai berat jenis 1,14 gr/cm3 kuat tarik sebesar 900 Mpa,
titik leleh 260°C dengan dosis pemakaian 600 gr/m3 beton, sedangkan untuk serat
dengan Panjang 45 mm mempunyai mempunyai berat jenis 0,91 gr/cm3 kuat tarik 550
MPa, titik leleh 160°C tahan terhadap karat, alkali, garam dan asam dengan dosis
pemakaian 2 – 8 kg/m3 beton Serat Poliethylene Poliethylene merupakan polimer yang
sangat kristal serta memiliki sifat hydrophob tinggi dengan energi permukaan rendah,
dan terbatasnya situs aktif yang terdapat pada permukaan yang membatasi dalam
pemanfaatannya.

Polimer polyethylene merupakan bahan yang banyak digunakan untuk pembuatan


komposit, namun dalam pembuatannya tidak diperoleh hasil yang homogen karena
perbedaan polaritas antara polimer dan bahan pengisi (Yuniari A., 2011) Peningkatkan
bahan pengisi antara interaksi dengan matriks polimer telah dilakukan salah satu
caranya yaitu perlu menambahkan senyawa penghubung (coupling agent), supaya
meningkatkan sifat adhesi dan antar muka bahan pengisi dengan matriks polimer
(Sinaga, 2013).

Poliethylene dibuat dengan jalan polimerisasi gas etilen yang bisa diperoleh dengan
memberi hidrogen gas petrolium di pemecahan minyak (nafta), gas alam atau asetilena.
Polimerisasi etilena ditunjukkan pada reaksi dibawah ini (Surdia, 1995). Poliethylene
adalah plastik yang seringkali dipergunakan untuk kepentingan komersial, dan plastik ini
telah ada dari tahun 1930.

Poliethylene menjadi istimewa karena sifat-sifatnya yang menarik seperti murah, inert,
sifat listriknya yang bagus, serta prosesnya praktis. Biasanya pengklasifikasian
poliethylene berdasarkan pada densitas dan viskositas pelelehan atau indeks pelelehan.
Hal Ini menghasilkan high density poliethylene (HDPE), low density poliethylene (LDPE),
linear low density poliethylene (LLDPE) serta cross-linked poliethylene (XLPE) (Ni’mah,
dkk., 2009). a) Serat dengan panjang 12 mm b) Serat dengan Panjang 45 mm Gambar
2.2

Serat Poliethylene (Plastik Kresek) Kuat Tekan Beton (f’c) Kuat tekan beton (f’c) adalah
kekuatan struktur beton yang telah direncanakan melalui uji coba (sampel uji berbentuk
silinder menggunakan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm), kemudian digunakan dalam
perencanaan struktur beton, dinyatakan dalam Mega Paskal (Mpa). Nilai kuat beton
diperoleh dengan cara pengujian standar menggunakan mesin uji, caranya yaitu
diberikan beban tekan bertahap dengan kecepatan peningkatan beban tertentu atas
benda uji silinder beton (diameter 15 cm dan tinggi 30 cm) hingga hancur.

Tata cara yang umum digunakan yaitu menggunakan standar ASTM (America Sosiety for
Testing Material), C39-86. Kuat tekan pada tiap-tiap benda uji ditentukan oleh tegangan
tekan tertinggi (f’c) yang dicapai benda uji umur 28 hari reaksi tekan selama percobaan,
diperhitungkan sebagai berikut (Dhipohusodo, 1999): ??'??= P A (2.1) Keterangan: f’c =
Kuat Tekan Beton (MPa) P = Beban Maksimum (MPa) A = Luas Permukaan Uji (mm2)
Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi kekuatan beton antara lain adalah faktor air
semen, umur beton, jenis semen, jumlah semen, dan sifat agregat (Tjokrodimulyo, 1996).

Faktor Air Semen Faktor air semen merupakan perpaduan antara berat air yang
digunakan dengan berat semen. Korelasi antara faktor air semen (fas) dengan kuat
beton mempunyai rumusan umum yang diusulkan (Duff Abrams, 1991) pada (Sakmeto
dan Rahmadiyanto, 2001) sebagai berikut: ?? ' ??= A B 1.5x (2.2) Keterangan: f’c = Kuat
Tekan Beton Pada Umur Tertentu (MPa) x = Faktor air semen (Fas) A, B = Konstanta Dari
rumus diatas tampak bahwa semakin rendah nilai fas semakin tinggi nilai kuat tekan
betonnya, namun pada kenyataanya pada suatu nilai fas tertentu semakin rendah nilai
fas kuat betonnya semakin rendah pula, dilihat pada gambar 2.1. Dari gambar dibawah,
jika nilai fas terlalu kecil adukan beton sulit dibentuk.

Dengan demikian ada nilai suatu fas tertentu yang optimum yang menghasilkan kuat
tekan maksimum (Tjokrodimulyo, 1996). / Gambar 2.3 Grafik Hubungan Kuat Tekan dan
Faktor Air Semen Sumber: SNI 03-2834-2000, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran
Beton Normal Umur Beton Kekuatan beton akan bertambah seiring dengan lama nya
perawatan terhadap beton itu sendiri.

Kecepatan peningkatan kuat tekan beton tersebut bisa dipengaruhi oleh berbagai
faktor, antara lain : f.a.s dan suhu perawatan. Nilai f.a.s yang tinggi akan mempengaruhi
kecepatan peningkatan kekuatan betonnya, dan semakin tinggi suhu perawatan
semakin cepat kenaikan kekuatan tekan betonnya (Tjokrodimulyo, 1996). Kekuatan
beton semakin lama semakin besar.

Kekuatan beton pada umur 28 hari dianggap telah mencapai 100%, sedangkan kenaikan
kekuatan beton setelah umur 28 hari akan bertambah secara otomatis. Hubungan
antara kekuatan dan umur beton dapat dilihat pada gambar 2.2 dibawah ini. Gambar 2.4
Hubungan Antara Kekuatan dan Umur Beton Sumber: PBI N.I.-2, 1979. Menurut
Samekto dan Rahmadiyanto, 2001; pada Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971,
disebutkan perbandingan kekuatan tekan (desak) beton pada berbagai umur beton
seperti disajikan pada Tabel 2.4 dibawah ini. Tabel 2.1

Perbandingan Kekuatan Beton Berbagai Umur Umur Beton (Hari) _3 _7 _14 _21 _28 _90 _
_Semen Portland Biasa _0,4 _0,65 _0,88 _0,95 _1 _1,2 _ _Semen Portland dengan
Kekuatan Awal Tinggi _0,55 _0,75 _0,9 _0,95 _1 _1,15 _ _Sumber: PBI N.I.-2, 1979.
Fenomena Pola Keruntuhan Benda Uji Jenis pola keruntuhan beton silinder berdasarkan
SNI 1974, (2011).

Pola keruntuhan dalam beton terbagi 5 jenis dapat dilihat pada gambar 2.3 yaitu
sebagai berikut: Pola retak kerucut (cone) Pola retak kerucut dan belah (cone dan split)
Pola retak kerucut dan geser (cone dan shear) Pola retak geser (shear) Pola retak
kolom/Sejajar sumbu tegak (columnar) Gambar 2.5 Pola Retak Benda Uji Beton Silinder
Sumber: ASTM standard 2002.

Kelima jenis pola retak diatas dapat terjadi dalam satu campuran. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini: Kepadatan benda uji merata dan
permukaan benar-benar datar, sehingga penyebaran tekanan saat pengujian pada
benda uji terdistribusi secara merata ke seluruh bagian silinder.

Kurang homogennya agregat kasar, mengakibatkan distribusi kekuatan pada benda uji
tidak merata sehingga retakan akan mengikuti titik-titik perlemahannya. Terjadi
pemisahan (segregation) material beton selama pembuatan benda uji, material yang
berat akan berada dibagian bawah serta yang lebih ringan berada diatas bagian atas
yang menyebabkan keroposnya beton. Hal ini sangat dipengaruhi pada keahlian saat
pembuatan benda uji.
Permukaan benda uji kurang datar, kepadatannya serta daya lekat antar agregat juga
kurang. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu tentang penggunaan serat
polypropylene pada bahan campuran adukan beton memberikan hasil sebagai berikut:
Penelitian yang dilakukan oleh Zuraida, S.,

(2007) tentang pengaruh penambahan serat polypropylene terhadap perilaku mekanik


dari beton normal yaitu ditinjau terhadap kuat tekan, kuat tarik, kuat lentur, modulus
elastisitas dan susut. Hasil penelitiannya yaitu menunjukkan bahwa terjadi kenaikan
terhadap kuat tarik belahnya sebesar 2,25% dan 5%, kuat lenturnya sebesar 13,4%,
modulus elastisitasnya sebesar 1,04%, serta penurunan kuat tekan sebesar 5,05% dan
susut sebesar 29% terhadap beton normal. Penelitian yang dilakukan Kartini, W.,

(2007) tentang penggunaan serat polypropylene untuk meningkatkan kuat tarik belah
beton, penelitian ini digunakan penambahan polypropylene fiber 12 mm sebesar 0 ; 0,3 ;
0,6 dan 0.9 Kg/m3. Hasil penelitian diketahui bahwa campuran beton pada mutu tinggi
dan mutu normal mempunyai dosis penambahan polypropylene yang efektif terjadi
pada 0,9 Kg/m3.

Peningkatan kuat tarik belah yang terjadi pada beton mutu tinggi mengalami
peningkatan sebesar 5,76 % dengan dibandingkan beton tanpa fiber dan pada beton
normal sebesar 3,17 % dengan dibandingkan beton tanpa fiber. Penelitian yang
dilakukan Hajatni, Hasan., dkk., (2013) tentang pengaruh penambahan polypropylene
fiber mesh terhadap sifat mekanis beton.

Hasil penelitian didapatkan bahwa penambahan serat Polypropylene akan mengurangi


workability. Hal ini ditunjukan dengan menurunnya nilai slump pada adukan beton.
Tetapi juga meningkatkan kuat tekan, kuat lentur dan kuat tarik belah beton. Kuat tekan
beton dengan dosis 600 gr/m3 pada umur 28 hari mengalami peningkatan sebesar
3,62% dari beton normal, sedangkan pada kuat tarik belah beton dengan dosis 650
gr/m3 pada umur 28 hari meningkat sebesar 20,44% dan untuk kuat lentur nya
meningkat sebesar 11,26% pada dosis 580 gr/m3. Ghernouti, Youcef dkk.

2014; Use of recycled plastic bag waste in the concrete. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menjajaki kemungkinan mendaur ulang bahan limbah kantong plastik (BBW) yang
diproduksi dalam jumlah besar dalam formulasi beton sebagai agregat halus dengan
substitusi variabel persentase pasir (10, 20, 30 dan 40%).

Pengaruh PBW pada properti keadaan segar dan mengeras beton: kemampuan kerja,
kerapatan curah, pengujian kecepatan pulsa ultrasonik, kekuatan tekan dan lentur dari
beton yang berbeda, telah diselidiki dan dianalisis dibandingkan dengan beton kontrol.
Hasil menunjukkan bahwa penggunaan PBW meningkatkan kemampuan kerja dan
kepadatan, mengurangi kekuatan tekan dari beton yang mengandung 10 dan 20%
limbah masing-masing 10 hingga 24%, yang memiliki kekuatan mekanik dapat diterima
untuk bahan ringan, tetap selalu dekat dengan beton referensi (dibuat tanpa PBW).

Itu hasil investigasi ini mengkonsolidasikan gagasan penggunaan PBW di bidang


konstruksi, khususnya di formulasi beton. Penelitian yang dilakukan Leonardus Malino,
dkk., (2019) terhadap pemeriksaan kuat tekan dan kuat tarik lentur beton serat kawat
bendrat yang ditekuk dengan variasi sudut berbeda.

Dari hasil penelitian, nilai kuat tekan beton dan kuat tarik lentur terbesar didapat pada
variasi tekuk dan persentase yang sama yaitu pada variasi tekuk 45o persentase
penambahan kawat bendrat 0.50%. Kenaikan kekuatan sebesar 2,62% atau nilai kuat
tekan beton sebesar 28.573 MPa dari beton tanpa tambahan kawat bendrat serta
mengalami kenaikan kekuatan 16.974% dari beton tanpa tambahan kawat bendrat atau
nilai kuat tarik lentur beton sebesar 8,173 MPa. Penelitian yang dilakukan Sustika Pratiwi
dkk.,

(2016) terhadap pengaruh penambahan serat fiber optik 0,1%, 0,15%, 0,2%, dan
pecahan kaca 20% terhadap kuat tekan beton serat yang dilakukan diperoleh Kuat tekan
rata-rata kadar serat 0,1%, 0,15%, dan 0,2% berulang-ulang didapatkan sebesar 22,43
MPa, 24,31 MPa, dan 29,63 MPa. Adanya penambahan serat dari 0,1% menjadi 0,15%
diperoleh kenaikan kuat tekan rata-rata sebanyak 8,4% dan penambahan serat dari
0,15% menjadi 0,2% diperoleh kenaikan kuat tekan rata-rata sebanyak 21,9%, nilai
modulus elastisitas yang diperoleh yaitu 22259,35 Mpa, 23173,43 Mpa, dan 25583,72
Mpa.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah memanfaatkan plastik


kresek sebagai bahan serat didalam beton dengan maksud untuk menambah kuat tekan
beton dan mengurangi limbah plastik dan juga limbah beton bekas uji tekan. Pada
penelitian sebelumnya nilai kuat tekan beton serat Polypropylene akan mengurangi
workability, dan menghasilkan peningkatan kuat tekan sebesar 3,62% (Hajatni, dkk.,
2013).

Sedangkan penelitian yang dilakukan saat ini adalah dengan menggunakan benda uji
beton daur ulang dengan kuat tekan rencana sebesar f’c 12 MPa dan 17 MPa dan variasi
campuran agregat kasar daur ulang sebesar 0%, 50%, 100%. Kemudian serat plastik
yang digunakan adalah polypropylene dan serat kantong kresek (poliethylene). BAB III
METODE PENELITIAN Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah metode eksperimental.
Dimana metode ini dilakukan melalui serangkaian analisis dan pengujian laboratorium.
Benda uji dengan bahan agregat daur ulang beton memiliki mutu rencana beton f’c 12
MPa dan 17 MPa. Pada pelaksanaan pembuatan beton daur ulang, campuran agregat
halus, agregat kasar dan semen mempunya variasi beton daur ulang yaitu 0%, 50%,
100% dari berat agregat kasar, dan penambahan serat plastik dan serat polypropylene
dengan variasi panjang serat 12 mm komposisi 0,6 Kg/m3 (dari volume beton), dan
panjang serat 45 mm komposisi 2 Kg/m3 (dari volume beton). Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Fakultas Teknik Sipil Universitas Wiralodra
Indramayu Jl. Ir. H. Djuanda KM.

03 Singaraja-Indramayu. Variabel Penelitian Variable penelitian terdiri dari: Variable


Bebas (Independen) Variable bebas dalam penelitian ini adalah agregat kasar dari daur
ulang beton yaitu 0%, 50%, 100%, serat plastik dan serat polypropylene dengan panjang
serat 12 mm komposisi 0,6 Kg/m3 (dari volume beton), dan panjang serat 45 mm
komposisi 2 Kg/m3 (dari volume beton). Serta mutu beton rencana yaitu 12 MPa dan 17
MPa.

Variable Terikat (Dependen) Variable Terikat dalam penelitian ini adalah Kuat tekan
beton Tahapan Penelitian Tahapan penelitian merupakan serangkaian proses penelitian
yang dilakukan selama penelitian berlangsung. Tahapan ini ditunjukan pada Gambar 3.1
dibawah ini.
Tidak Ya Gambar 3.1 Bagan Tahapan Penelitian Tahapan Pekerjaan Pekerjaan Persiapan
Beton Daur Ulang Sebagai Agregat Kasar Limbah beton didapat dari sisaan uji tekan di
Laboratorium Teknik Sipil Universitas Wiralodra. Limbah beton ini kemudian
dipecah-pecah/dihancurkan untuk digunakan sebagai agregat kasar.

Limbah beton kemudian diayak untuk memenuhi ukuran sebagai agregat kasar. Alat
dan Bahan Pengujian Alat Pengujian Pengujian saringan agregat halus dan agregat
kasar, dengan peralatan sebagai berikut: Timbangan Oven Ayakan standard, untuk
agregat kasar ayakan ukuran: 40 mm, 20 mm, 12,5 mm, 10 mm dan 4,8 mm; untuk
agregat halus ayakan ukuran: 10 mm, 4,8 mm, 2,4 mm, 1,2 mm, 0,6 mm, 0,3 mm dan
0,15 mm.

Sample Spliter Mesin penggetar. Gambar 3.2 Saringan dan Mesin Penggetar. Pengujian
berat jenis dan penyerapan agregat kasar, dengan peralatan sebagai berikut: Timbangan
Wadah Contoh Uji Alat penggantung (kawat) Saringan no. 4. Gambar 3.3 Timbangan.

Pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus, dengan peralatan sebagai berikut:
Timbangan Piknometer Cetakan Batang penumbuk Oven Alat pengukur temperature
Alat bantu lain. Gambar 3.4 Piknometer Pengujian kadar air, dengan peralatan sebagai
berikut: Timbangan Oven Talam logam. Uji keausan agregat kasar, dengan peralatan
sebagai berikut: Mesin abrasi Los Angles Saringan No. 12 Timbangan Bola-bola baja
Oven Alat Bantu pan dan kuas.

Gambar 3.5 Mesin Abrasi Los Angles Uji Slump, dengan peralatan sebagai berikut:
Kerucut Abram Cetakan dengan material alternative Batang penusuk. Gambar 3.6
Seperangkat Alat Uji Slump Uji kuat tekan beton, dengan peralatan sebagai berikut:
Cetakan silinder dengan dimater 150 x 300 mm Tongkat pemadat Mesin pengaduk
(moln) Timbangan Mesin penekan beton Alat pelapis (capping) Peralatan tambahan.
Gambar 3.7

Seperangkat Alat Uji Tekan Uji kuat tarik tidak langsung beton, dengan peralatan
sebagai berikut: Cetakan silinder dengan dimater 150 x 300 mm Tongkat pemadat
Mesin pengaduk (moln) Timbangan Mesin uji tekan Alat pelapis (capping) Peralatan
tambahan. Bahan Pengujian Bahan yang digunakan dalam pengujian beton daur ulang
terdiri dari: Agregat halus (pasir) yang digunakan berasal dari Marongge Kab.
Sumedang.

Agregat kasar (split) yang digunakan berasal dari Marongge Kab. Sumedang. Serat
Polypropylene dan Serat Polyamide didapat dari PT. Indo Kordsa Tbk. Kantong Kresek
didapat dari toko-toko plastik terdekat. Air dari PDAM yang berada di Universitas
Wiralodra. Semen Portland tipe I yang digunakan adalah semen tiga roda dari PT
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Palimanan Cirebon, dan Air suling.

Pengujian Material Analisa Saringan Agregat Halus dan Kasar Menurut Metode
Pengujian Analisis Saringan Agregat Kasar dan Halus. SNI 03-1968-1990; analisis
saringan agregat adalah penentuan persentase berat butiran agregat yang lolos dari
satu set saringan, kemudian angka-angka persentase digambarkan pada grafik
pembagian butir.

Cara pengujian analisa saringan menurut, SNI 03-1968-1990; sebagai berikut: Masukan
agregat pada susunan ayakan, dengan urutan ukuran ayakan terbesar berada dibagian
atas dan diakhiri dengan pan dibagian terbawah. Letakan pada mesin penggetar,
jalankan mesin selama 15 menit. Diamkan beberapa saat, kemudian keluarkan benda uji
yang tertahan di masing-masing ayakan dan timbang beratnya.

Masukkan kedalam tabel, kemudian hitung persen tertahan dimasing-masing ukuran


ayakan, persen tertahan dan lolos kumulatif, dan angka kehalusannya (finenes modulus/
FM), sampai satu angka dibelakang koma. Gambarkan Kurva gradasinya. Alat Uji
Saringan Agregat _ Uji Berat Jenis Agregat Kasar dan Halus Pengujian Berat Jenis
Agregat Kasar Dalam penelitian ini pengujian berat jenis agregat kasar menggunakan,
SNI 1969: 2008; tentang Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar.

Pengujian agregat ini bertujuan untuk menentukan berat jenis (bulk), berat jenis kering
(SSD), berat jenis semu (apparent) dari agregat kasar. Persiapan pengujian: Cucilah
benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan - bahan lain yang menempel dibagian
atas agregat. Keringkan benda uji pada oven di suhu 105°C hingga berat tetap.
Dinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1-3 jam, lalu timbang dengan ketelitian
0,5 gram.

Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24 ± 4 jam. Keluarkan benda uji
dari air, lap menggunakan kain penyerap hingga selaput air di permukaan hilang (SSD),
untuk butiran yang besar perlu dilakukan pengeringan satu persatu. Timbang benda uji
kering permukaan jenuh.

Simpan benda uji ke dalam wadah, goyangkan batunya dengan tujuan udara yang
tersekap keluar serta tentukan beratnya didalam air. Ukur suhu air untuk penyesuaian
perhitungan pada suhu standar (25°C). Alat Uji Berat Jenis Agregat Kasar _ Pengujian
Berat Jenis Agregat Halus Pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus
menggunakan, SNI 1970:2008; tentang Cara Uji Berat Jenis dan Penyerapan Agregat
Halus.
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan berat jenis (bulk), berat jenis kering
permukaan jenis (SSD), berat jenis semu (apparent) dari agregat kasar. Cara pengujian:
Keringkan benda uji pada oven di suhu (110 ± 5) °C, hingga berat tetap. Dinginkan pada
suhu ruang, lalu rendam dalam air hingga (24 ± 4) jam. Buang air rendaman dengan
hati-hati untuk menghindari butiran yang hilang, tebarkan agregat diatas talam,
keringkan di udara panas menggunakan cara membalik-balikan benda uji sampai
tercapai keadaan kering permukaan jenuh.

Periksa keadaan kering permukaan jenuh (SSD) dengan cara mengisikan material uji ke
dalam kerucut terpancung, lakukan pemadatkan menggunakan batang penumbuk
sebanyak 25 kali, angkat kerucut terpancung. Keadaan kering permukaan jenuh (SSD)
berhasil apabila benda uji runtuh akan tetapi masih dalam kondisi tercetak. Segera
sesudah tercapai keadaan kering permukaan jenuh tuangkan 300gram benda uji
kedalam piknometer.

Tuangkan air suling hingga mencapai 90% isi piknometer, putar sembari guncang
piknometer hingga tidak terlihat gelembung udara di dalamnya. Sedangkan untuk
mengingkatkan proses ini bisa digunakan pompa hampa udara, namun wajib
diperhatikan jangan sampai ada air yang ikut terisap. Lakukan perendaman piknometer
ke dalam air dan ukur suhu air bertujuan untuk penyesuaian perhitungan pada suhu
standar 25°C. Masukkan air hingga indikasi batas.

Timbang Piknometer berisi air serta benda uji hinga ketelitian 0,1 gram. Keluarkan
benda uji, keringkan menggunakan oven pada suhu (110 ± 5) °C hingga berat tetap, lalu
dinginkan benda uji dengan desikator. Timbang benda uji yang telah dingin. Catatlah
berat piknometer yang berisi air penuh serta ukur suhu air dengan tujuan penyesuaian
menggunakan suhu standar 25°C.

Alat Uji Berat Jenis Agregat Halus _ Uji Kadar Air Pengujian kadar air agregat bertujuan
untuk memperoleh angka persentase dari kadar air yang dikandung oleh agregat.
Pengujian ini dilakukan terhadap agregat yang memiliki kisaran garis tengah dari 6,3
mm hingga 152,4 mm. Pengujian ini dapat digunakan pada pekerjaan perencanaan
campuran dan pengendalian mutu beton serta perencanaan campuran dan
pengendalian mutu perkerasan jalan.

Pengertian dari kadar air agregat adalah besarnya perbedaan antara berat air yang
dikandung agregat dengan agregat dalam keadaaan kering, dinyatakan dalam %. Cara
pengujian berdasarkan SNI 03-1971-1990; tentang metode pengujian kadar air agregat,
timbang dan catatlah berat talam (W1) kemudian masukkan benda uji kedalam talam,
kemudian timbang dan catat beratnya (W2). Hitung berat benda uji (W3= W2 - W1).

Keringkan benda uji menggunakan oven dengan suhu (110±5) ºC sampai beratnya
tetap, sesudah kering timbang serta catat berat benda uji dengan talam (W4). Hitung
berat benda uji kering (W5= W4 - W1). Rumus perhitungan kadar air dapat dilihat pada
rumus: Kadar Air = W5-W3 W5 x 100 % 3.1 Alat Uji Kadar Air _ Uji Keausan Agregat
Pengujian keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angles, dimaksudkan untuk
mengetahui angka kehausan yang ditunjukkan dengan perbandingan antara berat
bahan aus terhadap berat semula dalam %, SNI 2417-2008.

Cara pengujian: Cuci dan keringkan agregat pada temperatur (110 ±5) °C sampai berat
tetap Catat berat contoh dengan ketelitian mendekati 1 gram Benda uji dan bola baja di
masukan ke dalam mesin abrasi Los Angeles Putaran mesin kecepatan 30 rpm hingga 33
rpm, jumlah putaran adalah 500 putaran Setelah selesai pemutaran tersebut, keluarkan
benda uji dari mesin lalu saring menggunakan saringan No 12, butiran yang tertahan
atau tidak lolos di atasnya di cuci bersih, selanjutnya keringkan dalam oven pada
temperature (110 ±5) °C hingga berat tetap. Adapun untuk menghitung uji keausan
agregat menggunakan rumus: Keausan = a-b a x 100 % 3.2

Keterangan: a = Berat benda uji semula (gram) b = Berat benda uji tertahan saringan
No. 12 atau 1,70 mm (gram) Alat Uji Keausan Agregat _ Perancangan Campuran Beton
(Mix Design) Menentukan perbandingan bahan-bahan untuk membuat campuran
beton, semua harus diperhitungkan sesuai standar.

Untuk dapat membuat campuran beton digunakan langkah-langkah pembuatan beton


normal menurut, SNI 03-2834-2000; tentang Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal, sebagai berikut: Menentukan kuat tekan rencana beton, pada penelitian ini kuat
tekan rencana sebesar f’c = 12 MPa dan 17 MPa. Hitung deviasi standar (S). S= i=1 n xi-
X 2 n-1 3.3

Keterangan: S = Deviasi standar xi = Kuat tekan beton yang didapat dari masing-masing
benda uji x = Kuat tekan beton rata-rata dihitung dengan rumus: x = ??=1 ?? ???? ?? 3.4
Hitung nilai tambah (M). M = 1,64.Sr 3.5 Keterangan: M = Nilai tambah 1,64 =
Ketetapan statistik yang nilainya tergantung pada persentase kegagalan hasil uji
maksimum sebesar 5% Sr = Deviasi standar rencana Hitung kuat beton rata-rata yang
ditargetkan (f’cr). f’cr = f’c + M 3.6 f’cr = f’c + 1,64.Sr 3.7 Tetapkan jenis semen.

Tentukan jenis agregat kasar dan halus, agregat ini dalam bentuk tak dipecah (pasir atau
koral) atau dipecahkan. Tentukan faktor air semen (FAS) bebas. Tentukan faktor air
semen maksimum, jika nilai faktor air semen yang diperoleh lebih kecil dari yang
dikehendaki, maka yang dipakai yang terendah. Tetapkan nilai slump. Tetapkan ukuran
agregat maksimum. Tentukan nilai kadar air bebas.

Hitung jumlah semen yang besarnya adalah kadar semen, kadar air bebas dibagi faktor
air semen. Jumlah semen maksimum jika tidak ditetapkan. Tentukan jumlah semen
seminimum mungkin yang sesuai dengan jenis dan kondisi lingkungan beton. Faktor air
semen disesuaikan. Tentukan susunan butir agregat halus pasir kalau agregat halus
sudah dikenal dan sudah dilakukan analisa ayakan menurut standar yang berlaku.

Tentukan susunan agregat kasar. Tentukan prosentase pasir (agregat halus). Hitung
berat jenis relatif agregat (kering permukaan). Tentukan berat isi beton. Hitung kadar
agregat gabungan yang besarnya adalah berat jenis beton dikurangi jumlah kadar
semen dan kadar air bebas. Hitung kadar agregat halus yang besarannya adalah hasil
kali persen pasir dengan agregat gabungan.

Hitung kadar agregat kasar yang besarnya adalah kadar agregat gabungan di kurangi
kadar agregat halus. Proporsi campuran, kondisi agregat dalam keadaan jenuh kering
permukaan. Koreksi proporsi campuran menurut perhitungan. Hitung kebutuhan beton
daur ulang sebagai substitusi agregat kasar beton dengan rumus = jumlah agregat
kasar x % variasi subtitusi beton daur ulang = kebutuhan beton daur ulang. Kemudian
hitung kebutuhan agregat kasar beton akhir per m³ dengan rumus = jumlah agregat
kasar – kebutuhan eton daur ulang.

PERHITUNGAN RENCANA CAMPURAN BETON (JOB MIX) Kekuatan tekan karakteristik =


12 MPa untuk ukuran 28 hari dengan benda uji silinder 15 x 30 cm Semen yang dipakai
= Type I (Tiga Roda) Tinggi slump yang disyaratkan = 60 - 180 mm Ukuran besar butir
agregat = 40 mm Agregat yang tersedia adalah pasir beton dan batu pecah dengan
ketentuan sebagai berikut : Pasir Beton : (Marongge, Kab. Sumedang) Berat jenis (S.S.D)
= 2,52 kg/liter Penyerapan = 14,57 % Kadar air = 17,65 % Batu Pecah : (Marongge, Kab.
Sumedang) Berat jenis (S.S.D) = 2,55 kg/liter Penyerapan = 3,50 % Kadar air = 3,35 %
Gabungan : 62% 2,52 = 1,56 38% 2,55 = 0,97 Berat jenis (S.S.D) = 2,53 kg/liter
Kebutuhan campuran Pasir = 1150,31 Kg Split = 682,99 Kg Semen = 325,00 Kg Air =
161,70 kg + Berat isi beton = 2320,00 Kg/m3 Kebutuhan material dari berat Pasir =
176,97 kg Split = 105,08 kg Semen = 50,00 kg Air = 24,88 kg Konfersi kebutuhan
material dari berat ke dalam volume Air = 24,88 Liter Semen = 50,00 = 40,00 dm3 1,25
Split = 105,08 : 2,33 = 43,67 dm3 1 + 1.84 Pasir = 176,97 : 1,75 = 85,72 dm3 1 + 8.75
Jadi perbandingan volume Semen = 1 Split = 1,09 Pasir = 2,14 Air = 0,62 Ukuran
takaran Semen = 50 kg = 1 Zak Split = 30 x 30 x 16,17 = 3 Takaran/Dolak Pasir = 30 x
30 x 47,62 = 2 Takaran/Dolak Air = 24,88 Liter Kekuatan tekan karakteristik = 17 MPa
untuk ukuran 28 hari dengan benda uji silinder 15 x 30 cm Semen yang dipakai = Type I
(Tiga Roda) Tinggi slump yang disyaratkan = 60 - 180 mm Ukuran besar butir agregat =
40 mm Agregat yang tersedia adalah pasir beton dan batu pecah dengan ketentuan
sebagai berikut : Pasir Beton : (Marongge, Kab. Sumedang) Berat jenis (S.S.D) = 2,52
kg/liter Penyerapan = 14,57 % Kadar air = 17,65 % Batu Pecah : (Marongge, Kab.
Sumedang) Berat jenis (S.S.D) = 2,55 kg/liter Penyerapan = 3,50 % Kadar air = 3,35 %
Gabungan : 62% 2,52 = 1,56 38% 2,55 = 0,97 Berat jenis (S.S.D) = 2,53 kg/liter
Kebutuhan campuran Pasir = 1143,15 Kg Split = 700,78 Kg Semen = 336,21 Kg Air =
137,87 kg + Berat isi beton = 2320,00 Kg/m3 Kebutuhan material dari berat Pasir =
170,01 kg Split = 104,22 kg Semen = 50,00 kg Air = 20,80 kg Konfersi kebutuhan
material dari berat ke dalam volume Air = 20,80 Liter Semen = 50,00 = 40 dm3 1,25
Split = 104,22 : 2,33 = 42 dm3 1 + 1.84 Pasir = 170,01 : 1,75 = 82,35 dm3 1 + 8.75 Jadi
perbandingan volume Semen = 1 Split = 1,05 Pasir = 2,06 Air = 0,52 Ukuran takaran
Semen = 50 kg = 1 Zak Split = 30 x 30 x 15,55 = 3 Takaran/Dolak Pasir = 30 x 30 x 45,75
= 2 Takaran/Dolak Air = 20,80 Liter Perancangan Mix Design Beton Mutu Rencana 12
MPa No _Uraian _Tabel/Grafik/ perhitungan _Nilai _ _1 _Kuat tekan yang disyaratkan
(benda uji silinder 15 cm x 30 cm) _Ditetapkan _12 _Mpa pada 28 hari bagian tak
memenuhi syarat 5% (k = 1,64) _ _2 _Deviasi standar _Diketahui _7 _Mpa _ _ _ _ _ _
_3 _Nilai Tambah (margin) _ 1 x 2 _1,64 _x _7 _ _ _= _11,48 _Mpa _ _4 _Kekuatan rata -
rata yang ditargekan _1 + 3 _12 _+ _11,48 _= _23,48 _Mpa _ _ _ _5 _Jenis semen
_Ditetapkan _Semen portland type I _ _ _ _ _6 _Jenis agregat
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _- Kasar _Ditetapkan _Batu pecah _ _2,55 _ _ _ _ _ _-
Halus _Ditetapkan _Alami _ _ _ _2,55 _ _ _ _ _7 _Faktor air semen bebas _Tabel 2,
grafik 1 _0,65 _(ambil yang terkecil) _ _ _ _ _8 _Faktor sir semen maksimum
_Ditetapkan _0,6 _ _ _ _ _ _ _ _ _9 _Slump _Ditetapkan _Slump 60 - 180 mm
_ _ _ _ _ _10 _Ukuran agregat maksimum _Ditetapkan _40 _mm _ _ _ _ _ _ _11
_Kadar air bebas _Tabel 3 _195 _kg/m3 _ _ _ _ _ _ _12 _Kadar semen _11 : 7 _195 _:
_0,6 _= _325 _kg/m3 _ _ _13 _Kadar semen maksimum _Ditetapkan _195 _: _0,6 _= _325
_kg/m3 _ _ _14 _Kadar semen minimum _Ditetapkan Butir 4.2.3.2

Tabel 4,5,6 _275 _kg/m3 _ _ _ _ _ _ _15 _Faktor air semen yang disesuaikan _ _0,6
_ _ _ _ _ _ _ _ _16 _Susunan besar agregat halus _Grafik 3 s/d 6 _Daerah gradasi
susunan butir 2 _ _ _ _17 _Susunan agregat kasar atau gabungan _Tabel 7, Grafik 7, 8,
9, 10, 11 dan 12 _Grafik 9 & Garfik 12 _ _ _ _ _18 _Persen agregat halus _Grafik 13 s/d
15 _62% _ _ _ _ _ _ _ _ _19 _Berat jenis relatif, agregat (kering permukaan)
_Diketahui _2,53 _ _ _ _ _ _ _ _ _20 _Berat isi beton _Grafik 16 _2320 _kg/m3
_ _ _ _ _ _ _21 _Kadar agregat gabungan _20 - 12 - 11 _2320 _- _325 _- _195 _=
_1800,0 _kg/m3 _ _22 _Kadar agregat halus _18 x 21 _62% _x _1800 _= _1116,00 _kg/m3
_ _ _23 _Kadar agregat kasar _21 - 22 _1800 _- _1116 _= _684,0 _kg/m3 _ _ _24
_Proporsi campuran _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _Semen _Air _Agregat kondisi jenuh
kering permukaan _ _ _ _Kg _Kg/lt _Kg _ _ _ _ _ _ _ _Halus _Kasar _ _ _ - Tiap
m3 _325,00 _161,70 _1150,31 _682,99 _ _ _ - Tiap campuran uji m3 _16,25 _8,09 _57,52
_34,15 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _Banyaknya bahan (teoritis) _Semen _Air
_Agregat halus _Agregat kasar _ _ _ - tiap m3 dengan ketelitian 5 Kg _325,00 _195,00
_1116,00 _684,00 _ _ _ - tiap campuran uji 0,05 m3 _16,25 _9,75 _55,80 _34,20 _ _25
_Koreksi campuran _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ - tiap m3 dengan ketelitian 5 Kg _325,00
_161,70 _1150,31 _682,99 _ _ _ - tiap campuran uji 0,05 m3 _16,25 _8,09 _57,52 _34,15 _
_ Perancangan Mix Design Beton Mutu Rencana 17 MPa No _Uraian _Tabel/Grafik/
perhitungan _Nilai _ _1 _Kuat tekan yang disyaratkan (benda uji silinder 15 cm x 30 cm)
_Ditetapkan _17 _Mpa pada 28 hari bagian tak memenuhi syarat 5% (k = 1,64) _ _2
_Deviasi standar _Diketahui _7 _Mpa _ _ _ _ _ _ _3 _Nilai Tambah (margin) _1 x 2
_1,64 _x _7 _ _ _= _11,48 _Mpa _ _4 _Kekuatan rata - rata yang ditargekan _1 + 3 _17 _+
_11,48 _= _28,48 _Mpa _ _ _5 _Jenis semen _Ditetapkan _Semen portland type I
_ _ _ _ _6 _Jenis agregat _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _- Kasar _Ditetapkan _Batu
pecah _ _2,55 _ _ _ _ _ _- Halus _Ditetapkan _Alami _ _ _2,52 _ _ _ _ _7 _Faktor
air semen bebas _Tabel 2, grafik 1 _0,58 _(ambil yang terkecil) _ _ _ _ _8 _Faktor sir
semen maksimum _Ditetapkan _0,6 _ _ _ _ _ _ _ _ _9 _Slump _Ditetapkan _Slump
60 - 180 mm _ _ _ _ _10 _Ukuran agregat maksimum _Ditetapkan _40 _mm
_ _ _ _ _ _ _11 _Kadar air bebas _Tabel 3 _195 _kg/m3 _ _ _ _ _ _ _12 _Kadar
semen _11 : 7 _195 _: _0,58 _= _336,21 _kg/m3 _ _ _13 _Kadar semen maksimum
_Ditetapkan _195 _: _0,6 _= _325 _kg/m3 _ _ _14 _Kadar semen minimum _Ditetapkan
Butir 4.2.3.2

Tabel 4,5,6 _275 _kg/m3 _ _ _ _ _ _ _15 _Faktor air semen yang disesuaikan _ _0,58
_ _ _ _ _ _ _ _ _16 _Susunan besar agregat halus _Grafik 3 s/d 6 _Daerah gradasi
susunan butir 2 _ _ _17 _Susunan agregat kasar atau gabungan _Tabel 7, Grafik 7, 8, 9,
10, 11 dan 12 _Grafik 9 & Garfik 12 _ _ _ _ _18 _Persen agregat halus _Grafik 13 s/d
15 _62% _ _ _ _ _ _ _ _ _19 _Berat jenis relatif, agregat (kering permukaan)
_Diketahui _2,53 _ _ _ _ _ _ _ _ _20 _Berat isi beton _Grafik 16 _2320 _kg/m3
_ _ _ _ _ _ _21 _Kadar agregat gabungan _20 - 12 - 11 _2320 _- _336,2 _- _195 _=
_1788,79 _kg/m3 _ _22 _Kadar agregat halus _18 x 21 _62% _x _1789 _= _1109,05 _kg/m3
_ _ _23 _Kadar agregat kasar _21 - 22 _1789 _- _1109 _= _679,7 _kg/m3 _ _ _24
_Proporsi campuran _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _Semen _Air _Agregat kondisi jenuh
kering permukaan _ _ _ _Kg _Kg/lt _Kg _ _ _ _ _ _ _ _Halus _Kasar _ _ _ - Tiap
m3 _336,21 _139,87 _1143,15 _700,78 _ _ _ - Tiap campuran uji m3 _16,81 _6,99 _57,16
_35,04 _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _Banyaknya bahan (teoritis) _Semen _Air
_Agregat halus _Agregat kasar _ _ _ - tiap m3 dengan ketelitian 5 Kg _336,21 _195,00
_1109,05 _679,74 _ _ _ - tiap campuran uji 0,05 m3 _16,81 _9,75 _55,45 _33,99 _ _25
_Koreksi campuran _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ - tiap m3 dengan ketelitian 5 Kg _336,21
_139,87 _1143,15 _700,78 _ _ _ - tiap campuran uji 0,05 m3 _16,81 _6,99 _57,16 _35,04 _
_ Pembuatan Benda Uji Dalam penelitian ini akan melakukan beberapa pengujian yaitu
uji slump, uji kuat tekan. Mutu beton rencana yaitu 12 MPa dan 17 MPa.

Jumlah benda uji untuk pengujian kuat tekan masing-masing sebanyak 3 buah benda uji
sebagaimana yang disyaratkan dalam ASTM dan SNI. Hal ini dimaksudkan untuk
mencari nilai rata-rata dan mengantisipasi kegagalan benda uji pada saat dilakukan uji
laboratorium. Variasi campuran benda uji yang dibuat adalah: Beton daur ulang dengan
agregat kasar daur ulang sebesar 0%, 50%, dan 100%.

Campuran serat yang divariasikan adalah: Polypropylene 45 mm Polypropylene 12 mm


Serat Plastik 45 mm Serat Plastik 12 mm Jumlah Sampel Variasi Campuran Benda Uji
_Jumlah Sampel _ _ _12-TS _12-PP12 _12-PP45 _12-PL12 _12-PL45 _ _BN _3 _3 _3 _3 _3 _
_BDU-50 _3 _3 _3 _3 _3 _ _BDU-100 _3 _3 _3 _3 _3 _ _ _17-TS _17-PP12 _17-PP45
_17-PL12 _17-PL45 _ _BN _3 _3 _3 _3 _3 _ _BDU-50 _3 _3 _3 _3 _3 _ _BDU-100 _3 _3 _3 _3
_3 _ _Keterangan: BN-12-TS : Beton normal mutu 12 MPa tanpa serat BDU-50 -12-TS :
Beton daur ulang 50% mutu 12 MPa tanpa serat BDU-100 -12-TS : Beton daur ulang
100% mutu 12 MPa tanpa serat BN-17-TS : Beton normal mutu 17 MPa tanpa serat
BDU-50 -17-TS : Beton daur ulang 50% mutu 17 MPa tanpa serat BDU-100 -17-TS :
Beton daur ulang 100% mutu 17 MPa tanpa serat BN-12-PL12 : Beton normal mutu 12
MPa dengan serat plastik Panjang 12 mm BN-12-PL45 : Beton normal mutu 12 MPa
dengan serat plastik Panjang 45 mm BN-12-PP12 : Beton normal mutu 12 MPa dengan
serat polypropylene 12 mm BN-12-PP45 : Beton normal mutu 12 MPa dengan serat
polypropylene 45 mm BN-17-PL12 : Beton normal mutu 17 MPa dengan serat plastik
Panjang 12 mm BN-17-PL45 : Beton normal mutu 17 MPa dengan serat plastik Panjang
45 mm BN-17-PP12 : Beton normal mutu 17 MPa dengan serat polypropylene 12 mm
BN-17-PP45 : Beton normal mutu 17 MPa dengan serat polypropylene 45 mm BDU-50
-12-PL12 : Beton daur ulang 50% mutu 12 MPa dengan serat plastik Panjang 12 mm
BDU-50 -12-PL45 : Beton daur ulang 50% mutu 12 MPa dengan serat plastik Panjang 45
mm BDU-50 -12-PP12 : Beton daur ulang 50% mutu 12 MPa dengan serat
polypropylene Panjang 12 mm BDU-50 -12-PP45 : Beton daur ulang 50% mutu 12 MPa
dengan serat plastik polypropylene Panjang 45 mm BDU-50 -17-PL12 : Beton daur
ulang 50% mutu 17 MPa dengan serat plastik Panjang 12 mm BDU-50 -17-PL45 : Beton
daur ulang 50% mutu 17 MPa dengan serat plastik Panjang 45 mm BDU-50 -17-PP12 :
Beton daur ulang 50% mutu 17 MPa dengan serat polypropylene Panjang 12 mm
BDU-50 -17-PP45 : Beton daur ulang 50% mutu 17 MPa dengan serat plastik
polypropylene Panjang 45 mm BDU-100 -12-PL12 : Beton daur ulang 100% mutu 12
MPa dengan serat plastik Panjang 12 mm BDU-100 -12-PL45 : Beton daur ulang 100%
mutu 12 MPa dengan serat plastik Panjang 45 mm BDU-100 -12-PP12 : Beton daur
ulang 100% mutu 12 MPa dengan serat polypropylene Panjang 12 mm BDU-100
-12-PP45 : Beton daur ulang 100% mutu 12 MPa dengan serat plastik polypropylene
Panjang 45 mm BDU-100 -17-PL12 : Beton daur ulang 100% mutu 17 MPa dengan serat
plastik Panjang 12 mm BDU-100 -17-PL45 : Beton daur ulang 100% mutu 17 MPa
dengan serat plastik Panjang 45 mm BDU-100 -17-PP12 : Beton daur ulang 100% mutu
17 MPa dengan serat polypropylene Panjang 12 mm BDU-100 -17-PP45 : Beton daur
ulang 100% mutu 17 MPa dengan serat plastik polypropylene Panjang 45 mm Uji Slump
Uji slump beton adalah pengukuran penurunan tinggi pada pusat permukaan atas
beton yang diukur segera sesudah cetakan uji slump diangkat, SNI 1972: 2008; tentang
Metode Pengujian Uji Slump Beton.

Adapun langkah-langkah dalam uji slump beton adalah sebagai berikut: Rendam
cetakan dalam air sampai basah kemudian simpan di atas permukaan datar, tidak
menyerap air, lembab, serta kaku. Tahan cetakan pada waktu pengisian oleh operator
yang berdiri di atas bagian injakan. Lakukan pengisian cetakan dalam tiga lapis, pada
setiap lapis diisikan sekitar sepertiga dari volume cetakan.

Lakukan pemadatan setiap lapis dengan 25 tusukan memakai batang pemadat, lakukan
penusukan pada permukaan disetiap lapisannya secara merata, pada lapisan bawah
perlu dilakukan penusukan secara miring serta diperlukan sekiranya setengah dari
jumlah tusukan dilakukan didekat batas pinggir cetakan, serta selanjutnya penusukan
vertikal secara spiral pada bagian tengah permukaan. Pemadatan lapisan bawah
dilakukan seluruhnya hingga kedalamnya.

Hindari batang penusukan mengenai plat dasar cetakan, pada lapisan bawah serta atas
dilakukan pemadatan secara menyeluruh hingga kedalamannya, sampai penusukan
menembus batas lapisan dibawahnya. Perhatikan dalam pengisian serta pemadatan
lapisan atas, perlu melebihkan adonan beton sebelum dilakukannya pemadatan. Bila
saat proses pemadatan didapatkan beton turun di bawah ujung cetakan, lakukan
penambahan pada adukan beton supaya tetap menjaga adanya kelebihan beton pada
bagian atas dari cetakan.

Kemudian pada lapisan atas ini selesai dipadatkan, lakukanlah perataan pada
permukaan beton menggunakan batang penusuk dengan cara menggelindingkan diatas
cetakan. Lepas cetakan pada beton, caranya yaitu dengan menaikkan secara vertikal
dengan hati-hati. Angkat cetakan sampai jarak 30 cm dalam waktu 5 + 2 detik tanpa
gerakan kesamping atau juga bisa disebut gerakan lateral ataupun torsional.

Lakukan semua pengujian dengan durasi waktu kurang lebih 2 ½ menit dari awal
pengisian sampai dengan pelepasan cetakan tanpa ada hambatan. Sesudah beton
memperlihatkan penurunan pada permukaan, lakukan pengukura segera slump untuk
memastikan selisih ketinggian antara bagian atas cetakan dan bagian permukaan atas
beton.
Bila terjadi kerusakan geser beton pada sisi samping atau sebagian massa beton,
hiraukan pengujian tersebut lalu buat pengujian baru dengan porsi lain dari contoh. Uji
Kuat Tekan Pengujian kuat tekan beton diperlukan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan beton dalam menerima beban yang dinyatakan dalam megga pascal atau
per satuan luas, nilai beban tertinggi diperoleh dari pengujian hingga benda uji beton
hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang disebabkan oleh mesin tekan,
SNI 03-1974-1990; tentang Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.

Maksud dari pengujian beton adalah sebagai dasar untuk menentukan kuat tekan
(compressive strength) beton dengan benda uji berbentuk silinder yang dibuat serta
dilakukan perawatan (curring) di laboratorium maupun di lapangan. Sedang tujuan
pengujian adalah untuk memperoleh nilai kuat tekan dengan prosedur yang benar.
Langkah pengisian kuat tekan tekan adalah sebagai berikut: Pembuatan dan perawatan
benda uji. Benda uji dibuat dari beton segar yang mewakili campuran beton.

Masukkan beton ke cetakan bagi menjadi 3 lapis, untuk tiap lapis dipadatkan dengan 25
kali penuusukan secara merata, pada saat proses pemadatan lapisan pertama besi
pemadat jangan sampai mengenai dasar cetakan, untuk lapis kedua serta ketiga perlu
diperhatikan bahwa besi pemadat dapat masuk kurang lebih 2,54 cm ke dalam lapisan
di bawahnya.

Setelah selesai proses pemadatan, berikan pukulan pada sisi cetakan secara perlahan
hingga rongga bekas tusukan tertutup, lakukan perataan pada permukaan beton
kemudian berikan penutup menggunakan bahan yangtahan karat dan kedat terhadap
air, kemudian diamkan beton dalam cetakan kurang lebih selama 24 jam dan letakan di
tempat yang bebas dari getaran.

Setelah 24 jam, lepas cetakan lalu keluarkan benda uji untuk perencanaan campuran
beton, lakukan perendaman di bak berisi air ataupun ditempat yang dapat menampung
benda uji tersebut pada temperatur 25ºC disebut proses pematangan (curring), selama
waktu yang dikehendaki selama pengendalian mutu beton pada pelaksanaan
pembetonan, pematangan (curring), disesuaikan dengan persyaratan. Cara Pengujian.

Pengujian kuat tekan beton perlu mengikuti beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
Simpan benda uji pada mesin tekan secara sentris. Jalankan mesin uji tekan dengan
menaikkan beban secara stabil yaitu kurang lebih antara 2 hingga 4 kg/cm² per detik.
Berikan beban hingga benda uji menjadi hancur serta lakukan pencatatan beban
maksimum yang terjadi selama pemeriksaan benda uji.
Gambar bentuk kehancuran benda uji dan catatlah kondisi benda uji. BAB IV HASIL DAN
PEMBAHASAN Hasil Pengujian Uji Analisa Saringan Uji Analisa Saringan Agregat Halus
Pada pengujian analisa saringan agregat halus menggunakan bahan berat kering 1025
gram, dan hasil uji analisa saringan agregat halus dapat dilihat pada Tabel 4.1

sebagai berikut: Hasil Analisa Saringan Agregat Halus Saringan _Berat _Jumlah Berat
_Jumlah Persen _ _Inc _mm _Tertahan _Tertahan _Tertahan _Lewat _ _(3/8") _10 _0 _0
_0,00 _100,00 _ _No.4 _4,8 _0 _0 _0,00 _100,00 _ _No.8 _2,4 _85 _85 _8,29 _91,71 _ _No.16
_1,2 _185 _270 _26,34 _73,66 _ _No.30 _0,6 _360 _630 _61,46 _38,54 _ _No.50 _0,3 _250
_880 _85,85 _14,15 _ _No.100 _0,15 _145 _1025 _100,00 _0,00 _ _No.200 _0,075 _0 _1025
_100,00 _0,00 _ _PAN _0 _ _ _ _ _Dari hasil pengujian agregat halus yang diperoleh
pada Tabel 4.1, selanjutnya dilakukan pembuatan grafik untuk membandingkan dan
mengeahui daerah yang layak untuk dijadikan sebagai material penyusun beton yang
disyaratkan.

Grafik Analisa Saringan Agregat Halus dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut. /
Gambar 4.1 Grafik Analisa Saringan Agregat Halus (Daerah II) Pada gambar menunjukan
grafik pengujian agregat halus diatas masuk pada daerah II, yaitu masuk kategori pasir
sedang dan memenuhi syarat sebagai bahan campuran beton untuk agregat halus
menurut, SNI 03-1968-1990.

Selanjutnya pembuatan Modulus Halus Butir (MHB) suatu indeks dengan tujuan untuk
mengukur kehalusan atau kekerasan butir agregat. Perhitungan Modulus Halus Butir
(MHB) agregat halus dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut: Hasil Modulus Halus Butir
(MHB) Agregat Halus Ayakan _Berat Tertinggal _ _Inc _mm _Agregat Halus _Persen
_Komulatif _ _No. 4 _4,8 _0,00 _0,00 _0,00 _ _No.

8 _2,4 _85,00 _8,29 _8,29 _ _No. 16 _1,2 _185,00 _18,05 _26,34 _ _No. 30 _0,6 _360,00
_35,12 _61,46 _ _No. 50 _0,3 _250,00 _24,39 _85,85 _ _No. 100 _0,15 _145,00 _14,15
_100,00 _ _Sisa _0,00 _0,00 _- _ _Jumlah _ _1025,00 _100,00 _281,95 _ _Modulus Halus
Butir (MHB) _2,82 _ _Berdasarkan Tabel 4.2 diatas didapat Modulus Halus Butir (MHB)
agregat halus sebesar 2,76 sedangkan syarat MHB agregat halus menurut SII 0052-80
adalah 1,5 – 3,8.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil pengujian penelitian tersebut memenuhi


syarat dan termasuk kedalam syarat MHB agregat halus. Uji Analisa Saringan Agregat
Kasar Pada pengujia saringan agregat kasar menggunakan bahan berat kering 1205
gram. Adapun hasil dari analisa saringan agregat kasar dapat dilihat dalam Tabel 4.3

sebagai berikut: Hasil Analisa Saringan Agregat Kasar Saringan _Berat _Jumlah Berat
_Jumlah Persen _ _Inc _mm _Tertahan _Tertahan _Tertahan _Lewat _ _1 1/2" _38 _0,00
_0,00 _0,00 _100,00 _ _3/4" _19 _520,00 _520,00 _43,15 _56,85 _ _3/8" _10 _450,00 _970,00
_80,50 _19,50 _ _No.4 _4,8 _235,00 _1205,00 _100,00 _0,00 _ _ _ _ _ _ _ _ _PAN _ _0,00 _ _ _
_ _ Hasil pengujian agregat kasar yang diperoleh pada Tabel 4.3

diatas selanjutnya dilakukan perbandingan grafik untuk mengetahui kelayakan agregat


kasar tersebut sebagai material penyusun beton yang disyaratkan. Grafik analisa
saringan agregat kasar dapat dilihat pada Gambar 4.2 dibawah ini: /Gambar 4.2 Grafik
Analisa Saringan Agregat Kasar Hasil Modulus Halus Butir (MHB) Agregat Kasar Ayakan
_Berat Tertinggal _ _Inc _mm _Agregat Kasar _Persen _Komulatif _ _1 1/2" _38 _0,00 _0,00
_0,00 _ _3/4" _19 _520,00 _43,15 _43,15 _ _3/8" _10 _450,00 _37,34 _80,50 _ _No. 4 _4,8
_235,00 _19,50 _100,00 _ _No.

8 _2,4 _0,00 _0,00 _100,00 _ _No. 16 _1,2 _0,00 _0,00 _100,00 _ _No. 30 _0,6 _0,00 _0,00
_100,00 _ _No. 50 _0,3 _0,00 _0,00 _100,00 _ _No. 100 _0,15 _0,00 _0,00 _100,00 _ _sisa
_56,00 _2,98 _- _ _Jumlah _ _1205 _100 _723,65 _ _Modulus Halus Butir (MHB) _7,24 _ _
Dari Gambar 4.2 diatas menunjukan bahwa gradasi agregat kasar beton tersebut masuk
kedalam grafik syarat gradasi agregat kasar butir 40 mm, karena gradasi agregat kasar
berada diantara batas atas dan batas bawah agregat kasar yang disyaratkan pada syarat
gradasi agregat kasar butir 40 mm dan layak digunakan sebagai material penyusun
beton.

Selanjutnya pembuatan Modulus Halus Butir (MHB) agregat kasar beton. Menurut SII
0052-80 syarat Modulus Halus Butir (MHB) agregat kasar adalah 5 – 8. Berdasarkan
perhitungan MHB agregat kasar pada tabel 4.4 diatas, diketahui bahwa nilai MHB
sebesar 7,24. Maka MHB agregat kasar beton memenuhi syarat sebagai MHB agregat
kasar berdasarkan SII 0052-80.

Uji Analisa Saringan Agregat Kasar Beton Daur Ulang Pada pengujia saringan agregat
kasar beton daur ulang menggunakan bahan berat kering 1180 gram. Adapun hasil dari
analisa saringan agregat kasar dapat dilihat dalam Tabel 4.5 sebagai berikut: Hasil
Analisa Saringan Agregat Kasar Beton Daur Ulang Saringan _Berat _Jumlah Berat
_Jumlah Persen _ _Inc _mm _Tertahan _Tertahan _Tertahan _Lewat _ _1 1/2" _38 _0,00
_0,00 _0,00 _100,00 _ _3/4" _19 _488,00 _488,00 _40,50 _59,50 _ _3/8" _10 _500,00 _988,00
_81,99 _18,01 _ _No.4

_4,8 _192,00 _1180,00 _100,00 _0,00 _ _ _ _ _ _ _ _ _PAN _ _0,00 _ _ _ _ _ Hasil pengujian


agregat kasar beton daur ulang yang diperoleh pada Tabel 4.5 diatas selanjutnya
dilakukan perbandingan grafik untuk mengetahui kelayakan agregat kasar tersebut
sebagai material penyusun beton yang disyaratkan. Grafik analisa saringan agregat kasar
beton daur ulang dapat dilihat pada Gambar 4.3 dibawah ini: /Gambar 4.3

Grafik Analisa Saringan Agregat Kasar Beton Daur Ulang Hasil Modulus Halus Butir
(MHB) Agregat Kasar Beton Daur Ulang Ayakan _Berat Tertinggal _ _Inc _mm _Agregat
Kasar _Persen _Komulatif _ _1 1/2" _38 _0,00 _0,00 _0,00 _ _3/4" _19 _488,00 _41,36
_41,36 _ _3/8" _10 _500,00 _42,37 _83,73 _ _No. 4 _4,8 _192,00 _16,27 _100,00 _ _No. 8
_2,4 _0,00 _0,00 _100,00 _ _No. 16 _1,2 _0,00 _0,00 _100,00 _ _No. 30 _0,6 _0,00 _0,00
_100,00 _ _No.

50 _0,3 _0,00 _0,00 _100,00 _ _No. 100 _0,15 _0,00 _0,00 _100,00 _ _sisa _0,00 _0,00 _- _
_Jumlah _ _1180 _100 _725,08 _ _Modulus Halus Butir (MHB) _7,25 _ _Dari Gambar 4.3
diatas menunjukan bahwa gradasi agregat kasar beton daur ulang tersebut masuk
kedalam grafik syarat gradasi agregat kasar butir 40 mm, karena gradasi agregat kasar
berada diantara batas atas dan batas bawah agregat kasar yang disyaratkan pada syarat
gradasi agregat kasar butir 40 mm dan layak digunakan sebagai material penyusun
beton. Selanjutnya pembuatan Modulus Halus Butir (MHB) agregat kasar beton.
Berdasarkan perhitungan MHB agregat kasar beton daur ulang pada tabel 4.6

diatas, diketahui bahwa nilai MHB sebesar 7,25. Maka MHB agregat kasar beton
memenuhi syarat sebagai MHB agregat kasar berdasarkan SII 0052-80. Uji Kadar Air Uji
Kadar Air Agregat Halus dan Agregat Kasar Berikut ini hasil dari pengujian kadar air
agregat kasar tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 4.7 yaitu: Hasil Uji Kadar Air
Agregat Halus dan Agregat Kasar Nomor contoh dan kedalaman _Pasir beton _Batu
pecah _Beton Daur Ulang _ _Nomor Talam yang dipakai _A _B _C _ _1. Berat Talam +
contoh basah (Gr) _500 _1150 _1216 _ _2. Berat Talam + contoh kering (Gr) _443 _1115
_1180 _ _3. Berat air = 1 - 2 (Gr) _57 _35 _36 _ _4.Berat Talam (Gr) _120 _70 _70 _ _5. Berat
contoh kering = 2 - 4 (Gr) _323 _1047 _1110 _ _6.

Kadar air = 3 : 5 (%) _17,65 _3,35 _3,24 _ _Rata-rata (%) _17,65 _3,35 _3,24 _ _Dari Tabel
4.7 diatas diketahui bahwa hasil uji kadar air agregat halus didapatkan nilai sebesar
17,65 %. Sedangkan untuk uji kadar air agregat kasarnya didapatkan nilai yaitu sebesar
3,35% dan untuk agregat kasar beton daur ulang didapatkan nilai sebesar 3,24%.

Uji Berat Jenis dan Absorpsi Agregat Uji Berat Jenis dan Absorpsi Agregat Halus Dari
pengujian yang telah dilakukan berdasarkan, ASTM C-128-93; Didapat nilai Bulk dan
Specific Gravity dan absorpsi dari agregat halus adalah sebagai berikut: Hasil Pengujian
Berat Jenis Agregat Halus No _Berat Jenis _Nilai _ _1 _Berat jenis curah dalam air (Sd)
(gr/cm3) _2,20 _ _2 _Berat jenis curah jenuh kering permukaan (Ss) (gr/cm3) _2,52 _ _3
_Berat jenis semu (Sa) (gr/cm3) _3,24 _ _4 _Penyerapan air (Sw) (%) _14,57 _ _Dari Tabel
4.8 didapatkan hasil uji berat jenis agregat halus yaitu sebesar 2,52 gr/m3.
Sedangkan nilai absorpsi agregat halus yang didapatkan sebesar 14,57%. Nilai absorpsi
agregat halus sebaiknya maksimal sebesar 7% menurut, ASTM C-128-93; Nilai absorpsi
yang baik yaitu 2% - 7% jika melebihi nilai tersebut memungkinkan terjadinya
penurunan kekuatan beton akibat lemahnya ikatan antara agregat dan pasta semen.

Uji Berat Jenis dan Absorpsi Agregat Kasar Dari pengujian yang telah dilakukan dengan
mengikuti prosedur pada, SNI 1969-2008; didapat nilai specific gravity dan absorpsi dari
agregat kasar adalah: Hasil Pengujian Berat Jenis Agregat Kasar No _Berat Jenis _Nilai _ _
_ _Alam _Daur Ulang _ _1 _Berat jenis curah dalam air (Sd) (gr/cm3) _2,46 _2,01 _ _2
_Berat jenis curah jenuh kering permukaan (Ss) (gr/cm3) _2,55 _2,07 _ _3 _Berat jenis
semu (Sa) (gr/cm3) _2,69 _2,14 _ _4 _Penyerapan air (Sw) (%) _3,50 _3,04 _ _Dari hasil
pengujian pada Tabel 4.9

didapatkan nilai berat jenis curah jenuh kering permukaan sebesar 2,46 gr/m3 untuk
agregat kasar alam, sedangkan untuk agregat kasar daur ulang sebesar2,07 gr/m3.
Menurut, ASTM C-127; nilai Bulk Specific Gravity sebaiknya lebih dari 2,5 dan dibawah 3.
Artinya agregat kasar yang digunakan memiliki nilai specific gravity yang baik.

Nilai absorpsi agregat kasar alam dan agregat daur ulang yang didapatkan sebesar
3,50% dan 3,04%. Nilai absorpsi agregat kasar sebaiknya kurang dari 4% menurut, ASTM
C-127; Nilai absorpsi yang melebihi 4% dapat mengakibatkan penurunan kekuatan
beton. Hal ini disebabkan akibat lemahnya ikatan antara agregat dan pasta semen yang
terlalu banyak mengandung air.

Uji Kadar Lumpur Agregat Halus Dari pengujian kadar lumpur agregat halus yang
dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut: Hasil Pengujian Kadar Lumpur Agregat Halus
Pengujian _Satuan _Nilai _ _Tinggi Pasir _ml _425 _ _Tinggi Lumpur _ml _15 _ _Tinggi
Lumpur + pasir (V2 + V1) _ml _440 _ _Kadar Lumpur (V2:V3) x 100% _% _3,41 _ _
Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa kadar lumpur agregat halus sebesar 3,41%.

Menurut ASTM C-117-04, kadar lumpur agregat halus yang diperbolehkan adalah
kurang dari 5%, karena kadar lumpur yang berlebih akan mengganggu pengikatan
antara semen dan agregat halus sehingga pengikatan menjadi tidak maksimal. Uji
Keausan Agregat Uji Keausan Agregat Kasar Pengujian ini dilakukan sesuai, SNI
2417-2008; Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ketahanan agregat kasar
terhadap keausan. Mesin yang digunakan adalah menggunakan mesin Los Angeles.

Keausan agregat tersebut dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus
lewat saringan No. 12 terhadap berat semula, dalam persen. Hasil Pengujian Keausan
Agregat Kasar Gradasi Pemeriksaan _Agregat Kasar Alam _Agregat Kasar Daur Ulang _
_Panjang Saringan] _I _II _III _IV _ _Lolos _Tertahan _Berat (a) _Berat (b) _Berat (c) _Berat
(d) _ _19,1 (3/4") _12,7 (1/2") _2500 _2500 _2500 _2500 _ _12,7 (1/2") _9,52 (3/8") _2500
_2500 _2500 _2500 _ _Jumlah berat _5000 _5000 _5000 _5000 _ _Berat tertahan saringan
No.

12 sesudah percobaan (b) _3253 _3180 _3170 _3150 _ _Keausan (%) _34,94 _36,40 _36,60
_37,00 _ _Keausan Rata-rata (%) _35,67 _36,80 _ _Dari Tabel 4.11 hasil percobaan yang
telah dilakukan didapatkan keausan agregat kasar alam dan agregat kasar daur ulang
rata-rata sebesar 35,67% dan 36,80%. Menurut ASTM C-131-89, nilai prosentase
keausan yang memenuhi syarat antara 15 – 50%. Artinya agregat kasar yang diuji
memenuhi kriteria tersebut.

Kebutuhan Material Beton Metode perhitungan mix design menggunakan


langkah-langkah pembuatan beton normal berdasarkan, SNI 03-2834-2019; Dari hasil
perhitungan job mix design yang dibuat tersebut didapatkan kebutuhan material beton
sebagai berikut: Komposisi Campuran Beton No. _Material _12 Mpa _Jumlah (kg) _17
Mpa _Jumlah (kg) _ _ _ _BDU-0 _BDU-50 _BDU-100 _ _BDU-0 _BDU-50 _BDU-100 _ _ _1
_Pasir (kg) _88,75 _88,75 _88,75 _266,24 _88,19 _88,19 _88,19 _264,58 _ _2 _Batu Pecah
(kg) _54,39 _27,20 _0,00 _81,59 _54,05 _27,03 _0,00 _81,08 _ _3 _Batu Daur Ulang (kg)
_0,00 _27,20 _54,39 _81,59 _0,00 _27,03 _54,05 _81,08 _ _4 _Semen (kg) _25,84 _25,84
_25,84 _77,53 _26,74 _26,74 _26,74 _80,21 _ _5 _Air (kg) _15,51 _15,51 _15,51 _46,52
_15,51 _15,51 _15,51 _46,52 _ _Dari Tabel 4.12 diatas, diketahui komposisi campuran
beton mutu 12 MPa benda uji silinder membutuhkan 266,24 kg agregat halus, 81,59 kg
agregat kasar alam, beton daur ulang sebesar 81,59 kg semen dan 46,52 kg air,
Sedangkan untuk mutu beton 17 MPa benda uji silinder membutuhkan 264,58 kg
agregat halus, 81,08 kg agregat kasar alam dan beton daur ulang, 80,21 kg semen dan
46,52 kg air.

Uji Kuat Tarik Plastik Kresek Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kuat tarik dari
plastik Kresek yang akan digunakan pada penelitian ini, pengujian ini dilakukan
mengikuti metode uji ASTM D 638 dan pengujian dilakukan di Laboratorium Universitas
Wiralodra. Kuat Tarik yang didapatkan dari hasil uji adalah sebagai berikut: Hasil
Pengujian Kuat Tarik Plastik Kresek Sampel _Ketebalan Plastik(mm) _Lebar (mm) _Beban
(N) _Hasil Uji (Mpa) _Rata-rata (MPa) _ _1 _0,011 _20 _53,603 _243,65 _243,08 _ _2 _0,011
_20 _53,655 _243,89 _ _ _3 _0,011 _20 _53,174 _241,70 _ _ _ Dari Tabel 4.13 menunjukan
kuat tarik plastik dari dari tiga kali pengujian.

Analisa Pada pengujian pertama didapatkan nilai kuat tariknya sebesar 243,65 MPa,
pengujian kedua didapatkan nilai sebesar 243,89 MPa, dan untuk pengujian ketiga
didapatkan nlai sebesar 241,70 MPa, rata-rata kuat tarik sebesar 243,08 MPa. Uji Slump
Pengujian slump dilakukan untuk menguji atau menentukan konsistensi atau kekentalan
adukan beton segar.

Berdasarkan uji slump yang dilakukan diketahui hasil uji slump beton dengan mutu 12
MPa dan 17 MPa. Hasil Pengujian Slump Variasi Campuran Benda Uji _Hasil Uji Slump
(cm) _ _ _12-TS' _12-PP12 _12-PP45 _12-TS' _12-PL12 _12-PL45 _ _BN _9,67 _9,00 _7,00
_9,67 _10,00 _7,00 _ _BDU-50 _10,00 _8,00 _12,00 _10,00 _10,00 _11,00 _ _BDU-100 _9,00
_8,00 _9,00 _9,00 _8,50 _8,00 _ _ _17-TS _17-PP12 _17-PP45 _17-TS _17-PL12 _17-PL45 _
_BN _8,67 _8,00 _9,00 _8,67 _8,00 _7,00 _ _BDU-50 _9,00 _12,00 _9,00 _9,00 _9,00 _10,00 _
_BDU-100 _8,00 _10,00 _8,00 _8,00 _9,00 _8,00 _ _ Dari Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa
nilai slump beton normal dan beton dengan variasi campuran beton daur ulang dan
penambahan serat dengan mutu 12 MPa dan 17 MPa tidak melebihi batas nilai pada
mix design yaitu sebesar 150 mm.

Uji Kuat Tekan Perkembangan Kuat Tekan Beton Perkembangan kuat tekan beton pada
umur 7, 14, 21, dan 28 hari dapat dilihat pada Tabel 4.15 dibawah ini : Uji Kuat Tekan
Beton Terhadap Umur Mutu Beton Rencana _Hasil Uji Kuat Tekan (Mpa) _ _ _Umur (hari)
_ _ _7 _14 _21 _28 _ _12 Mpa _11,61 _11,57 _12,30 _12,64 _ _17 Mpa _14,51 _14,58 _14,28
_17,54 _ _ Diketahui dari tabel diatas bahwa kuat tekan pada masing masing mutu
rencana yaitu pada umur 7 hari sebesar 11,61 MPa, dan 14,51 MPa, untuk umur 14 hari
sebesar 11,57 MPa dan 14,58, pada umur 21 hari sebesar 12,3 MPa dan 14,28 MPa,
sedangkan untuk umur 28 hari didapatkan sebesar 12,64 MPa dan 17,54 MPa.

Uji Kuat Tekan Beton Karakteristik (umur 28 hari) Hasil pengujian kuat tekan mutu beton
rencana 12 MPa dan 17 MPa dengan umur beton 28 hari didapatkan hasil kuat tekan
sebagai berikut: Hasil Pengujian Kuat Tekan Mutu Beton Rencana 12 MPa dan Mutu
Beton 17 MPa Pada Umur 28 Hari Variasi Campuran Benda Uji _Hasil Uji Kuat Tekan
(MPa) _ _ _12-TS' _12-PP12 _% Peningkatan _12-PP45 _% Peningkatan _12-TS' _12-PL12
_% Peningkatan _12-PL45 _% Peningkatan _ _BN _12,64 _13,16 _4,10 _13,02 _2,99 _12,64
_13,44 _6,34 _12,83 _1,49 _ _BDU-50 _12,54 _16,22 _29,32 _12,83 _2,26 _12,54 _15,00
_19,55 _12,64 _0,75 _ _BDU-100 _9,05 _10,28 _13,54 _10,19 _12,50 _9,05 _11,03 _21,88
_9,05 _0,00 _ _ _17-TS _17-PP12 _% Peningkatan _17-PP45 _% Peningkatan _17-TS
_17-PL12 _% Peningkatan _17-PL45 _% Peningkatan _ _BN _17,54 _21,98 _25,27 _20,56
_17,20 _17,54 _20,37 _16,13 _17,64 _0,54 _ _BDU-50 _13,39 _14,52 _8,45 _15,00 _11,97
_13,39 _14,43 _7,75 _13,58 _1,41 _ _BDU-100 _10,00 _13,86 _38,68 _12,07 _20,75 _10,00
_13,30 _33,02 _10,19 _1,89 _ _ Rumus % peningkatan: Peningkatan % = ((12-PP12) -
(12-TS)) / (12-TS) * 100% = (13,16 – 12,64) / (12,64) * 100% = 4,1 % Hasil Pengujian Kuat
Tekan Beton 12 MPa Dari Tabel 4.16 menunjukan hasil kuat tekan beton pada umur 28
hari pada masing-masing variasi, pada Gambar 4.4
– Gambar 4.5 menunjukan hasil pengujian kuat tekan beton dengan mutu rencana 12
MPa / Gambar 4.4 Grafik Kuat Tekan Beton Mutu 12 MPa dengan Serat Polypropylene
Dapat dilihat pada Gambar 4.4 menunjukan bahwa terjadinya kenaikan kuat tekan pada
beton yang ditambah dengan serat polypropylene.

Pada beton dengan mutu rencana 12 MPa untuk serat polypropylene panjang 12 mm,
terjadi peningkatan kuat tekan pada BN-12-PP12 sebesar 4,1% atau sebesar 13,16 MPa,
BDU-50-12-PP12 sebesar 29,32% atau sebesar 16,22 MPa, dan untuk BDU-100-12-PP12
sebesar 13,54% atau sebesar 10,28 MPa. Sedangkan untuk serat polypropylene panjang
45 mm terjadi peningkatan kuat tekan pada BN-12-PP45 sebesar 2,99% atau sebesar
13,02 MPa, BDU-50-12-PP45 sebesar 2,26% atau sebesar 12,83 MPa dan untuk
BDU-100-12-PP45 sebesar 12,50% atau sebesar 10,19 MPa.

Kenaikan pada beton yang diberi serat Panjang 12 mm mempunyai kenaikan kuat tekan
yang lebih tinggi dibanding dengan beton yang diberi serat Panjang 45 mm. Hal ini
dimungkinkan serat Panjang 12 mm lebih merata bila dibandingkan dengan serat
Panjang 45 mm. / Gambar 4.5 Grafik Kuat Tekan Beton Mutu 12 MPa dengan Serat
Plastik Dapat dilihat pada Gambar 4.5

menunjukan bahwa terjadinya kenaikan kuat tekan pada beton yang ditambah dengan
serat plastik. Pada beton untuk mutu rencana 12 MPa pada serat plastik panjang 12 mm
terjadi peningkatan kuat tekan pada BN-12-PL12 sebesar 6,34% atau sebesar 13,44 MPa,
BDU-50-12-PL12 sebesar 19,55% atau sebesar 15 MPa, dan untuk BDU-100-12-PL12
sebesar 21,88% atau sebesar 11,03 MPa.

sedangkan untuk serat plastik panjang 45 mm terjadi peningkatan kuat tekan pada
BN-12-PL45 sebesar 1,49% atau sebesar 12,83 MPa, BDU-50-12-PL45 sebesar 0,75%
atau sebesar 12,64 MPa, dan untuk BDU-100-12-PL45 sebesar 0% atau sebesar 9,05
MPa. Pada beton yang diberi serat Panjang 12 mm mempunyai kenaikan kuat tekan
yang lebih tinggi dibanding dengan beton yang diberi serat Panjang 45 mm.

Hal ini dimungkinkan serat Panjang 12 mm lebih merata bila dibandingkan dengan serat
Panjang 45 mm. Disamping itu, serat panjang 45 mm terjadi lipatan, dan berkumpulnya
serat pada satu titik sehingga kontribusi ikatan beton terhadap plastik menjadi lebih
rendah. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton 17 MPa Dari Tabel 4.17 menunjukan hasil kuat
tekan beton pada umur 28 hari pada masing-masing variasi. Pada Gambar 4.9

– Gambar 4.10 menunjukan hasil pengujian kuat tekan beton dengan mutu rencana 17
MPa: / Gambar 4.6 Grafik Kuat Tekan Beton Mutu 17 MPa dengan Serat Polypropylene
Dapat dilihat pada Gambar 4.6 menunjukan bahwa terjadinya kenaikan kuat tekan pada
beton yang ditambah dengan serat polypropylene.

Pada beton dengan mutu rencana 17 MPa untuk serat polypropylene panjang 12 mm,
terjadi peningkatan kuat tekan pada BN-17-PP12 sebesar 25,27% atau sebesar 21,98
MPa, BDU-50-17-PP12 sebesar 8,45% atau sebesar 14,52 MPa, dan untuk
BDU-100-17-PP12 sebesar 38,68% atau sebesar 13,86 MPa. Sedangkan untuk serat
polypropylene panjang 45 mm terjadi peningkatan kuat tekan pada BN-17-PP45
sebesar 17,2% atau sebesar 20,56 MPa, BDU-50-17-PP45 sebesar 11,97% atau sebesar
15 MPa dan untuk BDU-100-17-PP45 sebesar 20,75% atau sebesar 12,07 MPa.

Kenaikan pada beton yang diberi serat Panjang 12 mm mempunyai kenaikan kuat tekan
yang lebih tinggi dibanding dengan beton yang diberi serat Panjang 45 mm. Hal ini
dimungkinkan serat Panjang 12 mm lebih merata bila dibandingkan dengan serat
Panjang 45 mm. / Gambar 4.7 Grafik Kuat Tekan Beton Mutu 17 MPa dengan Serat
Plastik Gambar 4.7 menunjukan bahwa terjadinya kenaikan kuat tekan pada beton yang
ditambah dengan serat plastik.

Pada beton untuk mutu rencana 17 MPa pada serat plastik panjang 12 mm terjadi
peningkatan kuat tekan pada BN-17-PL12 sebesar 6,34% atau sebesar 13,44 MPa,
BDU-50-17-PL12 sebesar 19,55% atau sebesar 15 MPa, dan untuk BDU-100-17-PL12
sebesar 21,88% atau sebesar 11,03 MPa. sedangkan untuk serat plastik panjang 45 mm
terjadi peningkatan kuat tekan pada BN-17-PL45 sebesar 1,49% atau sebesar 12,83 MPa,
BDU-50-17-PL45 sebesar 0,75% atau sebesar 12,64 MPa, dan untuk BDU-100-17-PL45
sebesar 0% atau sebesar 9,05 MPa.

Pada beton yang diberi serat Panjang 12 mm mempunyai kenaikan pada beton yang
diberi serat Panjang 12 mm mempunyai kenaikan kuat tekan yang lebih tinggi
dibanding dengan beton yang diberi serat Panjang 45 mm. Hal ini dimungkinkan serat
Panjang 12 mm lebih merata bila dibandingkan dengan serat Panjang 45 mm.
Disamping itu, serat panjang 45 mm terjadi lipatan, dan berkumpulnya serat pada satu
titik sehingga kontribusi ikatan beton terhadap plastik menjadi lebih rendah.

Pembahasan Analisis Kuat Tekan Beton 12 MPa Hasil dan peningkatan kuat tekan yang
didapat dari pengujian diolah seperti pada Gambar 4.8. / Gambar 4.8 Grafik Persentase
Kuat Tekan Beton Mutu 12 MPa Dari Gambar 4.8 diatas dapat dinyatakan bahwa nilai
peningkatan kuat tekan tertinggi pada serat polypropylene panjang 12 mm terjadi pada
beton BDU-50-12-PP12 yaitu sebesar 29,32% atau sebesar 16,22 MPa.

Sedangkan untuk serat polypropylene panjang 45 mm peningkatan kuat tekan tertinggi


terjadi pada BDU-100-12-PP45 mutu rencana 12 MPa sebesar 12,5% atau sebesar 13,54
MPa. Peningkatan kuat tekan tertinggi pada beton yang diberi serat plastik Panjang 12
mm terjadi pada BDU-100-12-PL12 mutu rencana 12 MPa sebesar 21,88% atau sebesar
11,03 MPa. Sedangkan pada serat plastik Panjang 45 mm peningkatan tertinggi terjadi
pada BN-12-PL45 mutu rencana 12 MPa sebesar 1,49% atau sebesar 12,83 MPa.

Dari penelitian diatas dapat dinyatakan bahwa pemakaian serat polypropylene panjang
12 mm pada campuran beton dapat meningkatkan kuat tekan beton, hal ini
dimungkinkan karena serat dapat mengisi rongga-rongga udara dalam beton sehingga
didapatkan beton yang padat. Penggunaan serat polypropylene panjang 45 mm tidak
efektif untuk kuat tekan beton, karena pada dasarnya serat polypropylene ditambahkan
untuk memperbaiki sifat kuat tarik pada beton (Martha Charonica, 2021).

Walaupun terjadi peningkatan kuat tekan pada beton berserat, namun dengan
pencapaian peningkatan kuat tekan tersebut masih rendah dari pencapaian mutu
normalnya. Analisis Kuat Tekan Beton 17 MPa Hasil dan peningkatan kuat tekan yang
didapat dari pengujian diolah seperti pada Gambar 4.9. / Gambar 4.9 Grafik Persentase
Kuat Tekan Beton Mutu 17 MPa Dari gambar 4.9

diatas dapat dinyatakan bahwa nilai peningkatan kuat tekan tertinggi pada serat
polypropylene terjadi pada beton BDU-100-17-PP12 dan BDU-100-17-PP45 yaitu
sebesar 38,68% dan 20,75% atau sebesar 13,86 MPa dan 12,07 MPa. Sedangkan
peningkatan kuat tekan tertinggi pada beton yang diberi serat plastik terjadi pada
BDU-100-17-PL12 dan BDU-100-17-PL45 sebesar 33,02% dan 1,89% atau sebesar 13,3
MPa dan 10,19 MPa.

Dari penelitian diatas dapat dinyatakan bahwa pemakaian serat polypropylene panjang
12 mm pada campuran beton dapat meningkatkan kuat tekan beton, hal ini
dimungkinkan karena serat dapat mengisi rongga-rongga udara dalam beton sehingga
didapatkan beton yang padat. Penggunaan serat polypropylene panjang 45 mm tidak
efektif untuk kuat tekan beton, karena pada dasarnya serat polypropylene ditambahkan
untuk memperbaiki sifat kuat tarik pada beton (Martha Charonica, 2021).

Walaupun terjadi peningkatan kuat tekan pada beton berserat, namun dengan
pencapaian peningkatan kuat tekan tersebut masih rendah dari pencapaian mutu
normalnya. Pola Retak atau Keruntuhan Benda Uji Pola Retak Beton Tanpa Serat Dari
pengujian kuat tekan beton dapat diketahui bahwa pola retak benda uji akibat gaya
tekan. Pada Gambar 4.10.a sampai Gambar 4.10.c menunjukkan pola retak untuk benda
uji pada umur 28 hari. Gambar 4.10.a
Pola Retak Beton Normal Tanpa Serat Dari pengamatan gambar diatas dapat dilihat
bahwa, pola retak yang terjadi pada benda uji adalah retak kerucut dan geser seperti
ditunjukkan pada Gambar 4.10.a benda uji mengalami keretakan dengan pola
diagonal/miring pada dinding beton, yang disebabkan oleh gaya pada arah
horisontal/datar. Gambar 4.10.b Pola Retak Beton 50% Daur Ulang Tanpa Serat Dari
pengamatan Gambar 4.10.b

diatas dapat dilihat bahwa, pola retak yang terjadi pada benda uji adalah retak kerucut
dan geser. Benda uji mengalami keretakan dengan pola diagonal/miring pada dinding
beton, yang disebabkan oleh gaya pada arah horisontal/datar. Gambar 4.10.c Pola Retak
Beton 100 % Daur Ulang Tanpa Serat Dari pengamatan gambar diatas dapat dilihat
bahwa, pola retak yang terjadi pada benda uji adalah retak kerucut dan geser seperti
ditunjukkan pada Gambar 4.10.c benda uji mengalami keretakan dengan pola
diagonal/miring pada dinding beton, yang disebabkan oleh gaya pada arah
horisontal/datar.

Hal ini di karenakan tidak homogennya agregat kasar, akibatnya distribusi kekuatan
dalam benda uji tidak merata, sehingga retakan akan mengikuti titik-titik
perlemahannya. Pola Retak Beton Serat Polypropylene Dari pengujian kuat tekan beton
dapat diketahui bahwa pola retak benda uji akibat gaya tekan. Pada Gambar 4.11 dan
Gambar 4.12 menunjukkan pola retak untuk benda uji dengan penambahan serat
polypropylene pada umur 28 hari. Gambar 4.11.a

Pola Retak Beton Normal Dengan Serat Polypropylene Panjang 12 mm Dari pengamatan
gambar diatas dapat dilihat bahwa, pola retak yang terjadi pada benda uji beton adalah
retak kolom atau keruntuhan kolom seperti ditunjukkan pada Gambar 4.11.a Gambar
4.11.b Pola Retak Beton 50% Daur Ulang Dengan Serat Polypropylene Panjang 12 mm
Dari pengamatan gambar diatas dapat dilihat bahwa, pola retak yang terjadi pada
benda uji beton adalah retak kerucut dan pecah seperti ditunjukkan pada Gambar
4.11.b. . Gambar 4.11.c

Pola Retak Beton 100% Daur Ulang Dengan Serat Polypropylene Panjang 12 mm Dari
pengamatan gambar diatas dapat dilihat bahwa, pola retak yang terjadi pada benda uji
beton adalah retak kolom atau keruntuhan kolom seperti ditunjukkan pada Gambar
4.11.c. Dimana pola retak kolom ini benda uji mengalami keretakan vertikal pada
dinding beton. Gambar 4.12.a

Pola Retak Beton Normal Serat Polypropylene Panjang 45 mm Dari pengamatan gambar
diatas dapat dilihat bahwa, pola retak yang terjadi pada Gambar 4.12.a adalah retak
kolom atau keruntuhan kolom. Dimana pola retak kolom ini benda uji mengalami
keretakan vertical pada dinding beton Gambar 4.12.b Pola Retak Beton 50% Daur Ulang
Dengan Serat Polypropylene Panjang 45 mm Dari pengamatan gambar diatas dapat
dilihat bahwa, pola retak yang terjadi pada Gambar 4.12.b

pola retak yang terjadi adalah retak geser. Dimana untuk pola retak geser benda uji
mengalami keretakan dengan pola diagonal/miring pada dinding beton, yang
disebakan oleh gaya pada arah horisontal/datar. Gambar 4.12.c

Pola Retak Beton 100% Daur Ulang Dengan Serat Polypropylene Panjang 45 mm Dari
pengamatan gambar diatas dapat dilihat bahwa, pola retak yang terjadi pada Gambar
4.12.c adalah retak kolom atau keruntuhan kolom. Dimana pola retak kolom ini benda
uji mengalami keretakan vertical pada dinding beton Pola Retak Beton Serat Plastik Dari
pengujian kuat tekan beton dapat diketahui bahwa pola keretakan benda uji akibat gaya
tekan. Pada Gambar 4.13 dan Gambar 4.14 menunjukkan pola retak untuk benda uji
dengan penambahan serat plastik pada umur 28 hari. Gambar 4.13.a

Pola Retak Beton Normal Dengan Serat Plastik Panjang 12 mm Dari pengamatan
gambar diatas dapat dilihat bahwa, pola retak yang terjadi pada Gambar 4.13.a adalah
retak kerucut dan pecah, tipe ini terjadi karena tidak homogennya adukan agregat kasar
saat pembuatan benda uji, sehingga pembebanan tidak terdistribusi secara merata.
Gambar 4.13.b Pola Retak Beton 50% Daur Ulang Dengan Serat Plastik Panjang 12 mm
Dari pengamatan gambar diatas dapat dilihat bahwa, pada Gambar 4.13.b

pola retak yang terjadi adalah retak kolom. Dimana pola retak kolom ini benda uji
mengalami keretakan vertical pada dinding beton. Gambar 4.13.c Pola Retak Beton
100% Daur Ulang Dengan Serat Plastik Panjang 12 mm Dari pengamatan gambar diatas
dapat dilihat bahwa, pada Gambar 4.13.c pola retak yang terjadi adalah retak kolom.
Dimana pola retak kolom ini benda uji mengalami keretakan vertical pada dinding
beton. Gambar 4.14.a

Pola Retak Beton Normal Dengan Serat Plastik Panjang 45 mm Dari pengamatan
gambar diatas dapat dilihat bahwa, pola retak yang terjadi pada Gambar 4.14.a adalah
retak kerucut dan pecah, tipe ini terjadi karena tidak homogennya adukan agregat kasar
saat pembuatan benda uji, sehingga pembebanan tidak terdistribusi secara merata.
Gambar 4.14.b

Pola Retak Beton 50% Daur Ulang Dengan Serat Plastik Panjang 45 mm Dari
pengamatan gambar diatas dapat dilihat bahwa, pola retak yang terjadi pada Gambar
4.14.b pola retak yang terjadi adalah retak kolom. Dimana pola retak kolom ini benda uji
mengalami keretakan vertical pada dinding beton. Gambar 4.14.c Pola Retak Beton
100% Daur Ulang Dengan Serat Plastik Panjang 45 mm Dari pengamatan gambar diatas
dapat dilihat bahwa, pola retak yang terjadi pada Gambar 4.14.c

pola retak yang terjadi adalah retak kolom. Dimana pola retak kolom ini benda uji
mengalami keretakan vertical pada dinding beton. Pola Retak atau Keruntuhan Benda
Uji 28 Hari Variasi Campuran Benda Uji _Pola Retak _ _ _12-TS' _12-PP12 _12-PP45
_12-PL12 _12-PL45 _ _BN _Kerucut dan Geser _Kerucut dan Geser _ Kerucut dan Pecah
_ Geser _Kerucut dan Geser _ _BDU-50 _Kerucut dan Geser _ Kerucut dan Pecah
_ Kerucut dan Geser _ Kerucut dan Geser _ Kerucut dan Geser _ _BDU-100 _Kerucut dan
Geser _Kerucut dan Geser _ Kerucut dan Geser _Kerucut dan Pecah _ Kerucut dan Geser
_ _ _17-TS _17-PP12 _17-PP45 _17-PL12 _17-PL45 _ _BN _ Kerucut dan Geser
_Kolom _kerucut dan Geser _Kerucut dan Pecah _Kerucut dan Pecah _ _BDU-50
_Geser _ Kerucut dan Geser _ Kerucut dan Geser _Kerucut dan pecah _ Kerucut dan
Geser _ _BDU-100 _ Kerucut dan Geser _ Kerucut dan Pecah _Kerucut dan
Pecah _ Kerucut dan Pecah _Kerucut dan Pecah _ _ Dari Tabel 4.17 diatas diketahui
bahwa pola retak yang terjadi pada benda uji umumnya adalah kerucut dan geser.

Tipe ini terjadi karena permukaan benda uji kurang datar dan juga penumpukan serat
pada titik tertentu, sehingga retakan akan mengikuti titik-titik perlemahannya (ASTM C
39 Standard 2002). Seperti pada Gambar 4.15 dibawah ini : Gambar 4.15 Pola Retak
Yang Umum Terjadi Pola retak yang ideal adalah pola retak dengan bentuk kerucut,
dimana tipe ini menunjukkan kepadatan benda uji silinder merata dan permukaan
benar-benar datar, sehingga penyebaran tekanan pada saat pengujian kuat tekan terjadi
secara merata pada seluruh permukaan yang kemudian disalurkan merata pula pada
seluruh bagian silinder.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dalam penelitian ini didapatkan beberapa
kesimpulan dari hasil dan pembahasan adalah sebagai berikut: Penambahan serat
plastik kantong kresek pada beton terhadap kuat tekan beton mengalami peningkatan
nilai kuat tekan, peningkatan rata rata tertinggi terjadi pada beton BDU-100-17-PL12
mutu rencana 17 MPa dengan penambahan serat plastik panjang 12 mm yaitu sebesar
13,68 MPa.

Nilai peningkatan kuat tekan tertinggi pada serat polypropylene terjadi pada beton
BDU-100-17-PP12 dan BDU-100-17-PP45 yaitu sebesar 38,68% dan 20,75% atau
sebesar 13,68 MPa dan 12,07 MPa. Sedangkan peningkatan kuat tekan tertinggi pada
beton yang diberi serat plastik BDU-100-17-PL12 dan BDU-100-17-PL45 yaitu sebesar
33,02% dan 1,89% atau sebesar 13,30 MPa dan 10,19 MPa.

Walaupun terjadi peningkatan kuat tekan pada beton berserat, namun dengan
pencapaian peningkatan kuat tekan tersebut masih rendah dari pencapaian mutu
normalnya. Fenomena kuat tekan pada beton tanpa serat terjadi retakan yang langsung
terbelah, sedangkan untuk beton dengan serat tidak langsung terjadi retakan melainkan
terjadi perlawanan yang disebabkan oleh serat. Khususnya pada serat dengan Panjang
12 mm.

Pola retak yang terjadi pada benda uji umumnya adalah kerucut dan geser, karena
permukaan benda uji kurang datar dan juga berkumpulkan serat pada satu titik tertentu,
sehingga kurang nya ikatan antar agregat dan retakan akan mengikuti titik-titik
perlemahannya. Saran Dari pengujian yang telah dilakukan, didapatkan beberapa
permasalahan. Dalam hal ini peneliti menyarankan: Dalam proses pembuatan benda uji
hingga pada pada tahap pengujian, diusahakan lebih teliti agar hasilnya bisa lebih baik.

Pemilihan material harap diperhatikan kualitasnya, baik itu agregat kasar maupun
agregat halus nya, karena kualitas material nanti akan mempengaruhi nilai kuat tekan
beton. Dilakukan penelitian mengenai karakteristik plastik dan komposisi plastik pada
beton, dengan tujuan untuk mengetahui karakter plastik plastik jika terkena air semen.

Sebelum dilakukan pengujian kuat tekan diperhatikan terlebih dahulu permukaan benda
uji, jika permukaan tidak datar maka perlu dilakukan pengampelasan pada permukaan
benda uji. Hasil dari penelitian ini adalah beton termasuk ke dalam non struktural, untuk
penelitian selanjutnya dibuat beton dengan mutu tinggi agar memenuhi persyaratan
kuat tekan beton untuk struktur.

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/eqo1k40z1-beton-serat-klasifikasi-retak.html
<1% - https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/3066/05.3%20bab%203.pdf
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/343150792_KAJIAN_TENTANG_PENAMBAHA
N_SERAT_TERHADAP_KUAT_TEKAN_BETON
<1% -
https://www.kajianpustaka.com/2018/12/sejarah-penyusun-jenis-dan-kuat-tekan-beton.
html
<1% - https://idoc.pub/documents/penelitian-beton-serat-eljq3ogomx41
<1% - https://123dok.com/article/serat-baja-bahan-tambah-commit-to-user.yev4k7v4
<1% - https://journal.umy.ac.id/index.php/st/article/download/435/585
<1% -
https://www.merdeka.com/jabar/penyebab-pencemaran-tanah-dan-dampaknya-bagi-k
ehidupan-jangan-disepelekan-kln.html
<1% -
https://www.ruang-sipil.com/2018/04/mengapa-uji-kuat-tekan-beton-dilakukan.html
<1% - https://www.arasbeton.com/2021/05/mix-design-beton-k-250-sni.html
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/353928833_PEMANFAATAN_LIMBAH_BETON_
SEBAGAI_PENGGANTI_AGREGAT_KASAR_PADA_PERKERASAN_LASTON_ASPHALT_CONC
RETE_-_WEARING_COARSE_AC-WC
<1% - http://eprints.ums.ac.id/25447/21/naskah_publikasi.pdf
<1% - http://repository.uinbanten.ac.id/1826/5/15.%20Bab%203.pdf
<1% - http://sipil.ejournal.web.id/index.php/jts/article/download/259/238/
<1% -
https://wawasanpengajaran.blogspot.com/2014/10/contoh-tujuan-penelitian-dan-manf
aat.html
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p3t2ala/Secara-Praktis-Secara-praktis-penelitian-ini-di
harapkan-mampu-memberikan/
<1% - https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1104105014-3-BAB%20II.pdf
<1% - http://repository.untag-sby.ac.id/354/3/BAB%202.pdf
<1% -
http://repo.bunghatta.ac.id/6743/3/BAB%20I%20DHAFIN%20FADHLUR%20RAHMAN.pd
f
<1% - https://sinardinamikabeton.blogspot.com/2012/04/dasar-dasar-beton.html
<1% - http://repository.uir.ac.id/2151/14/H.BAB%20III%20LANDASAN%20TEORI.pdf
<1% - https://arsitekdata.blogspot.com/
<1% - https://www.ilmusipil.com/pengertian-beton-adalah
<1% -
https://tribunkaltimwiki.tribunnews.com/2020/09/16/bisa-digunakan-berulang-ulang-pa
stikan-mencuci-masker-kain-dengan-benar
<1% - https://syaiful-beton.blogspot.com/
<1% - https://eprints.umm.ac.id/46472/3/BAB%20II.pdf
<1% - https://blog.nobelconsultant.com/struktur-baja-atau-struktur-beton/
<1% - https://fuckingcivil.blogspot.com/2010/01/keuntungan-dan-kerugian-beton.html
<1% - https://www.ilmubeton.com/2017/11/beton-daur-ulang.html
<1% - https://opdehoekguesthouse.co.za/mobile/2083_daur-ulang-agregat-kasar-.html
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/wq2k7oveq-agregat-kasar-daur-ulang.html
<1% - https://arafuru.com/material/lihat-sifat-dan-karakteristik-dari-beton.html
<1% - https://etd.umy.ac.id/id/eprint/26416/12/Naskah%20Publikasi.pdf
<1% -
https://pdfs.semanticscholar.org/89af/7db78afa8fa5f5205ad17299d100b56b1ee1.pdf
<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/229335863.pdf
<1% -
https://sayaberbagi.blogspot.com/2014/09/pengaruh-penambahan-serat-ijuk-dan.html
<1% -
https://www.researchgate.net/profile/Ngudiyono-Ngudiyono/publication/323995746_M
ETODE_PERBAIKAN_TEGANGAN_GESER_BETON_DENGAN_FIBER_BENDRAT_Improvemen
t_Method_Shear_Stress_Of_Concrete_With_Bendrat_Fiber/links/5ab76162a6fdcc46d3b6c
f1b/METODE-PERBAIKAN-TEGANGAN-GESER-BETON-DENGAN-FIBER-BENDRAT-Impro
vement-Method-Shear-Stress-Of-Concrete-With-Bendrat-Fiber.pdf
<1% -
https://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123216-R210816-Studi%20prilaku-Literatur.pdf
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/333632791_KUAT_TARIK_DAN_DAKTILITAS_BE
SI_BETON_SETELAH_PEMBENGKOKAN
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/wye3p8meq-serat-polypropylene-tinjauan-pustak
a.html
<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/296459231.pdf
<1% -
https://prakaryakelas07.blogspot.com/2019/03/kerajinan-dari-bahan-serat-dan-tekstil.ht
ml
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/292346992_Plastik_ramah_lingkungan_photod
egradasi_dari_kopolimerisasi_tempel_LDPEtapioka_dengan_maleat_anhidrat
<1% -
https://repository.unair.ac.id/10819/17/5.%20BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf
<1% - http://digilib.unimed.ac.id/10650/12/9.%20BAB%20I.pdf
<1% - https://www.coursehero.com/file/74537216/MAKALAH-TERMOPLASTIKdocx/
<1% - https://jurnal.ugm.ac.id/ijc/article/download/21497/14202
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/279680048_SYNTHESIS_AND_CHARACTERIZA
TION_OF_HDPE_PLASTIC_FILM_FOR_HERBICIDE_CONTAINER_USING_FLY_ASH_CLASS_F_
AS_FILLER
<1% - https://www.eymenpetrokimya.com.tr/en/lldpe-linear-low-density-polyethylene/
<1% -
https://teknik.uniska-bjm.ac.id/wp-content/uploads/2021/01/12.-FITRIANI-RIDZEKI.pdf
<1% - https://unitedgank007.blogspot.com/2016/01/kuat-tekan-beton.html
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/ky6pj495q-sifat-sifat-beton-setelah-mengeras.ht
ml
<1% -
https://pojok-welder.blogspot.com/2017/04/pemeriksaan-dan-pengujian-las.html
<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/196256572.pdf
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/1y92g3erz-faktor-air-semen-umur-beton-jenis-se
men-jumlah-pasta-semen-sifat-agregat.html
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/wyeo3wkeq-menentukan-faktor-air-semen-mene
ntukan-nilai-faktor-air-semen-maksimum-menentukan-kadar-air-bebas-menghitung-ke
butuhan-semen-menentukan-persentase-agregat-halus-dan-agregat-kasar.html
<1% - http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/TS/article/viewFile/2189/1625
<1% -
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/126497-R210860-Mencari%20hubungan-Analisis.pdf
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/331676159_Kuat_Tekan_Beton_Awal_Tinggi_D
engan_Variasi_Penambahan_Superplasticizer_dan_Silica_Fume
<1% - https://www.slideshare.net/frans1982/sni-0328342000
<1% -
https://www.situstekniksipil.com/2020/10/perawatan-beton-curing-kenapa-beton.html
<1% - http://eprints.itenas.ac.id/524/5/05%20Bab%202%20222014049.pdf
<1% - https://opac.polinema.ac.id/item/9246
<1% - https://eprints.umm.ac.id/41760/3/jiptummpp-gdl-noniknurpr-47196-3-babii.pdf
<1% -
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=533521&val=10926&title=
EFEK%20KADAR%20SERAT%20GEOTEKSTILE%20PADA%20PERKEMBANGAN%20KUAT%
20TEKAN%20KUBUS%20MORTAR
<1% -
https://researchgate.net/figure/gambar-dapat-dilihat-pada-Gambar-1-2-3-4-dan-5_fig1
_328168687
<1% - http://eprints.undip.ac.id/34666/7/1735_CHAPTER_III.pdf
<1% - https://etd.umy.ac.id/id/eprint/1616/1/Halaman%20Judul.pdf
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/4yrkj90pz-mikrostruktur-makrostruktur-tinjauan-
pustaka.html
<1% -
https://www.balkopites.com/2020/03/soal-apreasiasi-dan-ekspresi-karya-seni-rupa-man
canegara.html
<1% - http://eprints.undip.ac.id/33854/6/1806_CHAPTER_II.pdf
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/oy8nj05yr-uji-kuat-tarik-belah-beton-cm-12d-cm
.html
<1% - https://kc.umn.ac.id/18136/4/BAB_II.pdf
<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/12216735.pdf
<1% - http://eprints.undip.ac.id/34053/10/1916_CHAPTER_VI.pdf
<1% -
https://id.123dok.com/title/pengaruh-penambahan-paku-kuat-tekan-tarik-belah-beton
<1% -
https://123dok.com/article/uji-kuat-tarik-belah-beton-pengujian-sampel.qmj9onx8
<1% - https://ojs.uma.ac.id/index.php/jcebt/article/download/7812/pdf
<1% -
https://www.semanticscholar.org/paper/USE-OF-RECYCLED-PLASTIC-BAG-WASTE-IN-T
HE-CONCRETE-Ghernouti-Rabehi/7019893b75a5f479b3c318367b8eafd7d02feade/figur
e/8
<1% - http://ejournal.kemenperin.go.id/mkkp/article/view/114
<1% - https://core.ac.uk/display/324203580
<1% - http://eprints.itenas.ac.id/920/5/05%20Bab%202%20222015191.pdf
<1% - https://core.ac.uk/download/324203580.pdf
<1% - https://journal.umy.ac.id/index.php/st/article/view/2037/2644
<1% - http://repository.untag-sby.ac.id/6759/8/Bab%20II.pdf
<1% - https://eprints.umm.ac.id/41635/3/BAB%202.pdf
<1% - https://dinarek.unsoed.ac.id/jurnal/index.php/dinarek/article/download/98/pdf
<1% - https://repository.uir.ac.id/3539/5/F.%20BAB%20II.pdf
<1% - http://repository.ub.ac.id/id/eprint/12714/10/BAB%20I.pdf
<1% - http://repo.uinsatu.ac.id/15594/6/BAB%20III.pdf
<1% -
https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2019/02/923ef_Modul_3-_Ranca
ngan_Campuran_Beton_final.pdf
<1% - https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1204105021-3-BAB%20II.pdf
<1% -
https://repository.unair.ac.id/94378/7/7.%20BAB%204%20METODE%20PENELITIAN.pdf
<1% -
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/11709/3/T1_362012011_BAB%20III.pd
f
<1% - http://repository.ittelkom-pwt.ac.id/5749/1/BAB%20III.pdf
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/349029023_Pengaruh_Subtitusi_Agregat_Buat
an_Beton_Daur_Ulang_Terhadap_Kuat_Tekan_Beton_Normal
<1% - http://staffnew.uny.ac.id/upload/132256207/pendidikan/sni-03-1968-1990.pdf
<1% -
https://www.grandkusumaponorogo.com/artikel/agregat-pengertian-fungsi-klasifikasi-d
an-gradasi/
1% - http://eprints.undip.ac.id/34213/8/1746_chapter_IV.pdf
<1% - http://repositori.unsil.ac.id/968/7/Bab%203.pdf
<1% -
https://123dok.com/article/pengujian-berat-jenis-dan-penyerapan-agregat-halus.zpn6lp
4y
<1% -
http://docshare.tips/sni-03-2417-1991-los-angeles_5894ef14b6d87f68898b4d2c.html
<1% -
https://www.jembatantimbangindonesia.com/compression-testing-machine-alat-uji-tek
an-mesin-uji-kuat-tekan-beton-alat-uji-press/
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/341496330_Hubungan_Kuat_Tekan_Uniaksial_
dan_Kuat_Tarik_Tidak_Langsung_Pada_Batuan_Sedimen_Dengan_Nilai_Kuat_Tekan_Rend
ah
<1% - https://www.ilmubeton.com/2019/10/inovasi-paving-block-kaca.html
<1% - https://jurnal.polines.ac.id/index.php/orbith/article/download/3561/107923
<1% - https://www.researchgate.net/publication/353298329_SEMEN_PORTLAND
<1% -
https://www.studocu.com/id/document/universitas-jambi/masyarakat-sipil/bab-3-analisi
s-saringan-agregat-kasar-dan-halus/13823363
<1% -
https://id.123dok.com/article/pengujian-agregat-bahan-dan-pengujian-bahan-campura
n-beton.zwvpwedv
<1% -
https://id.scribd.com/doc/315395618/3-RBT-Analisa-Saringan-Agregat-Halus-Dan-Kasar
<1% - https://www.slideshare.net/lianyndut/laporan-praktikum-perkerasan-jalan
<1% -
https://ilmuteknik.id/ilmu-teknik-pengujian-berat-jenis-dan-berat-isi-agregat-kasar-kor
al-kerikil/
<1% -
https://adoc.pub/sni-metode-pengujian-berat-jenis-dan-penyerapan-air-agregat-.html
<1% -
https://123dok.com/article/pengujian-penyerapan-air-pengujian-benda-uji.z3d523om
<1% - http://staffnew.uny.ac.id/upload/132256207/pendidikan/sni-03-1969-1990.pdf
<1% -
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123078-R210803-Pembuatan%20dan%20karakteristik-
Metodologi.pdf
<1% - http://staffnew.uny.ac.id/upload/132256207/pendidikan/sni-03-1970-1990.pdf
<1% -
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/125078-R210840-Rancangan%20campur-Metodologi.
pdf
<1% - https://text-id.123dok.com/document/yd22jk1q-s-tb-0902295-chapter3.html
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p12issa9/5-piknometer-direndam-dalam-air-dan-ukur
-suhu-air-untuk-penyesuaian-perhitungan/
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p6jc7d7/Ambil-dan-timbang-benda-uji-yang-telah-dih
ancurkan-sebanyak-300-gram-3-Isi/
<1% -
https://www.academia.edu/43083482/PENGUJIAN_BERAT_JENIS_AGREGAT_HALUS
<1% -
https://adoc.pub/sni-sni-standar-nasional-indonesia-metode-pengujian-kadar-ai.html
<1% - https://klinikkonstruksi.jogjaprov.go.id/nspm/SNI%2003-1971-1990.pdf
<1% -
http://www.ocw.upj.ac.id/files/Textbook-CIV-203-SNI-03-1971-1990-Kadar-Air.pdf
<1% - http://repositori.unsil.ac.id/4584/7/BAB%20III.pdf
<1% -
https://eprints.umm.ac.id/35095/4/jiptummpp-gdl-ahmadsidiq-48528-4-babiii.pdf
<1% -
https://docshare.tips/pemeriksaan-semen-portland_588e0e08b6d87fe0038b4aa0.html
<1% -
https://adoc.pub/cara-uji-keausan-agregat-dengan-mesin-abrasi-los-angeles.html
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/y86n4x2q-cara-uji-keausan-agregat-dengan-mesi
n-abrasi-los-angeles.html
<1% -
https://www.konsultan-teknik.biz.id/2021/09/cara-uji-keausan-agregat-dengan-mesin.ht
ml
<1% -
https://123dok.com/article/mesin-angeles-gambar-grafik-analisa-saringan-agregat-med
ium.zk1lv4pq
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/1y9r0r2ly-pengujian-aspal-prosedur-penelitian-1
-persiapan-dan-penyediaan-bahan.html
<1% -
https://www.taktiktekno.com/2021/01/perhitungan-perencanaan-campuran-beton.html
<1% - http://staffnew.uny.ac.id/upload/132256207/pendidikan/sni-03-2834-2000.pdf
<1% - https://www.coursehero.com/file/23388979/regression-part2/
<1% -
https://proyeksipil.blogspot.com/2013/05/cara-menghitung-standard-deviasi-dan.html
<1% -
https://www.coursehero.com/file/pht53c/322-Menghitung-kuat-tekan-rata-rata-yang-di
targetkan-f-cr-Tabel-39-Kekuatan/
<1% -
https://www.slideshare.net/MiraPemayun/sni-0328341993tatacarapembuatanrencanaca
mpuranbetonnormal
<1% -
https://adoc.pub/bab-2-tinjauan-kepustakaan-membentuk-masa-padat-jenis-beton-.ht
ml
<1% -
https://adoc.pub/pemeriksaan-kadar-air-agregat-halus-pasir-tabel-1-hasil-anal.html
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p2ettng/Hitung-kadar-agregat-kasar-yang-besarnya-a
dalah-kadar-agregat-gabungan-butir-21/
<1% - http://eprints.undip.ac.id/34670/6/1730_CHAPTER_II.pdf
<1% -
https://idoc.pub/documents/03-kunci-jawaban-dan-pembahasan-kimia-xii-mwl1gm256
1lj
<1% -
https://123dok.com/article/keausan-agregat-mesin-los-angeles-pemeriksaan-agregat-k
asar.y90mdovy
<1% -
https://www.ilmubeton.com/2018/03/faktor-konversi-uji-tekan-kubus-15-cm.html
<1% - https://adoc.pub/sni-sni-standar-nasional-indonesia151658735263159.html
<1% - https://id.scribd.com/doc/50677554/SNI-03-2834-1993
<1% -
http://repositori.unsil.ac.id/4388/5/SKRIPSI%20BAB%203%20SUGIH%20%28FIX%29.pdf
<1% -
https://id.123dok.com/article/data-data-campuran-beton-analisa-data-dan-pembahasa
n-3.qop4r00z
<1% -
https://id.123dok.com/title/pendahuluan-tinjauan-lentur-balok-ringan-agregat-pecahan
-genteng
<1% - https://onesearch.id/Record/IOS1688.article-749/TOC
<1% - https://id.123dok.com/article/bidang-pekerjaan-teknik-sipil-uji-tanah.z1d7l3o3
<1% - https://arasitek.com/blog/cara-melakukan-slump-tes/
<1% -
https://123dok.com/article/pengendalian-mutu-proyek-pengendalian-proyek.zpv6xvvz
<1% - https://id.scribd.com/doc/310334058/Ika-Pelaksanaan-Slump-Test
<1% -
https://mataseluruhdunia107.blogspot.com/2018/10/metode-pelaksanaan-pekerjaan-pa
tching.html
<1% - https://www.sudutsipil.site/2022/02/pengertian-dan-cara-uji-slump-beton.html
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p47fqlqn/segera-cetakan-dari-beton-dengan-cara-me
ngangkat-secara-vertikal-dengan-hati/
<1% -
https://lauwtjunnji.weebly.com/uploads/1/0/1/7/10171621/sni-1972-2008_cara_uji_slum
p_beton.pdf
<1% -
https://arsitektura.blogspot.com/2012/02/metode-pengujian-kuat-tekan-beton.html
<1% -
https://www.neliti.com/publications/130866/pengujian-kuat-tarik-lentur-beton-dengan-
variasi-kuat-tekan-beton
<1% - https://www.lptunwiku.com/2021/01/uji-kuat-tekan-beton-silinder.html
<1% -
https://krispiananjas.blogspot.com/2022/02/metode-pengujian-kuat-tekan-beton.html
<1% - https://krispiananjas.blogspot.com/2022/
<1% - https://freecivilengineeringscience.blogspot.com/2013/03/kuat-tekan-beton.html
<1% - https://strong-indonesia.com/artikel/uji-kuat-tekan-beton/
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/7q07w63z6-pengertian-peralatan-benda-uji.html
<1% - https://www.academia.edu/29120213/Metode_pengujian_kuat_tekan_beton
<1% - https://testingindonesia.co.id/mesin-uji-tekan-pengujian-kekuatan-pada-beton/
<1% -
https://precast.co.id/konstruksi/cari-tahu-cara-menghitung-kekuatan-beton-untuk-kons
truksi/
<1% - http://repository.unib.ac.id/10477/2/IV,V,LAMP,III-14-adv-FT.pdf
<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/80819827.pdf
<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/141845056.pdf
<1% - http://repository.unib.ac.id/9246/2/IV%2CV%2CLAMP%2CII-14-adi-FT.pdf
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/dzxx9n5dz-gradasi-agregat-berat-jenis-modulus-
halus-butir.html
<1% - http://repository.upp.ac.id/1284/3/110845-ID-none.pdf
<1% - https://eprints.umm.ac.id/41340/1/PENDAHULUAN.pdf
<1% -
https://www.coursehero.com/file/51527818/LAPORAN-ANALISA-SARINGAN-AGREGAT-
KASARdocx/
<1% -
https://123dok.com/article/hasil-pemeriksaan-material-benda-uji-metode-penelitian.y4
w68p00
<1% -
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-semarang/civil-engineering/l
aporan-praktikum-analisis-saringan-dalam-agregat-kasar-kelompok/13747741
<1% -
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/81645/NDQ0MDQ3/Pemanfaatan-limbah-
granit-dan-fly-ash-dalam-penerapan-beton-mutu-tinggi-dengan-minim-semen-yang-ra
mah-lingkungan-dan-ekonomis-12.pdf
<1% - http://eprints.ums.ac.id/40691/17/BAB%20V.pdf
<1% - http://digilib.uinsby.ac.id/19286/7/Bab%204.pdf
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/6qm093n9y-hasil-pengujian-agregat-halus-hasil-
pengujian-agregat-kasar-daur-ulang.html
<1% -
https://itisallwhatyouneed.blogspot.com/2015/02/bahan-bangungan-agregat.html
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/342493928_ANALISIS_LIMBAH_BENDA_UJI_BE
TON_UNTUK_MENSUBSTITUSI_AGREGAT_KASAR_PADA_CAMPURAN_BETON
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p1k138kj/94-95-7-Dari-gambar-diatas-diketahui-bahw
a-nilai-sig-of-t-two-tail-adalah-nilai/
<1% - http://ilmuteknik.org/index.php/ilmuteknik/article/view/43
<1% - http://repository.ub.ac.id/id/eprint/9324/13/15.%20LAMPIRAN.pdf
<1% - http://repository.ub.ac.id/2170/12/15.%20LAMPIRAN.pdf
<1% - http://e-journals.unmul.ac.id/index.php/SEMNASTEK/article/viewFile/967/877
<1% -
https://idoc.pub/documents/berat-jenis-dan-penyerapan-air-aggregat-halus-dan-kasar-
mwl15jdv154j
<1% -
https://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123070-R010873-Perilaku%20kuat-Analisis.pdf
<1% - https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123070-R010873-Perilaku%20kuat-Analisis.pdf
<1% - https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaslit/article/download/10602/5963
<1% - https://aces.prosiding.unri.ac.id/index.php/ACES/article/download/2962/2894
<1% -
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/20959/4/T1_212016048_BAB%20IV.pd
f
<1% -
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/2324/5/13.BAB%20IV%20-%20PEMBAHASAN.pdf
<1% - https://www.slideshare.net/Tiara_03/ppt-agregat-kasar
<1% -
https://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123436-R010821-Studi%20perilaku-Analisis.pdf
<1% - https://apacontoh.com/apa-perbedaan-antara-semen-dan-beton/index.html
<1% - https://www.ilmusipil.com/pemeriksaan-kadar-lumpur-dalam-agregat-halus
<1% -
https://id.123dok.com/article/agregat-halus-pemeriksaan-bahan-penyusun-beton.zpnrk
2p4
<1% - https://zakiazzainokl18.blogspot.com/
<1% -
https://id.scribd.com/doc/240967973/Job-7-Pengujian-Abrasi-Agregat-Kasar-Menggun
akan-LA-Machine
<1% -
https://wiryocaram.blogspot.com/2019/06/cara-menghitung-komposisi-campuran_22.ht
ml
<1% - https://www.slideshare.net/vestersaragih/uji-kuat-tarik-ppt
<1% - http://ejurnal.ppsdmmigas.esdm.go.id/sp/index.php/swarapatra/article/view/315
<1% -
https://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124661-R040803-Pengaruh%20konsentrasi-Analisis.pd
f
<1% - https://www.klopmart.com/article/detail/konversi-umur-beton
<1% - https://novotest.id/teknik-pengujian-beton/
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/354384834_Kombinasi_Abu_Dasar_Batu_Bara_
dan_Abu_Vulkanik_sebagai_Material_Beton
<1% - https://akademik.unsoed.ac.id/index.php?r=artikelilmiah/view&id=16672
<1% - https://jualbuisbeton.com/kekuatan-tekan-karakteristik-beton/
<1% -
https://123dok.com/article/kuat-tekan-silinder-beton-hasil-pengujian-beton.zkw4orop
<1% -
https://www.researchgate.net/profile/Andi-Yusra/publication/349028812_Pengaruh_Pen
ambahan_Serat_Polypropylene_pada_Kuat_Tekan_Beton_Mutu_Tinggi/links/601bcc0fa6f
dcc37a8ff92da/Pengaruh-Penambahan-Serat-Polypropylene-pada-Kuat-Tekan-Beton-M
utu-Tinggi.pdf
<1% - https://lib.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak/id_abstrak-89226.pdf
<1% - https://core.ac.uk/display/35339846
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/334549969_Perbandingan_Peningkatan_Kuat_
Tekan_dengan_Kuat_Lentur_pada_Berbagai_Umur_Beton
<1% - http://digilib.unimed.ac.id/12056/6/408221027%20BAB%20I.pdf
<1% -
https://id.123dok.com/title/pengaruh-penambahan-serat-polypropylene-kuat-tekan-bet
on-tinggi
<1% - https://jurnal.umj.ac.id/index.php/konstruksia/article/download/998/910
<1% - https://ejournal.unib.ac.id/inersiajurnal/article/download/6633/3255/12859
<1% -
https://123dok.com/article/hasil-pembahasan-laporan-penelitian-panjang-lewatan-sam
bungan-tulangan.zll370oz
<1% -
https://toptenid.com/dari-grafik-diatas-dapat-dinyatakan-bahwa-selisih-nilai-rata-rata-k
elas-3a-dengan-kelas-3b-adalah/amp
<1% -
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1232758&val=6500&title=
PENGARUH%20PENAMBAHAN%20SERAT%20BAJA%20TERHADAP%20PENINGKATAN%
20KUAT%20KOKOH%20TEKAN%20KUAT%20TARIK%20BELAH%20DAN%20KUAT%20LE
NTUR%20MURNI%20PADA%20BEBERAPA%20MUTU%20STEEL%20FIBER%20REINFORC
ED%20CONCRETE
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p3njuqm/Dari-uraian-diatas-dapat-dinyatakan-bahwa-
pemanfaatan-serat-sabut-kelapa-melalui/
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/ozl143oy4-uji-kuat-tekan-beton-pola-retak-pada
-pengujian-kuat-tekan.html
<1% - https://core.ac.uk/download/pdf/89563944.pdf
<1% -
https://engineeringbuilding.blogspot.com/2011/02/masalah-keretakan-pada-dinding.ht
ml
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/rz37r5myx-pola-retak-pada-pengujian-kuat-teka
n.html
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p389pls6/daerah-interface-antara-beton-dengan-CFR
P-seperti-ditunjukkan-pada-Gambar-429/
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/329520701_KAJIAN_EKSPERIMENTAL_POLA_R
ETAK_PADA_PORTAL_BETON_BERTULANG_AKIBAT_BEBAN_QUASI_CYCLIC
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/nq7rlwoy6-jumlah-retak-panjang-retak.html
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/354095884_PERILAKU_POLA_KERETAKAN_BE
NDA_UJI_KUBUS_DAN_SILINDER_YANG_TERKEKANG_TERHADAP_BEBAN_MAKSIMUM_
MENGGUNAKAN_METODE_ELEMEN_HINGGA
<1% - https://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/1863/52/BAB_IV.pdf
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/wq2p91ry1-pola-retak-pada-p-pola-retak-yang-
mungkin-terjadi-pada-silinde.html
<1% - https://adoc.pub/bab-v-kesimpulan-dan-saran-bab-v-kesimpulan-dan-saran.html
<1% -
https://123dok.com/article/batasan-masalah-karakteristik-tekan-tarik-absorbsi-akibat-p
enambahan.qmj9onx8
<1% - http://prokons.polinema.ac.id/index.php/PROKONS/article/download/171/209
<1% -
https://www.ilmubeton.com/2018/06/parameter-dan-standard-lengkap-agregat_30.html

Anda mungkin juga menyukai