Anda di halaman 1dari 8

1.

Beton serat

Beton serat merupakan beton yang terdiri dari semen hidrolik, air, agregat

halus, agregat kasar dan serat (serat baja, plastik, glass maupun serat alami) yang

disebar secara diskontinu. Tjokrodimuljo mendefinisikan beton serat (fiber

concrete) sebagai bahan komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain

yang berupa serat (batang-batang dengan diameter antara 5 dan 500 µm dengan

panjang sekitar 2,5 mm sampai 10 mm). Penambahan serat pada beton

dimaksudkan untuk memperbaiki kelemahan sifat yang dimiliki oleh beton yaitu

memiliki kuat tarik yang rendah.

Jenis serat yang

dapat digunakan dalam beton serat dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Serat Alam, serat alami umunya terbuat dari bermacam-macam tumbuhan.

Sifat umumnya mudah menyerap dan melepaskan air. Serat alam mudah

lapuk sehingga tidak dianjurkan pada beton bermutu tinggi atau untuk

penggunaan khusus.

2. Serat Buatan, serat buatan umunya dibuat dari senyawa polimer.

Mempunyai ketahanan tinggi terhadap perubahan cuaca. Mempunyai titik

leleh, kuat tarik dan kuat lentur yang tinggi. Digunakan untuk beton

bermutu tinggi dan akan digunakan secara khusus.

2.2.1Kelebihan Beton Serat

Beton serat mempunyai kelebihan dibanding beton tanpa serat dalam

beberapa sifat strukturnya antara lain keliatan (ductility), ketahanan terhadap

beban kejut (impact resistance), kuat tarik dan lentur (tensile and flexural
strength), kelelahan (fatigue life), ketahanan terhadap pengaruh susut

(shrinkage) dan ketahanan terhadap keausan (abrasion).

Menurut As’ad (2008), beton serat memberi banyak keuntungan antara lain:

• Serat terdistribusi secara acak di dalam volume beton pada jarak yang

relatif dekat satu sama lain. Hal ini akan memberi tahanan berimbang

ke segala arah dan memberi keuntungan material struktur yang

dipersiapkan untuk menahan beban gempa dan angin.2.2.1Kelebihan Beton Serat

Beton serat mempunyai kelebihan dibanding beton tanpa serat dalam

beberapa sifat strukturnya antara lain keliatan (ductility), ketahanan terhadap

beban kejut (impact resistance), kuat tarik dan lentur (tensile and flexural

strength), kelelahan (fatigue life), ketahanan terhadap pengaruh susut

(shrinkage) dan ketahanan terhadap keausan (abrasion).

Menurut As’ad (2008), beton serat memberi banyak keuntungan antara lain:

• Serat terdistribusi secara acak di dalam volume beton pada jarak yang

relatif dekat satu sama lain. Hal ini akan memberi tahanan berimbang

ke segala arah dan memberi keuntungan material struktur yang

dipersiapkan untuk menahan beban gempa dan angin.

• Perbaikan perilaku deformasi seperti ketahanan terhadap impak,

daktilitas yang lebih besar, kuat lentur, dan kapasitas torsi yang lebih

baik.

• Meningkatkan ketahanan beton terhadap formasi dan pembentukan

retak.

• Peningkatan ketahanan pengelupasan (spalling) dan retak pada selimut

beton akan membantu menghambat korosi besi tulangan dari serangan


kondisi lingkungan yang berpotensi korosi.

2.2.2 Kekurangan Beton Serat

Terdapat beberapa kelemahan dari beton serat :

1. Penambahan serat menyebabkan beton menjadi sulit untuk dipadatkan

2. Penambahan serat umumnya akan menurunkan kekuatan tekan beton.

3. Proses pengerjaan lebih sulit dari beton biasa.

• Perbaikan perilaku deformasi seperti ketahanan terhadap impak,

daktilitas yang lebih besar, kuat lentur, dan kapasitas torsi yang lebih

baik.

• Meningkatkan ketahanan beton terhadap formasi dan pembentukan

retak.

• Peningkatan ketahanan pengelupasan (spalling) dan retak pada selimut

beton akan membantu menghambat korosi besi tulangan dari serangan

kondisi lingkungan yang berpotensi korosi.

2.2.2 Kekurangan Beton Serat

Terdapat beberapa kelemahan dari beton serat :

1. Penambahan serat menyebabkan beton menjadi sulit untuk dipadatkan

2. Penambahan serat umumnya akan menurunkan kekuatan tekan beton.

3. Proses pengerjaan lebih sulit dari beton biasa.


2. Pengertian Beton Ringan

Beton ringan merupakan beton yang memiliki berat kurang dari 1850 kg/m3

Beton ringan banyak digunakan untuk pasangan dinding karena dianggap mampu

mengurangi beban mati dan sifat penghantar panas suatu struktur beton. Beton

ringan dapat dibuat dengan membuat gelembung-gelembung udara pada campuran

beton segarnya.

Salah satu variasi beton ringan adalah beton teraerasi (Aerated Concrete).

Pada beton ini terdapat pori-pori layaknya batu apung sehingga beton akan

memiliki densitas yang rendah. Beton ringan merupakan salah satu alternatif

material pracetak untuk bangunan residensial. Beton ringan baik sebagai pengganti

batu bata, dinding partisi dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan karena sifat dari

pada beton ringan yang mudah dicetak maupun dipotong menjadi ukuran-ukuran

yang diinginkan.

Pemakaian beton ringan pertama kali dikembangkan di Swedia pada tahun 1

1923 sebagai alternatif material bangunan untuk mengurangi penggundulan hutan. 1

Beton ringan AAC ini kemudian dikembangkan lagi oleh Joseph Hebel di Jerman

Barat di tahun 1943. Beton ringan aerasi ini dianggap sempurna, termasuk material

bangunan yang ramah lingkungan, karena dibuat dari sumber daya alam yang

berlimpah. Sifatnya kuat, tahan lama, mudah dibentuk, efisien, dan berdaya guna

tinggi.

3. Beton Mutu Tinggi


Beton mutu tinggi adalah beton yang memiliki kuat tekan lebih tinggi

dibandingkan beton normal biasa. Menurut PD T-04-2004-C tentang Tata Cara

Pembuatan dan Pelaksanaan Beton Berkekuatan Tinggi, yang tergolong beton

bermutu tinggi adalah beton yang memiliki kuat tekan antara 40 – 80 MPa. Beton

mutu tinggi (high strength concrete) yang tercantum dalam SNI 03-6468-2000

didefinisikan sebagai beton yang mempunyai kuat tekan yang disyaratkan lebih

besar sama dengan 41,4 MPa.

Beton mutu tinggi bermanfaat pada pracetak dan pratekan. Pada bangunan

tinggi mengurangi beban mati. Kelemahannya adalah kegetasannya. Produksi

beton mutu tinggi memerlukan pemasok untuk mengoptimalisasikan 3 aspek yang

mempengaruhi kekuatan beton : pasta semen, agregat, dan lekatan semen-agregat.

Ini perlu perhatian pada semua aspek produksi, yaitu pemilihan material, mix

design, penanganan dan penuangan. Kontrol kualitas adalah bagian yang penting

dan memerlukan kerja sama penuh antara pemasok, perencana dan kontraktor.

A. Faktor penentu beton mutu tinggi

1.Keadaan semen

2. Faktor air semen yang rendah

3. Agregat

4. Agregat halus (pasir)

5. Kualitas agregat kasar (krikil)

6. Karakteristik agregat

7. Penggunaan bahan tambahan dalam kadar yang tepat

8. Prosedur yang benar dan cermat pada keseluruhan proses produksi beton.
1.Keadaan Seme

bisa mempengaruhi kekuatan beton.

2. Faktor Air Semen

Pada beton mutu tinggi atau beton mutu sangat tinggi, faktor air semen (FAS) dapat diartkan sebagai
water to cementious ratio, yaitu rasio total berat air (termasuk air yang terkandung dalam agregat dan
pasir) terhadap berat total semen dan additive cementious yang umumnya ditambahkan pada
campurran beton mutu tinggi.

Untuk menghasilkan sebuah beton mutu tinggi, FAS dalam beton harus rendah. Faktor air semen yang
dipergunakan antara 0,28 sampai dengan 0,38.

Sedangkan menurut SNI 03-6468-2000 beton mutu tinggi nilai air faktor semennya ada dalam 0,2-0,5.
Tujuan pengurangan FAS adalah untuk mengurangi seminimal mungkin porositas beton yang dibuat
sehingga dihasilkan beton berkekuatan tinggi.

3. Agregat

Agregat merupakan salah satu bahan pengisi pada beton, yang mencapai 70-75% dari volume beton,
sehingga agregat sangat berpengaruh terhadap sifat – sifat beton. Dengan agregat yang baik beton
dapat dikerjakan, kuat, tahan lama, dan ekonomis (Paul Nugraha dan Antoni, 2007).

Jenis agregat berdasarkan sumbernya dapat digolongkan menjadi :

a. Agregat Alam

Agregat alam adalah butiran mineral yang merupakan hasil disinterigasi alami batu – batuan atau
berupa hasil mesin pemecah batu dengan memecah batu alami.

b. Agregat Buatan

Agregat buatan merupakan agregat yang yang dibuat dengan tujuan penggunaan khusus atau karena
kekuarangan agregat alam.

Menurut Mulyono (2003), karakteristik agregat sangat berpengaruh pada mutu campuran beton. Sifat
fisik dan mekanis (karakteritik) agregat yang digunakan Indonesia harusmemenusi syarat SII 0052-80,
“mutu dan Cara Uji Coba Agregat Beton” dan ketentuan yang diberikan oleh ASTM C-33-82, “Standard
Spesifications for Concrete Agregat”.

Indeks yang dipakai untuk ukuran kehalusan dan kekerasan butir agregat ditetapkan dengan modulus
halus butir (Abraham, 1918). Modulus Halus Butir (MHB) didefinisikan dengan jumlah persentse
kumulatif dari butir agregat yang tertinggi di atas satu set ayakan (25, 19, 12.5, 10.5, 2.5,1.2, 0.6, 0.3,
0.15 mm)dibagi seatus (Lisley, 1942).

4. Kualitas Agregat Halus (pasir)

Kualitas agregat halus yang dapat dihasilkan beton mutu tinggi adalah :

1. Berbentuk bulat

2. Tekstur halus

3. Kehalusan butir 2,5 sampai dengan 3.80

4. Kandungan lumpur pada pasir 2,5%

5. Bersih

6. Gradasi yang baik dan teratur (diambil dari sumber yang sama)

5. Kualiatas Agregat Kasar (krikil)

Kualitas agregat kasar dapat menghasilkan beton mutu tinggi adalah :

Porositas rendah akan menghasilkan suatu adukan yang seragam, dalam arti mempunyai keteraturan
atau keseragaman yang baik pada mutu maupun nilai slumpnya.

Bentuk fisik yang tajam ternyata menghasilkan mutu beton yang lebih baik dibandingkan dengan
menggunakan krikil berbentuk bulat.

Ukuran agregat lebih kecil <15 bisa menghasilkan mutu beton yang lebih tinggi.

Bersih dan kuat tekan yang tinggi.

Gradasi yang baik dan teratur (diambil dari sumber yang sama).

6. Bahan Tambah (admixture)

Bahan tambah sebagai material selain air, agregat, dan semen yang dicampurkan dalam beton sebelum
atau selama pengadukan berlangsung. Bahan tambah dibagi menjadi dua yaitu : bahan tambah mineral
dan bahan tambah kimia.
Silicafume merupakan aditif yang sangat baik untuk digunakan dalam pembuatan beton mutu tinggi dan
sangat tinggi, yang merupakan produk sampingan sebagai abu pembakaran dari proses pembuatan
silicon metal atau silicon alloy dalam tungku pembakaran listrik.

a.KELEBIHAN

1.Untuk menempatkan beton pada masa layannya pada umur yanglebih awal, sebagai contoh pada
perkerasan di umur 3 hari.

2.Untuk membangun bangunan-bangunan tinggi dengan mereduksiukuran kolom dan meningkatkan


luasan ruang yang tersedia.

3.Untuk membangun sruktur bagian atas dari jembatan-jembatanbentang panjang dan untuk
mengembangkan durabilitas lantai-lantai jembatan.

4.Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus dari aplikasi-aplikasi tertentu seperti durabilitas,


modulus elastisitas dankekuatan lentur. Beberapa dari aplikasi ini termasuk dam, atap-atap tribun,
pondasi-pondasi pelabuhan, garasi-garasi parkir, danlantai-lantai heavy duty pada area industri.

b.KEKURANGAN

1.Agregat semestinya kuat dan durable. Agregat tidak perlu keras dankekuatannya tinggi namun perlu
kompatibel, dalam arti cukup kaku dankuat, dengan pasta semen. Umumnya ukuran maksimum agregat
kasaryang lebih kecil digunakan untuk kuat tekan beton yang lebih tinggi.Agregat halus yang digunakan
bisa jadi lebih kasar daripada yangdiperbolehkan oleh ASTM C 33 (modulus kehalusan butir lebih besar
dari3,2) karena tingginya agregat halus telah digantikan oleh bahan-bahanperekat (semen).2.

2.Campuran high strength concrete akan memiliki isi bahan-bahan perekatyang tinggi yang
meningkatkan panas hidrasi dan kemungkinan susut yangtinggi mengawali potensi retak. Kebanyakan
campuran berisi satu ataulebih bahan-bahan perekat tambahan seperti fly ash (tipe C atau F),
groundgranulated blast furnace slag, silica fume, metakaolin atau bahan-bahanpozolanik alam.

Anda mungkin juga menyukai