Beton merupakan campuran semen portland atau semen hidrolis
lainnya, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan (SNI 2847:2013, 2013). Beton merupakan material komposit. Disebut komposit karena terdiri dari media pengikat (pada umumnya campuran semen hidrolis dan air), agregat halus (pada umumnya pasir), dan agregat kasar (pada umumnya kerikil). Beton merupakan salah satu komponen struktur yang sangat dikenal di dunia teknik sipil. Beton biasa digunakan pada struktur bangunan seperti gedung, bangunan air, jembatan, jalan, dll. Beton dipilih sebagai salah satu komponen struktur bangunan karena kekuatannya. Kuat tekan beton merupakan salah satu andalan utama bahan ini (Lie, 2017). Selain itu, beton memiliki kelebihan lain, yaitu tahan terhadap air, mudah dibentuk, dan mudah perawatannya. Kelebihan beton juga terdapat pada material penyusunnya yang relatif mudah didapat. Selain kelebihan tersebut, beton juga memiliki kekurangan. Kekurangan beton yaitu sifatnya yang kaku dan kuat tarik yang lebih rendah dibanding kuat tekannya. Sifat kaku atau getas, mengakibatkan beton menjadi susah dibentuk ketika beton sudah mengeras, selain itu, beton yang terlalu getas tidak memberi tanda berupa retakan ketika akan mengalami kegagalan struktur atau runtuh. Beton yang sudah retak, kekuatannya akan berkurang dan sulit untuk diperbaiki Regangan beton digunakan untuk berbagai parameter dalam perencanaan. Data regangan beton digunakan sebagai parameter untuk perencanaan beton bertulang. Data regangan juga diperlukan untuk mengetahui diagram kesetimbangan tegangan-regangan dan modulus elastisitas beton. Diagram tersebut digunakan untuk menentukan kategori beton bertulang. Apabila beton sudah mencapai atau melampaui regangan maksimal, sedangkan baja tulangan belum mencapai leleh maka, beton bertulang tersebut termasuk kategori beton gagal tekan. Selain itu, data regangan pada beton digunakan untuk menentukan kebutuhan tulangan. Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lain lain. Beton merupakan satu kesatuan yang homogen. Beton ini didapatkan dengan cara mencampur agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), atau jenis agregat lain dan air, dengan semen portland atau semen hidrolik yang lain, kadang- kadang dengan bahan tambahan (additif) yang bersifat kimiawi ataupun fisikal pada perbandingan tertentu, sampai menjadi satu kesatuan yang homogen. Campuran tersebut akan mengeras seperti batuan. Pengerasan terjadi karena peristiwa reaksi kimia antara semen dengan air. Beton merupakan bahan dari campuran antara Portland cement, agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), air dengan tambahan adanya rongga-rongga udara. Campuran bahan-bahan pembentuk beton harus ditetapkan sedimikian rupa, sehingga menghasilkan beton basah yang mudah dikerjakan, memenuhi kekuatan tekan rencana setelah mengeras dan cukup ekonomis (Sutikno, 2003:1 dalam Supriadi,2016). Beton adalah suatu bahan bangunan yang telah digunakan secara luas. Bahan tersebut diperoleh dengan cara mencampurkan semen, air dan agregat pada perbandingan tertentu, dimana dalam jangka waktu tertentu akan mengeras (Rosida, 2007 dalam Supriadi,2016). Beton normal ialah beton yang mempunyai berat isi 2200–2500 kg/m³ dengan menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah. Beton normal dengan kualitas yang baik yaitu beton yang mampu menahan kuat desak/hancur yang diberi beban berupa tekanan dengan dipengaruhi oleh bahan-bahan pembentuk, kemudahan pengerjaan (workability), faktor air semen (F.A.S) dan zat tambahan (admixture). 1.2 Deskripsi Beton Beton adalah bahan konstruksi yang berbasis perekat semen, dan agregatnya berupa: pasir dan batu (kerikil). Beton pada umumnya di gunakan untuk konstruksi rumah, gedung, jembatan, jalan, dan lain-lain. Karakteristik beton yang beredar, memiliki densitas sebesar 2,0-2,5 gr/cm, dan kuat tekan 3-50 MPa. Beton ini tergolong beton cukup berat untuk satu panel berukuran 240 X 60 X 6 cm, dengan bobot sekitar 100-125 Kg. Oleh karena itu untuk mengangkat ataupun instalasi memerlukan tenaga lebih dari satu orang atau alat berat sebagai media pembantu. Beton dengan perekat semen di samping berat, mempunyai kelemahan seperti pengerasan cukup lama, tidak tahan terhadap lumut atau kelembaban tinggi dan menyebabkan beton cepat rapuh. Cara mengatasinya perlu perekayasaan material, sehingga kelemahan tersebut dapat di minimalkan, seperti penambahan bahan agregat kasar yang menggunakan batu cadas (batu trass), batu apung, batu gamping, dan lain sebagainya. Agregat merupakan bahan pengisi utama dalam campuran beton maupun adukan, kualitas beton dapat di ketahui melalui perencanaan dan pengawasan yang lebih baik dan teliti terhadap bahan-bahan yang akan di pakai, seperti penggunaan batu cadas (batu trass) sebagai bahan pembentuk beton yang diperlakukan seperti batu pecah. Batu cadas (batu trass) adalah batuan yang telah mengalami perubahan komposisi kimia yang di sebabkan oleh pelapukan dan pengaruh kondisi air bawah tanah. Bahan galian ini berwarna putih – keabu-abuan hingga putih kecoklatan, kompak, padu dan agak sulit digali dengan alat sederhana. Kegunaan batu trass adalah untuk bahan baku batako, industri semen, campuran bahan bangunan dan semen alam. Batu cadas (batu trass) banyak terdapat di di daerah Kabupaten Bengkulu Utara dan sekitarnya, pada saat ini batu cadas (batu trass) belum di manfaatkan secara optimal oleh masyarakat. 1.3 Rumusan Masalah Dari praktikum teknologi bahan dan kontruksi didapatkan rumusan praktikum sebagai berikut : 1) Bagaimanakah pengaruh batu cadas (batu trass) dengan kadar 25% dan 50% terhadap kuat tekan beton, 2) Berapakah nilai kuat tekan beton maksimum yang di hasilkan dengan menggunakan batu cadas (batu trass) dengan kadar 25% dan 50 %? 3) Berapakah presentase perbedaan kuat tekan beton dengan menggunakan batu cadas (batu trass) dengan kadar 25% dan 50%? 1.4 Sifat Beton Beton memiliki sifat-sifat nya sebagai berikut : 1. Memiliki kuat tekan tinggi 2. memiliki kuat tarik lemah 3. kualitasnya tergantung pada kualitas semen dan agregat pembuatan nya 4. beton bisa kehilangan kekuatan hingga 40% jika pengeringan diadakam sebelum waktu yang tepat 5. Sifat pengerasan beton bertambah seiring pertambahan suhu 6. Kekuatan beton bertambah seiring dengan bertambahnya umurnya 1.5 Beton berdasarkan bahan tambahnya 1. Beton serat (fiber concrete) Beton serat adalah bagian komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat. Bahan serat dapat berupa: serat asbestos, serat tumbuh-tumbuhan (rami, bambu, ijuk), serat plastik (polypropylene), atau potongan kawat baja. Jika serat yang dipakai mempunyai modulus elastisitas yang lebih tinggi daripada beton, maka beton serat akan mempunyai kuat tekan, kuat tarik, maupun modulus elastisitas yang sedikit lebih tinggi dari pada beton biasa (Tjokrodimuljo, 1996 dalam Prayitno, 2013). 2. Beton foam Beton foam adalah campuran antara semen, air, agregat dengan bahan tambah (admixture) tertentu yaitu dengan membuat gelembung- gelembung gas atau udara dalam adukan semen sehingga terjadi banyak pori-pori udara didalam betonnya (Husin, 2008 dalam Prayitno, 2013). Kuat tekan pada beton diperngaruhi oleh faktor yang lain. Menurut Mustafid (2016), faktor tersebut dijelaskan dalam uraian berikut: 1. Faktor Air Semen (FAS). 2. Perbandingan campuran. 3. Proses pembuatan dan quality control. 4. Perawatan. 5. Jenis semen 6. Susunan dan gradasi agregat. 7. Umur beton 1.6 Latar Belakang Praktikum Teknik sipil adalah cabang ilmu teknik yang secara umum mempelajari tentang struktur dan konstruksi bangunan. Sebagai mahasiswa/mahasiswi teknik sipil, sangat penting untuk memahami hal yang berkaitan dengan struktur sebagai sistem penyusun bangunan dan konstruksi. Beton adalah konstruksi yang saat ini paling sering digunakan karena kelebihannya pada kuat tekan yang terbilang luar biasa. Sejak penggunaannya secara masif yang diawali pada abad 19, pengetahuan tentang beton semakin tersebar luas dan semakin banyak digunakan di seluruh dunia. Penemuanpenemuan dan penelitian-penelitian dari para ahli tentang beton semakin berkembang, dan semakin mengurangi kelemahan beton dengan berbagai cara. Berdasarkan pernyataan di atas, kami melaksanakan praktikum pembuatan campuran beton normal sesuai dengan SNI 2847-2013 sebagai media pembelajaran mahasiswa/mahasiswi teknik sipil. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Bahan dan Konstruksi, Program Studi Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak. 1.7 Tujuan Praktikum Teknologi Bahan dan Konstruksi ini dilaksanakan dengan beberapa tujuan sebagai berikut : 1. Megetahui prosedur dalam pemeriksaan kandungan lumpur dan kotoran organis pada agregat halus (pasir) 2. Menentukan banyaknya kandungan butir lebih kecil Pada agregat halu (pasir) 3. Meningkatkan dan memperluas daya inovasi Mahasiswa dalammemecahkan suatu masalah 4. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai perkembangan beton 5. 1.8 Ruang Lingkup Praktikum Ruang lingkup praktikum yang kami laksanakan meliputi : 1. Penganalisaan untuk mengetahui layak atau tidaknya bahan yang digunakan untuk campuran beton. Penganalisaan parameter bahan ini meliputi : a. Pengujian densitas air b. pengujian suhu air c. pengujian pH Air d. pengujian agregat kasar dan agregat halus e. pengujian berat jenis dan daya serap air agregat kasar dan halus f. pengujian bahan organik dalam agregat halus g. pengujian berat isi agregat kasar dan agregat halus h. pengujian kadar lumpur agregat kasar dan agregat halus i. pengujian analisis saringan agregat kasar dan agregat halus j. pengujian keausan agregat dengan mesin los angeles k. pengujian sifat kekekalan agregat l. pengujian semen • Pengujian berat jenis semen • Pengujian berat isi semen • Pengujian konsistensi normal semen • Pengujian waktu pengikatan semen portland • Pengujian kehalusan semen
2. Mix design untuk memperhitungkan komposisi bahan-bahan campuran
untuk menghasilkan beton yang berkualitas baik dan sesuai standar SNI 7656-2012. 3. Pengujian slump campuran beton muda untuk mengetahui nilai kekentalan disamping itu untuk menentukan baik atau tidaknya kualitas beton yang akan dihasilkan ( konsistensi beton ). 4. Pembuatan campuran beton fc’ = 17 MPa dengan fcr = 24,17 MPa. 5. Pengujian kekuatan tekan beton, yang menyatakan kekuatan beton untuk menahan beban yang diberikan kepadanya. 1.9 Metodologi Praktikum 1. Studi Pustaka Studi Pustaka kami susun berdasarkan hal-hal sebagai berikut : a. Buku Petunjuk Praktikum Teknologi Bahan dan Konstruksi. b. Laporan Praktikum Teknologi Beton tahun 2021/2022 2. Pelaksanaan Praktikum a. Pengenalan dan penganalisaan parameter bahan penyusun beton. b. Perhitungan komposisi bahan-bahan campuran untuk beton yang berkualitas baik. c. Pembuatan beton dengan cara manual d. Pengujian slump campuran beton muda untuk mengetahui nilai kekentalan campuran beton tersebut, sehingga menghasilkan beton yang berkualitas e. Pencetakan beton didalam silinder kecil berdiameter 10 cm dengan tinggi 20 cm sebanyak 5 buah, silinder besar berdiameter 15 cm dengan tinggi 30 cm sebanyak 13 buah, dan pencetakan beton didalam kubus dengan panjang 15 cm sebanyak 10 buah. f. Perawatan beton dengan cara merendamnya didalam bak yang berisi air. g. Pengujian kekuatan tekan beton pada umur 3 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari. Untuk pengujian kuat tekan beton pada umur tersebut masing- masing diambil 5 sampel beton ( 2 buah sampel silinder besar, 2 buah sampel silinder kecil, dan 2 buah sampel kubus ) yang telah direndam sebelumnya dan yang telah dikeluarkan dari perendaman bak air 1 hari sebelum pengujian kuat tekan beton. 1.10 Aktivitas pengerjaan beton
Pemeriksaan/pengujian material
Analisa hasil Pengujian tekan (uji tekan)
pemeriksaan/pengujian material
Pelepasan sampel beton
Sifat beton yang di dari cetakan dan inginkan perendaman sampel beton (perawatan/curing)
Perencanaan rancangan campuran (Mix Desain) Pembuatan sampel beton beton
Gambar 1.9 Flowchart aktivitas pengerjaan beton
Dalam suatu aktivitas pengerjaan beton, tentu perlu adanya suatu spesifikasi Teknik untuk dapat melakukan perancangan mutu atau kualitas beton yang ingin diperoleh. Kualitas beton terletak pada uji kuat tekan beton terhadap beban yang diterimanya. Suatu beton akan memiliki kualitas yang baik jika dapat menahan beban yang lebih besar. Untuk itu dilakukan perancangan karakteristik kuat tekan yang ingin diperoleh dengan istilah job mix desain, yaitu dengan memahami sifat bahan adukan itu sendiri. Untuk dapat menentukan karakteristik dan sifat bahan tersebut, perlu adanya dilakukan penganalisaan bahan di laboratorium. Penganalisaan bahan itu sendiri dilakukan dengan pengambilan sampel bahan penyusun beton seperti agregat kasar (batu) dan agregat halus (pasir) untuk selanjutnya dilakukan pengujian menggunakan alat-alat laboratorium yang fungsinya untuk memperoleh koreksi bahan di lapangan yang nantinya akan digunakan sebagai bahan pembuatan beton. Setelah analisa bahan dilakukan, maka tahap selanjutnya ialah melakukan job mix desain yaitu perhitungan jumlah campuran adukan beton yang nantinya akan kita jadikan sebagai dasar pembuatan sampel (benda uji), dengan tahapan yang sesuai maka dilakukanlah pengolahan, pengangkutan, penuangan, pemadatan, dan pengerjaan akhir saat beton dibiarkan kering selama ± 24 jam untuk selanjutnya direndam. Beton yang siap untuk dilakukan uji tekan minimal telah berumur 3 hari. Hal ini dikarenakan pada umur 3 hari, beton sudah memiliki korelasi sekitar 40% sampai lebih.