Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
proposal ini tepat pada waktunya
Shalawat serta salam tak lupa saya curahkan kepada baginda besar Nabi
Muhammad SAW. Tidak lupasaya ucapkan terimakasih kepada ibu Dr. Ernawati
Br Surbakti, S.S., M.Si. sebagai dosen Bahasa Indonesia karena atas bimbingan
sehingga sayadapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik yang bersifat membangun dari
pembaca sangat saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Saya berharap semoga proposal yang saya susun ini memberikan manfaat dan
inspirasi bagi para pembaca.

Lhokseumawe, 18 mei 2023

TASYA ZAKIRA

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………… i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penilitian 2
1.4 Manfaat Penilitian 2
1.5 Ruang lingkup 2
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Beton 4
2.1.1 Pengertian Beton 4
2.1.2 Kegunaan Beton Dalam Dunia Konstruksi 4
2.2 Beton Bertulang5
2.2.1 Pengertian Beton Bertulang 5
2.2.2 Kelebihan dan kekurangan Beton Bertulang 6
BAB III PENUTUP 8
3.1 Simpulan 8
DAFTAR PUSTAKA 9

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan dengan
sangat pesat, dengan berkembangnya teknologi dalam bidang konstruksi, untuk
memenuhi aspek estetika bangunan dan akibat keterbatasan lahan, maka
direncanakan konstruksi gedung menjadi bertingkat, dan tidak hanya didesain
dengan struktur beraturan berbentuk persegi maupun persegi panjang, juga
didesain dengan bentuk tidak beraturan. Dimana bentuk bangunan yang tidak
beraturan atau asimetris memiliki titik berat yang letaknya tidak berada tepat di
tengah bangunan, hal ini dapat menimbulkan efek yang cukup besar jika
bangunan menerima beban horizontal seperti gempa. Dimana peraturan
perencanaan ketahanan gempa SNI 1726-2012 diatur mengenai ketidakberaturan
struktur, yang terdiri dari ketidakberaturan Horizontal dan Vertikal. Untuk Denah
Bangunan berbentuk “L” merupakan struktur bangunan yang memiliki sudut
dalam, sehingga termasuk salah satu konfigurasi bangunan yang tidak beraturan.
Beton merupakan campuran dari agregat kasar, agregat halus, air dan
semen dengan komposisi pencampuran tertentu. Salah satu sifat material
penyusun beton yang cukup berperan adalah gradasi agregat kasar dan agregat
halus. Kandungan agregat dalam campuran beton memiliki presentasi volume
tertinggi. Mengemukakan agregat yang digunakan dalam campuran beton dapat
berupa agregat alam atau agregat buatan (artificial aggregates). Secara umum,
agregat dapat dibedakan berdasarkan ukurannya, yaitu agregat kasar dan agregat
halus. Batasan antara agregat halus dan agregat kasar berbeda antara disiplin ilmu
yang satu dengan yang lainnya. Meskipun demikian, dapat diberikan batasan
ukuran antara agregat halus dengan agregat kasar yaitu 4,80mm (British Standard)
atau 4,75 mm (ASTM). Agregat kasar adalah batuan yang ukuran butirnya lebih
besar dari 4,80 mm (4,75 mm) dan agregat halus adalah batuan yang lebih kecil
dari 4,80 mm (4,75mm). Beton memiliki banyak jenis Antara lain : beton
bertulang, beton Prategang, beton pracetak dan lain-lain. Masing-masing jenis
beton memiliki fungsi dan karakteristiknya masing-masing (Mulyono, 2019).

1
Beton yang baik adalah beton yang dapat memenuhi syarat peraturan
beton, dan kekuatan dari beton itu sendiri sangat tergantung dari kualitas bahan-
bahan penyusun beton yakni semen, air dan agregat. Selain itu kekuatan beton
juga dipengaruhi oleh efektivitas ikatan antara agregat dan semen. Untuk
memahami dan juga mempelajari seluruh perilaku elemen gabungan pembentuk
beton diperlukan pengetahuan tentang karakteristik masing-masing komponen
pembentuk beton yaitu semen, agregat halus, agregat kasar dan air. Kekuatan
beton pada umur tertentu tergantung pada perbandingan berat air dan berat semen
dalam campuran beton. Pada dasarnya beton mempunyai sifat dasar, yaitu kuat
terhadap tegangan tekan dan lemah terhadap tegangan tarik.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka rumusan masalahnya adalah :
1. Apakah kegunaan beton dalam dunia konstruksi?
2. Apakah definisi dari beton bertulang?
3. Apakah kelebihan dan kekurangan memakai beton bertulang?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kegunaan beton dalam dunia konstruksi.
2. Mengetahui definisi dari beton bertulang.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan memakai beton bertulang.
1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat yang di peroleh


dari pengujian ini adalah
sebagai bahan informasi

2
bagi perencana dan
pelaksanaan bangunan
teknik sipil.
b. Meberikan informasi
kepada pemerintah tentang
penggunaan material
pasir vulkanik untuk bahan
bangunan.
a. Manfaat yang di peroleh
dari pengujian ini adalah
sebagai bahan informasi
bagi perencana dan
pelaksanaan bangunan
teknik sipil.

3
b. Meberikan informasi
kepada pemerintah tentang
penggunaan material
pasir vulkanik untuk bahan
bangunan.
a. Manfaat yang di peroleh
dari pengujian ini adalah
sebagai bahan informasi
bagi perencana dan
pelaksanaan bangunan
teknik sipil.
b. Meberikan informasi
kepada pemerintah tentang
penggunaan material

4
pasir vulkanik untuk bahan
bangunan.
a. Manfaat yang di peroleh
dari pengujian ini adalah
sebagai bahan informasi
bagi perencana dan
pelaksanaan bangunan
teknik sipil.
b. Meberikan informasi
kepada pemerintah tentang
penggunaan material
pasir vulkanik untuk bahan
bangunan.

5
a. Manfaat yang di peroleh dari pengujian ini adalah sebagai bahan
informasibagi perencana dan pelaksanaan bangunan teknik sipil.
b. Meberikan informasi kepada pemerintah tentang beton bertulang untuk
bahan bangunan.
1.5 Ruang lingkup
Tata cara ini menguraikan tentang metode pemilihan campuran beton
dengan semen hidrolis yang dibuat dengan atau tanpa bahan-bahan bersifat semen
atau bahan tambahan kimia lainnya. Beton ini terdiri dari agregat normal dan atau
berat (untuk membedakannya dari agregat ringan) dengan sifat kemudahan
pengerjaan (workability) yang sesuai untuk pekerjaan-pekerjaan konstruksi
umumnya. Bahan pengikat hidrolis yang diacu dalam standar ini adalah Semen
Portland (SNI 15-2049-2004), Semen Portland Pozzolan (SNI 15- 0302-2004),
Semen Portland Komposit (SNI 15-7064-2004), dan Semen Portland Campur
(SNI 15-3500-2004). Standar ini tidak untuk menentukan pemilihan campuran
yang menggunakan serbuk silika padat (condensed silica fume).
Metode ini memberikan perkiraan awal pemilihan campuran yang
diperiksa lebih lanjut dengan percobaan di laboratorium sesuai dengan lampiran D
atau di lapangan, dan bila perlu disesuaikan, untuk mendapatkan karakteristik atau
sifat-sifat khusus yang diinginkan dari beton yang dihasilkan. Dalam standar ini,
digunakan satuan SI.

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Beton
2.1.1 Pengertian Beton
Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik lain,
agregat kasar, agregat halus, dan air, dengan atau tanpa campuran tambahan yang
membentuk massa padat (Kapasitas, 1998). Sebagai material komposit, sifat beton
sangat tergantung pada sifat unsur masing- masing serta interaksi mereka.
Beton yang baik, setiap butir agregat seluruhnya terbungkus dengan
mortar. Demikian pula halnya dengan ruang antar agregat, harus terisi dengan
mortar. Jadi kualitas pasta atau mortar menentukan kualitas beton. Semen adalah
unsur kunci dalam beton, meskipun jumlahnya hanya 7-15% dari campuran. Sifat
masing-masing bahan juga berbeda dalam hal perilaku beton segar maupun pada
saat sudah mengeras, selain faktor biaya yang perlu diperhatikan. Secara

7
volumetric beton diisi oleh agregat sebanyak 61-76%. Jadi agregat juga
mempunyai peran yang sama pentingnya sebagai material pengisi beton (Usrina et
al., 2018).
2.1.2 Kegunaan Beton Dalam Dunia Konstruksi
a. Fondasi: Beton biasanya digunakan untuk pembuatan fondasi yang kuat
serta tahan lama. Fungsinya sendiri adalah untuk mendistribusikan beban ke tanah
dengan cara yang efisien dan mencegah kerusakan struktur akibat gaya gesek.
b. Lantai: Beton juga sering digunakan untuk pembuatan lantai baik di
dalam maupun di luar ruangan. Kelebihannya sendiri adalah tahan terhadap
getaran akibat aktivitas manusia atau mesin, serta tahan air dan mudah
dibersihkan.
c. Dinding: Beton juga sering digunakan untuk pembuatan dinding baik di
dalam maupun di luar ruangan. Kelebihannya adalah tahan terhadap perubahan
cuaca, tahan air, dan mudah dibersihkan.
d. Atap: Beton biasanya juga digunakan untuk pembuatan atap baik di
dalam maupun di luar ruangan. Kelebihannya adalah tahan panas, tahan air, dan
mudah dipasang.
Beton memiliki banyak manfaat dalam konstruksi bangunan, namun perlu
diingat bahwa beton bukanlah material yang sempurna. Beton masih memiliki
kelemahan seperti rentan terhadap retak dan korosi jika tidak disimpan dengan
baik. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk menyimpan beton di tempat yang
aman dan tepat serta menggunakannya dengan benar.(Usrina et al., 2018)

2.2 Beton Bertulang


2.2.1 Pengertian Beton Bertulang
Beton bertulang adalah material komposit dimana tulangan baja disusun
ke dalam beton sedemikian rupa, berfungsi menahan gaya tarik pada struktur.
Kedua material tersebut bekerja sama untuk menahan gaya-gaya yang bekerja
pada elemen tersebut. Kombinasi kedua material menjadikan beton bertulang
mempunyai sifat yang sangat kuat terhadap gaya tekan dan tarik. Menurut
(Asroni, 2010) secara sederhana, beton dibentuk oleh pengerasan campuran antara

8
semen, air, agregat halus (pasir), dan agregat kasar (batu pecah atau kerikil).
Untuk memperbaiki mutu beton, ditambahkan pula bahan lain (admixture). Beton
memiliki ketahanan terhadap gaya tekan yang tinggi, namun ketahanan terhadap
gaya tarik sangat rendah.
Berdasarkan SNI 2847:2013 (SNI, 2013) tulangan baja yang digunakan
harus tulangan ulir, kecuali untuk tulangan spiral atau baja prategang
diperkenankan tulangan polos. Tulangan ulis dipasang sebagai tulangan
memanjang ata longitudinal. Tulangan polos tidak memiliki ulir dan biasanya
digunakan untuk menahan gaya geser. Tulangan polos dipasang untuk menjadi
begel atau sengkang. Tulangan baja mempunyai sifar tahan terhadap gaya tekan
dan tarik, tetapi memiliki faktor tekuk yang tinggi. Tulangan baja juga memiliki
ketahanan akan gaya tekan, namun karena harganya cukup mahal, maka
penggunaan tulangan baja untuk tekan sebisa mungkin dihindari.
Gabungan kedua bahan tersebut menjadikan beton bertulang
memiliki kekuatan terhadap gaya tekan dan kekuatan terhadap gaya tarik.
Kelemahan beton akan gaya tarik dipikul oleh tulangan baja, sebaliknya beton
mengisi tulangan baja untuk menghindari faktor tekuk. Beton betulang memiliki
kelebihan seperti tahan terhadap cuaca dan api.
2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Beton Bertulang
Kelebihan struktur beton bertulang antara lain :
1. Kuat tekan beton bertulang elative lebih tinggi dari bahan lain konstruksi lain.
2. Memiliki ketahanan yang tinggi terhadap api dan air. Tidak berkarat karena air
dan pada kasus kebakaran dengan intensitas rata-rata, struktur dengan
ketebalan penutup beton tertentu hanya mengalami kerusakan pada
permukaannya saja.
3. Struktur beton bertulang sangat kokoh.
4. Biaya pemeliharaan beton bertulang elati sangat rendah
5. Durabilitas yang tinggi. Beton bertulang lebih awet dan tahan lama
dibandingkan dengan bahan lain. Normalnya sebuah struktur beton bertulang
dapat digunakan sampai jangka waktu yang sangat lama dengan tidak

9
kehilangan kemampuan menahan bebannya. Hal tersebut karena elat kimia
proses pemadatan semen yang semakin lama akan semakin membatu.
6. Untuk bahan pondasi tapak, dinding basement, tiang tumpuan jembatan, dan
semacamnya, beton bertulanglah pilihan paling hemat biaya.
7. Beton bertulang bisa dibuat dalam banyak bentuk untuk beragam fungsi dan
kegunaan, seperti bentuk pelat, balok. Dari bentuk sederhana seperti kolom
hingga berbentuk atap kubah yang rumit.
8. Material beton bertulang bisa dibuat dari bahan-bahan elat yang murah seperti
pasir, kerikil, dan air dan elative hanya membutuhkan sedikit semen dan
tulangan baja.
9. Dibanding struktur baja, pembuatan dan instalasi konstruksi beton bertulang
lebih mudah dan cukup dengan tenaga berkeahlian rendah.

Kekurangan struktur beton bertulang antara lain :


1. Kuat tarik yang sangat rendah karenanya diperlukan penggunaan tulangan
tarik.
2. Waktu pengerjaan beton bertulang lebih lama.
3. Kualitas beton bertulang variatif bergantung pada kualifikasi para
pembuatnya.
4. Dibutuhkan bekisting penahan pada saat pengecoran beton agar tetap di
tempatnya sampai beton tersebut mengeras. Berat beton sendiri sangat besar
(2,4 t/m3), sehingga konstruksi harus memiliki penampang yang besar.
5. Diperlukannya penopang sementara untuk menjaga agar bekisting tetap
berada pada tempatnya sampai beton mengeras dan cukup kuat untuk
menahan beratnya sendiri.
6. Biaya bekisting reltif mahal hingga sepertiga atau dua pertiga dari total biaya
sebuah struktur beton.
7. Rendahnya kekuatan per satuan berat dari beton mengakibatkan beton
bertulang menjadi berat. Ini akan sangat berpengaruh pada struktur-struktur
bentang-panjang dimana berat beban mati beton yang besar akan sangat
mempengaruhi momen lentur.

10
8. Bervariasinya sifat-sifat beton dan proporsi-campuran serta pengadukannya.
9. Proses penuangan dan perawatan beton tidak bisa kontrol dengan ketepatan
maksimal, berbeda dengan proses produksi material struktur lain.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik lain,
agregat kasar, agregat halus, dan air, dengan atau tanpa campuran tambahan yang
membentuk massa padat (Kapasitas, 1998). Sebagai material komposit, sifat beton
sangat tergantung pada sifat unsur masing- masing serta interaksi mereka.
Beton yang baik, setiap butir agregat seluruhnya terbungkus dengan
mortar. Demikian pula halnya dengan ruang antar agregat, harus terisi dengan
mortar. Jadi kualitas pasta atau mortar menentukan kualitas beton. Semen adalah
unsur kunci dalam beton, meskipun jumlahnya hanya 7-15% dari campuran. Sifat
masing-masing bahan juga berbeda dalam hal perilaku beton segar maupun pada
saat sudah mengeras, selain faktor biaya yang perlu diperhatikan.(Umum, 1991)
Beton juga memiliki kegunaan dalam dunia konstruksi yaitu sebagai A)
Fondasi Fungsinya sendiri adalah untuk mendistribusikan beban ke tanah dengan
cara yang efisien dan mencegah kerusakan struktur akibat gaya gesek. B) Lantai
Kelebihannya sendiri adalah tahan terhadap getaran akibat aktivitas manusia atau
mesin, serta tahan air dan mudah dibersihkan. C) Dinding Kelebihannya adalah
tahan terhadap perubahan cuaca, tahan air, dan mudah dibersihkan. D) Atap
Kelebihannya adalah tahan panas, tahan air, dan mudah dipasang.

11
Beton bertulang adalah material komposit dimana tulangan baja disusun
ke dalam beton sedemikian rupa, berfungsi menahan gaya tarik pada struktur.
Kedua material tersebut bekerja sama untuk menahan gaya-gaya yang bekerja
pada elemen tersebut. Kombinasi kedua material menjadikan beton bertulang
mempunyai sifat yang sangat kuat terhadap gaya tekan dan tarik. Beton bertulang
memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihannya antara lain : Terhindar dari
keretakan, Tahan terhadap air dan kuat terhadap pergeseran, dan struktur lebih
kecil. Kekurangannya antara lain : Diperlukan kemampuan tinggi dan alat yang
memadai, dan memerlukan biaya yang lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA

Kapasitas, M. D. (1998). ( Sk Sni T-15-1991-03 Dan New Zealand Code ).


Mulyono, T. (2019). TEKNOLOGI BETON: Dari Teori Ke Praktek. October
2018.
Umum, D. P. (1991). SK SNI T-15-1991-03 : Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung. Sk Sni T:15-1991-03, 185.
Usrina, N., Aulia, T. B., & Muttaqin, M. (2018). Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi
Hybrid Dengan Substitusi Semen Dan Agregat Halus Serta Penambahan
Nano Material Bijih Besi. Jurnal Arsip Rekayasa Sipil Dan Perencanaan,
1(1), 179–188. https://doi.org/10.24815/jarsp.v1i1.10368
Kapasitas, M. D. (1998). ( Sk Sni T-15-1991-03 Dan New Zealand Code ).
Mulyono, T. (2019). TEKNOLOGI BETON: Dari Teori Ke Praktek. October
2018.
Umum, D. P. (1991). SK SNI T-15-1991-03 : Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung. Sk Sni T:15-1991-03, 185.
Usrina, N., Aulia, T. B., & Muttaqin, M. (2018). Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi
Hybrid Dengan Substitusi Semen Dan Agregat Halus Serta Penambahan
Nano Material Bijih Besi. Jurnal Arsip Rekayasa Sipil Dan Perencanaan,
1(1), 179–188. https://doi.org/10.24815/jarsp.v1i1.10368

12
13

Anda mungkin juga menyukai