Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH STURUKTUR BETON BERTULANG 1

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sruktur Beton Bertulang I

Program Studi Teknik Sipil Universitas Pakuan, dengan :

Dosen : Dr. Ir. Titik Penta A, M.T. / Faishol Arif,S.T.,M.T.

Disusun Oleh:

ALDI YUDHA SEPTIANA


053122072

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2024
KATA PENGHANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
tentang “Struktur Beton I” ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan
didalamnya.
Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada Ibu. Dr. Ir. Titik Penta
Artiningsih, MT. Selaku dosen pengampu mata kuliah Struktur Beton Bertulang 1 di
Universitan Pakuan. Saya berharap dengan adanya makalah ini dapat berguna dalam
menambah wawasan serta pengetahuan saya. Saya juga menyadari sepenuhnya
bahwa makalah saya tidak sepenuhnya sempurna. Oleh sebab itu, Saya berharap
adanya kritik dan saran pada makalah saya, Mengingat tidak adanya sempurna tanpa
adanya saran dan kritikan.
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGHANTAR...................................................................................................... 1

BAB I ................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4

1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................................. 4

1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................................... 4

1.3 TUJUAN PENULIASAN ........................................................................................ 4

BAB II................................................................................................................................ 5

PEMBAHASAN ................................................................................................................ 5

2.1 MATERIAL DALAM PEMBUATAN BETON ................................................... 5

2.2 MEMBUAT BETON DENGAN MUTU TERTENTU ........................................ 7

2.3 LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN BETON .............................................. 8

BAB III ............................................................................................................................ 11

KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................... 11

3.1 KESIMPULAN ............................................................................................... 11

3.2 SARAN ........................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Beton merupakan suatu konstruksi yang umumnya tersusun dari air semen
dan agregat. Penggunaan beton saat ini tidak hanya pada ruang lingkup struktur saja,
akan tetapi bisa juga digunakan untuk non struktur. Banyak komponen non strukur
bangunan yang terbuat dari beton misalnya, dinding, kolom praktis, perabot rumah,
maupun berbagai macam hiasan. Penggunaan beton pada komponen non struktur
tentulah berbeda dengan struktur dimana komposisi di desain sedemikian rupa untuk
menghasilkan beton dengan nilai estetika maupun dari segi ekonomi yang lebih.

1.2 RUMUSAN MASALAH


• Beton sebagai material konstruksi terbuat dari beberapa material penyusun,
sebutkan dan jelaskan dengan singkat
• Berdasarkan jawaban no. 1, berarti semua orang bisa membuat beton, tetapi
tidak semua orang dapat membuat beton dengan mutu tertentu. Apa yang
dilakukan agar bisa membuat beton dengan tingkat mutu tertentu?
• Review Teknologi Bahan Konstruksi, jelaskan langkah-langkah pembuatan
beton, dari material hingga menjadi benda uji silinder

1.3 TUJUAN PENULIASAN


• Agar mahasiswa dapat mengetahui material-material pada beton.
• Mahasiswa dapat mengetahui cara membuat beton dengan Tingkat mutu
Tertentu.
• Agar dapat mengetahui Langkah Langkah membuat beton dari material
hingga uji slinder.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 MATERIAL DALAM PEMBUATAN BETON


1. Semen Portland
Tjokrodimulyo (1996)4 mengemukakan bahwa semen portland berfungsi
sebagai pengikat bahan-bahan bangunan yang lain (batu bara, batu kali, pasir).
Selain itu juga untuk mengisi rongga-rongga di antara butiran agregat.
Dalam SNI 15-2049-20045 tentang Semen Portland, dikemukan bahwa
semen portland dibagi menjadi 5 (lima) jenis yaitu :
a) Jenis I : yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak
memerlukan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis lain.
b) Jenis II : yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan
ketahanan terhadap sulfat atau kalor hidrasi sedang.
c) Jenis III : yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan
kekuatan tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi.
d) Jenis IV : yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan
kalor hidrasi rendah.
e) Jenis V : yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan
ketahanan tinggi terhadap sulfat.
2. Air
Menurut Tjokrodimulyo (1996)4, fungsi air dalam beton yaitu sebagai
bahan penghidrasi semen, agar semen bisa berfungsi sebagai bahan pengikat,
serta air berfungsi sebagai bahan pelumas, yaitu mempermudah proses
pencampuran agregat dan semen serta mempermudah pelaksanaan pengecoran
beton (workability). Beberapa hal yang disebabkan oleh penggunaan air yang
mengandung kotoran dalam campuran adukan beton yaitu :
a) Gangguan pada kekuatan dan ketahanan.
b) Gangguan pada hidrasi dan pengikatan.
c) Korosi pada tulangan baja maupun kehancuran beton.
d) Perubahan volume yang dapat menyebabkan keretakan.
e) Bercak-bercak pada permukaan beton.
3. Agregat Kasar
Sifat-sifat agregat sangat berpengaruh pada mutu campuran beton. Untuk
menghasilkan beton yang mempunyai kekuatan seperti yang diinginkan sifat-
sifat ini harus diketahui dan dipelajari agar kita dapat mengambil tindakan yang
positif dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul. Adapun sifat-sifat
agregat tersebut yaitu :
a) Agregat kasar harus terdiri dari butiran yang keras dan tidak berpori. Agregat
kasar yang butirannya pipih hanya dapat dipakai jika jumlah butir-butir pipihnya
tidak melampaui 20% berat agregat seluruhnya.
b) Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dalam berat
keringnya. Bila melampaui maka harus dicuci.
c) Agregat kasar tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak beton, seperti
zat yang relatif alkali.
d) Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil alam dari batu pecah.
e) Agregat kasar harus lewat tes kekerasan dengan bejana penguji Rudeloff
dengan beban uji 20 ton.
f) Kadar bagian yang lemah jika diuji dengan goresan batang tembaga
maksimum 5%.
g) Angka kehalusan (Fineness Modulus) untuk Course Aggregate antara 6-7,5
gradasi/distribusi butir.
4. Agregat Halus
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil
disentrigrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan
oleh alat pemecah batu. Agregat ini berukuran 0,063 mm – 4,76 mm yang
meliputi pasir kasar (coarse sand) dan pasir halus (fine sand). Analisa saringan
akan memperlihatkan jenis dari agregat halus tersebut. Melalui analisa saringan
maka akan diperoleh nilai atau angka modulus kehalusan (Fine Modulus).
Melalui Fine Modulus, maka pasir dapat digolongkan menjadi 3 jenis pasir yaitu
:
a) Pasir kasar : 2,9 < FM < 3,2
b) Pasir sedang : 2,6 < FM < 2,9
c) Pasir halus : 2,2 < FM < 2,6
Berdasarkan gradasi butir atau susunan butir, maka agregat halus melalui
persentase berat yang melalui masing-masing ayakan dijelaskan pada Tabel 1.1
Berikut :
Tabel 1.1 Gradasi butiran agregat harus

2.2 MEMBUAT BETON DENGAN MUTU TERTENTU


Untuk membuat beton dengan mutu tertentu, Perlu memperhatikan beberapa
faktor yang memengaruhi kualitas beton, termasuk proporsi bahan, jenis semen,
dan teknik pencampuran. Berikut langkah-langkah umum untuk membuat beton
dengan mutu tertentu:
1. Tentukan Persyaratan: Tentukan mutu beton yang diinginkan berdasarkan
spesifikasi proyek atau kebutuhan konstruksi Anda. Mutu beton biasanya
diukur dengan kuat tekan, misalnya beton dengan mutu 25 MPa atau 30 MPa.
2. Pilih Jenis Semen: Pilih jenis semen yang sesuai dengan kebutuhan proyek
Anda, seperti semen Portland biasa atau semen Portland tipe tertentu (seperti
semen tahan air atau semen tahan api).
3. Tentukan Proporsi Campuran: Tentukan proporsi yang tepat antara semen,
agregat kasar, agregat halus, dan air. Proporsi ini harus sesuai dengan
spesifikasi beton yang diinginkan dan standar yang berlaku.
4. Pencampuran Bahan: Campurkan bahan-bahan secara hati-hati dan seragam
untuk mendapatkan campuran yang homogen. Gunakan mixer beton untuk
mencampur bahan-bahan dengan baik dan pastikan semua bahan tercampur
secara merata.
5. Pengukuran Air: Kontrol jumlah air yang ditambahkan ke campuran.
Jumlah air yang tepat sangat penting untuk mencapai kekuatan beton yang
diinginkan. Jangan terlalu banyak atau terlalu sedikit air karena dapat
memengaruhi kualitas beton.
6. Pengujian dan Penyesuaian: Setelah campuran beton dibuat, lakukan
pengujian kuat tekan pada sampel beton untuk memastikan bahwa beton
memenuhi mutu yang diinginkan. Jika diperlukan, lakukan penyesuaian pada
proporsi campuran untuk mencapai hasil yang diinginkan.
7. Pengecoran dan Pengerasan: Setelah campuran beton siap, cor beton ke
dalam bentuk yang diinginkan dan pastikan beton dijaga kelembapan dan
suhu yang tepat selama proses pengerasan untuk mencapai kekuatan yang
optimal.

2.3 LANGKAH-LANGKAH PEMBUATAN BETON


Berdasarkan Modul pada Praktikum Teknik Bahan Bangunan pada BAB 9
dengan judul Pembuatan dan Persiapan Benda Uji. Untuk peralatan dan prosedur
praktikum akan dijelaskan dibawah ini :
1. Peralatan
a. Cetakan silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.
b. Batang baja dengan diameter 16 mm, panjang 600 mm, memiliki salah
satu atau kedua ujung berbentuk bulat setengah bola dengan diameter
16 mm.
c. Bak pengaduk beton kedap air atau mesin pangaduk
d. Peralatan tambahan : ember, skop, sendok perata, dan talam atau wadah
2. Prosedur Praktikum
a. Benda-benda uji (silinder atau kubus) harus dibuat dengan cetakan yang
sesuai dengan bentuk benda uji. Permukaan cetakan bagian dalam disapu
sebelumnya dengan vaselin, atau lemak, atau minyak agar mudah
dilepaskan saat proses pelepasan benda uji dari cetakan beton.
b. Adukan beton diambil langsung dari wadah adukan beton dengan
menggunakan ember atau alat lainnya yang tidak menyerap air. Bila dirasa
perlu bagi konsistensi adukan, lakukan pengadukan ulang sebelum
dimasukan kedalam cetakan.
c. Padatkan adukan dalam cetakan sampai permukaan adukan beton
mengkilap.
d. lsilah wadah dengan benda uji dalam tiga lapis. Setiap lapis diisi ±1/3 dari
volume wadah.
e. Tiap-tiap lapis dipadatkan dengan 25 kali tusukan secara merata, Pada
pemadatan lapis pertama, tongkat tidak boleh mengenai dasar permukaan
wadah. Pemadatan lapis kedua dan ketiga tusukkan tongkat sampai kira-
kira 2,5 cm dibawah lapisan sebelumnya.
f. Setelah selesai pemadatan, ketuk sisi wadah perlahan sampai tidak tampak
gelembung-gelembung udara pada permukaan serta rongga-rongga bekas
tusukan tertutup. Ratakan permukaan beton dan tutuplah segera dengan
bahan kedap air dan tahan karat. Kemudian biarkan beton dalam cetakan
selama 24 jam dan tempatkan ditempat yang bebas dan getaran.
g. Setelah 24 jam, bukalah cetakan dan keluarkan benda uji.
h. Rendam benda uji dalam bak perendam berisi air yang telah memenuhi
persyaratan untuk perawatan (curing). Selama waktu yang dikehendaki.

Praktikum pada bab 10 juga dengan judul pelaksanaan campuran beton. Pada
bab ini mahasiswa dapat menghasilkan sample beton untuk benda uji dan
mengetahui reaksi yang terjadi dalam adukan dan mengetahui bahan-bahan yang
digunakan sesuai syarat yang telah ditentukan. Untuk alat bahan yang digunakan
dan prosedur percobaan terdapat dibawah ini:
1. Alat dan bahan
a. Timbangan
b. Wadah, sebagai tempat bahan agregat harus dan kasar, air, dan semen.
c. Mixer molen
d. Talam
e. Sendok atau sekop
f. Agregat halus dan kasar
g. Semen
h. Air
2. Prosedur pelaksanaan
a. Timbangan masing-masing bahan dan hasilnya. air (1,5 kg), pasir (4,95
kg), split (5,86 kg), semen (2,55 kg).
b. Masukan air kira-kira 80% ke mixer molen.
c. Setelah itu, masukan agregat halus dan kasar. Lalu, nyalakan mesin mixer
molen.
d. Matikan mesin tersebut dan masukkan semen dan sisa air 20%. Lalu,
hidupkan mesin mixer selama 3 menit.
e. Setelah 3 menit, matikan mesin, tuangkan adukan beton ketalam yang
sudah disiapkan
f. Lakukan pemeriksaan slump. Apabila nilai slump sudah mencapai nilai
rencana, lakukan pemeriksaan berat isi beton dan pembuatan benda uji
kubus/silinder beton.
g. Masukan adukan yang sudah di slump kedalam silinder.
h. Lakukan pencatan yang menyimpang dari perencanaan, terutama
pemakaian jumlah air dan nilai slump.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KESIMPULAN
Beton sebagai Material Konstruksi: Beton terdiri dari beberapa bahan
penyusun utama, yaitu semen, agregat, air, dan aditif. Semen bertindak sebagai bahan
pengikat, agregat memberikan kekuatan, air digunakan untuk mencampurkan bahan,
dan aditif dapat memodifikasi sifat-sifat beton. Kombinasi yang tepat dari bahan-
bahan ini membentuk beton yang kuat dan tahan lama.
Tingkat Mutu Beton: Meskipun semua orang dapat membuat beton, tingkat
mutu beton bergantung pada faktor-faktor seperti pemilihan bahan berkualitas,
proporsi campuran yang tepat, proses pencampuran yang baik, pemadatan yang
efektif, pengawasan kualitas yang ketat, dan proses pengeringan yang tepat.
Dibutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman yang baik dalam proses
pembuatan beton untuk mencapai tingkat mutu tertentu.
Langkah-langkah Pembuatan Beton: Langkah-langkah pembuatan beton dari
material hingga menjadi benda uji silinder meliputi persiapan bahan, pencampuran,
pengecoran, pemadatan, pengeringan, dan pengujian. Proses ini membutuhkan
perhatian terhadap detail dan pengawasan yang ketat untuk memastikan beton yang
dihasilkan memiliki mutu yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

3.2 SARAN
saran untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam
pembuatan beton dapat ditambahkan. Ini bisa mencakup pelatihan dan sumber daya
pendidikan yang tersedia bagi para praktisi konstruksi
DAFTAR PUSTAKA

Agus, I. (2020). "Studi Eksperimental Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi Menggunakan
Zat Additif Sika Fume (Gradasi Lolos ½”, Tertahan 3/8” dan Tertahan
no 4)." JurnalMedia Inovasi Teknik Sipil.
Badan Standarisasi Nasional. (2004). Semen Portland SNI 15-2049-2004. Jakarta:
Badan Standarisasi Nasional.
Nugraha, P., Antoni. (2007). Teknologi Beton dari Material, Pembuatan ke Beton
KinerjaTinggi. Yogyakarta: Andi Offset.
Modul praktikum Teknik Bahan Bangunan Pada Semester 2 (tahun 2023). Pada bab
9 dan 10

Anda mungkin juga menyukai