Anda di halaman 1dari 18

UJIAN AKHIR SEMESTER

TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN


PONDASI

DOSEN PENGAMPU : GIRIS NGINI, ST, MT

DISUSUN OLEH :
SAMUEL BILLY MEINARDO TARIGAN
193020502021

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa sehingga saya dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul Pondasi ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi Ujian
Akhir Semester yang diberikan oleh Bapak Giris Ngini, ST, MT pada Mata
Kuliah Teknologi Bahan Bangunan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang pondasi bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Giris Ngini, ST, MT,
selaku dosen Mata Kuliah Teknologi Bahan Bangunan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Palangka Raya, 13 Juli 2020

Samuel Billy Meinardo Tarigan


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang ……………………………………………………… 1

B. Tujuan ………………………………………………………………. 1

C. Rumusan Masalah …………………………………………………. 1

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………… 2

A. Pengertian Pondasi ………………………………………………….. 2

B. Bahan Campuran Beton ……………………………………………. 2

C. Jenis – Jenis Pondasi ………………………………………………... 4

1. Pondasi Dangkal ………………………………………………... 4

2. Pondasi Dalam ………………………………………………….. 8

BAB III PENUTUP ………………………………………………………... 12

A. Kesimpulan …………………………………………………………. 12

B. Saran ………………………………………………………………... 12

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 13


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Zaman semakin maju dan berkembang, IPTEK memberikan pengaruh besar bagi
seluruh aspek kehidupan. Salah satunya adalah pengaruh IPTEK dalam bidang
konstruksi,dimana dapat kita lihat telah berdiri kokoh seperti gedung-gedung
bertingkat, jalan, jembatan, Bandar udara,bangunan lepas pantai, stadion,
terowongan, dan lain-lain termasuk pembuatan patung. Setiap bangunan, seperti
gedung, jembatan, jalan raya, terowongan,dinding penahan, menara dan
sebagainya harus mempunyai pondasi yang dapat mendukungnya. Istilah pondasi
dalam dunia teknik sipil dan arsitektur untuk mendefinisikan suatu bagian
konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai penopang bangunan dan meneruskan
beban bangunan atas ke lapisan tanah yang cukup kuat daya dukungnya. Pondasi
banyak sekali macamnya, tergantung dari fungsi bangunan, bentuk bangunan, dan
kondisi tanah. Untuk itu, pondasi bangunan harus diperhitungkan untuk dapat
menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban-beban berguna,
gaya-gaya luar, seperti tekanan angin, gempa bumi, dan lain-lain. Di samping itu,
tidak boleh terjadi penurunan melebihi batas yang diijinkan.

B. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi Ujian Akhir
Semester dari mata kuliah Teknologi Bahan Bangunan, untuk mengetahui tentang
pondasi dan jenis – jenis pondasi, perbedaan pondasi yang satu dengan pondasi
lain, dan struktur jenis – jenis pondasi.

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan judul Makalah di atas, rumusan masalah yang menjadi fokus
dalam penulisan ini adalah:
1. Pengertian Pondasi
2. Material dari Pondasi dan Beton
3. Jenis – Jenis pondasi
4. Perbedaan pondasi yang satu dengan yang lain
5. Dan stuktur jenis – jenis pondasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PONDASI

Pondasi merupakan dasar bangunan yang kuat dan biasanya terletak di


bawah permukaan tanah tempat bangunan didirikan. Pondasi adalah suatu bagian
dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan
menruskan beban yang di salurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang
cukup kuat menhannya tanpa terjadinya pergeseran tanah yang menyebabkan titik
– titik pondasi mengalami perubahan relatif satu dengan yang lainnya pada system
strukturnya.

Pondasi memiliki beberapa ciri – ciri. Ciri-ciri umum pondasi adalah


sebagai berikut:
1. Dapat menahan beban-beban yang ada diatasnya, yaitu beban
konstruksi, beban hidup, beban angin, beban gempa dan lain
sebagainya sehingga bangunan tidak mengalami penurunan,
keretakan atau bahkan roboh.
2. Terbuat dari bahan bangunan yang kuat, bagus dan awet sehingga
tetap dapat berfungsi dalam kurun waktu rencana pemakaian
rumah.
3. Tahan terhadap macam-macam organisme serta bahan kimia
berbahaya yang bisa merusak konstruksi bangunan.
4. Ada penambahan faktor keamanan beban yang dapat ditanggung
pondasi, hal ini untuk mengantisipasi apabila dimasa depan ada
penambahan konstruksi bangunan dengan beban diluar
perencanaan sebelumnya sehingga bisa terancam bahaya
keruntuhan.
5. Jika menggunakan besi tulangan maka harus menggunakan selimut
beton yang cukup tebal agar tidak mengalami karat sehingga bisa
menimbulkan perlemahan struktur pondasi.

B. BAHAN CAMPURAN BETON


Adapun bahan – bahan yang digunakan dalam pembuatan campuran beton,
yaitu :

1. Semen

Semen adalah pengikat. Tujuan semen adalah untuk menahan


bahan-bahan lain bersama-sama. Tetapi semen tidak bisa digunakan
tanpa campuran lain. Semen membutuhkan bahan lain dan apa yang
dicampur dengan semen akan menentukan produk akhir.
Semen terbuat dari batu kapur, kalsium, silikon, besi, dan
aluminium, di antara bahan-bahan lainnya. Campuran ini dipanaskan
dalam kiln besar sampai sekitar 2,700 ° F (1,482 ° C) untuk membentuk
produk yang dikenal sebagai klinker, yang kira-kira menyerupai

2
kelereng. Kemudian bahan-bahan tersebut digiling menjadi bubuk dan
gipsum ditambahkan, menciptakan substansi seperti tepung abu-abu
yang dikenal sebagai semen. Saat menambahkan air pada semen, semen
akan terbentuk seperti adonan yang biasa disebut pasta semen.
Pencampuran semen dengan air memicu proses kimia yang
memungkinkannya untuk mengeras. Ada banyak jenis semen yang
berbeda, tetapi jenis yang paling umum digunakan dalam konstruksi
adalah semen Portland.

2. Air

Air merupakan bahan dasar pembuatan beton dan pondasi


yang penting dan paling murah. Air berfungsi sebagai sebagai bahan
percampuran dengan mengaduk antara semen dan agregat. Air sebagai
bahan bangunan harus memenuhi syarat menurut persyaratan umum
Bahan Bangunan Di Indonesia (PUBI-1982), antara lain, Air harus
bersih, Tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya
yang dapat dilihat secara visual, tidak boleh mengandung benda-benda
tersuspensi lebih dari 2gram/liter, tidak mengandung garam-garam yang
dapat larut dan dapat merusak beton lebih dari 15 gram/liter, kandungan
klorida (Cl) tidak lebih dari 500 p.p.m dan senyawa sulfattidak lebih
dari 1000 p.p.m sebagai SO3, semua air yang mutunya meragukan
harus dianalisa secara kimia dan dievaluasi.

3. Kerikil

Kerikil merupakan agregat kasar yang sama dengan agregat


halus yaitu sebagai pengisi. Namun meski begitu, bukan berarti posisi
agregat halus dan agregat kasar itu sama. Jika pasir berukuran lebih
halus dan lebih kecil maka beton tersebut akan memiliki resiko lebih
kecil membuat rongga dalam beton. Berbeda dengan agregat kasar, jika
campuran agregat kasar terlalu banyak maka akan membuat rongga
dalam beton, apalagi jika jumlah agregat halus lebih sedikit sehingga
pasir tidak akan mampu menutup atau mengisi seluruh rongga.

4. Pasir

Komponen selanjutnya yang menjadi campuran dalam


membuat beton adalah pasir sebagai agregat halus. Meskipun pasir
juga memiliki peran penting dalam pembuatan beton, namun jika porsi
pasir yang terlalu banyak akan mengurangi mutu beton. Hal ini karena
pasir berfungsi sebgai pengisi, jadi akan lebih baik jika porsinya
disesuaikan dengan kebutuhan saja.

3
C. JENIS – JENIS PONDASI

1. Pondasi Dangkal (Shallow Foundation)


Disebut Pondasi dangkal karena kedalaman masuknya ke
tanah relatif dangkal hanya beberapa meter masuknya ke dalam tanah.
Salah satu tipe yang sering digunakan ialah pondasi menerus yang
biasa pada rumah-rumah, dibuat dari beton atau pasangan batu. Fungsi
pondasi dangkal meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan
ke tanah keras. Pondasi dangkal dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis, antara lain :

a. Pondasi Telapak
Dipakai pada kedalaman
tanah lebih dari 1,20 m dari muka
tanah dan dipasang di bawah kolom-
kolom utama pendukung bangunan.
Seluruh beban bangunan dilimpahkan
ke kolom-kolom utama, dan
diteruskan ke pondasi di bawahnya.
Pondasi ini tetap dihubungkan oleh
balok sloof dengan pondasi setempat
lain, dan sloof ditopang oleh pondasi
batu kali. Pondasi telapak dipakai
pada kedalaman 1,50 – 4,00 m,
dengan tanah yang digali hanya pada
dimana kolom-kolom utamanya
ditanam, sedangkan galian di bawah
balok sloof cukup dengan 0,60 – 0,80
m. Pondasi Foot plate atau pondasi telapak memiliki Daya dukung
pondasi yang cukup besar serta Dapat dikombinasikan dengan pondasi
jenis lain untuk meningkatkan daya dukungnya. Misalnya dengan
pondasi menerus dari pasangan batu atau dengan tiang pancang.
Tetapi pondasi telapak memerlukan manajemen waktu yang baik
dalam pelaksanaannya. Mengingat beton memerlukan waktu untuk
pengerasan dan juga terdapat pekerjaan pekerjaan lain yang
diperlukan sebelum pondasi telapak dapat dicor.

b. Pondasi Batu Kali


Pondasi Batu Kali sering digunakan untuk bangunan gedung
satu lantai biasanya menggunakan bahan batu kali (batu belah).
Konstruksi pondasi batu kali digunakan untuk meneruskan beban
dinding pada lantai dasar. Komponen pondasi dangkal menerus batu
kali meliputi urugan pasir bawah pondasi, pasangan batu kosong
(aanstamping), dan pasangan batu kali. Pondasi batu kali dibuat dari
bahan utama batu belah yang merupakan bahan konstruksi pondasi
yang paling banyak digunakan, karena batu belah yang umumnya
didapatkan dari batu kali yang tidak mengalami perubahan bentuk dan

4
kualitas bila tertanam
di dalam tanah.
Persyaratan batu
belah sebagai bahan
konstruksi pondasi
adalah batu tersebut
mempunyai
permukaan yang
kasar, berukuran ±
25 cm, bersih dari
segala kotoran. Batu
belah yang
permukaannya halus
kurang baik dipakai
sebagai bahan pondasi, sehingga harus dipecah terlebih dahulu agar
didapatkan permukaan yang kasar. Demikian juga dengan batu belah
yang berpori sebaiknya tidak digunakan untuk bahan konstruksi
pondasi. Permukaan batu yang kasar akan membuat ikatan yang
kokoh. pondasi batu kali juga memiliki karakter konstruksi yang lebih
sederhana jika dibandingkan dengan jenis pondasi lainnya. Dengan
demikian, proses pengerjaan pondasi batu kali ini pun semakin
praktis.Dalam pengaplikasiannya, bahan baku yang digunakan dalam
pembuatan pondasi batu kali ini tidak terlalu banyak sehingga kamu
bisa menghemat pengeluaran. pondasi batu kali juga sangat fleksibel
karena ukurannya dapat disesuaikan dengan mudah berdasarkan lebar
bangunan. Dengan begitu, daya topang terhadap beban menjadi
semakin maksimal serta dapat meminimalisir ketidakakuratan pondasi
pada bangunan. Pemasangan pondasi batu kali tidak memerlukan alat
berat sehingga dapat meminimalisir pengeluaran biaya. Selain itu,
bahan baku utama yang berupa pasir, semen, dan batu kali pun
harganya tergolong murah dan sangat mudah ditemukan di toko
material sehingga cocok untuk menyiasati biaya pembangunan rumah
yang murah, tapi tetap berkualitas. Meskipun memiliki banyak
keunggulan, tapi pondasi batu kali tidak bisa digunakan pada semua
jenis tanah. Pondasi batu kali sebaiknya diaplikasikan pada kondisi
tanah yang stabil karena jika terjadi pergeseran tanah ataupun akar
pohon bisa menimbulkan masalah, seperti struktur dinding yang
mengalami keretakan. Oleh karena itu, penggunaan pondasi batu kali
harus disesuaikan dengan kondisi tanah.

c. Pondasi Plat Beton Jalur (Raft Footing)


Pondasi plat beton lajur adalah pondasi yang digunakan
untuk mendukung sederetan kolom. Pondasi pelat beton lajur atau
jalur digunakan bila luas penampang yang menggunakan pondasi
pelat setempat terlalu besar. Karena itu luas penampang tersebut
dibagi dengan cara memanjangkan lajur agar tidak terlalu melebar.

5
Pondasi plat beton
lajur sangat kuat,
sebab seluruhnya
terdiri dari beton
bertulang dan
harganya lebih
murah
dibandingkan
dengan pondasi
batu kali..Pondasi
dibuat dengan perkuatan balok-balok dari beton bertulang kedap air,
dipasang di bawah seluruh luas bangunan, dapat dimanfaatkan sebagai
ruang basement di bawah tanah, untuk : gudang, ruang mesin atau
tempat parkir. Pondasi ini biasanya dirangkai menjadi satu menerus
dengan dinding beton kedap air sebagai turap penahan tanah sekeliling
basement. Ukuran lebar pondasi lajur ini sama dengan lebar bawah
dari pondasi batu kali, yaitu 70 Cm. Sebab fungsi pondasi plat beton
lajur adalah pengganti pondasi batu kali. Penggunaannya pada
bangunan bertingkat lebih handal dibanding pondasi batu belah, baik
sebagai penopang beban vertikal maupun gaya horizontal seperti
gempa, angin, ledakan dan lain-lain. Tetapi Pondasi jenis ini harus
mempersiapkan cetakan dan menunggu beton kering terlebih dahulu
sehingga persiapan lebih lama serta Pekerjaan rangka besi dibuat dari
awal dan harus selesai setelah dilakukan galian tanah.

d. Pondasi Cakar Ayam

Pondasi sistem cakar ayam terdiri dari pelat tipis yang


didukung oleh pipa-pipa (cakar) yang tertanam di dalam tanah. Posisi
pipa-pipa inimenggantung pada bagian bawah pelat. Hubungan antara
pipa-pipa dengan pelat beton dibuat monolit. Kerjasama sistem yang
terdiri dari pelat-cakar tanah ini, menciptakan pelat yang lebih kaku

6
dan lebih tahan terhadap beban dan pengaruh penurunan tidak
seragam. Pondasi sistem cakar ayam ditemukan oleh Prof. Dr. Ir.
Sedijatmo pada tahun 1961. Secara umum perkerasan cakar ayam
terdiri
dari pelat tipis beton bertulang tebal yang diperkaku dengan
pipa-pipa beton (cakar)berdiameter 120 cm, tebal 8 cm, dan panjang
pipa 150-200 cm, yang tertanam pada lapisan subgrade, dengan
jarak pipa-pipa berkisar 2,0-2,5m. Dibawah pelat beton, terdapat
lapisan lean concrete setebal ± 10 cm (terbuat dari beton mutu rendah)
dan lapisan sirtu setebal ± 30 cm yang berfungsi, terutama sebagai
perkerasan sementara selama masa pelaksanaan dan agar permukaan
subgrade dapat rata sehingga pelat beton cakar ayam dapat dibuat
di atasnya. Pipa-pipa beton tersebut disebut cakar. Sistem cakar
ayam telah banyakdiaplikasikan pada berbagai macam bangunan,
seperti pondasi menara transmisitegangan tinggi, bangunan gedung
bertingkat, power stasion, kolam renang, gudangdan hanggar,
jembatan, menara bandara (runway, taxi way, dan apron), perkerasan
jalan tol, dan lain-lain (Hardiyatmo, 2010).

e. Pondasi Sarang Laba – Laba


Pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) merupakan
sistem pondasi bangunan bawah yang kokoh dan ekonomis, dengan
memamfaatkan tanah sebagai bagian dari struktur pondasi. Sistem
pondasi ini ditemukan pada tahun 1976 oleh Ir. Ryantori dan Ir.
Sutjipto dengan mendapatkan paten nomor 7191, lisensi dan
pengembangan oleh PT. Katama Suryabumi. Sistem pondasi ini mulai
diterapkan di proyek-proyek sejak tahun 1978. Pondasi ini merupakan
pondasi dangkal konvensional, kombinasi antara sistem pondasi plat

beton pipih menerus dengan sistem perbaikan tanah. Ada


dua prinsip yang dikembangkan pada KSLL ini; pertama, dengan
memamfaatkan tanah sebagai bagian dari struktur pondasi.
Pemamfaatan tanah yang mencapai 90% bahan konstruksi ini
membuat KSLL menjadi lebih ekonomis, dengan menghemat
penggunaan beton dan besi beton. Kedua, menyatukan elemen-
elemen pada sistem pondasi menjadi satu kesatuan fungsi yang
harmonis dan monolit. Dengan demikian jika terjadi penurunan yang
terjadi bukan sebagian, tetapi seluruhnya. Meskipun merupakan

7
fondasi yang dangkal namun dengan kombinasi antara rusuk
(ribs) segitiga dan campuran tanah dan pasir padat membuat
konstruksi ini menjadi kaku (rigid) dan kokoh serta pastinya tahan
gempa. Penggunaan pelat beton pipih menerus pada KSLL ini
menjadi kaku (rigid) karena ada peranan dari rusk (ribs) tegak
tipis yang relatif tinggi. Rib-rib tegak dan kaku tersebut kemudian
diatur hingga membentuk petak-petak segitiga. Rib ini sendiri
dibuat dari beton bertulang dimana pada rongga di bawah plat
diantara rib akan diisi dengan lapisan perbaikan tanah/pasir yang
dipadatkan lapis demi lapis per 20 cm. Keuntungan penggunaan
KSLL (Konstruksi Sarang Laba-Laba) selain untuk kokoh dan
tahan terhadap penurunan dan gempa adalah Lebih efisien karena
akan mampu menghemat penggunaan beton dan besi beton.

2. Pondasi Dalam
Pondasi dalam ialah pondasi yang dipaakai pada bangunan
di atas tanah yang lembek. Pondasi ini juga dipakai pada bangunan
dengan bentangan yang cukup leber ( Jarak antar Kolom 6 M) dan
bangunan bertingkat. Suatu pondasi dapat dikategorikan sebagai
pondasi dalam apabila perbandingan antara kedalaman dengan lebar
pondasi lebih dari sepuluh (Df/B >10). Material pondasi dalam bisa
dari kayu, baja, beton bertulang, dan beton pratekan. Pondasi dalam
dapat dibedakan menjadi:

a. Pondasi Tiang Pancang

Pondasi tiang pancang adalah salah satu jenis pondasi


yang biasa digunakan untuk membangun rumah skala kecil
ataupun bangunan besar seperti perkantoran dan hotel. Tiang
pancang sebagai pondasi utamanya disebut juga
sebagai reinforced concrete pile, yaitu material beton bertulang
dengan kekuatan yang sangat baik. tiang pancang merupakan
bagian dari fondasi yang berperan menyalurkan beban dari
konstruksi dan struktur bangunan ke dalam lapisan tanah terdalam
yang letaknya berada jauh di bawah permukaan sehingga
bangunan menjadi lebih kukuh dan tahan lama. Pada umumnya,

8
praktik pemancangan dilakukan dalam posisi tegak lurus ke dalam
tanah, namun ada juga teknik pemancangan miring seperti pada
dermaga karena dipengaruhi oleh tekanan ke samping dari perahu
ataupun kapal. Secara umum ada beberapa macam tiang pancang
yang kerap di gunakan sebgai pondasi bangunan.

1) Tiang Pancang Kayu


Pondasi bangunan yang memanfaatkan tiang
pancang kayu banyak digunakan di rumah-rumah
panggung yang berada di kawasan Sumatera, Kalimantan,
serta rumah-rumah yang berada di tepi pantai atau
kawasan rawa. Adapun, tiang pancang kayu memiliki
sejumlah kelebihan, yakni bobotnya yang ringan untuk
memudahkan proses pengangkutan, memiliki kekuatan
daya tarik besar sehingga membantu pemancangan, dapat
dipotong dengan mudah jika tak dapat masuk ke dalam
tanah, serta cocok untuk friction pile karena tekanannya
yang lebih kecil.Meskipun demikian, penggunaan tiang
pancang kayu ternyata memiliki sejumlah kekurangan
yang disebabkan oleh sifat alami kayu. Beberapa
kekurangannya adalah rentan terhadap pelapukan, tidak
tahan cuaca, ataupun mudah terkena rayap.

2) Tiang Pancang Beton


Tiang pancang berbahan beton sangat
umum digunakan pada gedung tinggi. Adapun, proses
pemasangannya meliputi pengetesan kedalaman tanah
keras, pemilihan panjang sesuai beban bangunan,
pengeboran tanah dengan mesin bor khusus, hingga
pengukuran titik sesuai gambar dan mendirikan alat
teodolit yang terdiri dari dua unit dan dipasangkan dari
dua arah untuk memastikan posisi tiang pancang berdiri
tegak hingga elevasi kedalaman yang sudah
diperhitungkan. Perlu diperhatikan, pemasangan tiang
pancang beton memerlukan waktu yang tergolong lama
karena harus dirancang dan dicor terlebih dulu sehingga
kekuatannya meningkat dan tahan terhadap
pengangkutan, penanganan maupun tekanan saat
pemancangan tanpa mengalami kerusakan.

3) Tiang Pancang Baja


Selain kayu dan beton, ada pula tipe tiang
pancang dengan material baja yang cocok digunakan
pada fondasi bangunan permanen ataupun sementara
yang terdiri dari bentuk pipa dan kotak. Adapun, ia
memiliki sejumlah kelebihan seperti beratnya yang
ringan, dapat digunakan berkali-kali, kekuatan untuk

9
menahan benturan akibat proses pemancangan, dapat
disambung secara mudah, hingga durabilitas yang
tergolong tinggi.

4) Tiang Pancang Komposit


Tiang pancang komposit biasanya memadukan
bahan-bahan berbeda seperti beton, kayu maupun baja.
Contohnya ialah kombinasi material kayu pada bagian
atas muka air tanah, kemudian menggunakan beton pada
bagian bawahnya. Namun, teknik pemasangan yang sulit
serta biaya yang cenderung tinggi membuat jenis ini kini
mulai ditinggalkan.

b. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara
pondasi dangkal dan pondasi tiang. Pondasi ini digunakan
apabila tanah dasar terletak pada kedalaman yang relatif
dalam. Jenis pondasi dalam yang dicor ditempat dengan
menggunakan komponen beton dan batu belah sebagai
pengisinya. Pada umumnyapondasi sumuran ini terbuat dari
beton bertulang atau beton pracetak, yang umum digunakan pada
pekerjaan jembatan di Indonesia adalah dari silinder beton
bertulang dengan diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm, dan 400 cm.

c. Pondasi Bored Piles


Pondasi Bored Pile adalah bentuk Pondasi Dalam
yang dibangun di dalam permukaan tanah dengan ke-dalaman
tertentu. Pondasi di tempatkan sampai ke dalaman yang
dibutuhkan dengan cara membuat lobang yang dibor dengan alat
khusus. Setelah mencapai kedalaman yang disyaratkan,
kemudian dilaku-kan pemasangan kesing/begisting yang terbuat
dari plat besi, kemudian dimasukkan rangka besi pondasi yang

10
telah dirakit sebelumnya, lalu
dilakukan pengecoran terhadap
lobang yang sudah dibor tersebut.
Pekerjaan pondasi ini tentunya
dibantu dengan alat khusus,
untuk mengangkat kesing dan
rangka besi. Setelah dilakukan
pengecoran kesing tersebut
dikeluarkan
kembali. Jenis pondasi
bore pile dipilih untuk mendukung
beban bangunan dengan
mengandalkan daya dukung
pondasi pada tanah keras dan
hambatan lekat yang terjadi pada
permukaan tiang yang tidak rata akibat dari pengecoran di tempat
(in situ).

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Suatu Banguna tidak akan berdiri tanpa ada suatu pondasi. Karena Pondasi
berfungsi sebagai penyalur beban yang ada di atasnya baik itu beban hidup
ataupun beban mati. Pondasi merupakan bagian dari struuktur yang berfungsi
meneruskan beban menuju lapisan tanah pendukung di bawahnya. Oleh karena
itu, suatu pondasi harus diperhitungkan dengan benar agar dapat menjamin
kestabilan suatu bangunan. Hal – hal yang harus di perhitungkan yaitu beban –
beban bangunan, gaya – gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi, dan lain –
lain. Disamping itu, tidak boleh terjadi penurunan level melebihi batas yang di
izinkan.

B. SARAN
Suatu pondasi harus dibangun dengan kokoh dan bahan dengan kualtis
yang baik agar suatu bangunan dapat berdiri dengan kuat dan umur rencana
pemakaian bangunan tersebut dapat lebih panjang

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Perbedaan semen, beton dan mortar.


https://id.scgbuildingmaterials.com/living-ideas/tips-dan pengetahuan/perbedaan-
semen-beton-dan-mortar/.

http://e-journal.uajy.ac.id/300/4/3TS13397.pdf diakses pada 21 Maret 2020


Jasakontraktorjogja1,2018,Cara mudah menentukan komposisi campuran beton
https://jasakontraktorjogja.net/cara-mudah-menentukan-komposisi-campuran-
beton/

Metroten, 2019, Komposisi Capuran Pasir dan Semen yang Tepat untuk
Bangunan. https://metroten.id/blog/komposisi-campuran-pasir-dan-semen-yang-
tepat-untuk-bangunan

Anonim, Makalah Pondasi


https://www.slideshare.net/arielfandy98/100790414-makalahpondasi

Anonim, Makalah Pondasi


https://dokumen.tips/documents/makalah-pondasi-56182aa78aaa6.html

Moldy Ramadhan, Pengertian Pondasi : Ciri – cirri, Jenis & Macam, Fungsi,
Manfaat, Kelebihan & Kekurangan Pondasi
https://www.asdar.id/pengertian-pondasi/

Kania Dekoruma, 2020, 8 Karakteristik Pondasi batu kali


https://www.dekoruma.com/artikel/97376/karakteristik-pondasi-batu-kali

Anonim, Makalah pondasi


http://docplayer.info/storage/82/86047977/86047977.pdf

Anonim, Makalah Pondasi


http://repository.uin-malang.ac.id/1950/2/1950.pdf

Fakhli, apa itu pondasi telapak beserta kelebihan dan kekurangannya


https://www.kumpulengineer.com/2019/12/apa-itu-pondasi-telapak-beserta-
kelebihan-dan-kekurangannya.html

Anonim, Pondasi Sistem Konstruksi Laba – Laba (KSLL)


http://sml.sipil.ft.unand.ac.id/index.php/whats-new/tanding/73-pondasi-sistem-
konstruksi-sarang-laba-laba-ksll

Kania Dekoruma, 2019, Mengenal pondasi Tiang Pancang dan tipe sesuai
kebutuhan bangunan
https://www.dekoruma.com/artikel/84967/mengenal-fondasi-tiang-pancang

13
Anonim, Pondasi Dalam
https://www.slideshare.net/awd007/pondasi-dalam

14
LAMAN DAN SCREENSHOT VIDEO

LINK

https://youtu.be/9DUQiCGFo_M

Anda mungkin juga menyukai