DESAIN PONDASI 1
OLEH :
Makalah ini telah dibuat agar kita semua mengetahui dan memahami apa itu
Desain Pondasi dan Perhitungannya.
Kami berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
terutama untuk kami sendiri selaku penulis Laporan. Kami menyadari bahwa
Laporan ini masih jauh dalam kata sempurna, oleh karena itu disini kami
mengharapkan kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan pada Laporan ini.
( PENULIS )
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
2.1 Pondasi
2.1.1 Pengertian Pondasi
Pondasi ialah bagian dari satu system rekayasa yang meneruskan beban yang di
topang oleh pondasi dan beratnya sendiri ke dalam tanah dan batuan yang terletak
dibawahnya. Tegangan-tegangan tanah yang dihasilkan kecuali pada permukaan tanah
merupakan tambahan kepada beban-beban yang sudah ada dalam masa tanah dari bobot
sendiri bahan dan sejarah geologisnya.
Struktur atas merupakan istilah yang biasa dipakai untuk menjelaskan bagian-
bagian dari system rekayasa yang membawa beban kepada pondasi atau struktur
dibawahnya. Istilah struktur atas mempunyai arti khusus untuk bangunanbangunan dan
jembatan-jembatan, akan tetapi, pondasi tersebut dapat juga hanya menopang mesin-
mesin, mendukung peralatan industrial (pipa, manara, tangka), bertindak sebagai alas atau
papan iklan dan sejenisnya. Karena sebab inilah maka lebih baik menggambarkan
pondasi sebagai bagian dari satu system rekayasa pendukung beban yang mempunyai
bidang antara (interfacing) terhadap tanah (Joseph E. Bowles, 1997: 1).
Gambar 2.1 Macam macam pondasi (a) Pondasi memanjang (b) Pondasi telapak
(c) Pondasi rakit (d) Pondasi sumuran (e) Pondasi tiang
2.1.3 Bahan Pondasi
a. Bata
• Kurang ideal, sebab bahan lunak dan berporeus.
• Digunakan untuk pembebanan yang ringan atau bangunan
sementara.
• Sebaiknya tidak pada lapisan tanah yang berair.
b. Batu kali
• Cukup baik, asalkan susunan batu harus tersusun dengan benar dan
kompak.
• Untuk pondasi bangunan permanent berlantai 1/2/3.
• Kekokohan landasan dapat agak lunak hingga sedang, tergantung
besarnya beban bangunan.
c. Beton (tidak bertulang)
• Cukup baik, asal dibuat dengan perbandingan semen yang sesuai.
• Beton blok : 1PC : 4/5 PS di press dalam cetakan
• Beton : 1 PC : 3 PS : 5/7 kerikil
• Hanya dapat menahan beban tekan.
• Kekokohan landasan dapat lunak hinnga sedang, tergantung
besarnya beban bangunan.
d.Beton bertulang
• Sangat ideal digunakan karena bahan yang padat, kompak dan
kedap air.
• Dapat diperhitungkan untuk menahan beban tarik.
• Perlu perhatian dalam pembuatannya dan kualitas betonnya. (perlu
lantai kerja untuk peletakan tulangan besi) perbandingannya 1 PC :
3 PS : 5 KR
2.1.4 Fungsi
a. Beban bangunan
b. Berat sendiri
c. Beban berguna
d. Gaya-gaya luar :
• Angin
• Gempa bum
• Beban termis
• Beban dinamis
• Penurunan pondasi
• gaya angkat air
• Momen dan Torsi
Jenis pondasi yang dibuat dengan bahan dasar batu bata. Dalam
pemasangannya disusun sedemikian rupa sehingga dapat menahan berat
bangunan yang ada di atasnya dan meneruskanya ke tanah.Pondasi batu bata
adalah sama seperti pondasi batu kali, pondasi ini biasanya di pakai pada
bangunan lantai 1, dimana tanah keras terletak sangat dekat.
Pondasi ini digunakan pada bangunan sederhana yang kondisi tanah aslinya
cukup baik. Biasanya kedalaman pondasi ini antara 60 - 80 cm. Dengan lebar
tapak sama dengan tingginya.
- Kelebihan :
1. Pelaksanaan pondasi mudah
2. Waktu pengerjaan pondasi cepat
3. Batu belah mudah didapat, (khususnya pulau jawa)
- Kekurangan :
1. Tanah yang bisa di bor berupa tanah lunak bukan berupa tanah urug campur
puing, tanah padas dan jenis tanah keras lainnya.
2. Kedalaman pondasi strauss pile rata rata 6 meter atau sesuai kondisi tanah
yang dikerjakan dan tidak bisa mencapai kedalaman tanah keras hasil
rekomendasi dari soiltest / sondir.
3. Diameter bor yang dapat dikerjakan berkisar 20 cm s/d 30 cm.
- Kelebihan :
Pondasi pelat beton lajur atau jalur digunakan bila luas penampang yang
menggunakan pondasi pelat setempat terlalu besar. Karena itu luas penampang
tersebut dibagi dengan cara memanjangkan lajur agar tidak terlalu melebar.
Pondasi ini lebih kuat jika dibanding dua jenis pondasi dangkal lainnya. Ini
disebabkan seluruhnya terbuat dari beton bertulang. Harganya lebih murah
dibandingkan dengan pondasi batu kali untuk bangunan rumah
bertingkat.Ukuran lebar pondasi pelat lajur sama dengan lebar bawah pondasi
batu kali, yaitu 70 - 120 cm. Ini disebabkan fungsi pondasi pelat lajur adalah
menggantikan pondasi batu belah bila batu belah sulit didapat, atau memang
sudah ada rencana pengembangan rumah ke atas.
Pondasi Dalam
Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk memindahkan
atau mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya (super struktur) ke lapisan
tanah keras yang letaknya sangat dalam. Dalam pelaksanaan pemancangan pada
umumnya dipancangkan tegak lurus dalam tanah, tetapi ada juga dipancangkan
miring (battle pile) untuk dapat menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja, Hal
seperti ini sering terjadi pada dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari
kapal dan perahu. Sudut kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari
alat yang dipergunakan serta disesuaikan pula dengan perencanaannya.
melalui sebuah stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban vertikal dan
2. Untuk menentang gaya desakan keatas, gaya guling, seperti untuk telapak
ruangan bawah tanah dibawah bidang batas air jenuh atau untuk menopang
Pondasi Bored Pile adalah bentuk Pondasi Dalam yang dibangun di dalam
permukaan tanah dengan kedalaman tertentu. Pondasi di tempatkan sampai ke
dalaman yang dibutuhkan dengan cara membuat lobang yang dibor dengan alat
khusus. Setelah mencapai kedalaman yang disyaratkan, kemudian dilakukan
pemasangan kesing/begisting yang terbuat dari plat besi, kemudian dimasukkan
rangka besi pondasi yang telah dirakit sebelumnya, lalu dilakukan pengecoran
terhadap lobang yang sudah di bor tersebut. Pekerjaan pondasi ini tentunya
dibantu dengan alat khusus, untuk mengangkat kesing dan rangka besi. Setelah
dilakukan pengecoran kesing tersebut dikeluarkan kembali.
Jenis pondasi ini cocok digunakan untuk lokasi pekerjaan yang disekitarnya
rapat dengan bangunan orang lain, karena proses pembuatan pondasi ini tidak
menimbulkan efek getar yang besar, seperti pembuatan Pondasi Pile (Tiang
Pancang) yang pemasangannya dilakukan dengan cara pukulan memakai
beban/hammer.
Pelaksanaan Pondasi Bore Pile
Pekerjaan pondasi umumnya merupakan pekerjaan awal dari suatu proyek. Oleh
karena itu langkah awal yang dilakukan adalah pemetaan terlebih dahulu. Inilah
gunanya ilmu ukur tanah. Proses ini sebaiknya dilakukan sebelum alat- alat
proyek masuk. Dan dari pemetaan ini dapat diperoleh suatu patokan yang tepat
antara koordinat pada gambar kerja dan kondisi lapangan. Berikut ini adalah
tahapan- tahapan awal pekerjaan:
Pekerjaan pondasi tiang bor memerlukan alat- alat berat dalam suatu proyek
. Disebut alat- alat berat memang karena bobotnya yang berat, makanya manajer
proyek harus dapat memastikan perkerjaan persiapaan apa yang diperlukan agar
alat yang berat tersebut dapat masuk ke areal dengan baik. Jika tidak disiapkan
dengan baik, bisa saja alat berat tersebut ambles karena daya dukung tanahnya
yang jelek.
Gambar 13. Pemasangan plat baja
Plat baja tersebut dimaksudkan agar alat- alat berat tidak amblas jika
kekuatan tanahnya diragukan. Jika sampai amblas, untuk mengangkat kembali
biayanya lebih besar dibanding biaya yang diperlukan untuk mengadakan plat-
plat tersebut. Perlu tidaknya plat-plat tersebut tentu didasarkan dari
pengalaman- pengalaman sebelumnya.
Pemilihan tempat untuk merakit tulangan juga penting, tidak boleh terlalu
jauh, masih terjangkau oleh alat- alat berat tetapi tidak boleh sampai
mengganggu manuver alat- alat berat itu sendiri. Kedalaman pondasi adalah
sampai tanah keras (SPT 50).
Jika alat-alat berat sudah siap, juga tulangan- tulangannya, serta pihak ready
mix concrete-nya sudah siap, maka dimulailah proses pengeboran. Skema alat- alat
bornya adalah :
pada proyek tersebut juga dijumpai alat bor yang terintegrasi dan sangat mobile.
Mungkin ini yang lebih modern, tetapi kelihatannya jangkauan kedalamannya
lebih terbatas dibanding yang sistem terpisah. Mungkin juga, karena diproyek
ada beberapa ukuran diameter tiang bor yang dipakai.
Pengeboran
Gambar 9. Penggunaan mata bor belling tool untuk pengeboran tanah keras
Perlu juga diperhatikan bahwa tanah hasil pemboran perlu juga dichek
dengan data hasil penyelidikan terdahulu. Apakah jenis tanah adalah sama
seperti yang diperkirakan dalam menentukan kedalaman tiang bor tersebut. Ini
perlu karena sampel tanah sebelumnya umumnya diambil dari satu dua tempat
yang dianggap mewakili.
Tetapi dengan proses pengeboran ini maka secara otomatis dapat dilakukan
prediksi kondisi tanah secara tepat, satu persatu pada titik yang dibor. Apabila
kedalaman dan juga lubang bor telah ‘siap’, maka selanjutnya adalah
penempatan tulangan rebar.
Pengecoran beton :
Yang teronggok di bawah adalah corong beton yang akan dipasang di ujung atas
pipa tremi, tempat memasukkan beton segar. Yang di bawah ini pekerjaan
pengecoran pondasi tiang bor di bagian lain, terlihat mesin bor (warna kuning)
yang difungsikan crane-nya (mata bor tidak dipasang, mesin bor non-aktif).
Pipa tremi sudah berhasil dimasukkan ke lubang bor. Perhatikan ujung atas yang
ditahan sedemikian sehingga posisinya terkontrol (dipegang) dan tidak jatuh.
Corong beton dipasang. Pada kondisi pipa seperti ini maka pengecoran beton
siap. Truk readymix siap mendekat.
Gambar 16 Pengecoran dengan bantuan Readymix
Jika beton yang dituang terlalu banyak maka mencabut pipa yang tertanam
menjadi susah. Sedangkan jika terlalu dini mencabut pipa tremi, sedangkan beton
pada bagian bawah belum terkonsolidasi dengan baik, maka bisa-bisa terjadi
segresi, tercampur dengan tanah. Padahal proses itu semua kejadiannya di
bawah, di dalam lubang, tidak terlihatsama sekali.
Jika beton yang di cor sudah semakin ke atas (volumenya semakin banyak)
maka pipa tremi harus mulai ditarik ke atas. Perhatikan bagian pipa tremi yang
basah dan kering. Untuk kasus ini karena pengecoran beton masih diteruskan maka
diperlukan bucket karena beton tidak bisa langsung dituang ke corong pipa tremi
tersebut.
Jika pengerjaan pengecoran dapat berlangsung dengan baik, maka pada akhirnya
beton dapat muncul dari kedalaman lubang. Jadi pemasangan tremi
mensyaratkan bahwa selama pengecoran dan penarikan maka pipa tremi tersebut
harus selalu tertanam pada beton. Jadi kondisi tersebut fungsinya sebagai
penyumbat atau penahan agar tidak terjadi segresi atau kecampuran dengan
lumpur. Sampai tahap ini pekerjaan tiang bor selesai.
Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan
pondasi tiang. Pondasi sumuran sangat tepat digunakan pada tanah kurang baik
dan lapisan tanah kerasnya berada pada kedalaman lebih dari 3m. Diameter
sumuran biasanya antara 0.80 - 1.00 m dan ada kemungkinan dalam satu
bangunan diameternya berbeda-beda, ini dikarenakan masing-masing kolom
berbeda bebannya.
Pada bagian atas pondasi yang mendekati sloof, diberi pembesian untuk
mengikat sloof. Pondasi jenis ini digunakan bila lokasi pembangunannya jauh
sehingga tidak memungkinkan dilakukan transportasi untuk mengangkut tiang
pancang.
Kelebihan :
Kekurangan :
1. Bagian dalam dari hasil pasangan pondasi tidak dapat di
kontrol (Karena batu dan adukan dilempar/ dituang dari
atas)
2. Pemakaian bahan boros.
3. Tidak tahan terhadap gaya horizontal (karena tidak ada
tulangan).
4. Untuk tanah lumpur, pondasi ini sangat sulit digunakan
karena susah dalam.
BAB III
PERHITUNGAN
Soal no. 2
Soal no. 3
Nama : Risa Yanuarti
Nim : 20180019
Kelas : A2
Soal no 1
2
Diketahui : C = 1,19 KN/m
= 14,19 KN/m
2
= 14,19 Kpa
= 20 o
B = 2 m
2
q' = σ - U = 14,19 - 10 = 4,19 KN/m
Df = 1 m
Nc = 14,83
Nq = 6,4
Ny = 5,39
Sy = 0,8
Sc = 1,3
qu = ( C x Nc x Sc ) + ( q x Nq ) + ( 0,5 x y x B x Ny x Sy )
= ( 1,19 x 14,83 x 1,3 ) + ( 4,2 x 6,4 ) + ( 0,5 x 14,19 x 2 x 5,39 x 0,8 )
= ( 22,94201 ) + ( 26,8 ) + ( 61 )
2
= 110,9453 KN/m
Qu = qu x ( B x L )
= 110,9453 x ( 2 x 2 )
= 443,781
Qall = Qu / 3
= 443,781 / 3
= 147,9271
Qall < F
147,92705 < 300 NOT OKE
2 Settelment
m' = B / L
= 2 / 2
= 1
Se = q0 x B 2
x ( 1 - us ) x I
Es
= 75 x 2 x ( 1 - 0,09 ) x 0,5469
5000
= 0,01493 m = 14,9304 mm
Se < 25 mm
14,93037 < 25 mm OKE
Soal no 2
2
Diketahui : C = 20,19 KN/m
2
= 14,19 KN/m = 14,19 Kpa
= 1 o
B = 2 m
2
q' = σ - U = 14,19 - 10 = 4,19 KN/m
Df = 1 m
Nc = 5,38
Nq = 1,09
Ny = 0,07
Sy = 0,8
Sc = 1,3
qu = ( C x Nc x Sc ) + ( q x Nq ) + ( 0,5 x y x B x Ny x Sy )
= ( 20,19 x 5,38 x 1,3 ) + ( 4,19 x 1,09 ) + ( 0,5 x 14,19 x 2 x 0,07 x 0,8 )
Qu = qu x ( B x L )
= 146,5706 x ( 2 x 2 )
= 586,282
Qall = Qu / 3
= 586,282 / 3
= 195,4275
Qall < F
195,42747 < 400 NOT OKE
2 Konsolidasi
q0 = P / L Z = 5
= 400 / 4
= 100
∆σ = q0 x B x L
( B x Z ) ( L x z )
= 100 x 2 x 2
( 2 + 3 ) ( 2 + 3 )
= 16
σ' = σ x 5
= 14,22 x 5
= 71,1
cc = 0,07
Sc = Cc x Hc log σ'0 x ∆σ av e0 = 0,48
1 + eo σ'0 cv = 0,00083
HC = 4
= 0,07 x 4 log 71,1 x 16
1 + 0,48 71,1
= 0,016677 m
= 16,67675 mm
2
Tc = H dr
Tv
Cv
2
= Tv H dr
Cv
Hdr = Hc / 2
= 4 / 2
= 2
Hdr = 2 m dijadikan ke cm
200 cm
t (TIME)
U(%) Tv
s hari
0 0,0000 0 0
10 0,0079 378313,25 4,377084
20 0,0314 1513253,01 17,50834
30 0,0707 3404819,28 39,39376
40 0,1256 6053012,05 70,03335
50 0,1963 9457831,33 109,4271
60 0,2863 13796531,47 159,6259
70 0,4028 19414258,76 224,623
80 0,5671 27332000,68 316,2312
90 0,8480 40867469,88 472,8366
Hasil pada numerik menunjukkan hasil eror pada phase 2 nya dan hasil pada konsolidasinya tidak sesuai dengan perhitungan pada perhitungan manual, maka untuk mengatasinya adalah menguaringi beban bangunan,
memperbesar dimensi pondasi atau menambah kedalaman pondasi
Soal no 3
KEDALAM
qc
1 Cek Kekuatan Pondasi AN
(M) (kg/cm²)
0 0
Batas atas = 0,5 x B 0,2 10
= 0,5 x 2,19 0,4 10
= 1,1 m 0,6 10 qc = 0 + 10 + 10
0,8 10 + 10 + 10 + 10
Batas bawah = 1,1 x B 1 10 + 50 + 50 + 50
= 1,1 x 2,19 1,2 50 + 50 + 50 + 70
= 2,4 m 1,4 50 + 70 + 70 + 70
1,6 50 + 150 + 150 + 150
Qc = 57,2 1,8 50
2 50 18
Qu = 5 + 0,34 x qc 2,2 70
= 5 + 0,34 x 57,2 2,4 70 = 1030
= 24,5 2,6 70 18
2,8 70
QU = B x L x qu 3 150 = 57,222
= 2,2 x 2,2 x 24,5 3,2 150
= 117,3 3,4 150
3,6 150
Qall = Qu 3,8 150
3 4 150
= 39,097097
0
Qall < P
39,09709667 < 400 NOT OKE
s
vesic bearing capacity factor
Nc Nq N Nc Nq N
0 5,14 1 0 21 15,82 7,07 6,2
1 5,38 1,09 0,07 22 16,88 7,82 7,13
2 5,63 1,2 0,15 23 18,05 8,66 8,2
3 5,9 1,31 0,24 24 19,32 9,6 9,44
4 6,19 1,43 0,34 25 20,72 10,66 10,88
5 6,49 1,57 0,45 26 22,25 11,85 12,54
6 6,81 1,72 0,57 27 23,94 13,2 14,47
7 7,16 1,88 0,71 28 25,8 14,72 16,72
8 7,53 2,06 0,86 29 27,86 16,44 19,34
9 7,92 2,25 1,03 30 30,14 18,4 22,4
10 8,35 2,47 1,22 31 32,67 20,63 25,99
11 8,8 2,71 1,44 32 35,49 23,18 30,22
12 9,28 2,97 1,69 33 38,64 26,09 35,19
13 9,81 3,26 1,97 34 42,16 29,44 41,06
14 10,37 3,59 2,29 35 46,12 33,3 48,03
15 10,98 3,94 2,65 36 50,59 37,75 56,31
16 11,63 4,34 3,06 37 55,63 42,92 66,19
17 12,34 4,77 3,53 38 61,35 48,93 78,03
18 13,1 5,26 4,07 39 67,87 55,96 92,25
19 13,93 5,8 4,68 40 75,31 64,2 109,41
20 14,83 6,4 5,39 41 83,86 73,9 130,22
BAB IV
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Sebagai akhir dari pembahasan Laporan Tugas Besar ini,penulis mencoba untuk
menarik kesimpulan dan memberikan saran-saran. Kesimpulan tersebut perlu
dikemukakan guna memperoleh suatu pegangan yang dapat dijadikan bahan
pengetahuan dari masalah yang dibahas oleh penulis.
2. Fungsi pondasi:
Menstabilkan beban.
4. Dasar pondasi mempunyai lebar yang cukup dan Diletakkan pada lapisan tanah
keras. Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan pondasi:
5. Jenis-jenis pondasi:
Batu kali, batu bata,titik (setempat), tiang pancang, tiang pancang beton ,dsb.
5.2 SARAN