Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KONTRUKSI BANGUNAN

Dosen Pengampu

Dr.Nurdin, ST., MT

Disusun Oleh:

FADHIL ARDANI

( 2307035360 )

PROGRAM STUDI

TEKNIK SIPIL D3 FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU

TAHUN 2023

Kata Pengantar

1
Puji beserta syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“LAPORAN KONTRUKSI BANGUNAN” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan ditulisnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dr.
Nurdin, ST,. MT mata kuliah Bahan Bangunan yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya ambil sekarang ini.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
ini.
Menyadari makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan sarang yang membangun dari
semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di
masa mendatang.
Semoga laporan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Pekanbaru, 20-september-
2023

Penulis

` FADHIL ARDANI

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………2

DAFTAR ISI.................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………….......................................................4

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................5
BAB II

PEMBAHASAN...........................................................................................................................6

I. PONDASI…………………………………………………………………………………………………………….......………………….
II. SLOOF…………………………………………………………………………………………………………….........……………………
III. KOLOM…………………………………………………………………………………………………………..................…………….
IV. BALOK LATEI ……………………………………………......................................................................................
V. PLAT LANTAI…………………………………………….......................................................................................
VI. DINDING ……………………………………………………………………………………………………..........………………………
VII. TANGGA………………………………………………………………………………………………………...........……………………
VIII. KUSEN……………………………………………………………………………………………………….............…………………….
IX. BALOK LANTAI…………………………………………………………………………………................................…………..
X. PINTU...............................................................................................................................................
XI. DAK BETON……………………………………………………………………………………………….…………….................…..
XII. SHAFT...............................................................................................................................................

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................................................30

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................30

3.2 Saran............................................................................................................................30

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas ,rumusan masalah yang didapat yaitu:


1. Apa saja struktur dan komponen yang ada dalam suatu konstruksi bangunan
2. Berapa ukuran / dimensi tiap komponen pada kosntruksi bangunan tersebut
3. Fungsi setiap streuktur yang ada pada konstruksi bangunan tersebut
4. Bagaimana bentuk dari setiap struktur / komponen yang telah dijelaskan itu

1.3 TUJUAN LAPORAN

1. Mengetahui apa saja struktur / komponen yang terdapat dalam suatu kontruksi
bangunan
2. Mengetahui setiap fungsi dan peranan dari tiap struktur yang ada terhadap suatu
konstruksi bangunan.
3. Mengetahui ketentuan-ketentuan dalam setiap struktur / komponen yang ada

4
BAB 2
PEMBAHASAN

1.Pondasi

Pondasi adalah bagian dari suatu sistem struktur bawah (sub structure) yang menahan berat
sendirinya dan seluruh beban gaya dari struktur atas, kemudian meneruskannya ke lapisan
tanah dan batuan yang terletak di bawahnya. Beban dari kolom yang bekerja pada pondasi ini
harus disebar ke permukaan tanah yang cukup luas sehingga tanah dapat memikul beban
dengan aman.

Pondasi merupakan bagian dari satu sistem rekayasa yang meneruskan beban yang di topang
oleh pondasi dan beratnya sendiri ke dalam tanah dan batuan yang terletak di bawahnya.
Pembuatan pondasi bangunan harus diperhitungkan dan menjamin kestabilan bangunan
terhadap berat sendiri, beban-beban berguna dan gaya-gaya luar, seperti tekanan angin,
gempa bumi dan lain-lain, serta tidak boleh terjadi penurunan pondasi setempat ataupun
penurunan pondasi yang merata lebih dari batas tertentu.

Suatu perencanaan pondasi dikatakan benar apabila beban yang diteruskan oleh pondasi ke
tanah tidak melampaui kekuatan tanah yang bersangkutan. Apabila kekuatan tanah dilampaui,
maka penurunan yang berlebihan atau keruntuhan dari tanah akan terjadi. Jika tegangan tekan

5
melebihi tekanan yang diizinkan, maka dapat menggunakan bantuan pondasi tiang untuk
membantu memikul tegangan tekan pada dinding dan kolom pada struktur bangunan.

Berikut pengertian dan definisi pondasi dari beberapa sumber buku:

 Menurut Sardjono (1988), pondasi adalah salah satu dari konstruksi bangunan yang terletak
dibagian bawah sebuah konstruksi, pondasi mempunyai peran penting terhadap sebuah
bangunan, dimana pondasi menanggung semua beban konstruksi bagian atas ke lapisan tanah
yang berada di bagian bawahnya.
 Menurut Gunawan (1991), pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang
bertugas meletakkan bangunan dan meneruskan beban bangunan atas (upper structure/super
structure) ke dasar tanah yang cukup kuat mendukungnya.
 Menurut Hardiyatmo (2002), pondasi adalah komponen struktur terendah dari bangunan yang
meneruskan beban bangunan ke tanah atau batuan yang berada di bawahnya.

Aspek-aspek Pemilihan Jenis Pondasi

Perencanaan pondasi harus didasari beberapa aspek, antara lain yaitu; fungsi dari bangunan,
jenis tanah, kedalaman tanah keras pendukung pondasi, maupun dari aspek biaya (finansial).
Adapun penjelasan masing-masing aspek pemilihan pondasi adalah sebagai berikut:

1. Keadaan tanah pondasi. Keadaan tanah di bawah pondasi erat kaitannya dengan pemilihan tipe
pondasi. Hal ini dikarenakan setiap tipe pondasi memiliki bentuk serta mekanisme penyaluran
beban yang berbeda tergantung pada kondisi tanahnya. Faktor tanah yang diperhitungkan antara
lain jenis tanah, parameter tanah, daya dukung, kedalaman tanah keras dan sebagainya.
2. Batasan akibat struktur di atasnya. Kondisi beban struktur atas dapat meliputi total besar
beban akibat struktur atas, arah gaya beban baik beban vertikal maupun horizontal dan
penyebaran beban serta sifat dinamis yang dimiliki oleh struktur tersebut.
3. Batasan keadaan lingkungan dari sekitar. Batasan lingkungan yang dimaksud dalam poin ini
ialah kondisi lingkungan sekitar proyek. Mengingat dalam mengerjakan suatu pembangunan perlu
memperhatikan kondisi lingkungan sekitar, sehingga diharapkan dalam melakukan pekerjaan
bangunan tidak menggagu dan membahayakan lingkungan sekitar atau bangunan yang telah ada
di sekitarnya.
4. Biaya dan waktu pekerjaan. Faktor biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan perlu diperhatikan
karena termasuk dalam manajemen konstruksi sebuah bangunan dan sangat berhubungan dengan
pencapaian kondisi yang tepat dan ekonomis.

Jenis-jenis Pondasi

Bentuk pondasi ditentukan oleh berat bangunan dan keadaan tanah di sekitar bangunan,
sedangkan kedalaman pondasi ditentukan oleh letak tanah padat yang mendukung pondasi.
Menurut Gunawan (1991), secara umum pondasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu pondasi
dangkal dan pondasi dalam. Pondasi dangkal merupakan pondasi yang hanya mampu
menerima beban relatif kecil dan secara langsung menerima beban bangunan. Sedangkan
pondasi dalam adalah pondasi yang mampu menerima beban bangunan yang besar dan
meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau batuan yang sangat dalam. Adapun
penjelasan dari masing-masing klasifikasi pondasi adalah sebagai berikut:

a. Pondasi Dangkal

Pondasi dangkal (shallow foundation) adalah pondasi yang mendukung beban secara
langsung. Pondasi ini digunakan apabila lapisan tanah pendukung pada dasar pondasi terletak

6
relatif jauh dari permukaan tanah/daya dukung tanah pada dasar bangunan lemah. Jika
kedalaman dasar pondasi dari muka tanah adalah kurang atau sama dengan lebar pondasi (D
= B) maka disebut pondasi dangkal. Sistem pondasi dipakai pada lapisan tanah dasar yang
baik letaknya tidak dalam serta gangguan air tanah atau air sungai dapat diatasi agar pondasi
bisa dikerjakan dalam keadaan kering sehingga mutu pondasi akan lebih baik dan ekonomis.

Jenis-jenis pondasi dangkal antara lain adalah sebagai berikut:

1. Pondasi Lajur Batu Kali. Pondasi lajur batu kali harus dibuat dengan pasangan batu kali
dengan kualitas baik, tidak mudah retak atau hancur. Adukan yang dipakai minimal 1 bagian
semen dan 6 bagian pasir (1:6) dan harus mempunyai kekuatan tekan pada umur 28 hari
minimal 30 kg/cm2.
2. Pondasi Plat (Foot Plat). Pondasi plat menopang beban struktural, maka diisyaratkan terbuat
dari konstruksi beton bertulang dengan mutu minimal K175. Pondasi telapak digunakan untuk
mendukung beban titik individual seperti kolom struktural. Pondasi pad ini dapat dibuat
dalam bentuk melingkar, persegi. Jenis pondasi ini terdiri dari lapisan beton bertulang dengan
ketebalan yang seragam, tetapi pondasi plad dapat juga dibuat dalam bentuk bertingkat jika
pondasi ini dibutuhkan untuk menyebarkan beban dari kolom berat.
3. Pondasi Plat Menerus (Continues Footing). Pondasi ini juga diisyaratkan terbuat dari
konstruksi beton bertulang dengan mutu minimal K175. Bentuk pondasi ini merupakan
pengembangan dari pondasi plat karena antara pondasi plat yang satu dengan yang lainnya
terlalu dekat jaraknya, sehingga saling overlap, lebih baik antar kolom-kolom dihubungkan
menjadi satu lewat pondasi plat menerus.
4. Pondasi Sumuran. Pondasi sumuran digunakan apabila tanah dasar yang baik agak dalam
letaknya serta di dalam tanah terdapat gangguan yang menghalangi pelaksanaan pembuatan
pondasi. Pondasi sumuran juga dapat digunakan jika ada bahaya penggerusan tanah di bawah
dasar pondasi oleh arus air, dasar sumuran harus benar-benar pada lapisan tanah keras.
5. Pondasi Rakit. Pondasi rakit adalah pondasi plat beton yang dibuat seluas bangunan di
atasnya atau disebut pondasi plat setempat yang luas sekali. Pondasi ini digunakan untuk
mendukung bangunan yang terletak pada tanah lunak atau digunakan bila susunan kolom-
kolom jaraknya sedemikian dekat di semua arahnya, sehingga menggunakan pondasi telapak,
sisinya berhimpit satu sama lain.

b. Pondasi Dalam

Pondasi dalam adalah pondasi yang meneruskan beban bangunan ke tanah dasar atau tanah
keras yang terletak jauh dari permukaan. Jika kedalaman pondasi dari muka tanah adalah
lebih dari lima kali lebar pondasi (D > 5B) maka disebut pondasi dalam. Pondasi dalam
digunakan apabila tanah dasar sebagai tempat peletakan pondasi tidak mempunyai daya
dukung yang cukup untuk menahan beban yang bekerja di atas, atau apabila tanah dasar
tersebut letaknya sangat dalam.

 Fungsi Pondasi pada Sebuah Bangunan


Dalam sebuah pembangunan, pondasi memiliki peranan yang sangat penting.
Fungsi utama pondasi adalah sebagai penopang beban bangunan.

Selain itu, melalui pondasi yang kuat, maka akan menghasilkan bangunan yang kuat
dan kokoh.

7
Pondasi juga berfungsi sebagai perantara untuk meneruskan beban struktur yang
ada di atas muka tanah dan gaya-gaya lain yang bekerja ke tanah pendukung
bangunan tersebut.

Jika pondasi tidak dibuat benar, maka ada kemungkinan bangunan akan mengalami
masalah di kemudian hari.

Misalnya, pembangunan rumah di tanah bekas sawah, sehingga kondisi tanah


belum stabil, membutuhkan perencanaan pondasi yang tepat.

Berikut adalah
kelebihan serta kekurangan jasa pondasi bore pile bila di bandingkandengan tiang
pancang.

Kelebihan jasa pondasi bor pile :

Pemasangan atau proses pengeboran bor pile tidak menimbulkan gangguan suara
dangetaran yang membahayakan bangunan sekitarnya.

Mengurangi kebutuhan beton dan tulangan dowel pada pelat penutup tiang (pile
cap).

Kolom dapat secara langsung diletakkan di puncak bored pile.

Kedalaman tiang dapat divariasikan ( mengikuti data lapangan )

Tanah dapat diperiksa dan dicocokkan dengan data laboratorium.

Bored pile dapat dipasang menembus batuan ( kerikil atau padas muda ), sedang
tiangpancang akan kesulitan bila pemancangan menembus lapisan batuan.

Diameter tiang memungkinkan dibuat besar, bila perlu ujung bawah tiang dapat
dibuat lebih besar guna mempertinggi kapasitas kekuatan konstruksi dukungnya.

8
Tidak ada risiko kenaikan muka tanah.

Kekurangan jasa pondasi bore pile :

Pengecoran bored pile dipengaruhi kondisi cuaca.

Pengecoran beton agak sulit bila dipengaruhi air tanah karena mutu beton tidak
dapatdikontrol dengan baik.

Mutu beton hasil pengecoran bila tidak terjamin keseragamannya di sepanjang


badan boredpile mengurangi kapasitas dukung bored pile, terutama bila bored pile
cukup dalam.

Pengeboran dapat mengakibatkan gangguan kepadatan, bila tanah berupa pasir atau
tanah yang berkerikil.

Air yang mengalir ke dalam lubang bor dapat mengakibatkan gangguan tanah, sehin
ggamengurangi kapasitas dukung tiang. Tetapi dapat di atasi dengan penyedotan
menggunakanmesin sedot air.

Akan terjadi tanah runtuh jika tindakan pencegahan tidak dilakukan, maka dipasan
gtemporary casing untuk mencegah terjadinya kelongsoran.

Untuk mengerjakan sebuah proyek pekerjaan jasa pondasi


bor pile dibutuhkan alat bor pile
yang memadai agar diameter dan kedalaman yang di inginkan bisa tercapai, serta
tenaga yang terampil juga mutlak dibutuhkan agar hasil pekerjaan bisa maksimal
dan menjadikan mutu beton berkualitaskuat dan kokoh. Untuk menjalankan sebuah
alat bor pile dibutuhkan seorang operator yang dibantu

2. Sloof
Sloof adalah bagian dari struktur sebuah bangunan, letaknya ada di bagian
atas Pondasi Bangunan dalam bentuk horizontal. Sloof termasuk ke dalam jenis
9
konstruksi beton bertulang. Umumnya sloof untuk bagian bangunan yang ada di
lantai dasar dan berguna sebagai penahan beban pada struktur bangunan yang
lainnya.

Fungsi Sloof
Sloof masih masuk ke dalam struktur pondasi bangunan. Fungsi dari sloof adalah
menahan beban dari bangunan bagian atas ke pondasi. Dengan adanya sloof ini,
beban bangunan akan terdistribusi ke setiap titik pondasi, sehingga tidak bertumpu
pada satu titik pondasi saja.

Selain itu, sloof juga memiliki fungsi sebagai pemikul dan pengunci dinding rumah.
Supaya struktur dinding rumah bisa tegak dan berdiri pada beton. Maka tidak akan
ada penurunan ataupun pergerakan dari dinding. Atau dengan kata lain sloof
berfungsi mengatasi dinding rumah roboh ketika terjadi pergerakan tanah.

Di samping itu juga sloof memiliki fungsi lain, yakni sebagai penahan gaya beban
pada dinding, untuk mengikat kolom, dapat meratakan gaya beban dinding di
pondasi rumah, dan sebagai balok penahan gaya reaksi tanah yang telah
tersalurkan melalui pondasi lajur.

Sloof memiliki beberapa macam bentuk struktur, berikut adalah jenis struktur sloof
yang umum diterapkan dalam proyek konstruksi bangunan-bangunan di Indonesia.

1. Konstruksi Sloof Beton Bertulang

Apabila bangunan yang menjadi proyek konstruksi berupa gedung atau Rumah satu
lantai, sloof jenis ini bisa berada di atas pondasi dari batu kali. Ukuran tinggi atau
lebar sloof beton bertulang ini dapat lebih dari 15-20 cm.

2. Konstruksi Sloof Batu Bata

Jenis konstruksi sloof jenis ini terdiri dari susunan batu bata. Pemasangannya
dengan cara melintang. Kemudian terdapat adukan yang terdiri dari campuran
semen portland dan pasir dengan perbandingan 1:4. Campuran tersebut untuk
mengikat sloof. Sayangnya konstruksi sloof jenis ini tidak baik, karena tidak dapat
mendistribusikan beban.

3. Konstruksi Sloof Kayu

Umumnya konstruksi sloof jenis kayu ini untuk membangun rumah panggung yang
berpondasi tiang kayu. Sloof dapat menjadi balok pengapit. Pilihlah balok tunggal
bila sloof kayu terletak pada atas pondasi lajur yang terbuat dari beton atau kayu.

4. Konstruksi Sloof gantung


Sloof gantung adalah adalah sebuah teknik pondasi yang tidak bertumpu pada sebuah pondasi
namun langsung bertumpu pada sebuah kolom. Meski tidak bertumpu pada sebuah pondasi

10
kekuatan sloof gantung sudah terbukti. Sloof ini berfungsi untuk memikul beban dinding,
sehingga dinding tersebut berdiri pada struktur yang kuat.

Sehingga tidak terjadi penurunan atau pergerakan yang bisa mengakibatkan dinding rumah
menjadi retak atau roboh. Karena itu, sloof gantung juga merupakan salah satu pondasi bagi
rumah yaitu mendukung beban dinding rumah tersebut. Bila dikategorikan, sloof gantung
adalah termasuk pondasi menerus.

Sloof gantung merupakan jenis konstruksi bertulang yang sengaja didesain khusus luas dan
disesuaikan dengan kebutuhan beban yang akan dipikul oleh sloof tersebut. Nantinya untuk
menentukan ukuran sloof gantung, dibutuhkan perhitungan teknis agar sloof tersebut benar-
benar mampu memikul beban dinding diatasnya.

3. Kolom

Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom
merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse) lantai yang
bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,
1996).

Kolom Bangunan

11
SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen struktur bangunan
yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi
yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Fungsi kolom
adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan,
kolom itu seperti rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan
berdiri.

Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan bila besar dan jenis
pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus benar-
benar sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan
meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk
konstruksi rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila
tanah ambles atau terjadi gempa tidak mudah roboh.

Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya merupakan gabungan
antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material yang tahan
tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan, sloof dan balok bisa
menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan. Jenis- jenis Kolom
Kolom di klasifikasikan berdasarkan bentuk dan susunan tulangnya, cara
pembebanan, posisi beban pada penampang dan panjang kolom dan hubungannya
dengan dimensi lateral.

Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986) jenis- jenis kolom ada tiga:

1. Kolom ikat (tie column)


2. Kolom spiral (spiral column)
3. Kolom komposit (composite column)

12
Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada tiga jenis
kolom beton bertulang yaitu:
1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral.
Kolom ini merupakan kolom brton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok
memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke
arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang
agar tetap kokoh pada tempatnya.

2. Kolom menggunakan pengikat spiral.


Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja sebagai pengikat tulangan pokok
memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling membentuk heliks
menerus di sepanjang kolom.

Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi kemampuan kolom untuk menyerap
deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu mencegah terjadinya
kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan tegangan
terwujud.

13
3. Struktur kolom komposit.
Merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah memanjang dengan
gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok
memanjang.
Untuk kolom pada bangunan sederhan bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom
utama dan kolom praktis,

a. Kolom Utama
Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya
menyanggah beban utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan
jarak kolom utama adalah 3.5 m, agar dimensi balok untuk menompang lantai
tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter,
maka struktur bangunan harus dihitung.

Sedangkan dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya
dipakai ukuran 20/ 20, dengan tulangan pokok 8 d 12 mm, dan begel d 8-1 0cm ( 8
d 12 maksudnya jumlah besi beton diameter 12 mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya
begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).
14
b. Kolom Praktis
Kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding
agar dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan
pasangan bata, (sudut- sudut). Dimensi kolom praktis 15/ 15 dengan tulangan
beton 4 d 10 begel d 8- 20.

Letak kolom dalam konstruksi. Kolom portal harus dibuat terus menerus dari lantai
bawah sampai lantai atas, artinya letak kolom- kolom portal tidak boleh digeser
pada tiap lantai, karena hal ini akan menghilangkan sifat kekakuan dari struktur
rangka portalnya. Jadi harus dihindarkan denah kolom portal yang tidak sama
untuk tiap- tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai
dengan beban bangunan yang didukungnya makin ke atas juga makin kecil.

Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur
kolom mempunyai kekakuan yang sama. Prinsip penerusan gaya pada kolom
pondasi adalah balok portal merangkai kolom- kolom menjadi satu kesatuan. Balok
menerima seluruh beban dari plat lantai dan meneruskan ke kolom- kolom
pendukung.

Hubungan balok dan kolom adalah jepit- jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang
dapat menahan momen, gaya vertikal dan gaya horisontal. Untuk menambah
kekakuan balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan kolom, boleh ditambah
tebalnya.

4. Balok Latei

15
Balok latei merupakan balok yang dibuat persis menempel di atas pintu dan jendela. Balok
latei kerap disebut juga dengan lintel. Penggunaan balok latei bertujuan untuk menghindarkan kusen
agar tidak menerima beban bangunan secara langsung. Dengan demikian, kondisi kusen pun tetap
kokoh serta tidak melengkung, baik untuk kusen pintu atau jendela yang terbuat dari kayu ataupun
kusen yang terbuat dari bahan alumunium.

Balok ini juga dapat berfungsi untuk menjaga kusen tetap berdiri apabila sewaktu-waktu terjadi
gempa, sehingga penghuni bangunan dapat melewati pintu untuk menyelamatkan diri. Ukuran balok
latei yaitu 15 cm x 15 cm setelah di finishing plester dan aci. Ukuran balok latei harus sama dengan
ukuran dinding batu bata. Jadi apabila ukuran begel balok latei 8 cm x 12 cm, dengan selimut beton 2
cm dan finishing plester aci 3 cm.

Besi beton yang digunakan sebagai tulangan utama balok latei merupakan besi beton 8 mm. Apabila
menggunakan besi beton yang lebih besar akan membuat tidak efektif secara konstruksi. Karena
luasan kebutuhan tulangan besi beton maksimal yaitu 8 persen dari luasan permukaan beton.
Sehingga bila menggunakan besi beton lebih dari 8 mm akan membuat konstruksi beton menjadi over
reinforcmenFung

Fungsi Balok Latei

Balok memiliki fungsi menahan beban dari bagian atasnya agar beban tidak langsung diterima kusen
pintu atau jendela. Dengan adanya struktur balok latei maka kusen pintu atau jendela akan tetap
kokoh dan kuat serta tidak melengkung. Baik untuk kusen pintu atau jendela yang terbuat dari kayu
ataupun kusen yang terbuat dari bahan alumunium.
Balok latei memiliki peran penting pada strukural bangunan, misalnya memperkuat opening
konstruksi dinding terhadap keliling kusen, menahan beban tembok bagian atas, dan juga
memperkuat struktur kusen pada tembok.

16
Bahan Pembuatan Balok Latei

Terdapat 2 jenis bahan untuk pembuatan balok latei, antara lain:

 Bata roolag merupakan batu bata yang di pasang dengan posisi berdiri. Untuk menguatkan
pasangan bata roolag di atas kusen jendela atau pintu di pasang lebih 30 cm dari ukuran kusen
pintu atau jendela yang ada.
 Besi beton juga dimanfaatkan sebagai tulangan utama balok latei yaitu besi beton 8 mm. Bila
menggunakan besi beton yang lebih besar akan membuat tidak efektif secara konstruksi.
Karena luasan kebutuhan tulangan besi beton maksimal adalah 8 persen dari luasan
permukaan beton. Sehingga bila menggunakan besi beton lebih dari 8 mm akan membuat
konstruksi beton menjadi over reinforcment.
Material Pembuatan Balok Latei
1. Semen
2. Pasir
3. Besi
4. Beton
5. Air

Metode Pembuatan Balok Latei


1. Balok latei ataupun rolakan ini dipasang di atas gawangan pintu, jendela, void di dinding; dan
memiliki fungsi untuk memikul beban tembok di atas gawangan pintu jendela agar tidak
menekan gawangan. Apabila tanpa balok latei atau rolak, maka lama-kelamaan gawangan
pintu menjadi melendut serta pintu menjadi susah untuk dibuka. Bisa juga tembok-tembok di
atas pintu atau jendela akan menjadi retak-retak. Panjang balok latei atau rolak yakni selebar
pintu atau jendela ditambah 30 cm masing-masing kiri dan kanan.
2. Apabila memakai rolakan, maka harus dikerjakan dengan benar agar pas rolak dapat berfungsi
secara maksimal. Kunci kekuatan pas rolak yaitu di cor-coran beton pada bagian tengah yang
disebut batu kunci. Jadi bata dipasang berdiri dengan membentuk lengkungan dan apabila as
bata ditarik garis lurus maka akan bertemu pada satu titik. Pas rolak yang betul bahkan dapat
digunakan untuk struktur jembatan kuno.
3. Gambar 3 merupakan cara memasang rolakan atau latei yang tidak betul (as bata tidak
bertemu pada satu titik) dan tidak berfungsi sama sekali sebagai rolakan karena efek
lengkungan tidak bekerja sama sekali.
4. Gambar 4 merupakan cara memasang latei atau rolakan yang setengah betul (as bata tidak
bertemu pada satu titik) dan hanya berfungsi sebagian dimana efek lengkungan bekerja tidak
maksimal.
5. Gawangan pintu atau jendela pada kiri dan kanannya harus diberi angkur masing-masing dua
dan dicor. Fungsinya merupakan untuk menanam gawangan ke tembok. Gawangan ini
maksudnya yaitu kusennya. Apabila angkur hanya satu, kekuatannya akan tidak maksimal,
dimana pintu masih memungkinkan untuk berputar dan tembok akan retak-retak.
6. Yang terakhir, pada ujung bawah gawangan harus diberi beton dook dengan angkur di
dalamnya. Fungsinya selain untuk kekuatan juga untuk menahan agar air tanah tidak masuk
atau meresap ke dalam kayu gawangan sehingga lama-lama kayu bisa menjadi lapuk. Selain
itu juga berperan untuk memutus jalur rayap yang diam di dalam tanah.

17
5. Plat Lantai

Plat lantai adalah struktur bangunan yang bukan berada di atas tanah
secara langsung. Artinya plat lantai merupakan lantai yang terletak di tingkat
dua, tingkat tiga, tingkat empat, dan seterusnya. Dalam pembuatannya,
struktur ini dibingkai oleh balok beton yang kemudian ditopang kolom-kolom
bangunan.
Pembuatan struktur plat lantai harus memperhatikan ukuran ketebalan plat
tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain besar lendutan
yang diijinkan, lebar bentangan atau jarak antar-balok pendukung, dan bahan
material yang digunakan. Tingkat ketebalan minimum dari plat lantai yaitu 12
cm menggunakan tulang berupa 2 lapis besi beton berdiameter 10 mm dan
berjarak 10 cm pada lokasi momen maksimum, serta 2 lapis besi beton
berdiameter 10 mm dan berjarak 20 cm pada lokasi momen minimum.

1. Plat Lantai Kayu


Plat lantai kayu ialah plat lantai yang terbuat dari kayu. Papan kayu yang
dipakai umumnya memiliki ukuran lebar 20-30 cm, tebal 2-3 cm, dan panjang
menyesuaikan. Papan-papan ini didukung oleh balok yang berukuran 8/12,
8/14, atau 10/14 dengan jarak 60-80 cm. Untuk bentangan 3-3,5 cm, balok
kayu ini bisa dipasang di atas pasangan bata 1 batu atau balok beton agar
daya dukung dan kekuatannya semakin tinggi.

Kelebihan plat lantai kayu di antaranya anggaran yang dikeluarkan relatif


murah, gampang dibuat, dan bobotnya cukup ringan. Di sisi lain,
kekurangannya yaitu hanya bisa diterapkan di konstruksi sederhana, bersifat

18
permeable, gampang terbakar, tidak bisa dilapisi ubin, cenderung tidak awet,
dan terpengaruh cuaca.

2. Plat Lantai Betonbaton bertulang


Persyaratan plat lantai yang dibuat dengan tercantum dalam buku SNI I
beton 1991 yang meliputi ukuran ketebalan minimal plat untuk lantai adalah
12 cm dan plat untuk atap yaitu 7 cm. Plat beton harus diisi tulangan baja
lunak atau baja sedang yang ditumpuk silang dengan diameter minimum 8
mm. Plat lantai yang mempunyai ketebalan lebih dari 25 cm wajib disokong
tulangan baja rangkap di atas dan bawah.
Perhatikan jarak ideal tulangan pokok berkisar antara 2,5-20 cm atau 2 kali
tebal plat. Untuk melindunginya dari korosi, tulangan-tulangan baja tersebut
juga harus terbungkus beton dengan ketebalan minimal 1 cm. Beton terbuat
dari campuran semen, pasir, kerikil, air, dan admixture dengan perbandingan
tertentu.

3. Plat Kayu Semen


Dinamakan plat kayu semen karena plat ini dibuat dari potongan-potongan
kayu berukuran 80-90 cm yang dicampur dengan semen. Karena tergolong
bahan bangunan yang baru, material ini masih jarang digunakan sebagai
bahan pembuat struktur plat lantai.

Pembangunan plat kayu semen dimulai dengan memasang kayu bangkirai 5/7
dan berjarak 40 cm. Berikutnya susunan kayu tersebut dipasangi ring balk di
atasnya, lalu dicor memakai beton. Terakhir lembaran-lembaran kayu semen
ini dipasang secara berjejeran dan rapat di atas beton, kemudian ditancapkan
baut agar terpasang sempurna.

6. Dinding

Dinding adalah bagian bangunan yang dipasang secara vertikal sebagai pemisah
antar ruang, baik antar ruang dalam maupun ruang dalam dan ruang luar,
menyokong atap dan langit-langit, membagi ruangan, serta melindungi terhadap
cuaca.

Dalam ilmu konstruksi, dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi dan
melindungi suatu area. Juga termasuk kedalam bagian interior yang penting untuk
diperhatikan.

Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dinding adalah
penutup sisi samping (penyekat) ruang, rumah, bilik, dan sebagainya (dibuat)
dari papan,

19
anyaman bambu, tembok, dan sebagainya. Dinding merupakan elemen penting di
dalam ruangan karena memiliki banyak fungsi. Berikut ini fungsi dinding dalam
sebuah ruangan:

 Pembatas antar ruang bagian dalam, luar, samping, depan, dan belakang.
 Pemberi privasi dan dalam skala, warna, tekstur.
 Pembentuk daerah fungsi (zoning) dalam bangunan. Ruang tidur, kamar mandi, dan
ruang tamu dipisahkan melalui dinding.
 Pelindung dari pengaruh di lingkungan luar seperti sinar matahari, isolasi terhadap
suhu, air hujan dan kelembaban, hembusan angin, dan gangguan dari luar lainnya.
 Penambah keindahan pada bangunan.
 Pada struktur bangunan tertentu dinding berfungsi sebagai pemikul beban (shear
wall).
 Peredam terhadap bunyi, baik dari dalam maupun dari luar
Penahan radiasi sinar atau zat-zat tertentu seperti pada ruang radiologi, ruang
operasi, laboratorium, dan lain-lainDinding memiliki beberapa jenis yang mana dapat
memberikan fungsi yang berbeda. Secara umum, terdapat tiga jenis utama dinding,
yaitu: dinding struktural adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary) dan
dinding penahan (retaining).

Namun, secara luas dan lengkap, jenis dinding adalah sebagai berikut:

 Dinding Struktural adalah dinding yang konstruksinya 100 persen mengandalkan


batu bata dan semen, sama sekali tidak menggunakan cor beton untuk kolom.
Fungsi dinding ini untuk menopang atap.
 Dinding Non-Struktural adalah dinding yang tidak menopang beban, hanya sebagai
pembatas. Jika dinding dirobohkan, maka bangunan akan tetap berdiri. Contoh
material dinding non-struktural adalah batu bata, batako, bata ringan, kayu, dan
kaca.
 Dinding Partisi adalah dinding ringan yang memisahkan antar ruang dalam. Material
pembuat dinding partisi diantaranya gypsum, fiber, tripleks, atau duplex
 Dinding Pembatas adalah dinding yang menandakan batas lahan atau bisa disebut
dinding privasi.
 Sebagai pembatas dinding mencakup dinding privasi, dinding penanda batas, serta
dinding kota. Dinding jenis ini kadang sulit dibedakan dengan pagar.
 Dinding Penahan adalah dinding yang digunakan pada tanah yang berkontur dan
dibutuhkan struktur tambahan untuk menahan tekanan tanah. Dinding penahan
berfungsi sebagai penghadang gerakan tanah, batuan, atau air dan dapat berupa
bagian eksternal ataupun internal suatu bangunan.

7. Tangga

20
Tangga merupakan suatu sambungan yang dapat dilalui antara tingkat sebuah
bangunan, dan dapat dibuat dari kayu, pasangan batu, baja, beton bertulan dan
lain-lain. Statistik yang dikompilasi oleh Dewan Keamanan Nasional menunjukkan
bahwa tangga adalah penyebab jumlah terbesar kecelakaan di rumah, kecelakaan
ini dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, yang tentu berada di luar kendali
mereka yang merancang dan membangun tangga.

Namun, ada terlalu banyak kecelakaan akibat kesalahan konstruksi langsung.


Tukang kayu dapat memberikan kontribusi berharga terhadap pencegahan
kecelakaan jika ia berencana dan melakukan pekerjaannya dengan baik.

Teknik Keselamatan Departemen Biro Jasa Pekerja Nasional Kompensasi telah


menyiapkan standar berikut sebagai saran untuk pembangun tangga untuk
membantu menghilangkan beberapa penyebab yang bertanggung jawab untuk
banyak kecelakaan, diantaranya:

1. Tangga harus bebas dari goncangan keras.

21
2. Dimensi bordes harus sama dengan atau lebih besar dari lebar tangga
antara pegangan tangan dengan dinding.
3. Semua aantride dan optride dalam setiap anak tangga harus sama.
4. Semua tangga harus dilengkapi dengan substansial dan 36 inci pegangan
tangan di ketinggian dari pusat dari tapak yang permanen.
5. Semua pegangan tangan harus memiliki sudut bulat dan permukaan yang
halus dan bebas dari serpihan.
6. Sudut tangga dengan horisontal tidak boleh lebih dari lima puluh derajat
dan tidak kurang dari dua puluh derajat.
7. Anak tangga tidak boleh licin, dan tanpa ada baut, sekrup, atau paku yang
menonjol.

BAGIAN BAGIAN TANGGA

Ibu Tangga:

Ibu tangga merupakan bagian tangga yang berfungsi mengikat anak tangga.
Material yang digunakan untuk membuat ibu tangga misalnya antara lain, beton
bertulang, kayu, baja, pelat baja, baja profil canal, juga besi. Kombinasi antara ibu
tangga dan anak tangga misalnya, beton bertulang di padukan dengan anak tangga
dari bahan papan kayu, bisa juga keduanya dari bahan baja, untuk ibu tangga
menggunakan profil kanal untuk menopang anak tangga yang menggunakan pelat
baja.

Anak Tangga:

Anak Tangga merupakan elemen dari tangga yang perlu perhatian cukup penting.
Karena sering dilalui untuk naik turun pengguna, bahan permukaan anak tangga
harus benar-benar aman, nyaman agar terhindar dari kemungkinan kecelakaan
seperti terpeleset karna licin atau terlalu sempit.

Anak tangga terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian horizontal (pijakan datar) dan
vertical (pijakan untuk langkah naik). Ukuran lebar anak tangga untuk hunian
berkisar antara 20-33 cm, dan untuk bagian vertical langkah atasnya berkisar
antara 15-18 cm. Untuk ukuran tangga darurat biasanya bagian vertical mencapai
20 cm.

22
Ukuran lebar tangga juga penting diperhatikan, untuk panjang atau lebar tangga
pada hunian tempat tinggal adalah minimal 90 cm. sedangkan untuk tangga servis
biasanya lebih kecil, yaitu 75 cm.

Railing:

Railing merupakan pegangan dari tangga. Material yang bisa digunakan bermacam
jenis nya. Misalnya menggunakan pegangan dari bahan kayu, besi hollow bulat,
baja, dan lain-lain. Terkadang saya juga sering jumpai tangga yang tanpa railing,
dan ini penting untuk diperhatikan, misalnya menjaga anak-anak yang ingin menaiki
tangga, jangan sampai terjatuh karena tidak ada railingnya.

Ukuran pegangan railing tangga dengan ukuran diameter 3,8 cm merupakan ukuran
yang bisa mengakomodasi sebagian besar ukuran tangan manusia. Untuk
kenyamanan pegangan tangga, perlu diperhatikan juga jarak antara railing
pegangan tangga dengan jarak tembok, jarak 5 cm saya rasa sudah cukup.

Bordes:

Bordes biasa juga disebut Landing. Merupakan bagian dari tangga sebagai tempat
beristirahat menuju arah tangga berikutnya. Bordes juga berfungsi sebagai
pengubah arah tangga. Umumnya, keberadaan bordes setelah anak tangga ke 15.
Kenyamanan bordes juga perlu diperhatikan, untuk lebarnya harus diusahakan sama
dengan lebar tangga.

Baluster:

Merupakan penyangga pegangan tangga, biasanya bentuknya mengarah vertical.


Material baluster bisa terbuat dari kayu, besi, beton, juga baja. Terkadang juga saya
pernah melihat material baluster menggunakan kaca. Untuk keamanan dan
kenyamanan pengguna tangga, usahakan jarak antar baluster tidak terlalu jauh,
terutama untuk keamanan anak kecil.Untuk ukuran ketinggian baluster, standarnya
kurang lebih antara 90-100 cm.

8. Kusen
23
Kusen adalah salah satu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi
sebagai tempat meletakkan daun pintu dan daun jendela.

Fungsi utama kusen adalah sebagai tempat perletakan daun pintu dan daun jendela.
Selain itu, kusen dapat digunakan untuk menyekat dinding bangunan atau pemisah
antar ruangan.

Mengingat fungsi kusen sebagai tempat untuk meletakkan dan menghubungkan


pintu dan jendela rumah yang penting, maka pemasangannya harus diperhatikan
dengan benar.

Pins juga perlu teliti ketika memilih kusen, sehingga dapat membuat pintu yang awet
dan kokoh dalam jangka waktu yang lama. Kusen memiliki berbagai jenis yang
dibedakan sesuai fungsi dan peletakannya. Berikut ini beberapa jenis kusen:

 Kusen pintu adalah kusen untuk daun pintu. Bagian kusen pintu di atasnya biasanya
terdapat lubang untuk penerangan dan sirkulasi udara.
 Kusen jendela adalah rangka kusen untuk peletakan daun jendela agar jendela bisa
dibuka dan ditutup untuk melancarkan sirkulasi udara. Akan tetapi, ada juga jenis
dan bagian kusen jendela yang dipasang mati dalam kusen.
 Kusen bovenlicht atau penerangan adalah rangka kusen yang diperuntukkan untuk
penempatan kaca sehingga cahaya dari luar bisa masuk ke dalam ruangan.

Kusen memiliki struktur rangka agar bisa menopang pintu maupun jendela. Ini
bagian-bagian pada kusen:

 Tiang kusen, yaitu bagian yang digunakan sebagai pembatas antara dinding dengan
daun pintu atau jendela.

24
 Ambang kusen (dorpel), yaitu bagian yang berfungsi untuk menahan beban di atas
kusen.
 Sponneng, yaitu bagian tiang kusen yang dijadikan tempat melekatnya daun pintu
atau daun jendela.
 Telinga kusen, yaitu bagian ambang (dorpel) yang ditanamkan ke dalam dinding.
Bagian rangka kusen ini memiliki fungsi untuk menahan gerakan kusen ke depan
atau belakang.
 Alur kapur, bagian tiang kusen yang erfungsi untuk menahan gerakan kusen ke
depan atau ke belakang akibat dibuka dan ditutupnya pintu atau jendela.
 Angkur yang dipasang pada tiang kusen, yang fungsi untuk memperkuat kusen pada
dinding, serta untuk menahan gerakan daun pintu atau jendela.
 Duk (neut), yaitu bagian yang terletak pada bagian bawah kusen. Fungsinya sebagai
penahan gerakan tiang ke segala arah dan melindungi tiang kayu dari rembesan air
dari lantai ke atas.

9. Balok Lantai

Balok adalah elemen struktural dari suatu bangunan yang bersifat kaku dan dirancang untuk
menerima dan meneruskan beban yang diterimanya menuju elemen-elemen kolom penopang
untuk diterukskan menuju fondasi. Selain itu ring balok juga berfungsi sebagai pengikat
kolom-kolom supaya jika terjadi pergerakan atau gaya lateral, kolom-kolom bangunan
tersebut tetap bersatu untuk mempertahankan bentuk dan posisinya seperti semula. Di dalam
manajemen proyek ada banyak macam balok, diantaranya adalah sebagai berikut :

A. PEMBAGIAN BALOK BERDASARKAN TULANGANNYA


25
1. Balok Beton Dengan Tulangan

Beton memiliki kelebihan yaitu dapat menahan gaya desak yang cukup tinggi tetapi memiliki
kekurangan yaitu kemampuannya dalam menahan gaya tarik yang begitu rendah. Sedangkan
besi atau baja memiliki kelebihan yaitu mampu menahan gaya tarik yang begitu tinggi tetapi
memiliki gaya tekan yang rendah. Kedua hal inilah yang mencoba dikombinasikan dengan
cara membuat balok dengan memberikan tulangan terutama bagian bawah karena gaya tarik
terbesar yang dialami balok terjadi pada bagian bawah.

2. Balok Beton Tanpa Tulangan

Balok semacam ini dibuat untuk bagian struktural yang tidak begitu penting dan hanya
menahan gaya tekan saja karena beton memiliki kelebihan yaitu mampu menhan gaya tekan
yang begitu tinggi tetapi memiliki kekurangan dalam menhan gaya tarik.

B. PEMBAGIAN BALOK BERDASARKAN BAHANNYA


1. Balok Kayu

Balok kayu adalah suatu balok yang terbuat dari kayu yang dapat menopang papan atau dek
struktural serta dapat ditopang oleh balok induk, tiang, atau dinding penopang beban. Ada
banyak faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan balok kayu yaitu jenis kayu, modulus
elastisitas, kualitas kayu, nilai tegangan tekuk, nilai tegangan geser yang diizinkan dan
defleksi minimal yang diizinkan untuk penggunaan tertentu serta kondisi pembebanan yang
akurat.

2. Balok Baja

Balok baja adalah suatu balok yang terbuat dari baja yang dapat menopang dek baja maupun
papan beton pracetak. Balok induk, kolom, balok baja struktural dapat digunakan dalam
pembangunan rangka bermacam-macam struktur baik bangunan satu laintai maupun gedung
pencakar langit. Struktur baja mempunyai kelebihan yaitu cepat dan akurat pengerjaannya
tetapi struktur baja apabila terbakar akan mengalami kehilangan kekuatan yang drastic
sehingga diperlukan pelapis anti api.

3. Balok Beton

Balok beton adalah balok yang dibuat dari campuran beton dan biasanya diberi tulangan baik
itu berupa besi maupun baja.

C. PERKEMBANGAN JENIS BALOK


1. Balok Sederhana atau Simple Beam

Balok sederhana adalah sebuah balok yang ditumpu pada kedua ujungnya dengan memiliki
sebuah sendi di salah satu ujungnya dan sebuah rol di salah satu ujung yang lainnya.

2. Balok Teritisan

26
Balok teritisan adalah contoh balok sederhana yang memiliki bentuk memanjang dan
melewati salah satu kolom tumpuannya.

3. Balok Kontinu atau Balok Menerus

Balok menerus atau balok kontinu adalah balok yang memanjang secara menerus dan
lemewati lebih dari dua kolom tumpuan agar diperoleh momen yang lebih kecil dan kekuan
yang lebih besar dari serangkaian balok tidak menerus dengan panjang dan beban yang sama
pada bangunan.

4. Balok Kantilever

Balok kantilever adalah balok yang hanya didukung oleh salah satu ujungnya saja sedangkan
ujung yang lainnya menggantung atau tidak mempunyai penyangga.

5. Bentang Tersuspensi

Balok dengan bentang tersuspensi adalah suatu balok yang ditopang oleh teritisan dari dua
bentang dengan konstruksi sambungan pin pada momen nol dan balok ini termasuk dari jenis
balok sederhana.

6. Balok dengan Ujung Tetap

Balok dengan ujung tetap adalah suatu balok yang dibuat dengan ujungnya dikaitkan dengan
kuat serta mampu menahan translasi dan rotasi karena momen.

D. PEMBAGIAN BALOK BERDASARKAN FUNGSINYA


1. Balok Lantai

Balok lantai adalah suatu balok yang menumpang pada balok anak dan balok induk dalam
suatu struktur lantai serta menumpu pelat lantai.

2. Balok Lintei / Latei

Balok lintei adalah suatu balok yang dibuat di atas kusen pintu atau jendela yang berfungsi
untuk menopang dan mentransfer beban dinding di atasnya menuju ke dinding yang lainnya
sehingga tidak ditahan oleh kusen pintu atau jendela yang mengakibatkan kusen jendela atau
pintu menjadi rusak.

3. Balok Spandrel

Balok Spanderl adalah suatu balok yang mendukung dinding luar bangunan yang dalam
beberapa hal dapat juga menahan sebagian beban lantai. Balok spandrel dapat dibentuk lurus
horizontal maupun melengkung.

4. Balok Pengikat

Balok pengikat adalah suatu balok yang berfungsi untuk mentransfer beban horizontal
maupun vertikal menuju balok maupun kolom struktur.

27
5. Balok Struktur Atap

Balok struktur atap terdiri dari balok gordeng, balok kasau, dan balok reng dimana balok
gordeng mempunyai fungsi untuk menopang balok kasau, balok kasau menpang balok reng
sedangkan balok reng mempunyai fungsi untuk menopang genteng yang berada di atasnya.

6. Balok Stringer

Balok stringer adalah suatu balok yang berhubungan langsung kepada sistem lantai yang
ditopang pada titik sambungan panel lantai-balok rangka batang di setiap sisi dek plat lantai.

7. Balok Dukung Girder

Balok dukung stringer adalah suatu balok yang daya dukungnya perlu ditambahkan dengan
cara menambahkan pelat baja lebar pada bagian bawah dan atas suatu penampang lintang
balok profil.

8. Balok Anak dan Balok Induk pada Sistem Lantai

Balok anak dan balok induk pada sistem lantai mempunyai fungsi untuk menopang suatu plat
lantai, dimana plat lantai bisa terbuat dari papan kayu, plat baja, maupun beton.

9. Balok Diafragma

Balok diafragma adalah suatu balok yang berada di antara balok girder pada suatu sistem
struktur rangka batang.Balok diafragma memiliki fungsi sebagai pengaku dari gelagar-
gelagar memanjang dan tidak memikul beban plat lantai serta diperhitungkan seperti balok
biasa.

10. PINTU

28
Pintu adalah sebuah bukaan pada dinding / bidang yang memudahkan sirkulasi antar ruang-
ruang yang dilingkupi oleh dinding / bidang tersebut. Pintu biasanya ditemukan pada bangunan,
misalnya rumah. Selain itu, pintu juga terdapat pada kendraan, lemari, dan lain-lain. Pintu juga
dapat dibuka dalam beberapa cara, seperti berputar pada tengahnya, dilipat, dan lain-lain.

Fungsi pintu

Bagian dari ruangan yang satu ini memiliki berbagai kegunaan sebagai berikut

 Sebagai akses keluar masuk dari satu ruang ke ruang lainnya


 Salah satu jalan sirkulasi udara
 Media yang memberikan penerangan alami kedalam ruangan

11. Dak Beton

Dak beton menjadi salah satu cara untuk memperkuat konstruksi dari segala sisi.
Istilah dak memiliki pengertian sebagai pembatas antara lantai bawah dengan lantai
yang di atasnya.

Dak juga ditujukan sebagai konstruksi yang berada di bagian paling atas. Selain
beton, ada beberapa material membuat dak seperti kayu dan tanah liat.

29
Sederhananya, dak beton adalah pembatas atau panel lantai yang terbuat cor
beton. Mengingat peran dak terbilang penting terutama jika Pins ingin
menambah lantai, maka pembuatannya harus tepat agar daya tahan
bangunan jadi lebih terjamin.

Sifat dan Karakteristik Dak Beton

Dibandingkan material lainnya, dak yang terbuat dari beton memiliki sifat dan
karakteristik yang lebih unggul. Berikut ini sifat-sifat yang dimaksud:

 Impermeabel
Dak beton tergolong impermeabel yang memiliki sifat tidak dapat dilewati oleh air
lantaran tidak memiliki pori-pori. Karena kepadatan beton, hujan tidak menembus ke
dalam pori-porinya.

Sehingga beton lebih tahan terhadap siklus pembekuan, tidak mudah pecah,
maupun terkelupas.

 Tahan Api
Beton banyak dipakai sebagai material pembuatan trotoar, jalan raya, dan bangunan
parkir hingga kapal. Hal ini karena beton adalah salah satu dari sedikit bahan di
dunia yang hampir tidak dapat ditembus baik oleh api maupun air.

Tingkat konduktivitas termal (perpindahan panas) yang lambat juga berarti atap
beton juga lebih kebal terhadap kebakaran.

 Permukaan Halus dan Warna Rata


Warna ubin beton yang diinginkan diperoleh dengan penambahan oksida, yang
membuatnya lebih rata.

Selain itu, permukaannya halus karena pasir yang sangat bersih yang digunakan
dalam proses fabrikasi dan perlindungan permukaan khusus, yang menjamin
keseragaman warna dan ketahanan aus.

Alhasil, rumah dengan rangka atap beton ini bisa diandalkan dari sisi estetika dan
bisa divariasikan dalam berbagai macam gaya arsitektur.

 Lebih Presisi
Karakteristik selanjutnya yaitu lebih presisi dari sisi dimensi. Teknologi produksi dak
beton memastikan ubin beton digunakan untuk atap.

30
Meski begitu, dalam pembuatannya harus dibuat dalam tempo yang tepat sehingga
hasil dak beton tidak melengkung dan tidak retak.

 Komponen Alami Tetapi Solid


Beton terbuat dari tiga komponen alami yaitu air, pasir dan semen. Karakteristiknya
pun menjadikan berat dan kekuatan atap beton memiliki ketahanan terhadap badai
dan fenomena cuaca ekstrim lainnya.

Beton juga lebih solid atau kuat sehingga mampu menahan beban dan berat tanpa
kendala.

12. SHAFT (LUBANG UNTUK PIPA)

SHAFT adalah lubang menerus antara satu lantai dengan lantai lainnya, untuk meletakkan
saluran pipa utilitas secara vertikal. Shaft bisa dijumpai pada bangunan bertingkat, baik
rumah maupun gedung.

Bila pipa ditanam ke dalam dinding, akan sulit melakukan perbaikan saat terjadi kerusakan.
Mau tidak mau, dinding harus dibobok. Ukuran penampang shaft tidak besar, cukup 30 cm x
30 cm, dengan pintu kecil untuk mengaksesnya bila akan melakukan perbaikan.

31
Sebenarnya tidak hanya pipa air yang perlu diletakkan dalam shaft, kabel listrik pun perlu.
Idealnya, kedua shaft ini tidak dijadikan satu. Shaft air berisi pipa vertikal air bersih, air
kotor, dan kotoran. Sedangkan shaft listrik berisi pipa-pipa kabel listrik.

BAB 3
PENUTUP

I. KESIMPULAN
Dari hasil kerja laporan ini saya dapat menyimpulkan bahwa :

1. Bangunan dianggap kokoh dan kuat jika memiliki struktur bangunan yang kuat,
apabila struktur yang dimiliki tdiak sesuai maka bangunan tidak akan layak dipakai
atau digunakan.
2. Pemodelan dan tingkat analisa sangat berpengaruh terhadap benar atau tidaknya
hasil perhitungan yang akan diperoleh. Kesalahan pada kedua hal tersebut
mengakibatkan kesalahan pada dimensi akhir walaupun perhitungan yang telah
dilakukan sudah benar. Dan itu akan beresiko terhadap bangunan yang akan di
rencanakan.

II.SARAN

1. Sebelum merencanakan suatu struktur bangunan gedung hendaknya didahului


dengan studi kelayakan agar pada perhitungan struktur nantinya dapat diperoleh
hasil perencanaan yang memuaskan baik dari segi mutu, biaya, maupun waktu.
2. Sebelum perencanaan struktur sebaiknya dilakukan estimasi awal pada ukuran
elemen struktur, sehingga tidak terjadi penentuan elemen struktur berulang-ulang
3. Dalam perancangan elemen-elemen struktur seperti penentuan tulangan pelat,
balok serta kolom sebaiknya digunakan ukuran yang hampir seragam untuk
mempermudah pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

32

Anda mungkin juga menyukai