Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

DISTRIBUSI TEGANGAN DALAM TANAH

Dosen Pengampu : Simon Petrus Simorangkir, S.T., M.T.

Disusun Oleh:

Nama : Mardiana Puspita Sari


Npm : 21011027
Prodi : Teknik Sipil
Matakuliah : Mekanika Tanah II

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ASAHAN
T.A 2022 / 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang

“Distribusi Tegangan Dalam Tanah “

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak

akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari

penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh

karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar

kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat

dan juga inspirasi untuk pembaca.

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................
2
DAFTAR ISI........................................................................................
3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................
4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................
4
1.2 Tujuan Penulisan .................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................


6
2.1 Distribusi Tegangan Dalam Tanah ......................................................... 6
2.2 Konsep Tegangan....................................................................................
7
a. Tegangan akibat Berat Tanah Sendiri ..................................................
8
b. Tegangan akibat Beban Luar................................................................
9
2.3 Teori – Teori Tegangan Dalam Tanah....................................................
11
a. Teori Elastis.........................................................................................
11
b. Teori Bussinesq....................................................................................
11
1. Beban Titik .......................................................................................
12
2. Beban Garis .......................................................................................
15
c. Teori Newmark.....................................................................................
20

3
d. Teori Westergard...................................................................................
22
e. Teori Tegangan Normal dan Geser Suatu Bidang................................
28
BAB III PENUTUP................................................................................................
31
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................
31
3.2 Saran ........................................................................................................
31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu Mekanika Tanah adalah ilmu alam perkembangan selanjutnya akan

mendasari dalam analisis dan desain perencanaan suatu pondasi. Mekanika

tanah adalah suatu cabang dari ilmu teknik yang mempelajari perilaku

tanah dan sifatnya yang diakibatkan oleh tegangan dan regangan yang disebabkan

oleh gaya-gaya yang bekerja. Sedangkan teknik pondasi merupakan aplikasi

prinsip-prinsip Mekanika Tanah dan Geologi yang digunakan dalam

perencanaan dan pembangunan pondasi seperti gedung, jembatan, jalan,

4
bendugan, dan lain-lain. Oleh karena itu, perkiraan dan pendugaan

terhadap kemungkinan adanya penyimpangan di lapangan dari kondisi ideal

pada Mekanika Tanah sangat penting dalam perencanaan pondasi yang

benar. Dalam pekerjaan teknik sipil, tanah memang peranan penting baik itu

digunakan sebagai bahan kontribusi maupun tanah sebagai tempat

diletakkannya struktur bangunan. Sesuai dengan proses terjadinya, tanah

tersusun dari berbagai mineral, sifat dan prilaku yang berbeda-beda. Tanah yang

digunakan dalam pekerjaan teknik sipil tersebut mempunyai sifat fisis dan sifat

mekanis yang berbeda-beda, yang tidak dapat digunakan untuk hal yang sama

dalam suatu kontruksi, maka dari itu dilaksanakan pemeriksaan tanah yang

bertujuan untuk menyelidiki sifat-sifat fisis dan mekanis, maka sejauh mana

pemakaian tanah tersebut dalam bidang teknik sipil. Hal tersebut

terutama sebagai tempat meletakkan pondasi suatu kontruksi dan sebagai bahan

kontruksi, baik dalam hal pembuatan bangunan gedung maupun

pembuatan jalan. Agar suatu bangunan dapat berfungsi secara sempurna,

maka seorang insinyur hrus bias membuat perkiraan dan pendugaan yang tepat

tentang kondisi tanah di lapangan. Tanah didefinisikan sebagai material yang

terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak tersementasikan

(terikat secara kimia) satu sama lain dari bahan-bahan organik yang telah melapuk

(yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas mengisi

ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel padat tersebut.

1.2 Tujuan Penulisan

5
Diharapkan pembaca mengetahui apa itu ilmu Mekanika

Tanah, yang mana unsur penyusunnya banyak. Namun pada

makalah ini akan dibahas mengenai Distriusi Tegangan Dalam

Tanah yang semua materi ini sangat berguna untuk masa

depan seorang engineer dibidang pertambangan.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DISTRIBUSI TEGANGAN DALAM TANAH

Hitungan tegangan –– tegangan yang terjaditegangan yang terjadi


dalam tanah bdalam tanah berguna untuk tegangan regangan danan dan penurunan
( settlement)

• Bergantung pada pada sifat tanah saat mengalami sifat tanah saat mengalami
pembebanan.
• Tanah dianggap bersifat elastik, homogen,Tanah dianggap bersifat elastik,
homogen, isotropis, dan terdapat hub.isotropis, dan terdapat hub. Linier
tegangqan linear.
• Tegangan yang berasal dari beban di permukaanTegangan yang berasal dari
dipermukaan.
tanah berkurang bila kedalaman bertambahtanah berkurang bila kedalaman
bertambah.

• Tegangan yang berasal daegangan yang berasal dariri berat sendiriberat sendiri
tanahtanah.
bertambah bila kedalamannya bertambahbertambah bila kedalamannya bertambah
• RegangRegangan volumetrik padaan volumetrik pada material elastik :material
elastik :

7
•Jika penurunan terjadi dalam kondisi onstan, maka ∆V/V = 0∆V/V = 0
• μμ = 0,5 jika pembebanan= 0,5 jika pembebanan meyebabkmeyebabkanan
perubahanperubahan volume (konsolidasi).

Tegangan yang terjadi di dalam massa tanah dapat disebabkan oleh beban yang
bekerja di permukaan atau oleh beban akibat berat sendiri tanah. Tegangan akibat
beban di permukaan tanah berkurang bila kedalaman bertambah. Tegangan akibat
berat sendiri tanah bertambah bila kedalaman bertambah.

2.2 KONSEP TEGANGAN

• Tegangan (stress)

Merupakan besarnya suatu gaya


yang bekerja pada suatu bidang yang memiliki luas tertentu, jadi gaya per satuan
luas

• Distribusi tegangan

Merupakan penyebaran teganagn yang terjadi akibat beban (dalam tanah : berat
tanah di atasnya /beban luar) terhadap kedalaman bidang titik yang ditinjau.
Semakin jauh titik yang ditinjau akan menerima tegangan semakin kecil.

8
1. Tegangan Akibat Berat Tanah Sendiri.

Tegangan akibat berat sendiri tanah bertambah bila kedalaman bertambah

Contoh:

Lapisan pasir sedalam 3m dengan γsat = 18 kN/m3. 4m lapisan lempung


berada dibawahnya dengan γsat = 20kN/m3. Jika muka air tanah berada 2m
dibawah muka tanah, tentukan besar tegangan total dan tegangan efektif yang
bekerja di tengah lapisan lempung.

a. Tegangan Normal Total


Merupakan hasil perkalian dari berat volume tanah dengan kedalaman
titik yang ditinjau „

Dilambangkan dengan σ, σ v, Po „

Berat volume tanah yang digunakan merupakan berat volume alamiah


tanah dan tidak memperhitungkan pengaruh air. . z t σ = γ

z = Kedalaman titik yang ditinjau

9
b. Tegangan Efektif
Merupakan tegangan dalam tanah yang dipengaruhi oleh gaya-gaya
dari air yang terdapat di dalam tanah. „

Pertama kali diperkenalkan oleh Terzaghi tahun 1923 berdasarkan


hasil percobaan „

Diaplikasikan pada tanah yang jenuh air dan berhubungan dengan


dua tegangan : „ Tegangan normal total ( σ ) „ Tekanan air pori (u) „

Rumus Tegangan Efekti

σ'=σ–u

2. Tegangan Tanah Akibat Beban Luar.

Besarnya tegangan pada sembarang titik di kedalaman tertentu akibat beban


luar pada suatu media tertentu yang luas tak terhingga bisa disebut penyebaran
tegangan.

Beban luar dapat berupa :

 Beban terpusat
 Bentuk empat persegi
 Bentuk segitiga
 BentukTrapesium

Tegangan didalam tanah yang timbul akibat adanya beban dipermukaan


dinyatakan dalam istilah tambahan tegangan (stress increment), karena
sebelum tanah dibebani, tanah sudah mengalami tekanan akibat beratnya sendiri
yang disebut tekanan overburden

10
Hitungan tegangann-tegangan yang terjadi didalam tanah berguna
untuk analisis ;
 tegangan – regangan (stress – strain) pada tanah
 penurunan (settlement) yang terjadi pada tanah

Sifat-sifat tegangan-regangan dan penurunan bergantung pada sifat tanah


bila mengalami pembebanan

Dalam hitungan tegangan dalam tanah, tanah dianggap bersifat


elastis, homogen, isotropis, terdapat hubungan linier antara tegangan dan
regangan, tegangan ini disebabkan ;
 beban yang bekerja dipermukaan tanah, ini berkurang jika kedalam
bertambah.
 berat sendiri tanah, ini bertambah jika kedalaman bertambah.

Regangan volume pada material yang bersifat elastis dinyatakan oleh


persamaan ;

Bila penurunan akibat beban terjadi pada kondisi tanpa drainase


(undrained) atau volume tetap, maka ∆V/V = 0, maka kondisi ini µ = 0,5 dan jika
pembebanan menyebabkan terjadi perubahan volume atau ∆V/V > 0, maka µ <
0,5.

11
2.3 TEOROI – TEORI TEGANGAN DALAM TANAH

a. Teori Elastis
• Sifat tegangan – regangan dan penurunan pada tanah tergantung pada sifat tanah
bila mengalami pembebanan
• Tanah dianggap bersifat elastis, homogen, isotropis dan terdapat hubungan linear
antara tegangan – regangan Regangan volumetric pada material yang bersifat
elastis dinyatakan oleh persamaan :

b. Teori Bussinesq

Hitungan tegangan-tegangan yg terjadi didalam tanah berguna untuk analisis


tegangan regangan (stress-strain) dan penurunan. Sifat-sifat tegangan regangan
dan penurunan bergantung pada sifat tanah bila mengalami pembebanan.Dalam
hitungan, tanah dianggap bersifat elastic, homogen, isotropis, dan terdapat
hubungan linier antara tegangan dan renggangan.

a) Tanah merupakan elastis, isotropis dan homogen


b) Perubahan volume tanah diabaikan
c) Tanah dianggap tak tertegang sebelum bekerjanya beban
d) Hubungan tegangan – reganagan menurut hukum Hooke
e) Distribusi tegangan tanah akibat beban yang bekerja tidak tergantung
jenis tanah

Dalam perhitungan distribusi tegangan akibat beban struktur, tegangan


yang terjadi biasanya dinyatakan dalam istilah tambahan tegangan (stress
increment), yaitu . Karena sebenarnya tanah sudah mengalami

12
tegangan sebelum beban struktur bekerja, yaitu tegangan akibat berat
sendiri

1. Beban Titik

Analisis tegangan yang terjadi didalam masa tanah akibat pengaruh beban titik
di permukaan, dapat dilakukan dengan menggunakan teori boussinesq(1885).
Besarnya tegangan vertikal tidak tergantung pada modulus elastic (e) dan rasio
poisson. Tekanan lateral bergantung pada rasio poisson dan tidak bergantung pada
modulus elastic. Intensitas tambahan tegangan vertikal (Δσz) akibat beban titik Q
pada kedalaman tertentu, diperlihatkan secara skematis dengan garis patah-patah.
Jika titik-titik dengan tambahan tegangan yang sama dihubungkan, maka akan
dihasilkan gelembung tekanan (pressure bulb) isobar tegangan, seperti yang
ditunjukkan garis-garis penuh. Karena hitungan tegangan dengan menggunakan
teori boussinesq mengabaikan berat tanahnya sendiri, untuk menghitung tegangan
vertikal total yang terjadi didalam tanah, tegangan akibat beban fondasi harus
ditambahkan dengan tegangan akibat berat tanahnya sendiri.

Q = beban titik (tegak lurus permukaan)


z = kedalaman diukur dari permukaan tanah
sampai titik yang ditinjau
r = jarak horizontal dari beban titik ke titik
yang ditinjau tegangannya (z)

13
Jika factor pengaruh untuk beban titik pada teori Boussinesq didefinisikan
sebagai :

Maka dapat ditentukan bahwa :

14
Nilai Ib didapat dari grafik yang diperlihatkan pada gambar berikut :

Faktor pengaruh untuk beban titik berdasarkan teori Boussinesq


(IB) dan Wastergaard (IW)

Contoh soal :
Pondasi tapak bujur sangkar lebar 0.9 m tereletak pada kedalaman 1 m.
Pondasi menahan beban titik dari kolom dengan Q = 85,41 kN. Hitung
penambahan tegangan di bawah pusat pondasi (titik B) dan di sudut
luasan (titik A) bila beban pondasi dianggap sebagai beban titik pada
kedalaman 2 m dari permukaan tanah.

15
2. Beban Garis(line load)

Beban Terbagi Rata

Terdiri dari :
• Square/rectangular
• Circular
• Triangle
• Trapezoidal

16
qo = tegangan akibat beban pondasi
I = nilai factor pengaruh (chart US Navy,1997)

Influence value for vertical stress under corner of a uniformly loaded


rectangular are (after US Navy 1971)

17
Circular

Untuk titik selain di bawah pusat lingkaran , dapat menggunakan chart dari Foster
dan Ahlvin ,1954

Triangle

18
Trapezodial

19
Untuk distribusi tegangan di bawah titik A dapat menggunakan chart Osterberg
(1957); US Navy 1971

c. Teori Newmark

20
o Newmark (1942) menyajikan sebuah diagram pengaruh yang dibuat
dengan membuat lingkaran-lingkaran yang sepusat, jari-jari lingkaran
terseut merupakan r/z dan z/q (tak berdimensi)

o Nilai pengaruh diberikan oleh 1/n , dengan n adalah jumlah elemen


yang terpotong oleh garis lewat pusat lingkaran dengan lingkaran-
lingkarannya
o Karena terdapat 200 elemen , maka nilai faktor pengaruhnya adalah
1/200 = 0,005.

Langkah-langkah menentukan besarnya tegangan vertical adalah :


1. Tentukan kedalaman titik z yang akan ditentukan tegangan
vertikalnya
2. Gambarkan denah pondasi sesuai dengan skala panjang satuan
garis AB,letakkan gambar bidang beban yang berskala ini di atas
grafik Newmark , dimana titik yang ditinjau diletakkan ditengah
/pusat lingkaran grafik tsb.
3. Hitung jumlah elemen yang tertutup oleh pondasi tsb misalnya n
elemen
4. Tambahan tegangan pada kedalaman z, dihitung dengan
menggunakan persamaan :

21
Dimana : q = beban terbagi rata pd pondasi
n = jumlah elemen yang tertutup denah pondasi
I = factor pengaruh yang ditentukan pada grafik Nwemark

Cara newmark cocok untuk pondasi dengan bentuk dan ukuran sembarang, sejauh
denah pondasi masih dapat digambarkan pada diagram dengan skala yang sama.

Contoh soal :
Hitung besarnya tambahan tegangan vertikal dipusat berat (titik A) akibat beban
fondasi ( 3 x 3 ) m2 yang mendukung beban terbagi rata 100 kN/m2 kedalaman 3
m, gambarkan garis pengaruh lingkaran Newmark.

Penyelesaian :
Untuk menggambarkan lingkaran Newmark, diambil panjang skala AB tertentu,
misalnya AB = 4 cm, Jari-jari tiap lingkaran diperoleh dengan mengalikan jari-jari
relatif (r/z) dengan 4 cm,

Gambarkan lingkaran Newmark dengan ukuran jari-jari lingkaran pada tabel


diatas. Hitungan tambahan tegangan dibawah titik A pada kedalaman 3 m ( 300
cm ), dilakukan dengan memasang titik A pada pusat lingkaran Newmark

22
Karena AB = 4 cm, kedalaman 3 m, maka ukuran fondasi pada lingkaran
Newmark adalah ; B = 3 m menjadi (AB/z)B = ( 4/300 ) 300 = 4 cm L = 3 m
menjadi (AB/z)L = ( 4/300 ) 300 = 4 cm Dari gambar elemen yang tertutup
fondasi n = 66,4 ; maka tambahan tegangan vertikal dipusat fondasi sedalam 3 m
adalah ;
∆σz = nql = 66,4 x 100 x 0,005 = 33,2 kN/m2

d. Teori Westergard
Teori westergaard lebih cocok untuk tanah berlapis, hasil tegangan yang
dihitung lebih kecil dari Boussinesq. Dalam praktek Boussinesq lebih banyak
digunakan.
Tambahan tegangan sebuah titik dalam tanah akibat beban titik dipermukaan
dinyatakan ;

Untuk angka µ = 0, maka

23
Persamaan dapat ditulis dalam bentuk

Isobar faktor pengaruh Boussinesq untuk fondasi empat persegi panjang juga
dapat digambarkan dengan teori Westergaard untuk angka Poisson
µ=0

24
25
Faktor Koreksi untuk mengubah tegangan pada pusat fondasi menjadi nilai
tegangan rata-rata

Dalam analisa Boussinesq dan Westergaard, untuk mengubah tegangan pada pusat
berat fondasi menjadi nilai rata-rata tegangan dibawah fondasi, dapat dilakukan
denga cara mengalikan hasil hitungan tegangan vertikal dibawah pusat fondasi
dengan faktor koreksi yang diberikan Shower (1962) dimana B pada tabel adalah
lebar fondasi

Metode Penyebaran Beban 2V : 1H.


Salah satu cara untuk menghitung penambahan tegangan akibat beban pondasi
adalah dengan membuat garis penyebaran beban 2V : 1H. Cara ini beban pondasi
Q didukung oleh piramid yang mempunyai kemiringan sisi 2V : 1H.

26
Dengan pendekatan ini , nilai tambahan tegangan vertikal dinyatakan dengan ;
a. Fondasi empat persegi panjang

b. Fondasi lajur memanjang

Jika letak fondasi saling berdekatan, kemungkinan piramid penyebaran


tegangan berpotongan, untuk mrnghitung tambahan tegangan vertikal
diperoleh dengan menjumlahkan tambahan tegangan secara aljabar pada
lokasi yang dimaksud.

Contoh
Timbunan setinggi 2 m dipadatkan pada area yang sangat luas, ∂b timbunan 21
kN/m3, diatas timbunan ada fondasi telapak ( 300 x 300 ) cm yang mendukung
beban 1000 kN, ∂b tanah asli 16 kN/m3, muka air tanah sangat dalam ;
a.Hitung dan gambarkan hubungan antara tegangan efektif dan kedalaman
sebelum ada timbunan
b. Hitung dan gambarkan hubungan antara tambahan tegangan akibat beban
timbunan dan fondasi

27
Penyelesaian :
a.Karena muka air tanah sangat dalam, maka tegangan efektif adalah

Terlihat tegangan akan bertambah secara linier seiring dengan bertambahnya


kedalaman. b. Timbunan yang sangat luas maka faktor pengaruh tambahan
tegangan I = 1 sehingga ;

Akibat beban fondasi dipakai rumus ;

dan selanjutnya diselesaikan dengan tabelaris,

28
e. Teori Tegangan Normal dan Tegangan Geser Pada Suatu Bidang

Jumlahkan komponen gaya yang ada pada elemen tanah untuk arah N dan T dapat
dinyatakan :

29
dapat ditentukan nilai  yang mana n bernilai nol.

Tegangan normal yang ada pada bidang utama disebut tegangan utama. Besarnya
tegangan normal Tegangan pada bidang utama besar

Tegangan normal dan tegangan geser yang terjadi pada setiap bidang juga dapat
ditentukan dengan menggambarkannya pada lingkaran Mohr

30
Perjanjian tanda yang dipakai adalah :
Tegangan normal tekan dianggap positif ; tegangan geser dianggap positif apabila
tegangan geser bekerja pada sisi yang berhadapan dengan tegangan bujur sangkar
berotasi dengan arah yang berlawanan perputaran jarum jam

Jika bidang AB dan AD adalah bidang utama besar dan kecil , tegangan normal
dan tegangan geser pada bidang EF dapat ditentukan dengan mensubstitusikan
xy=0.

31
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan makalah diatas yang berjudul “Distribusi Tegangan Dalam Tanah ”,


diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Tegangan yang terjadi di dalam massa tanah dapat disebabkan oleh beban yang
bekerja di permukaan atau oleh beban akibat berat sendiri tanah. Tegangan akibat
beban di permukaan tanah berkurang bila kedalaman bertambah. Tegangan akibat
berat sendiri tanah bertambah bila kedalaman bertambah.

Macam – macam teori distribusi tegangan dalam tanah :

1. Teori Elastis

2. Teori Bussinesq

3. Teori Newmark

4. Teori Westergard

5. Teori Normal dan Geser Suatu Bidang

3.2 Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah


ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

32

Anda mungkin juga menyukai