Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH MEKANIKA TANAH

“TEGANGAN EFEKTIF”

DOSEN PENGAMPU : ROZA MILDAWATI, ST,. MT

DISUSUN OLEH :

DEVI SYAHPUTRI

183110498

III B

TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

T.P 2019 / 2020

0
DAFTAR ISI

Daftar Isi............................................................................................i

Kata Pengantar...............................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................1

1.3 Tujuan Penulisan.............................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Tegangan Total dan Efektif...............................3

2.2 Pengertian Tegangan Efektif..........................................4

2.3 Reaksi Tegangan Efektif Akibat Perubahan Tegangan

Total......................................................................................8

2.4 Tegangan efektif pada kondisi tanah tidak jenuh.........10

2.5 Pengaruh Gaya Rembesan padaTegangan Efektif.....11

BAB III PEMBAHASAN SOAL

3.1 Pembahasan Soal 1.....................................................13

3.2 Pembahasan Soal 2.........................................................14

3.3 Pembahasan Soal 3......................................................14

3.4 Pembahasan Soal 4.....................................................15

3.5 Pembahasan Soal 5.....................................................16

i
BAB IV STUDI KASUS

4.1 Penurunan Tanah Akibat Muka Air Tanah Turun.........17

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan....................................................................25

5.2 Kritik dan Saran.............................................................25

Daftar Pustaka...............................................................................26

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani
dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada tauladan kita Nabi
Besar Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus
berupa ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh
alam.sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan makalah mekanika
tanah dengan judul “TEGANGAN EFEKTIF” tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah sudah dilakukan semaksimal mungkin dengan


dukungan dari banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam penyusunannya.
Untuk itu kami pun tidak lupa mengucapkan terima kasih dari berbagai pihak yang
sudah membantu kami dalam rangka menyelesaikan makalah ini.

Tetapi tidak lepas dari semua itu, penulis sadar sepenuhnya bahwa dalam
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa
serta aspek-aspek lainnya. Maka dari itu, dengan lapang dada penulis membuka
seluas-luasnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberikan kritik ataupun
sarannya demi penyempurnaan makalah ini.

Penulis sangat berharap semoga dari makalah ini bisa bermanfaat dan juga
besar keinginan penulis bisa menginspirasi para pembaca untuk mengangkat topik
yang masih berhubungan dengan makalah ini.

Pekanbaru, 22 September 2019

iii
Devi Syahputri

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mekanika tanah adalah suatu cabang dari ilmu geoteknik yang
mempelajari perilaku tanah dan sifatnya yang diakibatkan oleh tegangan
dan regangan yang disebabkan oleh gaya-gaya yang bekerja. Dalam
kajian mekanika tanah ini, hal yang paling penting dari tanah adalah Sifat
Tanah. Sifat tanah ini meliputi profil tanah, warna tanah, teksture tanah,
struktur tanah, porositas tanah serta konsistensi tanah.

Dalam ilmu geoteknik, ilmu dasar yang wajib dipahami adalah


mekanika tanah, yaitu ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat dasar
tanah, seperti jenis tanah, permeabilitas, kompaksi, dll. Dengan
mengetahui dan memahami berbagai sifat tanah tersebut,
Seorang engineer dapat mengantisipasi kemungkinan terburuk bahkan
memutar balikkan kemungkinan buruk tersebut menjadi inovasi baru dalam
dunia teknik sipil untuk perencanaan pembangunan infrastuktur

Agar suatu bangunan dapat berfungsi secara sempurna, maka


seorang insinyur harus bisa membuat perkiraan dan pendugaan yang tepat
tentang kondisi tanah dilapangan. Selain itu pada mekanika tanah kita
belajar perilaku lapisan tanah yang nantinya digunakan untuk keperluan
penempatan pondasi dari suatu bangunan atau strukur tertentu. Jelaslah
sangat penting hubungannya dengan teknik sipil karena pondasi adalah
tempat bertumpunya bangunan atau suatu struktur tertentu. Secara umum
sekali dengan mempelajari mekanika tanah kita dapat mengetahui
besarnya kapasitas pondasi, perencanaan pondasi yang benar.dan
penurunan yang mungkin terjadi kemudian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa peran penting tegangan efektif dalam konstruksi teknik sipil?

1
2. Bagaimana pengaruh tegangan efektif pada kuat geser ?
3. Apa hubugan Tegangan Efektif Akibat Perubahan Tegangan Total?
4. Bagaimana rembesan yang terjadi pada tegangan efektif?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui peran tegangan efektif pada kontruksi sipil
2. Mengetahui pengaruh tegangan efektif pada kuat geser
3. Mengetahui hubungan tegangan efektif dan tegangan total
4. Mampu menganalisa kasus yang ada dilapangan sesuai materi
tegangan efektif

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Tegangan Total dan Efektif

Tegangan yang bekerja pada massa tanah akan ditanggung oleh


sebagaian partikel tanah dan sebagian lagi oleh tekanan air pori. Gabungan
dari keduanya disebut tegangan total (σ v). Tegangan tanah dapat di bagi dua
yaitu :

 Tegangan air pori  dilambangkan dengan υ, yang merupakan tekanan


air pori (pore pressure) pada kedalaman (h) yang mengisi rongga antar
butiran padat yang bekerja ke segala arah dengan kondisi hidrostatis.
 Tegangan efektif   (σ’) merupakan  porsi  yang ditanggung oleh partikel
tanah.

Ini bukan berarti berat benda berkurang namun berat benda sebagaian
ditahan oleh timbangan dan sebagaian lain di tahan oleh tekanan air. Hal ini
sama yang terjadi ketika suatu lapisan tanah berada di bawah muka air tanah,
dimana beratnya sebagaian ditahan oleh partikel tanah dan sebagaian lagi
oleh air pori.
Di dalam bidang engineering jika kita berurusan dengan kompresi, distorsi
dan kekuatan bahan yang berhubungan dengan tanah, kita harus selalu
mempertimbangkan tegangan efektif serta perubahan tegangan efektif.
Kekuatan geser tanah tergantung terutama pada tekanan antar butiran, yakni
pada tegangan efektif. Demikian juga volume tanah tergantung pada
tegangan pada kerangka butiran tanah sendiri.
Menurut Hanggoro, 2007 bahwa ada tiga hal yang perlu dipahami
tentang tegangan efektif :Ditinjau kondisi tanah dalam keadaan jenuh air
mengalami  tegangan. Tegangan ini merupakan tegangan total (σ v).
Tegangan total (σv)  adalah tekanan overburden yang bekerja searah gravitasi
untuk suatu kedalaman (h) akibat berat sendiri tanah termasuk air yang
terkandung dalam massa tanah di tambah dengan beban yang bekerja di
permukaan tanah asli.

3
Perilaku 2 jenis tanah dengan struktur dan mineral penyusun yang
sama akan sama jika keduanya memiliki tegangan efektif yang sama. Jika
suatu tanah bebannya ditambah atau dikurangi tanpa ada perubahan volume
dan tanpa adanya distorsi, maka tidak akan ada perubahan tegangan efektif.
Volume tanah akan mengembang (dan melemah) atau terkompresi (dan
menguat) jika hanya besarnya tekanan air pori naik atau turun.

2.2 Pengertian Tegangan Efektif

Tegangan efektif merupakan tegangan yang mempengaruhi kuat geser


dan perubahan volume atau penurunan tanah. Penurunan muka air tanah
akan menyebabkan kenaikan tegangan efektif pada tanah, dan apabila
besamya tegangan efektif melampaui tegangan yang diterima tanah
sebelumnya maka tanah akan mengalami konsolidasi dan kompaksi yang
mengakibatkan amblesan tanah pada daerah konsolidasi normal.

Besar pengaruh gaya – gaya yang menjalar dari partikel ke partikel


lainnya dalam kerangka tanah telah diketahui sejak tahun 1923, ketika
Terzaghi mengemukakan prinsip tegangan efektif yang didasarkan dari data
hasil percobaan. Prinsip tegangan tanah efektif hanya berlaku pada tanah yang
jenuh sempurna, Tegangan yang berhubungan dengan prinsip tersebut yaitu:

1.Tegangan normal total (σ) pada suatu bidang didalam massa tanah,
yaitu tegangan akibat berat tanah total termasuk air dalam ruang
poriper satuan luas yang arahnya tegak lurus

4
Gambar 2.1 Interprestasi tegangan efektif

2.Tekanan pori (u) , disebut juga dengan tekanan netral yang bekerja
kesegala arah sama besar, yaitu tekanan air yang mengisi rongga
diantara butiran padat

3.Tegangan normal efektif (σ’) pada suatu bidang didalam massa


tanah, yaitu tegangan yang dihasilkan dari beban berat butiran tanah
per satuan luas bidangnya.

Hubungan ketiga tegangan nya adalah :

σ =  σ’+ u
dimana,

σ = Tegangan total [kN/m²]

σ’ = Tegangan Efektif  [kN/m²]


u = Tegangan Netral / Tekanan Air [kN/m²]

Prinsip tersebut dapat diwakili oleh model fisis sebagai berikut.


Tinjaulah sebuah ‘bidang’ XX pada suatu tanah jenuh sempurna yang
melewati titik titik singgung antar partikel, seperti pada Gambar 2.1. Bidang
XX yang bergelombang tersebut, dalam skala besar, sama dengan bentuk
bidang yang sebenarnya karena ukuran partikel tanah relative kecil. Sebuah
gaya normal P yang bekerja pada bidang A sebagian ditahan oleh gaya gaya

5
antarpartikel dan sebagian tekanan oleh tekanan pada air pori. Gaya gaya
antarpartikel pada seluruh tanah, baik besar maupun arahnya, sangat tidak
beraturan (acak), tetapi pada tiap titik singgung dengan bidang yang
bergelombang dapat diuraikan menjadi komponen – komponen gaya yang
arahnya normal dan tangensial terhadap bidang XX yang sebenarnya.
Komponen normal dinyatakan dengan N’ dan komponen tangensial dengan
T. Tegangan Normal efektif diinterprestasikan sebagai jumlah seluruh
komponen N’ dengan luas A, dibagi dengan luas A, yaitu:

∑N'
σ’= A

Tegangan normal total adalah :

P
σ= A

Jika di antara partikel – partikel di asumsikan terdapat titik singgung,


maka tekanan pori akan bekerja pada bidang seluas A. Kemudian agar dapat
keseimbangan pada arah normal terhadap XX :

P = ∑N’ + Ua

atau

P ∑N'
A = A +u

Jadi,

σ =  σ’+ u

Besarnya tekanan air pori sama pada semua arah dan bekerja pada
seluruh permukaan partikel tetapi volume partikel diasumsikan tidak berubah.
Juga, tekanan air pori tidak menyebabkan partikel partikel saling tertekan satu
sama lainnya. Kesalahan dalam mengasumsikan titik singgung antar partikel

6
dapat diabaikan dapat diabaikan, karena luas total bidang singgung antar
partikel hanya berkisar sekitar 1 dan 3% dari luas penampang melintang A,
perlu dimengerti bahwa σ’ tidak mewakili tegangan singgung yang
sesungguhnya antara dua partikel karena nilai N’/a, dimana a adalah luas
bidang singgung yang sesungguhnya antara dua partikel , jauh lebih besar
dan sangat tidak beraturan. Jika pada tanah terdapat partikel mineral
lempung, partikel tersebut tidak bersinggungan secara langsung di antara
mereka karena dihalangi oleh air yang terserap pada tiap partikel, tetapi
dalam hal ini berlaku asumsi bahwa gaya antar partikel dapat dijalarkan
melalui air terserap yang sangat kental.

Pada butiran mineral lempung, mungkin tidak terjadi kontak langsung,


akibat partikel lempung yang terselubung oleh lapisan air serapan (adsorbed
water).  Karena tegangan netral hanya dapat bekerja pada rongga pori, maka
untuk memperoleh tegangan netral u harus dikalikan dengan luas rongga (A -
Ac), atau

P =∑P’ + (A-Ac) u

Dengan A adalah luasan kotor total dan Ac adalah luas kontak antar


butiran. Bila persamaan (4.7) dibagi dengan luas kotor A untuk memperoleh
persamaan tegangan efektif yang disarankan oleh skempton (1960) :

Tegangan vertical total (σv), yaitu tegangan normal pada bidang horizontal
pada kedalaman z sama dengan berat seluruh material (padat + air) per
satuan luas :

σ v = γ sat Z   

dengan z adalah kedalaman yang ditinjau dan g sat adalah berat volume tenah
jenuh. Tekanan air pori pada sebarang kedalaman akan berupa takanan
hidrostatis, karena ruang pori diantara butiran saling berhubungan. Karena
itu, pada kedalaman z, tekanan air pori (u) adalah :

u = γ w z                                                                     
                                      

7
menurut persamaan diatas, tegangan vertical efektif (σ v’) pada kedalaman z
adalah

            σ v’=   σ v – u                                                                                                

      =  z γ sat – z γ w

      = (  γ sat - γ w) z = γ’z                                                                               

Dengan γ’ adalah berat volume apung tanah ( berat volume efektif atau
berat volume tanah terendam).

2.3 Reaksi Tegangan Efektif Akibat Perubahan Tegangan Total

Sebagian gambaran tentang bagaimana tegangan efektif bereaksi


akibat perubahan tegangan total, tinjaulah suatu tanah sempurna yang
mengalami kenaikan tegangan vertical, dimana regangan sama dengan nol
dan perubahan volume hanya terjadi pada arah vertical saja. Kondisi seperti
diatas dapat dibuat asumsi pada praktek bila terjadi perubahan tegangan
vertical total pada tanah yang luasnya jauh lebih besar dibanding dengan
tebal lapisan tanah.

Mula mula diasumsikan bahwa tekanan air pori konstan pada suatu
nilai yang sesuai dengan posisi muka air tanah. Nilai awal ini disebut tekanan
air pori statik. Apabila tegangan total bertambah besar, partikel – partikel
padat segera mencoba membentuk posisi barunya yang saling berdekatan
satu sama lain. Akan tetapi, bila air bersifat tidak komposibel dan tanah
ditekan secara lateral, tidak akan terjadi susunan seperti diatas , dan
besarnya gaya gaya antarpartikel tidak bertambah, kecuali bila ada air yang
keluar. Karena air pori menahan perubahan posisi partikel, tekanan pori air
akan lebih besar dari pada tekanan statik segera setelah tegangan total
bekerja. Kenaikan tekanan air pori akan sama dengan kenaikan tegangan
vertical, artinya kenaikan tegangan total ditahan seluruhnya oleh air pori.

Kenaikan tekanan air pori ini menimbulkan gradient tekanan pada air
pori, yang mengakibatkan aliran transien air menuju batas aliran bebas pada
lapisan tanah. Aliran atau drainasi ini akan berlanjut sampai tekanan pori air

8
sama dengan suatu nilai yang dipengaruhi oleh posisi muka air tanah yang
tunak. Nilai akhir ini disebut tekanan air pori kondisi tunak. Pada umumnya,
nilai tekanan air pori stastik dan tunak sama, tetapi mungkin posisi muka air
tanahnya berubah. Kenaikan tekanan air pori diatas nilai tunak disebut
tekanan air pori berlebihan. Penurunan tekanan air pori ke posisi tunak
disebut disipasi dan juga hal ini telah seluruhnya terjadi, tanah dikatakan
berada dalam kondisi terdrainasi. Sebelum terjadi disipasi tekanan air pori
berlebihan, tanah dikatakan dalam kondisi tak terdrainasi.

Waktu yang diperlukan untuk drainasi sampai selesai tergantung


permeabilitas tanah. Pada tanah dengan permeabilitas rendah, seperti
lempung jenuh, dranasi akan sangat lambat dan seluruh proses tersebut
disebut konsolidasi. Bila deformasi terjadi hanya dalam satu arah, ini disebut
konsolidasi satu dimensi. Pada tanah dengan permeabilitas tinggi seperti
pasir jenuh, drainasi akan sangat cepat.

Apabila tegangan normal total yang bekerja pada tanah dikurangi,


kesempatan untuk penambahan volume menjadi terbatas, karena penyusutan
kembali partikel akibat kenaikan tegangan total sangat tidak berkebalikan.
Sebagai akibat dari gaya gaya partikel, akan terjadi sedikit regangan elastis
pada partikrl tanah khususnya didaerah singgung dan jika pada tanah
tersebut terdapat mineral lempung tanah akan melentur. Jika tanah
mengalami penurunan tegangan normal total , kerangka tanah cenderung
mengembang sampai batas tertentu. Sebgai akibatnya tekanan air pori akan
turun dan tekanan air pori berlebihan akan negative. Tekanan air pori secara
bertahap akan naik menuju kondisi tunak, dimana terjadi aliran menuju ke
dalam tanah yang disertai dengan penurunan tegangan normal efektif dan
pertambahan volume. Pada tanah dengan permeabilitas rendah, proses ini
dinamakan pemuaian.

9
2.4 Tegangan efektif pada kondisi tanah tidak jenuh

Kondisi di dalam tanah yang tidak jenuh biasanya, Pori-pori tanah terisi
oleh air dan udara (S < 100%) .Tegangan total pada suatu titik di dalam profil
tanah terdiri dari :
tegangan antar butiran,

tegangan air pori,

tegangan udara pori.

Tekanan air pori (uw) harus selalu lebih kecil daripada tegangan yang
terjadi dalam udara (ua), akibat tarikan permukaan. Karena tanah tidak jenuh,
pori udara akan membentuk saluran yang sambung- menyambung melalui
ruang diantara butiran, sedang pori air akan terkonsentrasi pada daerah
sekitrar kontak antar partikel. Bishop (1955) memberikan persamaan
hubungan tegangan. Bila tanah tidak jenuh sempurna, maka rongga-rongga
tanah akan terisi oleh air dan udara,ngan total (σ) dan tegangan efektif (σ’)
untuk tanah tak jenuh sebagai berikut:

σ = σ’+ ua- X (ua-uw)

dengan X adalah parameter yang ditentukan secara eksperimental, yang


mempunyai hubungan secara langsung dengan derajat kejenuhan tanah.
Sedang uw adalah tekanan air di dalam ruang pori dan u a adalah tekanan
udara dalam pori. Untuk tanah jenuh S=1 dan X=1. Untuk tanah kering
sempurna S=0 dan X=0 persamaan (4.15) akan sama dengan persamaan
(4.1) bila S=1

10
2.5 Pengaruh Gaya Rembesan padaTegangan Efektif
Jika air mengalir dengan gradient hidrolis tertentu didalam tanah, maka
pengaruh perbedaan tinggi tekanan akan menimbulkan gaya pada
butiran tanahnya. Arah gaya rembesan searah dengan alirannya.
Ditinjau kondisi aliran air didalam tanah seperti terlihat pada gambar:

Pada kasus (a), tanah menderita gaya rembesan ke arah atas


Tegangan efektif pada titik A adalah :
σ ’= h1 γw + zγsat – zγw – (h1 + Δh) γw
σ’= z (γsat – γw) – Δhγw
σ’= zγ’ – Δhγw

11
Pada kasus (b), karena tidak ada gaya rembesan (Δh=0)
σ’=zγsat–zγw
σ’=z(γsat–γw)
σ’=zγ’

Pada kasus ( c ) , disini terjadi aliran arah ke bawah dengan tegangan tinggi
tekanan air sebesar – (h1+z)
Tegangan efektif pada titik A adalah :
σ’= zγ’– [ – (h1+ z)] γw
σ’=z ( γsat – γw) + h1 γw + zγw
σ’=zγsat – zγw + h1γw + zγw

12
σ’=zγsat + h1γw
dimana:
γsat adalah berat volume tanah jenuh;
γw adalah berat volume air;dan
γ’ adalah berat volume tanah terendam

BAB III
PEMBAHASAN SOAL
3.1 Pembahasan soal 1
Lapisan tanah homogen dengan permukaan air yang berubah-ubah ditunjukkan
seperti pada Gambar C5.6. Berat volume tanah jenuh γsat :20 kN/m3 dan berat
volume tanah basah (lembab) γb: l8 kN/m3. Hitung tegangan total dan tegangan
efektif di titik A dan B pada k’edudukan muka air di 3 m di bawah permukaan
tanah?

Penyelesaian :
Berat volume apung: γ ' =γsat−γw
= 20kN/m3 – 9,81 = 10,19 kN/ m3
Muka air di kedalaman 3 m dari permukaan tanah,

13
Tegangan di A:
σA=3 γb = 3 x 18 kN/m3 = 54 kN/m2
uA = 0
σ ' A=σA−u A=54−0=54 kN/m2

Tegangan di B :
σB=3 γb+ 2 γsat=( 3 x 18 )+ ( 2 x 20 )=94kN/m2
uB = 2 γw = 2 x 9,81 = 19,62 94kN/m2
σ ' A=σA−u A=94−19,62=74,38 kN /m2

3.2 Pembahasan soal 2


Sebutkan prinsip tegangan efektif yang hanya berlaku pada tanah jenuh
sempurna? .      

1. Tegangan normal total (σ) pada suatu bidang di dalam massa tanah,
yaitu tegangan akibat berat tanah total termasuk air dalam ruang pori, per
satuan luas yang arahnya tegak lurus.

2.      Tekanan pori (u), disebut juga dengan tekanan netral yang bekerja
kesegala arah sama besar, yaitu tekanan air yang mengisi rongga di
dalam butiran padat.

3.      Tegangan normal efektif (σ’) pada suatu bidang di dalam massa


tanah ,yaitu tegangan yang dihasilkan dari beban berat butiran tanah per
satuan luas bidangnya.

3.3 Pembahasan Soal 3

14
Kolam sangat luas dengan dinding yang dianggap sangat tipis dan tidak
mempunyai berat, terletak pada tanah pasir dengan γsat =¿ 15 kN/m3. Tinggi
air dalam kolam = 2,5 m dari dasarnya dam tanah dasar lolos air. Bila muka
air tanah (di luar kolam) di permukaan tanah . Hitung tegangan total dan
tegangan efektif di titik A dan B.
Penyelesaian :
Tegangan total
σA=( 0,15 x 15 )+ ( 2 x 9,81 )=27,12kN/m2
σB=σA=27,12 kN /m 2
Tekanan air pori :
uA = 2,5 x 9,81 = 24,53 kN/m2
Ub = 0
Tegangan efektif :
σ ' A=σA−u A=27,12−24,53=2,59 kN /m 2
σ ' B=27,12−0=27,12 kN /m 2

3.4 Pembahasan Soal 4

Lapisan pasir halus dengan tebal 5 m mempunyai berat volume jenuh γsat =
20 kN/m3. Muka air tanah pada kedalaman 1 m. Di atas muka air tanah, pasir
dalam kondisijenuh air oleh tekanan kapiler. Hitung tegangan total dan
tegangan efektif di titik A, B, dan D

15
Penyelesaian :
Telah diketahui pasir halus di atas muka air tanah dalam kondisi jenuh air.
Tegangan di A
σA=4 γsat + 1 γsat = 4 γsat
uA = hw γ w = 4 x 9,81 = 39,24 kN/m2
σ ' A=σA−u A=100−39,24=60,76 kN/m2
Tegangan di B
Tekanan kapiler pada titik B = 0
σB=1 γsat + 1 x 20 = 20 kN/m2
uB = 0
σ ' B=σB−u B=20−0=20 kN/m2
Tegangan di D
Tekanan kapiler di titik D = -1γw = -1 x 9,81 = -9,81 kN/m2
σD =¿0 kN/m2
uD = - 9,81 kN/m2
σ ' D=σD−u D=0−(−9,81 ) =9,81 kN/m2

3.5 Pembahasan soal 5


Apa yang terjadi jika tegangan normal yang bekerja pada tanah dikurangi?
Yang terjadi adalah penambahan volume terbatas, karena adanya
penyusunan kembali partikel akibat kenaikan tegangan total sangat tidak
berkebalikan.

16
BAB IV
STUDI KASUS

4.1 Penurunan Tanah Akibat Muka Air Tanah Turun


Penurunan permukaan tanah adalah turunnya permukaan tanah .
akibat terjadinya perubahan volume pada lapisan-lapisan batuan di bawahnya
Perhatikan keadaan yang diperlihatkan pada Gambar 4.1.Lapisan pasir
terdapat di atas lapisan lempung yang agak lunak . Akibat penggalian selokan
disekeliling tempat ini, muka air tanah diturunkan dari kedalaman awal 1m
menjadi kedalaman 3m. Oleh karena itu, tegangan air pori ikut menurun dan
tegangan efektif naik, karena itu akan terjadi pemampatan pada lapisan
lempung dan muka tanah akan turun. Kompresibilitas lapisan pasir sangat
rendah dan dapat di abaikan.

17
Gambar 4.1. penurunan tanah akibat menurunkan muka air

Untuk menghitung penurunan pada permukaan tanah kita dapat


menggunakan persamaan ini :

∆L
=mv ∆ σ '
L

Dimana,

∆L adalah perubahan ketebalan lapisan dengan tebal L

Mv = sifat tanah yang demikian disebut koefesien pemampatan


(1-D)

∆ σ ' = perubahan tegangan efektif vertical

Untuk menggunakan persamaan ini pada lapisan lempung, kita harus


menghitung perubahan tegangan efektif yang disebabkan oleh penurunan
muka air. Perhitungan ini hanya perlu di tengah lapisan karena tegangan
akan seragam pada seluruh lapisan seperti tabel dibawah ini.

setelah menurunkan
keadaan alami
  muka air
4 x 21 + 1,5 x 16 = 108
tegangan vertikal total kPa 108 kPa

18
tekanan air pori 4,5 x 9,81 = 44,1 kPa 2,5 x 9,81 = 24,5 kPa
tegangan vertikal efektif 108 - 44,1 = 63,9 kPa 108 - 24,5 = 83,5 kPa

Jadi perubahan tegangan efektif adalah 83,5 – 63,9 = 19,6 kPa

Menggunakan persamaan diatas memberikan nilai ∆L = 3000 x (2x10- 3) x


19,6 = 118 mm.

Contohnya pada terapan teknik sipil adalah


banyaknya tanah yang mengalami penurunan
di daerah Jakarta. Amblasnya jalan RE
Martadinata di Jakarta Utara membuat kondisi
Jakarta sebagai ibu kota indonesia di
pertanyakan kembali. Setelah macet dan
banjir, kini penurunan tanah mengancam
Jakarta isu pemindahan ibu kota pun kembali
gencar di gulirkan.

Kini penilitian teradap jalan RE Martadinata masih terus di lakukan, jalan


tersebut juga sudah di amankan oleh aparat kepolisian dengan memasang
penutup jalan di kedua sisinya. Apalagi baru-baru ini jalan RE Martadinata
kembali amblas sedalam 25 cm.

Menurut para peneliti, amblasnya jalan di Jakarta Utara disebabkan oleh 3


faktor, yaitu :

1. Penurunan secara alami, karena kondisi batuan yang mengalami


pelapukan dan kondisi ini diperburuk dengan kecenderungan meningkatnya
muka air laut sampai hampir di sebagian besar kota-kota dunia akibat
pemanasan global (global warming).

2. Penurunan karena adanya penyedotan air tanah secara berlebihan.

Pengambilan air bawah tanah menjadi penyebab utama penurunan permukaan


tanah di jakarta. berdasarkan data departemen energi dan sumber daya mineral
tahun 2007, jumlah air tanah terekstraksi mencapai titik tertinggi pada tahun
1995. dari 3000-3500 pompa terpasang, terekstraksi 30-35 juta meter kubik air.

19
tahun berikutnya jumlah sumur pompa terus meningkat tapi jumlah air
terekstraksi semakin menurun. tahun 2007 jumlah pompa yang terpasang 3700
sedangkan jumlah air yang terekstraksi sebesar 20 juta meter kubik.

3. Penurunan akibat beban dari gedung-gedung yang ada di Jakarta Utara.

Namun di antara faktor-faktor tersebut, penyedotan air tanah secara


berlebihan merupakan faktor penting yang di duga sebagai penyebab amblasnya
tanah di Jakarta.

Salah satu faktor alam pemicu turunnya permukaan tanah di Jakarta ialah
kompaksi tanah. Pengertian dari kompaksi tanah sendiri ialah bentuk degradasi
fisik tanah akibat dari pemadatan tanah sehingga aktivitas biologi, porositas dan
permeabilitas tanah menurun, kekuatan tanah meningkat dan struktur tanah
hancur perlahan-lahan. Ditambah kondisi tanah Jakarta secara geologis masih
berusia muda sehingga masih mengalami proses pemadatan, sehingga jika
dengan melihat kondisi tersebut seseorang melakukan pembangunan secara
tidak terstruktur di daerah tersebut, otomatis berpengaruh pada turunnya
permukaan tanah.

Selain faktor alam, populasi penduduk yang pesat juga menjadi salah satu
faktornya. Jakarta merupakan kota dengan luas permukaan 660 km 2 dihuni
sekitar 9,6 juta jiwa manusia, tidak heran dengan kepadatan penduduk tertinggi di
Indonesia, Jakarta kini terancam terendam bahkan hilang karena setiap tahunnya
tanah Jakarta turun mencapai 2 hingga 2,5 cm. Bahkan dalam contoh nyata, di
daerah Jakarta Utara telah didapati sebuah desa bernama Kampung Apung
dikarenakan daerah tersebut ketinggian air sudah mencapai 1 meter.

Wilayah utara Jakarta juga merupakan daerah terkritis karena penurunan tanah
sudah mencapai 100 cm dan terkenal bahwa daerah tersebut berada pada
kawasan tanah lunak dan di bawah permukaan laut pasang. Menurut Badan
Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DKI Jakarta, (2014), secara garis besar
karakteristik keteknikan tanah dan batuan di daerah utara Jakarta merupakan
endapan aluvial sungai dan pantai. Semakin ke arah utara mendekati pantai,
permukaannya berupa lanau pasiran dengan sisipan lempung organik dan
pecahan cangkang kerang, tebal endapan antara berselang-seling lapisannya

20
berkisar antara 3-12 m, namun ketebalan secara keseluruhan endapan ini
diperkirakan mencapai 300 m.

Wilayah di DKI Jakarta yang Mengalami Penurunan Tanah


Setelah mengetahui kondisi fisik batuan dan tanah penyusun daratan Jakarta,
daerah yang sedang mengalami masa kritis karena terjadi penurunan tanah di
antaranya ialah :
• Jakarta Utara : Muara Angke, Muara Baru, Penjaringan, Pantai Indah Kapuk,
Pademangan, Pantai Mutiara, Ancol
• Jakarta Barat : Cengkareng, Meruya, Kebon Jeruk, Daan Mogot
• Jakarta Pusat : Cikini, MH. Thamrin, Gunung Sahari
• Jakarta Timur : Cibubur, Pulogadung
• Jakarta Selatan : Pondok Indah, Kuningan, Kebayoran

Dampak Penurunan Permukaan Tanah di DKI Jakarta

Penurunan muka tanah menimbulkan permasalahan lingkungan dan


menambah parah permasalahan yang sudah ada di DKI Jakarta. Dampak yang
dapat ditimbulkan diantaranya adalah :
a. Memperparah banjir dan rob di Kota Jakarta utara
Banjir pasang laut yang melanda kawasan Tanjungpriok merupakan suatu
fenomena alam yang sering terjadi ketika air laut pasang. Wilayah yang
sering mengalami genangan banjir pasang laut berada di Kelurahan
Tanjungpriok dan Kelurahan Papanggo. Dampak yang terjadi akibat
genangan banjir di Kelurahan Tanjungpriok sangat mengganggu aktivitas
warga. Seperti halnya banjir yang menggenangi Jl. R.E. Martadinata dan Jl.
Selur, Sunteragung, Tanjungpriok dengan ketinggian genangan kurang lebih
sekitar 20 cm atau sebetis orang dewasa.

21
b. Kerusakan infrastruktur yang berada diatas permukaan tanah.
Pembangunan di Jakarta Utara khususnya di Pelabuhan Tanjung Priuk
mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga mengakibatkan
banyak bangunan berdiri dan hampir tidak menyisakan kawasan terbuka.
Sehingga kerusakan dapat terjadi pada gedung-gedung dan rumah-rumah,
serta infrastruktur seperti jembatan dan jalan, bahkan dapat menyebabkan
meledaknya pipa gas di daerah tersebut.
c. Menimbulkan kerugian ekonomi.
Selain kerugian ekonomi langsung (direct losses), penurunan muka tanah
juga menyebabkan kerugian ekonomi secara tidak langsung (indirect losses)
seperti berkurangnya pendapatan, hilangnya mata pencaharian penduduk,
guncangan bisnis, bahkan menurunnya laju pertumbuhan ekonomi.

22
d. tingkat kesehatan dan sanitasi lingkungan.
Banjir dan rob menyebabkan bercampurnya air bersih dan air kotor yang
berada di sekitar pemukiman warga.

Bebrapa program-program penanggulangan permasalahan penurunan


tanah yang akan dilakukan pemerintah, seperti :
1. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
RTH berfungi meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir, mengurangi
polusi udara dan pengatur iklim mikro. Fungsi lainnya yaitu sosial-ekonomi
untuk memberikan fungsi sebagai ruang interaksi sosial, sarana rekreasi dan
sebagai tetenger (landmark) kota.
2. Sumur Resapan
Sumur Resapan adalah sumur atau lubang pada permukaan tanah yang
berfungsi untuk menampung air yang terbuang ataupun air hujan dan
meresapkannya ke dalam tanah. Sumur resapan dapat membantu restorasi
air tanah dan mengurangi limpasan air di permukaan.

3. Injeksi Air Tanah


Injeksi Air Tanah adalah aktivitas manusia yang direncanakan untuk
memasukkan air, (air hujan, air permukaan dari sungai dan danau, dan air
lebihan limpasan (run off)) dengan cara gravitasi maupun pompa.
• Artificial Aquifer Creation adalah pembuatan akuifer buatan di dalam
lapisan aquifer yang cukup dalam.
• Aquifer Recharge adalah injeksi air tanah untuk mengisi kembali wilayah
aquifer yang air tanahnya diambil secara berlebih.
• Aquifer Storage and Recovery adalah teknologi injeksi air ke akuifer untuk
mentimpan air sebagai kebutuhan baik jangka pendek maupun panjang.

4. Rainwater Harvesting atau Pemanenan Air Hujan


Rainwater Harvesting merupakan metode atau teknologi yang digunakan
untuk mengumpulkan air hujan yang berasal dari atap  bangunan, permukaan
tanah, jalan atau perbukitan batu dan dimanfaatkan sebagai salah satu
sumber suplai air bersih.

5. Air PAM
Air PAM merupakan sumber air berbayar yang disediakan oleh perusahaan
PAM. Air PAM didistribusikan di Jakarta dengan cara menggunakan air dari
sumber air perusahaan, memfilternya, kemudian disalurkan ke bangunan
yang  berlangganan PAM.

6. Giant Sea Wall atau dikenal National Capital Integrated Coastal


Development (NCICD)
Giant Sea Wall merupakan sebuah proyek terintegrasi membangun kawasan
pesisir utara Jakarta sebagai upaya pemerintah dalam menghadapi
penurunan muka tanah khususnya di Jakarta Utara yang menyebabkan
sering terjadinya banjir rob (banjir air laut). Adapun tiga komponen di
dalamnya, yakni, pertahanan pesisir dari ancaman banjir, penyediaan sumber
air bersih, serta peluang investasi antara lain untuk properti transportasi darat,
dan pembangunan deep sea port.

23
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tegangan efektif sangat mempengaruhi pembangunan dalam teknik sipil


terlebih di pertanahan.. Tegangan efektif merupakan tegangan yang
mempengaruhi kuat geser dan perubahan volume atau penurunan tanah. Pada
tegangan efektif, terdapat prinsip yang hanya berlaku pada tanah jenuh
sempurna, yaitu tegangan normal total, tekanan pori dan tegangan normal efektif.
Hubungan ketiga prinsip ini digabung menjadi persamaan :

σ =  σ’+ u

Di dalam tegangan efektif dipelajari sedikit tentang perilaku tanah terdrainasi


dan tanah tidak terdrainasi. Tegangan efektif pada suatu titik di dalam massa
tanah akan mengalami perubahan dikarenakan adanya rembesan air yang
melaluinya. Tegangan efektif ini akan bertambah besar atau kecil tergantung pada
arah rembesan.

5.2 Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis seharusnya memakai lebih banyak referensi buku
lagi.

24
DAFTAR PUSTAKA

Hardiyanto, Hary C. 2012. Mekanika Tanah 1. Yogyakarta : Gadjah

Mada University Press

Soepandji, Budi S. 1987. Mekanika Tanah. Jakarta : Penerbit Erlangga

Wesley, Laurence D. 2012. Mekanika Tanah : Untuk Tanah Endapan &


Residu. Yogyakarta : Penerbit Andi

25

Anda mungkin juga menyukai