Disusun Oleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
Kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “DINDING PENAHAN TANAH”
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Roza
Mildawati, ST. MT. Pada mata kuliah “DESAIN PONDASI 1”. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Dinding Penahan Tanah bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Roza Mildawati, ST. MT.selaku dosen mata
kuliah “Desain Pondasi”. yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan sarannya akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
PENULIS
ii
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………..……………………. 1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….. 3
3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………. 48
Daftar Pustaka……………………………………………………………………...……. 50
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iv
umumnya digunakan dalam teknik pondasi. Konstruksi penahan tanah tersebut biasanya
digunakan untuk menahan massa tanah dengan talud vertikal.
Agar dapat merencanakan konstruksi penahan tanah dengan benar, maka kita perlu
mengetahui gaya lateral yang bekerja antara konstrruksi penahan dan massa tanah yang
ditahan. Gaya lateral disebabkan oleh tekanan tanah arah horizontal dan perubahan letak
(displacement) dari dinding penahan dan sifat-sifat tanahnya.
1.2. TUJUAN
Untuk mengetahui pengertian dan fungsi dinding penahan tanah
Untuk mengetahui jenis-jenis dinding penahan tanah
Untuk mengetahui kontrol stabilitas dinding penahan tanah
Agar dapat menyelesaikan permasalahan mengenai tekanan tanah lateral terhadap dinding
penahan tanah berdasarkan teori-teori yang ada
v
BAB II
vi
A. Timbunan Horizontal
1. Tanah non kohesif
2. Tanah non kohesif terendam partial dengan beban/surcharge
3. Tanah kohesif
B. Timbunan Miring/Sloping
1. Tanah non kohesif
2. Tanah kohesih
C. Dinding dengan Geseran
σ a=Ka . γ . z
∂a meningkat secara linear terhadap kedalaman, pada dasar dari dinding menjadi
:
σ a=Ka . γ . H
Gaya total, Pa per satuan lebar dinding adalah sama dengan luas diagram
tekanan, sehingga:
1
Pa= . Ka. γ . H 2
2
vii
Tekanan Pasif tanpa Beban
σ p=Kp. γ . H
1
Pp= . Kp. γ . H 2
2
viii
Tekanan Aktif dengan Beban
ix
Pada gambar menunjukkan dinding penahan tanpa gesekan yang tingginya H
dan timbunan tanah non kohesif. Muka air tanah berada pada kedalaman H1di
bawah muka tanah, dan timbunan dibebani beban merata q per satuan luas,
sehingga tekanan tanah aktif efektif pada sebarang kedalaman adalah :
x
σ a=K a . σ v
Pada z = 0 σv = σ v = q
Dan σ a= σ a = K a . q
Pada z = H1 σ v = σ v = (q +γ . H 1)
Dan σ a= σ a = K a (q+ γ . H 1 )
Pada z = H σ v =(q+ γ . H 1+ γ H )
Dan σ a = K a (q+ γ . H 1 + γ H)
Dimana γ =γ sat −γ w
Tejkana lateral pada dinding karena air pori antara z = 0 dan H1adalah nol, dan
untuk z > H1akan naik secara linear terhadap kedalaman pada kedalaman z = H
u=γ w . H 2
1 1
Pa= K a . q . H + K a . γ . H 12+ K a . γ . H 1 . H 2 + (K a . γ + γ w )H 22
2 2
σ p=K p . σ v
xi
Dengan menggunakan persamaan sebelumnya, variasi σ p terhadap kedalaman
dapat ditentukan seperti yang ditunjukan pada gambar berikut:
1 1
P p=K p . q . H + K p . γ . H 12 + K p . γ . H 1 . H 2 + (K p . γ + γ w ) H 22
2 2
xii
2. Timbunan Horizontal Tanah Kohesif
Tekanan Aktif
σ a=K a . γ . z−2. c . √ K a
Karena harga ini tidak merupakan fungsi z maka bentuknya segiempat. Variasi
netto dari σ aterhadap kedalaman diplot, karena pengaruh kohesi σ a negatif pada
bagian atas dari dinding penahan. Kedalaman z0dimana tekanan aktif menjadi
nol dapat dihitung dari :
2. c
K a . γ . z 0−2. c . √ K a=0 atau z 0=
γ √ Ka
Untuk kondisi tak terdrainasi yaitu ∅=0 , K a=tg 2 45=1, dan c=cu
2. cu
z 0=
γ
Sehingga semakin lama retak tarik pada pertemuan tanah – dinding akan
berkembang sampai kedalamn z0. Gaya altif total per satuan lebar dinding dapat
dihitung dari luas diagram tekanan total
1
Pa= . K a . γ . H 2−2. c . √ K a . H
2
1
Pa= . K a . H 2−2. c u . H
2
xiii
kedalaman z0 setelah terjadi retak tarik, distribusi tekanan aktif terhadap dinding
2. c
hanya memperhitungkan antara z=
γ √ Ka
1 2. c
Pa= ( K a . γ . H−2. c . √ K a )( H− )
2 γ √Ka
1 2 c2
Pa= . K a . γ . H −2. c . √ K a . H +2
2 γ
c2
Untuk kondisi ∅=0, Pa= 1 . K a . γ . H 2−2. c u . √ K a . H +2 u
2 γ
Tekanan Pasif
σ p=K p . γ . z+2. c . √ K p
Pada z = 0 σ p=2. c . √ K p
Dalam tekanan aktif bila dinding AB bergerak ke posisi A`B` massa tanah
dalam zona aktif akan tergeser ke luar. Ini akan menyebabkan gerakan tanah ke
bawah relatif terhadap dinding. Gerakan ini menyebabkan geseran ke bawah pada
dinding. Dan ini disebut geseran dinding positif dalam kasusu aktif. Jika δadalah
sudut geser antara dinding dan tanah di belakangnya, resultan gaya aktif Pa akan
miring membentuk sudut δ terhadap normal permukaan belakang dinding. Dari
xv
studi yang mendalam menunjukkan bahwa bidang keruntuhan timbunan tanah di
belakang dinding ditunjukkan oleh BCD. Bagian BC lengkung dan bagian CD
lurus. Keadaan aktif Rankine terjadi pada zona ACD.
xvi
2.1.3 Jenis-jenis Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan tanah dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara.
Berdasarkan cara pembuatannya dapat diklasifikasikan menjadi 2 kategori yaitu:
1. Dinding penahan tanah konvensional (Conventional Retaining Walls)
xvii
Dinding penahan gravitasi (Gravity Retaining Walls)
xviii
2. Dinding penahan tanah yang distabilisasi mekanis (Mechanically Stabilized Earth
Walls)
MSE dibuat dari beberapa elemen bahan yang dimaksudkan untuk
penguatan dan perbaikan tanah dengan menggunakan plat baja (steel strip) atau
bahan grid polimer (polymeric grid), geotekstil (geotextile) yang kuat menahan
tarikan dan beban bahan di atasnya. Keuntungan dinding ini dibandingkan dinding
konvensional dari bahan pasangan dan beton bertulang adalah:
1. Fleksibel terhadap adanya kemungkinan penurunan
2. Cukup murah
3. Cukup efisien terhadap waktu pemasangan
4. Kapabilitas yang cukup baik untuk terjadinya drainase (drainage)
Terdapat dua macam produk, produk yang dapat mulur (extensible product),
dan produk yang tak dapat mulur (inextensible product). Produk yang dapat
meregang memungkinkan berubah bentuk akibat beban tanpa mengalami putus
karena kekuatannya telah dirancang melebihi kekuatan tanah. Dinding ini
diselenggarakan untuk keperluan semi permanen dan atau jika lapangan
menyulitkan membangun dinding penahan dari bahan pasangan. Kadang bahan ini
digunakan sebagai stabilisasi saat pelaksanaan pekerjaan dinding penahan yang
lebih permanen.
xix
Berdasarkan bentuk dan penahanan terhadap tanah, dinding penahan dapat
klasifikasikan ke dalam tiga bentuk, yakni:
1. Dinding gravity
Dinding gravity merupakan dinding penahan tanah yang mengandalkan berat bahan
sebagai penahan tanah umumnya berupa pasangan batu atau bronjong batu
(gabion).
2. Dinding semi gravity
Dinding semi gravity selain mengandalkan berat sendiri, memanfaatkan berat tanah
tertahan untuk kestabilan struktur.
3. Dinding non gravity
Dinding nongravity mengandalkan konstruksi dan kekuatan bahan untuk kestabilan.
xx
Dinding penahan tanah dapat digolongkan menurut bahan-bahan yang dipakai
untuk bentuk bangunannya:
xxi
2) Dinding Penahan Beton Tipe Gravitasi (Tipe Semigravitasi)
Bahan dari dinding ini dapat dibuat dari blok batuan, bata, atau beton polos
(plain concrete). Stabilitas dinding ini tergantung beratnya dan tidak ada gaya tarik
di setiap bagian dari dinding. Karena bentuknya yang sederhana dan juga
pelaksanaan yang mudah, jenis ini sering digunakan apabila dibutuhkan konstruksi
penahan yang tidak terlalu tinggi atau bila tanah pondasinya baik. Dinding ini
kurang ekonomis apabila digunakan untuk dinding yang tinggi. Dinding Semi
Gravitasi adalah dinding yang sifatnya terletak antara sifat dinding gravitasi
sebenarnya dan dinding kantilever. Dimana pada dinding ini terdapat perluasan kaki
sehingga tebal penumpang dapat direduksi dan digunakan sejumlah kecil penguatan
baja.
3) Dinding Penahan Beton Dengan Sandaran (Lean against type)
Dinding penahan dengan sandaran sebenarnya juga termasuk dalam kategori
dinding penahan gravitasi tetapi cukup berbeda dalam fungsinya. Apabila dikatakan
dengan cara lain, maka dinding penahan tipe gravitasi harus berdiri pada alas
bawahnya meskipun tidak ada tanah timbunan di belakang tembok itu, oleh karena
itu berat dinding haruslah besar, dan tergantung dari besarnya kapasitas daya
dukung tanah pondasi. Akibatnya, bila diperlukan dinding penahan yang tinggi
maka dinding penahan jenis ini tidak dipakai. Dinding penahan beton dengan
sandaran berbeda dalam kondisi kestabilan dan direncanakan supaya keseimbangan
tetap terjaga dengan keseimbangan berat sendiri badan dinding dan tekanan tanah
pada permukaan bagian belakang.
4) Dinding Penahan Beton Bertulang Dengan Balok Kantilever
Dinding penahan dengan balok kantilever tersusun dari suatu dinding
memanjang dan suatu pelat lantai, dinding ini menggunakan aksi konsol untuk
menahan massa yang berada di belakang dinding dari kemiringan alami yang terjadi
Masing-masing berlaku sebagai balok kantilever dan kestabilan dari dinding
didapatkan dengan berat badannya sendiri dan berat tanah di atas tumit pelat lantai.
Dinding penahan jenis ini relatif ekonomis dan juga relatif mudah dilaksanakan.
xxii
5) Dinding Penahan Beton Bertulang Dengan Penahan (Buttress)
Dalam kenyataannya, dinding penahan jenis ini pada umumnya hanya
membutuhkan bahan yang sedikit. Jenis ini digunakan untuk tembok penahan yang
cukup tinggi. Kelemahan dari dinding penahan jenis ini adalah pelaksanaannya
yang lebih sulit dari pada jenis lainnya dan pemadatan dengan cara rolling pada
tanah di bagian belakang adalah jauh lebih sulit.
6) Dinding Penahan Beton Bertulang Dengan Dinding Penyokong
Dinding ini sering disebut Dinding Pertebalan Belakang (Counterfort
Retaining Wall) serupa dengan dinding kantilever, tetapi pada dinding tersebut
digunakan untuk konsol yang panjang atau untuk tekanan-tekanan yang sangat
tinggi di belakang dinding dan mempunyai pertebalan belakang, yang mengikat
dinding dan dasar bersama-sama, yang dibangun pada interval-interval sepanjang
dinding untuk mengurangi momen momen lentur dan geser.
7) Dinding Penahan Khusus
Jenis ini adalah dinding penahan khusus yang tidak termasuk dalam tembok
penahan yang disebutkan dalam no1 sampai no 6. Jenis ini dibagi menjadi dinding
penahan macam rak, dinding penahan tipe kotak, dinding penahan terbuat di pabrik,
dinding penahan yang menggunakan jangkar, dinding penahan dengan cara
penguatan tanah dan dinding penahan berbentuk Y terbalik.
xxiii
Untuk itu di dalam perencanaan dinding penahan tanah harus dapat memenuhi
kriteria agar dinding mampu mencapai stabilitas secara menyeluruh., sehingga tahapan
perencanaan dinding penahan adalah sebagai berikut:
1. Kontrol stabilitas dinding secara menyeluruh yang harus memenuhi syarat:
Guling (overturning)
Geser (sliding)
Daya dukung (bearing capacity)
2. Kontrol masing-masing komponen untuk kekuatan dan penulangan
xxiv
menghitung stabilitas struktur terhadap penggeseran. Gaya-gaya yang bekerja pada
dinding penahan meliputi
FS(Sliding) =
∑ F R ≥ 1.5
∑ Fd
Untuk tanah granuler (c = 0) :
∑Rh =W f
= W tgδb; dengan δb≤ φ
Untuk tanah kohesif (φ = 0 ) :
∑Rh = caB
Untuk tanah c- c(φ > 0dan c > 0 ) :
∑Rh = caB + W tgδb
Dengan
∑Rh= tahanan dinding penahan tanah terhadap penggeseran
W= berat total dinding penahan dan tanah di atas pelat pondasi (kN)
δb= sudut gesek antara tanah dan dasar pondasi, biasanya diambil 1/3–(2/3)φ
xxv
ca= ad × c = adhesi antara tanah dan dasar dinding (kN/m2)
Sehingga:
R=( ∑ V ) tan δ+ Bca
∑ F R =(∑ V ) tan δ+ Bc a + PP
xxvi
Dari gambar 3; Kekuatan geser tanah pada bagian dasar dinding
FS(guling)=
∑ MR
∑ MO
∑ M O =Ph ( H3 )
xxvii
Ph=P a cos α
Tahanan tanah pasif, oleh tanah yang berada di depan kaki dinding depan
sering diabaikan dalam hitungan stabilitas. Jika tahanan tanah pasif yang
ditimbulkan oleh pengunci pada dasar pondasi diperhitungkan, maka nilainya harus
direduksi untuk mengantisipasi pengaruh-pengaruh erosi, iklim dan retakan akibat
tegangan-tegangan tarik tanah dasar yang kohesif.
qu
FS(dayadukung)=
σ max
xxviii
Dimana:
M net =∑ M R −∑ M O
M net
X́ =
∑V
Eksentrisitas gaya resultan R dapat dihitung:
B
e= − X́
2
σ=
∑ V + M net y
A I
∑V ∑V
σ max=
B (1+ 6Be ) dan σ =
min
B (1− 6Be )
xxix
Gambar 4; Kontrol Terhadap Keruntuhan Daya Dukung
Penurunan
xxx
Seperti halnya struktur-struktur yang lain, dinding penahan tanah juga akan
mengalami penurunan. Untuk itu, prinsip-prinsipdasar untuk menghitung besarnya
penurunan sama dengan cara menghitung penurunan pondasi.
xxxi
2.2 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN
1. Tentukan dtabilitas dinding gravitasi kantilever (cantilever gravity retaining wall) beton
(γ=24 kN/m3) seperti ditunjukkan pada gambar. Tanah dasar adalah lempung sedang
timbunan di belakang dinding adalah tanah berbutir kasar. Dasar dinding terletak pada
tanah timbunan yang dipadatkan tebalnya 50 mm. sudut geser antara tanah timbunan yang
dipadatkan dan dasar dinding adalah 20°.
Diketahui:
γ =18 kN /m3
∅ ' =30 °
δ =20 °
xxxii
#Koefisien gaya tanah aktif
cos 2 (30−0)
K ac = 2
2
cos (0 )cos(20+0 ) 1+ [ √
sin(20+30 )sin(30−8 )
cos(20+0 )cos(0−8 ) ]
K ac =0,3
xxxiii
#Gaya akibat beban merata
F qx=K ac .q .H . cosδ=0,3 . 20.7 ,35 .cos(200 )
F qc=41 ,44 kN
0
F qy=K ac .q .H . sin δ=0,3 .20. 7 ,35 .sin(20 )
F qy=15 ,08 kN
xxxiv
Gaya Vertikal Jarakterhadap O Momen
1 0.5*2.5*0.35*18= 7.88 2+(2.5*2/3)= 3.67 28.88
2 2.5*6*18= 270.00 2+(2.5/2)= 3.25 877.50
3 0.5*6*24= 72.00 1.5+(0.5/2)= 1.75 126.00
4 0.5*0.3*6*24= 21.60 1.2+(0.3*2/3)= 1.40 30.24
5 1*4.5*24= 108.00 4.5/2= 2.25 243.00
6 2.5*20= 50.00 2+(2.5/2)= 3.25 162.50
Pay 64.97 4.50 292.37
FV total 594.45 Mx total 1760.48
xxxv
#Letak garis kerja vertikal (dari O)
Σ Mx−Σ My
X=
ΣV
1760 , 495−487 ,305
X=
594 , 44
X =2, 142 m
#Eksentrisitas
B 4,5
e= − X= −2, 142
2 2
B
e=0 , 108 m< =0 , 75 m
6
xxxvi
#Kontrol terhadap daya dukung tanah
##Tegangan yang terjadi pada dasar dinding penahan
ΣV . 6e 594 ,45 . 6.0,108
σ max=
B ( )
. 1+ =
B 4,5 (
. 1+
4,5 ) =151, 120kPa
0,3m 1:2
3,3m
H = 4m
0,2m
0,5m
xxxvii
B = 2,4m
TEKSTUR TANAH DIPERMUKAAN BELAKANG DINDING PENAHAN :
TANAH BERPASIR DENGAN PERMEABILITAS KECIL TERMASUK JUGA LANAU
DAN LEMPUNG
S = 1,9 T/M3
BERAT VOLUME BETON : C = 2,35 T/M3
KEKUATAN RENCANA : CK = BK = 180 KG/CM2
'*
TEGANGAN TEKAN LENTUR YANG DIIJINKAN : CA = σ bu = 60 KG/CM2
PENYELESAIAN :
1:2
0,55m
W8
PV
W7 3,33m
H = 4m W5 PH
W4 W6
h = 1,51m
W2 0,7m
W3 W1
A
L1= 1,2m
L2 = 1,45m
L3 = 0,333m
L4 = 0,833m
L5 = 1,15m
L6 = 1,677m
L7 = 2,033m xxxviii
L8 = 2,033m
MOMEN TERHADAP TITIK A
i Berat Wi Li Wi x Li
1 2,4 x 0,5 x 2,35 2,82 1,2 3,38
2 1,9 x 0,2 x 2,35 0,89 1,45 1,29
3 0,5 x 0,2 x 0,5 x 2,35 0,12 0,333 0,04
4 0,5 x 3,3 x 0,5 x 2,35 1,94 0,833 1,62
5 0,3 x 3,3 x 2,35 2,33 1,15 2,68
6 1,1 x 3,3 x 0,5 x 2,35 4,27 1,667 7,12
7 1,1 x 2,3 x 0,5 x 1,9 3,45 2,033 7,01
8 1,1 x 0,5 x 0,5 x 1,9 0,57 2,033 1,16
16,39 24,30
xxxix
xl
ANALISA KEMANTAPAN (STABILITAS)
d=
∑ M R −∑ M O =32, 97−11, 25 =1, 08 m
∑W 20 , 01
B 2,4 B 2,4
e= −d= −1 , 08=0 ,12 m < = =0,4 m
2 2 6 6 KEMANTAPAN TERJAMIN
F S=
∑ W . μ =20 , 01 x 0,6 =1 , 61 > 1,5
KEMANTAPAN TERHADAP GELICIR (GESER) :
PH 7 , 45
M R 32 , 97
FO = = =2 ,93 > 1,5
KEMANTAPAN TERHADAP GULING :
M O 11, 25
xli
KEMANTAPAN TERHADAP DAYA DUKUNG :
∑W 6 e 20 , 01 6 x 0,12
q12=
B ( 1±
B )=
2,4 (1±
2,4 )
q1 = 10,83 t/m3 < qa = 15 t/m3
q2 = 5,83 t/m3 < qa = 15 t/m3
xlii
PERHITUNGAN TEGANGAN BETON :
1:2
0,55m
W8
Pa
PV
W7 3,83m
PH 3,33m
H = 4m W5
N N
W6 h = 1,283 m
B W4 '
σC
C
L4 = 0,833m
L5 = 1,15m
L6 = 1,677m
L7 = 2,033m
L8 = 2,033m
I Berat Wi Li Wi x L i
4 0,5 x 3,3 x 0,5 x 2,35 1,94 0,333 0,64
5 0,3 x 3,3 x 2.35 2,33 0,65 1,51
6 1,1 x 3,3 x 0,5 x 2,35 4,27 1,167 4,98
7 1,1 x 3,3 x 0,5 x 1,9 3,45 1,533 5,29
8 1,1 x 0,55 x 0,5 x 1,9 0,57 1,533 0,87
12,56 13,29
39
H = 3,85 m
PV = 0,5 X KV X H2 = 0,5 X 0,35 X 3,852 = 2,59 T/M
PH = 0,5 X KH X H2 = 0,5 X 0,72 X 3,852 = 5,33 T/M
3 ,85
=1 , 28 m
TITIK KERJA SETINGGI 3 DARI N – N
d=
∑ M R −∑ M O =17 ,58−6 , 73 =0 ,72 m
∑W 15 ,15
B 1,9
e= −d= −0 ,72=0 , 23 m
2 2
∑W 6 e 15 , 15 6 x 0,23
σ ct =
B ( 1±
B
= )
1,9
1± (
1,9 )
2 2
σ c =1,37 kg/cm dan σ t =0,22 kg/cm
40
B. PENGAMATAN PELAT UJUNG :
0,2 m
0,5 m W1
W2
0,5 m
2,4 m
i Berat Wi Li Wi x L i
1 0,5 x 0,2 x 0,5 x 2,35 - 0,12 0,167 - 0,02
2 0,5 x 0,5 x 2,35 - 0,59 0,25 - 0,15
q1 9,79 x 0,5 4,9 0,25 1,23
q2 1,04 x 0,5 x 0,5 0,26 0,333 0,09
4,45 1,15
S A 4450
τ= = =0,7 kg/cm2 < τ a
A 100 x 70
M 6M 6 x 11500
σc= = =
Z b x h 2 100 x 70 2
2
σ ca =1,4 kg/cm
σ ta=− 1,4 kg/cm 2
41
3.CONTOH SOAL
= 10o
0,5m
5 H1 = 0,458 m
1 = 1,8 t/m3
1 = 30
o
PV Pa
C1 = 0
1 H2 = 6 m
4
PH
2
ya
3 H = 0,7 m
DIKETAHUI :
SUATU KONSTRUKSI DINDING PENAHAN TANAH YANG MEMPUNYAI DIMENSI DAN DATA
– DATA TANAH SEPERTI TERGAMBAR DIATAS
DITANYAKAN :
KONTROL STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH TERSEBUT
PENYELESAIAN :
42
TEKANAN TANAH AKTIF :
Bagian Luas (m2) Berat (Ton) Lengan Momen (m) Momen (Tm)
1 6 x 0,5 =3 3 x 1 x 2,4 = 7,2 1,15 8,28
2 0,2 x 6 x 0,5 = 0,6 0,6 x 1 x 2,4 = 1,44 0,833 1,199
3 4 x 0,7 = 2,8 2,8 x 1 x 2,4 = 6,72 2 13,44
4 6 x 2,6 =15,6 15,6 x 1 x 1,8 = 28,08 2,7 75,816
5 0,458 x 2,6 x 0,5 = 0,595 0,595 x 1 x 1,8 = 1,071 3,133 3,355
44,511 Ton 102,09 Tm
M R 113,29
FSO= = =2,986 > 1,5
M O 37 ,9374
FSS =
∑ V .Tg φ =47 , 311 =2 , 975 > 1,5
∑ H 15 , 90
43
B M −M O 4 113 ,29−37 , 9374 B 4
e= − R = − =0 , 407 m < = =0 , 667 m
2 ∑ V 2 47 ,311 6 6
∑V 6 e 47 , 311 6 x 0 , 407
q=
B ( 1±
B )
=
4 (
1±
4 )
=11, 828 ( 1±0 ,610 )
4.CONTOH SOAL
1,2m
15o
= 30o
H = 6m C= 0
Koefisien geser alas = 0,55
qu = 70.000 kg/m2
1,2m 0,6m
DIKETAHUI :
KONSTRUKSI DINDING PENAHAN TANAH DENGAN DIMENSI DAN DATA TANAH SEPERTI
TERLIHAT PADA GAMBAR DIATAS
DITANYAKAN :
A. FAKTOR KEAMANAN TERHADAP GULING
B. FAKTOR KEAMANAN TERHADAP GESER
C. FAAKTOR KEAMANAN TERHADAP KEGAGALAN DAYA DUKUNG
PENYELESAIAN
44
D
1,2m 5 15o
C
4 PV Pa
H = 6m 2
PH
1 3
A B
1,2m 0,6m
DC
Tg ( 15o )= ⇒ DC=0,6.Tg15 = 0,161 m
0,6
Cosβ− √Cos 2 β−Cos 2 φ
2 2
(
Pa =0,5 ( γ )( H ) ( K a )=0,5 ( 1150 )( 6+0,161 ) Cos β.
Cosβ+√ Cos 2 β−Cos 2 β )
2 2
2 Cos (15 )−√ Cos 15−Cos 30
Pa =0,5 ( 1150)( 6,161 ) .Cos ( 15 ) 2 2
=8139,931 kg/m
Cos (15 )+ √Cos 15−Cos 30
PH =P a Cos ( 15o )=( 8139,931 ) Cos ( 15o )=7862,569 kg/m
PV =P a .Sin ( 15 o ) =( 8139,931 ) Sin ( 15o )=2106,769 kg/m
45
FSO=
∑ M R =61519,833 =3 , 809 > 1,5 ( OK aman )
∑ M O 16149 ,717
FSS =
∑ V . μ = ( 34472,314 )( 0 , 55 ) =2 , 411 > 1,5 ( OK aman )
∑ H 7862, 569
Q M .x M . y
q= ± x ± y
A IY Ix
Q = V = 34472,314 KG
A = (1,2 + 1,2 + 0,6) X 1 = 3 M2
x̄=
∑ M A = ∑ M R−∑ M O =61519 ,833−16149 ,717 =1,316 m
∑V ∑V 34472 ,314
Iy =
B=1m
H=3m
46
R 3m
e = 0,194 m
MY = 0
BAB III
PENUTUP
47
3.1. KESIMPULAN
Dinding penahan tanah merupakan dinding yang dibangun untuk menahan
massa tanah di atas struktur atau bangunan yang dibuat. Bangunan dinding penahan
umumnya terbuat dari bahan kayu, pasangan batu, beton, baja dan bahan sintetis
mirip kain tebal yang sering disebut sebagai geo textile atau geo synthetic.
Ada tiga kasus mengenai distribusi tekanan tanah terhadap dinding penahan
yaitu :
A. Timbunan Horizontal
1. Tanah non kohesif
2. Tanah non kohesif terendam partial dengan beban/surcharge
3. Tanah kohesif
B. Timbunan Miring/Sloping
1. Tanah non kohesif
2. Tanah kohesih
C. Dinding dengan Geseran
Dinding penahan tanah dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara.
Berdasarkan cara pembuatannya dapat diklasifikasikan menjadi 2 kategori yaitu:
1. Dinding penahan tanah konvensional (Conventional Retaining Walls)
Dinding penahan gravitasi (Gravity Retaining Walls)
Dinding penahan semigravitasi (Semigravity Retaining Walls)
Dinding penahan kantilever (Cantilever Retaining Walls)
Dinding penahan counterfort (Counterfort Retaining Walls)
2. Dinding penahan tanah yang distabilisasi mekanis (Mechanically Stabilized
Earth Walls)
48
3. Dinding Penahan Beton Dengan Sandaran (Lean against type)
4. Dinding Penahan Beton Bertulang Dengan Balok Kantilever
5. Dinding Penahan Beton Bertulang Dengan Penahan (Buttress)
6. Dinding Penahan Beton Bertulang Dengan Dinding Penyokong
7. Dinding Penahan Khusus
Di dalam perencanaan dinding penahan, tanah harus dapat mkriteria agar
dinding mampu mencapai stabilitas secara menyeluruh, sehingga tahapan
perencanaan dinding penahan adalah sebagai berikut:
3. Kontrol stabilitas dinding secara menyeluruh yang harus memenuhi syarat:
Guling (overturning)
Geser (sliding)
Daya dukung (bearing capacity)
4. Control masing-masing komponen untuk kekuatan dan penulangan
49
DAFTAR PUSTAKA
50