Anda di halaman 1dari 54

MAKALAH KELOMPOK

DINDING PENAHAN TANAH


Dosen Pengampu: Roza Mildawati, ST. MT

Disusun Oleh:

NAMA : IVAN IRAWAN (193110195)


: HAFIZH ROBBANI (193119066)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
Kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “DINDING PENAHAN TANAH”

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Roza
Mildawati, ST. MT. Pada mata kuliah “DESAIN PONDASI 1”. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Dinding Penahan Tanah bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Roza Mildawati, ST. MT.selaku dosen mata
kuliah “Desain Pondasi”. yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan sarannya akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 18 Mei 2021

PENULIS

ii
DAFTAR ISI

Kata pengantar…………………………………………………………………………… ii

Daftar Isi………………………………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………..……………………. 1

1.1. Latar Belakang………………………………………………….………..… 1


1.2. Tujuan……………………………….…………………………………..…. 2
1.3. Rumusan Masalah………..……………………………………………..….. 2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….. 3

2.1. Dasar Teori…………………………………………………………………. 3


2.1.1. Pengertian Dinding Penahan Tanah…………………………...…… 3
2.1.2. Distribusi Tekanan Tanah terhadap Dinding Penahan…………….. 3
2.1.3. Jenis-jenis Dinding Penahan Tanah…………………….……..….... 14
2.1.4. Kontrol Stabilitas Dinding……………………………...…….……. 20
2.2. Contoh Soal dan Pembahasan……………………………………………… 29

BAB III PENUTUP………………………………………………………………..……. 48

3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………. 48

Daftar Pustaka……………………………………………………………………...……. 50

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Dewasa ini teknologi terus berkembang seiring kemajuan jaman. Teknologi di bidang
konstruksi bangunan juga mengalami perkembangan pesat, termasuk teknologi dalam bidang
geoteknik. Bidang geoteknik merupakan bidang ilmu tersendiri dan menitikberatkan pada
aplikasi teknik sipil dalam masalahmasalah yang berhubungan dengan sifat mekanis tanah dan
batuan (Suryolelono, 1996).
Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang sangat dinamis, perubahannya
dipengaruhi oleh air, udara, dan pergeseran lempeng bumi. Salah satu akibat dari perubahan itu
adalah adanya lereng. Lereng adalah permukaan bumi yang membentuk sudut kemiringan
tertentu dengan bidang horisontal. Lereng dapat terbentuk secara alamiah karena proses
geologi atau karena dibuat oleh manusia. Lereng yang terbentuk secara alamiah misalnya
lereng bukit dan tebing sungai, sedangkan lereng buatan manusia antara lain yaitu galian dan
timbunan untuk membuat jalan raya dan jalan kereta api, bendungan, tanggul sungai dan kanal
serta tambang terbuka. Suatu longsoran adalah keruntuhan dari massa tanah yang terletak pada
sebuah lereng sehingga terjadi pergerakan massa tanah ke bawah dan ke luar. Longsoran dapat
terjadi dengan berbagai cara, secara perlahan-lahan atau mendadak serta dengan ataupun tanpa
tanda-tanda yang terlihat.
Untuk menjaga kestabilan lereng – lereng tersebut dan mencegah supaya tanah tidak
mengalami longsor, maka dibuatlah dinding penahan tanah. Dinding penahan tanah merupakan
komponen struktur bangunan penting utama untuk jalan raya dan bangunan lingkungan lainnya
yang berhubungan dengan tanah berkontur atau tanah yang memiliki elevasi berbeda. Secara
singkat dinding penahan merupakan dinding yang dibangun untuk menahan massa tanah di atas
struktur atau bangunan yang dibuat.
Struktur atau bangunan penahan tanah seperti dinding penahan (retaining wall), dinding
ruang bawah tanah (basement wall), pangkal jembatan (abutment),dan turap baja pada

iv
umumnya digunakan dalam teknik pondasi. Konstruksi penahan tanah tersebut biasanya
digunakan untuk menahan massa tanah dengan talud vertikal.
Agar dapat merencanakan konstruksi penahan tanah dengan benar, maka kita perlu
mengetahui gaya lateral yang bekerja antara konstrruksi penahan dan massa tanah yang
ditahan. Gaya lateral disebabkan oleh tekanan tanah arah horizontal dan perubahan letak
(displacement) dari dinding penahan dan sifat-sifat tanahnya.

1.2. TUJUAN
 Untuk mengetahui pengertian dan fungsi dinding penahan tanah
 Untuk mengetahui jenis-jenis dinding penahan tanah
 Untuk mengetahui kontrol stabilitas dinding penahan tanah
 Agar dapat menyelesaikan permasalahan mengenai tekanan tanah lateral terhadap dinding
penahan tanah berdasarkan teori-teori yang ada

1.3. RUMUSAN MASALAH


 Apa fungsi dari dinding penahan tanah?
 Apa saja jenis-jenis dinding penahan tanah?
 Bagaimana control stabilitas pada dinding penahan tanah?
 Bagaimana cara menyelesaikan permasalahan mengenai tekanan tanah lateral terhadap
dinding penahan tanah berdasarkan teori-teori yang ada?

v
BAB II

2.1 DASAR TEORI

2.1.1 Pengertian Dinding Penahan Tanah

Dinding penahan tanah merupakan komponen struktur bangunan penting utama


untuk jalan raya dan bangunan lingkungan lainnya yang berhubungan dengan tanah
berkontur atau tanah yang memiliki elevasi berbeda. Secara singkat dinding penahan
merupakan dinding yang dibangun untuk menahan massa tanah di atas struktur atau
bangunan yang dibuat. Bangunan dinding penahan umumnya terbuat dari bahan kayu,
pasangan batu, beton hingga baja. Bahkan kini sering dipakai produk bahan sintetis
mirip kain tebal sebagai dinding penahan tanah. Produk bahan ini sering disebut
sebagai geo textile atau geo syntetic .

2.1.2Distribusi Tekanan Tanah terhadap Dinding Penahan

Ada tiga kasus berbeda yang dipertimbangkan dalam pembahasan, yaitu :

vi
A. Timbunan Horizontal
1. Tanah non kohesif
2. Tanah non kohesif terendam partial dengan beban/surcharge
3. Tanah kohesif
B. Timbunan Miring/Sloping
1. Tanah non kohesif
2. Tanah kohesih
C. Dinding dengan Geseran

1. Timbunan Horizontal dengan Tanah non Kohesif


 Tekanan Aktif tanpa Beban q
Pada gambar ditunjukkan dinding penahan dengan tanah timbunan non
kohesif yang mempunyai permukaan horizontal. Berat satuan dan sudut geser
dalam tanah adalah γ dan 𝝓. Untuk keadaan aktif Rankine, tekanan tanah pada
sebarang kedalaman terhadap dinding penahan dapat dinyatakan:

σ a=Ka . γ . z

∂a meningkat secara linear terhadap kedalaman, pada dasar dari dinding menjadi
:

σ a=Ka . γ . H

Gaya total, Pa per satuan lebar dinding adalah sama dengan luas diagram
tekanan, sehingga:

1
Pa= . Ka. γ . H 2
2

vii
 Tekanan Pasif tanpa Beban

Distribusi tekanan lateral terhadap dinding yang tingginya Untuk keadaan


pasif Rankine. Tekanan tanah lateral pada sembarang kedalaman z adalah:

σ p=Kp. γ . H

Gaya total, Pp per satuan lebar dinding adalah:

1
Pp= . Kp. γ . H 2
2

viii
 Tekanan Aktif dengan Beban

ix
Pada gambar menunjukkan dinding penahan tanpa gesekan yang tingginya H
dan timbunan tanah non kohesif. Muka air tanah berada pada kedalaman H1di
bawah muka tanah, dan timbunan dibebani beban merata q per satuan luas,
sehingga tekanan tanah aktif efektif pada sebarang kedalaman adalah :

x
σ a=K a . σ v

Dimana: σ a dan σ v = tekanan vertikal dan lateral efektif

Pada z = 0 σv = σ v = q

Dan σ a= σ a = K a . q

Pada z = H1 σ v = σ v = (q +γ . H 1)

Dan σ a= σ a = K a (q+ γ . H 1 )

Pada z = H σ v =(q+ γ . H 1+ γ H )

Dan σ a = K a (q+ γ . H 1 + γ H)

Dimana γ =γ sat −γ w

Tejkana lateral pada dinding karena air pori antara z = 0 dan H1adalah nol, dan
untuk z > H1akan naik secara linear terhadap kedalaman pada kedalaman z = H

u=γ w . H 2

Diagram tekanan lateral total adalah jumlah diagram tekanan yang


ditunjukkan pada gambar di atas. Gaya aktif total per satuan lebar dinding
adalah luas diagram tekanan total

1 1
Pa= K a . q . H + K a . γ . H 12+ K a . γ . H 1 . H 2 + (K a . γ + γ w )H 22
2 2

 Tekanan Pasif dengan Beban

Tekanan pasif efektif Rankine pada sembarang kedalaman terhadap dinding


adalah :

σ p=K p . σ v

xi
Dengan menggunakan persamaan sebelumnya, variasi σ p terhadap kedalaman
dapat ditentukan seperti yang ditunjukan pada gambar berikut:

1 1
P p=K p . q . H + K p . γ . H 12 + K p . γ . H 1 . H 2 + (K p . γ + γ w ) H 22
2 2

xii
2. Timbunan Horizontal Tanah Kohesif
 Tekanan Aktif

Tekanan Aktif terhadap dinding pada sembarang kedalaman di bawah


permukaan tanah dapat dinyatakan :

σ a=K a . γ . z−2. c . √ K a

Karena harga ini tidak merupakan fungsi z maka bentuknya segiempat. Variasi
netto dari σ aterhadap kedalaman diplot, karena pengaruh kohesi σ a negatif pada
bagian atas dari dinding penahan. Kedalaman z0dimana tekanan aktif menjadi
nol dapat dihitung dari :

2. c
K a . γ . z 0−2. c . √ K a=0 atau z 0=
γ √ Ka

Untuk kondisi tak terdrainasi yaitu ∅=0 , K a=tg 2 45=1, dan c=cu

2. cu
z 0=
γ

Sehingga semakin lama retak tarik pada pertemuan tanah – dinding akan
berkembang sampai kedalamn z0. Gaya altif total per satuan lebar dinding dapat
dihitung dari luas diagram tekanan total

1
Pa= . K a . γ . H 2−2. c . √ K a . H
2

Untuk kondisi ∅=0

1
Pa= . K a . H 2−2. c u . H
2

Untuk perhitungan gaya aktif total di dalam praktek bisa memperhitungkan


retak tarik. Sepanjang tidak ada kontak antara tanah dan dinding sampai pada

xiii
kedalaman z0 setelah terjadi retak tarik, distribusi tekanan aktif terhadap dinding

2. c
hanya memperhitungkan antara z=
γ √ Ka

1 2. c
Pa= ( K a . γ . H−2. c . √ K a )( H− )
2 γ √Ka

1 2 c2
Pa= . K a . γ . H −2. c . √ K a . H +2
2 γ

c2
Untuk kondisi ∅=0, Pa= 1 . K a . γ . H 2−2. c u . √ K a . H +2 u
2 γ

 Tekanan Pasif

Tekanan pasif Rankine terhadap dinding pada kedalaman z dapat dinyatakan :

σ p=K p . γ . z+2. c . √ K p

Pada z = 0 σ p=2. c . √ K p

Pada z = H σ p=K p . γ . H+ 2. c . √ K p Gaya pasif satuan lebar dinding dapat


dihitung dari luas diagram tekanan:
xiv
1
P p= . K p . γ . H 2+ 2.c . √ K p . H
2

Untuk kondisi ∅=0, K p =1, maka σ p=K p . γ . H 2+2. c u . H

3. Dinding Penahan dengan Geseran

Pembahasan sebelum ini dengan anggapan bahwa dinding tanpa gesekan,


padahal kenyataan di lapangan dinding adalah kasar dan gaya geser akan timbul
antar permukaan dinding dengan timbunan di belakangnya. Untuk mempelajari
pengaruh geseran dinding pada bidang keruntuhan, ditinjau dinding penahan kasar
dengan timbunan tanah granular horizontal

Dalam tekanan aktif bila dinding AB bergerak ke posisi A`B` massa tanah
dalam zona aktif akan tergeser ke luar. Ini akan menyebabkan gerakan tanah ke
bawah relatif terhadap dinding. Gerakan ini menyebabkan geseran ke bawah pada
dinding. Dan ini disebut geseran dinding positif dalam kasusu aktif. Jika δadalah
sudut geser antara dinding dan tanah di belakangnya, resultan gaya aktif Pa akan
miring membentuk sudut δ terhadap normal permukaan belakang dinding. Dari
xv
studi yang mendalam menunjukkan bahwa bidang keruntuhan timbunan tanah di
belakang dinding ditunjukkan oleh BCD. Bagian BC lengkung dan bagian CD
lurus. Keadaan aktif Rankine terjadi pada zona ACD.

Dalam kondisi tertentu, jika dinding didorong ke bawah dengan pijakan /


referensi tanah timbunan di belakang dinding, arah dari gaya aktif akan berubah. Ini
adalah geseran dinding negatif dalam kasusu aktif dan keruntujan tanah.

xvi
2.1.3 Jenis-jenis Dinding Penahan Tanah
Dinding penahan tanah dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara.
Berdasarkan cara pembuatannya dapat diklasifikasikan menjadi 2 kategori yaitu:
1. Dinding penahan tanah konvensional (Conventional Retaining Walls)

xvii
 Dinding penahan gravitasi (Gravity Retaining Walls)

 Dinding penahan semigravitasi (Semigravity Retaining Walls)

 Dinding penahan kantilever (Cantilever Retaining Walls)

 Dinding penahan counterfort (Counterfort Retaining Walls)

xviii
2. Dinding penahan tanah yang distabilisasi mekanis (Mechanically Stabilized Earth
Walls)
MSE dibuat dari beberapa elemen bahan yang dimaksudkan untuk
penguatan dan perbaikan tanah dengan menggunakan plat baja (steel strip) atau
bahan grid polimer (polymeric grid), geotekstil (geotextile) yang kuat menahan
tarikan dan beban bahan di atasnya. Keuntungan dinding ini dibandingkan dinding
konvensional dari bahan pasangan dan beton bertulang adalah:
1. Fleksibel terhadap adanya kemungkinan penurunan
2. Cukup murah
3. Cukup efisien terhadap waktu pemasangan
4. Kapabilitas yang cukup baik untuk terjadinya drainase (drainage)
Terdapat dua macam produk, produk yang dapat mulur (extensible product),
dan produk yang tak dapat mulur (inextensible product). Produk  yang dapat
meregang memungkinkan berubah bentuk akibat beban tanpa mengalami putus
karena kekuatannya telah dirancang melebihi kekuatan tanah. Dinding ini
diselenggarakan untuk keperluan semi permanen dan atau jika lapangan
menyulitkan membangun dinding penahan dari bahan pasangan. Kadang bahan ini
digunakan sebagai stabilisasi saat pelaksanaan pekerjaan dinding penahan yang
lebih permanen.

xix
Berdasarkan bentuk dan penahanan terhadap tanah, dinding penahan dapat
klasifikasikan ke dalam tiga bentuk, yakni:
1. Dinding gravity
Dinding gravity merupakan dinding penahan tanah yang mengandalkan berat bahan
sebagai penahan tanah umumnya berupa pasangan batu atau bronjong batu
(gabion).
2. Dinding semi gravity
Dinding semi gravity  selain mengandalkan berat sendiri, memanfaatkan berat tanah
tertahan untuk kestabilan struktur.
3. Dinding non gravity
Dinding nongravity  mengandalkan konstruksi dan kekuatan bahan untuk kestabilan.

xx
Dinding penahan tanah dapat digolongkan menurut bahan-bahan yang dipakai
untuk bentuk bangunannya:

1) Dinding  Penahan dinding Batu Dan Balok


Dinding penahan jenis ini digunakan untuk mencegah terjadinya keruntuhan
tanah, dan digunakan apabila tanah asli di belakang tembok itu cukup baik dan
tekanan tanah dianggap kecil. Hal ini termasuk ke dalam kategori di mana
kemiringannya lebih curam dari 1: 1 dan dibedakan dari pemasangan batu dengan
kemiringan muka yang lebih kecil.

xxi
2) Dinding Penahan Beton Tipe Gravitasi (Tipe Semigravitasi)
Bahan dari dinding ini dapat dibuat dari blok batuan, bata, atau beton polos
(plain concrete). Stabilitas dinding ini tergantung beratnya dan tidak ada gaya tarik
di setiap bagian dari dinding. Karena bentuknya yang sederhana dan juga
pelaksanaan yang mudah, jenis ini sering digunakan apabila dibutuhkan konstruksi
penahan yang tidak terlalu tinggi atau bila tanah pondasinya baik. Dinding ini
kurang ekonomis apabila digunakan untuk dinding yang tinggi. Dinding Semi
Gravitasi adalah dinding yang sifatnya terletak antara sifat dinding gravitasi
sebenarnya dan dinding kantilever. Dimana pada dinding ini terdapat perluasan kaki
sehingga tebal penumpang dapat direduksi dan digunakan sejumlah kecil penguatan
baja.
3) Dinding Penahan Beton Dengan Sandaran (Lean against type)
Dinding penahan dengan sandaran sebenarnya juga termasuk dalam kategori
dinding penahan gravitasi tetapi cukup berbeda dalam fungsinya. Apabila dikatakan
dengan cara lain, maka dinding penahan tipe gravitasi harus berdiri pada alas
bawahnya meskipun tidak ada tanah timbunan di belakang tembok itu, oleh karena
itu berat dinding haruslah besar, dan tergantung dari besarnya kapasitas daya
dukung tanah pondasi. Akibatnya, bila diperlukan dinding penahan yang tinggi
maka dinding penahan jenis ini tidak dipakai. Dinding penahan beton dengan
sandaran berbeda dalam kondisi kestabilan dan direncanakan supaya keseimbangan
tetap terjaga dengan keseimbangan berat sendiri badan dinding dan tekanan tanah
pada permukaan bagian belakang.
4) Dinding Penahan Beton Bertulang Dengan Balok Kantilever
Dinding penahan dengan balok kantilever tersusun dari suatu dinding
memanjang dan suatu pelat lantai, dinding ini menggunakan aksi konsol untuk
menahan massa yang berada di belakang dinding dari kemiringan alami yang terjadi
Masing-masing berlaku sebagai balok kantilever dan kestabilan dari dinding
didapatkan dengan berat badannya sendiri dan berat tanah di atas tumit pelat lantai.
Dinding penahan jenis ini relatif ekonomis dan juga relatif mudah dilaksanakan.

xxii
5) Dinding Penahan Beton Bertulang Dengan Penahan (Buttress)
Dalam kenyataannya, dinding penahan jenis ini pada umumnya hanya
membutuhkan bahan yang sedikit. Jenis ini digunakan untuk tembok penahan yang
cukup tinggi. Kelemahan dari dinding penahan jenis ini adalah pelaksanaannya
yang lebih sulit dari pada jenis lainnya dan pemadatan dengan cara rolling pada
tanah di bagian belakang adalah jauh lebih sulit.
6) Dinding Penahan Beton Bertulang Dengan Dinding Penyokong
Dinding ini sering disebut Dinding Pertebalan Belakang (Counterfort
Retaining Wall) serupa dengan dinding kantilever, tetapi pada dinding tersebut
digunakan untuk konsol yang panjang atau untuk tekanan-tekanan yang sangat
tinggi di belakang dinding dan mempunyai pertebalan belakang, yang mengikat
dinding dan dasar bersama-sama, yang dibangun pada interval-interval sepanjang
dinding untuk mengurangi momen momen lentur dan geser.
7) Dinding Penahan Khusus
Jenis ini adalah dinding penahan khusus yang tidak termasuk dalam tembok
penahan yang disebutkan dalam no1 sampai no 6. Jenis ini dibagi menjadi dinding
penahan macam rak, dinding penahan tipe kotak, dinding penahan terbuat di pabrik,
dinding penahan yang menggunakan jangkar, dinding penahan dengan cara
penguatan tanah dan dinding penahan berbentuk Y terbalik.

2.1.4 Kontrol Stabilitas Dinding

Pola keruntuhan pada dinding penahan konvensional pada umunya adalah:

 Terguling pada ujung dasar dinding (gambar a)


 Tergeser sepanjang dasar (gambar b)
 Daya dukung terlampaui (gambar c)
 Keruntuhan geser dalam (gambar d)
 Penurunan yang berkelanjutan

xxiii
Untuk itu di dalam perencanaan dinding penahan tanah harus dapat memenuhi
kriteria agar dinding mampu mencapai stabilitas secara menyeluruh., sehingga tahapan
perencanaan dinding penahan adalah sebagai berikut:
1. Kontrol stabilitas dinding secara menyeluruh yang harus memenuhi syarat:
 Guling (overturning)
 Geser (sliding)
 Daya dukung (bearing capacity)
2. Kontrol masing-masing komponen untuk kekuatan dan penulangan

Gaya-gaya yang bekerja pada dinding penahan, umumnya diambil permeter


lebar untuk dinding grafitasi, semi grafitasi, dan dinding kantilever. Gaya-gaya pada
dinding kantilever yang menyebabkan timbulnya gaya lintang dan gaya momen yang
terjadi pada badan dinding tidak sama dengan gaya-gaya yang diperhitungkan untuk

xxiv
menghitung stabilitas struktur terhadap penggeseran. Gaya-gaya yang bekerja pada
dinding penahan meliputi

a. Berat sendiri dinding penahan(W)


b. Gaya tekanan tanah aktif total tanah urug(Pa)
c. Gaya tekanan tanah pasif total di depan dinding(Pp)
d. Tekanan air pori di dalam tanah(Pw)
e. Reaksi tanah dasar(R)
Jika dinding pada keadaan seimbang, jumlah vector gaya-gaya akan sama dengan
nol. Analisis stabilitas dinding penahan tanah dapat ditinjau terhadap hal-hal sebagai
berikut :

 Stabilitas Terhadap Penggeseran


Gaya-gaya yang menggeser dinding penahan tanah akan ditahan oleh:

1. Gesekan antara tanah dengan dasar pondasi


2. Tekanan tanah pasif bila di depan dinding penahan terdapat tanah timbunan.
Faktor aman terhadap penggeseran(fgs), didefinisikan sebagai berikut :

FS(Sliding) =
∑ F R ≥ 1.5
∑ Fd
 Untuk tanah granuler (c = 0) :
∑Rh =W f
= W tgδb; dengan δb≤ φ
 Untuk tanah kohesif (φ = 0 ) :
∑Rh = caB
 Untuk tanah c- c(φ > 0dan c > 0 ) :
∑Rh = caB + W tgδb
Dengan
∑Rh= tahanan dinding penahan tanah terhadap penggeseran
W= berat total dinding penahan dan tanah di atas pelat pondasi (kN)
δb= sudut gesek antara tanah dan dasar pondasi, biasanya diambil 1/3–(2/3)φ

xxv
ca= ad × c = adhesi antara tanah dan dasar dinding (kN/m2)

c = kohesi tanah dasar (kN/m2)


ad = factor adhesi
B = lebar pondasi (m)

Kuat geser tanah di bawah dasar dinding adalah:


τ =σ tan δ+c a

Gaya lawan geser pada dasar dinding:


R=τ ( Bxl )=Bσ tan δ+ Bc a dan
Bσ=∑ V =¿ jumlah gaya vertikal

Sehingga:
R=( ∑ V ) tan δ+ Bca

∑ F R =(∑ V ) tan δ+ Bc a + PP

Dan gaya geser adalah F d=P a cos α

Sehingga angka keamanan terhadap geser adalah:


( ∑ V ) tan δ +Bc a + P P
FS(geser) =
Pa cos α

xxvi
Dari gambar 3; Kekuatan geser tanah pada bagian dasar dinding

Jika persyaratan geser tidak terpenuhi dapat dilakukan alternatif untuk


meningkatkan stabilitas terhadap geser sebagai berikut:
 Menambah lebar dasar
 Menggunakan koperan pada dasar dinding (base key)
 Menggunakan angker pada dinding (dead man anchor)

 Stabilitas Terhadap Penggulingan


Tekanan tanah lateral yang diakibatkan oleh tanah urug di belakang dinding
penahan, cenderung menggulingkan dinding dengan pusat rotasi pada ujung kaki
depan pelat pondasi. Momon penggulingan ini, dilawan oleh momen akibat berat
sendiri dinding penahan dan momen akibat berat tanah di atas pelat pondasi.

Faktor aman terhadap penggulingan (Fgl) bergantung pada jenis tanah,


yaitu :

FS(guling)=
∑ MR
∑ MO

∑ M O =Ph ( H3 )
xxvii
Ph=P a cos α

(Fgl) ≥ 1,5 untuk tanah dasar granuler

(Fgl) ≥ 2 untuk tanah dasar kohesif

Tahanan tanah pasif, oleh tanah yang berada di depan kaki dinding depan
sering diabaikan dalam hitungan stabilitas. Jika tahanan tanah pasif yang
ditimbulkan oleh pengunci pada dasar pondasi diperhitungkan, maka nilainya harus
direduksi untuk mengantisipasi pengaruh-pengaruh erosi, iklim dan retakan akibat
tegangan-tegangan tarik tanah dasar yang kohesif.

 Stabilitas Terhadap Keruntuhan Kapasitas Dukung Tanah


Beberapa persamaan kapasitas dukung tanah telah digunakan untuk
menghitung stabilitas dinding tanah, seperti persamaan-persamaan kapasitas dukung
Terzaghi (1943), Meyerhof (1951,1963), Vesic (1975) dan hansen (1970).

qu
FS(dayadukung)=
σ max

xxviii
Dimana:

q u = daya dukung batas tanah

σ max = tegangan maksimum yang terjadi

Momen netto akibat gaya-gaya yang bekerja pada dinding:

M net =∑ M R −∑ M O

Garis kerja gaya resultan R memotong garis dasar dinding:

M net
X́ =
∑V
Eksentrisitas gaya resultan R dapat dihitung:

B
e= − X́
2

Distribusi tegangan tanah di bawah dasar dinding:

σ=
∑ V + M net y
A I

Tegangan maksimum dan minimum untuk y=B/2, sehingga:

∑V ∑V
σ max=
B (1+ 6Be ) dan σ =
min
B (1− 6Be )

xxix
Gambar 4; Kontrol Terhadap Keruntuhan Daya Dukung

 Penurunan

xxx
Seperti halnya struktur-struktur yang lain, dinding penahan tanah juga akan
mengalami penurunan. Untuk itu, prinsip-prinsipdasar untuk menghitung besarnya
penurunan sama dengan cara menghitung penurunan pondasi.

Dinding penahan tanah, kecuali mengalami penurunan akibat beban, juga


mengalami kemiringan akibat rotasiujung kaki pondasi.Umumnya, dinding penahan
tanah miring kearah luar (kea rah menjauhi tanah urug), karena resultan gaya-
gayanya jatuh diantara tengah-tengah pondasi dan ujung luar pondasi.Kemiringan
dinding penahan akibat momen penggulingan sulit ditentukan.Dalam perancangan,
miring maksimum dibatasi sampai 0,01H, dengan H adalah tinggi dinding penahan.

Adakalanya dinding penahan tanah miring ke arah dalam (turun lebih


banyak pada bagian pondasi yang terletak di bawah tanah urug). Berat tanah urug
dan pondasi dinding penahan menyebabkan penurunan yang terjadi lebih besarpada
tanah pondasi yang berada di bawah tanah urug.

Kadang-kadang, dinding penahan tanah dibangun memanjang sampai


beberapa puluh meter.Pada kondisi ini, kondisi tanah dasar mungkin bervariasi.
Karena itu, penurunan tak seragam ataupun miringnya dinding sulit dihindarkan.
Dalam hal demikian, sambungan-sambungan dibutuhkan untuk memisahkan
bagian-bagiannya supaya penurunan pada bagian yang satu tidak berpengaruh pada
bagian yang lain.

xxxi
2.2 CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN
1. Tentukan dtabilitas dinding gravitasi kantilever (cantilever gravity retaining wall) beton
(γ=24 kN/m3) seperti ditunjukkan pada gambar. Tanah dasar adalah lempung sedang
timbunan di belakang dinding adalah tanah berbutir kasar. Dasar dinding terletak pada
tanah timbunan yang dipadatkan tebalnya 50 mm. sudut geser antara tanah timbunan yang
dipadatkan dan dasar dinding adalah 20°.
Diketahui:
γ =18 kN /m3
∅ ' =30 °
δ =20 °

xxxii
#Koefisien gaya tanah aktif
cos 2 (30−0)
K ac = 2
2
cos (0 )cos(20+0 ) 1+ [ √
sin(20+30 )sin(30−8 )
cos(20+0 )cos(0−8 ) ]
K ac =0,3

#Garis kerja gaya tanah aktif


H=1+6+2,5. tan8 0 =7 ,35 m

#Gaya lateral aktif pada dinding


1 1
Pac = . K ac .γ . H 2= .0,3 .18 .(7 , 35)2
2 2
Pac =145 ,86 kN

##Komponen gaya horizontal


F ax=P ac . cosδ=145 , 86 .cos(200 )
F ax=137 ,06 kN

##Komponen gaya vertikal


F ay=P ac .sin δ=145,86.sin(200 )
F ay=49,89 kN

xxxiii
#Gaya akibat beban merata
F qx=K ac .q .H . cosδ=0,3 . 20.7 ,35 .cos(200 )
F qc=41 ,44 kN
0
F qy=K ac .q .H . sin δ=0,3 .20. 7 ,35 .sin(20 )
F qy=15 ,08 kN

#Total komponen gaya


Pax =F ax +F qx =137 , 06+41, 44
Pax =178 , 5 kN
Pay =F ay +F qy =49 ,89+15 , 08
Pay =64 ,97 kN

#Letak garis kerja gaya horizontal


F ax .( H /3)+F qx .( H /2)
Y=
F ax +F qx
137 ,06 .(7, 35/3)+41, 44 .(7, 35/2)
Y=
137 ,06+41 ,44
Y =2, 73 m

xxxiv
Gaya Vertikal Jarakterhadap O Momen
1 0.5*2.5*0.35*18= 7.88 2+(2.5*2/3)= 3.67 28.88
2 2.5*6*18= 270.00 2+(2.5/2)= 3.25 877.50
3 0.5*6*24= 72.00 1.5+(0.5/2)= 1.75 126.00
4 0.5*0.3*6*24= 21.60 1.2+(0.3*2/3)= 1.40 30.24
5 1*4.5*24= 108.00 4.5/2= 2.25 243.00
6 2.5*20= 50.00 2+(2.5/2)= 3.25 162.50
Pay   64.97   4.50 292.37
FV total 594.45 Mx total 1760.48

Gaya Horizontal Jarakterhadap O Momen


Pay   178.5   2.73 487.31
FV total 178.50 Mx total 487.31

xxxv
#Letak garis kerja vertikal (dari O)
Σ Mx−Σ My
X=
ΣV
1760 , 495−487 ,305
X=
594 , 44
X =2, 142 m

#Eksentrisitas
B 4,5
e= − X= −2, 142
2 2
B
e=0 , 108 m< =0 , 75 m
6

#Kontrol terhadap guling


Σ Mx 1760 , 48
SF= =
Σ My 487 , 31
SF=3 ,613>1,5
Aman

#Kontrol terhadap geser


ΣV .tg δ 594 ,45 .tg(20 0 )
SF= =
ΣH 178 ,5
SF=1 ,21<1,5
Dinding akan tergeser
Untuk mengatasi geser dapat dipasang koperan pada dasar

xxxvi
#Kontrol terhadap daya dukung tanah
##Tegangan yang terjadi pada dasar dinding penahan
ΣV . 6e 594 ,45 . 6.0,108
σ max=
B ( )
. 1+ =
B 4,5 (
. 1+
4,5 ) =151, 120kPa

ΣV . 6 e 594 ,45. 6 .0,108


σ max=
B ( )
. 1− =
B 4,5 (. 1−
4,5 ) =113 ,076 kPa
Tegangan maksimum terjadi di bawah titik O

##Daya dukung menggunakan rumus Mayerhof


φ=280
Nγ=16 , 717
B '=B−2 e=4,5−2 . 0 ,108=4 ,284 m
Muka air masih dalam batas <B dari dasar
γ '=γ sat−γw=19−10=9 kN /m3
1 1
qu= . γ ' . B ' . Nγ = .9 . 4 ,284 . 16 , 717=322, 27 kPa
2 2
qu 322, 27
SF= = =2 ,133<3
σ max 151, 120
Dinding penahan tidak mengalami keruntuhan (SF>1)
Namun tidak memenuhi kriteria perencanaan karena SF<3
2. KONDISI PERENCANAAN DINDING PENAHAN SEBAGAI BERIKUT :

0,3m 1:2

3,3m

H = 4m

0,2m
0,5m
xxxvii

0,5m 0,5m 1,1m

B = 2,4m
 TEKSTUR TANAH DIPERMUKAAN BELAKANG DINDING PENAHAN :
TANAH BERPASIR DENGAN PERMEABILITAS KECIL TERMASUK JUGA LANAU
DAN LEMPUNG
S = 1,9 T/M3
 BERAT VOLUME BETON : C = 2,35 T/M3
 KEKUATAN RENCANA : CK = BK = 180 KG/CM2
'*
 TEGANGAN TEKAN LENTUR YANG DIIJINKAN : CA = σ bu = 60 KG/CM2

 TEGANGAN GESER YANG DIIJINKAN : A =


σ ¿bu = 8 KG/CM2
 FAKTOR KEAMANAN UNTUK GELINCIR : FS = 1,5
 DAYA DUKUNG YANG DIIJINKAN : QA = 15 T/M2
 KOEFISIEN GESER ALAS :  = 0,6

PENYELESAIAN :

1:2
0,55m
W8
PV
W7 3,33m
H = 4m W5 PH
W4 W6
h = 1,51m
W2 0,7m
W3 W1
A
L1= 1,2m
L2 = 1,45m
L3 = 0,333m
L4 = 0,833m
L5 = 1,15m
L6 = 1,677m
L7 = 2,033m xxxviii
L8 = 2,033m
MOMEN TERHADAP TITIK A
i Berat Wi Li Wi x Li
1 2,4 x 0,5 x 2,35 2,82 1,2 3,38
2 1,9 x 0,2 x 2,35 0,89 1,45 1,29
3 0,5 x 0,2 x 0,5 x 2,35 0,12 0,333 0,04
4 0,5 x 3,3 x 0,5 x 2,35 1,94 0,833 1,62
5 0,3 x 3,3 x 2,35 2,33 1,15 2,68
6 1,1 x 3,3 x 0,5 x 2,35 4,27 1,667 7,12
7 1,1 x 2,3 x 0,5 x 1,9 3,45 2,033 7,01
8 1,1 x 0,5 x 0,5 x 1,9 0,57 2,033 1,16
 16,39 24,30

DENGAN MENGGUNAKAN GRAFIK BERIKUT INI AKAN DIDAPATKAN HARGA :


KH = 0,72 T/M3 DAN KV = 0,35 T/M3
PV = 0,5 X KV X H2 = 0,5 X 0,35 X (4,55)2 = 3,62 T/M
PH = 0,5 X KH X H2 = 0,5 X 0,72 X (4,55)2 = 7,45 T/M
H 4 ,55
= =1, 51 m
TITIK KERJA TERLETAK PADA KETINGGIAN 3 3 DARI DASAR
DINDING

xxxix
xl
ANALISA KEMANTAPAN (STABILITAS)

TABEL KESELURUHAN GAYA IRISAN TERHADAP TITIK A


MOMEN
GAYA MOMEN GAYA JARAK
JARAK MENDATAR GULING
VERTIKAL MR MENDATAR VERTIKAL
MO
Berat Sendiri Total 16,39 - 24,30 - - -
Tekanan Tanah 3,62 2,4 8,67 - - -
Vertikal
Jarak Mendatar - - - 7,45 1,51 11,25
 20,01 - 32,97 7,45 - 11,25

d=
∑ M R −∑ M O =32, 97−11, 25 =1, 08 m
∑W 20 , 01

B 2,4 B 2,4
e= −d= −1 , 08=0 ,12 m < = =0,4 m
2 2 6 6  KEMANTAPAN TERJAMIN

F S=
∑ W . μ =20 , 01 x 0,6 =1 , 61 > 1,5
KEMANTAPAN TERHADAP GELICIR (GESER) :
PH 7 , 45

M R 32 , 97
FO = = =2 ,93 > 1,5
KEMANTAPAN TERHADAP GULING :
M O 11, 25

xli
KEMANTAPAN TERHADAP DAYA DUKUNG :

∑W 6 e 20 , 01 6 x 0,12
q12=
B ( 1±
B )=
2,4 (1±
2,4 )
q1 = 10,83 t/m3 < qa = 15 t/m3
q2 = 5,83 t/m3 < qa = 15 t/m3

xlii
PERHITUNGAN TEGANGAN BETON :

A. PENGAMATAN IRISAN PADA TUMPUAN, PADA IRISAN N – N DIBAGI MENJADI


BEBERAPA BAGIAN SEBAGAI BERIKUT :

1:2
0,55m

W8
Pa
PV
W7 3,83m
PH 3,33m
H = 4m W5
N N
W6 h = 1,283 m
B W4 '
σC
C

L4 = 0,833m

L5 = 1,15m

L6 = 1,677m

L7 = 2,033m

L8 = 2,033m

BEBAN YANG BEKERJA PADA PENAMPANG N - N

MOMEN KARENA BERAT SENDIRI TERHADAP TITIK B

I Berat Wi Li Wi x L i
4 0,5 x 3,3 x 0,5 x 2,35 1,94 0,333 0,64
5 0,3 x 3,3 x 2.35 2,33 0,65 1,51
6 1,1 x 3,3 x 0,5 x 2,35 4,27 1,167 4,98
7 1,1 x 3,3 x 0,5 x 1,9 3,45 1,533 5,29
8 1,1 x 0,55 x 0,5 x 1,9 0,57 1,533 0,87
 12,56 13,29

39
H = 3,85 m
PV = 0,5 X KV X H2 = 0,5 X 0,35 X 3,852 = 2,59 T/M
PH = 0,5 X KH X H2 = 0,5 X 0,72 X 3,852 = 5,33 T/M
3 ,85
=1 , 28 m
TITIK KERJA SETINGGI 3 DARI N – N

TABEL KESELURUHAN GAYA IRISAN TERHADAP TITIK B


GAYA JARAK MOMEN GAYA JARAK MOMEN
VERTIKAL MENDATAR MR HORIZONTAL VERTIKAL GULING MO
Berat Sendiri Total 12,56 - 13,29 - - -
Tekanan Tanah 2,59 1,9 4,29 - - -
Vertikal
Tekanan Tanah - - - 5,33 1,283 6,84
Horizontal
 15,15 - 17,58 5,33 - 6,84

d=
∑ M R −∑ M O =17 ,58−6 , 73 =0 ,72 m
∑W 15 ,15

B 1,9
e= −d= −0 ,72=0 , 23 m
2 2

∑W 6 e 15 , 15 6 x 0,23
σ ct =
B ( 1±
B
= )
1,9
1± (
1,9 )
2 2
σ c =1,37 kg/cm dan σ t =0,22 kg/cm

40
B. PENGAMATAN PELAT UJUNG :

0,2 m
0,5 m W1
W2

0,5 m

qmin = 5,83 t/m2


qmax = 10,83 t/m2 9,79 t/m2

2,4 m

GAYA IRISAN YANG BEKERJA PADA IRISAN A – A

i Berat Wi Li Wi x L i
1 0,5 x 0,2 x 0,5 x 2,35 - 0,12 0,167 - 0,02
2 0,5 x 0,5 x 2,35 - 0,59 0,25 - 0,15
q1 9,79 x 0,5 4,9 0,25 1,23
q2 1,04 x 0,5 x 0,5 0,26 0,333 0,09
 4,45 1,15

S A 4450
τ= = =0,7 kg/cm2 < τ a
A 100 x 70

M 6M 6 x 11500
σc= = =
Z b x h 2 100 x 70 2
2
σ ca =1,4 kg/cm
σ ta=− 1,4 kg/cm 2

41
3.CONTOH SOAL

= 10o
0,5m
5 H1 = 0,458 m

1 = 1,8 t/m3
1 = 30
o
PV Pa
C1 = 0
1 H2 = 6 m
4
PH

2
ya

3 H = 0,7 m

0,7m 0,7m 2,6m

DIKETAHUI :
SUATU KONSTRUKSI DINDING PENAHAN TANAH YANG MEMPUNYAI DIMENSI DAN DATA
– DATA TANAH SEPERTI TERGAMBAR DIATAS

DITANYAKAN :
KONTROL STABILITAS DINDING PENAHAN TANAH TERSEBUT

PENYELESAIAN :

Cos α−√Cos 2 α−Cos 2 φ Cos ( 10 )−√ Cos 2 ( 10 )−Cos 2 ( 30 )


K a =Cos α 2 2
=Cos ( 10 ) 2 2
=0 ,3499≈0,35
Cos α+ √Cos α−Cos φ Cos ( 10 ) + √ Cos ( 10 )−Cos ( 30 )

42
TEKANAN TANAH AKTIF :

Pa =0,5γ 1 H 2 K a =0,5 ( 1,8 ) ( 7,158 )2 ( 0,35 )=16 ,14 Ton


Pav =Pa Sinα=16,14 . Sin (10 )=2, 80 Ton
Pah =Pa Cos α=16 ,14 Cos ( 10 )=15 ,90 Ton
H 7 ,158
y a= = =2 ,386 m
3 3

TABEL BEBAN VERTIKAL

Bagian Luas (m2) Berat (Ton) Lengan Momen (m) Momen (Tm)
1 6 x 0,5 =3 3 x 1 x 2,4 = 7,2 1,15 8,28
2 0,2 x 6 x 0,5 = 0,6 0,6 x 1 x 2,4 = 1,44 0,833 1,199
3 4 x 0,7 = 2,8 2,8 x 1 x 2,4 = 6,72 2 13,44
4 6 x 2,6 =15,6 15,6 x 1 x 1,8 = 28,08 2,7 75,816
5 0,458 x 2,6 x 0,5 = 0,595 0,595 x 1 x 1,8 = 1,071 3,133 3,355
 44,511 Ton 102,09 Tm

V = 44,511 + PAV = 44,511 + 2,80 = 47,311 TON


H = PAH = 15,90 TON
MR = 102,09 + (PAV X 4) = 102,09 +(2,80 X 4) = 113,29 TM
MO = PAH X YA = 15,90 X 2,386 = 37,9374 TM
FAKTOR KEAMANAN TERHADAP GULING (OVERTURNING) :

M R 113,29
FSO= = =2,986 > 1,5
M O 37 ,9374

FAKTOR KEAMANAN TERHADAP GESER (SLIDING) :

FSS =
∑ V .Tg φ =47 , 311 =2 , 975 > 1,5
∑ H 15 , 90

TEKANAN TANAH YANG TERJADI :

43
B M −M O 4 113 ,29−37 , 9374 B 4
e= − R = − =0 , 407 m < = =0 , 667 m
2 ∑ V 2 47 ,311 6 6

∑V 6 e 47 , 311 6 x 0 , 407
q=
B ( 1±
B )
=
4 (

4 )
=11, 828 ( 1±0 ,610 )

q max =11,828 ( 1+0,610 )=19,043 t/m 2


2
q min=11,828 ( 1−0,610 ) =4,613 t/m

4.CONTOH SOAL

1,2m
15o

BJ beton = 2400 kg/m3


tanah = 1150 kg/m
3

= 30o
H = 6m C= 0
Koefisien geser alas = 0,55
qu = 70.000 kg/m2

1,2m 0,6m

DIKETAHUI :
KONSTRUKSI DINDING PENAHAN TANAH DENGAN DIMENSI DAN DATA TANAH SEPERTI
TERLIHAT PADA GAMBAR DIATAS

DITANYAKAN :
A. FAKTOR KEAMANAN TERHADAP GULING
B. FAKTOR KEAMANAN TERHADAP GESER
C. FAAKTOR KEAMANAN TERHADAP KEGAGALAN DAYA DUKUNG

PENYELESAIAN

44
D
1,2m 5 15o
C

4 PV Pa

H = 6m 2
PH

1 3

A B
1,2m 0,6m

DC
Tg ( 15o )= ⇒ DC=0,6.Tg15 = 0,161 m
0,6
Cosβ− √Cos 2 β−Cos 2 φ
2 2
(
Pa =0,5 ( γ )( H ) ( K a )=0,5 ( 1150 )( 6+0,161 ) Cos β.
Cosβ+√ Cos 2 β−Cos 2 β )
2 2
2 Cos (15 )−√ Cos 15−Cos 30
Pa =0,5 ( 1150)( 6,161 ) .Cos ( 15 ) 2 2
=8139,931 kg/m
Cos (15 )+ √Cos 15−Cos 30
PH =P a Cos ( 15o )=( 8139,931 ) Cos ( 15o )=7862,569 kg/m
PV =P a .Sin ( 15 o ) =( 8139,931 ) Sin ( 15o )=2106,769 kg/m

Compone Berat (kg) Lengan Momen Momen (kgm)


nt Terhadap A (m)
1 0,5 x 1,2 x 6 x 1 x 2400 = 8640 0,8 6912
2 1,2 x 6 x 1 x 2400 = 17280 1,8 31104
3 0,5 x 0,6 x 6 x 1 x 2400 = 4320 2,6 11232
4 0,5 x 0,6 x 6 x 1 x 1150 = 2070 2,8 5796
5 0,5 x 0,6 x 0,161 x 1 x 1150 = 55,545 2,8 155,526
PV 2106,769 x 1 = 2106,769 3 6320,307
 V = 34472,314 MR = 61519,833

MO = PH X Y = 78621,569 X 1 X 2,054 = 16149,717 KGM

FAKTOR KEAMANAN TERHADAP GULING :

45
FSO=
∑ M R =61519,833 =3 , 809 > 1,5 ( OK aman )
∑ M O 16149 ,717

FAKTOR KEAMANAN TERHADAP GESER :

FSS =
∑ V . μ = ( 34472,314 )( 0 , 55 ) =2 , 411 > 1,5 ( OK aman )
∑ H 7862, 569

FAKTOR KEAMANAN TERHADAP KEGAGALAN DAYA DUKUNG :

Q M .x M . y
q= ± x ± y
A IY Ix

Q = V = 34472,314 KG
A = (1,2 + 1,2 + 0,6) X 1 = 3 M2

LETAK RESULTANTE R (=V) ADALAH x̄ M DARI TITIK A

x̄=
∑ M A = ∑ M R−∑ M O =61519 ,833−16149 ,717 =1,316 m
∑V ∑V 34472 ,314

B M −M 1,2+1,2+0,6 61519,833−16149 ,717 B 3


e= − R O = − =0 ,194 m < = =0,5 m ( OK )
2 ∑V 2 34472 ,314 6 6
Mx = Q x e = 34472,314 x 0,194 = 6687,629 kgm
x = 0,5 B = 0,5 x 3 = 1,5 m

Iy =
B=1m

H=3m

46
R 3m

e = 0,194 m

min = 7032,352 kg/m2

max = 15949,19 kg/m2

MY = 0

Q M x .x M y . y 34472,314 6687,629. ( 1,5 )


q= ± ± = ±
A IY Ix 3x 1 2,25
q=11490 , 771±4458 , 419

q max=11490,771+ 4458,419 = 15949,190 kg/m 2


q min=11490,771 - 4458,419 = 7032,352 kg/m2

FAKTOR KEAMANAN TERHADAP KEGAGALAN DAYA DUKUNG :


qu 70.000
SF= = =4 ,389 > 3 ( OK aman )
σ max 15949,190

BAB III

PENUTUP

47
3.1. KESIMPULAN
Dinding penahan tanah merupakan dinding yang dibangun untuk menahan
massa tanah di atas struktur atau bangunan yang dibuat. Bangunan dinding penahan
umumnya terbuat dari bahan kayu, pasangan batu, beton, baja dan bahan sintetis
mirip kain tebal yang sering disebut sebagai geo textile atau geo synthetic.

Ada tiga kasus mengenai distribusi tekanan tanah terhadap dinding penahan
yaitu :

A. Timbunan Horizontal
1. Tanah non kohesif
2. Tanah non kohesif terendam partial dengan beban/surcharge
3. Tanah kohesif

B. Timbunan Miring/Sloping
1. Tanah non kohesif
2. Tanah kohesih
C. Dinding dengan Geseran
Dinding penahan tanah dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara.
Berdasarkan cara pembuatannya dapat diklasifikasikan menjadi 2 kategori yaitu:
1. Dinding penahan tanah konvensional (Conventional Retaining Walls)
 Dinding penahan gravitasi (Gravity Retaining Walls)
 Dinding penahan semigravitasi (Semigravity Retaining Walls)
 Dinding penahan kantilever (Cantilever Retaining Walls)
 Dinding penahan counterfort (Counterfort Retaining Walls)
2. Dinding penahan tanah yang distabilisasi mekanis (Mechanically Stabilized
Earth Walls)

Berdasarkan bahan-bahan yang dipakai untuk bentuk bangunannya,


diklasifikasikan menjadi 7 macam yaitu:
1. Dinding  Penahan dinding Batu Dan Balok
2. Dinding Penahan Beton Tipe Gravitasi (Tipe Semigravitasi)

48
3. Dinding Penahan Beton Dengan Sandaran (Lean against type)
4. Dinding Penahan Beton Bertulang Dengan Balok Kantilever
5. Dinding Penahan Beton Bertulang Dengan Penahan (Buttress)
6. Dinding Penahan Beton Bertulang Dengan Dinding Penyokong
7. Dinding Penahan Khusus
Di dalam perencanaan dinding penahan, tanah harus dapat mkriteria agar
dinding mampu mencapai stabilitas secara menyeluruh, sehingga tahapan
perencanaan dinding penahan adalah sebagai berikut:
3. Kontrol stabilitas dinding secara menyeluruh yang harus memenuhi syarat:
 Guling (overturning)
 Geser (sliding)
 Daya dukung (bearing capacity)
4. Control masing-masing komponen untuk kekuatan dan penulangan

49
DAFTAR PUSTAKA

Das, Braja M. 1985. Principles of Geotechnical Engineering. Jakarta: Erlangga.

Suroso. 2006. Mekanika Tanah Lanjut. Malang.

50

Anda mungkin juga menyukai