Anda di halaman 1dari 25

Metode Kerja Pekerjaan Aspal

9 Votes

Aspal adalah campuran yang terdiri dari bitumen dan mineral. Bitumen adalah bahan yang
berwarna coklat hingga hitam, keras hingga cair mempunyai sifat baik larut dalam Cs2 atau
CCL4dengan sempurna dan mempunyai sifat lunak dan tidak larut dalam air, ter adalah bahan
cair berwarna hitam tidak larut dalam air, larut sempurna dalam Cs2 atau CCL4, mengandung
zat-zat organik yang terdiri dari gugusan aromat dan mempunyai sifat kekal.
Bitumen secara kimia terdiri aromat, Naphten dan alkan sebagai komponen terpenting dan
secara kimia fisika merupakan campuran colloid dimana butir-butir yang merupakan komponen
yang padat (disebut Asphaltene) berada dalam fase cairan yang disebut Malten. Asphlatene
terdiri campuran gugusan aromat Naphten dan Alkan dengan berat molekul yang lebih tinggi,
sedangkan Malten terdiri campuran gugusan aromat. Napthen dan alkali dengan berat molekul
yang lebih rendah.

Adapun tahap2 dalam metode pekerjaan aspal adalah sebagai berikut:


A) PERSIAPAN
1. 1. Ruang Lingkup:
Kontraktor melaksanakan pembersihan sebelumdi mulainya proyek, selama
pelaksanaan berlangsung dan sebelum selesainya proyek.

1. 2. Cara Pelaksanaan
Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, kontraktor membersihkan seluruh lokasi pekerjaan dari
kotoran – kotoran dan sampah – sampah, sehingga terlihat permukaan lokasi pekerjaan bersih.

1. 3. Selama Pekerjaan Berlangsung


Pekerja menjaga kebersihan lapangan dan mengatur lokasi penempatan bahan bangunan serta
daerah kerja agar kelancaran pelaksanaan pekerjaan tidak terhambat.

1. 4. Sesudah Pekerjaan Selesai


Setelah pekerjaan selesai dan sebelum di lakukan penyerahan pekerjaan kepada pemilik proyek,
Kontraktor membersihkan seluruh site dari segala macam kotoran – kotoran dan segala
peralatan yang digunakan selama proyek berlangsung. Segala macam kotoran – kotoran dan
peralatan tersebut di buang dan dikeluarkan dari site.

1. 5. Pengukuran Tapak Kembali


Kontraktor mengadakan pengukuran kembali pembangunan dengan alat – alat yang sudah tertera
kebenarannya. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya segera di laporkan kepada Direksi Pengawasan / MK untuk di mintakan
keputusannya. Segala pengukuran persiapan termasuk tanggung jawab kontraktor.

B) PERALATAN UNIT AMP


Sebelum di operasikan masing-masing komponen peralatan harus di periksa pada bagian:

1. Cold Bin (Bin Dingin)

 Pastikan dan periksa kondisi bak setiap cold bin harus dalam keadaan baik tidak ada lubang/
rusak.
 Pastikan dan periksa antara hoper cold bin harus diberi penyekat atau pemisah.
 Pastikan dan periksa hoper cold bin harus di beri penutup terpal atau atap.
 Pastikan dan periksa pintu cold bin untuk pemasok agregat dapat di stell dengan baik.
2. Feeder (Pemasok Agregat)

 Setiap feeder harus dilengkapi alat mekanik (vibrator,continus belt, flat feeder mundur
maju dan apron) untuk menjamin pemasokan agregat ke dryer yang merata dan continue.
 Pastikan peralatan tersebut berfungsi dangan baik.
 Sebelum produksi setiap pintu cold bin harus di kalibrasikan sesuai job mix formula yang
telah disetujui oleh konsultan pengawas.
 Kalibrasi dapat di laksanakan dengan bukaan pintu dalam (cm) atau kecepatan belt
convenyor dalam (rpm).
 Kalibrasi di lakukan terhadap kondisi agregat normal dan agregat dalam kondisi basah
tempatkan petugas untuk mengawasi pasokan agregat.
3. Prosedur Kalibrasi Cold Bin

 Belt Convenyor di jalankan dari cold bin sampai ke dryer.


 Hidupkan dan buka pintu pemasok agregat yang ada pada cold bin sampai agregat keluar.
 Bilamana agregat sudah konstan, tandai pafda saat yang sama hidupkan stopwatch.
 Tentukan panjang agregat yang ada di ban dan pada saat yang sama matikan stop waktu, ukur
panjang ban dan waktu.
 Agregat yang ada di belt kompenyor di timbang
 Ambil sampel agregat yang ada di cold bin dan periksa kadar airnya
 Laksanakan proses seperti di atas minimal 3 kali. Untuk masing –masing bahan minimum 4
bukaan pintu.
 Untuk cold bin system ban atau apron. Bukaan pintu bin di pertahankan tetap. Yang variable
kecepatan ban atau apron gambarkan hasil pengukuran dalam bentuk grafik.
4. Belt Convenyor (Ban Berjalan)

 Pastikan dan periksa belt convenyor harus mulus tidak sobek atau berlubang.
 Pastikan dan periksa rol pemutar belt convenyor terawatt dengan baik dan selalu di beri
pelumas agar tidak tersendat.
5. Urnyer (Pengering)
 Harus mampu mengaduk terus menerus agregat yang di pasok selama proses pemanasan dan
pengeringan.
 Pastikan dan periksa kondisi drum dan sudu-sudu dalam drum dalam keadaan baik.
 Pastikan dan periksa ring gear, roll penggerak, rantai roller, roda spoket gigi pinion dan
roller bearing dalam kondisi baik.
 Pastikan dan periksa batu tahan api tidak rusak dan dapat berfungsi drengan baik
 Pastikan dan periksa kondisi burner, nozzle, turbo blower, burner box. Burner cone katup
pengontrol tekanan, pompa minyak, dalam keadaan baik. Dapat berfungsi dengan baik, dapat
menyetel pengatur minyak dan angin sehingga anginnya merata.
 Pastikan dan periksa thermometer pada Dryer.
6. Pengumpul Debu ( Dust Collector)

 Periksa kondisi fan (kipas) dalam keadaan baik dan dapat berfungsi.
 Periksa dumper gate atau weight dumper pastikandapat berfungsi dengan baik.
 Periksa kondisi dan fungsi kerja dari bantalan pastikan dalam keadaan baik dan dapat
berfungsi
 Periksa kondisi fan belt pastikan dalam keadaan baik dan dapat berfungsi.
 Periksa kondisi dan fungsi kerja corong pada pengumpul debu plastic pastikan dalam
keadaan baik tidak tersumbat.
 Perhatikan kolam penampung debu bila sudah penuh di kuras secara rutin.
7. Hot Elevator (Pemasok Agregat Panas)

 Periksa dan pastikan kondisi bucket / mangkok harus dalam keadaan baik, tidak penyok atau
sobek.
 Periksa dan pastikan kondisi rantai roller, motor roda gigi dan pin-pin penghubung dalam
keadaan baik dan slalu terawat.
 Periksa dan pastikan pintu penutup elevator bagian bawah selalu di control agar abu batu
yang jatuh dari bucket tidak menumpuk.
8. Hot Screening Unit (unit ayakan panas)

 Periksa bahwa ayakan panas harus mampu menyaring agregat panas dengan ukuran dan
proporsi yang telah ditentukan.
 Periksa dan pastikan kondisi dan kebersihan ayakan panas, lubang ayakan dan kawat dalam
keadaan baik dan kebersihannya terawat.
 Ukuran saringan harus di sesuaikan dengan spesifikasi gradasi yang telah di tentukan.
 Periksa dan pastikan kondisi dan fungsi kerja dari penggetar harus baik bila terdapat bunyi
tidak normal periksa bantalannya.
 Periksa dan pastikan kondisi dan fungsi kerja motor penggerak, fan belt, tutup belt,
tutup sealsdan pegas elips dalam keadaan baik.
 Periksa dan pastikan corong untuk agregat over size dalam keadaan baik dan tidak tersumbat
saringan agar di control secara rutin, jika rusak atau robek harus segera diganti.
9. Hot Bin (Bin Panas)

 Periksa dan pastikan dinding pemisah antara hot bin tidak berlubang / rusak.
 Periksa dan pastikan pintu hot bin bias menutup dengan sempurna/rapat tidak bocor.
 Periksa dan pastikan kondisi pipa pengeluaran agregat berlebih (over flow) berfungsi dengan
baik tidak tersumbat.
10. Kotak Timbangan

 Periksa dan pastikan kotak timbangan aspal dan agregat tidak rusak, bocor dan dapat
berfungsi dengan baik
 Periksa sensitifitas timbangan agregat, timbangan aspalt dan timbangan filler ketelitiannya
sesuai dengan ketentuan.
 Periksa dan pastikan kondisi dan fungsi kerja hook-bolt, pisau, karet perendam. Metal
penggantung, petunjuk skala, bak penampung dan pintu bukaan timbangan berfungsi baik.
11. Pengendalian Aspalt

 Periksa dan pastikan kapasitas tamping ember 15 % lebih besar dari takaran yang di
perlukan.
 Periksa dan pastikan aliran aspalt dapat di control secara otomatis dan mulai bekerja setelah
selesai (dry mixing) selama ± 5 detik.
 Periksa panjang batang penyemprot minimal ¾ panjang mixer.
 Periksa bahwa ketelitian timbangan aspalt ± 0.5%.
12. Pencampur (pug mil/mixer)

 Periksa dan pastikan jarak antara dinding pug mil dengan mixer ± 1 cm.
 Kondisi alat mechanical batch counter untuk mencatat pencampuran material dalam keadaan
baik.
 Pastikan bahwa setelah selesai produksi pug mil harus segera di bersihkan dengan cara
memasukkan agregat panas.
 Periksa dan pastikan kondisi pedal pencampur dalam keadaan baik tidak aus, lepas jarak
antara pedal maximum 2 cm.
 Periksa dan pastikan kondisi pintu pencampuran dapat di tutup rapat dan bocor.
13. Penyimpanan dan pemasok bahan pengisi ( Filler )

 Periksa dan pastikan elevator bahan pengisi dapat berfungsi dengan baik.
 Periksa fungsi kerja bin penampung bahan pengisi (filler storage bin) pastikan dapat
berfungsi dengan baik.
 Periksa fungsi kerja pemasok filler dan ulir (screw) pastikan dapat berfungsi dengan baik.
14. Ruang Operasional

 Periksa dan pastikan ruang system control, distribution board dan panel pengontrol berfungsi
dengan baik.
 Periksa timer untuk pengendalian lamanya waktu pencampuran pada pugmil dapat berfungsi
dengan baik.
 Periksa kondisi dan fungsi system control kompresor, silinder udara, filter udara, pelumas
system control pneumatic maupun elektrik.
15. Peralatan Penunjang

a) Generator
 Periksa dan pastikan kondisi dan fungsi kerja generator baik.
 Periksa kapasitas (kva), bahan baku dan system kabel apakah sudah sesuai dengan
kebutuhan.
b) Wheel Loader
 Periksa dan pastikan kondisi dan fungsi kerja wheel loader baik.
 Pastikan lebar bucket lebih kecil dari lebar hoper cold bin.
 Periksa hal-hal lain yang di perlukan sesuai dengan petunjuk dari pabrik.

gambar.1 Wheel Loader

C) PELAKSANAAN DI AMP

1. 1. Sebelum Produksi

 Periksa kualitas agregat (batuan), filler dan aspalt panas pastikan sesuai dengan spesifikasi.
 Pastikan campuran (mix desaign) aspal beton sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak.
 Laksanakan percobaan campuran aspalt beton (job mix), periksa gradasi campuran (dry mix)
tanpa aspalt dan homogenitas campuran beraspal (Wet Mix).
 Pastikan komponen peralatan AMP sudah di periksa dan layak untuk produksi.
1. 2. Selama Produksi

 Periksa dan pastikan Wheel Loader berfungsi dengan baik. Lebar bucket harus lebih kecil
dari lebar hoper cold bin.
 Perhatikan waktu pengisian agregat ke hoper harus hati-hati agar agregat tidak tercampur,
bila tercampur akan terjadi segregasi.
 Perhatikan tinggi bukaan pintu cold bin atau kecepatan belt convenyor (rpm) sesuai dengan
hasil kalibrasi berdasarkan job mix sesuai dengan spesifikasi yang akan di produksi.
 Perhatikan dan awasi agregat yang masuk dryer tidak menggumpal dan bebas dari segala
kotoran.
 Agregat harus dipanaskan dalam dryer dengan dengan suhu 60ºC – 70ºC.
 Kendalikan Burner agar apinya dengan memproses pembakaran agregat dengan baik dan
sempurna.
 Pastikan agregat panas dan dryer dapat diangkut hot elevator ke saringan panas (hot screens)
secara continue dengan temperature yang konstan.
 Hati-hati waktu menimbang agregat panas dengan proporsi harus sesuai dengan proporsi
yang slalu di tentukan dan lakukan penimbangan mulai dari yang kasar.
 Masukkanlah agregat panas kedalam pug mil. Lakukan pencampuran kering selama 5 detik.
Dan masukkan aspalt panas sesuai dengan berat yang telah di tentukan dengan suhu antara
1ºC – 65ºC (max) suhu aspal modifikasi harus sesuai dengan petunjuk pabrik. Aspalt yang
sudah di timbang ke dalam pug mil kemudian aduk selama 30 – 40 detik.
 Perhatikan alat petunjuk mixing time dan pastikan dapat berfungsi dengan baik perhatikan
waktu pengadukan di tentukan berdasarkan Trial Mix. Yang lamanya berkisar 35-45 detik
dan minimal 95% dari agregat harus terdelimut aspal.
 Selesai pengadukan campuran di keluarkan melalui pintu pug mil dan perhatikan waktu
menuangkan campuran ke dump truck, penumpukan tidak boleh dalam satu tempat dan dump
truck harus mundur maju untuk menghindari segregasi.
 Periksa temperature campuran, temperature harus berkisar antara 145ºC – 155ºC.
 Lakukan pengambilan contoh campuran untuk bahan pemeriksaan di laboraturium, contoh di
tamping pada bucket wheel loader pengambilan contoh dengan cara menyisir dari bawah ke
atas lalu di kuarting dan contoh untuk pembersihan di ambil dengan jumlah secukupnya.
Perhatikan, waktu untuk pengambilan contoh harus di lakukan pada awal pertengahan dan
satu rit sebelum produksi berakhir.
 Pemeriksaan contoh meliputi uji Marshall dan Extraksi.
 Tutuplah aspal di atas dump truck dengan terpal sampai menutup campuran yang ada, ingat
bila menjutupnya sempurna suhu campuran turun hanya kira-kuira 50/jam.
 Timbang dump truk berikut yaitu campuran aspal, lakukan pengisian surat jalan yang
mencantumkan: Nomor dan berat kendaraan kosong, Jenis campuran, Berat
campuran, Tempat peraturan campuran, Tangan pengiriman, Jam berangakat, Lokasi
pekerjaan

1. 3. Masukkan ke dalam Rumus


Perhitungan yang di lakukan berdasarkan rumus yang sesuai dengan pekerjaan aspalt.

1. 4. Pengangkutan Aspalt Beton dengan Dump Truck

 Bak dump truck harus terbuat dari logam, rata, bersih dan terawat.
 Dilengkapi dengan tutup terpal yang dapat menutup seliuruh bak sehingga aspal beton
tertutup dengan sempurna.
 Untuk memudahkan pemeriksaan suhu campuran aspal, bagian samping bak dump truck di
beri lubang.
 Secara periodic berat kosong dump truck harus di timbang.
 Untuk membersihkan aspalt beton yang menempel pada bak tidak di perkenankan
menggunakan solar disarankan menggunakan air sabun, minyak paraffin, atau larutan kapur.
 Kebutuhan dump truck harus di hitung agar jumlahnya sesuai kebutuhan dan pelaksan
pekerjaan lancar sehingga aspalt finisher tida menunggu.

1. 5. Jembatan Timbang

Secara periodik jembatan timbang harus di kalibrasi dan selalu terawat dengan baik.

1. 6. Cara Menumpuk Campuran di atas Bak Truck

Penumpkan campuran ke dalam bak truck harus hati-hati agar campuran agregat tidak tercecer.

1. 7. Laboraturium Lapangan

 Setiap AMP harus memiliki ruang laboraturium kalau memungkinkan di lengkapi AC


dengan luas yang memadai serta peralatan laboraturium yang di perlukan.
 Peralatan laboraturium antara lain untuk pemeriksaan material (batuan filler dan aspal)
pemeriksaan campuran aspal beton. Dan alat core drill untuk quality control hasil
pelaksanaan di lapangan.
D) PEKERJAAN PENGHAMPARAN
1. Persiapan Alat

Persiapan alat yang di butuhkan seperti:

1. 1. Persiapan Alat
Persiapan alat yang di butuhkan seperti:

1. Aspalt Sprayer
 Periksa pastikan aspalt distributor dapat berfungsi dengan baik.
 Periksa dan pastikan alat aspalt sprayer dapat berfungsi dengan baik
 Periksa dan pastikan nozel-nozel pada aspalt sprayer dan aspal distributor tidak mampet dan
dapat berfungsi dengan baik.

gambar 2. Aspalt Sprayer

1. Aspalt Finisher
 Periksa dan pastikan rollerbars tidak macet, dapat berputar dengan baik.
 Periksa dan pastikan hopper dapat di gerakkan buka tutup dan dapat berfungsi dengan baik.
 Periksa dan pastikan permukaan plat screed rata, mulus di lengkapi alat pemanas dan
berfungsi dengan baik.
 Periksa dan pastikan alat penumbuk (tamper) dan vibrator (pemadat getar) pada screed dapat
berfungsi dengan baik.
 Periksa dan pastikan pengatur tebal manual hamparan dapat di naikkan dan di turunkan dan
dapat berfungsi dengan baik.
 Periksa dan pastikan bila finisher di lengkapi dengan alat pengatur tebal otomatis periksa dan
pastikan alat sensor dan kelengkapannya dapat berfungsi dengan baik.
 Periksa dan pastikan sendi ( crown ) pada as plat sceed dapat membentuk untuk kemiringan
jalan sesuai kebutuhan.
 Periksa dan pastikan pintu pengatur, feeders dan ulir penyebar (screw) masing-masing dapat
berfungsi dengan baik.
 Periksa dan pastikan bahwa finisher dan ulir penyebar di lengkapi sambungan screed.

gambar 3. Aspalt Finisher

1. Dump Truck
 Periksa dan pastikan dump truck dalam kondisi baik dan layak jalan.
 Periksa dan pastikan lantai bak rata dan bersih dari kotoran.
 Periksa dan pastikan hidrolik dump truck berfungsi dengan baik.
 Stapkan terpal untuk penutup dump truck dan pastikan terpal dalam keadaan baik.
gambar 4. Dump Truck

1. Alat Berat
 Periksa dan pastikan alat pemeriksa ketebalan dalam kondisi baik
 Periksa dan pastikan termometer untuk pemeriksaan campuran aspalt menunjukkan angka
yang benar dan telah di kalibrasi.
 Siapkan alat bantu lainnya seperti: blencong, mistar pengrata, gerobak dorong, kaso, dan
benang
 Siapkan rambu pengaman lalu lintas secukupnya sesuai kebutuhan.

1. 2. Mobilisasi
Mobiilisasi meliputi peralatan yang di perlukan dan pekerja ke lapangan.

1. Persiapan Bahan
 Pastikan aspalt emulsi yang akan di gunakan adalah jenis Laston dalam jumlah yang cukup,
kualitasnya memenuhi syarat sesuai hasil pemeriksaan laboraturium.
 Pastikan aspalt yang akan di hampar sesuai dengan spesifikasi yang telah di tentukan dalam
kontrak.
1. 1. Pelaksanaan Di Lapangan
1. Pemberian Emulsi
Bersihkan dan keringkan permukaan yang akan di beri Emulsi dalam compressor. Power broom.
Sikat kawat, sapu lidi dan alat bantu lainnya.

1. Pelaksanaan
Tuangkan aspal emulsi jenis crs 1 dan crs 2. Perhatikan juga pemberian perekat atau pengikat
lebih luas dari rencana penghamparan.

1. 2. Penghamparan Campuran Aspal


 Turunkan plat sreed dan ganjal dengan kayu setinggi tebal rencana hamparan
 Panaskan plat screed kurang lebih sampai dengan suhu aspal yang akan di gelar.
 Mundurkan dump truck menuju finisher. Ban belakang jangan mengenai finisher dan harus
berada kurang lebih 15 cm di rollerbars tuangkan campuran dari dump truck ke hopper dan
suhu campuran antara 130º C – 15ºC.
 Jalankan mesin penghampar bergerak bersama-sama dump truck dengan kecepatan yang
sama.
 Perlu di perhatikan, dump truck tidak boleh mengalami atau menabrak finisher
karena plat screed akan mendesak campuran yang mengakibatkan berbekas berupa garis
melintang
metode pekerjaan aspal

METODE PELAKSANAAN DAN ANALISA TEKNIK

Kegiatan :

Pekerjaan :

Lokasi :

T.Anggaran :

PENDAHULUAN

Agar dalam pelaksanaan nanti didapatkan Kualitas maupun Kuantitas seperti yang disyaratkan dalam
spesifikasi teknis, maka dengan ini kami selaku Calon Penyedia Jasa akan mengungkapkan tentang
Metode Pelaksanaan yang akan dilaksanakan apabila kami ditunjuk sebagai pemenang. Adapun
kesuksesan dari pelaksanaan pembangunan ini tidak luput dari faktor-faktor seperti yang tersebut
dibawah ini:

1. Lokasi Pekerjaan
Untuk Lokasi Pekerjaan tertentu yang memiliki tingkat kesulitan yang cukup berat sedikit banyak akan
menghambat prosesnya pembangunan missal pada daerah yang jauh dari quarry material maka akan
menyebabkan suplai bahan baku perlu lebih diperhitungkan atau contoh lain untuk daerah yang memiliki
lansir cukup berat maka perlu perhitungan yang lebih teliti karena hal ini akan menyebabkan
membengkaknya pengeluaran. Khusus untuk pekerjaan ini kami telah melakukan survey lokasi dimana
dapat disimpulkan untuk pengadaan material memang masih memiliki jarak lansir tetapi masih dapat
diatasi karena jarak tersebut tidak memiliki kesulitan yang tinggi dan untuk sebagaian lokasi kendaraan
pengangkut material bisa langsung ke lokasi.

2. Manajemen Pekerjaan
 Organisasi Kerja
Untuk melaksanakan Pekerjaan Peningkatan Jalan ini maka perusahaan kami menyusun dan juga
menugaskan beberapa Tenaga Ahli dan Tenaga Terampil dengan fungsi dan tugas masing-masing,
sesuai dengan bidang keahlianya.

Tugas – tugas masing – masing personil sebagai berikut :


I. Site Manager

1. Bertanggung jawab terhadap sistem mutu yang diterapkan


2. Bertanggung jawab terhadap masalah dilapangan, tugas dan wewenang yang
diterapkannya.
3. mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan berdasarkan Rencana Mutu Pekerjaan dan
melakukan revisi bila ada perubahan Rencana Mutu Kontrak.
4. Mengkoordinir penggunaan supplier atau sub kontraktor terutama yang berpengaruh
terhadap mutu yang diambil dari daftar rekanan terseleksi dari kantor wilayah.
5. Memantau penanganan terhadap barang/ alat yang dipasok pelanggan.
6. Mengevaluasi dan mnerima serta mendata perubahan (terhadap kontrak), termasuk
pekerjaan tambah kurang.
7. mengkoordinir dan memutuskan sesuai tingkatannya pelaksanaan penyelesaian Produk
Tidak Sesuai (PTS).
8. Mengkoordinir pelaksanaan penyelesaian keluhan pelanggan.
9. Mengkoordinir pelaksanaan pemberian tanda-tanda identifikasi dilapangan.
10. Memonitor pembuatan laporan rutin ke wilayah tentang progress pekerjaan, risalah RTM
Pekerjaan dan laporan keluhan dari pengawas lapangan atau direksi.
11. Memimpin Rapat Tinjauan manajemen di proyek.
12. Menempatkan personil yang cakap selama masa pemeliharaan sampai denga
penyerahan pekerjaan kedua.
13. Menyimpan/ memelihara bukti-bukti kerjanya.
14. Memastikan bahwa Sistem Mutu Kontrak berjalan dengan baik/ efektif, dengan
mengontrol secara berkala system mutu pekerjaan.
15. Menentukan apakah proses selanjutnya bisa dilaksanakan setelah proses sebelumnya
selesai.
16. Melaporkan semua permasalahan yang menyangkut pelaksaanaan system mutu pada
saat rapat tinjauan manajemen ditingkat proyek.
17. Melaporkan semua permasalahan RTM yang penyelesaianya melibatkan Bagian
Pelaksana Irigasi Wilayah Kulon Progo.
18. Mengkoordinir tindak lanjut penyelesaian CAR hasil audit pada pekerjaan dan memeriksa
kebenaran penyelesaianya serta melaporkanya ketingkat diatasnya.
19. Menyimpan/ memelihara bukti-bukti kerjanya.

II. Pelaksana

1. Membuat laporan harian pelaksanaan pekerjaan

membuat laporan mingguan dan melaporkan pada RTM mingguan

Membuat laporan progres bulanan .

Membuat rencana kerja minggu selanjutnya.

Menyimpan dan memelihara gambar kerja.

Melakukan pengawasan langsung pada saat pelaksanaan pekerjaan.

Membantu membaca gambar kerja.


Menyimpan/ memelihara bukti kerjanya.

III. Logistik

1. Membantu pelaksana untuk pembuatan laporan harian


2. Membantu pelaksana untuk pembuatan laporan mingguan
3. Membantu pada pembuat progress bulanan
4. membuat rencana kerja mingguan
5. Membantu pengawasan pekerjaan lapangan

IV. Administrasi

1. Membuat dan mengendalikan gambar kerja pelaksanaan (shop drawing) termasuk membuat catatan hasil
konsultasi dengan pengawas lapangan atau direksi pekerjaan.

2. Menjamin kebaradaan dan mengendalikan buku-buku standar Internal dan Eksternal dengan status
“terkendali” pada pekerjaan sesuai kebutuhan.

3. Membantu site engineer/manager dalam melakukan tinjauan kontrak di tingkat pekerjaan dan pembuatan
amandemen/ addendum kontrak serta memberitahukanya kepada bagian pelaksana kegiatan mengenai
Dukomen Kontrak dan Amandemenya yang ada pada pekerjaan ini.

4. Menerima dan menyimpan dengan baik dokumen kontrak dengan status “terkendali” dan menyimpan
dengan baik gambar kerja dengan status “Master” .

5. Mencatat hasil progress pekerjaan, emalporkan prestasi dan memantau terhadap rencanaanya (master
Schedulle), serta melaporkan kepada site manager bila terjadi keterlambatan.

6. melakukan teknik statistic bila diperlukan untuk mengetahuipencapaian sasaran.

7. Membantu Pelaksana 1 untuk membuat atau memodifikasi Rencana Mutu kontrak.

8. Menyimpan dan memelihara bukti-bukti kerjanya.

V. Logistik

1. Melakukan seleksi supplier perorangan pada pekerjaan ini dan melakukan penilaian untuk setiap supplier.

2. Melakukan pembelian barang sesuai dengan tingkatan pekerjaan dengan mengambil rekanan (supplier),
kepada rekanan yang telah dimiliki ijin perdagangan di wilayah kabupaten dimana pekerjaan tersebut
berada.

3. Melaporkan supplier yang dipakai atau ditunjuk.

4. Menyediakan tempat yang layak dan memelihara dengan baik barang termasuk barang yang dipasok oleh
supplier.
5. memberi label keterangan pada setiap barang yang disimpanya untuk menghindari kesalahan
penggunaan.

6. Bertanggung jawab terhadap cara penyimpanan barang dan mencatat keluarnya barang dari gudang .

7. Membuat rencana kebutuhan material mingguan dan mengatur jadwal pengadaanya.

VI. Keuangan

1. Membuat administrasi keuangan menyangkut pelaksanaan pekerjaan.


2. Membuat cash flow pelaksanaan pekerjaan ini.
3. Melaporkan penggunaan dana/ uang kepada site manager.
4. Memberikan klarifikasi atau kejelasan apabila didapatkan catatan yang tidak sesuai.
5. Menyimpan dan memelihara bukti-bukti kerjanya.

VII. administrasi teknis

1. Membuat gambar kerja (Shop Drawing) dan membuat revisinya.


2. Membantu pelaksana untuk plotting dilapangan terhadap semua gambar kerja yang
dibuat dan telah ditanda tangani oleh dikreksi pekerjaan.
3. Membuat As Built Drawing.
Menyimpan dan memelihara bukti-bukti kerjanya
4. Keadaan cuaca dan lingkungan
Cuaca adalah merupakan faktor alam yang tidak bisa diprediksi secara pasti, tetapi perusahaan kami
sudah memperhitungkan dengan matang bagaimana agar pekerjaan ini dapat berjalan dengan
semaksimal mungkin, cara yang kami tempuh adalah dengan mengusahakan untuk mempercepat proses
pembangunan agar jangan sampai waktu yang sudah direncanakan tertunda karena keadaan cuaca
yang tidak baik jadi pada saat pembangunan apabila ada pekerjaan yang sudah dapat dikerjakan
walaupun dari time shedulle belum saatnya maka kami akan mulai mengerjakanya.
5. Peralatan Pekerjaan
Pekerjaan ini tidak terlepas dari dukungan peralatan yang baik dan mencukupi. Adapun untuk
pelaksanaan nanti selain kami menggunakan tenaga manusia/ buruh maka kami juga menyiapkan
peralatan Pekerjaan yang terdiri dari :
Peralatan Utama

Adalah peralatan pokok yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

1. Asphal Mixing Plant, digunakan untuk membuat campuran aspal panas.

2. Asphal finisher, digunakan pada saat finishing pekerjaan pengaspalan.

3. Asphal Sprayer, digunakan untuk menyemprotkan aspal cair.

4. Compressor 4000- 6500 L/M, digunakan untuk pengecatan semprot mesin.

5. Concrete Mixer 0.3- 0.6 m³, digunakan utnuk mengaduk campuran beton atau mortar.

6. Dump Truck 3- 4 M³, digunakan untuk membawa material pekerjaan kelokasi proyek atau membuang
hasil pekerjaan yang disyaratkan untuk dibuang diluar lokasi.
7. Excavator, digunakan untuk pekerjaan galian atau keprasan yang menggunakan mesin atau memiliki
volume besar.

8. Flat Bed truck 3-4 m³, digunakan untuk membawa material atau bahan ke lokasi pekerjaan.

9. Generator Set, digunakan sebagai pembangkit listrik alternative untuk mendukung pekerjaan lapangan.

10. Motor Grader > 100 HP, digunakan untuk penggelaran material berbutir baik pada pekerjaan bahu
maupun badan jalan.

11. Whell Loader, digunakan untuk mengangkut material dengan jarak dekat dan membantu untuk menaikan
material ke dumptruck.

12. Tandem Roller 6- 8 T, fungsinya sama dengan whell loader tetapi memiliki roda bukan karet dan dapat
digunakan pada kondisi kontur yang sulit.

13. Tire roller, digunakan untuk menggilas pekerjaan perkerasan.

14. Vibratory roller, digunakan untuk penggilasan bergetar pada saat pelaskanaan.

15. Concrete Vibrator, di gunakan untuk penggetar yang fungsinya agar pada saat pengecoran didapatkan
beton yang unporous.

16. Stone Chrusher, digunakan untuk membuat batu kali, menjadi agregat dengan ukuran tertentu.

17. Water Pump, digunakan untuk mengambil air dari sumber/ mata air untuk keperluan pekerjaan.

18. Water tanker, digunakan untuk membawa air dengan jumlah cukup banyak untuk keperluan pekerjaan ini.

19. Stamper, digunakan untuk memadatkan bahu jalan atau area yang disyaratkan untuk dipadatkan dengan
menggunakan alat ini.

Peralatan Bantu

Adalah peralatan dengan nilai rupiah kecil tetapi berfungsi besar untuk melaksanakan pekerjaan tersebut
diatas.

a. Alat Bantu (Peralatan Pertukangan) berupa Rollmeter, cangkul, Sekop, Gergaji,


Linggis, Waterpass/selang elevasi, Palu, dan sebagainya.
b. Kereta Dorong; digunakan untuk mengangkut material dalam jarak yang dekat.
c. Waterpass/ Thedolith, digunakan untuk menentukan elevasi dan jarak.

Peralatan/ Perlengkapan Pendukung

Adalah jenis peralatan yang digunakan tetapi tidak berhubungan secara langsung dengan proses
pelaksanaan pekerjaan.

d. Kantor direksi (direksi keet) dan perlengkapan, digunakan sebagai kantor kerja
direksi dan tempat berkumpul melakukan koordinasi yang berhubungan dengan
kesuksesan pelakasanaan pekerjaan ini.
e. Kendaraan roda empat, digunakan untuk mobilisasi direksi.
f. Sepeda motor, alat transportasi dalam rangka menunjang pelaksanaan
pekerjaan ini.
g. Komputer dan printer mendukung administrator dalam membuat data
administrasi.

Material yang tersedia/ Dibutuhkan

Untuk material tertentu yang harus didatangkan dari luar daerah maka biasanya perusahaan kami
memasukan anggaran yang lebih untuk pengadaanya, sehingga ketimpangan dalam proses pelaksanaan
dapat dicegah dan untuk pelaksanaan Pekerjaan ini sesuai yang muncul pada RKS maka kami dapat
menyimpulkan bahwa material/ bahan baku yang dibutuhkan dapat kami penuhi dari daerah local
kabupaten setempat.

METODE PELAKSANAAN

Berikut adalah metode Pelaksanaan yang akan kami gunakan pada pekerjaan ini sesuai dengan
urutanya dan penjelasanya masing-masing :

2. MOBILISASI

Pekerjaan persiapan disini adalah meliputi segala pekerjaan awal yang bertujuan untuk mendukung
semua pelaksanaan pekerjaan fisik sehingga dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan ketentuan
yang dipersyaratkan.

Pekerjaan persiapan tersebut adalah :

a. Penyiapan lahan

Sebelum proyek dilaksanakan, untuk mendukung lancarnya proyek dan hasil pekerjaan, terlebih dahulu
dilakukan pembersihan lapangan (Clearing). Pekerjaan yang dimaksud adalah meliputi pembersihan
semak-semak pohon, rumput-rumput liar ataupun pepohonan yang menghalangi jalannya pelaksanaan
proyek. Kemudian untuk jalan akses material, bahan, ataupun jalur transportasi proyek menggunakan
jalan desa setempat, jalan kabupaten, ataupun jalan-jalan lain disekitar lokasi proyek dengan
mengajukan permohonan ijin atau persyaratan kepada pihak-pihak terkait setempat yaitu RT, RW, pihak
Dusun maupun Kelurahan setempat. Penyiapan lahan tersebut dilakukan sedemikian sehingga dapat
memperlancar segala aktifitas pekerjaan. Pengaturan penempatan material, bahan dan peralatan yang
diperlukan dapat disesuaikan kondisi dilapangan agar sirkulasi proyek dapat lancar sehingga mendukung
kinerja proyek dengan baik. Disamping pembuatan jalan kerja menuju lokasi penyimpanan bahan dan
peralatan, juga meliputi pekerjaan penyiapan air kerja dan penerangan bilamana diperlukan pekerjaan
lembur sesuai dengan kebutuhan pekerjaan di lapangan.
b. Administrasi dan dokumentasi

Administrasi dan dokumantasi dikerjakan dengan tertib dan baik sehingga dapat memperlancar program-
program pekerjaan sesuai dengan schedule tahapan pekerjaan yang telah direncanakan.

Pekerjaan administrasi meliputi :

A. Pembuatan Gambar Kerja (Shop Drawing)

B. Pembuatan Ijin Pelaksanaan Pekerjaan (Request)

C. Pembuatan Laporan Harian.

D. Pembuatan Laporan Mingguan.

E. Pembuatan Buku Laporan Cuaca

F. Pembuatan Buku Bahan atau Material.

G. Pembuatan Buku Tamu.

H. Pembuatan Buku Daftar Tenaga.

I. Proses Penarikan Termijn.

J. Pembuatan Gambar Terlaksana atau Terpasang (As Build Drawing)

K. Dan Lain-Lain.

Sedang untuk foto dokumentasi, pengambilan gambar harus berada di satu titik tetap dalam arti tidak
boleh berpindah-pindah. Dalam kondisi 0 %, 50 % dan 100% pengambilan gambar dilakukan berada
pada satu titik lokasi pemotretan. Hal ini bertujuan agar orang yang tidak tahu lokasi pekerjaan atau
orang awam bisa melihat kegiatan apa yang telah dilaksanakan hanya dengan melihat laporan visual
tersebut. Dokumentasi tersebut juga dilengkapi dengan photo-photo proses pelaksanaan, contoh material
maupun kontrol kualitas pekerjaan yang dapat diperlihatkan kepada Direksi atau Pengguna Jasa.

c. Papan Nama Proyek

Kami membuat Papan Nama Proyek dengan ukuran sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan
dengan penyangga dari kayu usuk 5/7 yang ditanam dalam tanah dan dicor agar lebih kuat sebagai
pondasinya.

Untuk tulisan papan nama proyek, kami buat dan kami sesuaikan dengan gambar dari pemberi kerja.
Tempat atau pemasangan papan nama proyek mengikuti petunjuk dari Direksi, atau ditempat yang
strategis yang bisa dilihat dengan jelas, agar dapat memberikan informasi kepada siapa saja dengan
jelas.
d. Pengukuran (Uitzet)

Pedoman dalam melaksanakan pekerjaan adalah menggunakan posisi berdasarkan data ketinggian
umum (Bench Mark), yaitu menggunakan Bench Mark yang ditetapkan oleh proyek. Semua ukuran
ketinggian bangunan dan saluran serta peralatan operasional jaringan irigasi, yang tercantum dalam
lembar kerja mengacu pada referensi ketinggian bench mark tersebut.

Bilamana sulit untuk diterapkan di lapangan mengingat kondisi yang tidak memungkinkan, kami
menggunakan data ketinggian pembantu atau titik pinjaman ukuran yang mungkin diperlukan dalam
pelaksanakan pekerjaan dengan memohon persetujuan dari Direksi.

Untuk pekerjaan pengukuran ini akan kami laksanakan bersama-sama dengan pihak terkait dalam proyek
yaitu : Supervisi ataupun Direksi, yang bertujuan untuk menentukan titik awal elevasi (Bench Mark)
sebagai acuan kerja. Pekerjaan pengukuran ini akan sangat berpengaruh akan semua hasil pekerjaan
fisik. Pekerjaan pengukuran kami lakukan pada masing-masing item pelaksanaan pekerjaan dengan
dibuat laporan hasil pengukuran dan dimohonkan persetujuan pihak Direksi dan Supervisi sehinga
muncul suatu Berita Acara Uitzet yang ditandatangani atas persetujuan bersama dengan pihak terkait
proyek.

Hasil pengukuran ini akan disahkan sehingga dapat dibuat acuan dalam pembuatan laporan gambar
kerja (Shop Drawing) yang nantinya akan dipakai sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.
Setelah pengukuran dan penempatan titik diketahui, selanjutnya pada titik tersebut dibuat tanda
permanen dan dipakai untuk dasar elevasi maupun letak posisi dari pekerjaan dan ditentukan titik  0.00
sebagai Titik Dasar.

Peralatan pengukuran yaitu meliputi : theodolit, waterpass, pita ukur, patok-patok tanda dan alat-alat lain
yang diperlukan dan dalam kondisi yang baik siap pakai bilamana sewaktu-waktu diperlukan.

Semua pekerjaan bangunan maupun saluran sebelum dimulainya pelaksanaannya, harus mengajukan
permohonan dan mendapat persetujuan pihak Direksi maupun Pengguna Jasa. Dalam pelaksanaan
semua pekerjaan mengacu pada gambar Lelang dan Gambar Kerja atas persetujuan dari Direksi
maupun Pengguna Jasa.

Menejemen dan Keselamatan Lalu Lintas


Pekerjaan Menejemen dan Keselamatan Lalu Lintas meliputi pekerjaan pengamanan jalan lintas proyek
untuk pengiriman material dan bahan maupun peralatan. Dari pengguna jalan lain (masyarakat)
,sehingga jalan yang sedang mengalami peningkatan masih dapat di gunakan oleh masyarakat dan tidak
mengganggu aktifitas masyarakat sekitar.
2. Drainase

a. Galian Untuk Selokan Drainae dan Saluran Air

Untuk Pekerjaan ini kami membuat selokan baru yang di lapisi maupun tidak , dan perataan kembali
selokan lama yang tidak di lapisi sesuai dengan spesifikasi dan memenuhi garis, ketinggian dan detil
yang telah di tunjukan pada gambar. dan selokan yang dilapisi akan di buat dari pasangan batu dengan
mortar. Dan kami akan menggunakan tenaga manusia/buruh dengan mempergunakan peralatan bantu
seperti cangkul, linggis, sekop dan kereta dorong, yang perlu diperhatikan disini adalah area penggalian
sebelumnya harus dipetakan terlebih dahulu sesuai dengan perhitungan rekayasa lapangan dan kami
beri tanda dilapangan agar tidak terjadi kesalahan area pada saat melaksanakan pekerjaan penggalian
untuk selokan drainase dan saluran air dan kami awali dengan memohon ijin dan pengesahan
pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan pengawas dan Direksi lapangan.

b. Pasangan Batu Dengan Mortar

Setelah galian disiapkan dan telah dicek serta diketahui oleh Direksi dan pengawas maka pekerjaan
pasangan batu dengan mortar kami laksanakan namun sebelumnya pekerjaan ini akan kami cakupkan
dengan pelapisan sisi atau dasar selokan dan saluran air dan pebuatan “apron” (lantaigolak) , lubang
masuk dan struktur saluran kecil lainya dengan menggunakan pasangan batu dengan mortar yang di
bangun di atas suatu dasar yang telah di siapkan memenuhi garis, ketinggian , dan dimensi yang
ditentukan oleh Direksi dan Pengawas tentunya sesuai dengan spesifikasi teknik dimana menggunakan
tenaga tukang batu dengan kapasitas atau volume sesuai dengan analisa terlampir, untuk bahan baku
kami angkut dari quary disekitar lokasi terdekat menggunakan dump truck atau truck bak terbuka dengan
kapasitas ±4 m³, dan dilangsir dengan kereta dorong atau dengan tenaga manusia apabila lokasi hanya
dapat dijangkau dengan menggunakan kereta dorong dan apabila lokasi tidak memungkinkan maka
bahan batu diangkut dengan tenaga manusia, sedangkan batu yang dipakai menggunakan batu putih
dan untuk sela-sela pasangan akan kami padatkan dengan menusuk-nusuk sela antar batu sehingga
tidak ada bagian yang renggang, pekerjaan meliputi pemasangan plester sebagai penutup bidang muka
pasangan, sebelum pelaksanaan pekerjaan mengajukan ijin kerja pelaksanaan.

c. Beton K250 (fc’20) untuk struktur drainase beton minor

Pekerjaan ini kami lakukan secara mekanik Lokasi pekerjaan sepanjang jalan Material untuk pembuatan
saluran dari beton berada di Base Camp seperti agregat, pasir, semen dan besi. Jarak rata-rata Base
Camp ke lokasi pekerjaan 8.73 KM, Jam kerja efektif per-hari 7.00 Jam ,Kadar Semen Minimum
340 Kg/M3 ,Maksimum ukuran agregat 19 mm ,dan saluran beton bertulang dan penutup akan kami
buat sesuai garis dan elevasi , bagian permukaan dari saluran terbuka berbentuk U atau bagian
permukaan pelat penutup akan kami lakukan dengan profil yang rata elevasi akhir lapangan juga akan
sesuai dengan elevasi akhir dari perkerasan, dari kerb mempunya toleransi ±1 cm.dan plat penutup di
buat sebagai unit percetakan dan dapat dipindahkan. Urutan kerja Galian lokasi drainase sesuai elevasi
dan dimensi rencana Semen, pasir, agregat dan air diaduk dengan komposisi sesuai rancangan mutu
dengan menggunakan beton mixer Beton di-cor ke dalam bekisting dan diratakan dg vibrator
Penyelesaian dan perapihan setelah pengecoran Proses pelaksanaan dilapangan akan dilaksanakan
bertahap sesuai dengan pekerjaan pasangan atau struktur yang dilaksanakan, serta mengjukan ijin kerja
pelaksanaan kepada Direksi dan pengawas lapangan.
d. Baja Tulangan Untuk Struktur Drainase beton Minor

Pekerjaan dilakukan secara manual Lokasi pekerjaan sepanjang jalan Bahan dasar (besi dan kawat)
diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan Jarak rata-rata Base camp ke lokasi pekerjaan 8.73 KM, Jam
kerja efektif per-hari 7 jam dan bahan baja yang akan digunakan adalah baja polos atau berulir dan
bermutu yang sesuai dengan gambardan tumpuan tulangan akan kami bentuk dari batang besi ringan
atau bantalan beton pracetak ,kawat pengikat untuk mengikat tulangan menggunakan kawat baja lunak
,Urutan kerja Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang diperlukan Batang tulangan
dipasang / disusun sesuai dengan Gambar Pelaksanaan dan persilangannya diikat kawat bahan Baja
Tulangan (Polos) U32 Kawat beton Penggunaan Alat Diperlukan Gunting Potong Baja 2 buah Kunci
Pembengkok Tulangan 2 buah Alat lainnya Dan tenaga yang kami gunakan kerja satu hari dibutuhkan
tenaga Mandor Tukang Pekerja. Proses pelaksanaan dilapangan akan dilaksanakan bertahap sesuai
dengan pekerjaan pasangan atau struktur yang dilaksanakan, serta mengjukan ijin kerja pelaksanaan
kepada Direksi dan pengawas lapangan.

3. PEKERJAAN TANAH

a. Galian biasa

Meliputi pekerjaan galian yang mana setelah dilakukan bouplank tanah digali sesuai dengan gambar
kerja. Untuk pekerjaan galian tanah kami menggunakan excavator dan tanah hasil galian di buang atau di
tempatkan dengan alat angkut berupa dump truk dan ditempatkan di tempat yang tidak mengganggu
jalanya lalu lintas dan proses kegiatan proyek area penggalian sebelumnya kami petakan terlebih dahulu
sesuai dengan perhitungan rekayasa lapangan dan kami beri tanda di lapangan agar tidak terjadi
kesalahan area pada saat melaksanakan pekerjaan penggalian dengan memohon ijin dan pengesahan
pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan pengawas dan Direksi lapangan.

b. Galian Batu Lunak


Hampir sama dengan proses pekerjaan galian tanah biasa, galian batu lunak menggunakan alat
berupa , compressor , wheel loader , dan excavator yang di lengkapi dengan kuku baja khusus dan tanah
galian dibuang dengan alat berupa dump truck dan ditempatkan di tempat yang tidak mengganggu
jalanya lalu lintas dan proses kegiatan proyek area penggalian sebelumnya kami petakan terlebih dahulu
sesuai dengan perhitungan rekayasa lapangan dan kami beri tanda di lapangan agar tidak terjadi
kesalahan area pada saat melaksanakan pekerjaan penggalian dengan memohon ijin dan pengesahan
pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan pengawas dan Direksi lapangan

c. Timbunan pilihan dari sumber galian

Pekerjaan ini kami lakukan/kerjakan apabila pekerjaan pekerasan permukaan penetrasi sebagian
atau keseluruhan telah selesai dan akan kami hamper urugan bahu jalan dengan sirtu lebar dan tebal
sesuai dengan gambar kerja shop drawing dan setelah bahu jalan terhampar maka kami kocor dengan
air dan selanjutnya kami padatkan dengan baby roller hingga mendapatkan kepadatan yang diminta dan
sesuai persetujuan direksi.

4. PERKERASAN ASPAL

a. Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair

Sebelum melakukan pekerjaan ini kami akan meminta ijin dan pengesahan pelaksanaan pekerjaan
kepada konsultan pengawas dan Direksi lapangan ,dan pekerjaan ini kami akan Menggunakan alat berat
(cara mekanik) Komposisi campuran Aspal Pen 60 atau Pen 80 Kerosene Berat isi bahan Aspal Pen 60
atau Pen 80 Kerosen Bahan dasar (aspal & minyak pencair) semuanya diterima di lokasi pekerjaan
Urutan kerja Aspal dan Minyak Flux dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair
Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air Compressor Campuran
aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Distributor ke atas permukaan yang akan dilapis. Maksud dari
pekerjaan ini adalah pelapisan aspal cair pada permukaan jalan yang telah beraspal atau pun pada
permukaan berbutir, dasar dari teknik pelaksanaan pekerjaan ini adalah suhu dan prosentasi aspal yang
dipakai, dan untuk semua standart akan kami sesuaikan dengan RKS dan Gambar Kerja.

b. Lapis Perekat – Aspal Cair

Hampir sama dengan pekerjaan lapis resap pengikat – aspal cair yaitu Menggunakan alat berat (cara
mekanik) Urutan kerja Aspal dan Minyak Flux dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi campuran
aspal cair Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air Compressor
Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Distributor ke atas permukaan yang akan dilapis.
Maksud dari pekerjaan ini adalah pelapisan aspal cair pada permukaan jalan yang telah beraspal atau
pun pada permukaan berbutir, dasar dari teknik pelaksanaan pekerjaan ini adalah suhu dan prosentasi
aspal yang dipakai, dan untuk semua standart akan kami sesuaikan dengan RKS dan Gambar Kerja.
c. Laston Lapis Aus Perata (AC-WC(L))

Pekerjaan ini meliputi Penyiapan bahan di base camp AMP, pencampuran bahan agregat dengan aspal,
pengiriman sampai lokasi pekerjaan, penghamparan dan pemadatan. AC-WC dibuat di Base Camp AMP
sesuai dengan spesifikasi kemudian dituangkan diatas dumptruck lalu hasil penuangan ditutup dengan
terpal untuk menahan suhu AC-WC tetap stabil lalu dikirm kelokasi pekerjaan yang telah siap peralatan
mekanik seperti finisher alat penhampar dan alat-lat pemadat. Bahan dituang ke bak finisher dari
dumptruck, finisher menhgampar campuran aspal panas ke permukaan Lapis Pondasi pada ketebalan
diatas rata-rata ketebalan padat dan hasil penggelaran didiamkan pada suhu yang telah ditetapkan
kemudian dipadatkan dengan mesin gilas roda besi, penggilasan sedemikian rupa hingga mendapatkan
kerataan dan kepadatan yang ditetapkan dan akhir pemadatan menggunakan mesin gilas roda karet
demikian seterusnya pekerjaan dilakukan atas arahan dari Direksi pekerjaan serta tentunya kami telah
mengajukan hasil pengujian bahan Campuran Aspal Panas serta ijin kerja, dan pekerjaan ini dilakukan
setelah memohon ijin dan pengesahan pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan pengawas dan Direksi
lapangan

d. Laston Lapis Antara Antara Perata (AC-BC (L))

Hampir sama dengan Pekerjaan Laston Lapis Aus Perata (AC-WC(L)) pekerjaan ini meliputi
Penyiapan bahan di base camp AMP, pencampuran bahan agregat dengan aspal, pengiriman sampai
lokasi pekerjaan, penghamparan dan pemadatan. AC-BC dibuat di Base Camp AMP sesuai dengan
spesifikasi kemudian dituangkan diatas dumptruck lalu hasil penuangan ditutup dengan terpal untuk
menahan suhu AC-BC tetap stabil lalu dikirm kelokasi pekerjaan yang telah siap peralatan mekanik
seperti finisher alat penhampar dan alat-lat pemadat. Bahan dituang ke bak finisher dari dumptruck,
finisher menhgampar campuran aspal panas ke permukaan Lapis Pondasi pada ketebalan diatas rata-
rata ketebalan padat dan hasil penggelaran didiamkan pada suhu yang telah ditetapkan kemudian
dipadatkan dengan mesin gilas roda besi, penggilasan sedemikian rupa hingga mendapatkan kerataan
dan kepadatan yang ditetapkan dan akhir pemadatan menggunakan mesin gilas roda karet demikian
seterusnya pekerjaan dilakukan atas arahan dari Direksi pekerjaan serta tentunya kami telah mengajukan
hasil pengujian bahan Campuran Aspal Panas serta ijin kerja kepada konsultan pengawas dan Direksi
lapangan
5. STRUKTUR

a. Pasangan Batu

Setelah galian disiapkan dan telah dicek serta diketahui oleh Direksi dan pengawas maka pekerjaan
pasangan batu dengan mortar kami laksanakan namun sebelumnya telah kami pasang profil bentuk
kepala bangunan per jarak yang ditentukan oleh Direksi dan Pengawas tentunya sesuai dengan
spesifikasi teknik dimana menggunakan tenaga tukang batu dengan kapasitas atau volume sesuai
dengan analisa terlampir, untuk bahan baku kami angkut dari quary disekitar lokasi terdekat
menggunakan dump truck atau truck bak terbuka dengan kapasitas ±4 m³, dan dilangsir dengan kereta
dorong atau dengan tenaga manusia apabila lokasi hanya dapat dijangkau dengan menggunakan kereta
dorong dan apabila lokasi tidak memungkinkan maka bahan batu diangkut dengan tenaga manusia,
sedangkan batu yang dipakai menggunakan batu belah hitam dan untuk sela-sela pasangan akan kami
padatkan dengan menusuk-nusuk sela antar batu sehingga tidak ada bagian yang renggang, pekerjaan
meliputi pemasangan plester dan siar sebagai penutup bidang muka pasangan, sebelum pelaksanaan
pekerjaan mengajukan ijin kerja pelaksanaan.

Dibawah ini kami lampirkan perhitungan Analisa teknik :

Setelah semua pekerjaan selesai kami bersama konsultan pengawas, direksi mengadakan opname
bersama dan menuangkannya ke dalam as built drawing. Setelah mendapatkan persetujuan pekerjaan
kami serahkan untuk yang pertama kalinya. Setelah 180 hari dari serah terima pertama kami
mengadakan pemeriksaan lapangan apabila ada kerusakan- kerusakan fisik kami akan memperbaiki
sesuai kontrak kerja kemudian kami lakukan serah terima pekerjaan ke II.

Anda mungkin juga menyukai