Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PONDASI DAN DINDING PENAHAN TANAH

i
LEMBAR PENGESAHAN

ii
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha ESa atas rahmat-
nya yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah
Pondasi yang merupakan salah satu tugas besar Pondasi. Dalam makalah ini saya
membahas mengenai macam-macam Pondasi.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak sedikit masalah
yang dihadapi, namun berkat kerja keras serta bantuan dari berbagai pihak, semua
masalah tadi bisa teratasi dengan baik. Oleh karena itu saya banyak mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalaj ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
khasanah cakrawala pemikiran bagi para pembaca.

Makalah Pondasi

Penulis

iii
KARTU ASISTENSI

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Pondasii................................................................................................1


Gambar 1.2 Pondasi Dangkal...................................................................................2
Gambar 1.3 Pondasi Telapak...................................................................................3
Gambar 1.4 Pondasi Sumuran..................................................................................5
Gambar 1.5 Pondasi Rakit........................................................................................6
Gambar 1.6 Pondasi Tiang.......................................................................................7
Gambar 1.7 Pondasi Tiang Pancang......................................................................10
Gambar 1.8 Bored Pile`..........................................................................................11
Gambar 1.9 Dinding Penahan Tanah.....................................................................13
Gambar 2.0 Gabion Retaining Walls (Kawat Bronjong).......................................14
Gambar 2.1 Diaphragm Wall.................................................................................15
Gambar 2.2 Sheet Piles..........................................................................................16
Gambar 2.3 Dinding Penopang Tanah Gravity......................................................16

v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
PRAKATA..............................................................................................................iii
KARTU ASISTENSI..............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1i
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.1.1 Rumusan Masalah.............................................................................2
1.1.2 Tujuan...............................................................................................2
1.2 Pondasi Dangkal..........................................................................................2
1.2.1 Jenis – jenis pondasi dangkal............................................................2
1.2.2 Pelaksanaan pondasi dangkal............................................................7
1.2.3 Pembahasan / kesimpulan singkat dari materi bab 1........................7
1.3 Pondasi Dalam............................................................................................7
1.3.1 Jenis – jenis pondasi dalam...............................................................7
1.3.2 Pelaksanaan pekekrjaan pondasi dalam..........................................12
1.3.3 Pembahasan / kesimpulan singkat dari materi bab 2......................12
1.4 Konstruksi Dinding Penahan Tanah.........................................................12
1.4.1 Jenis – jenis konstruksi Dinding Penahan Tanah............................12
1.4.2 Pelaksanaan pekekrjaan konstruksi dinding penahan tanah...........17
1.4.3 Pembahasan / kesimpulan singkat dari materi bab 3......................17
BAB II PERHITUNGAN KONSTRUSKI DINDING PENAHAN TANAH.......20
2.1 Lembar Tugas........................................................................................2
2.2 Pembahasan / Hasil Perhitungan...........................................................4
2.3 Gambar Berskala...................................................................................5

vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Gambar 1.1 Pondasi


Pondasi adalah suatu konstruksi pada bagian dasar struktur/bangunan
(sub structure) yang berfungsi meneruskan beban secara merata dari bagian
atas struktur/bangunan (upper structure) kelapisan tanah yang berada di
bagian bawahnya tanpa mengakibatkan Keruntuhan tanah, dan Penurunan
(settlement) tanah/pondasi yang berlebihan.
Pondasi umumnya dibuat menjadi satu kesatuan dasar struktur
bangunan yang kuat, pada bagian bawah konstruksi. Dalam perencanaan
pondasi untuk suatu struktur/bangunan dapat digunakan beberapa macam tipe
pondasi. Pemilihan pondasi dapat ditentukan berdasarkan fungsi bangunan
atau beban yang nantinya akan dipikul oleh pondasi tersebut. Selain besarnya
beban, kondisi/keadaan tanah dimana bangunan tersebut berdiri dan faktor
ekonomi harus juga dipertimbangkan.
Keberadaaan pondasi sangat penting dalam kontruksi yang
direncanakan, mengingat pondasi merupakan bagian terbawah dari bangunan
yang berfungsi mendukung beban bangunan dan meneruskan beban bangunan
itu. baik itu beban mati, beban hidup dan beban gempa (ke tanah atau batuan
yang berada dibawahnya). Bentuk pondasi tergantung dari macam bangunan
yang akan dibangun dan keadaan tanah untuk tempat pondasi yang akan
diletakkan, biasanya pondasi berada pada tanah yang keras.
Agar bangunan dapat berdiri dengan stabil dan tidak timbul penurunan
yang terlalu besar, maka pondasi bangunan harus mencapai lapisan tanah yang
cukup padat. Untuk mengetahui letak/kedalaman lapisan tanah padat dan

1
kapasitas daya dukung tanah yang sesuai standar bangunan pondasi, maka
perlu penyelidikan mekanika tanah yang meliputi penyelidikan di lapangan
(lokasi rencana bangunan baru) dan penelitian di laboratorium.
1.1.1 Rumusan Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, sering ditemui kegiatan pembangunan
atau proyek berskala perumahan yang dalam proses pembuatan bagian
pondasi tidak mengacu dengan SNI dan tanpa perhitungan struktur
melainkan menggunakan pengalaman dalam pembangunan dan
diasumsikan aman.
1.1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengedukasi pada masyarakat
publik yang awam akan konstruksi. Khususnya pada konstruksi pondasi
dan struktur untuk keamanan dan meningkatnya kualitas pembangunan
yang lebih baik.

1.3.1
1.1
1.2 Pondasi Dangkal

Gambar 1.2 Pondasi Dangkal


Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung beban secara langsung.
Pondasi dangkal disebut pondasi langsung , pondasi ini digunakan apabila
lapisan tanah pada dasar pondasi yang mampu mendukung beban yang
dilimpahkan terletak tidak dalam (berada relative dekat dengan permukaan
tanah.

2
1.2.1 Jenis Jenis Pondasi Dangkal
a. Pondasi Telapak

Gambar 1.3 Pondasi Telapak


Pondasi yang berdiri sendiri dalam mendukung kolom atau
pondasi yang mendukung bangunan secara langsung pada tanah
bilamana terdapat lapisan tanah yang cukup tebal dengan kualitas
baik yang mampu mendukung bangunan itu pada permukaan tanah
atau sedikit dibwah permukaan tanah. Untuk memudahkan hitungan
konstruksi fondasi telapak, maka digunakan beberapa anggapan
praktis bahwa :
1. Plat pondasi adalah kaku sempurna, jadi tidak akan melengkung
karena beban terpusat, dan tetap merupakan bidang lurus.
2. Desakan yang terjadi pada tanah dibawah dasar pondasi
berbanding langsung dengan penurunan pondasi.
Karena tanah tidak dapat menahan tegangan tarik, maka bila dari
hitungan secara teoritis akan timbul tegangan tarik tersebut harus
diabaikan.
Saat ini masih sulit bagi kita untuk mendefinisikan pondasi
dangkal, karena sangat tergantung dari masing-masing ahli tanahyang
menginterpretasikan. Sebagai contoh Tarzaghi mendefinisikan
pondasi dangkal sebagai berikut:
3
Apabila kedalam fondasi lebih kecil atau sama dengan lebar fondasi,
maka fondasi tersebut bisa dikatakan sebagai fondasi dangkal.
Anggapan bahwa penyebaran tegangan pada struktur pondasi ke
tanah dibawahnya berupa lapisan penyangga (bearing stratum) lebih
kecil atau sama dengan lebar pondasi.
Stabilitas dari suatu pondasi dangkal bisa kita tentukan dengan
banyak cara dan stabilitas ini ditentukan oleh beberapa faktor :
a. Kapasitas daya dukung tanah (bearing capacity)
Yaitu daya dukung tanah dimana konstruksi diletakkan kapasitas
daya dukung ini sangat ditentukan oleh:
- Jenis pondasi dangkal : Meliputi bentuk pondasi, dimensi, dan
kedalaman pondasi.
- Sifat-sifat tanah Yaitu sifat-sifat tanah dimana pondasi dangkal
diletakkan dan terutama yang erat kaitannya dengan karakteristik
indeks dan karakteristik struktur tanah yang meliputi antara lain :
· γ (berat volume tanah)
· c (cohesi tanah)
· ϕ (sudut geser tanah)
b. Penurunan (settlement)
Penurunan yang terjadi pada struktur pondasi dangkal yang
terjadi akibat beban struktur yang dipikul oleh pondasi tersebut,
dalam perhitungannya dikenal :
- Penurunan seketika (immediate settlement) yaitu penurunan
diakibatkan oleh elastisitas tanah
- Penurunan konsolidasi (consolidation settlement) yaitu
penurunan yang diakibatkan peristiwa konsolidasi atau
peristiwa keluarnya air dari ruang pori partikel tanah.
Jika dilihat dari bentuk penurunannya maka penurunan bisa
dibedakan menjadi dua yaitu :
- Penurunan seragam (uniform), penurunan yang terjadi Stot<
penurunan yang disyaratkan Syrt.
- Penurunan tak seragam (non uniform) Stot < Syrt.ᵟs <ᵟs yrt

4
Dengan melihat kriteria stabilitas dari suatu pondasi dangkal
maka didalam perancangan dua kriteria tersebut perlu diperhatikan
dan harus selalu memenuhi persyaratan selain memenuhi
persyaratan terhadap factor keamanan.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa pondasi dangkal
harus memenuhi keadaan-keadaan sebagai berikut:
1. Kapasitas daya dukung batas Qult > tegangan kontak yang
diakibatkan oleh beban luar
2. Penurunan pondasi yang terjadi < penurunan disyaratkan
3. Struktur secara keseluruhan harus stabil dalam arah vertikal,
horinzal dan terhadap guling
b. Pondasi Sumuran

Gambar 1.4 Pondasi Sumuran


Pondasi sumuran merupakan pondasi peralihan antara pondasi
dangkal dan pondasi tiang, digunakan bila tanah dasar yang kuat
terletak pada kedalaman yang relative dalam, dimana pondasi
sumuran nilai kedalaman (DF) dibagi lebar (B) lebih kecil atau sama
dengan 4, sedangkan pondasi dangkal Df/B≤1.

5
c. Pondasi Rakit

Gambar 1.5 Pondasi Rakit


Pondasi yang digunakan untuk mendukung bangunan yang
terletak pada tanah lunak atau digunakan bila susunan kolom-kolom
jaraknya sedemikan dekat disemua arahnya, sehingga menggunakan
pondasi telapak, sisinya berhimpit satu sama lainnya.
Pondasi rakit adalah salah satu jenis pondasi yang dibuat dari
plat beton bertulang dengan bentuknya yang mirip rakit.
ketebalannya beragam, yang disesuaikan kebutuhan bangunan itu
sendiri (biasanya 150mm sampai 300mm).
Pondasi ini dapat dipakai untuk struktur dengan beban yang
ringan pada jenis tanah yang lunak ataupun tanah yang terdapat zona
lunak tertentu saja.
Dalam hal ini, pondasi rakit dirancang utnuk menjangkau zona
zona tersebut dengan tekanan bantalan ygn dapat ditoleransi serta
tingkat penurunan yang dapat diterima.
Tipe pondasi ini terdiri dari lapisan beton bertulang yang
menutupi seluruh area bangunan, atau bahkan bisa beberapa
bangunan sekaligus. Ini dapat diperkuat dengan peningkatan
ketebalan beton di daerah beban berat, seperti di bawah kolom, atau
dengan sistem balok utama dan sekunder.

6
1.2.2 Pelaksanaan Pondasi Dangkal
Pelaksanaan kosntruksi pondasi dangkal dilakukan seperti pelaksaan
pekerjaan konstruksi pada umumnya, yaitu meliputi :
a. Pekerjaan Persiapan
Pada pekerjaan persiapan meliputi pembersihan lahan,
pemasangan bowplank dan lain lain.
b. Pekerjaan Galian
Perkerjaan galian meliputi galian tanah dan urugan tanah kembali.
c. Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton meliputi pekerjaan lantai kerja, pekerjaan
pengecoran beton dan perkejaan pembesian serta pekerjaan
bekisting.
d. Pekerjaan Finishing
Pekerjaan fisnishing meliputi pekerjaan pembersihan sisa
pekerjaan proyek.

1.2.3 Pembahasan and Kesumpulan


Pada kosntruksi pondasi dangkal umumnya digunakan pada bangunan
rumah tinggal sederhana atau gedung kurang dari 4 lantai dan berlokasi
pada area yang memiliki tanah stabil. Karena daya dukung pondasi ini
diperuntukan untuk bangunan berbobot kostruksi ringan.
1.3 Pondasi Dalam
1.3.1 Jenis Jenis Pondasi Dalam
a. Pondasi Tiang

Gambar 1.6 Pondasi Tiang


7
Pondasi dalam seringkali di identikkan sebagai pondasi tiang yaitu
suatu struktur pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal
kesumbu tiang dengan menyerap lenturan. Pondai tiang dibuat
menjadi satu kesatuan monolit dengan menyatukan pangkal tiang
yang terdapat dibawah konstruksi dengan tumpuan pondasi. Dalam
penggunaaanya pondasi tiang bisa dipakai sebagai pendukung
struktur yang didirikan di darat maupun di air tetapi mungkin bentuk
tiangnya yang yang berbeda.
1. Bangunan di darat Biasanya tiang bore (bore & cast in situ piles)
merupakan tiang ekonomis dan dapat dilaksanakan dengan
diameter tiang yang cukup besar sehingga bisa menahan beban
struktur atas ( upper structure) yang besar. Untuk daerah
perkotaan jenis tiang ini baik digunakan karena bisa mengurangi
heave, kebisingan dan getaran yang terjadi. Sedangkan untuk
upper structure yang ringan sampai berat bisa digunakan driven
dan cast situ piles karena bisa lebih ekonomis dibandingkan tiang
baja maupun beton.Untuk beban upper structure yang ringan,
tiang kayu cukup digunakan.
2. Untuk bangunan di atas air Penggunaan baja atau profil H atau
pipa lebih baik digunakan dari pada beton.Tetapi penggunaan
tiang baja harus diperhatikan PH air yang tempat tiang
diletakkan. Untuk air yang memiliki PH < 4 atau PH > 9 tiang
harus diberi coating. Sedangkan untuk daerah bergelombang
besar harus digunakan pipa yang berdiameter besar agar
sekaligus berfungsi sebagai pemecah gelombang. Jenis pondasi
tiang begitu banyak dan bisa diklasifikasikan berdasarkan
beberapa kelompok baik menurut perpindahannya maupun
menurut teknik pemasangannya.
a. Klasifikasi pondasi tiang menurut perpindahan
1. Tiang-tiang perpindahan (tiang-tiang pancang)
displacemen/piles/driven types)
- Kayu, berpenampang bundar dan segi empat dengan
sambungan atau menerus (timber pile)

8
- Tiang beton (precast concrete piles) berpenampang bulat
- Pipa baja (stell tube) dipancang dengan ujung tertutup
- Pipa baja dengan penampang segi empat (stell box) dipancang
dengan ujung tertutup.
- Pipa baja ujungnya membesar atau mengecil (fluted & tapered
steel tube)
- Pipa baja dengan ujung tertutup dimasukkan dengan cara
ditekan (jacked down stell tube with close end)
- Pipa beton dimasukkan dengan cara ditekan ( jacked down
solid concrete cylinder)
2. Tiang-tiang perpindahan (tipe pancang dan dicor ditempat/
displacemen piles/ driven & cast in situ type)
- Pipa baja dipancang setelah diisi atau dicor beton, pipa ditarik
(stell tube driven & with drawn after palcing concrete)
- Tiang pracetak beton yang diisi dengan beton (precast
concrete shell filled with concrete)
- Pipa baja berdinding tipis dpancang kemudian diisi beton
3. Small displacement piles
- Tiang pracetak beton, penampang pipa dipancang dengan
penampang tiang terbuka atau salib
- Tiang pracetak beton, penampang bulat dipancang dengan
penampang terbuka atau disalib
- Tiang profil baja H
- Tiang baja penampang bulat/pipa, dipancang dengan ujung
terbuka dan tanah dapat dibuang kalau diperlukan
- Tiang baja berpenampang kotak, dipancang dengan ujung
terbuka dan tanah dapat dibuang kalau diperlukan
- Tanah ulir
- Selinder ulir
4. Tiang tanpa perpindahan (non displacement piles)
Dilaksanakan dengan mengeluarkan tanah dengan proses
pemboroan, kemudian tiang dibuat dengan meletakkan beton
atau massive pada lobang bor.

9
- Betonan yang dituangkan pada bor yang dibor dengan bor
putar
- Pipa-pipa yang diletakkan pada bor seperti butir satu dan
diisi dengan betonan sepanjang diperlukan
- Unit-unit tiang pracetak beton diletakkan pada lubang bor
- Tiang baja diletakkan pada lubang bor
- Tiang pipa diletakkan pada lubang bor
b. Pondasi Tiang Pancang

Gambar 1.7 Pondasi Tiang Pancang


Pondasi tiang digunakan bila tanah pondasi pada kedalaman yang
normal tidak mampu mendukung bebannya dan tanah kerasnya
terletak pada kedalaman yang sangat dalam. Pada pondasi tiang
umumnya berdiameter lebih kecil dan lebih panjang dibanding
dengan pondasi sumuran.
Dalam penggunaannya pondasi tiang bisa dipakai sebagai
pendukung struktur yang didirikan di darat maupun di air tetapi
mungkin bentuk tiangnya yang berbeda.

10
c. Pondasi Bored Pile

Gambar 1.8 Bored Pile


Bored Pile adalah adalah salah satu jenis alternatif pondasi yang
digunakan ketika dalam pengerjaan pembuatan pondasi bangunan
tidak memungkinkan untuk menggunakan pondasi tiang pancang
dikarenakan lokasi yang sempit dan kondisi lain yang dapat
mempengaruhi pengerjaan proyek bangunan. Sesuai dengan istilah
yang digunakan, pondasi jenis bored pile ini menggunakan alat bor
sebagai langkah awal pembuatannya.
Namun, bor yang digunakan berukuran kecil dan dalam sehingga
bisa menembus tanah tanpa menyebabkannya ambruk. Jarak area
yang di bor cukup dalam hingga mencapai bebatuan dalam tanah
yang lebih keras. Setelah mencapai area ini, barulah lubang tersebut
dimasukkan dengan tulang besi dan dicor dengan beton.
Fungsi Pondasi Bored Pile Pondasi bored pile digunakan apabila
tanah dasar di bawah bangunan tidak mempunyai daya dukung yang
cukup dalam menopang berat bangunan. Fungsi pondasi bored pile
ini kurang lebih sama dengan pondasi tiang pancang, namun
memiliki sedikit perbedan pada proses pengerjaannya.
Pada pondasi bored pile diawali dengan pelubangan tanah
hingga kedalaman yang sudah direncanakan, dilanjutkan dengan
pemasangan tulangan besi dan kemudian pengecoran beton. Jenis
Pondasi Bored Pile Bored pile lurus untuk tanah keras Bored pile
yang ujungnya diperbesar dengan bentuk bel Bored pile yang
11
ujungnya diperbesar dengan bentuk trapesium Bored pile lurus untuk
tanah berbatu.
Berdasarkan Alat Dan Metode Kerjanya Kalau dilihat dari alat
serta metode kerja yang digunakan, pondasi jenis bored pile ini bisa
diklasifikasikan lagi menjadi beberapa jenis, di antaranya:
1. Strauss Pile Atau Bored Pile Manual Hal yang paling
membedakan jenis bored pile ini dengan yang lainnya adalah
proses kerjanya yang dilakukan secara manual. Jadi dalam
pengeboran tanah, membutuhkan tenaga lebih untuk
mengerjakannya. Ini dilakukan karena kondisi tanah yang di
bor masih kering. Jenis pondasi ini prosesnya terbilang sangat
praktis karena hanya membutuhkan tenaga manusia dan tidak
menimbulkan polusi suara bising dari mesin. Sayangnya,
beberapa pilihan diameter bor yang tersedia hanya mampu
melubangi dengan diameter 20 cm sampai dengan 40 cm saja.
2. Bored Pile Mini Crane Berbeda dengan strauss pile yang harus
dilakukan secara manual, pengeboran pada jenis pondasi ini bisa
dilakukan dengan alat. Alat yang digunakan sesuai dengan jenis
pondasi ini, yaitu mini crane. Metode yang digunakan adalah
menggunakan bor basah, sehingga membutuhkan air yang cukup
dalam proses pelaksanaannya. Metode ini bisa dilaksanakan pada
beberapa ukuran pondasi, yakni diameter 30 cm, 40 cm, 50 cm,
60 cm, sampai dengan 80 cm.
3. Bored Pile Gawangan Cara kerja alat ini mirip dengan mini crane
yang menggunakan metode bor basah. Namun, perbedaannya
terletak pada tiang gearbox yang harus dilengkapi dengan
tambang pada sisi kiri dan kanannya.Penggunaan tambang yang
dikaitkan pada tempat lain ini berguna untuk menjaga alat
pengeboran agar tidak melenceng ke arah lainnya.
1.3.2 Pelaksanaan Pondasi Dangkal
Pelaksanaan kosntruksi pondasi dangkal dilakukan seperti pelaksaan
pekerjaan konstruksi pada umumnya, yaitu meliputi :
a. Pekerjaan Persiapan

12
Pada pekerjaan persiapan meliputi pembersihan lahan,
pemasangan bowplank dan lain lain.
b. Pekerjaan Galian
Perkerjaan galian meliputi galian tanah dan urugan tanah
kembali.
c. Pekerjaan Pemancangan
Pekerjaan pemancangan umumnya dilakukan dengan hammer
atau juga menggunakan metode jack in.
d. Pekerjaan Finishing
Pekerjaan fisnishing meliputi pekerjaan pembersihan sisa
pekerjaan proyek.

1.3.3 Pembahasan dan Kesimpulan


Pada kosntruksi pondasi dalam umumnya digunakan pada
bangunan gedung gedung besar yang memerlukan daya dukung
pondasi yang besar dikarenakan beban bangunan yang sangat besar
dan harus ditumpu langsung dengan tanah keras.

1.3.4
1.4 Dinding Penahan Tanah

13
Gambar 1.9 Dinding Penahan Tanah
Retaining walls atau dinding penahan tanah adalah salah satu bentuk
konstruksi. Pada kebanyakan kasus, dinding ini bisa Anda temukan di daerah
dataran tinggi. Namun ada juga beberapa yang menggunakannya pada daerah
pinggir pantai, sungai, skyroad dan basement gedung.
Fungsi Dinding Penahan Tanah Sama seperti namanya, fungsi dinding
penahan tanah adalah sebagai tembok yang menyangga pergerakan tanah.
Namun jika ingin meninjaunya lebih lanjut, berikut ini penjelasan lengkap
tentang tiga fungsi dinding penahan tanah, yaitu:
1. Active Lateral Force Soil yaitu fungsi mencegah runtuhnya lateral tanah,
misalnya longsor atau landslide.
2. Lateral Force Water yaitu fungsi mencegah keruntuhan tanah lateral yang
diakibatkan oleh tekanan air berlebih.
3. Flow net cut off yaitu fungsi memotong aliran air pada tanah
Di samping itu, ada juga beberapa kegunaan lain dari penahan tanah sesuai
lokasi pembuatannya, seperti flood walls atau desain dinding penopang tanah
yang ada di pinggir sungai berguna untuk mengurangi dan menahan banjir
Pada konstruksi jalan raya yang bertujuan untuk mendapat perbedaan elevasi
sebagai penopang yang membatasi pembangunan jalan raya atau kereta api di
daerah lereng menyangga tanah di sekitar bangunan atau Gedung
1.4.2 Jenis Dinding Penahan Tanah
a. Gabion Retaining Walls (Kawat Bronjong)

Gambar 2.0 Gabion Retaining Walls (Kawat Bronjong)

14
Jenis dinding penopang tanah yang pertama adalah gabion
retaining walls atau akrab disebut sebagai tembok bronjong.
Sesuai dengan istilahnya, sejumlah kumpulan blok yang dibuat
dari kawat bronjong berisi batu belah ini merupakan komponen
utama pembuatan retaining walls.
Sama seperti jenis lainnya, fungsi utama dinding ini adalah
sebagai penahan tanah. Namun di samping itu, materialnya yang
terbuat dari batu bongkahan bisa digunakan juga sebagai sarana
meningkatkan resapan air yang masuk ke dalam tanah.
b. Diaphragm Wall

Gambar 2.1 Diaphragm Wall


Sejumlah bangunan bertingkat di Indonesia memanfaatkan
area bawah tanah untuk dijadikan basement lahan parkir atau
gudang penyimpanan. Nah, diaphragm wall adalah jenis dinding
penopang tanah yang sering digunakan untuk memenuhi fungsi
tersebut.
Cara membuat dinding penahan yang satu ini dilakukan
dengan menggali tanah kemudian membuat rangka dari hasil cor
besi beton bertulang untuk dinding basement. Bukan hanya
menopang tanah agar tidak masuk ke area basement, diaphragm
wall dibuat dengan tujuan pengeringan air atau dewatering

15
c. Sheet Piles

Gambar 2.2 Sheet Piles


Jenis dinding penopang tanah yang keempat adalah model
sheet piles. Berbeda dari model sebelumnya, kebanyakan sheet
piles dibangun di daerah pinggir air. Sebab itu, fungsi utamanya
adalah sebagai dam atau bendungan air. Metode pelaksanaan
konstruksi dinding penahan tanah ini memanfaatkan material
beton prategang atau prestressed concrete.

d. Dinding Penopang Tanah Gravity

Gambar 2.3 Dinding Penopang Tanah Gravity

16
Selanjutnya adalah gravity retaining wall yang biasanya
terbuat dari sejumlah bongkahan batu atau beton bertulang
(reinforced concrete). Biasanya perhitungan dinding penahan
tanah ini cocok untuk area timbunan tanah atau tebing yang
landai.
Gravity retaining wall merupakan salah satu desain dinding
penahan tanah beton yang unik. Fungsi penopang tanah lateralnya
memanfaatkan bobot massa yang dihasilkan dari bentuk badan
konstruksi tembok tersebut.
1.4.3 Pelaksanaan Konstruksi Penahan Tanah
Pelaksanaan kosntruksi dinding penahan tanah dilakukan seperti
pelaksaan pekerjaan kostruksi pada umumnya, yaitu meliputi :
a. Pekerjaan Persiapan
Pada pekerjaan persiapan meliputi pembersihan lahan,
pemasangan bowplank dan lain lain.
b. Pekerjaan Galian
Perkerjaan galian meliputi galian tanah dan urugan tanah
kembali.
c. Pekerjaan Beton
Pekerjaan beton meliputi pekerjaan lantai kerja, pekerjaan
pengecoran beton dan perkejaan pembesian serta pekerjaan
bekisting.
d. Pekerjaan Finishing
Pekerjaan fisnishing meliputi pekerjaan pembersihan sisa
pekerjaan proyek.
1.4.4 Pembahasan dan Kesimpulan.
Pada dinding penahan tanah berfungsi untuk mencegah
longsornya tanah dan menahan tanah untuk membedakan elevesi
pada dua buah segmen seperti pembuatan talud sungai, jalan raya dan
lain-lain

17
DAFTAR PUSTAKA
. https://www.dataarsitek.com/2016/12/jenis-dan-macam-macam-pondasi-
dangkal-dalam.html?m=1
https://prospeku.com/artikel/dinding-penahan-tanah---3664
https://stellamariscollege.org/pondasi-bored-pile/
https://www.qhomemart.com/blog/pondasi-rakit/

18

Anda mungkin juga menyukai