UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2017
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Whidi Wasa
atau Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-nya lah penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah mengenai Tinjauan Pustaka Tentang Struktur
dan Konstruksi Bangunan
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang
telah meluangkan watunya, oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Ir Ida Bagus Gde Primayatna,MErg.
2. Orang Tua yang selalu memberikan dukungan moril maupun material
yang tidak terhingga nilainya.
3. Teman teman mahasiswa di jurusan teknik Arsitektur, Universitas
Udayana yang telah sharing dan saling bertukar dalam penyusunan
tugas makalah mengenai sistem struktur pada bangunan.
Serta pihak pihak tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa materi yang disajikan masih memerlukan
pengembangan lebih lanjut. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang kontrukstif dari para pembaca agar nantinya dapat diperoleh hasil
yang lebih maksimal. Akhir kata dengan segala kerendahan hati semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, terimakasih.
Penulis
Kata Pengantar...i
Daftar Isi.ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan .. 2
1.4 Manfaat..2
1.5 Metode Penulisan .2
DAFTAR PUSTAKA.
LAMPIRAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui sistem struktur Pondasi, Kolom dan Balok pada
bangunan tinggi dan bangunan bentang lebar.
1.3.2 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Corewall.
1.3.3 Untuk mengetahui sistem struktur dilatasi pada bangunan tinggi dan
bangunan bentang lebar.
1.4 Manfaat
Agar sebagai mahasiswa arsitektur dapat mengetahui bagaimana kerja
sistem struktur pada bangunan tinggi dan bangunan bentang lebar, dengan
mengetahui sistem struktur maka dalam proses perancangana mahasiswa dalam
desain bangunan juga dapat memperhitungkan logika struktur secara dasar.
Dengan mengetahui teori struktur maka akan memudahkan mahasiswa untuk
mencermati struktur bangunan pada lapangan yang akan dilaksanankan pada studi
ekskursi.
1. Pondasi
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi
untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari
struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya
differential settlement pada sistem strukturnya.
b) Biaya Pekerjaan
Pemilihan pondasi juga harus dipertimbangkan berdasarkan anggaran biaya
yang ada, namun harus tetap memerhatikan faktor kekuatan dan keamanan baik
untuk bangunan maupun civitas di dalamnya.Misalnya saat kita membangun
pondasi di kondisi tanah yang kuat dan bagus, cukup menggunakan pondasi
telapak daripada pondasi tiang pancang yang lebih membutuhkan biaya besar.
Lalu terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan
pondasi, yakni:
a) Pondasi harus ditempatkan dengan tepat sehingga tidak longsor akibar
pengaruh luar
b) Pondasi haruslah aman dari kelongsoran daya dukung
c) Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.
b. Pondasi Menerus
Pondasi Menerus atau Pondasi Memanjang adalah jenis pondasi
yangdigunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban garis, baik untuk
mendukung beban dinding atau beban kolom dimana penempatan kolom dalam
jarak yang dekat dan fungsional kolom tidak terlalu mendukung beban
berat sehingga pondasi tapak tidak terlalu dibutuhkan. Pondasi jalur/ pondasi
memanjang biasanya dapat dibuat dalam bentuk memanjang dengan potongan
persegi ataupun trapesium.Bisanya digunakan untuk pondasi dinding maupun
kolom praktis.Bahan untuk pondasi ini dapat menggunakan pasangan patu pecah,
batu kali, cor beton tanpa tulangan dan dapat juga menggunakan pasangan batu
bata dengan catatan tidak mendukung beban struktural.
1.3.5 Pengetesan PIT Test (File Integrity Test) Tiang dipukul dengan palu
pit
Sebuah test integrity PIT ( juga dikenal sebagai uji rendah ketegangan
dinamis , uji gema sonik, dan uji integritas strain rendah ) merupakan salah satu
metode untuk menilai kondisi poros. Biaya efektif dan tidak terlalu memakan
waktu .Tes ini didasarkan pada teori perambatan gelombang . Nama "low strain
dynamic test" berasal dari kenyataan bahwa ketika impact diterapkan untuk
tumpukan menghasilkan strain rendah . Dampaknya menghasilkan gelombang
kompresi yang bergerak ke bawah tumpukan pada kecepatan gelombang konstan (
mirip dengan apa yang terjadi dalam pengujian dinamis regangan tinggi ) .
Kerusakan Struktur
Pile Integrity Tester (PDI) Testing Terdeteksi
Gambar 1.9 PIT Test
Sumber : http://buku-x.blogspot.co.id/2015/02/pda-test.html
Kemungkinan lain dapat saja terjadi, tetapi pada umumnya tata cara
pelaksanaan metode basementbottom up akan mengikuti pola demikian. Beberapa
hal yang dapat disebut merupakan ciri-ciri pelaksanaan basement dengan metode
bottom up yang lazim dilakasanakan dari jabaran di atas adalah:
1. Metode bottom up tidak memerlukan tata cara manajemen proyek secara
khusus, karena umumnya sudah menjadi hal yang biasa dilaksanakan.
2. Diperlukan pengendalian muka air tanah sekeliling secara intensif.
3. Dinding penahan tanah dapat tetap atau sementara, tetapi yang pasti untuk
pelakasanaannya tidak dapat dilakukan simultan dengan pekerjaan lain,
dinding penahan tanah adalah awal dari pekerjaan basement yang mutlak
dilakukan sebelum pekerjaan lainnya dimulai kecuali tiang pondasi.
4. Setiap usaha mempercepat waktu pelaksanaan, pada umumnya
menyebabkan penambahan sumber daya baik manusia maupun peralatan
yang tidak sebanding dengan produksinya.
5. Semakin dalam (semakin banyak jumlah basement) metode pelaksanaan
ini akan semakin sulit.
6. Diperlukan luas lahan yang cukup untuk mengendalikan transportasi
galian tanah vertikal.
2. Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban
dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang
peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu
kolommerupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (collapse)
Untuk kolom pada bangunan sederhan bentuk kolom ada dua jenis yaitu
kolom utama dan kolom praktis.
a. Kolom Utama
2. Desain Kolom
1) Prinsip-prinsip Desain Umum
Tujuan desain kolom secara umum adalah untuk memikul beban rencana
dengan menggunakan material seminimum mungkin, atau dengan mencari
alternatif desain yang memberikan kapasitas pikul-beban sebesar mungkin untuk
sejumlah material yang ditentukan. Ada beberapa faktor yang menjadi
3. Tahap Pembebanan
Tidak seperti beton konvensioanl, beton prategang mengalami
beberapa tahap pembebanan.Pada setiap tahap pembebanan harus
dilakukan pengecekan atas kondisi serat tekan dan serat tarik dari setiap
penampang.Pada tahap tersebut berlaku tegangan ijin yang berbeda-beda
sesuai kondisi beton dan tendon.Ada dua tahap pembebanan pada beton
prategang, yaitu transfer dan service.
a. Tahap transfer adalah tahap pada saat beton sudah mulai
mengering dan dilakukan penarikan kabel prategang. Pada saat ini
biasanya yang bekerja hanya beban mati struktur, yaitu berat
sendiri struktur ditambah beban pekerja dan alat. Pada saat ini
beban hidup belum bekerja sehingga momen yang bekerja adalah
minimum, sementara gaya yang bekerja adalah maksimum karena
belum ada kehilangan gaya prategang.
b. Kondisi service (servis) adalah kondisi pada saat beton prategang
digunakan sebagai komponen struktur. Kondisi ini dicapai setelah
semua kehilangan gaya prategang dipertimbangkan. Pada saat ini
beban luar pada kondisi yang maksimum sedangkan gaya
pratekan mendekati harga minimum.
Persyaratan pencampuran beton yang baik sesuai dengan standar (SNI 03-
2834-2000)
2. Membuat 1 m3 beton mutu fc = 9,8 MPa (K 125), slump (12 2) cm, w/c
= 0,78
Kebutuhan Satuan Indeks
PC Kg 276,000
PB Kg 828
Bahan
KR (maksimum 30mm) Kg 1012
Air Liter 215
Pekerja OH 1,650
Tukang Batu OH 0,275
Tenaga Kerja
Kepala Tukang OH 0,028
Mandor OH 0,083
4. Membuat 1 m3 lantai kerja beton mutu fc = 7,4 MPa (K 100), slump (3-6)
cm, w/c = 0,87
Kebutuhan Satuan Indeks
PC Kg 230,000
PB Kg 893
Bahan
KR (maksimum 30mm) Kg 1027
Air Liter 215
Pekerja OH 1,650
Tukang Batu OH 0,275
Tenaga Kerja
Kepala Tukang OH 0,028
Mandor OH 0,083
10. Membuat 1 m3 beton mutu fc = 26,4 MPa (K 300), slump (12 2) cm,
w/c = 0,52
Kebutuhan Satuan Indeks
PC Kg 413,000
PB Kg 681
Bahan
KR (maksimum 30mm) Kg 1021
Air Liter 215
Pekerja OH 1,650
Tukang Batu OH 0,275
Tenaga Kerja
Kepala Tukang OH 0,028
Mandor OH 0,083
11. Membuat 1 m3 beton mutu fc = 28,8 MPa (K 325), slump (12 2) cm,
w/c = 0,49
Kebutuhan Satuan Indeks
Bahan PC Kg 439,000
12. Membuat 1 m3 beton mutu fc = 31,2 MPa (K 350), slump (12 2) cm,
w/c = 0,48
Kebutuhan Satuan Indeks
PC Kg 448,000
PB Kg 667
Bahan
KR (maksimum 30mm) Kg 1000
Air Liter 215
Pekerja OH 1,650
Tukang Batu OH 0,275
Tenaga Kerja
Kepala Tukang OH 0,028
Mandor OH 0,083
Komposisi campuran beton dengan berbagai variasi kekuatan beton (SNI 03-
2834-2000)
KUAT
KOMPOSISI CAMPURAN BETON
BETON
NO RENCANA
BAHAN BERAT JENIS VOLUME PERB. VOL
SEMEN 448 Kg 3150 Kg/m3 0,1422 m3 1
31,2 Mpa
PASIR 667 Kg 1400 Kg/m3 0,4764 m3 3,350
1 (K350)
KERIKIL 1000 Kg 1350 Kg/m3 0,7407 m3 5,208
W/C=0,48
AIR 215 Liter 1000 Kg/m3 0,215 m3 1,512
3. Concrete Vibrator
Concrete vibrator adalah alat yang berfungsi untuk menggetarkan beton pada
saat pengecoran agar beton dapat mengisi seluruh ruangan dan tidak terdapat
rongga rongga udara diantara beton yang dapat membuat beton keropos. Concrete
vibrattor digerakan oleh mesin listrik dan mempunyai lengan sepanjang beberapa
meter untuk dapat menggetarkan beton di tempat yang agak jauh.
Alat ini digunakan sebagai pemadat pada saat pengecoran yang sedang
berlangsung, baik pada kolom, core wall pelat lantai maupun balok dengan cara
menggetarkannya. Hal ini untuk menghindari adanya gelembung-gelembung
udara yang terjadi pada saat pengecoran yang dapat menyebabkan pengeroposan
pada beton sehingga mengurangi kekuatan struktur beton itu sendiri. Terutama
untuk volume pengecoran yang besar, alat ini sangat penting. Penggunaanya tidak
4. Waterpass
Waterpass merupakan alat survey yang lebih simpel dibandingkan dengan
theodolite. Selain instrument ini lebih kecil dan ringan. bagian-bagian di
dalamnya pun lebih sedikit sehingga fungsi dan kegunaan di lapangan juga
terbatas. Fungsi waterpass di lapangan di antaranya digunakan untuk mengukur
elevasi atau ketinggian tanah. Biasa digunakan pada proyek perataan tanah,
pembuatan lapangan bola, cross dan long section pada jalan atau sungai, untuk
marking elevasi pada bowplank atau patok, penentuan elevasi bantu pada kolom
bangunan dan sebagainya. Kekurangan dari waterpass ini tidak bisa untuk
mengukur dengan sudut horizontal maupun vertikal. Sehingga alat ini tidak bisa
digunakan untuk menentukan koordinat suatu titik. hanya elevasi yang mampu
dibaca. Sedangkan kelebihan alat ini lebih simpel, kecil, ringan, dan cepat untuk
setting alatnya karena pada instrument ini tidak terdapat nivo tabung. hanya ada
nivo kotak saja.
5. Batching Plant
Batching plant adalah sebuah lokasi yang didalamnya terdapat alat alat yang
dipakai untuk mencampur atau membuat adukan beton ready mix dalam skala
yang besar. Selain untuk memproduksi beton juga berfungsi sebagai tempat untuk
mengendalikan produksi beton agar mutu, slump, nilai strength dari beton itu
sendiri terjaga.
3. Balok
Balok adalah bagian dari struktural sebuah bangunan yang kaku dan
dirancang untuk menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen
kolom penopang. Selain itu ring balok juga berfungsi sebagai pengikat kolom-
kolom agar apabila terjadi pergerakan kolom-kolom tersebut tetap bersatu padu
mempertahankan bentuk dan posisinya semula. Balok mempunyai karakteristik
utama yaitu lentur. Dengan sifat tersebut, balok merupakan elemen bangunan
yang dapat diandalkan untuk menangani gaya geser dan momen lentur. Pendirian
konstruksi balok pada bangunan umumnya mengadopsi konstruksi balok beton
bertulang.
Gambar 3.2 Bekisting knock down pada pekerjaan pile cap (kiri),
Bekisting knock down pada pekerjaan Tie Beam (kanan)
Sumber:http://sukamabar.blogspot.co.id/2014/08/pekerjaan-bekisting.html
3. Bekisting Fiberglass
Material fiber untuk pengganti kayu pada bekisting merupakan ide brillian.
Hal ini disebabkan karena fiber memiliki keunggulan yang lebih baik daripada
kayu, disamping untuk kepentingan pelestarian lingkungan. Berikut ini adalah
keunggulan bekisting fiber:
1. Bebas kelembaban dan tidak mengalami perubahan dimensi atau
bentuk;
2. Pemasangan lebih mudah dan tanpa perlu minyak bekisting;
3. Mempercepat waktu pelaksanaan bekisting;
4. Tidak berkarat;
2. Keselamatan
Bekisting harus didirikan dengan kekuatan yang cukup dan faktor
keamanan yang memadai sehingga sanggup menahan atau menyangga
3. Ekonomis
Bekisting harus dibuat secara efisien, meminimalisasi waktu dan
biaya dalam proses pelaksanaan dan jadwal demi keuntungan kontraktor
dan owner (pemilik).
4. Corewall
Core Wall merupakan sistem dinding pendukung linear yang cukup sesuai
untuk bangunan tinggi yang kebutuhan fungsi dan utilitasnya tetap yang juga
berfungsi untuk memenuhi kekakuan linear yang diperlukan oleh struktur
bangunan. Dan dalam aplikasi konstruksi dilapangan kita dapat mengenal struktur
corewall ini sebagai struktur ruang lift. Sihalf atau service duct. Struktur core wall
ini juga biasanya ditempatkan memanjang searah tinggi bangunan.
Sebagai gambarannya, core wall dapat dibayangkan sebagai penahan lateral
yang miring dengan balok besar yang terkantilever dari tanah. Oleh sebab itu
tegangan geser dan lentur yang bekerja pada dinding inti menyerupai balok
berpenampang persegi. Dengan anggapan bahwa struktur itu akan sanggup
menahan gaya-gaya yang bekerja padanya dan tidak akan runtuh. Karena inti ini
juga memikul beban gravitasi. Keutungannya adalah timbul pratekan oleh gaya-
gaya induksi sehingga inti tersebut tidak perlu dirancang untuk menahan tegangan
tarik oleh lentur yang diakibatkan oleh beban lateral (hal ini nyata sangat berlaku
pada struktur inti beton yang besar).
5. Dilatasi
Dilatasi adalah sebuah sambungan/garis pada sebuah bangunan yang
karena sesuatu hal memiliki sistim struktur berbeda.Dilatasi umumnya merupakan
pemisahan elemen struktur yang bekerja pada arah horizontal seperti pada bagian
balok, plat lantai, sistem pondasi, sloof lantai basemen, dan dinding basemen
3.1 Kesimpulan
Struktur bangunan pada umumnya terdiri dari struktur bawah (lower
structure)dan struktur atas (upper structure). Suatu bangunan gedung jika tidak
direncanakan dengan baik akan rawan terhadap keruntuhan.
Hal penting agar suatu struktur tidak akan rawan dari keruntuhan adalah
pertimbangan dan perencanaan yang baik dari struktur tersebut, yaitu pemilihan
jenis struktur yang sesuai dengan bangunan yang direncanakan. Dan dasar
pertimbangan dimensi yang dipergunakan. Sebagai contoh berdasarkan uraian
uraian mengenai struktur diatas yaitu, pondasi. Jenis-jenis pondasi biasanya
ditentukan setelah kita tahu berapa besar beban yang akan dilimpahkan oleh upper
struktur. Namun, kondisi tanah dan biaya merupakan faktor yang paling berperan
dalam penentuan jenis pondasi. Hal yang paling menonjol adalah pemilihan
kondisi tanah, tanah seperti apa yang akan menahan bangunan tersebut.
Waktu dan tempat pengerjaan juga harus dipikirkan agar nantinya tidak
mengganggu kepentingan umum, misalnya penggunaan pondasi tiang pancang
yang membutuhkan alat berat dan dikerjakan di daerah dengan traffic yang padat.
Jika tidak dipikirkan maka nantinya akan menimbulkan kemacetan yang parah.
Pemilihan bahan perencanaan harus dipertimbangkan berdasarkan
anggaran biaya yang ada, namun harus tetap memerhatikan faktor kekuatan dan
keamanan baik untuk bangunan maupun civitas di dalamnya.
Jadi, dari semua hal tersebut merupakaan hal penting dalam
merencanakan suatu gedung/bangunan yang dimana bila hal hal tersebut tidak
dilaksanakan sesuai uraian uraian diatas akan mungkin bangunan / atau gedung
yang dibangunan mengalami keruntuhan.
http://ilmukonstruksitekniksipil.blogspot.co.id/2016/01/macam-macam-
pondasi.html
https://khedanta.wordpress.com/2011/08/04/jenis-pondasi/
http://arafuru.com/sipil/apa-itu-struktur-dan-konstruksi-bangunan.html
http://duniatekniksipil.web.id
http://www.uraiantugas.com/2015/07/uraian-tugas-pelaksana-lapangan-
pekerjaan-bangunan-perumahan-dan-gedung.html
http://heryantos.blogspot.co.id/2013/03/teknik-penentuan-sifat-sifat-tanah-di.html
http://pu.bantulkab.go.id/berita/99-cara-pemeriksaan-beton-pada-bangunan-publik
http://kampuzsipil.blogspot.co.id/2012/01/pile-loading-test.html
http://buku-x.blogspot.co.id/2015/02/pda-test.html
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/JMHMS/article/view/3713/3721
http://solusisipil1.blogspot.co.id/2013/11/pit-pile-integrity-test.html
http://insinyursipil.blogspot.co.id/2015/01/apa-itu-beton-prategang.html
http://ronny.blog.upi.edu/desain-balok/
http://arafuru.com/properti/macam-macam-kolom-pada-bangunan-dan
pembuatannya.html
http://www.academia.edu/5897205/KOLOM
Komposisi dan Pencampuran Beton Berdasarkan Mutu Beton.
http://kampuzsipil.blogspot.co.id/2011/11/komposisi-dan-pencampuran-
beton.html diakses pada 26 Agustus 2016.
Perencanaan Campuran Beton atau Komposisi Beton.
http://rumahdangriya.blogspot.co.id/2011/07/perencanaan-campuran-beton-
atau.html diakses pada 26 Agustus 2016.
Metode dan Peralatan Konstruksi. http://dokumen.tips/documents/metode-dan-
peralatan-konstruksi.html diakses pada 26 Agustus 2016.
http://buku-x.blogspot.co.id/2015/02/pda-test.html