i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................iii
KATA PENGANTAR...................................................................................................iv
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.3. Tujuan.............................................................................................................3
1.4. Manfaat...........................................................................................................3
BAB II..............................................................................................................................4
PEMBAHASAN..............................................................................................................4
2.3.3. Balok...............................................................................................................9
2.3.4. Kolom.............................................................................................................9
2.3.5. Dinding.........................................................................................................10
2.3.6. Fondasi..........................................................................................................10
BAB III...........................................................................................................................12
PENUTUP......................................................................................................................12
3.1. Kesimpulan...................................................................................................12
3.2. Saran……………………………………………………………………….12
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
KATA PENGANTAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Selanjutnya arsitek akan menyusun uraian singkat yang berisi daftar keperluan
klien dalam desain, konstruksi dan biaya serta jangka waktu pelaksanaan
pembangunan dan kapan pekerjaan tersebut akan dilaksanakan.
Klien dapat berupa lembaga pemerintah, swasta atau perorangan.
Kebutuhan klien dari pemerintah pada umumnya berbeda engan klien swasta.
Pekerjaan konstruksi dari pemerintah biasanya seringkali didasarkan atas
pertimbangan plitik maupun sosial. Sedangkan motivasi umum yang mendasari
klien swasta adalah keuntungan, meskipun beberapa diantaranya masih
memikirkan tujuan amal.
Kemajuan dibidang pembangunan dapat dilihat majunya teknologi dan
pengetahuan dalam mendesain struktur untuk mendapatkan bangunan diperlukan
desain struktur yang baik. Desain struktur merupakan salah satu bagian dari
seluruh proses perencanaan pembangunan. Proses desain sendiri dapat di artikan
sebagai gabungan antara unsur seni dan ilmu pengetahuan yang membutuhkan
keterampilan dan pengetahuan dalam mengolahnya (Wahyudi dan Rahim,
1999:2). Adapun tujuan utama dari desain struktur adalah untuk mendapatkan
struktur yang aman terhadap beban atau efek beban yang bekerja selama masa
penggunaan bangunan. Pada intinya sasaran desain struktur meliputi daya layan,
kekuatan yang cukup, fungsi, estetika, dan ekonomi (Wahyudi dan Rahim,
1999:3). Tidak dipungkiri bahwa sebagian bangunan di Indonesia didesain dan
dibangun dengan campuran beton yang pada umumnya dipadu dengan baja.
Kombinasi tersebut biasa disebut beton betulang. Beton kuat tehadap tekan dan
lemah terhadap tarik, kira-kira 10-15% dari kekuatan tariknya. Oleh karena itu
perlu tulangan untuk menahan gaya tarik untuk memikul beban-beban yang
bekerja pada beton. Sistem-sistem beton tersebut dibentuk dari berbagai elemen
struktur beton yang bila dipadukan menghasilkan suatu sistem menyeluruh. Salah
satunya adalah balok. Balok adalah komponen struktur yang menyalurkan beban-
beban tributary dari slab lantai ke kolom lantai yang vertikal.
2
1.3. Tujuan
Tujuan dari Makalah ini adalah untuk berikan pengertian serta penjelasan
tentang :
1.4. Manfaat
Untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang struktur beton
dalam bidang Teknik Sipil
Memberikan pengetahuan tentang fungsi dan peranan analisis struktur
dalam perancangan bangunana teknik sipil
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Situs web dan database Structurae saat ini tersedia dalam tiga bahasa -
Inggris, Perancis, dan Jerman. Proyek ini dibiayai melalui iklan online, para
sponsor, dan kelengkapan masukan utama bagi produk dan database perusahaan.
Situs web ini terdiri lebih dari 100.000 individu terlibat pada halaman program
ColdFusion dan penggunaan data MySQL.
5
cocok untuk jenis bangunan tersebut. Dalam bidang ini dipelajari lebih mendalam
hal yang berkaitan dengan perencanaan struktur bangunan, jalan, jembatan,
terowongan dari pembangunan pondasi hingga bangunan siap digunakan.
6
Gambar 2. Struktur Bangunan
Beton kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu ,
perlu tulangan untuk menahan gaya tarik untuk yang memikul beban- beban yang
bekerja pada beton. Adanya tulangan sering kali digunakan untuk memperkuat
daerah tekan pada penampang balok. Tulangan baja tersebut perlu untuk beban-
beban berat dalam hal untuk mengurangi lendutan jangka panjang.
Baja tulangan beton terdiri dari batng, kawat, dan jaring kawat baja las
yang seluruhnya dirakit sesuai standar ASTM. Sifat-sifat terpenting baja tulangan
adalah sebagai berikut ;
1. Modulus Young, Es
2. Kekuatan Leleh, f y
3. Kekutan Batas, fu
4. Mutu Baja yang Ditentukan
5. Ukuran atau diameter batang atau kawat
Untuk menambah lekatan antara beton dengan baja, dibuat bentuk ulir
pada permukaan sesuai spesifikasi ASTM. Pembentukan ulir tersebut harus
mermenuhi spesifikasi ASTM A16-76 agar dapat diterima sebagai batang-batang
ulir. Untuk memperoleh batang ulir maka batang dlilit kawat sesuai dengan
7
bentuk yang diinginkan lalu dipres. Kecuali untuk dipakai sebagai tulangan spiral
pada kolom, hanya batang ulir, kawat ulir,atau kawat bentukan dari kawat ulir
maupun polos yang dapat digunakan dalam beton bertulang.
Untuk mutu baja 40,60, dan 80. Angka – angka tersebut merupakan
kekuatan leleh baja tulangan 40000,60000, an 80000 psi ( masing-masing 276,
345, dan 517 N/mm2 ), dan pada umumnya mempunyai titik leleh yang jelas , nilai
kekuatan lelahnya diambil jelasnya diambil sebagai kekuatan pada saat
regangannya 0,005 untuk mutu baja 40 dan 60 serta 0,0035 untuk baja mutu 80.
kekuatan tarik batas untuk mutu baja 40,60,dan 80 adalah 70000, 90000, 100000
psi ( 483, 621, dan 690 N/mm2) dan berapa jenis baja dapat dilihat pada table 2.1
persentase perpanjangan pada keadaan fracture yang bergantung pada mutu baja,
diameter batang, dan cara-cara pembuatannya bervariasi dari 4,5 % sampai 12 %
untuk suatu panjang terukur 8 in ( 203,2 mm ).
8
Sistem – sistem beton diatas dibentuk dari berbagai elemen struktur beton
yang bila dipadukan menghasilkan suatu sistem menyeluruh. secara garis besar
komponen-komponennya dapat diklasifiksikan atas (1) slab, (2) balok, (3) kolom,
(4) dinding dan (5) fundasi.
2.3.4. Slab
2.3.5. Balok
2.3.6. Kolom
Kolom adalah elemen vertical yang memikul sisten lantai structural.
elemen ini merupakan elemen yang mengalami tekan dan pada umumnya disertai
dengan momen lentur. kolom merupakan unsur terpenting dalam peninjajuan
keamanan struktur. jika sistem struktur mempunyai elemen tekan yang horizontal,
elemen ini disebut balok-kolom.
9
2.3.7. Dinding
Dinding adalah penutup vertical rangka bangunan. biasanya tidak harus
terbuat dar beton, tetapi terbuat dari material yang secara estetis memenuhi
kebutuhan fungsional dan bentuk suatu sistem struktur. Selain itu dinding beton
structural sering digunakan sebagai dinding fundasi, dinding tangga, dan dinding
geser yang dapat memikul beban angin horizontal dan beban akibat gempa.
2.3.8. Pondasi
Pondasi adalah elemen beton structural yang meneruskan beban dari
struktur diatasnya ketanah yang memikulnya. fondasi dapat mempunyai berbagai
bentuk, dan yang paling sederhana adalah fondasi setempat. Fondasi jenis ini
dapat dipandang sebagai pelat terbalik yang menruskan beban merata dari tanah
kekolom. Bentuk fundasi lainnya adalah tiang-tiang yang dipacangkan ketanah,
fondasi gabungan yang memikul lebih dari satu kolom, fondasi telapak, dan
fondasi rakit yang pada dasarnya adalah konstruksi slab dan balok terbalik.
Hasil analisis dan desain suatu struktur harus disajikan dalam bentuk yang
sesuai dan standar agar pelaksana dapat menggunakannya untuk membangun
seluruh sistem. dengan demikian pengetahuan untuk membaca gambar kerja juga
sangat diperlukan.
10
kritis mengenai batas-batas keamanan dalam desain. pada metode ini berbagai
factor mempengaruhi Wt untuk berbagai factor pengerjaan, kondisi pengerjaan,
hasil keruntuhan, dan kapasitas tahanan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
12
2. Dalam perancangan elemen-elemen struktur seperti penentuan
tulangan pelat, balok serta kolom sebaiknya digunakan ukuran yang
hampir seragam untuk memepermudah pelaksanaan pekerjaan di
lapangan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Wahyudi, Rahim, L., & A, S. (1999). Struktur Beton Bertulang Standar Baru SNI
T-15
1991-03. Jakrta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
14