DOSEM PEMBIMBING
NAMA : Fikriansyah
2023 / 2024
Hari /Tanggal : Sabtu 20 Januari 2024
Jam : 10.30 Wib
Suhu : 31 Derajat
Praktikum Pertama
1.1 Tujuan Praktikum
Tujuan dari percobaan ini adalah dapat dan mahir menggunakan jangka sorong untuk
mengukur diameter benda.
3.1.2 Bahan
1. Uang Logan
2. Pipa plastik
3. Pipa besi
4. Dll .
4.1 Hasil
Tabel 4.1 Pengukuran pada Ring
Ulangan Luar (mm) Dalam (mm) Kedalaman (mm)
1 31,2 29,325 11,275
2 31,275 30,5 12,5
3 31,35 29,5 11,375
Rata-rata 31, 275 29,775 11,717
4.2 Pembahasan
Pada proses pengukuran ring diperoleh hasil seperti pada tabel di atas. Pada pengukuran
diameter luar, skala utama yang diperoleh adalah 31 mm, tetapi pada angka skala noniusnya
terdapat perbedaan yang tidak terlalu signifikan. Hal ini dikarenakan bentuk ring yang tidak bulat
sempurna. Sehingga pada saat pengukuran terjadi perbedaan angka skala noniusnya walaupun
perbedaan yang diperoleh tidak terlalu jauh. Pada saat pengukuran diameter dalam ring juga
demikian. Hanya saja hasil pengukuran yang diperoleh sedikit lebih jauh. Hal ini dikarenakan
kondisi ring yang digunakan tidak bulat sempurna dan pada saat pengukuran dilakukan, rahang C
D sedikit dipaksakan merenggang sehingga ring berbentuk sedikit lonjong. Pada pengukuran
kedalaman uang logam juga seperti pengukuran diameter dalam yang diperoleh hasil yang
berjarak sedikit lebih jauh yang dikarenakan pada saat pengukuran berlangsung, tangkai T pada
pengulangan kedua berada pada bagian tengah dasar ring sedangkan pada pengulangan pertama
dan ketiga, tangkai T berada tidak tepat di bagian tengah dasar ring. Ring yang digunakan
memiliki dasar yang sedikit melengkung.
Pada proses pengukuran pipa plastik diperoleh hasil seperti pada tabel. Pengukuran
diameter luar pada percobaan pertama hasilnya sedikit lebih jauh berbeda dibandingkan dengan
hasil pengukuran pengulangan kedua dan ketiga. Hal ini juga dikarenakan bentuk pipa plastik
yang tidak bulat sempurna. Pada pengukuran diameter dalam dan kedalaman diperoleh hasil
yang hampir sama, perbedaannya hanya terletak pada angka skala noniusnya.
Pada pengukuran pipa besi diperoleh hasil pengukuran diameter luar dan kedalaman
yang hampir sama, tetapi pada pengukuran diameter dalam terdapat sedikit perbedaan ukuran.
Karena pada pipa besi juga memiliki bulat yang tidak sempurna.
Pengukuran dari masing-masing benda diperoleh hasil perhitungan rata-rata diameter
luar, diameter dalam dan kedalamannya.
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Jangka sorong adalah salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur
beberapa benda dalam kehidupan yang sulit untuk dijangkau dengan pengukuran biasa.
2. Pada jangka sorong skala yang digunakan ada 2, yaitu skala utama dan skala nonius
dengan satuan millimeter.
3. Ketelitian jangka sorong yang digunakan adalah 0,05 mm.
4. Perhitungan benda menggunakan jangka sorong digunakan rumus :
Skala utama + (Skala nonius × 0,05 mm)
5.2 Saran
Hendaknya pada saat praktikum dilaksanakan, peserta lebih fokus dan memeperhatikan
petunjuk atau proses kerja dari jangka sorong. Sehingga dapat meminimalisir kesalahan dalam
pengukuran.
1. Tujuan
Adapun tujuan praktikum viskositas ini adalah :
1. Mampu menentukan rapat massa pada bola dengan rapat massa pada zat cair.
2. Mampu menentukan hubungan antara kekentalan dengan kecepatan pada benda.
3. Mampu menentukan hubungan antara viskositas dengan kelajuan
2. Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum viskositas kali ini adalah praktikan atau mahasiswa dapat
mengerti dan memahami konsep viskositas (kekentalan) zat cair dengan prinsip bola jath, serta
dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari , misalnya kejadian pad asaat memasukkan olu
diesel, memasukkan barang ke dalam wadah yang di beri minyak serata contoh lainnya adalah
pengentslsn darah.
PERCOBAAN
1. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum viskositas adalah:
1. Kelereng jatuh dengan perlengkapannya , digunakan untuk mengukur viskositas zat cair.
Stopwatch, digunakan untut mencatat waktu yang diperlukan Kelereng untuk menempuh jarak
dari titik
2. Neraca / timbangan, digunakan untuk menimbang Kelereng .
4.1 Hasil
4.1.1 Minyak
Kelereng Pertama
Vm I K AP
Kelereng Kedua
Vm I K AP
Kelereng Ketiga
Vm I K AP
4.1.2 Oli
Kelereng Pertama
Vm I K AP
121,2 0,31 0,001 (0,31 0,001) 0,96% 99,24% 3
Keleng Kedua
Vm I K AP
5,1 3,16 0,005 (3,16 0,005) 0,16% 99,84% 4
Kelereng Ketiga
Vm I K AP
11,5 1,6 0,13 (1,6 0,13) 8,25% 91,8% 3
4.2 Pembahasan
Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir. Viskositas dapat berpengaruh
pada formulasi sediaan-sediaan farmasi, misalnya pada sediaan suspensi, tidak boleh terlalu
kental (viskositas tinggi) sehingga menyebabkan suspensi sulit dituangkan. Hal ini dapat
menyebabkan distribusi zat aktif tidak merata pada seluruh cairan dan keterimaan pasien juga
rendah. Viskositas bola bergantung pada waktu tempuh Kelereng dan jenis Kelereng yang
digunakan.
Berdasarakan praktikum yang telah dilakukan dan berdasarkan tabel hasil di atas, dapat
diketahui bahwa rapat massa dari benda atau bola lebih besar dari pada massa zat cair
( dalam hal ini minyak dan oli ). Dalam percobaan viskositas ini terdapat kekurangan yang
terjadi sehingga hasil yang diperoleh tidak begitu akurat, oleh karena itu agar mendekati nilai
kebenaran atau mendekati nilai sempurna. Melalui percobaan viskositas dapat diketahui bahwa
laju benda dalam fluida atau zat cair ditentukan oleh berbagai faktor, bukan hanya faktor nilai
viskositas, tetapi juga dipengaruhi oleh massa benda, jari-jari benda, serta kecepatan benda.
Selain itu juga massa jenis mempengauruhi pada proses ini.
Nilai viskositas yang diperoleh d engan nilai kelajuan berbanding terbalik, jika kecepatan
benda semakin besar atau semakin cepat maka viskositas akan semakin kecil. Dan sebaiknya jika
kelajuan semakin kecil maka nilai viskositas akan semakin besar. Pada percobaan ini diperoleh
hasil bahwa kecepatan benda di dalam minyak lebih besar jika dibandingkan dengan kecepatan
benda di dalam oli. Dengan melihat ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa kekentalan pada oli
lebih besar dari pada nilai kekentalan pada minyak.
Semakin besar angka viskositas atau kekentalan pada suatu fluida , maka akan semakin
lambat pada suati zat cair atau fluida tersebut. Dan sebaliknya jika angka atau nilai kekentalan
atau viskositas pada sebuah zat cair kecil, maka benda akan melaju dengan kecepatan yang tinggi
di dalam suatu fluida.
Dari perhitungan yang dilakukan dapat dibuktikan bahwa semakin banyak waktu yang
diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir, maka viskositas cairan tersebut semakin besar pula.
Hsl ini berarti waktu yang diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir sebanding atau
berbanding lurus dengan viskositasnya.
1.DASAR TEORI
Bila suatu benda dikenai sebuah gaya dan kemudian gaya tersebut dihilangkan, maka benda akan
kembali ke bentuk semula, berarti benda itu adalah benda elastis. Namun pada umumnya benda
bila dikenai gaya tidak dapat kembali ke bentuk semula walaupun gaya yang bekerja sudah
hilang. Benda seperti ini disebut benda elastis. Contoh benda elastis adalah karet ataupun pegas.
Pegas merupakan gulungan lingkaran kawat, yang digulung sedemikian rupa agar memiliki
kelenturan. Pegas ini biasanya terbuat dari besi, tembaga dan lainnya. Kelenturannya juga
disebut dengan elastisitas pegas.
Jika pegas dikaitkan dengan sebuah beban yang memiliki massa kemudian pegas digantung atau
ditarik, pegas akan mengalami perpanjangan. Perpanjangannya ini sebanding dengan gaya yang
bekerja pada pegas. Pada saat pegas ditarik atau di tekan (pada pegas bekerja gaya F) pegas
bertambah panjang atau mungkin bertambah pendek. Pegas tersebut juga memberikan gaya
perlawanan terhadap gaya yang bekerja pada pegas yang dinamakan gaya lenting pulih (Fp).
Besarnya gaya lenting pulih sama dengan gaya penyebabnya tetapi arahnya belawanan dengan
gaya penyebabnya. Sehingga hukum hooke juga disebut sebagai keelastisan suatu benda. Bila
pegas ditarik melebihi batasan tertentu maka benda itu tidak akan elastis lagi. Bagaimanakah
hubungan pertambahan panjang dengan gaya tarik ? karena besarnya gaya pemulih sebanding
besarnya pertambahan panjang .
1. Pegas
2. Mistar
3. Beban
4. Papan Alus Dan Kasar
2.PROSEDUR PERCOBAAN
Pegas ditarik pada tempat yang telah dipersiapkan. Kemudian beban ditempatkan pada pegas,
dimulai dari massa beban yang paling kecil.
DATA PENGAMATAN
I. Percobaan I
1 0,05 4,48
2 0,05 4,04
3 0,05 4,50
II. Percobaan II
1 0,15 7,02
2 0,15 6,50
3 0,15 6,36
1 0,25 8,89
2 0,25 8,88
3 0,25 8,75
I. PEMBAHASAN
Percobaan pengukuran konstanta pegas dengan metode pegas dinamik ini masing-masing percobaan
dilakukan sebanyak lima kali dengan menggunakan massa beban yang berbeda–beda yaitu 0.05 kg, 0.15
kg,0.25kg.