Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN

DISUSUN OLEH :
GHIYATS RASYID
1802311084
KELAS 3C
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
JURUSAN TEKNIK MESIN/PRODI D3 TEKNIK MESIN 2019

DOSEN PEMBIMBING
Hamdi, S.T., M.Kom.
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT yang


telah melimpahkan nikmatnya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah
ini untuk tugas pada mata kuliah Pengukuran dengan judul “Laporan
Praktikum Pengukuran”.

Adapun alasan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui


seberapa pentingnya pengukuran yang akurat pada penerapan di
kehidupan sehari-hari.

Saya mohon maaf jika masih ada kekurangan pada pembuatan


makalah ini.Oleh karena itu saya menerima segala bentuk kritik dan saran
untuk laporan makalah mata kuliah Pengukuran ini.Semoga makalah ini
dapat memberi manfaat kepada pembaca.

Jakarta ,22 November 2019

Ghiyats Rasyid
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG
1.2RUMUSAN MASALAH
1.3TUJUAN

BAB 2 DASAR TEORI

BAB 3 ALAT DAN BENDA UJI

BAB 4 HASIL ANALISIS PENGUKURAN

BAB 5 KESIMPULAN

BAB 6 DAFTAR PUSTAKA


BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam pembelajaran,pengukuran sangatlah berguna dimana untuk
mengetahui ukuran suatu benda yang akan digunakan atau yang akan
dibuat.Pengukuran ini harus dilakukan secara presisi supaya data ukurannya
tidak salah ukur.

Pengukuran tentunya dilakukan dengan menggunakan suatu alat


ukur.Karena alat ukur ini memudahkan kita dalam mengukur dengan
teliti.Adapun jenis-jenis alat ukur.Berbagai macam jenis alat ukur dengan fungsi
yang berbeda dan dengan ketelitian yang berbeda juga.

Karena itu dibuatlah makalah lapaoran yang berisi analisis data


pengukuran menggunakan berbagai macam alat ukur dan berbagai macam cara
mengukur seperti inside diameter dan outside diameter.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana fungsi alat ukur yang digunakan?
2. Apa saja yang dapat diukur dengan alat ukur tersebut?
3. Bagaimanakah hasil dari pengukuran yang telah dilakukan?

1.3 TUJUAN
1. Dapat memahami dan mengetahui cara penggunaan alat ukur dengan baik
dan benar.
2. Dapat mengetahui bagaian apa saja yang dapat diukur dengan alat ukur
tersebut.
3. Dapat menganalisa hasil pengukuran yang telah dilakukan dengan
menggunakan alat ukur yang berbeda – beda.
BAB II DASAR TEORI

PENGUKURAN
Pengukuran adalah penentuan besaran,dimensi, atau
kapasitas,biasanya terhadap suatu standar atau satuan ukur atau kegiatan
membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan
sebagai satuan.

SATUAN UKURAN
Satuan dalam ukuran bisa berbeda-beda tergantung apa yang akan kita
gunakan.Misalnya,untuk mengukur panjang suatu benda maka digunakan
satuan panjang seperti cm,m,mm,dll.

Jadi dalam melakukan pengukuran ita tidak boleh salah dalam


membaca satuan ukuran.Jika salah membaca maka ukuran yang telah diukur
tidak sesuai dengan benda yang telah diukur.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUKURAN


Adapun beberapa factor yang mempengaruhi hasil pengukuran :

1. Ketelitian orang yang megukur


Ketelitian seseorang dalam mengukur suatu benda sangatlah
mempengaruhi hasil pengukuran.Karena jika orang tersebut tidak
teliti maka yang terjadi adalah hasil ukurannya tidak sesuai atau
salah.
2. Kondisi alat ukur
Kondisi alat ukur juga berpengaruh terhadap hasil
pengukuran.Karena jika kondisi alat ukur itu tidak standar maka
yang terjadi adalah kesalahan dalam pengukuran tersebut.Jadi dalam
pengukuran membutuhkan alat ukur yang memiliki kondisi yang
masih bagus dan masih dalam standarisasi.

3. Suasana
Suasana tidak kalah berpengaruhnya dalam proses
pengukuran.Karena dalam mengukur kita membutuhkan fokus yang
sangat tinggi agar hasil pengukurannya lebih presisi, maka suasana
pun harus tenang.Jika suasana tidak tenang maka dapat terjadi
hilang fokus pada saat mengukur.

JANGKA SORONG

Jangka sorong merupakan alat bantu untuk melakukan


pengukuran.Ketelitian dari jangka sorong terdapat berbagai macam,seperti
ketelitian (0,05 mm) , (0,02 mm) , (0,01 mm).

Jenis jangka sorong terdapat dua,yaitu jangka sorong biasa dan jangka
sorong dial.Perbedaan jangka sorong biasa dengan jangka sorong dial adalah
pembacaan ukuran dapat lebih mudah terbaca pada jangka sorong dial.
BAGIAN – BAGIAN JANGKA SORONG

1. Rahang Dalam
bentuknya dapat digeser, terdiri atas rahang geser dan rahang tetap,
digunakan untuk mengukur bagian luar benda, misalnya ketebalan kertas,
lebar meja dll.
2. Rahang Luar
juga terdiri dari rahang tetap dan rahang yang dapat digeser, rahang luar
digunakan untuk mengukur bagian dalam benda, misalnya diameter
tabung, cincin dan lain lain
3. Depth Probe (Tangkai Ukur)
Bagian yang digunakan untuk mengukur kedalaman sebuah benda,
musalnya kedalaman tabung
4. Skala Utama dan Skala Nonius
skala utama terletak pada rahang tetap yang berupa skala dalam inchi dan
mm, sedangkan skala nonius terletak pada rahang geser yang terdapat 10
skala yang panjangnya 9 mm
5. Tombol Pengunci
Berfungsi untuk mengunci ukuran jangka sorong agar tidak berubah –
ubah.
PENGUKURAN YANG DAPAT DILAKUKAN

1. Pengukuran Diameter Luar

 Pada pengukuran luar, benda kerja ditumpukan pada kaki tetap dan
pergeseran didekapkan dengan tekanan ringan
 Ukuran dengan bidang pengukuran yang lebar sedalam mungkin, supaya
bilah ukur tidak menjadi tumpul secara sia-sia
 Alur dan parit hendaknya diukur dengan ujung patuk yang menyerupai pisau
supaya tidak terjadi kesalahan pengukuran
 Jangka Sorong jangan diseret sepanjang benda kerja tanpa alasan dalam
keadaan penggeser dikencangkan. Sebelum mengangkat jangka sorong,
penggeser harus dilonggarkan untuk menghindarkan keausan bidang
pengukur secara sia-sia.

2. Pengukuran Diameter Dalam

 Penanganan jangka sorong seperti


pada pengukuran luar
 Bilah pengukur tidak boleh dan tidak
perlu diputar kian kemari, bahkan akan
mengakibatkan keausan.
 Tidak boleh dilupakan penambahan
ukuran sebesar lebar patuk pengukur 2x5
mm terhadap hasil pembacaan pada
pengukuran diameter dalam
3. Pengukuran Kedalaman Lubang
Pengukuran kedalaman lubang ternyata dapat juga dilakukan
dengan menggunakan jangka sorong.Caranya dengan memasukan
lidah pengukuran kedalam suatu lubang.Setelah itu,dilakukan
pembacaan ukuran pada skala utama dan skala nonius.

4. Pengukuran Step
Pengukuran step juga dapat dilakukan dengan menggunakan jangka
sorong.Pengukuran step dapat diukur dengan menggunakan bagian
depan kaki tetap.Tetapi pengukuran step ini sangat jarang dilakukan
atau digunakan.

MIKROMETER SEKRUP

Mikrometer sekrup adalah merupakan alat bantu untuk mengukur suatu


benda kerja dengan ketelitian 0,01 mm.

Mikrometer sekrup terdapat dua macam,yaitu mikrometer sekrup


outside diameter dan mikrometer sekrup inside diameter.Perbedaan keduanya
sangatlah jelas untuk mengukur diameter dalam dan ada juga yang untuk
mengukur diameter luar.
BAGIAN – BAGIAN MIKROMETER SEKRUP

1. Poros Tetap (anvil)


Bagian poros yang tidak bergerak. Objek yang ingin diukur ditempelkan
di bagian ini dan bagian poros geser didekatkan untuk menjepit objek
tersebut.
2. Poros Geser (spindle)
Poros bergerak berbentuk komponen silindris yang digerakkan oleh
thimble.
3. Pengunci (lock nut)
Bagian yang dapat digunakan untuk mengunci pergerakan poros geser.
4. Sleeve
Bagian statis berbentuk lingkaran yang merupakan tempat ditulisnya skala
pengukuran. Terdapat dua skala, yaitu skala utama dan skala nonius.
5. Timbel
Bagian yang dapat digerakkan oleh tangan penggunanya.
6. Ratchet
Bagian yang dapat membantu menggerakkan poros geser dengan
pergerakan lebih perlahan dibanding menggerakkan thimble.
7. Rangka (frame)
Komponen berbentuk C yang menyatukan poros tetap dan komponen-
komponen lain mikrometer sekrup. Rangka mikrometer sekrup dibuat
tebal agar kokoh dan mampu menjaga objek pengukuran tidak bergerak,
bergesar, atau berubah bentuk.
BAB III ALAT DAN BENDA UJI

1. JANGKA SORONG

2. JANGKA SORONG DIAL

3. MIKROMETER SEKRUP OUTSIDE DIAMETER


4. MIKROMETER SEKRUP INSIDE DIAMETER

5. PLUQ GAUGE 18H7


6. BENDA UJI
BAB IV HASIL ANALISIS PENGUKURAN

2
Ʃ[(𝑑𝑖 −𝑥𝑖) ]
Rumus : 𝑆𝑑 = √
𝑛 −1

Ket : Ʃ = jumlah data


xi = rata-rata
di = data
D = xi ± Sd

OUTSIDE DIAMETER

JANGKA SORONG 0,05 Ø 18 (dalam mm dan inci)

No di [di - xi ] [(di - xi)2] No di Di [di - xi ] [(di - xi)2]


20 17.95 0.03 0.0009 20 45/64 0.70 0 0
37 17.9 0.02 0.0004 37 45/64 0.70 0 0
40 18.05 0.13 0.0169 40 47/64 0.73 0.03 0,0009
41 18 0.08 0.0064 41 91/128 0.71 0.01 0.0001
42 17.95 0.03 0.0009 42 45/64 0.70 0 0
43 17.8 0.12 0.0144 43 89/128 0.69 0.01 0.0001
44 17.85 0.07 0.0049 44 45/64 0.70 0 0
45 17.9 0.02 0.0004 45 45/64 0.70 0 0
47 17.95 0.03 0.0009 47 45/64 0.70 0 0
48 17.8 0.12 0.0144 48 89/128 0.69 0.01 0.0001
49 18 0.08 0.0064 49 91/128 0.71 0.01 0.0001
50 17.9 0.02 0.0004 50 45/64 0.70 0 0
51 17.95 0.03 0.0009 51 45/64 0.70 0 0
52 17.9 0.02 0.0004 52 45/64 0.70 0 0
Σ 250,9 0.0686 Σ 9.86 0.0013
Xi 17.92 Xi 0.7
Sd 0.07 Sd 0.01
D 17.92±0.07 D 0.7 ± 0.01
JANGKA SORONG 0,02 Ø 18 mm MIKROMETER 0,01 Ø 18 mm
\
No di [di - xi ] [(di - xi)2] No Di [di - xi ] [(di - xi)2]
20 17.90 0.01 0.0001 20 17.91 0.01 0.0001
37 17.80 0.09 0.0081 37 17.85 0.05 0.0025
40 17.98 0.09 0.0081 40 17.98 0.08 0.0064
41 18.00 0.11 0.0121 41 18 0.1 0.0001
42 17.92 0.03 0.0009 42 17.92 0.02 0.0004
43 17.76 0.13 0.0169 43 17.76 0.14 0.0196
44 17.82 0.07 0.0049 44 17.87 0.03 0.0009
45 17.90 0.01 0.0001 45 17.90 0 0
47 17.94 0.05 0.0025 47 17.93 0.03 0.0009
48 17.78 0.11 0.0121 48 17.86 0.04 0.0016
49 17.98 0.09 0.0081 49 17.97 0.07 0.0049
50 17.92 0.03 0.0009 50 17.93 0.03 0.0009
51 17.94 0.05 0.0025 51 17.93 0.03 0.0009
52 17.84 0.05 0.0025 52 17.85 0.05 0.0025
Σ 250.48 0.0798 Σ 250.66 0.042
Xi 17.89 xi 17.90
Sd 0.078 Sd 0.042
D 17.89 ± 0.078 D 17.90±0.042
MIKROMETER 0,001 Ø 18 mm

No Di [di - xi ] [(di - xi)2]


20 17.869 0.011 0,0121
37 17.975 0.095 0,00925
40 18.015 0.135 0,018225
41 17.974 0.094 0,008836
42 17.933 0.053 0,002809
43 17.747 0.133 0,017689
44 17.733 0.147 0,021609
45 17.800 0.008 0,0064
47 17.924 0.044 0,001936
48 17.788 0.092 0,008464
49 17.906 0.026 0,000676
50 17.924 0.044 0,001936
51 17.922 0.042 0,001764
52 17.834 0.046 0,002116
Σ 250.344 0,11381
xi 17.88
Sd 0.114
D 17.88±0.114
INSIDE DIAMETER
Jangka sorong 0,05 Ø 18 mm Jangka sorong 0,02 Ø 18
No di [di - xi ] [(di - xi)2] No Di [di - xi ] [(di - xi)2]
20 17,95 0,06 0,0036 20 17,96 0.02 0,0004
37 17,95 0,06 0,0036 37 17,96 0.02 0,0004
40 17,90 0,11 0,0121 40 17,96 0.02 0,0004
41 18,10 0,09 0,0081 41 18,14 0.16 0,0256
42 18 0,01 0,0001 42 17,80 0.18 0,0324
43 17,95 0,06 0,0036 43 17,96 0.02 0,0004
44 18,10 0,09 0,0081 44 18,06 0.08 0,0064
45 18,15 0,14 0,0196 45 18,08 0.1 0,0001
47 18 0,01 0,0001 47 17.98 0 0
48 18,10 0,09 0,0081 48 17,96 0.02 0,0004
49 18,05 0,04 0,0016 49 17,98 0 0
50 17,95 0,06 0,0036 50 17,96 0,02 0,0004
51 17,95 0,06 0,0036 51 17,92 0,06 0,0036
52 18 0,01 0,0001 52 17,98 0 0
Σ 252,15 0.0759 Σ 251,7 0.0705
Xi 18,01 Xi 17,98
Sd 0,077 Sd 0.074
D 18,01±0,077 D 17,98±0.074
Jangka Sorong 0,05 Ø 18 mm (dalam inci)
No di di [di - xi ] [(di - xi)2]
20 91/128 0,71 0 0
37 90/128 0,70 0.01 0,0001
40 91/128 0,71 0 0
41 91/128 0,71 0 0
42 91/128 0,71 0 0
43 91/128 0,71 0 0
44 92/128 0,72 0.02 0,0004
45 91/128 0,71 0.01 0,0001
47 91/128 0,71 0 0
48 91/128 0,71 0 0
49 90/128 0,70 0,01 0,0001
50 90/128 0,70 0,01 0,0001
51 91/128 0,71 0 0
52 91/128 0,71 0 0
Σ 9,94 0.0008
Xi 0.71
Sd 0,007
D 0.71 ± 0.007
MIKROMETER INSIDE DIAMETER 0,005 mm
Ukuran Besar Ukuran Sedang
No Di [di - xi ] [(di - xi)2] No Di [di - xi ] [(di - xi)2]
1 45,015 0 0 1 35,060 0 0
2 45,015 0 0 2 35,055 0.05 0,0025
3 45,015 0 0 3 35,065 0.05 0,0025
4 45,020 0.05 0,00025 4 35,060 0 0
5 45,015 0 0 5 35,060 0 0
6 45,015 0 0 6 35,060 0 0
7 45,015 0 0 7 35,060 0 0
8 45,015 0 0 8 35,055 0.05 0,0025
9 45,015 0 0 9 35,060 0 0
Σ 405,14 0,00025 Σ 315,535 0,0075
xi 45.015 Xi 35.06
Sd 0.0044 Sd 0,024
D 45.015 ± 0.0044 D 35.06±0.24

Ukuran Kecil
No di [di - xi ] [(di - xi)2]
1 25,000 0.003 0,000009
2 25,005 0.002 0,000004
3 25,005 0.002 0,000004
4 25,005 0.002 0,000004
5 25,005 0.002 0,000004
6 25,005 0.002 0,000004
7 25 0.003 0,000009
8 25,005 0,002 0,000004
9 25,005 0,002 0,000004
Σ 225,035 0.000046
Xi 25,003
Sd 0,00024
D 25,003 ± 0.00024
PLUQ GAUGE 18H7
No Yes/No
20 Yes
37 Yes
40 Yes
41 No
42 No
43 No
44 No
45 No
47 No
48 No
48 No
50 No
51 Yes
52 No
DATA ASLI HASIL PENGUKURAN (SEBELUM DI ANALISIS)
BAB V KESIMPULAN

Jadi kesimpulannya adalah jika kita memakai alat ukur dengan


ketelitian yang berbeda,maka yang terjadi adalah setiap ketelitian
ukurannya menjadi berbeda.Misalnya,memakai jangka sorong
0,05 terbaca ukurannya 17,95 sedangkan jika dengan
menggunakan jangka sorong 0,02 maka akan terbaca 17,90 atau
lebih presisi dari ketelitian yang sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studiobelajar.com/mikrometer-sekrup/

https://www.gurupendidikan.co.id/jangka-sorong/

Anda mungkin juga menyukai