Anda di halaman 1dari 19

Laporan Praktikum Teknik Pengukuran

Dosen Pengampu :
Dr. H. Haruna, H.L., M.Pd.

ABDUL IKSAN
210203602005

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN (D4)


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikat rahmat dan hidayah-
nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Praktikum Teknik
Pengukuran” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari laprak ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Teknik Pengukuran. Selain itu, laprak ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
bagaimana cara menggunakan alat ukur apa saja yang ada di rana otomotif bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak:
1. Dr. H. Haruna, H.L., M.Pd.

Selaku Dosen Mitra Teknik Pengukuran yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni ini.
Saya juga mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
semua, terima kasih atas bantuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini.
Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun saya butuhkan demi kesempurnaan Laporan Praktikum ini.

Gowa, 30 November 2022

ABDUL IKSAN

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
1. Jangka sorong..............................................................................................................................1
2. Mickrometer................................................................................................................................2
3. Dial indikator...............................................................................................................................3
4. Multi meter..................................................................................................................................5
5. Compression tester.......................................................................................................................6
6. Radiator tester..............................................................................................................................9
7. Timing light...............................................................................................................................10
8. Puller gauge...............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15

ii
1. Jangka sorong

Jangka sorong atau vernier kaliper adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai
bagian diam dan bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan
ketelitian pengguna alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display digital.
Pada versi analog umumnya tingkat ketelitian adalah 0.005cm untuk jangka sorong dibawah
30cm dan 0.01 cm untuk yang diatas 30cm.
Fungsi jangka sorong yaitu :
o untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit;
o untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa,
maupun lainnya) dengan cara diulur;
o untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda dengan cara
"menancapkan/menusukkan" bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat pada
gambar karena berada di sisi pemegang

Bagian bagian jangka sorong


o Sekrup pengunci, Bagian ini berfungsi sebagai pengunci hasil pengukuran, sehingga
hasil pengukuran tidak akan berubah ketika dipegang sehingga hasil pengukuran tetap
akurat
o Rahang luar, untuk mengukur satuan panjang, diameter luar sebuah silinder atau untuk
mengukur ketebalan bentuk dimensi lainnya.
o Rahang dalam, sebagai pengukur bagian diameter dalam.
o Skala utama, nilai yang menunjukkan hasil pengukuran yang satuannya dalam mm, cm
dan inci.
o Skala vernier (skala nonius), sebagai skala pengukuran fraksi.
o Pengukur kedalaman, bagian ini berada di ujung dari Jangka Sorong yang berfungsi
untuk mengukur bagian kedalaman suatu benda atau kedalaman sebuah lubang

Cara menggunakan jangka sorong


o Geser rahang luar Sejauh Ukuran Benda, setelah meletakkan objek pada rahang luar
jangka sorong, rahang harus tepat digeser sejauh ukuran benda, lakukan hingga benda
yang diukur tidak ada jarak atau celah sehingga kedua rahang luar jangka sorong
menyentuh dan menjepit benda.
o Rapatkan sekrup pengunci, setelah posisi rahang sudah menyentuh benda, langkah
selanjutnya adalah mengunci screw lock. Tujuannya adalah agar hasil ukuran yang
dilakukan ini tidak berubah jika ada getaran, tersenggol dan dapat kita catat dengan nilai
yang sesuai.
o Langkah selanjutnya membaca jangka sorong.

Cara membaca jangka sorong


o Perhatikan keakuratan jangka sorong, bisanya 0.02 mm, 0,05 mm dan seterusnya
o Catat nilai pada skala utama yang hampir sejajar atau sejajar dengan angka 0 pada
sekala nonius
o Perhatikan garis-garis pada skala nonius yang tepat sejajar dengan garis-garis yang ada
pada skala utama, kemudian tentukan nilainya dengan memperhatikan nilai keakuratan
jangka sorong dan tentukan nilainya.
o Jumlahkan nilai pada skala utama dengan skala nonius dengan rumus X,00 mm (sekala
utama) + 0,XX mm Sekala nonius

2. Mickrometer

Mikrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda benda berukuran kecil atau
tipis. Atau yang berbentuk pelat dengan tingkat presisi yang cukup tinggi. Mikrometer sekrup
memiliki ketelitian 0,01mm. alat ini dilengkapi sekrup terkalibrasi yang banyak digunakan
untuk mengukur komponen secara akurat. Dalam kehidupan sehari hari mikrometer
digunakan tukang servis kulkas dan pompa air utuk mengukur diameter kawat tembaga yang

2
akan digunakan. Mikrometer juga digunakan di dalam teleskop dan mikroskop yang masing-
masing kegunaannya ialah mengukur diameter

3
semu benda langit dan diameter benda mikroskopis. Mikrometer yang digunakan dengan
teleskop ditemukan sekitar tahun 1638 oleh William Gascoigne, seorang astronom Inggris.
Mikrometer obyektif berbentuk slide glass, di tengahnya terdapat skala tanpa angka sebanyak
100 unit, seperti penggaris. Skala tersebut ditutup dengan cover slip berbentuk bulat. Skala
100 unit = 1 mm maka tiap unit setara dengan 0.01 mm atau 10 μm maka jarak tiap unit dari
micrometer obyektif akan tampak berbeda
Cara mengkalibrasi mikrometer sekrup
o Letakan dan himpit batang penyetel mikrometer sekrup di antara anvil dan spindle,
himput batang penyetel mikrometer sekrup dengan memutar thimble secukupnya.
o Jika batang penyetel mikrometer sekrup sudah sedikit terhimpit maka kencangkan lagi
himpitan anvil dan spindle terhadap batang penyetel dengan memutar rachet knob
hingga spindle tidak bergerak.
o Jika selisih antara angka 0 dan garis tengah pada sekala tetap dengan sekala putar tidak
melebihi 0,02 mm maka putarlah sleeve menggunakan kunci penyetel hingga garis
tengah dan angka 0 sejajar dengan 0 pada sekala putar.
o Jika selisih antara 0 dengan garis tengah pada sekala tetap lebih dari 0,02 mm, maka
lepas rachet knob kemudian tahan sleeve dan putar thimble menggunakan kunci
penyetel hingga didapatkan angka 0 pada sekala putar dengan garis tengah pada sekala
tetap sejajar, jika sudah pasang kembali rachet knob.

Bagian bagian mikrometer sekrup : frame, poros tetap, poros gerak, sleeve, thimble, lock
nut/pengunci, ratchet knob

3. Dial indikator

Disebut juga sebagai dial gauge, alat ukur ini digunakan untuk mengukur serta memeriksa
kerataan pada sebuah bidang atau benda. Skala pengukurannya sendiri sangat kecil. Bentuk
fisik dial indicator adalah seperti jam analog yang memiliki dua sampai tiga jarum penunjuk.
Satu jarum sebagai penunjuk besar dan dua jarum lainnya adalah petunjuk yang ukurannya
kecil. Fungsi dari jarum penunjuk kecil adalah mencatat gerakan dari jarum besar. Satu
putaran jarum besar akan memutar jarum kecil bertambah satu angka. Tidak ada bedanya
dengan jarum jarum detik dan jarum menit pada jam. Skalanya sendiri dari yang terkecil
adalah 1:100 atau sama dengan 0,01 mm.

4
Prinsip kerjanya adalah gerak lurus dari spindel diubah menjadi gerak berputar. Oleh
karena itulah yang diperhatikan pergerakannya adalah jarum.
Fungsi :
o Mengukur kerataan bidang datar contohnya flywheel dan rem cakram
o Mengukur kebulatan pada bidang poros contohnya crankshaft
o Mengukur kesejajaran contohnya liner protection pada mesin diesel
o Mengukur run out poros contohnya poros propeller
o Mengukur jarak end play contohnya crankshaft untuk mencegah agar crankshaft tidak
mengalami kemacetan. Seperti tidak dapat berputar karena thrust bearing mengembang
akibat panas mesin.

Komponen pada dial indikator


o Jarum Penunjuk
Alat pengukur dial gauge menggunakan jarum untuk menunjukkan pengukuran.
Angka yang keluar diperoleh dari jarum penunjuk ini. Jarum akan bergerak pada saat
plunger atau ujung dial mendapat tekanan dari objek.
Jarum akan langsung bergerak ketika terdapat permukaan yang tidak rata seperti
cekung atau cembung. Jika jarum diam artinya permukaan rata.
o Jarum Penghitung Putaran
Bagian ini adalah jarum kecil yang fungsinya sebagai penghitung putaran dan disebut
juga sebagai skala revolusi.
o Plunger
Disebut juga sebagai spindel yakni bagian yang bergerak tegak lurus dengan objek yang
sedang diukur. Posisi yang dimiliki plunger baik sebelum dan sesudah mendapatkan beban
akan mempengaruhi jarak penyimpangan.

Beberapa orang menyebut juga komponen ini sebagai bidang sentuh di dial gauge.
o Outer Ring
Komponen ini memiliki fungsi utama supaya alat memperoleh hasil pengukuran
yang presisi. Outer ring akan bekerja mengkalibrasi skala jarum jam panjang supaya
tepat di angka nol.
Posisi angka nol sendiri akan disesuaikan ketika Anda melakukan proses pengukuran
objek.
o Stem
Bagian ini memiliki fungsi sebagai wadah dari spindel ketika naik turun dengan leluasa.
o Spindel
Terakhir adalah komponen spindel yang akan bekerja menginput data dari plunger ke dial
indikator.

5
Cara Menggunakan Dial Indicator
Bagaimana cara mengukur menggunakan dial gauge? Dalam tahapan penggunaan, dial
gauge ini tidak bisa digunakan sendiri. Dibutuhkan alat pelengkap bernama dial stand dan
magnetic base.
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Berikut beberapa langkah yang bisa diikuti.
1. Pasang terlebih dahulu tangkai dial indicator di lubang pengunci dengan cara
memasukannya. Baru setelah itu kencangkan bagian baut.
2. Masukkan bagian dial gauge yang memiliki jarum serta skala di tangkai yang tadi
dipasang dan kencangkan.
3. Bersihkan objek yang hendak diukur terlebih dahulu agar pengukuran lebih stabil.
4. Nyalakan aliran magnet di dial gauge menggunakan tombol di bagian bawah menjadi
posisi on.
5. Kemudian lihat bagian jarum, pastikan posisinya ada di atas permukaan objek hingga
menyentuh. Anda bisa mengeceknya dengan menggerakkan jarum pada objek.
6. Masuk ke pemakaian, mulailah untuk menggeser objek ke kanan atau kiri dan jika
jarum berputar maka alat bekerja. Putaran searah jarum jam artinya adalah permukaan
objek cembung. Apabila putarannya berlawanan maka tandanya cekung.

4. Multi meter

Multimeter adalah suatu alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur tiga jenis
besaran listrik yaitu arus listrik, tegangan listrik, dan hambatan listrik. Sebutan lain untuk
multimeter adalah AVO-meter yang merupakan singkatan dari satuan Ampere, Volt, dan
Ohm.Selain itu, multimeter juga disebut dengan nama multitester. Multimeter terbagi menjadi
dua jenis yaitu multimeter analog dan multimeter digital. Perbedaan antara multimeter analog
dan multimeter digital terletak pada tingkat ketelitian nilai

6
pengukuran yang diperoleh. Multimeter dapat digunakan untuk pengukuran listrik arus
searah maupun pengukuran listrik arus bolak-balik.
Cara menggunakan multi meter :
Jarum penunjuk pada multimeter harus diperiksa terlebih dahulu sebelum multimeter
digunakan. Posisi jarum penunjuk harus sejajar dengan angka 0 pada nilai yang tertera pada
layar pengukuran. Sekrup penyetelan jarum petunjuk harus diputar dengan menggunakan
obeng mata datar jika penunjukan jarum tidak tepat di posisi 0.Pengecekan angka 0 hanya
dilakukan sesekali sebab pengecekan secara terus-menerus dapat mengakibatkan hubungan
pendek di dalam bagian-bagian penyusun dari multimeter. Kondisi multimeter harus
dipastikan dalam keadaan standar pemakaian. Standar ini sesuai dengan jenis dan merek dari
multimeter. Hasil pengukuran harus sesuai dengan nilai sebenarnya dari besaran listrik yang
diukur. Oleh karena itu sebelum melakukan pengukuran ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, yaitu kondisi alat ukur dalam keadaan baik, normal dan tidak cacat/rusak agar
dapat berfungsi dengan baik sehingga benar-benar dapat mengukur sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Hasil pengukuran yang tidak valid dapat mempengaruhi data sehingga
hasil analisisis akan berisiko dan berpotensi berakibat fatal.
Multimeter digunakan untuk mengukur besaran arus listrik, tegangan listrik, dan hambatan
listrik. Pengukuran dilakukan dalam keadaan arus searah maupun arus bolak-balik. Selain itu,
multimeter juga dapat digunakan untuk mengukur nilai dan kualitas kerja dari induktor,
kapasitor, dioda, dan transistor. Multimeter juga dapat digunakan untuk menguji hubungan
pendek listrik atau hubungan normal pada rangkaian listrik.

5. Compression tester

7
Tes tekanan kompresi merupakan salah satu alat ukur pneumatic yang biasanya ada pada
kendaraan bermotor. Secara garis besar, tes tekanan kompresi berfungsi untuk melihat
besarnya kompresi pada kendaraan. Nantinya, hasil pengukuran ini akan digunakan untuk
menentukan kondisi mesin kendaraan. Alat ini memiliki banyak bagian atau komponen. Alat
tes tekanan kompresi ini memiliki peran penting pada mesin motor. Jika tekanan pada
kompresi berada di bawah standar, akan muncul masalah pada kendaraan.
alat ini merupakan salah satu alat ukur pneumatic yang umumnya digunakan pada
kendaraan. Tes tekanan kompresi ini memiliki beberapa bagian penting yakni manometer,
selang penghubung, dan pressure release button.
Ketiga komponen diatas memegang peranan penting dalam pengoperasian alat tes tekanan
kompresi. Keberadaan alat ini pada sebuah kendaraan sangatlah penting karena fungsinya
yang berkaitan langsung dengan kondisi dan kinerja mesin.
Biasanya, bengkel menggunakan cara tradisional untuk memeriksa tekanan kompresi pada
kendaraan. Cara manual yang biasa dilakukan adalah dengan memasukkan jari pada bagian
lubang busi guna merasakan tekanan pada ruang bakar.
Fungsi dari compression tester :
Secara garis besar, fungsi utama dari alat ini adalah memeriksa serta mengetahui seberapa
besar tekanan kompresi yang bisa dihasilkan oleh mesin. Hasil yang didapatkan dari
pengukuran ini akan digunakan untuk mendiagnosa kondisi terkini dari mesin kendaraan
tersebut.
Cara menggunakan compression tester :

• Nyalakan Mesin
Anda perlu menyalakan mesin terlebih dahulu sampai mencapai batas suhu kerja mesin
tersebut. Hal ini dilakukan guna mendapatkan hasil pengukuran yang akurat.
Saat mesin sudah dalam keadaan panas, bagian piston ring akan mekar dan oli pelumas
akan menyebar ke seluruh bagian mesin. Mekarnya piston dan pelumas yang sudah
menyebar ini akan membuat proses pengukuran menjadi lebih optimal.

• Matikan Mesin Jika Sudah Cukup Panas


Tahap ini dilakukan karena proses pengukuran harus dijalankan saat mesin dalam kondisi
tidak hidup atau mati. Tapi, pastikan bahwa mesin sudah mencapai suhu maksimal saat akan
dimatikan.

8
• Lepas Saluran Bahan Bakar Selanjutnya
Lepas Saluran Bahan Bakar SAnda perlu melepaskan saluran atau socket bahan bakar
yang biasanya menuju ke saluran injector. Hal ini dilakukan agar bahan bakar yang digunakan
tidak terbuang sia-sia. Dengan begitu, proses pengukuran akan menjadi lebih efisien.

• Lepas Koil Pengapian dan Busi


Jika sudah, lepaskan juga bagian koil pengapian dan tegangan tinggi busi untuk
mempermudah proses pengukuran tekanan pada mesin. Jangan lupa juga melepaskan semua
busi dari lubang busi agar tidak ada proses pengapian pada saat mesin dihidupkan.

• Pasang Alat Tes dan Tekan Pedal Gas


Pasangkan alat tes tekanan pada bagian lubang busi, kemudian pasang selang
penghubungnya. Kencangkan dengan menggunakan tangan agar tidak merusak bagian ulir
dan memastikan tidak ada kebocoran pada lubang busi.
Selanjutnya, tekan juga pedal gas secara penuh agar kondisi udara di intake manifold
masuk bisa maksimal.

• Starter Mesin Selama 10-15 Menit


Menstarter mesin selama 10 sampai 15 detik dilakukan untuk membuat bagian dari mesin
tidak ada yang rusak akibat dari pengecekan tekanan. Hal ini juga dilakukan guna membuat
hasil kompresi menjadi lebih optimal.

• Lihat Hasil Pengukuran


Hasil pengukuran tekanan ini akan tertera pada manometer. Hasil skala bisa dibaca melalui
jarum penunjuk yang terdapat pada bagian ini. Skala pengukuran bisa menggunakan satuan
bar, KPa, Psi, ataupun kg/cm2. Setelah itu, Anda perlu menekan bagian pressure release
button untuk mengembalikan compression ke mode awal atau normal. Untuk mendapatkan
hasil pengukuran yang akurat, ulangi proses pengukuran sebanyak tiga kali. Sebagai
informasi, apabila hasil pengukuran menunjukkan angka dibawah standar, hal ini berarti
terjadi kebocoran pada bagian mesin. Sebaliknya, jika hasil pengukuran yang ditampilkan
diatas standar membuktikan jika terjadi penumpukan kerak hasil dari proses pembakaran.

9
6. Radiator tester

Radiator tester digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran pada sistem
pendingin kendaraan. Selain itu alat ini dapat digunakan untuk memeriksa kondisi dari tutup
radiator. Pada radiator tester dilengkapi dengan pompa yang berfungsi untuk menghasilkan
tekanan dan juga dilengkapi dengan manometer yang berfungsi untuk mengetahui tekanan
yang dihasilkan oleh pompa.
Cara menggunakan radiator tester :
 Pemeriksaa tutup radiator dilakukan untuk mengetahui bukaan dari tutup radiator. Pada
tutup radiator terdapat dua buah katup yaitu katup tekan dan katup vakum. Ketika mesin
panas maka suhu dan tekanan air radiator akan naik sehingga bila tekanan telah melebihi
tekanan spesifikasi yaitu antara 0,8 – 1,2 bar maka katup tekan akan membuka dan
sebagian air pada radiator akan disalurkan ke reservoir tank. Jika tekanan air radiator
tidak dijaga pada tekanan kerjanya atau tekanan melebihi spesifikasinya maka air radiator
akan cepat mendidih.

Pemeriksaan tutup radiator dengan menggunakan radiator tester dapat dilakukan dengan cara :
1. Lepaskan tutup radiator dari radiator kendaraan.
2. Pilih adapter yang sesuai kemudian pasang radiator cup tester pada tutup radiator.
3. Tekan pompa radiator cup tester sehingga tekanan melebihi tekanan spesifikasi pada
tutup radiator. Pada saat ini katup tekan akan membuka.
4. Amati tekanan pada manometer alat ukur, apakah terjadi penurunan tekanan atau tidak
saat katup tekan terbuka.
5. Jika terjadi penurunan tekanan kemudian tekanan berhenti pada tekanan spesifikasinya
maka keadaan katup tekan baik, kemudian amati kembali pada manometer, setelah
6. tekanan pada batas spesifikasinya, maka tekanan harus tetap tidak boleh turun, namun
jika masih turun maka hal tersebut menandakan adanya kebocoran pada tutup radiator.

• Memeriksa kebocoran air pendingin


Pemeriksaan kebocoran air pendingin dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi
kebocoran pada sistem pendingin di mesin atau tidak. Kebocoran air pendingin dapat terjadi
pada sambungan selang, sambungan pompa, water jacket dan lain sebagianya. Jika terjadi

10
kebocoran air pendingin maka akan menyebabkan volume air pendingin menjadi berkurang
sehingga dapat menyebabkan terjadinya over heating pada mesin karena sistem pendinginan
yang tidak optimal.
1. Langkah pemeriksaan :
2. Lepas tutup radiator.
3. Pasang radiator tester ke lubang tutup radiator.
4. Tekan pompa radiator sampai tekanan spesifikasi. Jangan menekan pompa melebihi
tekanan spesifikasi karena dapat merusak sambungan-sambungan pada sistem pendingin,
contohnya sambungan selang.
5. Amati apakah terjadi kebocoran atau rembesan air pendingin pada sambungan-
sambungan di sistem pendingin.
6. Jika terjadi kebocoran segera lakukan langkah perbaikan.

7. Timing light

Timing light merupakan salah satu jenis alat ukur elektrik yang sering dipakai untuk
melakukan servis kendaraan.
Timing light berfungsi untuk memeriksa saat terjadinya pengapian atau saat busi
memercikkan bunga api, sehingga dari hasil pemeriksaan tersebut nantinya dapat diketahui
apakah saat pengapian sudah tepat atau terlalu maju atau terlalu mundur.

11
Apabila diketahui ternyata hasil pemeriksaan saat pengapian terlalu maju atau terlalu
mundur dari spesifikasi kendaraan tersebut maka dapat dilakukan tindakan selanjutnya yaitu
melakukan penyetelan saat pengapian. Cara kerja dari timing light yaitu mendeteksi tegangan
induksi dari koil pengapian yang menuju ke busi.
Cara menggunakan timing light :
 Siapkan alat ukur timing light.
 Hidupkan mesin dan tunggu sampai panas mesin mencapai temperatur kerjanya.
 Pastikan mesin dalam keadaan stasioner pada RPM 750 – 800 untuk mesin dengan 4
silinder (untuk lebih tepatnya lihat buku manual kendaraan tersebut). Apabila RPM
mesin tinggi maka governor advancer telah bekerja untuk memajukan saat pengapian
sehingga pemeriksaan saat pengapian menjadi tidak tepat.
 Lepas selang vakum dari distributor dan lalu sumbat selang vakum tersebut. Apabila
selang vakum dalam keadaan terpasang maka vacum advancer dalam keadaan bekerja
untuk memajukan pengapian.
 Pasang timing light, pada timing light dengan tiga kabel maka kabel merah dipasangkan
ke positif baterai atau positif koil dan kabel hitam ke negatif baterai (massa) serta kabel
pemicu dipasang ke kabel busi no 1. Pemasangan kabel pemicu tidak boleh terbalik,
tanda panah pada kabel pemicu harus menghadap ke arah busi, apabila pemasangannya
terbalik maka dapat membuat hasil pemeriksaan tidak tepat.
 Pada timing light dengan satu kabel, yaitu satu kabel pemicu saja maka kabel pemicu
langsung dipasangkan ke kabel busi no 1 dengan cara yang sama.
 Tekan tombol power pada timing light dan arahkan timing light ke puli poros engkol
kemudian periksaa kapan waktu pengapian terjadi.tepatnya lihat buku manual kendaraan
tersebut).
 Apabila hasil pemeriksaan tidak sesuai dengan nilai spesifikasinya maka lakukan
penyetelan.
 Setelah selesai melakukan pemeriksaan, lepas timing light dan pasang kembali selang
vakum pada distributor.

12
8. Puller gauge

Bentuk fisik dari feeler gauge adalah lembaran baja tipis dengan berbagai jenis ukuran.
Alat ini sudah tidak asing lagi di antara teknisi dan selalu digunakan ketika sedang servis atau
tune up.
Fungsi feeler gauge yang paling utama adalah mengukur adanya celah atau gap di setiap
bagian mesin yang saling bersinggungan. Jika Anda mencoba melihat ke bagian kap mobil
pasti akan langsung mengetahuinya.
Contohnya saja pada bagian celah katup atau klep mesin mobil. Komponen yang jadi pintu
keluar masuknya gas ini dapat berubah ukuran celahnya. Oleh karena itu dibutuhkan feeler
gauge untuk mengukurnya.
Baik bentuk lebar dan panjang feeler gauge ini sama, hanya saja ketebalan baja yang
dimiliki berbeda. Setiap plat tertera ukuran yang berbeda-beda mulai dari 0,01 mm hingga 1
mm. Tingkat keakuratan yang tersedia pada alat ini pun bisa mencapai 1/100 mm atau 0,01
mm. Jadi setelah mengukur dengan feeler gauge, celah mesin dapat disetel kembali seperti
normal ukuran standar pabrik.
Fungsi puller gauge :

• Pengukuran Celah Klep atau Katup


Seperti yang sudah dijelaskan, klep atau katup yang ada di ruang silinder ini akan
mengeluarkan dan memasukan gas bakar serta gas buang. Otomatis karena adanya panas
dari gas ini maka ukuran klep dapat memuai.
Akibatnya celah pada klep ini bisa saja mengecil. Penyetelan pun harus dilakukan secara
berkala, biasanya pada saat servis. Teknisi akan menggunakan feeler gauge untuk bisa
mengatur agar celah ini ukurannya kembali seperti semula.

• Pengukuran Celah Pompa Oli


Fungsi selanjutnya adalah pengukuran pada pompa oli yang berperan penting pada
pelumasan mesin mobil. Pompa bisa mengalami kerusakan atau kebocoran yang membuat
mesin menjadi overheat.
Celah yang terlalu besar atau kecill akan menghambat aliran oli ke seluruh mesin. Penting
untuk menyetel celah ini setiap kali servis. Mulai dari kerataan rotor, celah ujung rotor,
sampai celah pada bodi rotor.

13
• Pengukuran Celah Kontak Platina
Fungsi feeler gauge selanjutnya adalah untuk mengukur bagian celah di kontak platina.
Fungsi utama dari platina adalah untuk memutus dan menghubungkan arus listrik supaya
busi bekerja.
Bagian ini memiliki celah yang harus selalu disetel dengan bantuan feeler gauge. Celah
yang terlalu besar menciptakan induksi dan listrik kecil sehingga mobil sulit dinyalakan.
Oleh karena itu harus selalu diukur ulang.

• Pengukuran Kerataan Kepala Silinder


Komponen yang satu ini memiliki fungsi untuk menutup silinder mesin. Selain itu juga
menjadi tempat ruang bakar serta dudukan busi pada mesin berbahan bakar bensin.
Kepala silinder harus diukur kerataannya karena jika bengkok mempengaruhi kompresi
jadi melemah. Komponen dalam sistem mesin pembakaran internal ini pun bisa diukur
kerataannya menggunakan feeler gauge.

• Pengukuran Kerataan Blok Silinder


Blok silinder ternyata dapat mengalami perubahan bentuk seperti bengkok atau
melengkung. Perubahan bentuk ini akan mempengaruhi ukuran celahnya. Padahal blok
silinder berfungsi untuk sistem pembakaran mesin.
Perubahan ukuran celah ini bisa disebabkan oleh mesin yang overheat. Ketika kerataan
dari blok silinder berubah harus diukur terlebih dahulu untuk menyetelnya kembali.
Tentunya dengan alat feeler gauge.

• Pengukuran Celah Busi


Busi berfungsi menciptakan percikan api yang memicu terjadinya pembakaran. Terdapat
celah antara ground dengan elektroda busi yang harus disetel ketika terjadi perubahan.
Perubahan ukuran celah ini akan mengganggu besar kecilnya tegangan yang dihasilkan
pada koil pengapian. Celah inilah yang menjadi penentu apakah loncatan bunga api besar.
Penyetelan ulang pada celah busi ini hanya bisa dilakukan dengan feeler gauge. Karena
celah standar memiliki ukuran 0,7 mm hingga 0,9 mm. Oleh karena itu tidak bisa diukur
sembarangan.

• Pengukuran Celah Ring Piston


Ring piston memiliki fungsi utama untuk mencegah kebocoran campuran bahan bakar
dengan udara ketika kompresi terjadi. Celah ini tidak boleh berukuran terlalu lebar karena
bisa menimbulkan kebocoran.
Sedangkan celah yang terlalu kecil bisa membuat kinerja piston macet. Oleh karena itu
penyetelan celah ini perlu dilakukan secara rutin dengan feeler gauge.

Berikut ini beberapa langkah yang bisa diikuti:

• Menjangkau Celah yang Ingin Diukur


Pertama adalah memastikan bahwa celah yang hendak diukur telah terjangkau. Tidak
ada salahnya juga membersihkan bagian celah tersebut terlebih dahulu. Jika Anda ingin
mengukur klep pastikan dalam posisi mesin sudah dingin

14
• Ukur dari Ketebalan Feeler Gauge yang Kecil
Anda bisa mulai mengukur hanya dengan memasukan ujung feeler gauge pada celah yang
telah dijangkau. Mulailah dari feeler gauge yang paling tipis atau ukurannya di bawah
standar celah

• Ukur dengan Feeler Gauge yang Lebih Tebal


Apabila feeler gauge dengan ukuran yang lebih kecil, celah terasa terlalu renggang maka
ganti dengan yang lebih tebal. Pengukuran yang tepat adalah ketika feeler gauge dimasukan
maka alat tidak terlalu terjepit di dalam celah.
Khusus untuk pengukuran klep, Anda bisa lebih dahulu mengatur ketebalan celah pada
katup sesuai spesifikasi pabrikan. Baru setelah itu ukur celahnya dengan feeler gauge dan
mengatur baut penyetelan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Awang Dampo.2015. Materi tentang Macam-Macam Alat Ukur dalam Fisika.


http://www.genggam-fisika-blogspot.in/2015/05/macam-macam-alat-ukur-dalam-fisika-
html. (diakses pada 4 Desember 2022)

Dwi Astuti Dkk. 2002. Fisika SLTP Kelas I. Solo: Sinar Grafika.

Kanginan, Marthen. 2004. Sains Fisika SMP. Jakarta: Erlangga.

Koes, Supriyono H. dan Prabowo. 1998. Konsep-Konsep Dasar IPA. Jakarta:`Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan
Guru Sekolah Dasar

Ruswardiyatmo Dkk. 2013. Fisika SMU Kelas 1. Solo: Sinar Grafika.

Sustini, Euis dan Sojoto. 1992. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Bandung: LPTK Fisika ITB

Tim Dosen. 2015. Panduan Pratikum Konsep Dasar IPA 1 Kumpulan Percobaan Menarik.
Makassar: FIP UNM

16

Anda mungkin juga menyukai