Dosen Pengampu:
1. Drs. Hidir Efendi, M.Pd.
2. Binsar Maruli Tua Pakpahan, ST, M.Eng
DISUSUN OLEH:
Nama : Arju Hendi Firmansyah
Nim : 5191121002
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas rekayasa ide mata kuliah instrumentasi
dan pengukuran teknik. Saya berterima kasih kepada Bapak Drs Hidir Efendi, M.Pd. dan Bapak
Binsar Maruli Tua Pakpahan, ST., M.Eng Selaku dosen pengampu mata kuliah instrumentasi dan
pengukuran teknik.
Saya menyadari bahwa tugas ini masih banyak terdapat kekurangan oleh karena itu saya
meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan. dan saya juga mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan tugas ini. Akhir kata saya ucapkan terima kasih semoga
tugas ini dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi pembaca.
KATA PENGANTAR………………………………………………………….……..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN………………...……………………………………..…….1
BAB II PEMBAHASAN………………………..……………………………………..3
A. Kesimpulan……………………………………………………………..……....6
B. Saran……………….……………………………………………………..…….7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….……………...8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mengukur panjang suatu benda, kita dapat menggunakan berbagai macam alat ukur
panjang, diantaranya mistar, rolmeter, jangka sorong, dan mikrometer skrup. Masing-masing alat
ukur panjang tersebut memiliki ketelitian yang berbeda. Semakin teliti suatu alat maka
pengukuran tersebut akan mendekati ukuran yang sebenarnya.
Dalam mengukur panjang suatu benda, selain memperhatikan ketelitian alat ukurnya, juga
memperhatikan jenis dan macam benda yang akan diukur. Jika benda yang akan diukur memiliki
bentuk yang sangat besar, maka pengukuran tidak mementingkan ketelitian yang besar.
Contohnya untuk mengukur meja, mengukur suatu ruangan, mengukur suatu bahan tekstil, maka
alat ukur yang digunakan adalah penggaris ataupun rol meter. Namun jika benda yang diukur
menuntut ketelitian yang tinggi, terutama dalam suatu percobaan fisika maka alat ukur yang
digunakanpun merupakan alat ukur dengan ketelitian yang tinggi yang memiliki skala terkecil
yang sangat kecil. Contoh untuk mengukur diametr bola, diameter balok, , mengukur diameter
luar tabung, diameter dalam tabung, mengukur kedalaman, bisa menggunakan mikrometer
sekrup dan untuk dua kemampuan terakhir bisa secara spesifik dilakukan oleh alat ukur jangka
sorong.
Jangka sorong memiliki skala terkecil, yaitu 0,1 mm yang artinya nilai antara dua gores yang
berdekatan adalah 0,1 mm. Sehingga dapat dikatakan bahwa jangka sorong dapat mengukur
panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Pelaporan hasil pengukuran tersebut
dinyatakan sebagai x = xx, dengan x adalah nilai pendekatan terhadap nilai kebenaran x0
sedangkan x adalah ketidakpastian mutlaknya. Dalam pengukuran tunggal, pengganti x0 adalah
nilai hasil pengukuran itu sendiri, sedangkan ketidakpastian mutlaknya, x = skala terkecil
instrumen. Selain memiliki skala terkecil 0,1 mm, jangka sorong memiliki bentuk yang unik
yang terdiri dari rahang untuk mengukur diameter luar suatu benda (rahang tetap dan rahang
geser bawah), rahang untuk mengukur diameter dalam suatu benda (rahang tetap dan rahang
geser atas). lidah pengukur kedalaman, skala utama(dalam cm), skala utama(dalam inci), skala
nonius (dalam mm), skala nonius (dalam inci), dan kunci peluncur.
Makalah ini akan membahas mengenai alat ukur panjang yaitu jangka sorong secara detail
meliputi jenis jangka sorong, fungsi jangka sorong, prinsip kerja jangka sorong, pembacaan
kalibrasi, prosedur penggunaannya, dan cara pembacaan hasil pengukuran.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang digunakan pada makalah alat ukur panjang jangka sorong ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa itu jangka sorong ?
2. Bagaimana bentuk jangka sorong dan bagian-bagiannya?
3. Apa saja jenis jangka sorong?
4. Bagaimana prinsip kerja jangka sorong?
5. Bagaimana kalibrasi jangka sorong?
6. Bagaimana prosedur pengukuran jangka sorong?
7. Bagaimana cara pembacaan hasil pengukuran jangka sorong?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah sebagai
berikut :
D. Manfaat
Manfaat pembuatan makalah alat ukur panjang jangka sorong ini adalah memberikan
pengetahuan kepada mahasiswa mengenai alat ukur panjang jangka sorong, baik dari bentuk dan
fungsi bagian-bagiannya, macam-macam jenis jangka sorong, prinsip kerja, kalibrasi, prosedur
pengukurannya, hingga pembacaan hasil pengukurannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk
mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Jangka sorong digunakan pula
untuk mengukur panjang benda maksimum 20 cm. keuntungan penggunaan jangka sorong
adalah dapat digunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng, diameter dalam sebuah
tabung atau cincin, maupun kedalam sebuah tabung.
Secara umum, jangka sorong terdiri atas 2 bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser. Jangka
sorong juga terdiri atas 2 bagian yaitu skala utama yang terdapat pada rahang tetap dan skala
nonius (vernier) yang terdapat pada rahang geser. Bentuk jangka sorong serta bagian-bagiannya
ditunjukkan pada gambar berikut ini :
Keterangan :
Adapun jenis-jenis jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur panjang adalah
sebagai berikut:
Jangka sorong manual dengan ketelitian 0,1mm = 0,01 cm
Jangka sorong analog dengan ketelitian 0,05 mm = 0,005 cm
Jangka sorong digital dengan ketelitian 0.01 mm = 0,001 cm
Jangka sorong terdiri dari dua skala yaitu skala utama dengan skala terkecil dalam milimeter
(1mm = 0,1 cm) dan skala nonius. Sepuluh skala utama memiliki panjang 1 cm, jadi jarak 2 skala
utama yang saling berdekatan adalah 0,1 cm. Sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang
0,9 cm, jadi jarak 2 skala nonius yang saling berdekatan adalah 0,09 cm. Jadi beda satu skala
utama dengan satu skala nonius adalah 0,1 cm – 0,09 cm = 0,01 cm atau 0,1 mm. Sehingga skala
terkecil dari jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm.
Ketelitian dari jangka sorong adalah setengah dari skala terkecil. Jadi x = ½ x 0,01 cm =
0,005 cm. Dengan ketelitian jangka sorong adalah : ketelitian 0,005 cm, maka jangka sorong
dapat dipergunakan untuk mengukur diameter sebuah kelereng atau cincin dengan lebih teliti
(akurat). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jangka sorong dapat dipergunakan
untuk mengukur diameter luar sebuah kelereng, diameter dalam sebuah tabung atau cincin
maupun untuk mengukur kedalaman sebuah tabung.
Prinsip utama menggunakan jangka sorong adalah apabila kunci yang terdapat pada jangka
sorong dilonggarkan, maka papan skala nonius dapat digerakkan sesuai keperluan. Dalam
kegiatan pengukuran objek yang hendak diukur panjangnya atau diameternya maka objek akan
dijepit diantara 2 penjepit (rahang) yang ada pada jangka sorong. Panjang objek dapat ditentukan
secara langsung dengan membaca skala utama sampai sepersepuluh cm (0,1cm) kemudian
menambahkan dengan hasil pembacaan pada skala nonius sampai seperseribu cm (0,001cm).
Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga menyentuh rahang
tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di angka nol, yaitu angka nol pada
skala utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada satu garis lurus, maka
jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan.
Hal-hal yang menyebabkan kegagalan kalibrasi dan pengukuran menggunakan jangka sorong
adalah:
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jangka sorong (vernier caliper) adalah suatu alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk
mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0,1 mm. Keunggulan penggunaan
jangka sorong adalah dapat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, maupun
kedalam benda.
Secara umum, jangka sorong terdiri atas rahang tetap dan rahang geser, rahang bawah untuk
mengukur diameter luar suatu benda, rahang atas untuk mengukur diameter dalam suatu benda,
lidah pengukur kedalaman, skala utama(dalam cm dan inci), skala nonius (dalam dan inci),
kunci peluncur.
Jenis-jenis jangka sorong yang dapat digunakan untuk mengukur panjang adalah Jangka
sorong manual dengan ketelitian 0,1mm = 0,01 cm, Jangka sorong analog dengan ketelitian 0,05
mm = 0,005 cm, dan Jangka sorong digital dengan ketelitian 0.01 mm = 0,001 cm.
Prinsip Kerja Jangka Sorong terdiri dari prinsip ketika melakukan suatu pengukuran, yaitu
apabila kunci peluncur telah dikendurkan, maka skala nonius dapat digeser ke depan atau
belakang sesuai dengan keperluan pengukuran. Dan prinsip ketika membaca hasil pengukuran,
yaitu hasil pengukuran tergantung besarnya ketelitian yang dimiliki jangka sorong, karena
ketelitian setiap jengka sorong berbeda-beda berdasarkan skala nonius yang dimilikinya.
Jangka sorong dikalibrasi dengan cara mendorong rahang geser hingga menyentuh rahang
tetap. Apabila rahang geser berada pada posisi yang tepat di angka nol, yaitu angka nol pada
skala utama dengan angka nol pada skala nonius saling berhimpit pada satu garis lurus, maka
jangka sorong tersebut sudah terkalibrasi dan siap digunakan.
Faktor terjadinya kerusakan alat adalah ketidakstabilan suhu ruang penyimpanan, sehingga
memungkinkan jangka sorong untuk memuai atau menyusut, terbentur dan/atau tergores.
Hasil = Skala Utama + (skala nonius yang berimpit x skala terkecil jangka sorong) = Skala
Utama + (skala nonius yang berimpit x 0,01 cm)
B. Saran
Makalah yang telah dibuat ini menjelaskan mengenai cara penggunaan jangka sorong dan
spesifikasi jangka sorong itu sendiri. Mengingat bahwa pembelajaran MIPA terutama fisika tidak
lepas dari kegiatan mengukur, oleh karena itu pengetahuan mengenai alat-alat ukur, terutama alat
ukur panjang jangka sorong ini sangat penting untuk diketahui dan dipahami.
Penulis berharap agar pelajar dan mahasiswa di segala tingkatan tidak asing lagi dengan alat
ukur panjang jangka sorong dan mampu menggunakan jangka sorong untuk berbagai keperluan
pengukuran panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Hallidy dan Resnick. 1998. Fisika Jilid I Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.