Anda di halaman 1dari 7

"TEKNOLOGI PENGECORAN"

DISUSUN OLEH:
Nama : Arju Hendi Firmansyah
Nim : 5191121002
Dosen Pengampu : Ir. Batumahdi Siregar, M.T

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
CORAN PADUAN TEMBAGA

1. Kandungan Coran Paduan Tembaga


Banyak paduan tembaga telah diformulasikan, banyak dengan kegunaan
penting. Kuningan adalah paduan tembaga dan seng . Perunggu biasanya mengacu pada paduan
tembaga- timah , tetapi dapat mengacu pada paduan tembaga apa pun seperti perunggu
aluminium . Tembaga adalah salah satu unsur terpenting dari perak dan emas karat
yang digunakan dalam industri perhiasan, mengubah warna, kekerasan dan titik leleh paduan
yang dihasilkan. Beberapa penyolder bebas timbal terdiri dari paduan timah dengan sebagian
kecil tembaga dan logam lainnya.
Tembaga merupaka logam yang berwarna merah dengan Struktur kristal FCC (Face
Cubic Centered) dengan a = 3,607 Ao . Titik cair/leburnya pada 1083,4o C, berat jenisnya 8900
Kg/m3 dan Ultimate strength-nya 30 – 40 BHN.
Tembaga yang masih murni sukar dikerjakan dengan alat pemotong tapi mudah sekali
diubah bentuk dalam keadaan dingin dengan ditempa, digiling atau diregangkan. Dengan
pengerjaan dingin kekuatan tembaga murni akan meningkat kekuatannya sampai 450 N/mm2 .
Tembaga yang telah mengeras akibat pemberian bentuk dalam keadaan dingin dapat dilunakkan
kembali melalui pemijaran antara 300-7000 C. Tembaga mempunyai sifat mampu tuang yang
jelek, karena tembaga dalam keadaan cair mudah sekali menyerap gas-gas terlarut, dimana pada
waktu membeku gas-gas tersebut akan terlepas dan menyebabkan banyak rongga gas dan
berpori.
Tembaga (Cu) merupakan logam non ferro yang banyak digunakan sebagai unsur paduan
di dalam alumunium. Tembaga ditambahkan untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan lelah
(fatig).
Menurut B.H. Amstead (1997: 71) mengatakan bahwa “Tembaga sebagai unsur paduan
alumunium dalam jumlah tertentu akan menambah kekuatan dan kekerasannya”.
Lebih lanjut Wahyudi (1997: 31) mengatakan bahwa “Hasil coran yang baik dimulai dari
paduan Al-Cu sampai dengan 8%Cu”.
Penambahan tembaga pada alumunium seri 1100 dengan kandungan tembaga 0,2%Cu
memiliki kekerasan sebesar 23 HBN, kemudian pada penambahan tembaga antara 3,9 %-5 %Cu
kekerasannya meningkat sampai 45 HBN, seperti pada alumunium seri 2014.
Tembaga pada intinya akan meningkatkan kekuatan dan kekerasannya pada paduan
alumunium terutama dilingkungan yang panas, sehingga paduan alumunium yang mengandung
tembaga biasa digunakan sebagai piston, seperti poston yang digunakan pada pesawat terbang.
Penambahan tembaga pada alumunium dapat mengurangi ketahanan korosi dan kemampuan
tuang paduan alumunium.
Penambahan tembaga pada paduan alumunium silikon akan membuat paduan ini
memiliki respon yang baik terhadap perlakuan panas. Penambahan tembaga terhadap paduan
alumunum silikon dapat memberikan kekerasan pada saat panas. Paduan alumunium yang
mengandung unsur tembaga di atas batas kelarutannya akan bersenyawa dengan alumunium
membentuk endapan CuAl2 yang bersifat keras dan rapuh. Setelah perlakuan panas sifat ini akan
menjadi liat dan tidak rapuh, hal ini karena endapan CuAl2 akan terlarut pada temperatur
perlakuan panas tercapai dan akan terbentuk kembali sifat yang lebih homogen dan lebih merata
pada waktu pendinginannya. Menurut Parker, R. Earl (1967: 71) bahwa “Penambahan tembaga
pada alumunium silikon yang baik sampai dengan 11%Cu”. Penambahan tembaga antara 9%–
11%Cu pada alumunium silikon dengan silikon antara 3,5%-4,5%Si memiliki kekerasan sebesar
100 HBN, seperti pada alumunium seri 138.

2. Struktur Mikro Coran Tembaga


Struktur Mikro tembaga paduan Cu 70% dan Zn 30% hasil rolling panas ditunjukan pada
gambar dibawah. Tembaga paduan ini memiliki butir-butir yang equiaksial.
Pada gambar tersebut juga ditunjukan perubahan struktur mikro tembaga paduan setelah
mengalami deformasi dingin dengan reduksi 50%. Butiran yang awalnya equiaksial berubah
menjadi butir-butir memanjang, atau pipih, atatu elongated grains, atau pancake grains.

3. Sifat Coran Paduan Tembaga


Tembaga merupakan salah satu logam yang paling penting di dunia dan diolah dalam
keadaan murni, dalam bentuk campuran-campuran dan sebagai elemen tambahan untuk
mengubah sifat dari logam yang lain. Tembaga adalah logam yang mempunyai sifat lunak dan
liat, penghantar panas dan listrik yang baik, memiliki kesiapan untuk membentuk campuran-
campuran, lebih merata pada waktu pendinginan, dapat dikerjakan dalam keadaan panas maupun
dingin, memiliki ketahanan terhadap efek-efek korosi dari udara melalui formasi dari suatu
lapisan oksida karena terjadinya lapisan pelindung yang berwarna hijau, yaitu
CuSO4.3Cu(OH)2, oleh sebab itu tembaga sangat berguna untuk pengerjaan perubahan bentuk
dan antara lain dipergunakan untuk gelang paking. Kekuatan tarik tembaga kira-kira 200 N/mm2
lebih dari logam yang lain, tembaga mempunyai kekuatan-tarik yang lebih besar pada suhu yang
lebih rendah.
Tembaga didapat di alam ini sebagai batuan, biasanya sebagai karbonat (Cu Co3) dan
merupakan sulfida kompleks Cu Fe S2 dan Cu Fe S. Batuan-batuan tadi dihancurkan menjadi
kecil-kecil kemudian diolah untuk memisahkan campuran-campuran di dalamnya. Tembaga dari
bijih-bijih tembaga tersebut, antara lain: Koperkies (CuFeS2) yang mengandung ± 34% tembaga,
Kilap tembaga (Cu2S) yang mengandung ± 79% tembaga, Malasit (CuCo3Cu(OH)2) yang
mengandung ± 57 % tembaga.
Tembaga memiliki nama kimia Cuprum (Cu) dalam tabel periodik memiliki nomor atom
29. Jumlah tembaga di alam tidak begitu banyak dan bisa ditemukan baik dalam bentuk senyawa
maupun dalam bentuk bebas. Unsur tembaga juga bisa ditemukan pada bulu-bulu burung,
terutama dengan warna terang, darah binatang laut seperti kerang dan udang serta pada beberapa
jenis tanaman.

Berbagai unsur maupun senyawa yang ada di bumi memiliki sifat dan karakter yang
berbeda-beda. Begitu pula dengan tembaga yang juga memiliki sifat tertentu. Tembaga memiliki
sifat fisis dan kimia yang membedakannya dengan unsur kimia lain. Berikut ini adalah sifat-sifat
kimia tembaga.

1. Merupakan Unsur yang Tidak Reaktif

Sifat kimia tembaga yang pertama adalah tidak reaktif. Tembaga termasuk dalam
kelompok unsur logam namun relatif tidak reaktif. Tembaga akan bereaksi terhadap air dan
bereaksi juga terhadap Oksigen meskipun lambat.
Reaksi yang ditimbulkan antara tembaga dengan oksigen di udara kemudian membentuk
lapisan berwarna coklat kehitaman yang merupakan lapisan oksida. Lapisan inilah yang
kemudian mencegah korosi lebih lanjut pada tembaga.

Pada bangunan-bangunan tua juga dapat ditemukan lapisan tembaga karbonat bernama verdigris
berwarna hijau. Meskipun demikian, logam ini bisa bereaksi dengan sulfida yang kemudian
membentuk tembaga sulfida.

2. Dapat Bereaksi dengan Oksigen

Sifat kimia tembaga selanjutnya adalah mampu bereaksi dengan Oksigen. Meskipun pada
dasarnya tembaga memiliki sifat tidak reaktif, namun pada suhu tertentu tembaga bisa bereaksi
dengan Oksigen.

Seperti yang sedikit dijelaskan di atas, tembaga bisa bereaksi dengan Oksigen pada suhu 300°C
dan kemudian membentuk CuO yang berwarna kehitaman. Pada suhu yang lebih tinggi, yaitu
1000°C tembaga yang bereaksi dengan Oksigen akan membentuk oksida (Cu2O) dengan warna
merah.

3. Tembaga Panas Bereaksi dengan Halogen dan Uap Belerang

Tembaga yang dalam keadaan panas juga bisa bereaksi dengan uap belerang serta
Halogen. Ketika bereaksi dengan Belerang, tembaga akan membentuk Tembaga sulfida.

Sedangkan tembaga yang bereaksi dengan Haligen akan membentuk tembaga klorida.
Sedangkan untuk klor, tembaga akan menghasilkan Tembaga (II) Klorida.

4. Tembaga Larut dalam Amonia

Sifat logam tembaga selanjutnya adalah ia tidak bereaksi dengan Alkali namun bisa larut
dalam Amonia. Tentu saja untuk sifat ini tembaga membutuhkan peran oksigen sehingga
nantinya akan membentuk larutan Cu(NH3)4 yang berwarna kebiruan.

3. Penggunaan Dari Bahan Coran


Peleburan tembaga nampaknya telah berkembang secara terpisah dalam beberapa
bahagian dunia. Di samping perkembangan di Anatolia pada 5000 SM, ia dikembangkan di
China sebelum 2800 SM, Amerika Tengah sekitar 600 TM, dan Afrika Barat sekitar 900 TM.
` Tembaga digunakan secara luas sebagai salah satu bahan teknik, baik dalam keadaan
murni maupun paduan. Tembaga memiliki kekuatan tarik hingga 150 N/mm2 dalam bentuk
tembaga tuangan dan dapat ditingkatkan hingga 390 N/mm2 melalui proses pengerjaan dingin
dan untuk jenis tuangan aangka kekerasanya hanya mencapai 45 HB namun dapat ditingkatkan
menjadi 90 HB melalui pengerjaan dingin, dimana dengan proses pengerjaan dingin ini akan
mereduksi keuletan, walaupun demikian keuletannya dapat ditingkatkan melalui proses
annealing (lihat proses perlakuan panas) dapat menurunkan angka kekerasan serta tegangannya
Tembaga adalah unsur logam yang memiliki simbol Cu.
Teknik Pengecoran Logam dimana dapat dicapai melalui pengendalian jarak pengerjaan
setelah annealing. Tembaga memiliki sifat thermal dan electrical conduktifitas nomor dua setelah
Silver. Tembaga yang digunakan sebagai penghantar listrik banyak digunakan dalam keadaan
tingkat kemurnian yang tinggi hingga 99,9 %. Sifat lain dari tembaga ialah sifat ketahanannya
terhadap korosi atmospheric serta berbagai serangan media korosi lainnya. Tembaga sangat
mudah disambung melalui proses penyoderan, Brazing serta pengelasan. Tembaga termasuk
dalam golongan logam berat dimana memiliki berat jenis 8,9 kg/m3 dengan titik cair 10830C.
Tembaga memiliki kegunaan sebagai:
 
1. Bahan Bagunan
Tembaga banyak digunakan dalam konstruksi bangunan, misalnya membuat kabel
tembaga dan pipa ledeng dan untuk bagian lain di rumah.
Salah satu kegunaan tembaga dalam bahan bangunan adalah untuk permukaan yang
sering disentuh, seperti kenop pintu, karena sifat antimikroba tembaga mengurangi transfer
kuman dan penyakit akibat sentuhan.
 
2. Perangkat Listrik
Tembaga merupakan bahan penting dalam pembuatan kabel listrik, radiator, konektor,
dan bahann lain yang digunakan pada komponen listrik. Hal ini karena tembaga menghantarkan
panas dan listrik dengan baik, dan bisa dibentuk menjadi kabel tipis.
 
3. Mata Uang
Tembaga telah menjadi bahan logam yang digunakan untuk membuat koin, bersama
dengan perak dan emas. Tembaga adalah salah satu logam pertama yang digunakan untuk
membuat koin, sejak sekitar tahun 8000 SM. Tembaga digunakan karena mudah ditempa dan
tahan karat.
 
4. Bahan Industri
Paduan tembaga-nikel digunakan pada lambung kapal karena taha karat pada air laut dan
mengurangi melekatnya kehidupan laut, seperti teritip, sehingga mengurangi hambatan saat
kapal melaju dan meningkatkan efisiensi bahan bakar.
Produsen semikonduktor juga mulai menggunakan tembaga untuk sirkuit komputer di
chip silikon, yang memungkinkan mikroprosesor beroperasi lebih cepat dan menggunakan
sedikit energi.
 

Anda mungkin juga menyukai