Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Syukur alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah swt atas rahmat dan
hidayahnya saya dapat melaksanakan pratikum pada laboratorium Metrologi serta
menyelesaikan laporan ini.Penulisan laporan ini merupakan kewajiban mahasiswa yang
telah menyelesaikan pratikum sebagai bahan pertanggung jawaban hasil pratikum.
Adapun judul laporan tersebut adalah Kalibrasi. Dalam melaksanakan pratikum
ini saya mengucapkan ribuan terima kasih yang sebesar besarnya kepada bapak Edi
saputra, ST.,MT selaku dosen pembimbing dalam membuat laporan ini saya menyadari
masih jauh dari kata sempurna maka saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membagun dari segenap pembaca.

Buket Rata,20 juni 2022

Muhammad Alfi Adam

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................2
TUJUAN PRATIKUM............................................................................................2
2.1 Manfaat Pratikum.................................................................................................2
2.2 Sistematika penulisan...........................................................................................2
BAB III......................................................................................................................3
TEORI DASAR........................................................................................................3
3.1 Pengertian.............................................................................................................3
BAB IV......................................................................................................................6
METODE PRATIKUM..........................................................................................6
4.1 Prosedur Pratikum Teoritis..................................................................................6
4.2 Prosedur Pratikum Aktual....................................................................................6
4.3 Alat dan Bahan.....................................................................................................7
BAB V......................................................................................................................10
PENUTUP...............................................................................................................10
5.1. Kesimpulan.......................................................................................................10
5.2. Saran..................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kalibrasi adalah proses pengecekan dan pengaturan akurasi dari alat ukur dengan cara
membandingkannya dengan standar/tolak ukur. Kalibrasi diperlukan untuk memastikan
bahwa hasil pengukuran yang dilakukan akurat dan konsisten dengan instrumen lainnya.
Hasil pengukuran yang tidak konsisten akan berpengaruh langsung terhadap kualitas
produk dan daapat membahayakan kesan perusahaan anda di mata konsumen.
Yang paling mahal dan akurat juga dapat rusak atau melenceng setelah dipakai dalam
jangka waktu tertentu.Sangatlah penting bahwa alat ukur warna seperti
spechtrophotometer atau chroma meter dikalibrasi secara teratur dan mengikuti sistem
manajemen kualitas yang ada.
Kalibrasi juga dapat dilakukan secara rutin atau setiap tahun. Kalibrasi yang dilakukan
setiap hari biasanya mudah dan gampang dilakukan oleh konsumen sendiri. Sedangakan
kalibrasi tahunan memerlukan konsumen untuk mengirimkan instrumennya ke dealer
konica minolta yang sudah disertifikasi untuk melakukan servis. Keterampilan seseorang
dalam melakukan proses pengukuran serta kemampuan untuk menganalisis hasil
pengiukuran sangat bergantung pada pengetahuannya atas prosedur dan alat ukur seta
cara pemakaiannya. Karena jenis alat ukur yang dikenal dalam metrologi industri sangat
beragam, mulai dari yang ukuran penggunaaanya sampai dengan yang khusus dibuat
untuk suatu tujuan pengukuran.
Bagi beberapa jenis alat ukur pembahasan akan dilakukan secara terperinci dengan
menekankan hal-hal dasar atau pokok yang merupakan penjabaran dari dasar metrologi
industri. Sementara itu bagi jenis alat ukur dan cara pengukuran yang lain hanya
disinggung garis besarnya saja.

1
BAB II
TUJUAN PRATIKUM

Adapun tujuan dari pratikum penggunaan dan kalibrasi mistar


Yaitu:
1. Dapat menggunakan mistar berbagai jenis dengan baik dan benar
2. Kalibrasi mistar
2.1 Manfaat Pratikum
Adapun manfaat dari pratikum penggunaan dan kalibrasi mistar
Yaitu:
1. Mampu menggunakan mistar berbagai jenis dengan baik dan benar
2. Maupun mengkalibrasi
2.2 Sistematika penulisan
Adapun sistematika dari pratikum penggunaan dan kalibrasi mistar,
Yaitu:
Bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan pratikum, manfaat paratikum dan sistematika
penulisan bab ini berisi tentang pengertian, macam-macam alat ukur, cara kerja dan
prinsip kerja, perkembangan alat ukur, komponen alat ukur, dan cara penggunaan.

2
BAB III
TEORI DASAR

3.1 Pengertian
Mistar ingsut adalah alat ukur linear langsung yang serupa dengan mistar
ukur. Yang memiliki skala utama pada batang dengan ujung ada berupa ekor
untuk mengukur ketinggian dari sebuah dimensi. Mistar ingsut ini memiliki
banyak nama lain seperti sikmat, jangka sorong, vernier caliper maupun jangka
geser. Penamaan tersebut biasanya timbuk karena kebiasan dari sebuah wilayah
atau kelompok dan julukan dari sebuah daerah.
Ujung mistar ingsut ini ada rahang yang berfungsi untuk sensor dalam
proses pengukuran. Rahang ini ada dua, yaitu rahang atas dan rahang bawah yang
mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Pada rahang atas berguna untuk mengukur
celah dari sebuah bidang dimensi. Sedangkan rahang bawah berguna untuk
mengukur panjang sebuah dimensi maupun untuk mengukur diameter luar dari
sebuah tabung. Rahang tetap adalah rahang yang bergabung dengan batang dari
mistar ingsut ini. Sedangkan rahang geser merupakann rahang yang bagiannya
terpisah dengan batang ukur, dan di rahang geser ini letak dari skala nonius dari
sebuah jangka sorong.
Pengukuran dilakukan dengan cara menjepit benda ukur menggunakan
rahang sensor yang ada pada mistar ingsut ini. Jika pengukuran ketinggian
memungkinkan menggunakan ekor dari jangka sorong ini. Caranya dengan cara
mengeluarkan ekor dari jangka sorong ini lalu menyentuhkannya dengan batang
dari alat ukur ini dan dengan permukaan benda yang sedang di ukur.
Saat proses melakukan pengukuran dan kita mengalami kesulitan dalam
membaca skala yang ditunjukkan, kita bisa mengunci rahang geser dengan cara
memutar pengunci dan mengunci pergerakan rahang geser dengan batang ukur.
Jika sudah dirasa sensor menyentuh dari bagian dimensi yang sedang ingin di
ukur, maka kita dapat menggunakan fitur pengunci dari Mistar ingsut ini. Setelah
itu kita bisa membawanya ke tempat yang mudah untuk dilakukan pembacaan
penguku

3
Sebuah benda ukur ada kalanya kita dituntut untuk membaca ukuran dari
kedalaman sebuah benda kerja. Misalnya untuk mengukur kedalaman sebuah
lubang spy dari poros dan menghitung lubang fully. Agar spy yang dibuat tidak
kepanjangan dan tidak mengganggu poros lain maka ukuran dari spy yang dibuat
harus sesuai.
Cara pengukurannya adalah dengan cara mengeluarkan ekor dari jangka
sorong dengan menggeser rahang geser yang ada pada jangka sorong. Setelah
ekor keluar maka langkah selanjutnya adalah mengukur lubang dari spy tersebut,
dengan cara memasukkan ekor tersebut pada lubang yang akan di ukur
kedalamannya. Dalam memasukkan ekor dalam lubang harus mencapai dasar dari
lubang tersebut dan tidak boleh menggantung atau tidak sampai pada dasar lubang
tersebut.
Penggunaan alat ini sangatlah sensitif. Jika terjadi benturan terjadi pada
rahang dan rahang mengalami cacat maka hasil pengukuran akan menjadi kurang
akurat. Karena dalam jangka sorong memiliki ketelitian hingga 0,02 mm.
Penggunaan jangka sorong hanya digunakan pada benda yang bersifat keras saja.
Karena benda yang bersifat lunak akan mengalami perubahan bentuk saat di
lakukan penekanan dengan rahang atau sensor dari jangka sorong ini. Pengukuran
yang dilakukan juga hanya melakukan pengukuran pada benda yang nampak saja.
Jika benda tidak dapat disentuh oleh sensor mistar ingsut maka pengukuran akan
tidak akurat.
Sebenarnya bahan dari rahang mistar ingsut ini digunakan bahan yang
sangat keras sehingga hal-hal di atas bisa di minimalisirkan. Pembuatan sensor
dari alat ukur ini seharusnya digunakan bahan yang keras sehingga tahan aus dan
dirancang dengan ketelitian geometrik yang tinggi. Kerataan masing-masing
bidang pembimbing dan kesejajaran di rancang dengan toleransi yang tinggi.
Guna dari toleransi tersebut agar permukaan kedua sensor tetap sejajar, dengan
demikian, meskipun tak segaris, garis ukur dan garis nonius dimensi di usahakan
harus sejajaruntuk mengurangi efek kesalahan dalam pembacaan ukuran.
Pembacaan garis skala linier dilakukan menggunakan garis indeks yang
terletak pada peluncur atau rahang geser. Dan posisinya relatif terhadap skala
interpolarisasikan dengan skala nonius mistar ingsut. Berdasarkan.

4
membacanya mistar ingsut ada 3 jenis, mistar ingsut nonius, mistar ingsut jam
ukur, mistar ingsut digital.
Peraba atau sensor yang ada pada mistar ingsut ini termasuk dalam sensor
mekanik. Karena peraba pada mistar ingsut kontak langsung dengan benda yang
sedang di ukur. Lalu ukuran dapat di baca pada skala yang ada pada batang ukur
yang telah ada dimistar ingsut.

Gambar 2.1 Mistar Ingsut Nonius (Rochim, 2006)

Sedangkan pengertian kalibrasi adalah proses pengujian kebenaran hasil


pengukuran yang dibandingkan dengan alat ukur yang berguna dan berpengaruh
dalam pengukuran harus diperiksa. Guna memastikan apakah masih layak
digunakan atau tidak alat ukur tesebut digunakan.
Jadi kalibrasi mistar ingsut adalah proses pengujian kebenaran penunjukan
hasil pengukuran dengan mistar ingsut. Maka hasil yang terbaca pada mistar
ingsut di tentukan apakah masih layak di dalam batas toleransi yang telah di
berikan. Jika tidak masuk dalam toleransi maka dinyatakan alat ukur tersebut
tidak layak di gunakan atau kasarnya di sebut rusak. Pada mistar ingsut digital dan
mistar ingsut jam ukur tidak berlaku hal seperti ini karena dapat di kembalikan ke
titik nol seperti sedia kala.

5
BAB IV
METODE PRATIKUM

4.1 Prosedur Pratikum Teoritis


Adapun prosedur praktikum secara teoritis pada praktikum penggunaan
dan kalibrasi mikrometer adalah sebagai berikut:
1. Periksa kedudukan nol (rapatkan sensor), bila kedudukan tidak nol, mintalah
bantuan asisten untuk menyetelnya.
2. Periksalah kedataran kedua permukaan sensor (muka ukur), dengan
memakai optical flat.
3. Periksalah kebenaran skala mikrometer dengan menggunakan bantuan blok
ukur.

4.2 Prosedur Pratikum Aktual


Adapun prosedur praktikum secara aktual pada praktikum penggunaan dan
kalibrasi mikrometer adalah sebagai berikut:
1. Alat dan bahan disiapkan.

Gambar 3.1 Mikrometer

2. Kebenaran dari alat ukur mikrometer diperika benar dengan memeriksa


kedudukan nol dengan cara merapatkan kedua muka ukur. Pada saat muka
ukur dirapatkan lihat apakah skalanya menunjukkan angka nol.
3. Lakukan pengukuran terhadap poros bertingkat pada setiap bagian yang
telah ditentukan sebelumnya.

6
4. Sediakan blok-v untuk meletakkan poros.

Gambar 3.2 V-Blok

5. Lakukan pengukuran secara bergantian.


6. Catat hasil pengukuran antara pengamat A dan pengamat B.

4.3 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
7. Mikrometer Luar 0-25 mm.
Berfungsi untuk mengukur poros bagian luar dengan jarak yang dilakukan
pada pengukuran adalah 0-25 mm.

Gambar 3.3 Mikrometer Luar 0- 25 mm

7
8. Mikrometer Luar 25-50 mm.
Berfungsi untuk mengukur poros bagian luar dengan jarak yang dilakukan
pada pengukuran adalah 25-50 m

Gambar 3. 5 Mikrometer Luar 25-50 mm

1. Dua buah poros bertingkat.


Poros ini gunakan sebagai benda yang diukur.

Gambar 3.6 Poros Bertingkat

Gambar 3. 7 Poros Berulir

8
2. V Block
V block digunakan untuk menempatkan benda yang akan diukur.

9
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pratikum yang dilakukan
Yaitu:
1. Menggunakan mistar insut skala nonius, skala jam ukur, dan skala digital yang baik
dan benar adalah jangan menekan sensor terlalu kuat karena akan mengakibatkan sensor
jadi rusak.
2. Dalam mengkalibrasi mistar ingsut skala nonius, harus memastikan bahwa jarum
penunjuk tepat harus sejajar dan tegak lurus sedangkan mengkalibrasi mistar skala digital
cukup dengan hanya menekan tombol reset.

5.2. Saran
1. Sebelum melakukan pratikum, harus dipastikan bahwa alat ukur mistar ingsut dalam
keadaan baik.
2. kecermatan dari sebuah mistar ingsut yang akan digunakan harus diketahui dan di
pahami, cara melakukan pengukuran dan hasil dari suatu pengukuran pada skala nonius
akan dilakukan.
3. harus mengikuti prosedur dari pratikum kalibrasi dan penggunaan mistar ingsut.

10
DAFTAR PUSTAKA

Niamon, G. Elemen Mesin, Terjemahan. Anton budiman & Ir. Bambangpribodo.


Bandung, Erlangga.
A.R. George love harun. Teori&praktekkerjalogam. Erlangga, Jakarta 1986.
Job sheet lab. Mekanik, teknikmesin. PoliteknikNegeriLhokseumawe
David J Shargle, Spark testing of ferrous alloy, tahun 2004
Gladwin, W.M., Spark Testing, United Steel Co., Sheffield, UK
PEDC,Job Sheet Praktikum Spark Test 1986,BANDUNG
Oberg,erik; Jones, Franklin Day (1918), Iron and steel (1st ed),The Industrial Press
Sularso, Ir. MSME. Elemenmesin. Jakarta. PT. pradyaparamita 1987
Job sheet lab. Mekanik, teknikmesin. PoliteknikNegeriLhokseumawe
Tschorn,Gerhart(1963),Spark Atlas of Steels:Cast iron,Pign-Iron,Ferrou Alloy,And
Metals,Neuyourk,The Mac Millan Company

11

Anda mungkin juga menyukai