Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH GEOMETRI

“DEMOKRASI”
DOSEN PEMBIMBING: ISMAIL SALEH NASUTION, SP.d,MP.d,

Disusun oleh :

1. VERONIKA SALSABILA BORU GINTING (18020901)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas GEOMETRI dengan judul “Pengukuran Panjang ”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Medan ,Februari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................. 1

1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................................. 1

1.3 TUJUAN ....................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PENGUKURAN ................................................................................. 2

2.2 ALAT UKUR PANJANG ............................................................................................ 2

2.3 KONVERSI UKURAN PANJANG ............................................................................. 6

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................ 8

3.2 SARAN ......................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Tanpa kita sadari setiap hari kita menggunakan alat ukur sebagai alat untuk
mempermudah pekerjaan maupun mempermudah aktivitas kita.Alat ukur yang digunakan
dalam kehidupan sdehar-hari yang ssering kita temui adalah alat ukur dari besaran pokok.
Pengukuran adalah aktivitas membandingkan suatu besaran yang diukur dengan
alat ukur. Pengukuran merupakan sesuatu hal yang penting, segala sesuatu yang berbentuk
pasti ada ukurannya, baik itu panjang, tinggi, berat, volume, ataupun dimensi dari suatu
objek. Penentuan besaran dimensi atau kapasitas, biasanya terhadapat suatu standar satuan
ukur tertentu. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik.
Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka disebut besaran,
sedangkan pembanding dalam suatu pengukuran disebut satuan. Satuan yang digunakan
untuk melakukan pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua orang
disebut satuan baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran
dengan hasil yang tidak sama untuk orang yang berlainan disebut satuan tidak baku.

1.2.Rumusan masalah

1.Apa pengertian Pengukuran ?

2.Alat apa saja yang dapat dilakukan untuk mengukur panjang ?

1.3.Tujuan

Mengenal itu pengukuran

Mengenal Alat Ukur Panjang dan Fungsinya

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1pengertian Pengukuran
Berikut beberapa pengertian pengkuran menurut beberapa ahli:

 Menurut Budi Hatoro pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau
kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran
lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.

 Menurut Akmad Sudrajat pengukuran (measurement) adalah proses pemberian


angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana
seorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu.

 Menurut Lien pengukuran adalah sejumlah data yang dikumpul dengan


menggunakan alat ukur yang objektif untuk keperluan analisis dan interpretasi.

Nah jadi dapat disimpulkan bahwa pengukuran merupakan kegiatan membandingkan


suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.
Pengukuran dibedakan menjadi dua, yaitu pengukuran secara langsung dan secara tidak
langsung

· Pengukuran Langsung adalah pengukuran besaran yang nilainya langsung ditunjukan


oleh alat ukurnya. Contoh : mengukur panjang dengan pita ukur, ketebalan kertas dengan
mikrometer sekrup.
· Pengukuran Tak Langsung adalah pengukuran yang tidak langsung ditunjukan alat
ukurnya, karena tidak ada alat ukurnya (menggunakan rumus terlebih dahulu). Contoh
: mengukur luas taman= panjang x lebar, mengukur kecepatan motor melaju dengan spido
meter (jarak/waktu)

2.2Alat Ukur Panjang


Alat ukur panjang digunakan untuk mengukur panjang suatu benda. Terdapat tiga
macam alat ukur panjang yaitu Mistar, Jangka sorong dan mikrometer sekrup.
Penggunakan dari macam alat ukur panjang disesuaikan dengan tingkat ketelitian yang
diinginkan sehingga dapat meminimalisir terjadinya kesalahan dalam proses pengukuran.

a. Pengukuran Panjang dengan Mistar


Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti penggaris yang berbentuk
lurus, berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau logam, mistar tukang kayu, dan
penggaris berbentuk pita (meteran pita). Mistar mempunyai batas ukur sampai 1 meter,
sedangkan meteran pita dapat mengukur panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki
ketelitian 1 mm atau 0,1 cm
2
Alat Ukur Panjang
Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika membaca skala mistar.
Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil pengukuran akibat beda sudut
kemiringan dalam melihat atau disebut dengan kesalahan paralaks.

Pembacaan Skala

b. Pengukuran Panjang dengan Jangka Sorong


Jangka Sorong merupakan sebuah alat ukur yang mempunyai ketelian sampai
seperseratus milimeter. Secara garis besar alat ukur ini terdiri atas dua bagian, yaitu bagian
diam serta bagian bergerak. Keahlian pemakai serta ketelitian pemakai dan alat yang
dipakai sangat mempengaruhi hasil dari sebuah pengukuran. Terdapat dua macam jangka
sorong yaitu jangka sorong manual dan jangka sorong dengan display digital. Jangka
sorong juga terdiri dari dua bagian, yaitu skala utama yang terdapat pada bagian diam
(rahang diam) dan skala nonius (vernier) yang terdapat pada bagian bergerak (rahang
geser). Jangka sorong sebagai alat ukur panjang memiliki 2 skala yaitu
skalautama dan skala nonius. Skala utama memiliki skala terkecil 1 mm danskala nonius
skala terkecilnya 0,1 mm

Fungsi jangka sorong :

1. Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit.

2. Untuk mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang (pada pipa, maupun
lainnya) dengan cara diulur.

3
3. Untuk mengukur kedalaman celah/lubang pada suatu benda dengan cara
“menancapkan/menusukkan” bagian pengukur. Bagian pengukur tidak terlihat pada
gambar karena berada di sisi pemegang.
4. Mengukur panjang sebuah benda.

Bagian-bagian Jangka Sorong

Contoh Soal Menghitung Jangka Sorong

4
c. Pengukuran Panjang dengan Mikrometer Sekrup

Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan
satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm
Satu mikrometer adalah secara luas digunakan alat di dalam teknik mesin electro
untuk mengukur ketebalan secara tepat dari blok-blok, luar dan garis tengah dari
kerendahan dan batang-batang slot. Mikrometer ini banyak dipakai dalam metrology, studi
dari pengukuran,
Pada bab ini akan membahas tentang : 1 Jenis 2 Membaca satu mikrometer sistem inci 3
Membaca satu mikrometer metrik 4 Membaca satu mikrometer vernier 5. Acuan
Mikrometer memiliki 3 jenis umum pengelompokan yang didasarkan pada aplikasi
berikut :
 Mikrometer Luar Mikrometer luar digunakan untuk ukuran memasang kawat,
lapisan-lapisan, blok-blok dan batang-batang.
 Mikrometer dalam Mikrometer dalam digunakan untuk menguukur garis tengah
dari lubang suatu benda
 Mikrometer kedalaman Mikrometer kedalaman digunakan untuk mengukur
kerendahan dari langkah-langkah dan slot-slot.
Satu mikrometer ditetapkan dengan menggunakan satu mekanisme sekrup titik nada.
Satu fitur yang menarik tambahan dari mikrometer-mikrometer adalah pemasukan satu
tangkai menjadi bengkok yang terisi. Secara normal, orang bisa menggunakan keuntungan
mekanis sekrup untuk menekan material, memberi satu pengukuran yang tidak akurat.
Dengan cara memasang satu tangkai yang roda bergigi searah keinginan pada satu tenaga
putaran tertentu.

5
Mikrometer Sekrup
Fungsi Mikrometer sekrup adalah alat yang digunakan untuk mengukur dan
melihat benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm. Misalnya mengukur
diameter kabel, kawat, lebar kertas dan benda kecil lainnya yang tak bisa diukur oleh alat
lain.

2.3 Konversi Satuan Panjang


Mengonversi satuan panjang, berarti mengubah satuan-satuan panjang ke satuan
panjang lainnya. Urutan satuan panjang mulai dari yang terpanjang sampai yang terpendek
dapat dilihat dari keterangan di bawah ini.

Gambar: Tangga Satuan Panjang

6
Contoh Konversi satuan panjang
Perhatikan konversi satuan panjang di bawah ini:

 1 km = 10 hm = 100 dam = 1.000 m = 10.000 dm =100.000 cm= 1.000.000 mm


 1 hm = 10 dam = 100 m = 1.000 dm = 10.000 cm = 100.000 mm = 0,1 km
 1 dam = 10 m = 100 dm = 1.000 cm = 10.000 mm = 0,1 hm = 0,01 km
 1 m = 10 dm = 100 cm = 1.000 mm = 0,1 dam = 0,01 hm = 0,001 km
 1 dm = 10 cm = 100 mm = 0,1 m = 0,01 dam = 0,001 hm = 0,0001 km
 1 cm = 10 mm = 0,1 dm = 0,01 m = 0,001 dam = 0,0001 hm = 0,00001 km
 1 mm = 0,1 cm = 0,01 dm = 0,001 m = 0,0001 dam = 0,00001 hm = 0,000001 km

Selain itu ada juga konvensi satuan panjang yang lain

 mil atau mile (ejaan dalam bahasa inggris) adalah satuan pengukuran unit yang
digunakan Inggris. 1 mil adalah sama dengan 5280 kaki (feet) atau 1760 (yard), dan
sebagai standarisasi dari 1609344 meter.
 yd adalah singkatan dari yard, yaitu satuan unit panjang dalam bahasa Inggris, baik
dalam sistem British kekaisaran dan kebiasaan pengukuran yang digunakan
Amerikia. Ini adalah dengan kesepakatan internasional pada tahun 1959 sebagai
standar persis sama dengan 0.9144 meter (atau 0,9144 meter). 1 yard adalah sama
dengan 3 kaki (3 feet atau 3 ft) atau 36 inchi.
 inci atau inchi atau inch (bisa disingkat “in” atau menggunakan simbol ” setelah
angka) adalah satuan panjang dalam sistem kekaisaran dan Amerika Serikat.
Berasal dari uncia Romawi, inci juga kadang-kadang digunakan untuk
menerjemahkan unit terkait dalam sistem pengukuran lain, biasanya dipahami
sebagai lebar dari jempol manusia. 1 inci adalah sama dengan 2.54 cm (atau 2,54
cm).
 kaki (ft, feet) adalah singkatan dari foot (kaki, ejaan jamak adalah feet), yaitu
satuan unit panjang dalam sistem kekaisaran dan kebiasaan pengukuran yang
digunakan Amerikia. 1 ft adalah sama dengan 0.3048 meter (atau 0,3048 meter)
atau 12 inchi.

7
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Mengukur itu sangat penting untuk dilakukan. Mengukur dapat dikatakan sebagai
usaha untuk mendefinisikan karakteristik suatu permasalahan secara kuantitatif. Dan jika
dikaitkan dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka
pengukuran menjadi jalan untuk mencari data-data yang mendukungnya.

Pengukuran harus dilakukan dengan kecermatan yang tinggi dan dilakukan dengan
alat yang sesuai agar hasil pengukuran meminimalisirkan kesalahan.

Hasil Pengukuran harus dituangkan dalam bentuk tabel dengan baik agar tidak
perlu dilakukan pengukuran ulang yang mengaibatkan lamanya proses perhitungan data
kembali.

3.2 SARAN

Untuk lebih mencermati cara mengukur panjang supaya meminimalisir kemungkinan


kesalahan hitung dan ketidak pastian. Jadi kita harus benar-benar memahami tentang
bagaimana cara mengukur panjang yang benar sehingga ketika kita mengukur suatu
benda dapat menghasilkan nilai yang benar dan tidak salah, jika salah maka hasil yang
diproleh akan salah.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.pelajaran.id/2017/07/pengertian-pengukuran-dan-macam-macam-alat-ukur-
dalam-ilmu-fisika.html

https://www.wardayacollege.com/fisika/pengukuran/pengukuran/alat-ukur-panjang/

https://www.google.com/search?q=fungsi+mikrometer+sekrup&oq=fungsi+mikrometer+se
krup&aqs=chrome..69i57j0l5.6631j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://rumusbeta.wordpress.com/2010/11/04/skala-utama-dan-nonius-pada-jangka-sorong-
dan-mikrometer/

Anda mungkin juga menyukai