Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP DASAR FISIKA DI SD

Tentang

“PENGUKURAN DAN ALAT UKUR"

Disusun oleh Kelompok 1 :

Dea Fitri Ananda (22111143)

Adila Amalia (22111156)

Reva Amelia Putri (22111171)

Dosen pengampu:

Ena Suma Indrawati,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSTAS ADZKIA PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
pujisyukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah Konsep
Dasar Fisika dengan judul "Pengukuran dan Alat ukur" tepat pada waktunya.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi para pembaca yang ingin memberi
saran maupun kritik demi memperbaiki makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan penulis sendiri agar tujuan yang diharapkan dapat
terpenuhi.

Padang, 4 Maret 2023

Penyusun,
Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan ................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................2
A. Pengertian Pengukuran ......................................................................2
B. Jenis – Jenis Alat Ukur.......................................................................2
C. Pengukuran Dengan Alat Ukur...........................................................7

BAB III PENUTUP............................................................................................12


A. Kesimpulan.......................................................................................12
B. Saran.................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengukuran adalah suatu bagian penting dalam ilmu fisika. Dalam melakukan
penelitian, pengukuran merupakan salah satu syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Tidak
hanya dalam ilmu fisika, pengukuran juga sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kegiatan yang disadari atau tidak termasuk dalam
pengukuran. Aktivitas mengukur menjadi sesuatu yang sangat penting untuk selalu dilakukan
dalam mempelajari berbagai fenomena yang sedang dipelajari. Mengukur adalah
membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah disepakati. Misalnya untuk
mengukur panjang suatu kabel maka kita bisa menggunakan meteran. Dalam hal ini besaran
yang dibandingkan adalah panjang dari kabel tersebut. Sedangkan besaran pembandingnya
adalah meteran.

Oleh karena itu pratikum pengukuran ini merupakan suatu bagian yang sangat penting
dalam mempelajari fisika, karena sudah dapat kita ketahui betapa penting dan dibutuhkannya
aktivitas pengukuran dalam fisika. Maka tidak ada alasan bagi para fisikawan bahkan
mahasiswa untuk mengabaikannya dalam setiap riset-riset mereka. Praktikum pengukuran ini
sangat penting bag mahasiswa untuk dapat mempelajari ilmu fisika lebih dalam dan lebih
jauh.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengukuran?
2. Apa saja jenis – jenis alat ukur?
3. Apa pengukuran dengan alat ukur?

C. Tujuan Penulisan
1. Agar mengetahui pengertian pengukuran
2. Agar mengetahui jenis- jenis alat ukur
3. Agar mengetahui pengukuran dengan alat ukur

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengukuran
Pengukuran merupakan proses membandingkan suatu besaran yang diukur
menggunakan besaran lain yang sudah ditentukan skala dan satuannya. Mengukur adalah
membandingkan suatu besaran dengan besaran sejenis yang dijadikan acuan. Misalnya
mengukur panjang tongkat dengan mistar. Yang dibandingkan adalah panjang tongkat
dengan panjang mistar. Yang dijadikan acuan adalah mistar. Atau mengukur merupakan
kegiatan membandingkan suatu besaran dengan satuan.

Contoh Kegiatan mengukur : mengukur panjang meja, satuannya meter

Pengukuran berdasarkan prosesnya terbagi menjadi dua, yaitu pengukuran langsung dan
pengukuran tidak langsung. Berikut penjelasannya:

 Pengukuran Langsung

Pengukuran langsung mengambil karakteristik objek yang akan diukur secara


eksplisit tanpa terlebih dahulu memprosesnya. Contohnya adalah ketika kita langsung
mengukur lebar lapangan bola dengan meteran dan langsung memperoleh hasilnya atau
saat mengukur panjang suatu benda dengan meteran.

 Pengukuran Tidak Langsung

Di dalam pengukuran tidak langsung, hasilnya tidak langsung diperoleh, karena harus
terlebih dahulu diproses dengan konversi. Contohnya adalah saat mengukur luas lapangan
bola, kita perlu mengukur panjang dan lebar lapangan, kemudian memperoleh luasnya
dengan mengalikan panjang dan lebar dari lapangan bola itu. Begitu pula dengan
pengukuran volume, massa jenis, nilai rata-rata, medan magnet, medan listrik, dan gaya
benda.

B. Jenis- Jenis Alat Ukur


1. Alat Ukur Panjang
Penggaris/mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup merupakan contoh alat ukur
panjang. Setiap alat ukur memiliki ketelitian yang berbeda,sehingga Anda harus bisa

2
memilih alat ukur yang tepat untuk sebuah pengu-kuran. Pemilihan alat ukur yang
kurang tepat akan menyebabkan kesalahanpada hasil pengukuran.
 Mistar

Alat ukur panjang yang sering Anda gunakan adalah mistar ataupenggaris. Pada
umumnya, mistarmemiliki skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm. Mistar mempunyai ketelitian
pengukuran 0,5 mm, yaitu sebesar setengah dari skala terkecil yang dimiliki oleh mistar. Pada
saat melakukan pengukuran dengan menggunakan mistar, arah pandangan hendaknya tepat
pada tempat yang diukur. Artinya, arah pandangan harus tegak lurus dengan skala pada
mistar dan benda yang diukur. Jika pandangan mata tertuju pada arah yang kurang tepat,
maka akan menyebabkan nilai hasil pengukuran menjadi lebih besar atau lebih kecil.
Kesalahan pengukuran semacam ini di sebut kesalahan paralaks.

 Jangka Sorong

Jangka Sorong adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang, tebal, kedalaman
lubang, dan diameter dalam suatu benda dengan batas ketelitian 0,1 mm. Jangka sorong
terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Rahang tetap merupakan skala
utama, sedangkan rahang geser merupakan skala nonius atau vernier. Skala utama pada
jangka sorong memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius pada jangka sorong
memiliki panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala dengan tingkat ketelitian 0,1 mm.

3
 Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup sering digunakan untuk mengukur tebal benda-benda tipis
dan mengukur diameter benda-benda bulat yang kecil seperti tebal kertas dan diameter
kawat. Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yaitu poros tetap dan poros ulir. Skala
panjang yang terdapat pada poros tetap merupakan skala utama, sedangkan skala panjang
yang terdapat pada poros ulir merupakan skala nonius. Skala utama mikrometer sekrup
mempunyai skala dalam mm, sedangkan skala noniusnya terbagi dalam 50 bagian. Satu
bagian pada skala nonius mempunyai nilai 1/50 × 0,5 mm atau 0,01 mm

2. Alat Ukur Massa

Massa benda menyatakan banyaknya zat yang terdapat dalam suatubenda. Massa tiap
benda selalu sama dimana pun benda tersebut berada. Satuan SI untuk massa adalah kilogram
(kg). Alat untuk mengukur massa disebut neraca. Neraca dibedakan menjadi beberapa jenis,
seperti neraca analitis dua lengan, neraca Ohauss, neraca lengan gantung, dan neraca digital.

 Neraca Analitis Dua Lengan


Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda, misalnya emas, batu, kristal
benda, dan lain-lain. Batas ketelitian neraca analitis dua lengan yaitu 0,1 gram.
 Neraca Ohaous
Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek
laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini
adalah 311 gram. Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram.
 Neraca Lengan Gantung
Neraca ini berguna untuk menentukan massa benda, yang cara kerjanya
dengan menggeser beban pemberat di sepanjang batang.

 Neraca Digital

4
Neraca digital (neraca elektronik) di dalam penggunaanya sangat praktis,
karena besar massa benda yang diukur langsung ditunjuk dan terbaca pada layarnya.
Ketelitian neraca digital ini sampai dengan 0,001 gram.

3. Alat Ukur Waktu

Waktu merupakan besaran yang menunjukkan lamanya suatu peristiwa berlangsung.

Berikut ini beberapa alat untuk mengukur besaran waktu.

a. Stopwatch, dengan ketelitian 0,1 detik karena setiapskala pada stopwatch dibagi
menjadi 10 bagian. Alat ini biasanya digunakan untuk pengukuran waktu dalam kegiatan
olahraga atau dalam praktik penelitian.

b. Arloji, umumnya dengan ketelitian 1 detik.

c. Penunjuk waktu elektronik, mencapai ketelitian 1/1000 detik.

d. Jam atom Cesium, dibuat dengan ketelitian 1 detik tiap 3.000 tahun, artinya kesalahan
pengukuran jam ini kira-kira satu detik dalam kurun waktu 3.000 tahun.

5
4. Alat Ukur Kuat Arus Listrik
Alat untuk mengukur kuat arus listrik disebut amperemeter. Amperemeter mempunyai
hambatan dalam yang sangat kecil, pemakaiannya harus dihubungkan secara seri pada
rangkaian yang diukur, sehingga jarum menunjuk angka yang merupakan besarnya arus
listrik yang mengalir.

5. Alat Ukur Suhu

Untuk mengukur suhu suatu sistem umumnya menggunakan termometer. Termometer


dibuat berdasarkan prinsip pemuaian. Termometer biasanya terbuat dari sebuah tabung
pipa kapiler tertutup yang berisi air raksa yang diberi skala. Ketika suhu bertambah, air
raksa dan tabung memuai. Pemuaian yang terjadi pada air raksa lebih besar dibandingkan
pemuaian pada tabung kapiler. Naiknya ketinggian permukaan raksa dalam tabung
kapiler dibaca sebagai kenaikan suhu. Berdasarkan skala temperaturnya, termometer
dibagi dalam empat macam, yaitu termometer skala Fahrenheit, skala Celsius, skala
Kelvin, dan skala Reamur.

Termometer skala Fahrenheit memiliki titik beku pada suhu 32O F dan titik didih pada
212O F. Termometer skala Celsius memiliki titik beku pada suhu 0O C, dan titik didih
pada 100O C. Termometer skala Kelvin memiliki titik beku pada suhu 273 K dan titik
didih pada 373 K. Suhu 0 K disebut suhu nol mutlak, yaitu suhu semua molekul berhenti
bergerak. Dan termometer skala Reamur memiliki titik beku pada suhu 0O R dan titik
didih pada 80O R.

6
C. Pengukuran Dengan Alat Ukur

 Mistar Baja/Penggaris
Menurut e-paper berjudul Macam-macam Alat Ukur yang diunggah oleh
Virlinda Al Siska melalui laman Academia, cara menggunakan mistar adalah
sebagai berikut.
a. Letakkan benda yang hendak diukur pada landasan tumpuan atau balok
landas. Pastikan permukaannya rata.
b. Letakkan mistar di atas benda ukur tersebut. Posisikan titik nol atau ujung
mistar pada balok landas.
c. Baca ukuran dari benda ukur. Lakukan perhitungan seperti penambahan atau
pengurangan jika dibutuhkan.
d. Ketika membaca dimensi pada mistar, pastikan posisi matamu tegak lurus
dengan skala yang dibaca. Jangan baca skala dari samping karena hasilnya
bisa berbeda dan jadi kurang akurat.
 Mikrometer Sekrup
Cara menggunakan mikrometer sekrup adalah sebagai berikut.
a. Pastikan pengunci (lock nut) berada dalam keadaan terbuka.
b. Buka rahang dengan memutar skala putar ke arah kiri.
c. Masukan benda yang hendak diukur di sela-sela rahang dan putar kembali skala
putar sampai benda ukur terjepit. Jangan terlalu kuat.
d. Putar lock nut sehingga skala putar tidak lagi bisa bergerak dan berada dalam
posisi fix.
e. Keluarkan benda dari mikrometer sekrup dan baca hasil pengukurannya.
 Jangka Sorong

Cara memakai jangka sorong adalah sebagai berikut.

a. Kunci posisi rahang tetap dan rahang geser. Pastikan kedudukan keduanya berada
pada skala nol.
b. Letakkan benda ukur di antara rahang tetap dan rahang geser.
c. Geser rahang geser hingga menjepit benda ukur.
d. Kunci jangka sorong agar rahang geser tidak lagi berubah-ubah posisinya.
e. Lepaskan benda dari jangka sorong dan baca hasil pengukuran.

7
 Neraca Dua Lengan

Cara pemakaian dari neraca dua lengan adalah sebagai berikut.

a. Letakkan benda yang hendak diukur massanya di atas piringan.


b. Letakkan benda lain yang massanya kira-kira sama dengan benda yang diukur
massanya tersebut. Lakukan hingga lengan neraca menjadi seimbang dan tidak
lagi bergerak.
c. Ukur berapa berat total dari benda tersebut. Apabila kamu tidak menggunakan
bandul neraca, kamu bisa mengira-ngira benda apa yang memiliki massa yang
sama dari benda ukur.

 Timbangan Gantung

Cara menggunakan timbangan gantung adalah sebagai berikut.

a. Bungkus benda ukur ke dalam wadah karung atau wadah plastik.


b. Kaitkan wadah pada pengait yang tersedia pada timbangan.

 Termometer

Cara memakai termometer adalah sebagai berikut.

a. Tempelkan termometer pada benda ukur.


b. Baca pengukuran suhu dengan melihat perubahan skala pada termometer.

 Stopwatch

Cara penggunaannya pun sederhana, yakni sebagai berikut.

a. Tekan tombol start untuk mulai mengukur waktu dari suatu peristiwa. Pastikan
kamu menekan tombol start tersebut di saat yang tepat.
b. Tekan tombol yang sama untuk menghentikan waktu setelah peristiwa berakhir.
c. Baca hasil pengukuran yang tertera.
d. Tekan tombol reset untuk mengatur jarum jam kembali ke titik nol.

8
CONTOH SOAL PENGUKURAN

1. Hitunglah hasil pengukurannya berdasarkan gambar di atas!

Penyelesaian:

Pada skala utama menunjukkan = 58 mm

Pada skala nonius menunjukkan = 5 0,1 = 0,5 mm

Hasil pengukuran = (58 + 0,5) mm = 58,5 mm = 5,85 cm

2. Hasil pengukuran dengan mikrometer sekrup pada skala utama menunjukkan angka
4,5 mm dan skala putar menunjuk angka 25. Berapakah hasil pengukurannya?

Penyelesaian:

Bagian skala utama menunjukkan = 4,5 mm

Bagian skala nonius menunjukkan = 25 × 0,01= 0,25 mm

Hasil pengukuran = 4,75 mm atau 0,475 cm

Perhatikan gambar di bawah !

.
9
3. Perhatikan gambar stopwatch berikut yang digunakan seorang atlit saat mengukur
waktu larinya. Waktu yang ditunjukkan oleh stopwatch adalah ….

Pembahasan:

Gambar lingkaran kecil pada stopwatch menyatakan satuan menit. Sedangkan lingkaran


besar menunjukkan satuan detik. Pada lingkaran kecil, jarumnya menunjuk angka 2. Dan
jarum pada lingkaran besar jarumnya menunjuk angka 15. Jadi, waktu yang ditunjukkan
oleh stopwatch adalah

= 2 × 60 detik + 15 detik

= 120 detik + 15 detik

= 135 detik

Perhatikan gambar dibawah ini!

4. Hitunglah hasil pengukuran berdasarkan gambar tersebut!

Pembahasan:

Diketahui : Skala utama = 4,5 mm Skala Nonius = 0,25mm

Jadi ( SU + SN )= ( 4,5 mm + 0,25 mm ) = 4,75 mm

10
5. contoh soal mistar

6. Termometer Y dapat mengukur air membeku pada suhu – 30° dan air mendidih pada skala
120°. Jika suhu benda menunjukkan angka 40 °C, maka suhu yang ditunjukkan termometer Y
adalah … °Y

Pembahasan :

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan mengukur merupakan pendahuluan pembelajaran fisika yang sangat
penting. Mengukur pada hakekatnya membandingkan suatu besaran yang belum diketahui
nilainya dengan besaran lain yang sudah diketahui nilainya sebagai satandar. Untuk
keperluan tersebut diperlukan alat ukur, yaitu sebuah alat untuk menentukan nilai atau
besaran dari suatu kuantitas atau variable.
Sebelumnya ada baiknya jika kita mengingat definisi pengukuran atau mengukur
itu sendiri. Mengukur adalah membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang
telah disepakati. Misalnya untuk mengukur diameter sebuah koin maka kita bisa
menggunakan jangka sorong. Dalam hal ini besaran yang dibandingkan adalah panjang
dari diameter koin tersebut. Sedangkan besaran pembandingnya adalah centimeter. Oleh
karena itu sangatlah penting dalam pengukuran kita mengetahui alat-alat ukur yang sesuai
dengan besaran-besaran serta satuannya..
.
B. Saran
Hendaknya makalah ini dapat dijadikan tambahan acuan pembelajaran dan apabila
terdapat kesalahan penulisan sekiranya pembaca dapat menyampaikannya kepada
penyusun.

12
DAFTAR PUSTAKA

Joko, S. (2009). Fisika. Jakarta: Pusat Perbukuan,Depertemen Pendidikan Nasional.

Okta, S. (2015). Pengukuran. Laporan Praktikum Fisika Dasar, 4-5.

Setya, N. (2009). Fisika 1. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional.

Tri, W. (2009). Fisika. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional.

Update, B. (2021, oktober 1). pengertian pengukuran beserta jenis dan penggunaannya.
Retrieved maret 4, 2023, from Kumparan:
https://m.kumparan.com/berita-update/pengertian-pengukuran-beserta-jenis-dan-
penggunanya-1wdDtkDUTcI/1

13
14

Anda mungkin juga menyukai