Anda di halaman 1dari 36

Tugas makalah

ALAT-ALAT PENGUKURAN

Mata Kuliah : Konsep Dasar Ipa

Dosen Pengampuh : Meylan Salen S.Pd, M.Pd

OLEH

KELOMPOK 4

MENTARI UNO (151419053)

MARYAM USMAN (151419046)

NURMALA USMAN (151419049)

KELAS :3B

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2020
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan
wawasan mengenai mata kuliah Konsep Dasar Ipa, dengan judul “ALAT-ALAT
PENGUKURAN”.

Dengan materi kuliah ini kami diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami
Alat-Alat Pengukuran Dalam Fisika. Dengan demikian, kami sadar materi ini terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun dari berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
pembacanya, terutama mahasiswa, supaya bisa memahami alat-alat pengukuran dalam
fisika.

Penyusun kelompok 4

4 oktober 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN………………….……………………………………………………..…1

1.1. Latar Belakang…………………………………………………………………………….….1


1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………………………..…2..
1.3. Tujuan Masalah……………………………………………………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………3

2.1. Pengertian Pengukuran……………………………………………………………………..3

2.2. Alat pengukuran Besaran Pokok…………………………………………………….……3

1. Alat Ukur Panjang…………………………………………………………………………3

a. Mistar…………………………………………………………………………………….4

b. Meter Gulung…………………………………………………………………………..4

c. Jangka Sorong…………………………………………………………………………4

d. Mikrometer Sekrup…………………………………………………………………….5

2. Alat ukur Waktu………………………………………………………………………….…6

a. Arloji………………………………………………………………………………………6

b.Stopwatch…………………………………………………………………………….…7

3. Alat Ukur Suhu……………………………………………………………………..……..8

a. Termometer Laboratorium……………………………………………………………8

b. Termometer Klinik………………………………………………………………….…..9

ii
c. Termometer Maksimum-Minimum………………………………………………….9

4. Alat Ukur Listrik………………………………………………………………………... 10

a. Listrik Statis………………………………………………………………………..…10

b. Listrik Dinamis…………………………………………………………...…………. 11

1. Tegangan Listrik…………………………………………………………………..11

Volmeter……………………………………………………………………..……..11

2.Arus Listrik…………………………………...………………………………….....11

Amperermeter………………………………………………………………..……11

5. Alat Ukur Massa………………………………………………………………….……..17

a. Neraca Analitis Dan Lengan………………………………………………………18

b. Neraca Ohaus…………………………………….………………………….………18

c. Neraca Lengan Gantung…………………………………………………………...19

d. Neraca Dijital…………………………………………………………………………19

6. Alat Ukur Berat……………………………………………………………….………….19

a. Timbangan Untuk Beban………………………………………………………...…19

b. Timbangan Berat Badan…………………………………………………….……..20

c. Timbangan Pasar……………………………………….…………………………...20

d. Jembatan Timbangan………………………………………………………………21

e. Neraca Lengan………………………………………………………………………..21

f. Neraca Elektronik……………………………………………………………...……..22

2.3. Besaran Turunan Dan Pelengkap………………………………………………………..23

iii
a. Satuan Volume…………………………………………………………………..…..24

b. Massa Jenis Besaran……………………………………………………………….26

BAB II PENUTUP……………………………………………………………………………...… 30

3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………………..….. 30

3.2. Saran……………………………………………………………………………………..….. 30

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mengukur adalah menaksir atau memperkirakan jumlah atau besar atau nilai dari
sesuatu dengan suatu alat dan cara tertentu sehingga hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan. Besaran fisika (physics quantity) adalah sesuatu yang terkait
dengan fenomena fisika yang merupakan sifat atau keadaan zat atau fenomena yang
dapat diukur. Contoh besaran fisika adalah massa, panjang, waktu, suhu, kuat arus listrik,
intensitas cahaya, jumlah zat, luas, volume, tekanan, kecepatan, massa jenis, percepatan,
gaya, usaha, energi, daya, momentum, impuls, tegangan listrik, tahanan listrik, konstanta
pegas dan lain sebagainya. Mengukur suatu besaran fisika berarti menentukan nilai atau
besar dari besaran itu dengan menggunakan alat dan cara tertentu.

Mengukur suatu besaran fisika biasanya dilakukan dengan cara membandingkan nilai
besaran yang akan diukur dengan satu nilai standar tertentu dari besaran yang sejenis,
sehingga hasil dari pengukuran tersebut adalah berupa nilai (angka bilangan) dan satuan.
Nilai merupakan besar perbandingan terhadap nilai standar, sedangkan satuan merupakan
nama standar yang dipilih. Nilai satuan skala standar untuk besaran fisika tergantung jenis
besarannya. Untuk satu besaran fisika tertentu bisa mempunyai beberapa pilihan dan ini
akan terkait dengan alat ukur yang digunakan. Misalnya untuk besaran massa bisa
mempunyai satuan gram karena diukur dengan neraca digital atau neraca O’Hauss yang
berskala gram, atau mempunyai satuan kg karena diukur dengan neraca pasar atau
neraca badan yang berskala kg.

Massa merupakan sifat benda yang sering ingin diketahui berapa nilainya. Setiap
benda mempunyai massa. Massa sebuah benda berpengaruh terhadap berat benda
tersebut. Makin besar nilai massa sebuah benda, makin besar nilai berat benda tersebut.
Perlu diungkapkan bahwa nilai massa sebuah benda tidak dipengarui oleh kedudukan atau
letak benda tersebut. Massa mempunyai satuan standar internasional kg.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran?


2. Apa saja Macam-macam dari alat pengukuran besaran pokok?
3. Apa saja Macam-macam dari alat pengukuran besaran turunan?

1.3 Tujuan Masalalh

1. untuk mengetahui pengertian pengukuran!


2. untuk mengetahui macam-macam alat pengukuran besaran pokok!
3. untuk mengetahui macam-macam alat pengukuran besaran turunan!

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN PENGUKURAN

Pengukuran dapat diartikan sebagai membandingkan yang diukur dengan satuan


ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 144) 1
Sependapat dengan Dimyati dan Mudjiono, Tarigan (2006: 102) 2 menyatakan bahwa
mengukur adalah suatu proses di mana membandingkan suatu objek yang akan diukur
ukurannya. (Cholis Sa’dijah, 1999: 214-215) menyatakan bahwa pengukuran adalah suatu
proses memberikan bilangan kepada kualitas fisik panjang, kapasitas, volume, 16 luas,
sudut, berat (massa), dan suhu. Pengukuran didasarkan pada perbandingan, antara lain
membandingkan panjang, luas, volume dari benda, membandingkan kecepatan, dan suhu.
Pelatihan pengukuran dilakukan secara bertahap, pada awalnya dikenalkan dengan
kegiatan membandingkan panjang, besar, berat, dll, dengan benda-benda di sekitarnya,
kemudian mulai diperkenalkan dengan ukuran seperti meter, gram, liter, dll 3

Pengukuran didefinisikan sebagai suatu proses membandingkan sesuatu besaran


dengan besaran lainnya (sejenis) yang dipakai sebagai satuan. Satuan adalah
pembandingan di dalam pengukuran.Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan
dinyatakan dengan angka atau nilai dan memiliki satuan.Besaran dalam fisika di
kelompokan atas besaran pokok dan besaran turunan.

2.2. Alat Ukur Besaran Pokok

Besaran pokok adalah besaran yang satuannya didefinisikan terlebih dahulu dan tidak
dapat dijabarkan. Berikut ini akan dijabarkan besaran pokok.

1. Alat Ukur Panjang


Satuan standar untuk panjang adalah meter dimana 1 meter sama dengan jarak yang
1
ditempuh oleh cahaya dalam ruang hampa selama sekon. Alat ukur yang
299.792.458
digunakan untuk mengukur besaran panjang misalnya, mistar, meteran gulung (stikmeter),
jangka sorong dan micrometer sekrup, dimana masing-masing alat ukur memiliki
perbedaan dalam ketelitian mengukur panjang.

1
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
dan Depdikbud. Hal 144
2
Tarigan, Daitin. (2006). Pembelajaran Matematika Realistik. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Hal 102
3
Cholis Sa’dijah. (1998/1999). Pendidikan Matematika II. Malang: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Hal 214-215

3
a. Mistar

Gambar 1.1 Mistar

https://www.materiedukasi.com/2016/12/macam-macam-dan-jenis-jenis-
alat-ukur-yang-digunakan-dalam-sistem-pengukuran-fisika.html

Pada mistar jarak antara dua garis tebal yang berdekatan sama dengan 1 milimeter.
Pada jarak dua garis tebal terdapat 9 garis tipis. Jadi satu sentimeter sama dengan 10
milimeter. Satuan terkecil pada mistar adalah 1 milimeter, sehingga ketelitiannya 1
milimeter. Mistar dengan panjang 1 meter sama dengan 100 cm.

b. Meter Gulung

Gambar 1.2 Meter gulung

https://www.etsworlds.id/2018/10/jenis-jenis-alat-ukur-
panjang.html

Meteran gulung digunakan untuk mengukur panjang yang lebih dari ukuran mistar.

C. Jangka Sorong

Gambar 1.3Jangka Sorong

4
https://www.materiedukasi.com/2016/12/macam-macam-dan-jenis-jenis-alat-ukur-yang-
digunakan-dalam-sistem-pengukuran-fisika.html

Jangka Sorong merupakan alat ukur panjang yang memiliki ketelitian mencapai
0,1 mm. Jangka sorong terdapat dua skala yaitu, skala utama dan skala nonius. Jangka
sorong memiliki dua bagian kaki pengukur yaitu bagian yang cembung digunakan untuk
pengukkuran biasa dan bagian yang cekung kedalam digunakan untuk mengukur diameter
dalam sebuah benda misalnya, diameter dalam sebuah cincin.

1. Cara penggunaan jangka sorong adalah sebagai berikut:


Misalnya kita mengukur diameter luar sebuah pipa. Setelah pipa kita jepit, maka kita
kunci dengan memutar sekrup pengunci kemudian kit abaca pada rahang tetap,
yaitu dengan skala di depan garis skala nonius yang tepat berimpit dengan garis
skala rahang tetap.
Hasil Pembacaan = skala tetap + skala nonius.
Skala tetap = 8,0 mm
Skala nonius = 0,11 mm +
Hasil bacaan = 8,11 mm

2. Untuk jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm, perhatikan cara pembacaan:
Skala tetap = 121,0 mm
Skala nonius = 0,7 mm +
Hasil bacaan = 121,7 mm

d. Mikrometer Sekrup

Gambar 1.4Alat ukur mikrometer sekrup dan bagain-bagiannya

https://www.materiedukasi.com/2016/12/macam-macam-dan-
jenis-jenis-alat-ukur-yang-digunakan-dalam-sistem-pengukuran-
fisika.html

5
Mikrometer sekrup atau dalam bahasa asing disebut micrometer screw gauge
adalah alat yang digunakan untuk mengukur besaran panjang yang terdiri atas poros tetap
yang berperan sebagai skala utama dan poros putar yang berperan sebagai skala nonius.
Tingkat ketelitian micrometer sekrup ini mencapai 0,01 mm dan mampu mengukur
ketebalan atau diameter benda yang sangat kecil dengan presisi dengan batas maksimal
panjang benda 25 mm.

Cara penggunaan mikrometer sekrup adalah sebagai barikut:

1. Benda atau plat tipis yang akan diukur ketebalannya diletakkan diantara landasan
dan sumbu. Kemudian gagang pemutar kita atur sehingga plat tersebut terjepit
dengan kuat, baru kita tarik kunci kearah kiri agar tidak terjadsi pergeseran lagi
(mengunci).
2. Untuk menetukan besarnya pengukuran maka pembacaan skala kita lakukan
dengan membaca skala tetap terlebih dahulu, dengan satuan millimeter, yaitu garis
skala tetap yang tepat berada di depan gagang tertentu kemudian kita kalikan
dengan 0,01. Jumlah pembacaan skala tetap dan skala putar inilah yang
merupakan hasil dari pengukuran.4

2.Alat Ukur Waktu

a. Arloji

Gambar 1.5Arloji

https://gadoga.com/forum-sejarah-arloji-qq.html

Arloji adalah alat ukur waktu yang memiliki bentuk dan model yang bermacam-macam.Ada
yang digunakan di tangan (arloji tangan) atau dipasang di tembok rumah (arloji
dinding).Arloji pada umumnya memiliki tiga jarum jam, jarum menit dan jarum sekon/detik.
Untuk jarum jam bila bergerak 1 skala tiap menit dan jarum sekon bergerak 1 skala tiap
sekon. Satu jam sama dengan 60 menit dan satu menit sama dengan 60 sekon.

4
Riskawati , Nurlina, Rahman Karim, 2019, Alat Ukur Dan Pengukuran, (Makassar: Penerbit LPP
UNISMUH MAKASSAR), hlm 44

6
b. Stopwatch

Gambar 1.6Stopwatch

https://www.amongguru.com/5-jenis-alat-ukur-waktu-fungsi-dan-tingkat-
ketelitiannya/5

Stopwatch untuk mengukur selang waktu suatu peristiwa berlangsung.Alat ini biasanya
digunakan dilaboratorium dan dalam olah raga.Pengukuran selabng waktu dengan
stopwatch dilakukan dengan menghidupkan stopwatch pada saat memulai pengukuran
dan menghentikan pengukuran, yaitu dengan menekan tombol pada stopwatch.Skala kecil
menunjukkan sekon dan skala besar menunjukkan menit.

Bagian – bagian Stopwatch

a. Ring: Berfungsi sebagai penahan, biasanya dimasukan jari kedalam ring agar
stopwatch tidak terjaruh.
b. Start Button/Tombol Mulai: Berfungsi sebagai tombol untuk memulai pengukuran
waktu.
c. Stop Button/Tombol Henti: Berfungsi sebagai tombol untuk menghentikan
pengukuran waktu.
d. Reset Button/Tombol Reset: Berfungsi sebagai tombol untuk mengatur ulang.
e. Second Hend/Jarum Detik: Berfungsi sebagai penunjuk detik.
f. 1/10 Second Hend: Berfungsi sebagai penunjuk angka dibelakang detik dengan
nilai 1/10 atau 0.1.
g. Minute Hand/Jarum Menit: Berfungsi sebagai petunjuk menit.

5
Suwarnii Sri,Susilowati Endang, penggunaan alat ukur penunjang pelajaran ipa,
(semarang:penerbit alprin,2019), hlm 6

7
h. Case/Pelindung: Berfungsi sebagai pelindung ketika terjatuh meminimalisir
kerusakan.6

3. Alat Ukur Suhu

Suhu merupakan derajat panas dinginnya suatu benda.Satuan standar untuk suhu
adalah Kelvin (K).satuan lain yang digunakan di Indonesia adalah derajat Celcius ( ° C ¿.
Sedang di amerika dan inggris [pada umumnya menggunakan derajat Fahrenheit (F). alat
untuk mengukur suhu adalah termometer.

Termometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur),
dan perubahan suhu. Istilah termometer berasal dari bahasa latin thermo yang berarti suhu
dan meter yang berarti mengukur. Suhu adalah sifat yang menentukan apakah sistem
setimbalng termal dengan sistem lain atau tidak bila dua sistem atau lebih dalam setimbal
termal maka sistem ini dikatakan mempunyai suhu yang sama. Suhu menunjukkan derajat
panas suatu benda.Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda
tersebut, sebaliknya semakin rendah suatu benda semakin dingin benda tersebut.Secara
mikroskopis, suhu menunjukkan energy yang dimiliki oleh suatu benda.Setiap atom dalam
suhu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan
ditempat berupa getaran.(Freedman & Young, 1999).

Konsep suhu (temperatur) berasal dari ide dan kualitatif panas dan dingin yang
berdasarkan pada indera sentuhan kita.Suatu benda serupa yang lebih dingin.Hal ini tidak
cukup jelas, dan indera dapat dikelabui.Tetapi banyak sifat benda yang dapat diukur
tergantung kepada suhu.Maka dari itu ala untuk mengukur suhu adalah thermometer.
(Freedman & Young, 1999, hal 57). 7

Termometer ada bermacam-macam, yaitu:

a. Termometer Laboratorium

6
Muhammad Minan Chusni, M.PD. SI.Handout Perkuliahan Pengenalan Alat Ukur.UIN Sunan
Gunung Djati Bandung.Hlm 86.

7
Muhammad Minan Chusni, M.PD. SI.Handout Perkuliahan Pengenalan Alat Ukur.UIN Sunan
Gunung Djati Bandung.Hlm 76.

8
Gambar 1.7Termometer Laboratorium

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/10/pengertian-alat-ukur-suhu-
fungsi-macam-macam-cara-kerja.html

Termometer Laboratorium dengan skala 0 ° C sampai _° C .Dalam termometer


menggunakan petunjuk air raksa.Sebelum menggunakan termometer, sebaiknya air raksa
dibuat untuk menunjukkan atau terletak pada angka 0.Yaitu dengan dilepaskan
termometer agar air raksa turun ke angka 0.

b. Termometer Klinik

Gambar1.8Termometer Klinik

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/10/pengertian-alat-ukur-suhu-fungsi-macam-
macam-cara-kerja.html

Termometer Klinik digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia. Pada termometer
klinik memiliki skala 35 ° C sampai 42 ° C . Sebelum digunakan maka air raksa diletakkan
pada angka 35 ° C kemudian bila akan digunakan untuk mengukur suhu badan
thermometer diletakkan pada bagian yang mudah memberi panas pada termometer
misalnya ketiak selama ±10 menit.

a. Termometer laboratorium
b. Termometer klinik
Kemudian thermometer diambil dan dibaca skala yang ditunjukan oleh air raksa.

c. Termometer Maksimum-Minimum

9
8

Gambar 1.9Termometer Six Bellani

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/10/pengertian-alat-ukur-suhu-
fungsi-macam-macam-cara-kerja.html

Termometer maksimum atau minimum digunakan untuk mengukur suhu tertinggi dan
terendah dalam jangka waktu tertentu, misalnya suhu dari pukul 06.00 sampai pukul
18.00.thermometer dipasang dengan alat petunjuk skala yang terletak diatas permukaan
air raksa. Thermometer jenis ini pertama kali dibuat oleh Six Bellani.

4. Alat Ukur Listrik


a. Listrik Statis

Benda atau zat terdiri dari molekul dan molekul tersusun atas beberapa atom.Di
dalam atom terdapat inti atom (nukleon) dan elektron.Inti atom terdiri dari proton dan
netron.Elektron beredar mengelilingi inti atom.Elektron bermuatan listrik negatif.Proton
bermuatan listrik positif dan neteron bersifat netral.

Atom dikatakan netral jika jumlah muatan positif (proton) sama dengan jumlah muatan
negatif (electron). Atom bermuatan listrik negatif bila jumlah electron lebih besar dari
jumlah proton dan atom bermuatan positif bila jumlah elektron lebih kecil daripada proton.
Electron dapat berpindah dari atom yang satu ke atom yang lain, sedang proton tidak
dapat berpindah. Perpindahan elekteron ini dapat terjadi karena gesekan, panas, atau
reaksi kimia.Jadi terjadi muatan listrik karena adanya gerakan elekteron dan gerakan ini
ada yang sifatnya sesaat maupun yang terus menerus atau kontinyu.Gerakan electron
yang sifatnya sesaat disebut listrik statis (misalnya karena gesekan) dan gerakan electron
yang terus menerus atau kontinyu disebut Listrik Dinamis atau mengalir.Untuk mengetahui
adanya muatan listrik statis dapat menggunakan alat yang disebut elekstroskop.
8
Suwarnii Sri,Susilowati Endang, penggunaan alat ukur penunjang pelajaran ipa,
(semarang:penerbit alprin,2019), hlm 7

10
b. Listrik Dinamis

Pada Listrik Dinamis terdapat besaran-besaran yang perlu diketahui terlebih dahulu
yaitu:

1. Tegangan listrik
a. Voltmeter

Gambar 1.10 Voltmeter

https://hendipradana96.blogspot.com/2013/05/macam-alat-ukur-
elektronik-dan-fungsinya.html

Pada sebuah sumbar tegangan listrik, misalnya aki (Accu), batu beterai, generator
terdapat dua buah tempat atau titik yang mempunyai muatan listrik berbeda, yaitu yang
satu bermuatan positif dan yang lain bermuatan negative.Tempat atau titik yang
bermuatan positif tersebut 9mempunyai potensi tinggi (kutub potif) dan yang bermuatan
negative disebut potensial rendah (kutub negatif). Beda potensial antara kedua titik atau
tempat disebut tegangan listrik atau beda potensial listrik yang menggunakan lambang V
dan satuan Volt.Tegangan listrik atau potensial listrik ini dapat diukur dengan voltmeter.
Alat voltmeter dengan ciri pada alat terdapat huruf (V).

2. Arus Listrik
a. Amperemeter

Gambar 1.11Amperemeter

9
Suwarnii Sri,Susilowati Endang, penggunaan alat ukur penunjang pelajaran ipa,
(semarang:penerbit alprin,2019), hlm 8

11
https://hendipradana96.blogspot.com/2013/05/macam-alat-ukur-
elektronik-dan-fungsinya.html

Padas sumber tegangan listrik bila diantara kutub-kutubnya disatukan (dihubungkan


dengan pengantar, maka akan terjadi aliran electron dari kutub negatif ke kutub positrif.
Arus listrik dari kutub positif ke kutub negatif.Besarnya kuat arus listrik dapat diukur
dengan amperemeter.

3. Hambatan Listrik

Pada suhu yang tetap, arus yang mengalir melewati kawat penghantar sebanding
dengan perbedaan potensial di antara kedua ujung penghantar tersebut. Perbandingan
antara beda potensial listrik dan kuat listrik akan selalu tetap. Perbandingan tersebut
selanjutnya dinyatakan sebagai besaran hambatan listrik atau resistansi ® dari kawat
V
penghantar tersebut. Hubungan ini dapat dinyatakan dengan rumus: R = R = hambatan
I
dalam Ω (ohm)

V = beda potensial dalam Volt


I = kuat arus dalam ampere

Mengukur hambatan dapat dengan metod voltmeter-ampere meter dengan rangkaian


ampere meter. Untuk mengukur kuat arus listrik, hambatan listrik dan tegangan listrik juga
dapat menggunakan alat yang disebut multimeter. 10

1. Pengertian Multimeter

Gambar 1.12Multimeter

https://alat2ukur.blogspot.com/2015/11/multimeter-alat-ukur-arus-
tegangan.html

10
Suwarnii Sri,Susilowati Endang, penggunaan alat ukur penunjang pelajaran ipa,
(semarang:penerbit alprin,2019), hlm 9

12
Multimeter tersusun dari kata multi dan meter yang artinya sebagai alat ukur yang dapat
dipergunakan untuk banyak keperluan. Multimeter sering disebut juga multitester atau
AVO meter (ampere, volt, dan ohmmeter). Supaya dapat mempergunakan sekaligus
memanfaatkan multimeter maka perlu diketahui bagian-bagian dari multimeter dan
penampang multimeter serta cara menggunakanya.

Multimeter adalah salah satu alat ukur yang sangat diperlukan untuk mengukur besaran-
besaran seperti kuat arus listrik, hambatan listrik, maupun kapasitansi.Selain itu juga
multimeter dapat digunakan untuk mendeteksi rusak atau tidaknya komponen.(Sumarno &
Ruwanto, 2001).11

Keterangan gambar penampangan AVO meter:

1. Tempat AVO meter


2. Jarum penunjuk
3. Garis skala
4. Sakelar pemilih (selector swith)
5. Kedudukan ampere meter DC
6. Kedudukan voltmeter DC
7. Kedudukan voltmeter AC
8. Kedudukan ohmmeter
9. Pengaturan nol jarum ohmmeter (adjustment)
10. Pengatur nol jarum kiri
11. Hantaran pengetes atau colok pengukur (prob multi meter)

Keterangan bagian-bagian multimeter:

1). Tempat AVO meter: merupakan tempat untuk meletakkan seluruh perangkat
rangkaian AVO meter.

2). Jarum penunjuk berfungsi: berfungsi untuk menunjuk angka pada garis skala pada
saat multimeter dipakai untuk mengukur.

3). Garis skala: merupakan garis lengkung berbentuk busur yang terbagi dalam skala
tertentu. Garis skala yang dibagi dengan lebar skala yang sama disebut garis skala
linear dan garis skala yang bibagi dengan lebar skala yang tidak sama disebut garis
skala logaritmis.

11
Muhammad Minan Chusni, M.PD. SI.Handout Perkuliahan Pengenalan Alat Ukur.UIN Sunan
Gunung Djati Bandung.Hlm 32.

13
4). Sakelar pemilih (selector swith): dapat diputar 360 ° dan dapat ditempatkan pada
posisi yang sesuai dengan kegunaan multimeter.

5). Kedudsukan amperemeter DC pada saat multimeter berfungsi sebagai


amperemeter DC.

6). Kedudukan voltmeter DC atau voltmeter AC: kedudukan pada saat multimeter
berfungsi sebagai voltmeter DC atau voltmeter AC.

7). Keduddukan ohmmeter: kedudukan pada saat multimeter berfungsi sebagai ohm
meter.

8). Pengatur nol jarum ( ohm adjustment): diputar untuk mengattur jarum petunjuk nol
sebelah kanan pada saat mengukur hambatan.

9). Pengatur jarum nol sebelah kiri: diputar untuk mengatur jarum menunjuk nol
sebelah kripada saat mengukur arus atau tegangan.

10). Hantaran pengetes; merupakan kaki multimeter, dimana kaki positif dengan warna
merah dan kaki negative dengan warna hitam. Hantaran pengetes disebut juga colok
pengukur.

2. Kegunaan Multimeter

1). Mengukur besaran listrik (arus, hambatan, dan tegangan)

2). Menguji komponen elektronika apakah dalam keadaan baik atau tidak.

3). Mengalokalisir gangguan pada rangkaian atau alat elektronika.

Penjelasan cara kerja multimeter dalam mengukur besaran listrik:

1.Mengukur hambatan listrik


Yang perlu diperhatikan pada saat mengukur hambatan adalah:
a.Alat yang akan diukur hambatannya harus diputus dari sumber tegangan.
b. Selektor swith ditempatkan pada posisi Ohm meter x1.x10,x100, atau x1K.
c. Garis skala yang dibaca adalah garis skala nomor 1 dari atas yang berskala
logaritmis.12

Langkah-langkah pengukurannya adalah sebagai berikut:


12
Suwarnii Sri,Susilowati Endang, penggunaan alat ukur penunjang pelajaran ipa,
(semarang:penerbit alprin,2019), hlm 10

14
1). Tempatkan Selektor swith pada posisi ohmmeter yang sesuai bila memungkinkan
usahakan jarum penunjuk sekitar pertengahan lebar garis skala dengan cara
memindah mindah posisi selektor swith.
2). kaki mulmimeter kita hubungkan pendekkan, kemudian jarum multimeter kita atur
menunjuk nol disebelah kanan dengan memutar ohm adjustment. Bila kita
memindahkan posisi selektor swith, maka jarum kita atur kembali menunjuk nol.
3). Kita lakukan pengukuran dengan cara memasang parallel antara ohmmeter
dengan rangkaian atau alat yang akan kita ukur besar hambatannya.
4). Kita tentukan hasil pengukuran dengan rumus:

Hasil pengukuran = posisi ohmmeter x penunjuk jarum

6.Mengukur Tengangan Listrik DC

Yang perlu diperhatikan pada saat mengukur tegangan DC adalah:

a). selektor swith ditempatkan pada posisi voltmeter DC.

b). memilih batas ukur yang ada, misalnya: 10V, 50V, 250V, atau 1.000V. batas ukur yang
dipilih boleh lebih kecil (rendah) dari tegangan yang diukur.

c). penempatan kaki multimeter tidak boleh terbalik.

d). garis skala yang dibaca adalah garis skala nomor dua dari atas, yang berskala linear
dan mempunyai skala 0-50 dan 0-250.

Langkah-langkah pengukurannya sebagai berikut:

1. Selektor swith ditempatkan pada batas ukur yang sesuai dengan twegangan yang
diukur.
2. Jarum menunjuk nol sebelah kiri.
3. Pengukuran dilakukan dengan cara memasang paralel antara voltmeter dengan
sumber tegangan yang akan diukur.
4. Menemukan hasil pengukuran dengan rumus:

Batas ukur
Hasil pengukuran = x penunjuk jarum
Skala maksimum

7. Mengukur Tegangan Listrik AC

15
Langkah-langkah pengukuran adalah sebagai berikut:

a. Selector swith ditempatkan pada posisi voltmeter AC.


b. Penempatan kaki multimeter bolak balik.
c. Garis skala yang dibaca adalah garis skala nomor 2 dan nomor 3 yang
berskala 0-10 volt dan garis skala nomor 3 untuk tegangan 10 volt kebawah.
Batas ukur
Hasil pengukuran = x penunjuk jarum
Skala maksimum

8. Mengukur Arus List DC13

Yang perlu diperhatikan pada waktu mengukur arus DC adalah:

a. Selector swith ditempatkan pada posisi ampere meter DC (DC mA). Balas ukur
yang ada adalah: 0,25 mA, 25mA, dan 500 mA.
b. Untuk batas ukur dipilih yang lebih tinggi dari pada yang diukur.
c. Garis skala yang dibaca adalah garis skala yang nomor 2 dari atas.
d. Penempatan kaki multimeter tidak boleh terbalik.

Langkah-langkah pengukurannya adalah sebagai berikut:

1. Selector swith kita tempatkan pada posisi DC mA dengan menyesuaikan batas


ukurannya.
2. Jarum multimeter ditempatkan angka nol disebelah kiri.
3. Melakukan pengukuran dengan memasang seri antara amperemeter dengan
rangkaian.
Batas ukur
Hasil pengukuran = x penunjuk jarum
Skala maksimum

5. Alat Ukur Massa


Massa merupakan konsep utama dalam mekanika klasik dan objek lain yang
berhubungan. Masa adalah salah satu sifat fisis sari suatu benda, yang secara dapat
digunakan untuk menggambarkan banyaknya materi yang terdapat dalam suatu benda.
Dalam sistem internasional, massa diukur dalam satuan kg. Alat yang digunakan untuk
mengukur massa biasanya adalah timbangan atau neraca. Tidak seperti berat, massa di
setiap tempat selalu sama, misalnya, massa kita ketika berada di bumi dan berada di
13
Suwarnii Sri,Susilowati Endang, penggunaan alat ukur penunjang pelajaran ipa,
(semarang:penerbit alprin,2019), hlm 11

16
bulan adalah sama, akan tetapi berat kita di bumi dan dibulan sudah pasti akan berbeda.
Jadi secara fisika, ada perbedaan mendasar antara berat dan massa. Hubungan antara
massa dan berat adalah berat (W) merupakan hasil kali antara massa ( m) dan percepatan
gravitasi bumi (g), yaitu:
W=mg
Massa seseorang akan selalu sama di manapun dia berada, akan tetapi berat orang
tersebut akan berbeda untuk satu tempat dengan tempat yang lain karena pengaruh
gravitasi yang berbeda-beda. Sebagai contoh, berat orang di kutub akan lebih besar dari
pada beratnya di khatulistiwa. Mirip dengan hal itu, berat suatu benda di atas permukaan
laut akan lebih besar daripada beratnya pada puncak gunung yang tinggi. Hal ini
disebabkan karena percepatan gravitasi di kutub lebih besar daripada di katulistiwa dan
percepatan grativitas di atas permukaan laut lebih besar dari pada di tempat yang lebih
tinggi, sebab jaraknya ke pusat bumi lebih jauh.

Pengukuran berat dari massa yang sama (a) di bumi, (b) di bulan. Berat benda di bumi
lebih besar dibanding di bulan seperti terlihat pada alat.Ada banyak jenis-jenis alat ukur
massa, yang penggunaannya bergantung pada besar kecil ukuran dan berat benda yang
mau diukur. Salah satu alat ukur massa yang sering saudara jumpai sehari-hari adalah
timbangan, seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Alat Ukur Besaran Massa


Besaran massa diukur menggunakan neraca. Neraca dibedakan menjadi beberapa jenis.
Seperti neraca analitis dua lengan, neraca Ohauss, neraca lengan gantung, dan neraca
digital.

17
A. Neraca Analitis Dua Lengan

Gambar

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda adalah neraca. Neraca ini
berguna untuk mengukur massa benda, misalnya emas, batu, kristal benda, dan lain-lain.
Batas ketelitian neraca analitis dua lengan yaitu 0,1 gram.

B. Neraca Ohauss

Gambar
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.pengelasan.net%2Fneraca-ohaus
%2F&psig=AOvVaw1GzbsMgW2g0hpAnlXTEI_3&ust=1603794182813000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCJCv
_5OF0uwCFQAAAAAdAAAAABAD

Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda, atau logam dalam praktek
laboratorium. Kapasitas bebanyang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah
311 gram. Batas ketelitian neraca ohauss yaitu 0,1 gram.

C. Neraca lengan gantung

Gambar
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fadyid.blogspot.com%2F2019%2F03%2Falat-laboratorium-alat-
massajenis.html&psig=AOvVaw3on879LcvMkMrzEeoturCb&ust=1603794672786000&source=images&cd=vfe&ved=0CA
IQjRxqFwoTCMi9yvaG0uwCFQAAAAAdAAAAABAD

18
Neraca ini bergunakan untuk menentukan massa benda, yang cara kerjanya dengan
menggeser beban pemberat di sepanjang batang.

D. Neraca digitial

Gambar
https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Fpplpi-sidoarjo.blogspot.com%2F2017%2F02%2Fsop-
pengoperasianneracadigital.html&psig=AOvVaw1yVYjKSlzG4nEYnZd8yv6i&ust=1603794797307000&source=images&c
d=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCKjErbOH0uwCFQAAAAAdAAAAABAD

Neraca digitial (neraca elektronik) di dalam penggunaanya sangat praktis, karena bbesar
massa benda yang diukur langsung ditnjuk dan terbaca pada layaknya. Ketelitian neraca
digital ini sampai dengan 0,001 gram

6. Alat Ukur Berat


A. Timbangan untuk beban

Gambar
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.tokopedia.com%2Fasilahgaleri
%2Ftimbangan-dapur-buah-mangkok-stainles-gsf-beban-5-10-15-20kg-
analo&psig=AOvVaw3DcbwUGjIUS_ixpLlCev45&ust=1603795090403000&source=images&cd=vfe&ved
=0CAIQjRxqFwoTCIDChMSI0uwCFQAAAAAdAAAAABAD

Timbangan ini dihunakan untuk menimbang benda yang ringan. Berat benda umumnya
tidak boleh lebih dari 5 kg

B. Timbangan berat badan

19
Gambar
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fshopee.co.id%2FTimbangan-Berat-Badan-
Manual-Standar-GEA-
i.54463633.912754743&psig=AOvVaw2tFBop_f2H7S1fQldLUEb9&ust=1603795185341000&source=im
ages&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCLj42-mI0uwCFQAAAAAdAAAAABAD
Timbangan berat badan sering kita jumpai di UKS, posyandu, atau dirumah sakit.contoh
bayu sedang mengukur berat badannya. Bayu menggunakan timbangan berat badan.
Jarum pada timbangan menunjuk angka 38. Jadi, berat badan 38 kilo gram. Selain
timbangan berat badan di atas ada timbangan untuk bayi. Pada umumnya disebut
timbangan bayi. Timbangan bayi ini maksimum untuk berat 10 kg.

C. Timbangan pasar

Gambar
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.tokopedia.com%2Fponorogo85%2Ftimbangan-toko-
timbangan-
bebek&psig=AOvVaw39vrVkRQfsYkwcd_qS5kGv&ust=1603795355539000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqF
woTCNi7te-J0uwCFQAAAAAdAAAAABAD

Timbangan ini digunakan untuk menimbang gula, buah-buahan, dan ketela. Timbangan
pasar dilengkapi dengan pemberat dari kuningan atau biasa disebut anak timbangan. Anak
timbangan ini beratnya mulai dari 50 gram, 100 gram, 200 gram, 500 gram, 1 kilogram,
dan 2 kilogram. Masing-masing pemberat memiliki ukuran tertentu
Contoh: ibu siti menimbang buah apel. Pemberat yang digunakan 2 kg. Jadi, berat apel 2
kilogram.

D. Jembatan timbang

20
Gambar
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fmzatkaltimmandiri.com%2Fjembatan-timbang-
di-kalimantan
%2F&psig=AOvVaw14duTI9bgturlaPT6O2PT5&ust=1603795981618000&source=images&cd=vfe&ved=
0CAIQjRxqFwoTCOCf-OiL0uwCFQAAAAAdAAAAABAD
Jembatan timbang digunakan untuk menghitung berat truk dan muatannya. Jembatan ini
terdapat di batas kota tiap-tiap daerah. Setiap jembatan penghubung wilaya memiliki
kekuatan berbeda. Oleh karena itu, setiap truk yang bermuatan harus ditimbang dulu.
Tujuannya agar truk yang melewati jembatan beratnya tidak melebihi kekuatan jembatan.
Sebelum memasuki suatu wilaya truk bermuatan harus dtimbang. Misal angka pada layar
menunjukkan bilangan 4.250. jadi, berat truk dan muatannya 4.250 kilogram.

E. Neraca lengan

Gambar
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.pengelasan.net%2Fneraca-ohaus
%2F&psig=AOvVaw3Aku1GM12t4Wzn20L8lF7a&ust=1603796123795000&source=images&cd=vfe&ve
d=0CAIQjRxqFwoTCKD_oauM0uwCFQAAAAAdAAAAABAD
Zaman dahulu penjual emas menimbang dengan timbangan khusus. Timbangan itu
dinamakan neraca lengan. Pada neraca lengan berat benda dihitung dengan pemberat
memiliki berat berbeda. Neraca ini khusus untuk menimbang benda ringan, terutama yang
mempunyai satuan gram.
Contoh: kamu akan menghitung berat cincin. Cincin ditimbang seperti pada gambar. Misal
1 pemberat = 1 gram, karena telah seimbang maka berat cincin 1 gram.

F. Neraca elektronik

21
Gambar
https://www.google.com/url?sa=i&url=http%3A%2F%2Fpplpi-sidoarjo.blogspot.com
%2F2017%2F02%2Fsop-pengoperasian-neraca-
digital.html&psig=AOvVaw00BtanfhJy5zRGL2siPRmN&ust=1603796223279000&source=images&cd=vf
e&ved=0CAIQjRxqFwoTCPiR0_KM0uwCFQAAAAAdAAAAABAD
Timbangan ini akan ditemui ketika kamu berbelanja di super market. Timbangan ini sering
digunakan untuk menimbang bermacam-macam buah dan aneka makanan ringan. Selain
untuk mengetahui jumlah berat, pada timbangan ini juga nampak harga benda yang
ditimbang. Alat ini disebut neraca elektronik.
Contoh: nina membeli buah anggur, pada timbangan nampak tiga susunan angka, yaitu
0,750; 20.000;dan 15.000.
Angka-angka itu dapat dibaca:
 Berat anggur 0,750 kilogram
 Harga tiap kilogram anggur 20.000 rupiah, dan
 Nina harus membayar 15.000 rupiah. 14

2.3. BESARAN TURUNAN DAN BESARAN PELENGKAP

Selain besaran pokok, kedua jenis besaran lainnya adalah besaran turunan dan
besaran pelengkap. Besaran turunan merupakan besaran yang tersusun oleh minimal
14
Muthfisari Alnurrizki, mengenal alat ukur, PT intan Pariwara 2008, hlm 10-16

22
dua buah besaran, dapat berupa besaran pokok saja, dapat juga besaran pokok dan
besaran pelengkap. Artinya, setiap susunan minimal besaran (pokok dan/atau
pelengkap) memberikan besaran baru yang termasuk besaran turunan. Berhubung
sifat besaran turunan yang demikian, maka jumlah besaran turunan yang mungkin ada
tak hingga banyaknya. Sementara itu, besaran pelengkap sifatnya melengkapi saja,
sehingga satuannya dapat ditulis, namun jika tidak ditulis pun juga tidak mengapa.
Terdapat dua buah besaran pelengkap, yaitu sudut datar lambangnya  (bersatuan
radian atau rad) dan sudut ruang lambangnya  (bersatuan steradian atau St). Satu
lingkaran penuh pada bidang datar bersudut 2 rad (360º) dan sudut oleh 2 garis yang
tegak lurus (siku-siku) adalah 2  rad (90º), sedangkan, untuk sudut ruang, sudut ke
segala arah sama (isotrop) adalah 4 St. Contoh sudut ruang 4 St adalah bohlam
kecil (dapat dianggap titik) yang berada di pusat bola, dan bohlam itu memancarkan
cahaya ke segala arah (permukaan bola) secara homogen. Satuan besaran pelengkap
boleh ditulis atau tidak ditulis, kalau tidak ditulis, misalnya sin( ) 1 2   dan cos 1.

Berhubung jumlah besaran turunan itu tak hingga, tetapi terdapat besaran
turunan “sudah terkenal dan biasa digunakan” sehingga memiliki nama satuan
tersendiri. Walau demikian, satuan yang tersendiri itu sama juga maknanya bila
dinyatakan dalam susunan dari sejumlah satuan besaran pokok. Sebagai contoh,
besaran gaya. Satuan gaya sudah populer dengan satuan newton atau disingkat N.
Namun, satuan itu sama juga dengan kgm/s2 (merupakan hasil susunan dari satuan
besaran pokok) sehingga 1 N = 1 kgm/s2 . Demikian pula dengan besaran usaha atau
energi yang bersatuan joule atau disingkat J yang sama juga dengan newton meter
atau Nm. Artinya, 1 J = 1 kgm2 /s2 . Daya juga merupakan besaran turunan yang
sudah populer, 1 W = 1 watt = 1 J/s = 1 kgm2 /s3 sedangkan satuan dari percepatan,
sekarang sudah populer dan bersatuan galileo atau disingkat Gal, di mana 1 Gal = 1
15
cm/s2 .

Adapun besaran turunan yang “belum terkenal dan jarang digunakan”,


satuannya masih merupakan susunan dari satuan besaran pokok dan belum memiliki
nama satuan tersendiri. Misalnya satuan dari besaran momen inersia dalam SI (MKS)
15
Bambang Murdaka Eka Jati,2013, Pengantar Fisika 1, (Yogyakarta: PENERBIT GADJAH MADA
UNIVERSITY PRESS), hlm 9-10

23
dinyatakan dalam kgm2 , volume dalam m3 , kecepatan dinyatakan dalam m/s, dan
massa jenis dalam gram/cm3 . Tentu saja, dengan semakin berkembangnya teknologi
maka jumlah dari besaran turunan terus bertambah. Bukankah Anda juga mengenal
istilah resolusi gambar di layar komputer, biasa dinyatakan dalam pixel, yang tidak lain
adalah jumlah titik cahaya di layar per mm2 . Berikut ini dibahas dua contoh besaran
turunan, yaitu volume dan massa jenis. Pemaparan disertai dengan pembahasan
satuannya dan beserta dinamika pengukurannya. Adapun pembahasan besaran

turunan secara saksama per topik disajikan pada bab berikutnya, misalnya
besaran kecepatan dan gaya pada Bab 2

a. Satuan Volume

Ukuran ruangan yang ditempati oleh benda disebut volume dari benda itu.
Ukuran volume, dalam SI, dinyatakan dengan satuan meter kubik atau m3 . Misalnya
daya tampung minyak mentah pada kapal tanker ukuran besar adalah 200.000 m3
(Gambar 1.7). Ukuran volume yang disebut 1 m3 adalah ukuran yang ditempati oleh
kubus yang sisi-sisinya 1 meter, dan ukuran itu kira-kira senilai dengan ukuran
volume sebuah almari pakaian Anda (lihat Gambar 1.8). Ukuran volume (dalam
satuan m3 ) pada kehidupan sehari-hari ataupun di laboratorium, terasa terlalu
besar. Karenanya, pada keseharian lebih biasa digunakan satuan volume yang
dinyatakan dalam cm3 , di mana 1cm3 = ( 100 1 m)3 = 10–6 m3 .

Lantas, bagaimanakah cara mengukur volume benda? Mengukur volume


benda padat bergeometri teratur mudah dilakukan, sebab dimensinya sederhana
sehingga volumenya mudah dihitung. Contohnya, ukuran volume dari benda padat
bergeometri kotak adalah panjang x lebar x tinggi, sedangkan volume silinder
dinyatakan  x kuadrat jejari x tinggi.

24
Gambar 1.1 Sebuah kapal tanker mengangkut
200.000 m3 minyak mentah

https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/7/75/Supertanker_AbQaiq.jpg

Gambar 1.2 Sebuah kubus

https://i0.wp.com/www.mahirmatematika.com/wpcontent/uploads/2018/08/
kubus.jpg?fit=444%2C409&ssl=1

Volume zat cair biasa dinyatakan dalam satuan liter (l), di mana 1 liter =

25
1.000 cm3. Ukuran 1l kira-kira senilai dengan volume minuman ringan di dalam botol
plastik ukuran terbesar. Ukuran dalam orde liter biasa16

Gambar 1.3 mengukur volume zat cair

https://ukurandansatuan.com/wp-content/uploads/2020/01/UDS-0242-Cara-Menghitung-
Volume-Zat-Cair-dalam-Tabung-400x300px.gif

dilakukan dengan silinder (seperti tampak pada Gambar 1.3). Ketika cairan
dimasukkan ke dalam silinder, maka permukaan cairan menunjuk pada angka (skala
volume) tertentu. Biasanya permukaan zat cair yang disebut meniskus itu membuat
permukaan cekung ke atas. Pembacaan nilai volume terjadi di permukaan datar pada
meniskus tersebut. Hampir semua pengukuran volume di dalam wadah silinder memiliki
skala dalam mililiter (ml), di mana 1.000 ml senilai dengan 1 liter yang berarti 1 ml (= 1
cc) sama dengan 1 cm3.

b. Massa Jenis Besaran

16
Bambang Murdaka Eka Jati, 2013, Pengantar Fisika 1, (Yogyakarta: PENERBIT GADJAH MADA
UNIVERSITY PRESS), hlm 12

26
Besaran turunan lain, yang biasa dijumpai adalah massa jenis. Massa jenis
merupakan massa benda per satuan volume benda itu. Jika sebuah benda bermassa m
dan volumenya V, dikatakan benda itu bermassa jenis , dalam kaitan:

P=m
V (1.1)

Satuan massa adalah (SI, MKS) kg/m3 . Besaran massa jenis biasa disebut pula
densitas (density) dan populer juga dengan sebutan rapat massa. Adapun besaran
berat jenis merupakan berat benda per satuan volume, dalam SI (MKS) dinyatakan
dalam newton/m3 . Massa jenis pada benda yang berbentuk pelat (biasa disebut benda

2 dimensi atau 2 D), dinyatakan dalam satuan massa per luas, dalam satuan SI
dinyatakan kg/m2 . Jika pelat itu bermassa m, dan luas A, massa jenisnya ()
dinyatakan

P= m
A (1.2)

Benda bergeometri memanjang (biasa disebut benda 1 dimensi atau 1D),


misalnya senar atau tali, massa jenisnya dinyatakan dalam massa per satuan panjang
dan bersatuan (SI, MKS) kg/m. Jika senar itu bermassa m dan panjangnya l, massa
jenisnya:

P= m
1 (1.3)
2

27
Besaran massa jenis merupakan salah satu identitas bahan, misalnya saja massa jenis
aluminium = 2.700 kg/m3 , baja = 7.800 kg/m3 , timbal = 11400 kg/m3 , minyak mentah =
700 kg/m3 , dan air = 1000 kg/m3 . Identitas bahan, biasa pula dinyatakan dalam massa
jenis relatif atau densitas relatif.

Massa jenis relatif merupakan massa jenis benda per satuan massa jenis air sehingga
massa jenis relatif tersebut bersifat tidak bersatuan. Sebagai contoh massa jenis relatif
untuk aluminium = 2,7; baja = 7,8; timbal = 11,4; minyak mentah = 0,7; dan air = 1. 17

Contoh 1.1 : Tentukan luas kamar tamu yang berukuran panjang 15 m dan lebar 8
m. Nyatakan dalam: (a) m2, (b) cm2, (c) mm2!

Jawab :(a) Luas kamar = 15 m x 8 m = 120 m2.


(b) Luas 120 m2 = 120 x 104 cm2 = 1,2 x 106 cm2, 1m2 =104 cm2.
(c) Luas 120 m2 = 120 x 106 mm2 = 0,19 x 109 mm2, 1 m2 =106 mm2.

Contoh 1.2 : Tentukan volume sebuah kubus yang panjang rusuknya 50 mm!
Jawab : Volume kubus = 50 mm x 50 mm x 50 mm = 125.000 mm3 = 0,125 x x
10–3 m3, sebab 1mm3 = 10–9 m3.

Contoh 1.3 : Sebuah wadah berkapasitas 2,5 liter. Nyatakan volume itu dalam meter
kubik (m3).

Jawab : 1 liter = 1.000 cm3 sehingga 2,5 liter = 2.500 cm3

= 2500 x 10–6 m3

= 2,5 x 10–3 m3.

Contoh 1.4 : Sepotong tembaga bermassa 445 gram dan bervolume 50 cm3
Tentukan massa jenisnya!

Jawab : Volume tembaga = 50 cm3 = 50 x 10–6 m3 ; massa tembaga = 445


gram = 445 x 10–3 kg, sehingga massa jenis tembaga

17
Bambang Murdaka Eka Jati, 2013, Pengantar Fisika 1, (Yogyakarta: PENERBIT GADJAH MADA
UNIVERSITY PRESS), hlm 12-13

28
: 445 x 10-3 = 8.900 kg/m3
50 x 10-6

Contoh 1.5 : Tentukan massa balok aluminium bervolume 100 cm 2, bila diketahui
aluminium itu bermassa jenis 2.700 kg/m 3.
Jawab : Massa jenis () = 2.700 kg/m3 ; volume (V) = 100 cm3 = 100 x 10–6 m3,
sehingga massa aluminium = V = 2.700 (kg/m3 ) x 10–4 (m3 ) = 0,27 kg
= 270 g.
Contoh 1.6 : Sebuah logam bermassa jenis relatif 0,25. Bila logam itu
bermassa 50 g, hitunglah massa jenis dan volumenya!
Diketahui massa jenis air = 1.000 kg/m3
Jawab :(a) Massa jenis relatif logam = massa jenis logam per massa jenis air,
berarti massa jenis logam = massa jenis relatif x massa jenis air =
0,25 x 1.000 kg/m3 = 250 kg/m3.
(b) Volume logam = massa logam per massa jenis logam
5010 3
= 200 cm3
250

29
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
sesuai dengan makalah “Alat Ukur” penulis menyimpulkan bahwa alat ukur fisika,
memiliki beberapa jenis dengan kegunaannya masing-masing. Dan juga,
penjelasan diatas menjelaskan bagaimana seharusnya kita menggunkan alat ukur
dalam fisika.
3.2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

30

Anda mungkin juga menyukai