Anda di halaman 1dari 34

Penguatan Materi Pengukuran Panjang, Keliling, Berat dalam

Kehidupan Sehari-hari
Geometri dan Pengukuran SD

Disusun Oleh Kelompok 2:


Aufa Sadina Ayu (23129012)
Cindy Voice Gulo (23129015)
Wahyu Ningsi (23129272)

Dosen Pengampu:
Masniladevi, S.Pd, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGRI PADANG
2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat,
karunia, dan hidayah-Nya yang selalu melimpahkan kebaikan kepada kita semua. Kami
mengucapkan terima kasih kepada ibu Masniladevi, S.Pd, M.Pd selaku dosen
pembelajaran Geometri dan Pengukuran SD “Penguatan materi pengukuran Panjang,
Keliling, Berat dalam kehidupan sehari-hari”. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait materi yang saya pelajari. Kami juga
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan, bimbingan, dan bantuan dalam penulisan laporan ini.
Karya ini merupakan hasil dari kerja keras, dedikasi, dan semangat dalam menggali,
menyusun, dan menyajikan informasi yang bermanfaat. Kami berharap karya ini dapat
memberikan kontribusi positif bagi pembaca.
Akhir kata, semoga karya ini bermanfaat dan dapat memberikan pemahaman yang
lebih dalam tentang topik yang dibahas. Kritik dan saran yang membangun selalu kami
harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Terima kasih.

Padang, April 2024

Tim Penyaji

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................


DAFTAR ISI .............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................
A. Latar Belakang ...............................................................................................
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................
A. Pengertian Pengukuran...................................................................................
B. Pengertian, macam-macam serta penerapan pengukuran panjang .................
C. Pengertian, macam-macam serta penerapan pengukuran keliling .................
D. Pengertian, macam-macam serta penerapan pengukuran besaran .................
BAB III PENUTUP ..................................................................................................
A. Kesimpulan .......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

iii
BAB I
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran matematika mengenai Pengukuran dan Satuan Ukur pada
umumnya sulit dipahami oleh siswa. Hal ini disebabkan kurangnya minat siswa pada
pelajaran tersebut serta kurangnya guru dalam memberikan motivasi dan menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan. Pembelajaran matematika harusnya didesain
menjadi suatu pembelajaran yang menyenangkan agar siswa tidak beranggapan
bahwa pembelajaran matematika merupakan suatu pembelajaran yang sulit dan
cenderung tidak disukai. Oleh karena itu, pembelajaran matematika harus ditekankan
pada cara belajar yang efektif dan menyenangkan, dengan menggunakan berbagai
strategi pembelajaran dan media yang relevan dengan materi yang diajarkan, dan
disesuaikan dengan kemampuan siswa sehingga siswa dapat mengkontruksi
pengetahuan baru dalam pembelajaran matematika dengan memperhatikan masalah-
masalah yang menyangkut kehidupan nyata.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran?


2. Bagaimana bentuk pengukuran panjang?
3. Bagiamana bentuk pengukuran keliling?
4. Bagaimana bentuk pengukuran berat?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pengukuran

2. Untuk mengetahui bentuk pengukuran panjang

3. Untuk mengetahui bentuk pengukuran keliling

4. Untuk mengetahui bentuk pengukuran berat

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengukuran
Secara teknis, pengukuran adalah bilangan yang mengindikasikan perbandingan
antara sifat obyek (atau situasi atau kejadian) yang sedang diukur dan sifat yang sama
dari satuan ukuran tertentu. Umumnya kita menggunakan satuan ukuran kecil untuk
menentukan hubungan bilangan (pengukuran) antara apa yang diukur dan satuannya.
Contohnya untuk mengukur panjang, perbandingan dapat dilakukan dengan
mengajarkan salinan satuan terhadap panjang yang sedang diukur.Untuk mengukur
berat, yang adalah tarikan gravitasi atau gaya, berat dari suatu obyek mungkin dapat
terlebih dulu diterapkan pada pegas. Lalu perbandingan dibuat dengan mencari berapa
banyak satuan berat untuk menghasilkan efek yang sama pada pegas. Dalam kedua
kasus, jumlah satuan adalah ukuran dari obyek.
Untuk sebagian besar sifat yang diukur di sekolah, kita dapat mengukur berarti
sifat yang diukur “diisi” atau “ditutupi” atau “dicocokkan” dengan satuan ukuran
dengan sifat yang sama. Konsep mengisi atau menutupi ini adalah cara yang baik untuk
menjelaskan pengukuran kepada siswa. Sesuai dengan pengertian ini, kita dapat
mengatakan bahwa ukuran sifat adalah hitungan banyaknya satuan yang diperlukan
untuk mengisi, menutup, atau mencocokkan sifat dari obyek yang sedang diukur.
Singkatnya, untuk mengukur sesuatu, kita harus melakukan tiga langkah:
1. Tentukan sifat yang akan diukur
2. Pilih satuan yang mempunyai sifat itu
3. Bandingkan satuan, dengan mengisi, menutupi, mencocokkan, atau
metodelain, dengan sifat obyek yang sedang diukur.
Alat-alat ukur seperti penggaris, skala, busur derajat, dan jam adalah alat-alat
yang membuat proses mengisi, menutupi atau mencocokkan menjadi lebih mudah.
Penggaris menjajarkan satuan-satuan panjang dan menomorinya. Busur derajat
menjajarkan sudut-sudut satuan dan menomorinya. Jam menjajarkan satuan-satuan
waktu dan menandainya.

5
B. Pengertian, macam-macam serta Penerapan Pengukuran Panjang
1. Pengertian Pengukuran Panjang
Panjang adalah dimensi suatu benda yang menyatakan jarak antar ujung. Panjang
dapat dibagi menjadi tinggi, yaitu jarak vertical, serta lebar yaitu jarak dari satu sisi
ke sisi yang lain diukur pada sudut tegak lurusterhadap panjang benda. Konversi
satuan panajang dapat dibagi menjadi beberapa maksud yang juga dapat mewakili
jarak, tinggi atau vertikal, serta lebar atau jarak dari satu sisi juga diukur pada sudut
tegak lurus terhadap suatu benda . dalam beberapa situasi nilaia panjang dapat
dikonversi atau dirubah kedalam satuan unit umum yang lain. Unit satuan panjang
yang biasanya sering digunakan adalah km, m, cm, mm, mil, inci, yard, kaki (ft
atau feet).Alat Ukur Panjang digunakan untuk mengukur panjang atau tinggi
benda.

Perhatikan gambar berikut!

Gambar 1 menunjukkan Budi sedang mengukur panjang meja belajarnya


dengan menggunakan mistar. Coba kamu perhatikan mistar yang kalian miliki Pada
mistar terdapat beberapa satuan panjang, yaitu sentimeter (cm) dan milimeter (mm).
Sedangkan gambar 2 menunjukkan ayah sedang mengukur panjang meja dengan
menggunakan meteran kain. Pada meteran kain biasanya terdapat beberapa satuan
pengukuran panjang, yaitu meter (m), sentimeter (cm), dan milimeter (mm).
Satuan-satuan panjang seperti m, cm, dan mm merupakan satuan-satuan
panjang yang baku. Selain satuan-satuan benda sering juga menggunakan satuan
kilometer (km), hektometer (hm), dekameter (dam), dan desimeter (dm). Sekarang
bagaimanakah hubungan antar satuan panjang tersebut? Menentukan kesetaraan
antarsatuan panjang: km, hm, dam, m, dm, cm, mm.

6
Macam-macam satuan ukur panjang:
a) Satuan ukuran panjang tidak baku
Pengukuran Panjang yang menggunakan satuan tidak baku adalah sebuah
pengukuran yang memungkinkan adanya perbedaan hasil pengukuran pada
objek yang sama karena alat ukur yang tidak standar atau tidak baku. Beberapa
contoh pengukuran menggunakan satuan tidak baku guna mengukur panjang
sebuah objek sebagai berikut :
• Jengkal adalah pengukuran yang disesuaikan dengan jarak paling
panjang antara ujung ibu jari tangan dengan ujung jari kelingking.
• Hasta adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran sepanjang
lengan bawah dari siku sampai ujung jari tengah.
• Depa adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran sepanjang
kedua belah tangan dari ujung jari tengah kiri sampai ujung jari tengah
kanan.
• Kaki adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran panjang sebuah
kaki.
• Tapak adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran panjang
sebuah tapak.
• Langkah adalah pengukuran yang dilakukan dengan ukuran panjang
sebuah langkah.

b) Satuan ukuran panjang baku


Pengukuran baku adalah pengukuran yang menggunakan alat pengukur standar
yang memiliki hasil yang sama dan tetap. Ada dua acuan dalam pengukuran
baku yaitu pengukuran sistem Inggris dan pengukuran sistem metrik.

Pengukuran sistem Inggris dikembangkan dari benda-benda yang ada disekitar


dan telah distandarkan. Beberapa contoh satuan baku pengukuran panjang
sistem Inggris adalah yard, feet, dan inchi. Indonesia sendiri menerapkan
pengukuran baku sistem metrik. Satuan ukuran panjang baku ditetapkan
melalui perjanjian internasional dan sifatnya tetap.

7
Dalam pengukuran panjangsatuan standar yang berlaku,sebagai berikut :
1. km = kilometer

2. hm = hectometer

3. dam = dekameter

4. m = meter

5. dm = decimeter

6. cm = sentimeter

7. mm = millimeter

Berikut tangga Konversi Pengukuran Satuan Panjang

Mengkonversi satuan panjang dapat dilakukan dengan aturan: setiap turun 1


satuan ukuran panjang maka dikalikan 10, dan setiap naik 1 satuan ukuran
panjang maka dibagi 10.

Perhatikan tangga satuan jarak di atas!


• Dari km ke hm turun 1 tangga, maka dari km ke hm dikali 10.
1 km = (1 x 10) hm = 10 hm
• Dari km ke dam turun 2 tangga, maka dari km ke dam dikali 100.
1 km = (1 x 100) dam = 100 dam
• Dari cm ke m naik 2 tangga, maka dari cm ke m dibagi 100.
1
1 cm = (1 : 100) m = 100m

• Dari mm ke cm naik 1 tangga, maka dari mm ke cm dibagi 10.


8
1
1 mm = (1 : 10) cm = 10m

• Dari mm ke m naik 3 tangga, maka dari mm ke m dibagi 1.000.


1
1 mm = (1 : 1.000) m = 1000m

2. Alat Pengukuran panjang


Alat-alat ukur yang dipakai untuk mengukur panjang suatu benda antara lain mistar,
rollmeter, jangka sorong dan mikrometer sekrup
1) Mistar/ penggaris
Mistar/penggaris biasanya digunakan untuk mengukur panjang benda yang tidak
terlalu panjang. Misalnya untuk mengukur panjang meja, buku, pensil dan
sebagainya. Tingkat ketelitian mistar adalah 0,5 mm.

Penggaris dapat digunakan untuk mengukur panjang benda seperti pensil, buku
tulis, dan penghapus. Alat ini biasanya digunakan dalam proses pembelajaran.
Untuk mengukur panjang suatu benda, dalam kehidupan sehari-hari kita lumrah
menggunakan mistar atau penggaris. Terdapat beberapa jenis mistar sesuai dengan
skalanya. Ada mistar yang skala terkecilnya mm (mistar milimeter) dan ada mistar
yang skala terkecilnya cm (mistar centimeter). Mistar yang sering kita gunakan
biasanya adalah mistar milimeter. Dengan kata lain, mistar itumempunyai skala
terkecil 1 milimeter dan mempunyai ketelitian 1 milimeter atau 0,1 cm. Ketika
mengukur dengan menggunakan mistar, posisi mata hendaknya diperhatikan dan
berada di tempat yang tepat, yaitu terletak pada garis yang tegak lurus mistar.
Garis ini ditarik dari titik yang diukur. Jika sampai mata berada diluar garis
tersebut, panjang benda yang terbaca bisa menjadi salah. Bisa saja benda akan
terbaca lebih besar atau lebih kecil dari nilai yang sebenarnya. Akibat dari hal ini

9
adalah terjadinya kesalahan dalam pengukuran yang biasa disebut kesalahan
paralaks

2) Rollmeter
Rollmeter merupakan alat ukur panjang yang dapat digulung dengan panjang 25-50
meter. Rollmeter ini biasanya dipakai oleh tukang bangunan atau pengukur jalan.
Ketelitian pengukuran dengan rollmeter adalah 0,5 mm.

Fungsi dari meteran ini sama seperti penggaris, namun meteran berdimensi lebih
panjang serta terbuat dari bahan yang lebih fleksibel dari pada penggaris supaya
dapat digulung serta mudah dibawa ke mana-mana maka dari itu alat ini dapat
dipergunakan untuk mengukur objek yang besar semisal tanah, bangunan dan
lainnya.Ada beberapa jenis meteran yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-
hari:
1. Meteran kain
Meteran kain adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang kain. Alat
ini terdiri dari pita pengukur yang biasanya terbuat dari bahan kain atau plastik
yang lentur. Meteran kain memiliki skala pengukuran dalam satuan meter atau
centimeter, yang memungkinkan pengguna untuk mengukur panjang kain
dengan akurasi. Alat ini sering digunakan dalam industri tekstil, pembuatan
pakaian, dan kerajinan tangan.

Untuk mengukur panjang kain atau pakaian,satuan panjang : cm dan m.

10
2. Meteran rol kecil
Meteran rol kecil adalah alat pengukur panjang yang sering digunakan dalam
industri tekstil atau dalam kegiatan yang membutuhkan pengukuran panjang
kain atau bahan lainnya dalam jumlah besar. Meteran ini memiliki rol yang
memungkinkan kain atau bahan tersebut untuk digulung dan diukur dengan
akurat.

Untuk mengukur panjang kayu,satuan panjang : cm dan m.

3. Meteran rol besar

Meteran rol besar, atau roll meter, adalah alat ukur yang digunakan untuk
mengukur jarak yang panjang dengan cepat dan mudah. Meteran rol besar
memiliki roda yang digerakkan secara manual yang menghitung jumlah
putaran yang diperlukan untuk mengukur jarak.

Untuk mengukur panjang dan lebar tanah,satuan panjang : m.

3) Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai seperseratus
milimeter.Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian bergerak.Pembacaan
hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian pengguna

11
maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display digital.
Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka
sorong di bawah 30 cm dan 0.01 untuk yang di atas 30 cm. Penggunaan alat
yang satu ini biasanya terlihat di bengkel-bengkel atau tempat-tempat yang
memproduksi barang dengan detail dan tingkat presisi yang tinggi. Alat ini
biasanya digunakan untuk mengukur diameter benda kecil seperti skrup, baik
dimensi dalam maupun dimensi luarnya. Jangka sorong sendiri mempunyai
bagian-bagian sebagai berikut: Rahang yang tetap (biasa disebut rahang tetap),
memiliki skala panjangyang disebut skala utama. Rahang yang dapat digeser-geser
(disebut rahang geser), yang memiliki skala pendek yang disebut nonius atau
vernier. Rahang tetap terdapat skala-skala utama dalam satuan cm dan mm.
Sedangkan pada rahang geser terdapat skala pendek yang terbagi menjadi 10
bagian yang sama besar. Skala inilah yang disebut sebagai nonius atau vernier.
Panjang 10 skala nonius itu adalah 9 mm, sehingga panjang 1 skala nonius adalah
0,9 mm. Jadi selisih antara skala nonius dan skala utama adalah 0,1 mm.atau 0,01
cm. Sehingga dapat ketelitian jangka sorong adalah 0,1 mm.
Berikut cara membaca jangka sorong:

a) Tentukan skala utama (skala atas) terlebih dahulu. Carilah letak skala
nonius (skala bawah) yang mendekati angka 0 pada skala utama.
b) Carilah skala nonius (skala bawah) yang tegak lurus dengan skala
utama (skala atas). Setelah menemukan letak kedua skala yang saling
tegal lurus, maka tentukan angka pada skala bawah yang tegal lurus
dengan skala atas. Ubahlah satuan menjadi centimeter.
c) Jumlahkan hasil kedua perhitungan diatas

4) Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup adalah sebuah alat ukur besaran panjang yang cukup presisi.
Mikrometer mempunyai tingkat ketelitian hinggan 0,01 mm. Mikrometer
12
berfungsi untuk mengukur panjang/ketebalan/diameter dari benda-benda yang
cukup kecil seperti lempeng baja, aluminium, diameter kabel, kawat, lebar kertas,
dan masih banyak lagi. Penggunaan mikrometer sekrup sangat luas, intinya adalah
mengukur besaran panjang dengan lebih presisi Untuk megukur benda-benda yang
sangat kecil sampai ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm digunakan alat bernama
mikrometer sekrup.Bagian utama dari mikrometer sekrup adalah sebuah poros
berulir yang dipasang pada silinder pemutar yang disebut bidal. Pada ujung
silinder pemutar ini terdapat garis-garis skala yang membagi 50 bagian yang sama.
Jika bidal digerakan satu putaran penuh, maka poros akan maju (atau mundur)
sejauh 0,5 mm. Karena silinder pemutar mempunyai 50 skala disekelilingnya,
maka kalau silinder pemutar bergerak satu skala, porosakan bergeser sebesar 0,5
mm/50 = 0,01 mm atau 0,001 cm.
Cara Membaca Pengukuran dengan Mikrometer Sekrup

a) Tentukan skala utama (bagian kiri) menunjukkan angka berapa

b) Perhatikan pada skala putar. Temukan garis yang sejajar antara skala utama
dengan skala putar. Kemudian perhatikan angka di skala putar menunjukkan
angka berapa.

c) Jumlahkan hasil pencatatan pada kedua langkah di atas.

Sangat perlu diketahui, pada saat mengukur panjang benda dengan mikrometer
sekrup, bidal diputar sehingga benda dapatdiletakan diantara landasan dan poros.
Ketika poros hampir menyentuh benda, pemutaran dilakukan dengan
menggunakan roda bergigi agar poros tidak menekan benda. Dengan memutar
roda berigi ini, putaran akan berhenti segera setelah poros menyentuh benda. Jika
sampai menyentuh benda yang diukur, pengukuran menjadi tidak teliti

3. Penerapan Pengukuran Panjang


Cara menggunakan alat pengukuran panjang
1) Mistar/Penggaris
Seorang mahasiswa mengukur panjang sebuah benda menggunakan penggaris
yang memiliki skala 1 mm dan mendapatkan hasil 24,5 cm.
Berapa ketidakpastian pengukuran ini?

13
Jawaban: Ketidakpastian pengukuran ini adalah setengah dari skala terkecil,
yaitu 0,5 mm.
Panjang kayu adalah P= 3,7 cm – 0 cm.
Diameter bola kecil adalah 7 mm.

Berikut adalah cara menggunakan penggaris:


• Letakkan benda yang hendak diukur pada landasan tumpuan atau balok
landas.
• Pastikan permukaannya rata.
• Letakkan penggaris di atas benda ukur tersebut.
• Posisikan titik nol atau ujung penggaris pada balok landas.
• Baca ukuran dari benda ukur.

2) Roll meter
Seorang penjahit ingin memotong kain sepanjang 4,2 meter. Namun, meteran
rol kecil yang dimilikinya hanya memiliki panjang 1 meter. Berapa kali penjahit
tersebut harus menggulung meteran rol kecil untuk mengukur panjang kain
yang diinginkan?

Untuk menjawab soal ini, kita perlu membagi panjang kain yang ingin diukur
dengan panjang meteran rol kecil yang dimiliki penjahit.

Diketahui:
- Panjang kain yang ingin diukur = 4,2 meter
- Panjang meteran rol kecil = 1 meter

Langkah penyelesaian:
• Panjang kain yang ingin diukur / Panjang meteran rol kecil = Banyak
kali menggulung meteran rol kecil
• 4,2 meter / 1 meter = 4,2 kali
• Jadi, penjahit tersebut harus menggulung meteran rol kecil sebanyak
4,2 kali atau dibulatkan menjadi 5 kali untuk mengukur panjang kain
yang diinginkan yaitu 4,2 meter.
14
Jadi, jumlah kali penjahit harus menggulung meteran rol kecil yang panjangnya
1 meter untuk mengukur panjang kain 4,2 meter adalah 5 kali.

3) Mikrometer sekrup
Pak Tono akan mengikat sebuah kerajina bambu dengan menggunakan sebuah
kawat, pak Tono ingin mengetahui ketebalan kawat yang diggunakan maka dia
mengunakan micrometer sekrup dengan hasil ukuran berikut

Penyelesaian :

Skala tetap = 1,5 × 1mm = 1,5mm


Skala nonius = 30 × 0,01mm = 0,30mm
Tebal kawat = skala tetap + skala nonius

= 1,5mm + 0,30mm = 1,80mm


Jadi, tebal kawat yang digunakan pak Tono untuk mengikat kerajinan 1, 80 mm

4) Jangka Sorong
Seorang pengrajin perabotan rumah tangga akan menggunakan sekrup untuk
menyatukan kayu, maka ia menggukurnya dengan jangka sorong dengan hasil

15
Penyelesaian :
1. Langkah pertama. Tentukan terlebih dahulu skala utama. Pada gambar
terlihat skala nol nonius terletak di 1,1 cm pada skala tetap.
2. Langkah kedua. Menentukan skala nonius. Skala nonius yang berimpit
dengan skala tetap adalah angka 6, 5. Jadi, skala nonius bernilai 6,5 x
0,01 cm = 0,065 cm.
3. Langkah ketiga. Menjumlahkan skala tetap dan skala nonius. Hasil
pengukuran = 1, 1 cm + 0,065 cm = 1,165 cm.

Jadi, ukuran skrup sebesar 1,165 cm.

C. Pengertian, macam-macam serta penerapan pengukuran keliling


1. Pengertian pengukuran keliling

Perhatikan gambar kurva tersebut! Jika diperhatikan, saat menggambar kurva


tersebut, sebuah titik akan bergerak mengelilingi kurva dari awal sampai
bertemu lagi di titik awal tadi. Jarak perpindahan titik tersebut yang kita sebut
sebagai keliling. Keliling adalah jarak perpindahan titik dari lintasan awal
sampai ke lintasan akhir (titik awal dan titik akhir adalah titik yang sama). Untuk
mengilustrasikan konsep keliling, kita bisa mengajak siswa untuk
membayangkan atau menceritakan saat sedang berlari mengelilingi lapangan.
Keliling lapangan akan sama dengan jarak tempuh siswa mengelilingi lapangan
dari titik awal sampai kembali lagi ke titik tersebut.

Keliling dapat di gambarkan sebagai jarak lintasan yang membatasi


dari sebuah tempat atau titik hingga kembali ke tempat atau titik semula.
Keliling suatu bidang ditentukan dengan mengukur setiap sisi bidang tersebut
16
kemudian menjumlahkan bilangan dari hasil pengukuran setiap sisinya tersebut.

Gambar diatas adalah persegi panjang ABCD yang mempunyai keliling. Untuk
menentukan keliling ABCD, misalnya kita ambil titik A sebagai titik awal.
Selanjutnya kita jumlahkan panjang keempat sisi persegi panjang tersebut, yaitu
sisi AB+BC+CD+DA. Dari titik A berkeliling hingga kembali ke titik A lagi.
Pola serupa dapat digunakan untuk menentukan keliling bangun-bangun datar
lainnya, yaitu dengan menjumlahkan semua sisi- sisinya Jadi dapat disimpulkan
bahwa mengukur keliling suatu bidang berarti mengukur panjang yang
mengelilingi bidang tersebut.
Satuan untuk mengukur keliling pada bangun datar biasanya satuan
panjang yaitu km,hm,dam,m,dm,cm,mm. Dalam mengukur keliling pada
bangun datar memiliki rumusnya masing-masing. Berikut penjabaran mengenai
keliling dan bangun datar:

1. Bangun datar :

a. Keliling persegi :

Rumus keliling bangun datar

= sisi AB+BC+CD+DA

= 4×s

17
b. Keliling Persegi panjang

Rumus keliling persegi panjang = Sisi AB+BC+CD+DA

= 2×AB + 2×BC

= 2×( sisi panjang)+2×(sisi lebar)

c. Keliling Segitiga

Rumus keliling segitiga

=Sisi AB+BC+CA

d. Keliling Jajargenjang

Rumus keliling Jajargenjang

= Sisi AB+BC+CD+DA

= 2×(AB+BC)

18
e. Keliling Trapesium

Rumus keliling trapesium

= Sisi AB+BC+CD+DA

f. Keliling Layang-layang

Keliling layang-layang

=2×(AB+AD)

g. Keliling Belah ketupat

Keliling belah ketupat

= Sisi AB+BC+CD+DA

= 4×sisi

19
h. Keliling Lingkaran

Saat menentukan keliling lingkaran, definisi keliling yang merupakan


jumlah keseluruhan panjang sisi yang membatasi suatubangun agaklah tidak
tepat. Untuk menentukan keliling lingkaran, kita dapat menggunakan rumus:

Rumus keliling lingkaran =πxd


Karena d = 2r
Maka,Keliling lingkaran =2πr

22
Katerangan = π= jika jari-jari (r) atau diamter(d) bisa dibagi 7
7

= π = 3,14 jika jari-jari (r) atau diamter(d) tidak bisa


dibagi 7 atau bukan kelipatan 7
= π = Jari-jari

= d = diameter

D. Pengertian, macam-macam serta penerapan pengukuran besaran

1. Pengertian Pengukuran Berat

Pengukuraan berat adalah membandingkan sesuatu massa benda (berat) dengan,


nilai standar yang telah ditetapkan.

20
2. Alat ukur berat

Alat ukur yang biasa digunakan dalam mengukur berat suatu benda adalah
timbangan. Penggunaan timbangan atau neraca disesuaikan menurut besar
kecilnya benda yang timbang. Bentuk dan kegunaan neraca diantaranya adalah :

a. Timbangan berat badan

Timbangan berat badan, biasa digunakan untuk menimbang berat badan


anak-anak hingga dewasa. Timbangan badan digunakan untuk
menimbang berat badan hingga 100 kg.

b. Timbangan rumah tangga

Timbangan rumah tangga, biasa digunakan untuk keperluan rumah


tangga, seperti menimbang bahan-bahan kue.

c. Timbangan neraca

Timbangan neraca, digunakan untuk menimbang benda-benda yang


ringan. Misalnya berat emas dan bahan obat-obatan. Satuan berat neraca
dinyatakan dalam gram.

21
d. Timbangan bebek

Timbangan bebek, biasa digunakan di pasar untuk menimbang buah,


sayur, telur, tepung terigu, dan sebagainya.

e. Timbangan digital

Timbangan digital, biasa digunakan di swalayanuntukmenimbang


buah, daging, sayur, dan sebagainya.

f. Timbangan gantung

Timbangan gantung digunakan untuk menimbang berat kotor benda,


seperti padi, beras, tepung, dan benda yang basah seperti minyak
kelapa, gabah, dll. Alat ini mudah dibawa kemana-mana karena dapat
di gantung. Berat benda maksimun hingga 1 kuintal.
22
g. Timbangan bayi

Timbangan bayi digunakan untuk menimbang berat badan bayi. Alat ini
sering dijumpai di rumah sakit, puskesmas, posyandu, dan rumah
bersalin.

Perhatikan tangga satuan dibawah ini!

kg = kilogram Satuan berat lainnya:


hg = hektogram (ons) 1 ton = 1.000 kg
dag
g = dekagram 1 kuintal = 100 kg
dg = gram 1 ton = 10 kuintal
cg
mg = desigram

Contoh Soal

1) Diketahui papan dengan panjang 3 meter, kemudian papan tersebut dipotong


menjadi 6 bagian yang sama panjang. Berapa cm panjang setiap potongnya?

Jawab:

Perlu kita ketahui disini bahwa papan tersebut sepanjang 3 meter.Sedangkan


23
yang ditanyakan berapa cm. Maka kita akan merubah terlebih dahulu meter
kedalam bentuk centimeter.
meter = 3 x 100 cm = 300 cm ( panjang papan )

Kemudian papan tersebut dibagi menjadi 6 bagian yang sama panjang.


300 cm ( panjang papan ) : 6 = 50 cm
Jadi dapat kita ketahui panjang papan setiap potongnya adalah 50 cm.

2) Diketahui kakak memiliki beras sebanyak 20 kantong. Berat setiap kantongadalah


5 kg. Berapa kuintal berat seluruh beras kakak?

Jawab:

Disini kita dapat megetahui bahwa:

✓ jumlah beras yang dimiliki kakak adalah 20 kantong

✓ berat setiap kantong adalah 5 kg

Perhatikan tangga satuan dibawah ini!

Yang ditanya: berapa seluruh berat beras kakak?


20 kantong x 5 kg = 100 kg

100 kg = 1 kuintal.

Jadi berat seluruh beras kakak adalah 1 kuintal.

3) Ibu pergi ke pasar membeli 10 kg beras dan 20 ons tepung terigu. Kemudian

24
Ibu juga membeli 10 pon kacang tanah. Ketika pulang, kantong beras ibu bocor
hingga berkurang 500 gram. Berapa kg berat belanjaan Ibu yang tersisa ?

Jawab :

Berat beras = 10 kg

Berat tepung terigu = 20 ons = 20 : 10 = 2 kg


Berat kacang tanah = 10 pon = 5 kg
Berat beras yang bocor = 500 gram = 0,5 kg

Berat belanjaan Ibu = (10 kg – 0,5 kg) + 2 kg + 5 kg = 16,5 kg


Jadi, berat belanjaan Ibu yang tersisa adalah = 16,5 kg.

4) Hitunglah keliling dan luas persegi panjang dengan ukuran sebagai berikut.

• panjang = 18 cm dan lebar = 12 cm;

• panjang = 25 cm dan lebar = 16 cm;

• panjang = 30 cm dan lebar 15 cm.

Jawab:

a. Misal keliling persegi panjang = KPP, maka untuk mencari keliling persegi
panjang dapat digunakan persamaan berikut ini:
KPP = 2(panjang + lebar)

KPP = 2(18 cm + 12 cm)

KPP = 2(30 cm)


KPP = 60 cm

b. Untuk mencari keliling persegi panjang dengan panjang = 25 cm dan

Lebar = 16 cm dapat digunakan persamaan berikut ini

KPP = 2(panjang + lebar)


KPP = 2(25 cm + 16 cm)

KKP= 2 (41 cm)

25
KKP= 82 cm

c. Panjang = 30 cm dan lebar= 15 cm


dapat digunakan persamaan berikut ini
KPP = 2(panjang + lebar)
KPP = 2(30 cm + 15 cm)
KPP = 90 cm

5) Jarak antara kota A dan kota B adalah 100 km. Berapa jarak kedua kota
tersebut jika diukur dengan menggunakan satuan meter ?

Jawab:

1 km = 1.000 m

Jarak kota A ke kota B = 100 km = 100 x 1.000 = 100.000 meter

6) Sebuah truk asal Jakarta dengan tujuan kota Padang membawa 5 kuintal gula, 11
ton beras, 1000 kg gandum. Berapa berat muatan truk tersebut dalam satuan kg?
Penyelesaian :

Diketahui:

Gula : 5 kuintal
Beras : 11 ton
Gandum : 100 kg
Ditanya :
Berat seluruh muatan truk dalam kg =……kg
Jawab :
Langkah 1:

Menyamakan satuan

Gula 5 kuintal x 100 = 500 kg

Beras 11 ton x 1000 = 11.000 kg


Gandum = 100 kg
Langkah 2 :
26
Menghitung muatan

Berat total muatan = gula + beras + gandum

= 500 kg + 11.000 kg + 100 kg

= 12.500 kg

Jadi berat muatan yang dibawa oleh truk Jakarta ke Padang adalah 12.500
kg

7) Sebuah lapangan berbentuk lingkaran dengan diameter 14 meter agar lapangan


tersebut aman dari gangguan hewan, maka akan dipasang pagar keliling dengan
jarak antar pagar yang akan di pasang yaitu 5 cm, maka banyak tiang pagar yang
dibutuhkan adalah…
Penyelesaian :

Diketahui :

d berbentuk lingkaran : 14 m
jarak antar tiang : 5 cm
Ditanya :

Jumlah tiang pagar untuk mengelilingi lapangan =…..

Jawab :

Langkah 1 (mencari Keliling lapangan)

Keliling

27
Langkah 2 (mencari jumlah tiang yang dibutuhkan

Jumlah tiang

Jadi banyaknya jumlah tiang pagar yang dibutuhkan adalah 880 tiang.

8) Pak Warno panen padi basah 40 ton, setelah dikeringkan beratnya berkurang
750000 dg , kemudian pak Warno membeli padi kering 250 kuintal . Berapa kg
padi kering pak Warno sekarang ?
Penyelesaian :
Diketahui :
Padi basah : 40 ton

Padi berkurang : 750000 dg

Padi kering : 250 kuintal


Ditanya :
Jumlah padi kering sekarang =…..kg
Jawab :
Langkah 1 (menyamakan satuan)
40 ton = 40 x 1000 = 40000 kg
750000 dg = 750000 : 100 = 7500 kg

250 kuintal = 250 x 100 = 25000 kg


Langkah 2 (menghitung padi kering)
Jumlah padi kering = (padi basah – padi menyusut padi )+ padi kering

= (40000 kg – 7500 kg )+ 25000 kg

= 57500 kg

Jadi jumlah padi kering pak Warno sekarang adalah 57500 kg

28
9) Sebuah pekarangan berbentuk segitiga sama sisi memiliki ukuran 10 meter, jika
di sekililing pekarangan akan ditanami bunga dengan jarak 2 meter. Maka jumlah
bunga yang ddibutuhkan adalah…
Penyelesaian :

Diketahui :

sama kaki dg sisi = 10 m


Jarak antar bunga = 2 m
Jawab :
Langkah 1 (menghitung K )
K =s3
= 10 m . 3

= 30 m

Lamgkah 2 (menghitung jumlah bunga)

Jumlah bunga

= 15 bunga

Jadi,banyak bunga yang dibutuhkan adalah 15 bunga.


10) Safa memiliki tanaman hias setinggi 14 dm. pada saat merapikan tanaman, Safa
memotong bagian atas tanaman 24 cm. beberapa hari kemudian panjang tanaman
Safa bertambah 20 mm. Berapa cm tinggi tanaman hias Safa sekarang?
Penyelesaian :

Ditanya :

Tinggi tanaman Safa sekarang = ….?


Jawab :
Tinggi sekarang = 14 dm – 24 cm + 20 mm

= (14 .10) cm – 24 cm + (20 : 10) cm

= 140 cm – 24 cm + 2 cm

= 118 cm

Jadi tinggi tanaman Safa sekararng adalah 118 cm

29
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengukuran adalah bilangan yang mengindikasikan perbandingan antara sifat
obyek (atau situasi atau kejadian) yang sedang diukur dan sifat yang sama dari satuan
ukuran tertentu. Umumnya kita menggunakan satuan ukuran kecil untuk menentukan
hubungan bilangan (pengukuran) antara apa yang diukur dan satuannya.
Mengukur besar sudut dapat menggunakan satuan tidak baku atau menggunakan
busur derajat. Untuk mengukur besar sudut para ilmuwan menggunakan berbagaia
macam alat , di antara lain clinometer dan abney level.
Pengukuran satuan-satuan panjang seperti m, cm, dan mm merupakan satuan-
satuan panjang yang baku. Selain satuan-satuan benda sering juga menggunakan satuan
kilometer (km), hektometer (hm), dekameter (dam), dan desimeter (dm).
Satuan-satuan seperti minggu, hari, jam, dan menit merupakan beberapa satuan
yang digunakan dalam pengukuran waktu. Selain satuan-satuan itu, pengukuran waktu
sering juga menggunakan satuan abad, windu, tahun, bulan, dan detik.

30
DAFTAR PUSTAKA

Lintang, B. (2015). Buku Pintar Bimbel. Jakarta: Lembar Langit Indonesia.


Sumanto, Y. D. (2008). Gemar Matematika 5: untuk kelas V SD/MI. Jakarta: PT Intan
Pariwara.
Suyono. (2015). Buku matematika sekolah dasar dan menengah pengembangan
pengajaran. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Yoni Yuniarto, d. (2009). Mateematika untuk Sd/MI Kelas IV. Jakarta: CV. Djatnika.

BUKU MASTER SD/MI, RINGKASAN MATERI DAN KUMPULAN RUMUS

Drs. M. Kasri, Khafid. Pelajaran Matematika Penekanan Pada Berhitung Jilid 3B.

Drs. M. Kasri, Khafid. Pelajaran Matematika Penekanan Pada Berhitung Jilid 6B.

https://www.ima-jateng-diy.com/web/wp-content/uploads/2020/09/MATERI-
MATEMATIKA-KELAS-3-BAB-3.pdf
Jakarta: PT.Gelora Aksara Pratama. 2002.
Jakarta: PT.Gelora Aksara Pratama.
2002.
Lapis PGMI.Matematika 3.Surabaya:Aprinta. 2009.

LENGKAP Oleh PUSPA SWARA, Linda Pramita & Forum


Modul matematika PGSD UNP

Marwiyanto, dkk, Matematika Untuk SD dan MI Kelas 4, Jakarta: PT Piranti Darma


Kalokatama, 2008,

31
32
33
34

Anda mungkin juga menyukai